Paus Leo XIV Nyatakan Sikap Konservatif terhadap Pernikahan Sesama Jenis dan Aborsi

EtIndonesia. Paus Leo XIV baru-baru ini menyampaikan pandangannya yang konservatif mengenai pernikahan sesama jenis dan aborsi dalam pidato resmi kepada korps diplomatik Vatikan.

Menurut laporan media Inggris The Independent, secara tradisi, Takhta Suci akan menyelenggarakan audiensi resmi antara paus yang baru terpilih dan perwakilan dari hampir 200 negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Vatikan. Ini merupakan bagian dari tata cara protokoler gereja. Misa inagurasi resmi Paus Leo XIV  berlangsung pada hari Minggu, 18 Mei.

Dalam pidatonya, Paus Leo XIV menegaskan kembali definisi Gereja Katolik mengenai keluarga, yaitu sebagai sebuah lembaga yang didasarkan pada “ikatan stabil antara seorang pria dan seorang wanita”. Dia juga mengatakan bahwa bayi yang belum lahir serta para lansia, sebagai ciptaan Tuhan, memiliki martabat yang melekat sejak awal kehidupan.

Pernyataan tersebut secara tegas mencerminkan ajaran inti Gereja Katolik tentang pernikahan dan aborsi.

Sebelum terpilih menjadi Paus, Leo XIV menjabat sebagai kardinal dan pernah ditunjuk oleh almarhum Paus Fransiskus untuk memimpin komite Vatikan yang bertugas meninjau dan menyetujui nominasi uskup. Salah satu reformasi paling progresif yang pernah dia dorong saat itu adalah mengikutsertakan perempuan dalam komite tersebut.

Namun demikian, Paus Leo XIV menegaskan bahwa perempuan tetap tidak dapat diangkat menjadi imam.

Meskipun beliau telah lama melayani di Peru—di mana banyak komunitas gereja lokal dipimpin oleh seorang permpuan—Paus Leo XIV sejauh ini belum menyatakan apakah perempuan dapat menjabat dalam posisi pastoral lainnya.

Walau begitu, sejumlah perempuan yang pernah bekerja dekat dengannya dalam beberapa tahun terakhir memuji gaya kepemimpinannya, keterbukaannya dalam mendengarkan, serta rasa hormat yang dia tunjukkan terhadap pendapat mereka.

Maria Lia Zervino, salah satu dari tiga perempuan yang pada tahun 2022 diangkat oleh Paus Fransiskus untuk duduk di komite penunjukan uskup, mengatakan bahwa pengalaman bekerjasama dengan Paus Leo XIV—yang saat itu masih menjadi kardinal—menunjukkan bahwa beliau adalah seorang pemimpin yang sangat menghargai suara dan partisipasi perempuan.

“Saya yakin beliau tidak perlu diajari bagaimana bekerja dengan perempuan—bagaimana mendengarkan mereka, memberi ruang bagi pendapat mereka, dan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan—karena itulah yang memang telah ia lakukan selama ini,” ujar Zervino.(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS