EtIndonesia. Konflik militer antara India dan Pakistan saat ini memang mereda untuk sementara, namun India justru berhasil memanfaatkan situasi ini untuk meraih keuntungan strategis. Negara tersebut kini memperoleh dukungan militer dan ekonomi dari dua kekuatan besar dunia: Amerika Serikat dan Rusia. Banyak pihak menyebut India sebagai “pemenang terbesar dalam percaturan geopolitik” saat ini.
Hubungan Tradisional India–Rusia: Warisan Era Perang Dingin
Sejak era Perang Dingin, India telah menjalin kerja sama militer yang erat dengan Uni Soviet. Bahkan, India tercatat sebagai pembeli senjata terbesar dari Moskow kala itu. Hingga kini, lebih dari 70% persenjataan militer India masih berasal dari Rusia, termasuk sistem pertahanan udara S-400 dan rudal jelajah “BrahMos” yang merupakan hasil pengembangan bersama kedua negara.
Setelah pecahnya perang Rusia–Ukraina, India meningkatkan pembelian minyak Rusia secara besar-besaran. Volume impor mencapai rata-rata 2 juta barel per hari. Transaksi ini dilakukan menggunakan mata uang Rupee, memungkinkan Rusia untuk menghindari sebagian dampak dari sanksi ekonomi Barat.
AS Merangkul India Lewat Aliansi Strategis Indo-Pasifik
Di sisi lain, Amerika Serikat juga aktif mendekati India, menempatkan negara tersebut sebagai mitra strategis utama dalam kebijakan Indo-Pasifik. Washington telah menandatangani perjanjian logistik dengan India, serta menjual drone tempur dan jet tempur generasi tinggi. Tak hanya di bidang militer, AS juga mendorong kerja sama teknologi tinggi dengan India, termasuk di sektor semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI), sebagai bagian dari upaya membangun rantai pasok global yang menjauhi dominasi Tiongkok.
Secara militer, India adalah negara importir senjata terbesar di dunia. Rusia menyuplai sekitar 60% dari total pembelian senjata India, sementara Amerika Serikat menyumbang sekitar 20%. Rusia bersedia mentransfer teknologi militer ke India, sementara AS memanfaatkan harga tinggi dan syarat politik tambahan untuk mengikat India dalam kerja sama jangka panjang. Dengan demikian, India menjadi medan perebutan utama antara dua raksasa penjual senjata dunia ini.
India terus mempertahankan sikap “non-blok”..
Posisi Strategis India: Kunci Kendali Samudra Hindia dan Selat Malaka
Secara geografis, India memiliki posisi strategis di kawasan Samudra Hindia dan dekat dengan Selat Malaka—dua jalur laut vital dalam perdagangan internasional. Bagi AS dan Rusia, India adalah titik tumpu penting untuk menyeimbangkan pengaruh Tiongkok serta kekuatan regional di Asia Tengah.
Menariknya, meskipun mendapatkan dukungan dari dua kutub kekuatan dunia, India tetap mempertahankan prinsip “non-blok” dalam politik luar negerinya. India ikut dalam forum “Dialog Keamanan Kuartet” bersama AS, Jepang, dan Australia (dikenal sebagai Quad), namun menolak bergabung dalam aliansi militer AUKUS (yang terdiri dari AS, Inggris, dan Australia). Di saat yang sama, India menjaga jarak dalam latihan militer bersama Tiongkok dan Rusia, menunjukkan posisi netral dan fleksibel.
Menurut analisis berbagai media internasional, strategi diplomasi fleksibel India terbukti berhasil dalam meraih manfaat besar: akses energi murah dari Rusia, kerja sama teknologi tinggi dengan AS, dan penguatan sistem persenjataan dari kedua belah pihak. Baik Washington maupun Moskow akhirnya memilih untuk “mentoleransi” dan “bekerja sama” dengan India demi kepentingan mereka masing-masing. (jhon)