oleh Wen Pu
Ri Sol-ju, istri Kim Jong-un belakang ini tiba-tiba meningkatkan kegiatan luar negeri dan mengubah panggilan suaminya ketika berada di depam delegasi Korea Selatan. Media Jepang mengatakan bahwa ada tujuan untuk terus memiliki senjata nuklir yang sengaja disembunyikan oleh Kim.
Pada 5 Maret lalu, Direktur Kantor Keamanan Nasional Korea Selatan Chung Eui-yong memimpin delegasi untuk mengunjungi Korea Utara dalam rangka membahas kaitan isu denuklirisasi sebagai persiapan untuk pertemuan puncak Korut – AS.
Malam harinya, Ketua Partai Buruh Korea Utara Kim Jong-un didampingi istrinya Ri Sol-ju menjamu makan malam delegasi.
Media Jepang ‘Asahi Shimbun’ pada 2 April mengungkapkan, Dalam pertemuan antar Kim Jong-un dengan delegasi Korea Selatan itu, tiba-tiba terdengar Ri Sol-ju memanggil Kim Jong-un dengan sebutan “suami saya”
Dalam keadaan normal, istri pemimpin tertinggi Korea Utara akan menggunakan panggilan jabatan atau pangkat sebagai penghormatan ketika hendak menyebut nama suaminya di depan umum, seperti ketua atau jenderal ….
Menurut analisis laporan, ini jangan-jangan adalah sebuah tindak kesengajaan yang dilakukan Kim dalam rangka menciptakan citra kepada masyarakat internasional bahwa Korut adalah negara biasa-biasa saja.
Mengingat belakangan ini pandangan internasional terpusat pada Korea Utara gara-gara isu senjata nuklir.
Kunjungan delegasi Korea Selatan telah ikut menciptakan kondisi yang memungkinkan para pemimpin tertinggi Korea Selatan, Korea Utara dan Amerika Serikat untuk bertemu pada bulan April dan Mei.
Dipercaya secara luas bahwa Tiongkok yang selama ini menjadi mediator dalam masalah senjata nuklir Korea Utara, tiba-tiba terancam dipeti-eskan setelah pertemuan puncak antara Korea Utara – AS akan dilangsungkan sebelum bulan Mei berakhir. Dengan demikian Tiongkok juga terancam kehilangan hak suaranya.
Tetapi pada saat ini, Kim Jong-un dan istrinya Ri Sol-ju tiba-tiba berkunjung ke Beijing pada 25 –Â 28 Maret. Ini adalah kunjungan ke nagara asing pertama bagi Kim Jong-un dalam enam tahun sejak ia berkuasa. Mengenai kunjungan ini, dunia luar umumnya berpikir bahwa ini adalah kunjungan saling berharap antara Tiongkok dengan Korut.
Pada malam tanggal 1 April, Kim Jong-un dan istrinya bersama-sama menyaksikan pertunjukan Rombongan Seni Korea Selatan.
Media Jepang Nikkei pada 2 April mengutip ucapan analis memberirakan dalam pertemuan tingkat tinggi Korea Utara – AS nanti, Kim juga akan membawa serta istrinya dalam pentas diplomatik penting itu. Berharap dapat menunjukkan kepada dunia bahwa DPRK juga adalah negara bisa-biasa saja atau tidak terlalu berbeda dengan negara-negara lain. di sisi lain adalah untuk mengurangi kewaspadaan masyarakat internasional yang akhir-akhir menekan korut.
Laporan menambahkan bahwa tujuan utama Korea Utara adalah mendesak Amerika Serikat mengakui posisinya sebagai negara berkekuatan nuklir dan memperoleh jaminan kelembagaannya.
Rezim Korea Utara selalu dianggap oleh masyarakat internasional sebagai negara premanisme. Korea Utara sebelumnya telah berjanji meninggalkan senjata nuklir selama perundingan baik empat negara dan enam negara termasuk AS. Janji-janji dibuat dengan harapan menerima bantuan ekonomi dalam jumlah besar dari Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang.
Tetapi Korut ternyata menggunakan dana bantuan tersebut untuk mengembangkan senjata nuklir dan teknik rudal. Dan melakukan uji coba nuklir pertamanya pada Oktober 2006 selama perundingan enam negara, mengakibatkan perundingan enam negara mengalami kegagalan.
Dunia luar percaya bahwa permintaan mendadak untuk berdialog setelah Korea Utara menerima sanksi kuat dari komunitas internasional mungkin merupakan upaya untuk menipu masyarakat internasional, guna memperoleh waktu dan pembangunan ekonomi untuk nantinya melanjutkan pengembangan senjata nuklir dan rudal. (Sinatra/asr)