oleh Chang Chun
Beberapa hari yang lalu, Otoritas Beijing dengan profil tinggi memperingati hari ulang tahun ke-200 kelahiran Karl Marx, dan meminta anggota Politbiro Pusat mempelajari kembali ‘Manifesto Komunis’.
Wang Kang, seorang sarjana rakyat mengatakan bahwa langkah yang diambil pemerintah Tiongkok itu perlu menjadi peringatan bagi kita, karena setiap kata dalam Manifesto Komunis itu tertumpuk jutaan tengkorak manusia yang tidak bersalah.
Di Jerman kota kelahiran Marx, atau negara-negara Eropa Timur yang pernah dikuasai komunisme, sekarang sudah sulit untuk menemukan pengikutnya. Namun, Partai Komunis Tiongkok sekali lagi menggunakan kelahiran Marx untuk mempromosikan “Manifesto Komunis” lagi.
Dalam wawancara dengan NTDTV, Wang Kang mengatakan bahwa ini adalah hal yang perlu menjadi kewaspadaan kita semua, Manifesto Komunis yang lahir seratus lebih tahun yang lalu itu tertumpuk jutaan tengkorak manusia tidak bersalah.
Wang mengatakan : “Pada tahun 1997 sekelompok intelektual Eropa menerbitkan sebuah dokumen penting yang diberi judul ‘The Black Book of Communism: Crimes, Terror, Repression”
Mereka menyusun sebuah data angka yang tampaknya lebih sederhana, lebih adil dalam penilaian. Buku tersebut mengungkapkan bahwa sejak komunisme dijadikan sistem pemerintahan jutaan lebih orang tak berdosa harus kehilangan nyawanya. Di antaranya Tiongkok yang menduduki peringkat paling atas. Kematian tidak wajar di Tiongkok adalah 60 juta jiwa dan Uni Soviet adalah 20 juta jiwa.
Menurut ‘The Black Book of Communism’, selama rezim komunis berkuasa di Korea Utara dan Kamboja telah menyebabkan masing-masing 2 juta nyawa rakyarnya melayang. Di Afrika 1.7 juta, di Afghanistan 1.5 juta, di Eropa Timur dan Vietnam masing-masing 1 juta. Amerika Latin 150.000. Bahkan berbagai gerakan yang diusung komunis internasional dan Partai Komunis yang tidak memiliki kekuatan pun telah menyebabkan kematian sekitar 10.000 orang.
“Sumber kejahatan komunisme di abad keduapuluh ini semua sumbernya, ideologi fundamental yang membimbing dan teori dasar berasal dari Karl Marx, terutama dari Manifesto Komunis. Setiap tulisan dalam Manifesto Komunis merupakan susunan dari tengkorak jutaan orang. Ini bukan deskripsi sastra, ini bukan metafora yang sederhana, ini adalah fakta tragis yang sangat besar,” kata Wang Kang.
Sekitar tahun 1990, Eropa Timur mengalami gejolak, rezim komunisme berangsur ambruk, terakhir adalah ambruknya Partai Komunis Uni Soviet dan bubarnya Uni Soviet. Dan hari ini beberapa negara komunis yang tersisa juga menghadapi krisis ideologi. Namun sampai sekarang pun, masih ada beberapa sarjana yang percaya bahwa Karl Marx itu termotivasi oleh rasa pedulinya terhadap nasib kaum buruh, mencetuskan gagasan tetapi kemudian bermasalah akibat praktisi dalam penerapan.
Wang Kang menganalisa bahwa ini bukan sifat asli Marxisme. Kalimat akhir dalam Manifesto Komunis menyebut : Anggota partai komunis merasa jijik untuk menyembunyikan pandangan dan tujuan mereka. Mereka secara terbuka mendeklarasikan bahwa tujuan akhir hanya dapat dicapai dengan menggulingkan semua sistem sosial yang ada di muka Bumi ini.
“Menurut Marx, metode mengeksploitasi manusia, manusia menindas manusia yang ada di dunia ini harus digulingkan, dan satu-satunya cara adalah melalui kekerasan. Selain itu, sistem kepemilikan pribadi harus secara tegas dipisahkan dari sistem sosial, juga harus dipisahkan dengan konsep tradisional. Dengan kata lain bahwa Manifesto Komunis menghasut sebagian umat manusia untuk bangkit mengikis peradaban manusia yang telah berlangsung ribuan tahun,” demikian Wang Kang menjelaskan.
Wang Kang kemudian menambahkan bahwa peradaban manusia termasuk sistem sosial yang ada yang terakumulasi dari generasi ke generasi, serta budaya dan nilai-nilai tradisional, Ini semua yang hendak diobrak-abrik oleh Karl Marx melalui ide komunismenya.
“Jadi tulisan dalam Manufesto Komunis itu ‘berbau’ menghancurkan, menjatuhkan dan menggulingkan. Lalu membangun lagi yang baru yang berbeda.”
“Jadi esensi dari Manifesto Komunis itu tak lain adalah menerapkan nihilisme peradaban dan kepribadian manusia, sejenis doktrin kekerasan yang tidak pernah ada dalam masyarakat manusia, juga semacam teori teror yang besar,” kata Wang Kang.
Partai Komunis Tiongkok hari ini selain meminta Politbiro Pusat untuk menuntut anggota PKT mempelajari kembali Manifesto Komunis, media TV corong partai juga menayangkan siaran forum dialog yang beritikan pembenaran teori Marx, sebagai upaya indoktrinasi kepada generasi muda Tiongkok.
Wang Kang percaya bahwa tujuan PKT bukan hanya untuk mengkonsolidasikan kekuasaan, tetapi ambisinya tidak kecil.
Wang Kang mengatakan : “Mereka memiliki berbagai macam cara untuk mengkonsolidasikan kekuasaan, tidak mutlak harus melalui penjunjungan terhadap Karl Marx. Mereka juga bisa melalui reformasi dan liberalisasi, melalui keunggulan ekonomi sebagai alat, lalu di era globalisasi ini menjadikan Tiongkok sebagai basis terbesar revolusi komunis yang akhirnya tercapai keinginan mereka untuk menggulingkan kapitalisme, ambisi tersebut tidak bisa diremehkan.”
Wang Kang mengatakan bahwa Tiongkok mempropagandakan Manifesto Komunis yang mengandung bahaya ini di era globalisasi perlu perhatian dan kewaspadaan yang besar dari seluruh masyarakat. (Sinatra/asr)