Bila kuku terlepas bisa tumbuh kuku baru, namun jika gigi yang rontok maka tidak dapat tumbuh gigi baru lagi. Walaupun dapat menanam gigi baru atau pasang gigi palsu, akan tetapi gigi asing itu mungkin dapat mengakibatkan rasa sakit, kondisi gigi memburuk dan bahkan dapat memengaruhi kesehatan gigi disekitarnya.
Namun, menginjak usia tua, gigi mudah goyang, bahkan pada usia 30~40 tahun, sudah banyak yang mengalami gigi goyang dan tidak kokoh lagi, pada akhirnya berkembang terus hingga gigi rontok.
Penyakit gusi merupakan penyebab terpenting gigi rontok, ini sangat umum terjadi. Menurut penyelidikan WHO, dalam kelompok manusia berusia 35~44 tahun, pada setiap 5~6 orang terdapat satu orang yang menderita penyakit gigi atau gusi yang dapat mengakibatkan terjadinya gigi rontok.
Bagaimana dapat terhindar dari gigi goyang bahkan rontok? Direktur Grand Smile Dental, Drg. Fanda memberi penjelasan sebagai berikut:
Bagaimana Gigi Secara Bertahap Mengalami Goyang?
Biasanya setelah makan nasi atau makan kudapan, seringkali ada sisa makanan tertinggal diatas gigi. Jika tidak dibersihkan dengan sikat gigi atau benang gigi setiap hari, sisa makanan yang tertinggal di permukaan gigi, akan berubah menjadi lengket dan membentuk plak gigi. Kuman berkembang biak diatas plak dan akan menjadi zat beracun, maka dapat berakibat terjadinya radang gusi.
Mula-mula gusi menjadi merah dan ketika sikat gigi mudah berdarah, ini merupakan langkah pertama penyakit gusi, disebut radang gusi.
Selanjutnya, plak akan mendatangkan lebih banyak endapan Kalsium dan lambat-laun menjadi keras, bergumpal serta terbentuklah karang gigi. Kuman di karang gigi mengeluarkan zat beracun memasuki tulang alveolar (alur gigi), mengakibatkan tulang alveolar menyusut, gusi juga membengkak.
Penyusutan tulang alveolar berarti penyangga gigi tidak cukup untuk membantu gigi berdiri dengan kokoh, maka gigi akan goyang, dan pada akhirnya mengakibatkan gigi rontok.
Mencegah Gigi Rontok
Masalah paling mendasar dalam pencegahan gigi rontok adalah pencegahan sakit gusi, hindari sisa makanan tidak tertimbun diatas gigi. Melakukan sikat gigi dan menggunakan benang gigi, harus dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Benang gigi merupakan alat pembersih celah gigi, demi mencegah terbentuknya plak.
Masih terdapat satu masalah lagi yang tidak dapat diabaikan yakni, jangan merokok. Karena merokok akan mengakibatkan daya lekat karang gigi meningkat dan lebih sulit dibersihkan. Nikotin dan racun lainnya dari tembakau dapat mengurangi suplai darah ke gusi, suhu panas rokok juga dapat merusak gusi.
Penyakit gigi pada perokok seringkali lebih berat, sejumlah tulang alveolar terbuang. Sang pasien sendiri tidak dapat merasakannya, namun kondisi gigi terus memburuk, ketika ketahuan, gigi sudah tidak dapat dipertahankan lagi.
- Gejala Penyakit Gigi Yang Perlu Diwaspadai
Jika ingin menghindari gigi rontok, ketika muncul 3 gejala seperti dibawah ini perlu selekas mungkin periksa ke Dokter Gigi:
* Ketika sikat gigi, gusi berdarah
* Gusi nyeri ketika tersentuh
* Gigi/mulut berbau (bau semacam itu berasal dari kuman gigi)
Jika malakukan terapi lebih awal, maka tulang alveolar dapat dipertahankan lebih banyak, sehingga dapat menyangga gigi dengan kokoh. Apabila gigi sudah goyang baru diterapi, seringkali gigi sudah sulit dipertahankan.
Jika kehilangan terlalu banyak tulang alveolar, akan sulit dilakukan implant gigi, terpaksa harus melalui transplantasi atau budidaya tulang alveolar terlebih dahulu. (TYS/WHS/asr)