oleh Gao Shan
Media Korea Selatan mengutip ucapan sumber pada Selasa (21 Agustus) memberitakan bahwa Korea Utara setuju untuk memberikan informasi kunci mengenai jumlah senjata nuklir yang dimilikinya dan letak fasilitas nuklir yang mereka rahasiakan selama ini kepada Amerika Serikat.
Situs web Korea Times mendapat informasi dari seorang sumber yang menyebutkan bahwa Korea Utara berencana untuk menyerahkan daftar lokasi uji nuklir rahasia dan jumlah hulu ledak nuklirnya kepada AS melalui Menlu Mike Pompeo yang akan berkunjung ke Pyongyang bulan ini.
Menurut sumber tersebut, Kim Jong-un akan secara pribadi bertemu dengan Mike Pompeo untuk membahas informasi rinci tentang bagaimana dan kapan Korea Utara akan menyerahkan senjata nuklir.
Selama kunjungan terakhirnya ke Pyongyang, Pompeo pernah mengatakan bahwa timnya berharap dapat ‘dalam waktu tidak lama lagi mengambil langkah besar untuk mengatasi masalah ini’.
Sumber lain yang meminta namanya tidak disebutkan mengatakan : “Washington meminta Pyongyang menyerahkan semua informasi yang terkait dengan senjata nuklirnya. Meskipun tidak pasti apakah Korea Utara menerima permintaan ini, tetapi mengajukan daftar senjata nuklir termasuk lokasi pembuatan dan penyimpanannya akan mennjadi pendorong kelancaran negosiasi denuklirisasi yang mengalami stagnasi.”
Sebelumnya, Korea Utara tampaknya membongkar sebuah tempat uji coba rudal balistik. Langkah ini dilihat oleh banyak orang sebagai isyarat bahwa Pyongyang bersedia memenuhi perjanjian yang dibuat pada bulan Juni, ketika itu Kim Jong-un secara langsung menyebutkan ia juga menghendaki Semenanjung Korea bebas dari nuklir. Namun, Amerika Serikat mengatakan bahwa tindakan itu masih belum cukup dan meminta Pyongyang untuk mengambil langkah pembuktian lainnya.
Seorang pejabat senior Blue House mengatakan bahwa Seoul berharap bahwa langkah terbaru Korea Utara dan Amerika Serikat akan membangun saling kepercayaan di antara mereka untuk mencairkan rasa permusuhan yang terjadi di masa dulu.
Setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump mencapai kesepakatan di KTT bersejarah di Singapura pada 12 Juni lalu untuk menyetujui penghentian program nuklir Korea Utara, kunjungan Pompeo ke Korea Utara tampaknya lebih releks.
Pada KTT Singapura, Kim Jong-un telah membuat komitmen yang luas dan tidak jelas dengan mengatakan : Akan bekerja keras untuk mencapai denuklirisasi. Tetapi ia tidak memberikan rincian tentang bagaimana Korea Utara akan merealisasikan hal ini.
Sumber mengatakan bahwa apakah Pompeo nantinya akan merundingkan sebuah tanggal pelaksanaan (denuklirisasi) selama kunjungannya di Pyongyang, atau setidaknya jadwal untuk menandatangani perjanjian damai untuk mengakhiri Perang Korea, masih perlu kita pantau.
Media resmi dan situs web Korea Utara baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mengakhiri Perang Korea adalah tujuan negosiasi terbaru Pyongyang.
Moon Sung-mook, seorang peneliti senior Korea Research Institute for National Strategy yang berada di Seoul mengatakan : “Korea Utara ingin mempertahankan momentum ini, Sedangkan Amerika Serikat berharap untuk melihat kemajuan nyata yang dilakukan Korea Utara dalam upayanya untuk mencapai perdamaian di semenanjung Korea.”
“Jika Korea Utara menyerahkan daftar kemampuan nuklir, termasuk lokasinya, Presiden Moon Jae-in mungkin akan meminta Washington untuk melonggarkan sanksi ekonomi terhadap Korea Utara, dan ini merupakan faktor keunggulan dalam perluasan kerjasama ekonomi antar kedua Korea.”, kata sumber.
Pada hari Selasa itu Presiden Trump mengatakan bahwa ia akan berusaha membujuk Pyongyang untuk mengakhiri sepenuhnya program senjata nuklirnya, dan mengisyaratkan bahwa KTT kedua dengan Kim Jong-un dapat diselenggarakan.
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Trump mengatakan : “Banyak hal baik sedang terjadi”. Ia percaya bahwa Korea Utara telah mengambil langkah spesifik untuk mencapai denuklirisasi, meskipun masih banyak pihak mencurigai niat Kim Jong-un yang bersedia meninggalkan persenjataan nuklirnya.
Dalam laporan terkait, pejabat Blue House (Cheong Wa Dae) mengatakan bahwa Korea Utara dalam waktu dekat akan mengumumkan pemulihan kerjasama dengan Korea Selatan dalam pembangunan Taman Industri Kaesong. Pejabat ini mengatakan pemerintah Korea Selatan tidak menganggap bahwa kerjasama dalam pengembangan kawasan industri tersebut merupakan hal yang melanggar sanksi Dewan Keamanan PBB yang diberlakukan kepada Korea Utara. (Sin/asr)