Epochtimes.id- Tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat menewaskan sedikitnya 12 orang pada Rabu, 19 September 2018 di Filipina tengah.
Pasukan keamanan dan petugas penyelamat berjibaku menemukan belasan korban lainnya dikhawatirkan terperangkap. Kejadian ini serangkaian insiden mematikan dalam seminggu terakhir.
Dua belas orang ditarik keluar hidup-hidup setelah ditimpa bongkahan batu dan tanah longsor dari rumah-rumah gara-gara hujan di dekat tambang batu gamping di pinggiran Kota Naga di pulau Cebu. Perkiraan sementara orang-orang yang hilang sekitar 50 jiwa.
“Para relawan harus berhati-hati dalam operasi penangkatan dan penyelamatan,” kata Gary Cabotaje, juru bicara pemerintah kota kepada kantor berita ANC.
“Sebagian besar mereka menggunakan sekop karena berbahaya menggunakan alat berat,” tambahnya.
Hujan lebat akhir pekan yang dibawa oleh Topan Mangkhut menyebabkan longsor, kebanyakan di daerah pegunungan Cordillera di pulau utama Luzon. Korban tewas badai di seluruh negeri mencapai 88 jiwa,” kata polisi, mayoritas korban dari tanah longsor.
Operasi penyelamatan di Cebu terhambat oleh hujan dan tanah yang gembur seperti disampaikan pemerintah provinsi.
Petugas pemadam kebakaran, angkatan laut, tentara, dan polisi bergabung dengan upaya untuk menemukan orang-orang yang terperangkap di puing-puing rumah yang hancur.
Warga setempat Vhann Quisido beruntung melarikan diri ketika longsoran tanah dan batu berhenti di belakang rumahnya.
“Saya sedang tidur ketika saya mendengar suara keras,” katanya melalui telepon.
“Saya sedang menunggu tanah masuk ke rumah kami. Itu sangat traumatis.”
Upaya pemulihan sedang dilakukan di Itogon di sebuah lokasi penambangan kecil, di mana temuan jenazah mencapai 28 jiwa. Sebagian besar penambang telah ditemukan. Tim penyelamat sedang mencari 52 orang sejak Sabtu lalu. Laporan menyebutkan hanya ada sedikit kesempatan untuk menemukan korban yang selamat. (asr)