Ketika ‘Runtuhnya’ Kekhalifahan ISIS yang Dibombardir, 100an Militan Menyerah dan Dipaksa Keluar dari Raqqa

oleh Ahram Online

Epochtimes.id- Sekitar 100 lebih pejuang dari ISIS menyerahkan diri kepada pejuang yang didukung koalisi Amerika Serikat di kota utara Raqqa pada Jumat lalu. Kota Raqqa adalah ibu kota Kekhalifahan ISIS.

Ketika itu pertempuran masih berlanjut dengan orang-orang bersenjata yang tersisa di dalam kota.

Seperti ditulis media Mesir, al-Ahram, Omar Alloush dari Dewan Sipil Raqqa tidak memberikan rincian bagaimana 100 pejuang tersebut menyerah.

Namun demikian dia mengatakan bahwa pertempuran masih berlangsung di beberapa bagian kota.

Pasukan Angkatan Darat Suriah yang didukung AS telah melakukan serangan di Raqqa sejak awal Juni lalu.

Sejauh ini telah menangkap lebih dari 80 persen kota di bawah bantuan serangan udara oleh koalisi pimpinan AS.

Sementara semua pejuang ISIS Suriah telah meninggalkan benteng Raqqa. Sedangkan pejuang ISIS asing tidak diizinkan untuk pergi.

“Militan Suriah meninggalkan Raqqa dengan keluarga mereka, menuju tempat tujuan yang tidak diketahui,” kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris.

“Pejuang ISIS asing ‘tidak diizinkan’ untuk meninggalkan Raqqa,” kata koalisi pimpinan AS.

Kontrol Wilayah Lebih Kecil

“Masih ada pejuang tapi wilayah yang mereka kendalikan semakin kecil,” kata Mohammed Khedher dari Sound and Picture Organization, yang melacak kekejaman ISIS di Irak dan Suriah.

Suasana di Raqqa pada 13 Oktober 2017 (Mezopotamya Agency via THE ASSOCIATED PRESS)

Sebelumnya pada Jumat, sejumlah warga sipil termasuk wanita dan anak-anak melarikan diri. Mereka berasal dari beberapa wilayah tersisa yang dikuasai oleh ISIS di Raqqa.

Sebuah video baru yang beredar pada hari Jumat menunjukkan penduduk yang putus asa dan ketakutan terlihat dari distrik yang hancur, beberapa di antaranya tersungkur kelelahan saat tiba setelah berhasil menyelamatkan diri.

Mereka tampaknya memanfaatkan peluang dari pertempuran yang berlangsung lambat dan penundaan serangan udara dari koalisi pimpinan AS. Langkah ini di tengah upaya untuk memastikan keamanan evakuasi dari sekitar 4.000 warga sipil yang terjebak di kota tersebut.

Suasana di Raqqa pada 13 Oktober 2017 (Mezopotamya Agency via THE ASSOCIATED PRESS)

Koalisi tersebut mengatakan bahwa gerilyawan ISIS menahan beberapa warga sipil untuk digunakan sebagai tameng manusia. ISIS juga melakukan ini untuk mencegah mereka melarikan diri saat pertarungan memasuki tahap akhir.

Kota yang berada di tepi Sungai Efrat, rusak parah akibat pertempuran tersebut. Aktivis melaporkan bahwa lebih dari 1.000 warga sipil telah terbunuh di sana sejak Juni.

Ketakutan Penduduk

Video yang dirilis oleh Kurdish Mezopotamya Medya yang berbasis di Turki pada Jumat lalu menunjukkan secara jelas penduduk ketakutan berlari mencari perlindungan, beberapa warga memeluk erat bayi atau orang-orang yang terluka.

“Ini suamiku, kami warga sipil!” teriak seorang wanita. Ia takut pejuang dari pasukan pendukung AS yang dikenal sebagai Syrian Democratic Forces (SDF) akan membawanya pergi.

Pejuang dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) berjalan bersama di sepanjang jalan yang rusak di Raqqa, Suriah pada 16 September 2017. (REUTERS / Rodi Said)

“Tuhan lebih kuat dari mereka (ISIS),” teriak wanita lain, sambil mencengkeram al-Quran besar di tangannya.

Seorang pria tua lainnya berjalan tertatih-tatih, meminta air. Setelah minum dari botol yang diserahkan kepadanya, dia merebahkan dirinya ke tanah karena kelelahan.

Tembakan senjata bisa terdengar di latar belakang.

Pejuang dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) berdiri di dekat maqam Uwais al-Qarni yang hancur di Raqqa, Suriah pada 16 September 2017. (REUTERS / Rodi Said)

Pejuang SDF telah melakukan serangan di Raqqa sejak 5 Juni. Sejauh ini telah menguasai lebih dari 80 persen kota yang merupakan ibukota de facto ISIS.

ISIS masih mengendalikan stadion kota yang diyakini sebagai penjara yang dijalankan oleh para ekstremis. Pejuang ISIS juga masih menguasai Rumah Sakit Nasional dan daerah kecil di utara Raqqa. (asr)

Sumber : Al-Ahram