oleh Lin Yan
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada Rabu (6/2/2019) mengatakan bahwa dirinya terkejut mendengar pandangan anggota Kongres sayap kiri yang terpesona oleh konsep kebijakan ekonomi sosialis. Ia menegaskan bahwa AS tidak akan kembali ke sosialisme.
Mnuchin mengatakan bahwa rencana ekonomi Presiden Trump telah menunjukkan hasil dan kinerja ekonomi AS cukup bagus. “Seperti yang disinggung presiden dalam pidato kenegaraannya tadi malam, rencana ekonominya cukup efektif,” kata Mnuchin dalam sebuah wawancara dengan CNBC di Gedung Putih. “Kami sedang mewujudkan sebuah rencana ekonomi yang efektif.”
Indikator ekonomi terbaru menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS berada pada posisi mendekat lapangan kerja penuh atau 0 % pengangguran, lebih banyak orang Amerika telah kembali bekerja, dan pertumbuhan PDB tetap sehat.
“Kami terus memiliki data ketenagakerjaan yang sangat kuat,” kata Mnuchin : “Saya pikir Anda baru saja melihat reformasi pajak dimulai, selanjutnya Anda akan melihat lebih banyak lagi.”
Pada saat yang sama, Mnuchin juga menanggapi komentar tajam dari anggota parlemen sayap kiri yang terpesona dengan konsep kebijakan sosialisme.
“Kami tidak akan kembali ke sosialisme,” kata Mnuchin dalam sebuah wawancara dengan program Squawk Box, “Kami tidak percaya pada ekonomi yang direncanakan secara terpusat di bawah kendali pemerintah akan membawa keberhasilan.”
Sosialisme di negara-negara Barat mengacu pada pajak yang tinggi dan kesejahteraan yang tinggi, tetapi tidak secara terbuka berbicara tentang kekerasan, varian dari sosialisme.
Banyak kebijakan ekonomi, meskipun namanya bukan sosialisme, tetapi pada akhirnya yang memainkan peran adalah pembatasan, melemahkan dan bahkan merampas hak milik pribadi, melemahkan peran perusahaan swasta yang bebas, memperluas kekuasaan pemerintah, dan bergerak menuju sosialisme. Sarana yang diterapkan termasuk pajak tinggi dan kesejahteraan tinggi, serta intervensi negara secara komprehensif dan aktif dalam perekonomian.
Dalam pidato kenegaraan Selasa malam Presiden Trump menegaskan kembali pentingnya kerja sama bipartisan dan menyerukan kepada anggota parlemen untuk mengakhiri kebuntuan politik yang sudah berlangsung puluhan tahun lamanya, agar masalah politik seperti imigrasi, infrastruktur, dan pertumbuhan ekonomi mendapat perhatian lebih tinggi.
Pada saat yang sama, ia juga mengkritik gerakan filosofi ekonomi sosialis yang diprakarsai oleh anggota sayap kiri Kongres. “Di Amerika Serikat, yang membuat kita waspada adalah panggilan untuk menerapkan sosialisme di negara kita. Fondasi pendirian Amerika Serikat adalah kebebasan dan kemerdekaan, bukan paksaan pemerintah, dominasi, dan kontrol,” kata Trump.
“Kita dilahirkan bebas dan kita akan tetap bebas. Malam ini, kita kembali memperbarui tekad kita, dan tidak akan pernah membiarkan Amerika Serikat menjadi negara sosialis,” lanjutnya.
Pernyataan Trump ini sesuai dengan retorika sosialis dan proposal yang dibuat oleh anggota parlemen Demokrat baru-baru ini. Pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer dan Senator Bernie Sanders bersama-sama menulis di New York Times yang meminta pembatasan Wall Street untuk membeli kembali saham. Sanders adalah salah satu kandidat presiden tahun 2016 yang diusung Partai Demokrat, ia mengklaim dirinya adalah seorang sosialis Demokrat.
Menteri Keuangan Mnuchin secara terbuka menentang rencana Schumer dan Sanders. “Perusahaan perlu mengalokasikan dana, yang sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi AS,” katanya. “Ini adalah premis dasar. Jika perusahaan tidak dapat berinvestasi secara efektif, maka modal itu perlu dikembalikan kepada pemegang saham dan membiarkan pemegang saham yang melakukan investasi di bidang lain”.
Pada saat yang sama, Mnuchin mengatakan bahwa karena sebagian besar bisnis keuangan AS terkonsentrasi di New York, dan Partai Demokrat memiliki sejarah bertahun-tahun di New York, ia terkejut ketika melihat bahwa nama Schumer muncul di kolom New York. Schumer adalah salah satu dari dua senator di Negara Bagian New York.
Sebelumnya, beberapa orang dari Partai Demokrat yang mengumumkan pencalonan diri untuk pemilihan presiden tahun 2020 juga mengusulkan untuk mengenakan pajak lebih besar kepada orang kaya (mereka yang beraset lebih dari USD. 50 juta) atau kebijakan jaminan sosial seperti asuransi kesehatan universal.
Anggota Kongres Demokrat New York yang baru terpilih, Alexandria Ocasio-Cortez, mengusulkan tarif pajak marginal 70% untuk orang-orang yang berpenghasilan lebih dari USD. 10 juta.
Usulan konsep sosialis yang diajukan oleh anggota parlemen Demokrat ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang politik sayap kiri di Washington dan Wall Street.
Larry Kudlow, kepala penasihat ekonomi Gedung Putih dalam menanggapi masalah ini pekan lalu mengatakan bahwa, upaya untuk memungut pajak yang lebih tinggi pada orang-orang terkaya di masyarakat untuk menebus ketidaksetaraan ekonomi tidak akan pernah berhasil, dan Itu tidak masuk akal.
“1% orang Amerika teratas membayar 37% dari total pendapatan mereka sebagai pajak penghasilan. 1% orang-orang ini membayar pajak pada dasarnya lebih 90% dari pendapatan terendah, jadi siapa yang membayar lebih banyak ?” tanyanya.
Kudlow mengatakan bahwa dia lebih suka melihat kemakmuran yang lebih luas dari Amerika Serikat dengan cara lain, dan bukan yang berumur pendek seperti kebijakan pajak radikal yang diusulkan oleh Partai Demokrat.
Gedung Putih pada bulan Oktober tahun lalu merilis sebuah laporan berjudul The Opportunity Costs of Socialism, yang untuk pertama kalinya, dari perspektif ekonomi, menguraikan kerugian yang dialami ekonomi makro akibat penerapan konsep ekonomi sosialisme.
Akun Twitter Gedung Putih juga mengutip laporan itu dan berpesan : Sosialisme sudah seyogyanya dibuang ke tempat sampah sejarah.
Gedung Putih menunjukkan bahwa di dunia, kebijakan sosialis telah berakhir dengan berbagai kegagalan, dan kebijakan sosialis tidak memiliki tempat di Amerika Serikat.
Dari Uni Soviet sampai ke Kuba kemudian Venezuela, apakah itu menggunakan ideologi sosialis atau komunis yang sebenarnya, itu telah membawa bencana, kehancuran total dan kegagalan untuk negara,” pesan tweet yang dikutip dari kalimat Trump. (Sin/asr)
Video Rekomendasi :
https://www.youtube.com/watch?v=-awjffyF_Ds