TV Negara Tiongkok Terancam Gugatan Tentang ‘Pengakuan Paksa’

LONDON — Saluran televisi pemerintah Tiongkok, CCTV, diserang karena menyiarkan apa yang oleh kelompok penggiat HAM sebut sebagai “kebohongan-kebohongan nyata” di Inggris, dan itu bisa menghadapi gugatan serupa di Amerika Serikat.

LSM HAM Safeguard Defenders telah menulis surat kepada regulator penyiaran Inggris, Ofcom, tentang begitu banyaknya apa yang disebut siaran “pengakuan paksa” di China Central Television (CCTV) dan mitranya yang berbahasa Inggris, China Global Television Network (CGTN).

LSM tersebut mengatakan siaran-siaran itu terdiri dari “pemutarbalikan fakta yang disengaja dan kebohongan-kebohongan nyata,” yang melanggar aturan-aturan Ofcom tentang ketidakberpihakan dan keakuratan.

Pengaduan tersebut dibuat atas nama empat korban, dua di antaranya adalah keturunan Tionghoa: Angela Gui, putri dari penerbit buku Swedia yang ditahan, Gui Minhai, dan Lam Wing-Kee, yang menjual buku-buku di Hong Kong yang kritis terhadap rezim komunis Tiongkok.

Dua lainnya adalah warga negara Swedia, Peter Dahlin, dan mantan jurnalis Inggris, Peter Humphrey, yang keduanya mengatakan mereka telah dipaksa untuk membacakan pernyataan-pernyataan yang telah disiapkan oleh polisi.

Tak satu pun dari mereka secara resmi ditangkap atau dituntut ketika “pengakuan paksa” tersebut disiarkan. Mereka malah ditahan di dalam “pengawasan perumahan di lokasi yang ditentukan,” atau apa yang oleh PBB sebut sebagai “penghilangan paksa.”

pangakuan palsu yang dipaksa dalam persidangan cina tiongkok dan disiarkan televisi cctv
Persidangan penyelidik Inggris, Peter Humphrey, di Pengadilan Menengah Shanghai pada 8 Agustus 2014. (Johannes Eisele / AFP / Getty Images)

Humphrey sebelumnya menjalankan sebuah perusahaan investigasi aset untuk kelayakan suatu perusahaan yang ditargetkan di Tiongkok sehingga negara Tiongkok telah menuduhnya dengan tuduhan membeli dan menjual data pribadi, tuduhan yang menurut Humphrey sebagai tuduhan palsu.

Dalam pengakuannya, Humphrey mengatakan dia dibius, diikat ke kursi logam, dan kemudian ditempatkan di dalam kurungan kecil.

“Para jurnalis CCTV kemudian mengarahkan kamera-kameranya pada saya dan merekam saya membacakan jawaban yang sudah disiapkan untuk saya oleh polisi. Tidak ada pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan,” katanya.

‘DIBUAT DI BAWAH PAKSAAN’

Dahlin adalah salah satu pendiri sebuah kelompok yang memberikan dukungan pada pengacara-pengacara di Tiongkok. Rezim Tiongkok menuduh dia telah melanggar keamanan nasional, tetapi dia tidak pernah dibawa ke pengadilan untuk menghadapi dakwaan.

Dia mengatakan dia juga dipaksa untuk membaca pernyataan-pernyataan yang telah disiapkan, yang kemudian disajikan sebagai fakta dalam siaran-siaran CCTV.

“Semua pernyataan yang dibuat oleh Peter Dahlin telah diketahui oleh CCTV dilakukan di bawah tekanan,” kata dokumen pengajuan untuk Ofcom. “Para kameramen dan jurnalis sama-sama mengetahui bahwa dia ditahan di fasilitas untuk investigasi, dan tahu bahwa jawabannya sudah ditulis sebelumnya.”

pengakuan paksa dalam siaran televisi cctv buatan cina tiongkok
Polisi berjalan melewati pemberitahuan orang hilang Gui Minhai (kiri) dan Yau Wentian (kanan) di Hong Kong pada 3 Januari 2016. (Anthony Wallace / AFP / Getty Images)

Gui Minhai tidak pernah terlihat sejak pengakuannya yang dipaksakan telah ditayangkan di CCTV pada tahun 2016, di mana ia dipaksa mengatakan bahwa ia kembali ke Tiongkok untuk secara sukarela menyerahkan diri karena pelanggaran lalu lintas tahun 2003.

Delapan hari setelah Gui Minhai menghilang, Lam Wing-Kee dibawa dan ditutup matanya saat melintasi perbatasan dari Hong Kong ke Tiongkok.

Setelah enam bulan ditahan, ia dibebaskan dengan jaminan, tetapi tidak sebelum beberapa perekaman video dibuat.

“Video yang direkam tentang saya kemudian digunakan oleh CCTV, dengan telah dilakukan pengeditan pascaproduksi yang signifikan, dan ditayangkan, tanpa persetujuan apa pun, dengan tujuan yang jelas untuk memfitnah dan menyerang saya,” katanya dalam pengajuannya.

Siaran-siaran tersebut berlangsung antara tahun 2013 dan 2018, dan meskipun pengajuan berfokus hanya pada tujuh, ia membuat daftar banyak “pengakuan-pengakuan paksa di TV” yang juga telah ditayangkan.

televivi cctv tayangkan siaran pengakuan paksa
Penjual Buku Lam Wing-Kee di Hong Kong pada 19 Juni 2016. (Isaac Lawrence / AFP / Getty Images)

KEKUATAN DARI TINDAKAN PENCABUTAN

Seorang juru bicara Ofcom mengatakan bahwa jika mereka menemukan pelanggaran kitab undang-undang telah terjadi, penyelidikan dapat dibuka dalam 15 hari.

Jika CCTV telah ditemukan melanggar Kode Penyiaran, regulator dapat mendenda saluran tersebut, meminta mereka untuk tidak menyiarkan ulang program tersebut, atau meminta saluran itu untuk menyiarkan penilaian mereka. Dalam pelanggaran paling serius, Ofcom dapat mencabut lisensi saluran televisinya.

Safeguard Defenders juga bermaksud untuk menyampaikan keprihatinannya tentang CCTV pada Komisi Komunikasi Federal, Federal Communications Commission (FCC) di Amerika Serikat pada bulan April.

Ini bukan pertama kalinya regulator Inggris diminta untuk bergerak cepat terkait jaringan-jaringan televisi asing.

Pada tahun 2012, saluran televisi Iran, Press TV, telah dicabut lisensinya setelah jaringan tersebut menyiarkan wawancara dengan jurnalis yang dipenjara, Maziar Bahari.

Ofcom memutuskan bahwa wawancara itu telah dilakukan di bawah tekanan dan mendenda 100.000 pound. Tetapi Press TV “tidak mau dan tidak mampu membayar,” menurut Ofcom.

Pada bulan Desember 2018, saluran televisi Rusia, RT, yang secara resmi dikenal sebagai Russia Today, ditemukan telah melanggar aturan sikap netral, tidak berpihak, atas tujuh siaran terkait dengan keracunan pada tahun 2018 tentang Sergei Skripal dan putrinya, Yulia.

RT mengatakan bahwa pihaknya “akan meninjau kembali temuan-temuan Ofcom yang diajukan” dan akan memutuskan langkah-langkah selanjutnya. (ran)

Ikuti John di Twitter: @jdsmithies

Video pilihan:

Komunis Tiongkok Mengintimidasi Diplomat PBB Boikot Pertunjukan Tradisional Shen Yun

https://www.youtube.com/watch?v=Ornk7TqqjtE