Frank Fang/Nicole Hao
Seorang wisatawan dari daratan Tiongkok resmi dideportasi dari Taiwan. Itu setelah ia didakwa dengan sengaja merusak “tembok Lennon” yang disatukan oleh penduduk setempat. Langkah warga Taiwan itu, untuk menunjukkan dukungan mereka kepada demonstran pro Demokrasi Hong Kong.
Pria berusia 35 tahun itu, hanya diidentifikasi dengan nama belakangnya Hu. Ia ditangkap oleh polisi setempat setelah ketahuan memberikan catatan pada poster-poster yang diplester di dinding di sebuah underpass di kota Taichung, Taiwan, pada 27 Oktober lalu.
Ada beberapa Lennon Wall di Taiwan, sebagian besar terletak di kampus-kampus. Tembok Lennon itu adalah mosaik besar poster dan catatan tempel yang menyampaikan pesan solidaritas dengan pengunjuk rasa Hong Kong.
Si Pelaku tinggal di Wuhan, ibukota Provinsi Hubei di Tiongkok. Ia datang ke Taiwan dengan visa bisnis, menurut penyiar media lokal, ETToday.
Dia awalnya berencana untuk tinggal di Taiwan selama satu minggu, sebelum sempat dideportasi.
Aksi protes massal di Hong Kong dimulai pada Juni lalu. Warga Hong Kong awalnya, melawan RUU ekstradisi kontroversial yang kini sudah ditarik. Sedangkan aksi protes di Hong Kong terus berlanjut, ketika pemrotes menyerukan demokrasi yang lebih besar.
Perlawanan warga Hongkong terhadap pengaruh Komunis Tiongkok atas urusan Hong Kong telah beresonansi dengan banyak warga Taiwan. Warga semakin mengungkapkan ketidaksenangan mereka atas taktik Komunis Tiongkok. Dikarenakan tujuannya, untuk mengurangi kedaulatan Hong Kong dan manuver militernya untuk mengintimidasi rakyat Taiwan.
Warga Taiwan telah menunjukkan dukungan mereka kepada pengunjuk rasa Hong Kong dengan ikut serta dalam aksi solidaritas lokal. Sementara itu, warga lainnya telah menyumbangkan helm dan masker gas untuk para pengunjuk rasa.
Setelah pengrusakan tembok Lennon, polisi setempat merujuk Hu kepada kantor kejaksaan Taichung dengan satu dakwaan kerusakan properti.
Menurut Central News Agency yang dikelola pemerintah, Hu didenda sebesar 30.000 dolar Taiwan. Ia harus menghadiri sesi pendidikan hukum sebelum meninggalkan Taiwan.
Pada 28 Oktober lalu, Badan Imigrasi Nasional Taiwan mendeportasi Hu berdasarkan peraturan lokal yang mengatur hubungan lintas selat, menurut CNA. Badan itu juga memberlakukan larangan lima tahun yang mencegah Hu memasuki Taiwan.
Denis Chen, salah satu penyelenggara “Lennon Wall” di Taichung, menulis di halaman Facebook-nya pada 27 Oktober bahwa “kerusakan pada poster adalah masalah kecil, tetapi kerusakan pada demokrasi Taiwan adalah besar. “
Denis Chen mengatakan, menggunakan kekerasan berarti untuk melukai kebebasan berbicara Taiwan. Selain itu, mengabaikan bagaimana Taiwan sebagai negara dengan aturan hukum adalah sesuatu yang tidak bisa ditoleransi.
Anggota dewan kota Taichung, Chiang Chao-kuo, dikutip oleh CNA mengatakan bahwa Taiwan tidak menyambut orang daratan Tiongkok yang “tidak beradaptasi” dengan kebebasan dan demokrasi. Dia mengatakan, orang-orang Tiongkok tidak boleh datang ke Taiwan untuk menghancurkan kebebasan berbicara di pulau itu.
Si pelaku, Hu adalah orang Tiongkok kedua yang dideportasi pada bulan ini karena merusak dinding Lennon.
Pada Awal bulan ini, Li Shaodong berusia 30 tahun, juga ditangkap karena merusak dinding Lennon di kampus Universitas Nasional Taiwan. Dia juga didenda sekitar 30 ribu dolar AS. Ia juga dicegah dengan larangan perjalanan lima tahun masuk ke Taiwan.
Media juga melaporkan mahasiswa pertukaran Tiongkok juga merusak Lennon Wall lainnya di Taiwan. Dalam satu insiden, seorang mahasiswa pertukaran Tiongkok di Universitas I-Shou menyerang teman sekolahnya dari Hong Kong. Itu setelah yang terakhir mencoba menghentikannya menghapus pesan catatan tempel untuk mendukung protes Hong Kong. (asr)