oleh Zhang Yujie
Banyak perusahaan yang didanai asing mempercepat penarikan diri dari pasar Tiongkok.
Menurut sebuah survei, lebih dari 41% perusahaan Amerika di Tiongkok berencana untuk hengkang.
Lebih dari 33% telah menunda bahkan membatalkan rencana investasi di Tiongkok.
Jumlah perusahaan Eropa, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan yang hengkang dari Tiongkok juga meningkat.
Media daratan Tiongkok pada 23 Desember melaporkan, perusahaan-perusahaan asing di daratan Tiongkok sedang menarik diri dan negara-negara di Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Selatan, Amerika Selatan sedang menggantikan status “pabrik dunia” yang sebelumnya dikuasai Tiongkok.
Kamar dagang AS di Tiongkok atau AmCham China telah melaksanakan survei terhadap 239 perusahaan yang menjadi anggota. Hasilnya menunjukkan bahwa 22,7% telah memutus rantai pasokan mereka dari Tiongkok.
Sebanyak 19,7% dari perusahaan sedang mempertimbangkan pengalihan sebagian atau seluruh industri manufaktur dari Tiongkok, 33,2% memutuskan untuk menunda atau membatalkan investasi mereka di Tiongkok.
Survei dimaksudkan untuk menilai dampak dari kenaikan tarif impor AS terhadap komoditas yang diproduksi dari daratan Tiongkok.
Akan tetapi Angelia Chew, kepala perusahaan konsultan perdagangan AT Singapura mengatakan bahwa sebelum perang dagang Tiongkok – AS, banyak perusahaan multinasional sudah khawatir terlalu mengandalkan pasar Tiongkok.
Selain itu, sudah mulai berpikir untuk menyesuaikan rantai industri dari perspektif manajemen risiko dan kontrol. Adapun perang dagang hanya faktor yang mempercepat proses ini.
Sampai sekarang, perusahaan – perusahaan Amerika seperti Apple, Home Depot, Amazon, Hewlett-Packard, Dell, Google, Hasbro dan lainnya telah merencanakan atau sedang memindahkan rantai pasokan mereka dari daratan Tiongkok ke Taiwan, Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam dan negara-negara lain.