Tom Ozimek – The Epochtimes
Kepala Restaurant Burger King kepada Yahoo Finance mengatakan bahwa wabah Coronavirus telah menyebabkan penutupan sementara sekitar setengah restorannya Burger King di Tiongkok. Virus itu kini diberi nama oleh WHO dengan COVID-19.
CEO Burger King Jose Cil mengatakan kepada outlet berita bahwa sekitar 500 lokasi Burger King di daratan TiongkokĀ ditutup karena kekhawatiran akan Coronavirus.
“Prioritas terbesar bagi kami adalah memastikan anggota tim kami adalah aman, Kesehatan anggota tim kami dan juga para tamu adalah prioritas utama. Kami bekerja sama dengan pihak berwenang setempat dan menguasai master franchisee di pasar untuk memperhitungkan segalanya,” kata Jose Cil kepada Yahoo Finance.
Burger King bergabung dengan merek-merek populer lainnya yang usahanya terganggu oleh Coronavirus yang mematikan itu.
Dalam rilis pendapatan perusahaan pada akhir bulan Januari 2020, Starbucks mengatakan bisnisnya telah dirugikan āsecara materialā oleh wabah Coronavirus tetapi pihaknya memperkirakan bahwa pukulan tersebut bersifat sementara.
“Saat ini, kami telah menutup lebih dari setengah toko kami di Tiongkok serta terus memantau dan memodifikasi jam operasional semua toko kami di pasar sebagai respons terhadap merebaknya Coronavirus,” kata Starbucks.
McDonald, yang menutup beberapa ratus dari 3.300 gerainya di daratan Tiongkok, mengatakan pihaknya memperkirakan dampak keuntungan akan ācukup kecilā jika Coronavirus tidak menyebar terlalu luas.
Yum China, satu-satunya pemegang lisensi restoran Pizza Hut, KFC, dan Taco Bell di Tiongkok, menutup sekitar sepertiga gerainya di Tiongkok Daratan.
Dalam sebuah laporan pendapatan, Yum China menyalahkan Coronavirus untuk perkiraan kerugian kuartal pertama.
“Sebagai akibat wabah Coronavirus, Yum China dapat mengalami kerugian operasi untuk kuartal pertama tahun 2020, dan jika tren penjualan terus berlanjut, untuk tahun penuh 2020,” kata Yum China.
Joey Wat, CEO Yum China, menyebut wabah Coronavirus adalah “situasi kesehatan masyarakat utama di Tiongkok,” dan mengatakan lebih banyak penutupan mungkin terjadi.
Apple, yang memiliki pemasok di Wuhan, yang menjadi pusat wabah, mengatakan pekan lalu bahwa pembukaan kembali beberapa pabrik pemasok digeser dari akhir Januari ke tanggal 10 Februari 2020.
Pada Senin (10/2/2020), pembuat iPhone utama Apple, Foxconn, mendapat lampu hijau untuk membuka kembali dua pabrik utamanya di Tiongkok yang ditutup akibat wabah Coronavirus. Meskipun hanya sekitar 10 persen tenaga kerja yang kembali bekerja sejauh ini, seperti yang disampaikan oleh sebuah sumber kepada Reuters.
Ketakutan akan Coronavirus menyebabkan Levi Strauss menutup sekitar setengah tokonya di Tiongkok, di mana Levi Strauss memperkirakan bahwa keuntungan jangka pendek akan menderita.
Selain dampak bisnis, ada gangguan besar di bidang perjalanan karena sekitar puluhan negara di seluruh dunia telah mengambil tindakan pencegahan untuk membendung penyebaran Coronavirus, termasuk membatalkan penerbangan dan memberlakukan karantina pada wisatawan. (vv)