NTD, oleh Li Yun
Kyle Bass, seorang taipan hedge fund terkenal Amerika Serikat yang merupakan anggota ‘Committee on the Present Danger – CPD’ pada 12 April menyampaikan pesan melalui Twitter.
Cuitannya itu berbunyi, “Sekretaris Jenderal Xi sedang menghadapi kesulitan besar di Tiongkok. Menurut informasi internal yang saya peroleh bahwa para elit dalam partai ingin Xi Jinping pergi, dan elit di Guangdong (keluarga Paman Deng) sudah mulai memobilisasi kekuatan demi suatu perombakan dan menentang adanya status kaisar seumur hidup”.
Kyle Bass menjadi tersohor karena berhasil memprediksikan krisis subprime mortgage Amerika Serikat pada tahun 2008. ‘Paman Deng’ yang ia sebutkan dalam pesan twitter-nya diduga sebagai mendiang pemimpin Partai Komunis Tiongkok, Deng Xiaoping. Deng selama ini dianggap sebagai simbol dari penggerak reformasi ekonomi Tiongkok.
Usai Kongres Nasional ke-19 Partai Komunis Tiongkok, sudah ada pengamat yang berpendapat bahwa banyak kekuatan kelompok dalam Partai Komunis Tiongkok tampaknya menentang Xi Jinping dengan bernaung di bawah bendera Deng Xiaoping. Sementara itu, dalam 2 tahun terakhir berlangsungnya perang dagang dengan Amerika Serikat, keretakan hubungan antara Xi Jinping dengan para generasi merah kedua yang dipimpin oleh keluarga Deng Xiaoping semakin melebar.
Pada bulan Oktober 2018, Xi Jinping melakukan ‘Inspeksi ke Selatan’ dengan meniru kebiasaan yang dilakukan mantan pemimpin partai Deng Xiaoping di masa lalu, tetapi pihak berwenang sama sekali tidak menyinggung nama Deng Xiaoping. Namun, pidato putra Deng Xiaoping yang mendukung teori ayahnya Deng Xiaoping justru mendapat sambutan hangat dan tersebar luas di internet. Analis mengatakan bahwa tanda-tanda tersebut menunjukkan bahwa dalam tubuh partai telah terbentuk iklim kritik terhadap penguasa saat ini.
Pada tahun yang sama saat menantu pria Deng, Wu Xiaohui dijatuhi hukuman penjara, dan ‘kawan sehidup semati’ Deng Pufang (putra Deng Xiaoping), Fan Liqin mengkritik Xi Jinping di surat kabar Universitas Beijing, masyarakat semakin percaya bahwa konfrontasi antara keluarga Deng dengan Xi Jinping semakin terbuka.
Suara anti-Xi Jinping di internal partai semakin keras
Gelombang anti-Xi Jinping di internal partai semakin tinggi terutama akibat mengglobalnya penyebaran virus komunis Tiongkok. Pada hari yang sama yakni pada 12 April, 2 pesan tentang menggulingkan Xi Jinping muncul bersamaan di Twitter.
Penulis pembangkang yang menggunakan nama ‘Laodeng’ menulis di Twitter bahwa menurut informan Xi Jinping merupakan akar penyebab dari bencana yang menimpa Tiongkok saat ini.
‘Laodeng’ mengatakan bahwa kondisi dasar untuk mencopot Xi Jinping dari jabatannya sudah matang sekarang. Karena ia telah mengumpulkan berbagai catatan kegagalan, seperti membuat permusuhan diplomatik di mana-mana, masalah lama di dalam negeri belum terselesaikan dan muncul lagi masalah baru, mengkultuskan kepemimpinannya, dan ekspansi diri yang kejam ketika bekerja sama dengan rekan, dan lain-lain. Oleh karena itu, mengganti Xi Jinping untuk menghindari krisis lebih lanjut.
Tweet resmi dengan menggunakan nama ‘Xinggaodi’ juga menyampaikan pesan bahwa Generasi Merah Kedua yang menjadi inti kekuatan untuk melengserkan Xi Jinping serta anggota keluarga pejabat senior Partai Komunis Tiongkok telah memperoleh perlindungan khusus. Situasi Xi sekarang cukup pasif.
Beberapa waktu lalu, Hu Jintao tampil untuk membuat rencana kompromi, yang isinya yakni Xi Jinping tidak perlu mundur, tetapi Li dan Wang yang memimpin pekerjaan, Xi Jinping dapat mundur ke lini kedua untuk beristirahat dan belajar.
Li dan Wang yang disebutkan dalam pesan tweet tersebut tak lain adalah Li Keqiang dan Wang Qishan.
Kabarnya sebagian besar para pejabat tinggi komunis Tiongkok veteran dapat menyetujui usulan tersebut. Kedua pihak saat ini sedang berkoordinasi, dan rencana ini paling tidak merugikan bagi Xi Jinping. Jika Xi Jinping tetap bersikeras mempertahankan kedudukannya, maka hasil akhirnya akan lebih buruk. Sedangkan militer Tiongkok sudah tampak ada gerakan-gerakan.
Sebelumnya, Chen Ping, ketua Sunshine TV Group juga menyampaikan satu Surat Usulan pada 22 Maret lalu yang isinya menyerukan pertemuan darurat Politbiro untuk membahas apakah Xi Jinping perlu mundur atau tidak. Surat itu juga mengusulkan pertemuan itu dipimpin oleh Li Keqiang bersama Wang Qishan dan Wang Yang.
Dalam wawancaranya bersama media ‘secretchina’ pada 11 April, Chen Ping berbicara tentang latar belakang Surat Usulan yang ia ajukan. Ia mengatakan bahwa para elit dan proletariat di masyarakat Tiongkok yang memiliki kekuasaan dan kedudukan khawatir dengan kejadian chaos yang sangat mungkin terjadi di daratan Tiongkok. Mereka tidak ingin kehilangan yang sudah ada, dan berharap dapat memperoleh yang lebih baik. Karena itu, mereka lebih menginginkan reformasi secara damai.
Namun, beberapa pandangan percaya bahwa anti-Xi mungkin merupakan akibat adanya perselisihan faksi. Pengunduran diri Xi Jinping tidak dapat menyelesaikan masalah di Tiongkok, kecuali membubarkan Partai Komunis Tiongkok, Tiongkok baru memiliki jalan keluar yang apik, karena tirani otoriteri adalah inti permasalahannya.
Ketika negara-negara Barat bersiap menggalang kekuatan untuk menekan Partai Komunis Tiongkok, tidak menutup kemungkinan bahwa Partai Komunis Tiongkok sendiri yang mengorbankan Xi Jinping agar ia yang memikul tanggung jawab atas kehancuran ini. Tujuan akhirnya masih saja sama yakni agar rezim komunis dapat terus berkuasa.
Sebelum Chen Ping tampil, Ren Zhiqiang, seorang yang juga merupakan keturunan pejabat tinggi Partai Komunis Tiongkok dan taipan real estate juga telah menulis artikel pada 6 Maret 2020 lalu.
Artikel itu isinya mengkritik Beijing karena menutup-nutupi situasi epidemi di Tiongkok sehingga menyebabkan terjadinya bencana besar. Dalam artikelnya itu, ia melukiskan Xi Jinping sebagai “seorang badut yang bersikeras menjadi kaisar setelah menanggalkan pakaiannya” meskipun tidak menyebut nama.
Pada 7 April, Komisi Inspeksi Kedisiplinan Kota Beijing mengumumkan bahwa Ren Zhiqiang telah diajukan ke meja hijau.
Komentator politik Tang Jingyuan berpendapat bahwa investigasi terhadap Ren Zhiqiang menandakan bahwa semua harapan orang partai untuk kembali ke garis Deng Xiaoping dan ilusi demi pembaruan hidup bagi partai benar-benar hancur. Hal ini juga menandakan bahwa sejumlah besar politisi dan pengusaha di dalam dan di luar sistem yang berusaha mendorong Partai Komunis Tiongkok untuk menempuh jalur reformasi demi hari depan yang lebih baik, telah mengalami kegagalan total.
KETERANGAN FOTO: Menurut berita terbaru, keluarga Deng Xiaoping sudah mulai memobilisasi perombakan. (Peter Lim/AFP/Getty Images)
sin / rp
Video Rekomendasi