Theepochtimes.com- Pemerintahan AS melarang penerbangan Tiongkok masuk ke AS atau terbang dari AS. Langkah itu sebagai pembalasan atas kegagalan Tiongkok membiarkan maskapai penerbangan AS secara bebas beroperasi.
Pemerintahan Trump mengatakan sebanyak tujuh maskapai penerbangan yang berbasis dari Tiongkok, termasuk Air China Limited dan Xiamen Airlines, tidak akan dapat terbang ke AS atau dari AS.
Departemen Perhubungan AS mengatakan, pihaknya “merespon kegagalan Tiongkok mengizinkan operator dari negeri Paman Sam untuk menggunakan sepenuhnya hak bilateral mereka, tak lain untuk melakukan layanan penerbangan penumpang terjadwal ke dan dari Tiongkok.
“Sebagai akibat dari kegagalan itu, Amerika Serikat “menangguhkan operasi penumpang terjadwal dari semua operator Tiongkok ke dan dari Amerika Serikat,” tulis Joel Szabat, asisten Menteri Perhubungan untuk urusan penerbangan dan hubungan internasional.
Departemen Perhubungan AS menyatakan bahwa pesan tertanggal 3 Juni 2020 itu, mulai berlaku 16 Juni 2020 jika Trump memerintahkannya.
“Departemen akan terus melibatkan rekan-rekan Tiongkok kami sehingga operator AS dan Tiongkok dapat sepenuhnya menggunakan hak bilateral mereka. Sementara itu, kami akan mengizinkan operator Tiongkok untuk mengoperasikan jumlah penerbangan penumpang terjadwal yang sama dengan pemerintah Tiongkok mengizinkan kami,” demikian pernyataan Kemenhub AS.
Perjanjian penerbangan kedua negara awalnya dibuat pada Tahun 1980. Kemudian diamandemen mengatur penerbangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat.
Situasi saat ini bermula dari awal pandemi yang dimulai di Tiongkok pada awal tahun lalu.
Pada bulan Januari 2020, operator Amerika mulai menurunkan jadwal penerbangan AS-Tiongkok seperti halnya kebanyakan maskapai Tiongkok.
Pada awal Januari, sebanyak 325 penerbangan kombinasi dioperasikan setiap minggu antara kedua negara. Jumlah itu menurun secara drastis menjadi 20 penerbangan setiap minggunya. Itu lebih sedikit meningkat pada pertengahan Maret lalu menjadi 34 penerbangan mingguan, semuanya dioperasikan oleh operator Tiongkok.
Pada tanggal 26 Maret 2020, otoritas penerbangan sipil Tiongkok mengeluarkan pemberitahuan yang mengatakan bahwa maskapai Tiongkok dapat mempertahankan satu penerbangan terjadwal mingguan pada satu rute ke negara mana pun. Akan tetapi, maskapai asing dibatasi hanya untuk satu penerbangan mingguan pada satu rute ke Tiongkok. Meski demikian, harus merujuk pada jadwal penerbangan mereka mulai 12 Maret untuk batas keseluruhan secara maksimum.
Pada tanggal itu, maskapai penerbangan AS tak terbang ke Tiongkok atau dari Tiongkok karena pandemi, meskipun operator Tiongkok umumnya mengoperasikan beberapa penerbangan. Menjelaskan tanggal sebagai “sewenang-wenang,” kata Szabat yang menyebutkan pemberitahuan itu “secara efektif menghalangi operator AS dari mengembalikan penerbangan penumpang terjadwal ke dan dari Tiongkok. Bahkan, beroperasi sepenuhnya dengan hak-hak bilateral mereka, sementara operator Tiongkok dapat mempertahankan layanan penumpang terjadwal ke dan dari setiap pasar asing melayani pada tanggal semula termasuk Amerika Serikat. “
Sebelum pemberitahuan itu disampaikan, operator Amerika berencana untuk mengembalikan penerbangan ke Tiongkok pada awal Juni. United dan Delta berencana untuk mulai terbang ke Tiongkok lagi pada awal Mei.
Pejabat AS berulang kali mengajukan keberatan terhadap otoritas penerbangan sipil Tiongkok, termasuk pada seruan pada 14 Mei. Akan tetapi otoritas tersebut mengatakan dalam sebuah surat pada 25 Mei 2020, yang mengatakan pemberitahuan itu tidak akan diubah.
Jika kebijakan disesuaikan, maka departemen Perhubungan AS akan meninjau kembali pesan yang diumumkan pada 3 Juni itu.
Keterangan Gambar: Seorang pria yang mengenakan alat pelindung diri terlihat di luar pesawat Air China di Zimbabwe pada 11 Mei 2020. (Jekesai Njikizana / AFP via Getty Images)
(asr)
Video Rekomendasi