Chen Ting
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memutuskan mundur dari jabtannya pada konferensi pers Jumat (28/08/2020). Pengunduran diri itu dilakukannya dikarenakan penyakit lamanya yang Kembali kambuh. Tujuannya untuk menghindari memengaruhi urusan nasional.
Sebelumnya, tersiar kabar kemungkinan pengunduran diri Shinzo Abe karena kondisi kesehatannya. Abe sendiri menggelar jumpa pers pada Jumat (28/08) pukul 17.00 waktu setempat di Jepang untuk menjelaskan kesehatannya secara detail.
Di awal konferensi pers, Abe pertama kali menyebutkan langkah-langkah anti-epidemi Jepang saat ini. Dia mengatakan bahwa sejak Januari tahun ini, Jepang telah menghadapi musuh yang tak terlihat dan dia berduka atas mereka meninggal akibat epidemi.
Saat ini, test dan uji virus di Jepang telah meningkat, sekitar 200.000 orang tedeteksi setiap harinya. Selanjutnya dia menyebutkan keamanan dan kebijakan nasional terhadap Korea Utara. Kemudian, Abe menyebutkan tentang kondisi kesehatannya.
Abe mengaku bahwa saat pemeriksaan fisik pada Juni tahun ini, ia menemukan penyakit ulcerative colitisnya kambuh. Ia sudah sebulan lalu mengalami ketidaknyamanan fisik. Ia merasa kesehatannya memengaruhi urusan nasional. Meski masa jabatannya masih sisa satu tahun, ia harus mengundurkan diri lebih awal. Banyak hal dan kebijakan yang ingin ia terapkan gagal. Sehingga membuat rakyat tidak bisa melihat hasilnya. Abe mengungkapkan penyesalannya.
Abe mengatakan kepada wartawan bahwa dia membuat keputusan ini setelah pemeriksaan kesehatan pada 24 Agustus 2020. Abe mengatakan, tugas terpenting saat ini adalah menangani pandemi virus.
Abe menegaskan, dirinya tidak berencana segera keluar dari kantor kepresidenan, melainkan menunggu Partai Demokrat Liberal memilih presiden baru, lalu mengundurkan diri setelah penggantinya terpilih.
Sebelumnya, media Jepang sempat mengabarkan bahwa Abe sibuk menanggapi krisis virus Komunis Tiongkok (pneumonia Wuhan), dan kesehatannya kewalahan, menyebabkan penyakit lamanya kambuh.
Shinzo Abe menderita kolitis ulserativa. Abe pertama kali menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang pada tahun 2006, ketika dia baru berusia 52 tahun dan merupakan perdana menteri muda pertama yang lahir di Jepang setelah perang. Di luar dugaan, setelah bekerja lebih dari setahun, dia tiba-tiba mengundurkan diri karena penyakit ini.
Sumber menunjukkan bahwa Abe sering mengungkapkan kelelahan kepada orang-orang di sekitarnya belakangan ini. Di depan media, ada situasi seperti berpegangan pada dinding dan berjalan pelan.
Menurut laporan mingguan “Flash” Jepang, Abe muntah darah di kantor pada 6 Juli 2020. Meskipun juru bicara pemerintah Jepang dan Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga langsung membantahnya, hal itu tetap gagal menyelesaikan kekhawatiran media tentang kesehatan Abe.
Dalam dua minggu terakhir, Abe dirawat di Rumah Sakit Universitas Tokyo Keio untuk perawatan ke dua kalinya.
Menurut laporan media Jepang, Abe pertama kali melakukan pemeriksaan selama tujuh setengah jam pada tanggal 17 Agustus, dan kemudian kunjungan kembali 3,5 jam pada tanggal 24 Agustus. Meski dalam pernyataan resminya Abe hanya melakukan pemeriksaan kesehatan umum, karena pemeriksaan kesehatan terakhir Abe selesai pada Juni lalu.
Abe Adalah PM Terlama dalam Sejarah Jepang
Pada Desember 2012, Partai Demokrat Liberal mendapatkan kembali kekuasaan dan Abe menjadi perdana menteri Jepang untuk kedua kalinya. Masa jabatan Abe melampaui mantan Perdana Menteri Kataro pada 20 November 2019, menjadi perdana menteri dengan masa jabatan terlama dalam sejarah Jepang.
Pada 24 Agustus 2020, masa jabatan berturut-turut Abe mencapai 2.799 hari, melampaui 2.798 hari yang ditetapkan oleh kakek Shinzo Abe dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Eisaku Sato pada tahun 1974, menjadikannya tempat pertama.
Selain itu, Shinzo Abe juga merupakan pemimpin Kelompok Tujuh (G7) dengan masa jabatan terlama kedua, kedua setelah Kanselir Jerman Angela Merkel.
Stabilitas di puncak pemerintahan Jepang mungkin merupakan salah satu manfaat terbesar dari pemerintahan jangka panjang Shinzo Abe. Sejak pengunduran diri Shinzo Abe pada 2007, pemerintah Jepang berganti perdana menteri setiap tahun. Antara 2007 dan 2012, perdana menteri berturut-turut termasuk Yasuo Fukuda, Taro Aso, Yukio Hatoyama, Naoto Kan, Yoshihiko Noda, dan lainnya.
Saat Berita Pengunduran Diri Diumumkan, Saham Jepang Anjlok
Setelah NHK mengumumkan bahwa Shinzo Abe akan mengundurkan diri, pasar saham Tokyo bergejolak, Nikkei pernah jatuh lebih dari 600 poin, atau hampir 2,7%. Penurunan terakhir bertemu, turun 326 poin menjadi ditutup pada 22.882,65 poin, penurunan 1,4%.
Selain Nikkei, TOPIX Index (TOPIX) yang naik 1,3% selama sesi tersebut juga turun kembali setelah berita pengunduran diri Abe. Indeks harga saham kembali turun 1,6%, dan penurunan penutupan menyempit menjadi 0,68%, mencapai titik 1604,87.
Nilai tukar yen terdengar terapresiasi sekitar 0,5% menjadi 106,10 yen terhadap satu US dolar, dan kemudian turun tipis menjadi 106,32 yen menjadi satu US dolar. (hui)
Keterangan Foto : Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, dengan mengenakan masker, tiba di kantor Perdana Menteri. Abe diperkirakan akan mengadakan konferensi pers pada malam 28 Agustus untuk menjelaskan kesehatannya dan keputusannya untuk mengundurkan diri sebagai perdana menteri. (KAZUHIRO NOGI / AFP melalui Getty Images)