Oleh Matthew Little
Epochtimes.id- Sebuah laporan kepada kantor berita Korsel menyebutkan Korea Utara kini telah mengganti semua tentara keamanan penjaga perbatasan setelah seorang tentara mereka berhasil melarikan diri ke Korea Selatan.
Prajurit yang membelot tersebut hanya dikenal dengan nama keluarganya Oh. Dia berhasil melewati hujanan peluru dan harus diseret keluar dari zona bahaya oleh tentara Batalyon Komando PBB pada 13 November.
Tentara Korut ini kabur ke Korea Selatan melalui salah satu daerah yang paling dijaga ketat di daerah perbatasan kedua negara.
Prajurit berusia 24 tahun itu ditembak setidaknya lima kali. Dia kini masih berada di rumah sakit dan sudah sembuh dari bekas tembakan. Tentara yang membelot tersebut juga mengalami kekurangan gizi dan menderita serangan parasit yang parah.
Dokter mengungkapkan bahwa tentara yang membelot juga mengidap inactive tuberculosis dan hepatitis B.
Pada Kamis (23/11/2017) seorang sumber intelijen kepada Kantor berita Yonhap mengatakan semua tentara penjaga perbatasan diganti sebagai respon atas ketidakmampuan mereka mencegah pembelot melintasi wilayah keamanan bersama atau Joint Security Area (JSA).
Kemungkinan faktor lainnya adalah larinya tentara Korut bermarga Oh yang juga sebagai tentara penjaga perbatasan.
“Tanda-tanda terdeteksi bahwa Korea Utara telah mengganti semua petugas keamanan perbatasan setelah pembelotan,” kata sumber tersebut.
“Dengan situasi ini, komandan unit militer yang bertanggungjawab dan perwira senior mungkin telah mengalami hukuman.”
Sumber tersebut mengatakan Korea Utara tampaknya telah memperketat pemilihan personil yang masuk dan keluar dari Zona Demiliterisasi (DMZ).
Sumber tersebut mengatakan, rezim Korut sepertinya telah menutup jembatan yang dilalui oleh pembelot tersebut untuk menuju ke sisi utara wilayah Joint Security Area di mana tentara dari kedua negara saling berhadapan.
Para tentara Korut dilaporkan menghujani 40 kali tembakan sebagai usaha mereka untuk menghentikan pelarian Oh.
Upaya pencegahan tentara Korut ini dua kali melanggar gencatan senjata yang ditandatangani Korea Utara dengan Komando PBB (UNC) untuk menghentikan permusuhan Perang Korea pada 1953 silam.
Dalam temuan yang dirilis oleh UNC menyebutkan Korea Utara telah melanggar gencatan senjata dengan menembaki Jalur Demarkasi Militer yang memisahkan kedua negara. Bahkan oleh salah satu tentara Korut melintasi garis zona demiliterisasi untuk mengejar pembelot.
Tentara Korut yang membelot itu mengemudikan sebuah jip di sepanjang jalan menuju JSA yang juga dikenal sebagai desa gencatan senjata Panmunjom.
Tentara tersebut menarik perhatian dari para penjaga saat dia tidak berhenti di sebuah pos di sepanjang jalan.
Dia kemudian melompat dari jip setelah kenderaannya mogok dan menempuh jarak yang tersisa ke Jalur Demarkasi Militer dengan berjalan kaki. Ketika itu rekan-rekannya berlari tepat di belakangnya dan menghujaninya dengan tembakan.
Beberapa Tentara Korea Utara mencoba untuk menyeberang dari sepanjang perbatasan negara itu ke Korea Selatan walaupun dijaga ketat dengan Zona Demiliterisasi 2.5 mil (DMZ), yang hampir memisahkan kedua negara di seluruh perbatasan.
Sementara kedua negara mengawasi Zona Demarkasi Militer yang berada di kedua area dengan menempatkan banyak penjaga. Tentunya area perbatasan ini tidak dapat dilewati kecuali terdeteksi.
Sebagian besar warga Korea Utara melarikan diri melalui perbatasan dengan Tiongkok.
Seorang pejabat Korea Selatan kepada Guardian memperkirakan tentara bermarga Oh itu diyakini sebagai sersan staf tentara yang ditempatkan di Area Zona Demiliterisasi.
Jika dugaan itu benar, maka mampu menjelaskan bagaimana tentara itu bisa begitu dekat dengan area perbatasan tanpa bisa dihentikan. (asr)
Sumber : The Epochtimes