Zhang Qiling – NTD Asia Pasifik
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang telah berbicara berkali-kali untuk melindungi Komunis Tiongkok, kini tak mengesampingkan teori kebocoran laboratorium virus Covid-19. Dia menyatakan bahwa tahap kedua penyelidikan asal virus akan dilakukan selanjutnya. Ia meminta Komunis Tiongkok untuk memberikan data ‘mentah’ pada awal epidemi.
Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Kamis (15/7/2021) mengatakan kita berutang penjelasan kepada jutaan korban dan jutaan orang yang meninggal dunia tentang kebenaran tentang virus. Oleh karena itu, Kita perlu memahami apa yang terjadi, dan ia berharap dapat bekerja sama lebih baik.”
Tedros mencontohkan, pada tahap pertama penyelidikan asal-usul virus, ketidakmampuan memperoleh data asli di awal pandemi menjadi salah satu tantangan terbesar.
Ia mengatakan : “Mendapatkan data asli, terutama data asli pada awal pandemi belum dibagikan. Sekarang, kami telah merencanakan penelitian tahap kedua, dan kami meminta Komunis Tiongkok transparan, terbuka dan kooperatif.”
Ia juga mengaku masih terlalu dini untuk menutup kemungkinan bocornya virus dari laboratorium.
Tedros mengatakan: “Anda tahu, masih terlalu dini untuk mengurangi kemungkinan (asal usul virus), seperti teori laboratorium (kebocoran). Ia menyebut dirinya juga teknisi laboratorium, ahli imunologi, dan ia Bekerja di laboratorium, kecelakaan laboratorium terjadi, itu sangat umum.”
Pernyataan Tedros tidak diragukan lagi membalikkan laporan yang dikeluarkan oleh Kelompok Pakar Investigasi Wuhan WHO pada Maret tahun ini. Saat itu, laporan WHO menyatakan bahwa klaim kebocoran laboratorium “sangat tidak mungkin” benar.
Mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengkritik laporan itu di Twitter dengan menyebutkan : “Laporan WHO adalah penipuan, kelanjutan dari Komunis Tiongkok dan kegiatan propaganda berita palsu WHO.” (hui)