Ketika Taliban menyerang kota, pasukan darat tentara pemerintah Afghanistan kalah. Sejumlah pilot Afghanistan serta personel lain yang dilatih oleh Amerika Serikat melarikan diri ke negara tetangga, Uzbekistan. Pada 12 September rombongan pertama meninggalkan Uzbekistan menuju Uni Emirat Arab (UEA), dan sisanya diperkirakan akan dievakuasi dalam dua hari mendatang.
NTD
Sebuah sumber mengatakan bahwa setelah Amerika Serikat dan Uzbekistan mencapai kesepakatan tentang pemindahan pilot Angkatan Udara Afghanistan yang melarikan diri dan kerabat mereka. Mereka akhirnya meninggalkan Uzbekistan dengan pesawat akhir pekan lalu.
Reuters pertama kali melaporkan berita tersebut. Departemen Luar Negeri AS maupun misi Uzbekistan untuk PBB di New York tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Tidak jelas bagaimana 46 pesawat, termasuk pesawat serang ringan A-29 dan helikopter UH-60 Black Hawk, akan ditangani.
Reuters sebelumnya mengungkapkan bahwa kamp Uzbekistan dipenuhi dengan ketegangan. Mereka khawatir akan dikirim kembali ke Afghanistan dan terancam dibunuh oleh Taliban.
Sekitar seminggu yang lalu, situasi berubah setelah pejabat AS tiba, mereka melakukan pemindaian biometrik warga Afghanistan untuk memeriksa identitas mereka. Banyak dari mereka melarikan diri dari Afghanistan dengan tergesa-gesa dan tidak membawa apa-apa kecuali pakaian yang mereka bawa.
Bulan lalu, setelah pasukan Afghanistan mundur, Taliban menyita helikopter dan pesawat tak berawak dan meminta pesawat yang berangkat untuk pulang kembali.
Pejabat AS saat ini dan mantan pejabat mengatakan kepada Reuters bahwa Taliban menekan Uzbekistan untuk menyerahkan pesawat dan para personel tersebut.
Penguasa baru Afghanistan juga menyatakan bahwa, mereka akan mengundang mantan personel militer untuk bergabung dengan pasukan keamanan yang direorganisasi. Taliban berjanji bahwa orang-orang ini tidak akan dilukai.
Namun demikian, para pilot ini percaya bahwa janji Taliban itu omong kosong belaka, karena sebelum Taliban berkuasa, pilot yang dilatih oleh Amerika Serikat dan bisa berbahasa Inggris sudah menjadi sasaran Taliban. Bahkan, pejuang Taliban melacak mereka dan membunuh beberapa pilot. (hui)