ETIndonesia-Bertahun-tahun yang lalu, Suami meninggalkan dirinya dan anaknya, akhirnya dia pun dengan susah payah membesarkan sendiri putrinya yang baru berusia 5 tahun ketika itu.
Selama itu, dia menganggap putrinya sebagai pilar spiritual dan putrinya juga ternyata sangat memahami kondisi ibunya.
Sejak awal menikah, putrinya kerap menjenguknya , selain itu juga sering berkomunikasi dengannya lewat telepon.
Tetapi belakangan, telepon dari putrinya semakin berkurang, dan dia pun tak tahan untuk bertanya pada menantu laki-lakinya, namun, menantunya selalu beralasan “sibuk”.
Karena rindu dan rasa khawatir, sang ibu pun memutuskan untuk menjenguk putrinya. Tapi tak disangka, putri dan menantunya justeru bersikap dingin terhadapnya setelah jauh-jauh datang di rumah putrinya.
Putri dan menantunya lalu membiarkannya sendirian di ruang tamu, dan masuk ke kamar sambil berbisik.
Tak lama kemudian, keduanya keluar, menantunya lalu berkata dengan nada tidak senang : “Bu, kenapa sih harus secara khusus ke sini, kami baik-baik saja, apalagi kami juga sibuk, jadi tidak bisa selalu telepon ibu setiap hari,” kata menantunya dengan muka masam.
Ibunya merasa sangat sedih, dan matanya pun sambab oleh linangan air mata, dia tak menyangka putri dan menantunya berkeluh kesah karenanya.
Putrinya yang biasanya sangat berbakti itu tiba-tiba saja bersikap dingin padanya. Malamnya, putrinya tidak memasak, karena sudah kenyang dengan emosi, katanya.
Sedangkan menantunya sengaja memberinya mantou-roti kukus yang sudah dingin dengan pandangan sinis. Namun, dia sama sekali tidak berselera makan, keesokannya dia pun memutuskan untuk pulang.
Malam itu, dia tidak bisa tidur, bolak balik di tempat tidur, dia tidak habis mengerti dengan sikap dingin mereka.
Biasanya putri dan menantunya sangat berbakti, tapi mengapa tiba-tiba menjadi dingin seperti itu ?
Di tengah malam, sayup-sayup dia mendengar isak tangis putrinya dan mendengar menantunya berkata, “Besok kamu akan operasi, kalau terjadi sesuatu, aku juga tidak mau hidup lagi. Demi aku dan ibu, kamu harus bertahan.”
Ternyata putrinya menderita penyakit serius, dan harus dioperasi dengan tingkat keberhasilan hanya 50 %.
Dia takut fisik ibunya yang lemah akan cemas kalau mengetahui tentang penyakit yang dideritanya.
Karena itulah, mereka sengaja bersikap dingin, supaya ibunya tidak betah dan segera pulang ke kampung.
“Setelah sembuh nanti kita sama-sama mohon maaf pada ibu.” Kata putrinya.
Akhirnya dia pun mengerti setelah tanpa sengaja mendengar obrolan putri dan menantunya.
Dia segera berlari keluar dan seketika memeluk erat putrinya sambil berkata : “Kamu akan baik-baik saja! Ibu masih mengharapkanmu mengantar ibu ke perisitirahatan terakhir nanti. Kamu harus kuat, ibu akan menemanimu melewatinya besok!”
Keesokan harinya, sang ibu menemani putrinya ke rumah sakit sampai operasi selesai pada tengah malam.
Pernikahannya tidak berakhir dengan bahagia, dan dia tidak tahu apa yang terjadi dalam hubungan antara suami dan istri dalam kehidupannya saat ini, tetapi dia bahagia untuk putrinya, karena putrinya telah menemukan sosok orang yang mencintainya, dan ini adalah hal paling membahagiakannya dalam hidupnya.”
Tak disangka, baik putri dan menantunya ternyata memang sengaja bersikap dingin dan sinis padanya, karena mereka khawatir dirinya tidak tahan apabila mengetahui penyakit yang diderita putrinya.
Dan cinta kasih keluarga ini tidak pernah berubah, malah justeru semakin akrab sejak putrinya berangsur-angsur sembuh dari penyakitnya.(jhn/yant)
Sumber: life.bldaily.com
Apakah Anda menyukai artikel ini? Jangan lupa untuk membagikannya pada teman Anda! Terimakasih.