oleh Qiao An
Di bawah ancaman keselamatan jiwa pribadi yang diciptakan oleh Partai Komunis Tiongkok, pada 1 November, keempatbelas orang kandidat independen yang mencalonkan diri sebagai perwakilan Kota Beijing (setara anggota DPRD) mengumumkan pencabutan pencalonan.
Sejak diumumkan pada 15 Oktober untuk berpartisipasi dalam pemilihan wakil Kongres Rakyat Nasional, 14 orang kandidat independen, termasuk anggota keluarga dari kasus 709, Wang Qiaoling dan Li Wenzu, telah menjadi sasaran berbagai ancaman pribadi. Pada hari Senin (1 November), 14 orang mengeluarkan pernyataan bersama yang berisikan pembatalan pencalonan diri.
Pernyataan itu menyebutkan, sejak 15 Oktober lalu, 10 orang calon independen telah dikuntit anggota polisi siang malam, ada yang tidak diperbolehkan keluar dari lingkungan tempat tinggalnya, ada yang dibawa paksa dari rumahnya oleh polisi untuk “jalan-jalan” hingga larut malam, dan ada pula yang mendapat peringatan dari pemerintah kotapraja bahwa rumah tinggalnya akan dibongkar paksa dan kebebasan bergerak mereka dibatasi oleh polisi. Ada yang diancam oleh polisi untuk tidak keluar rumah atau berjalan-jalan dengan anjing mereka. “Di bawah ancaman yang mengerikan dan tekanan seperti itu, demi keselamatan jiwa dan raga dari 14 orang, kita mengumumkan pencabutan pencalonan”.
我是生活在最基层的公民,深感普通百姓与政府、人大、法院、检察院等部门沟通的困难。我经常通过各种渠道寻找人大代表,希望他们能帮我向政府及有关方面反映问题。但是根本见不到人大代表。现在五年一次的区县人大代表换届选举开始了。我有一种强烈的愿望,我要当人大代表!我愿意替老百姓说话办事。 pic.twitter.com/1DhtxXBX1a
— 野靖环 (@VVGHAxQdlDZnF6Y) October 15, 2021
Chen Guangcheng, seorang pengacara hak asasi manusia terkenal, kemudian menulis kesannya melalui Twitter : Bagaimana bisa ada demokrasi di bawah kediktatoran”.
Bao Tong, sekretaris Zhao Ziyang, mantan Sekjen Partai Komunis Tiongkok mengatakan dalam sebuah posting. Para pemilih diperingatkan untuk tidak mendekati para kandidat sampai mereka dipaksa mengumumkan bahwa mereka akan berhenti mencalonkan diri—inilah keseluruhan proses, seluruh proses dari “demokrasi”, seluruh proses dari “demokrasi” ala komunis Tiongkok. (sin)