oleh Wang Xiang
Stasiun televisi dan radio Jerman ‘Deutsche Welle’ pada Rabu 22 Desember memberitakan bahwa Amerika Serikat dan Tiongkok telah jatuh ke dalam persaingan ekonomi dan geopolitik yang serius. Dan persaingan tersebut diperkirakan akan terus berlanjut di tahun 2022.
Amerika Serikat akan mengadakan pemilihan paruh waktu utama pada tahun 2022. Walaupun Partai Demokrat dan Partai Republik bersaing ketat, tetapi sebuah konsensus sangat mungkin terjadi, yakni mereka tidak bersedia mengalah kepada Tiongkok.
Di Beijing, Presiden Xi Jinping sedang bersiap untuk lebih mengkonsolidasikan kekuasaannya di dalam Partai Komunis Tiongkok lewat Kongres Partai yang akan diselenggarakan pada Oktober 2022.
Pemisahan (decoupling) di bidang teknologi antara AS dengan Tiongkok
Keamanan siber akan menjadi isu penting di masa depan, karena akan mempengaruhi kebijakan ekonomi dan strategis. Di tahun mendatang, Amerika Serikat akan melanjutkan kebijakannya untuk memisahkan teknologi Tiongkok dari negara lain di seluruh dunia. Selain itu, Washington tidak akan menghentikan kebijakannya yang mempersulit perusahaan Tiongkok memperoleh perangkat keras penting buatan AS.
Bonnie Glaser, Direktur Program Asia dari German Marshall Foundation, sebuah think tank di Washington DC,. mengatakan kepada Deutsche Welle bahwa Amerika Serikat baru saja memulai memberlakukan pembatasan yang lebih ketat terhadap transfer teknologi ke daratan Tiongkok, dan (diperkirakan) akan ada lebih banyak tindakan yang diambil pada tahun 2022.
Bonnie Glaser memperkirakan bahwa Kementerian Pertahanan AS akan mengambil tindakan dalam upaya menambal kebocoran pada sistem pengawasan mereka. Misalnya, produsen semikonduktor Tiongkok SMIC tidak lagi diizinkan untuk membeli teknologi utama AS, dan memasukkan lebih banyak entitas Tiongkok lainnya ke dalam daftar hitam Kementerian Perdagangan AS.
Dia mengatakan bahwa sekutu AS juga sedang membahas mengenai kontrol ekspor dan penyaringan terhadap investasi asing langsung dari Tiongkok.
Pada tahun 2021, Amerika Serikat menuduh Beijing mendukung secara besar-besaran terhadap kegiatan peretasan. Washington juga menentang partisipasi Tiongkok dalam pengembangan teknologi komunikasi global generasi berikutnya, terutama 5G.
Karena raksasa teknologi (swasta) Tiongkok membangun monopoli yang lebih kuat daripada rekan-rekan mereka di Amerika, dengan pangsa pasar global mendekati 90%, yang berada di luar penerimaan pemerintah Tiongkok, sehingga tahun ini (2021) pejabat senior PKT mulai menindak keras para kampiun industri mereka di bidang teknologi.
Dengan adanya tekanan yang berbeda dari badan regulator Amerika Serikat dan Tiongkok, maka para investor global akan tetap meningkatkan kewaspadaan dalam berinvestasi di perusahaan Tiongkok pada tahun 2022.
Konfrontasi AS – Tiongkok masih menjadi tema utama
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada tahun 2022 diperkirakan akan melambat, akibat pengaruh epidemi dan kekurangan listrik. Sebagian besar pasar memperkirakan bahwa target pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan berkisar di 5%.
Demikian pula, The Fed menyatakan dalam pertemuan terakhir mereka tahun 2021 bahwa ekonomi AS tahun 2022 diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,0%. Angka tersebut merupakan dua kali lebih dari tren ekonomi potensial, dan masih lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan yang dibuat pada bulan September lalu, yakni 3,8%.
Namun, inflasi yang tinggi merupakan potensi yang menghalangi kembalinya pasar tenaga kerja AS ke keadaan sebelum pandemi. Perkiraan inflasi untuk tahun 2022 adalah 2,6%.
Beberapa analis mengatakan bahwa, ini bisa jadi menjadi pendorong bagi Beijing untuk melunakkan hambatan perdagangan selama era Trump dengan menjalin kerja sama dengan Washington.
Pada November, Biden dan Xi Jinping mengadakan konferensi video, di mana kedua pemimpin berjanji untuk mengelola persaingan sebaik mungkin di masa depan untuk menghindari konflik. Namun, pengamat tetap skeptis tentang prospek kerja sama dan upaya menyelesaikan perbedaan dengan cara yang damai antara kedua negara.
Shen Ling, wakil profesor di Business School of East China University of Science and Technology, mengatakan kepada ‘Deutsche Welle’ bahwa meredanya ketegangan ekonomi dan perdagangan antara Tiongkok dengan Amerika Serikat mungkin hanya bersifat sementara, karena konfrontasi masih menjadi tema utama.
Bagi para petinggi Partai Komunis Tiongkok, situasi dunia saat ini adalah “Timur sedang bangkit dan Barat sedang tenggelam”, PKT ingin membuktikan bahwa sistem sosialisme lebih unggul daripada sistem kapitalisme.
Ketika pemilu AS tahun 2020 bergejolak, buku “Amerika Serikat Melawan Amerika Serikat” yang ditulis 30 tahun lalu oleh Wang Huning, anggota Komite Tetap Politbiro Partai Komunis Tiongkok, langsung terjual habis di Tiongkok. Orang-orang mengira bahwa Amerika Serikat sedang mengalami kemunduran.
Bonnie Glaser mengatakan, Karena penyelenggaraan Kongres Partai ke-20 Tiongkok dan pemilihan paruh waktu di Amerika Serikat sama-sama terjadi pada tahun 2022, politik dalam negeri Tiongkok akan sangat mempengaruhi kebijakan Amerika Serikat juga Tiongkok. Oleh karena itu, ia tidak optimis membuat kemajuan signifikan dalam masalah apa pun.
“Tetapi masih mungkin terjadi satu dua kesepakatan, sepanjang itu memang untuk kepentingan kedua belah pihak”. (sin)