Katabella Robert
Para peneliti telah menemukan mikroplastik jauh di dalam paru-paru manusia yang masih hidup untuk pertama kalinya. Para ilmuwan di Hull York Medical School di Inggris menerbitkan temuan mereka dalam jurnal Science of the Total Environment, studi pertama yang menunjukkan mikroplastik di jaringan paru-paru manusia hidup.
Mikroplastik adalah partikel plastik yang sangat kecil yang terdiri dari campuran polimer dan aditif fungsional yang berukuran kurang dari lima milimeter dan umumnya dilepaskan secara tidak sengaja ke lingkungan karena pembuangan dan penguraian produk konsumen yang lebih besar atau limbah industri.
Para peneliti dalam penelitian ini mengumpulkan jaringan paru-paru dari pasien hidup yang menjalani prosedur pembedahan di Castle Hill Hospital dan Hull University Teaching Hospitals NHS Trust sebelum menyaringnya untuk melihat apa yang ada.
Mereka mengamati 39 mikroplastik di 11 dari 13 sampel jaringan paru-paru yang diuji, angka yang secara signifikan lebih tinggi daripada tes laboratorium sebelumnya.
Para peneliti mengidentifikasi 12 jenis mikroplastik secara total, yang biasa ditemukan dalam botol, kemasan, pakaian, dan tali, bersama dengan proses manufaktur lainnya.
Polypropylene, yang digunakan dalam kemasan plastik karena biaya rendah dan fleksibilitas, dan serat polietilen tereftalat (PET), nama kimia untuk poliester, adalah bentuk plastik yang paling umum ditemukan di paru-paru.
“Mikroplastik sebelumnya telah ditemukan dalam sampel otopsi mayat manusia—ini adalah studi kuat pertama yang menunjukkan mikroplastik di paru-paru dari orang hidup,” kata Laura Sadofsky, Dosen Senior Kedokteran Pernapasan di Hull York Medical School dan penulis utama studi tersebut.
Studi ini juga menunjukkan temuan yang tidak terduga: Sebelas mikroplastik ditemukan di bagian atas paru-paru, tujuh di bagian tengah, dan 21 di bagian bawah paru-paru.
“Itu juga menunjukkan bahwa mereka berada di bagian bawah paru-paru. Saluran udara paru-paru sangat sempit sehingga tidak ada yang mengira mereka bisa sampai ke sana, tetapi mereka jelas telah ada di sana,” kata Sadofsky.
“Kami tidak menyangka akan menemukan jumlah partikel tertinggi di bagian bawah paru-paru, di antara partikel dengan berbagai ukuran yang kami temukan. Hal ini mengejutkan, karena saluran udara berukuran lebih kecil di bagian bawah paru-paru, dan kami mengharapkan partikel dengan ukuran ini seharusnya mampu disaring atau terperangkap sebelum masuk jauh ke dalam paru-paru,” tambahnya.
Para ilmuwan mengatakan, temuan itu menunjukkan bahwa salah satu cara manusia terpapar mikroplastik adalah melalui inhalasi.
Studi ini juga menemukan mikroplastik dengan ukuran dan bentuk yang biasanya tidak dapat dihirup oleh manusia, dan pasien pria memiliki tingkat mikroplastik yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan wanita.
Para peneliti sekarang berencana untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai dampak mikroplastik terhadap kesehatan pernapasan.
Meskipun efek kesehatan dari menelan mikroplastik masih tidak jelas, namun sebuah studi University of Hull yang diterbitkan pada 2021 menegaskan bahwa mereka dapat menyebabkan kematian sel atau reaksi alergi.
Temuan terbaru hadir setelah sekelompok peneliti di Eropa mengatakan pada Maret lalu bahwa mereka telah menemukan mikroplastik dalam darah manusia untuk pertama kalinya.
Para ilmuwan di Belanda memperoleh sampel darah dari 22 donor dewasa sehat tanpa nama, dan menganalisis partikelnya.
Mereka menemukan bahwa 17 orang di antaranya, atau 77,2 persen dari pendonor memiliki mikroplastik dalam darah mereka. (osc)