NTDTV.com
Wall Street Journal (WSJ) pada Selasa (17/5/2022) yang mengutip penilaian awal dari pejabat AS melaporkan, data penerbangan kotak hitam menunjukkan bahwa ada kesengajaan dari seseorang dalam kokpit yang membuat pesawat penumpang milik maskapai penerbangan Tiongkok China Eastern Airlines itu terbang dengan posisi nyaris tegak lurus ke bawah, yang menyebabkan pesawat jatuh di Provinsi Guanxi pada Maret tahun ini
Pada Maret tahun ini, pesawat penumpang Boeing 737-800 milik maskapai penerbangan China Eastern Airlines yang terbang dari Kota Kunming menuju Kota Guangzhou tiba-tiba jatuh dari ketinggian jelajahnya dan jatuh di daerah pegunungan di Provinsi Guangxi, menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawatnya yang berjumlah 132 orang. Itu adalah kecelakaan udara paling mematikan di daratan Tiongkok dalam 28 tahun terakhir.
“Pesawat itu terbang mengikuti instruksi seseorang di dalam kokpit”, kata seseorang yang mengetahui penilaian awal dari pihak berwenang AS kepada Wall Street Journal. Penilaian awal oleh pejabat AS tersebut termasuk melakukan analisis data penerbangan yang diambil dari rekaman dalam kotak hitam yang mengalami kerusakan.
Dengan mengutip penilaian yang disampaikan oleh pejabat AS, WSJ melaporkan bahwa pihak Beijing yang memimpin penyelidikan, sejauh ini tidak menemukan masalah mekanis atau kontrol penerbangan dengan pesawat yang jatuh pada 21 Maret ini.
Pejabat tersebut kepada WSJ mengatakan bahwa dari informasi yang terkumpul melalui penyelidikan terhadap pesawat yang jatuh sejauh ini, telah membuat pejabat AS yang terlibat dalam penyelidikan mengarahkan perhatian khusus terhadap tindakan seorang pilotnya. Orang-orang yang mengetahui masalah tersebut juga mengatakan kepada WSJ bahwa, tidak menutup kemungkinan ada orang lain di dalam pesawat yang masuk ke kokpit lalu dengan sengaja menyebabkan kecelakaan itu terjadi.
Seorang pejabat Barat mengatakan kepada Reuters bahwa fokus penyelidikan akhirnya dialihkan kepada awak pesawat setelah penyelidikan awal tidak menemukan tanda-tanda adanya kerusakan teknis.
Penyelidik NTSB dan Boeing telah melakukan perjalanan ke Tiongkok untuk membantu penyelidikan, kata ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) Jennifer Homendy kepada Reuters dalam sebuah wawancara pada 10 Mei. Dia mengungkapkan bahwa penyelidikan sampai saat ini belum menemukan masalah keamanan dalam penerbangan yang membutuhkan tindakan segera.
Maskapai penerbangan China Eastern Airlines menyebutkan dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada WSJ bahwa belum menemukan bukti untuk menentukan apakah ada masalah dengan pesawat yang terlibat dalam kecelakaan itu. Pernyataan ini mengulangi pernyataan pejabat tinggi maskapai yang disampaikan pada bulan Maret tahun ini, bahwa pilot dalam keadaan sehat dan keluarga mereka dalam kondisi yang baik termasuk tidak mengalami masalah keuangan.
Maskapai mengatakan bahwa pihaknya tidak bertanggung jawab atas penyelidikan kecelakaan dan telah merujuk pada pengumuman resmi, termasuk ringkasan laporan awal yang dikeluarkan oleh pemerintah Tiongkok pada 20 April lalu. Pemulihan data yang diambil dari kotak hitam yang rusak dan analisisnya masih berlangsung sampai saat ini.
WSJ melaporkan bahwa diperlukan waktu sekitar satu tahun atau lebih bagi badan investigasi kecelakaan untuk mengeluarkan kesimpulan akhir tentang penyebab kecelakaan itu.
Pada pertengahan April tahun ini, maskapai penerbangan China Eastern Airlines telah melanjutkan penggunaan pesawat jenis Boing 737-800. Dalam ringkasan tentang kecelakaan yang dirilis bulan lalu, regulator penerbangan Tiongkok tidak membuat rekomendasi teknis untuk penggunaan pesawat Boeing 737-800. Namun, para ahli mengatakan bahwa pesawat jenis ini telah beroperasi sejak tahun 1997 dan memiliki catatan keselamatan yang baik. (sin)