The Epoch Times
Sebelum 18 Desember 2022, di dunia sepak bola yang dapat disebut sebagai raja bola atau GOAT (Greatest of All Time) hanya ada 2 orang, yang pertama adalah Pelé, dan yang kedua adalah Diego Maradona.
Pada 18 Desember 2022, di Doha, Qatar, Lionel Messi yang telah empat kali gagal akhirnya pada upaya kelimanya, yang mungkin juga merupakan duel piala dunianya yang terakhir kali akhirnya berhasil mencapai impiannya menjadi yang terbaik, dengan dinobatkan sebagai raja bola (GOAT) yang ketiga.
GOAT sebelumnya yakni Maradona yang telah meninggal dunia, sejak awal telah mengatakan bahwa Messi adalah jenius, adalah penerus dirinya. Pada 29 Desember 2022 lalu, GOAT pertama yakni Pele juga meninggal dunia, Messi telah menjadi satu-satunya GOAT yang tak terbantahkan.
Setelah bertahun-tahun malang melintang di lapangan hijau, pada 2005 Messi telah mendapatkan gelar “golden boy” sepak bola, sebelumnya pernah meraih 7 buah piala Ballon d’Or, 4 kali juara Liga Champion UEFA, 1 kali juara Copa America, 1 kali juara CONMEBOL–UEFA Cup of Champions, 3 kali juara FIFA Club World Cup, 7 kali juara Copa del Rey, 1 kali juara Olimpiade dan juga 10 kali juara LaLiga, segala gelar kehormatan sepak bola telah berhasil diraihnya.
Sejak kecil Messi sudah sangat tertarik dengan benda berbentuk bulat itu, pada usia 9 bulan saat baru bisa berjalan, dia telah bermain sepak bola dengan para saudaranya, seakan terlahir demi olahraga yang satu ini. Sempat banyak orang mengkhawatirkan, kepribadian Messi terlalu polos dan introvert, tidak memiliki arogansi seorang raja seperti Maradona, dan tidak bisa menjadi pemimpin. Faktanya, Messi yang baik hati dan rendah hati dengan teknik bola yang nyaris sempurna dan kepribadiannya itu telah membuka jalan yang lebih murni menjadi raja bola.
Selain cinta sepak bola, Messi lebih mencintai keluarganya. Pada Hari Natal yang menyusul setelah merebut piala, ia mengunggah sebuah foto keluarganya di depan pohon Natal. Ia selalu menekankan, adalah keluarga yang telah memberinya lebih banyak dorongan dan keberanian. Setelah menjadi ayah, membuatnya belajar menghadapi kegagalan dari sudut pandang berbeda.
Raja Bola Yang Selalu Rindu Rumah
Messi pernah mengatakan demikian, segala sesuatu pada diri saya adalah milik keluarga. Ayahnya adalah idola Messi kecil, juga merupakan pelatih pertama Messi. Sang ayahlah yang dengan tegas memutuskan mengirimkan Messi ke Barcelona, Spanyol. Tetapi nenek, ibu, istri, wanita dari tiga generasi itu merupakan faktor krusial yang menentukan pola Messi.
Nenek (dari pihak ibu) adalah orang pertama yang menemukan bakat sepak bola Messi. Dialah yang pertama membawa Messi ke lapangan sepak bola, dan membawa si Messi kecil berlatih bola, serta menemaninya ikut pertandingan, dia sangat berpengaruh bagi karir sepak bola Messi. Nenek meninggal di saat Messi masih berusia 11 tahun, setelah itu setiap kali Messi berhasil mencetak gol dalam pertandingan, ia selalu membuat tanda salib di dada, lalu tangan menunjuk ke langit, sebagai tanda pemberitahuan kepada almarhum neneknya.
Messi juga memiliki seorang ibu yang bijaksana, setiap kali Messi berada di lembah kesulitan, dia selalu menemani Messi, dan merawatnya sepenuh hati. Ibu Messi yang bernama Celia itu acap kali mengingatkannya agar tidak kehilangan dirinya di tengah uang dan ketenaran. Hingga kini dia masih menetap di blok tempat mereka dilahirkan, tidak ingin meninggalkan akarnya. Berkat pengaruh keluarganya itu, Messi bersifat polos dan sederhana, selalu rendah hati, dan senantiasa mementingkan orang lain.
Pada usia 9 tahun Messi telah jatuh cinta pada pandangan pertama pada istrinya Antonela Roccuzzo, kedua sejoli pasangan sejak kecil itu selalu menjadi bahan pembicaraan oleh berbagai pihak. Antonela adalah istri bijaksana yang paling diandalkan oleh Messi. Messi yang pernah mengatakan, “Yang paling membahagiakanku bukan mencetak berapa gol, melainkan gadis yang kusukai saat berusia 9 tahun itu selalu berada di sisiku.” Messi adalah seorang yang cinta keluarga. Berbakti pada orang tua, setia pada pasangan, dan mengasihi anak-anaknya, selain bermain bola, mayoritas waktu Messi digunakan untuk menemani keluarga.
Dongeng Pangeran Memilih Sang Putri
Berbeda dengan banyak bintang olahraga yang kehidupan pribadinya tidak karuan, Messi sebagai pebakat sepak bola nomor wahid abad ke-21, walaupun tak henti-hentinya mengalami godaan, tapi ia adalah bintang sepak bola langka yang zero-scandal. Cinta Messi dan istrinya Antonela ibarat dongeng pangeran dan putri versi kehidupan nyata.
Pada 1996, ketika Messi yang berusia 9 tahun melihat Antonela yang berusia 8 tahun, ia total tercengang. Antonela adalah adik sepupu dari Lucas Scaglia, rekan satu tim Messi saat bermain di klub Newell’s Old Boy. Keduanya adalah cinta pertama masing-masing. Sejak saat itu ia menetapkan Antonela sebagai pasangan hidupnya dan berkata, “Suatu hari nanti, kita akan bertunangan.”
Ayah Messi adalah petugas keamanan yang menjaga pagar kawat berduri, ekonomi keluarganya sangat miskin, tidak mampu membayar biaya pengobatan Messi yang mengalami gangguan pertumbuhan. Sedangkan Antonela adalah tuan putri keluarga kaya, ayahnya, José Roccuzzo mempunyai jaringan supermarket yang bernama “Único” di Rosario, Argentina. Antonela sejak kecil telah mengenyam pendidikan elite, dan merupakan seorang lulusan dokter gigi yang gila belajar.
Pada 1 Juli 2017 lalu, di kampung halamannya Rosario, Santa Fe, Argentina, Lionel Messi menikahi kekasihnya Antonela Roccuzzo, dan mengadakan “pernikahan milenial”. Pada pernikahan tersebut Messi berkata sambal terisak, “Saya telah meraih banyak gelar juara, namun dari semua kehormatan itu, tak bisa menandingi kebahagiaan saya menikahi gadis yang telah saya cintai selama 21 tahun ini.” Sejak usia 9 tahun hingga sekarang, Antonela telah mendampingi Messi selama 27 tahun. Selain menjadi saksi Messi meraih satu demi satu gelar juara, dia juga telah membantu Messi melalui beberapa kali ajang piala dunia yang sempat membuat Messi terpuruk. Messi memiliki prestasi gemilang di lapangan hijau, tetapi dalam hal percintaan ia adalah seorang pria yang romantis dan terobsesi dengan cintanya, bahkan berfoto bersama para fans wanita pun ia takut akan membuat istrinya tidak senang.
Setelah merebut juara dalam Piala Dunia kali ini pemandangan Messi berbagi kebahagiaan bersama istri dan 3 orang anaknya sangat mengharukan semua penonton. Sang istri pun menulis ucapan selamat bagi Messi: “Kami sangat bangga padamu, terima kasih kau telah mengajarkan kami untuk tidak pernah menyerah, apapun yang terjadi harus terus berjuang sampai akhir. Setelah melalui berbagai kesulitan berlainan selama bertahun-tahun, kini akhirnya kau wujudkan cita-citamu, menjadi juara dunia!”
Dalam sepak bola, selain penuh semangat Messi juga memiliki perasaan lembut. Di luar lapangan bola, Messi adalah seorang suami yang lembut dan ayah yang belas kasih. Saat tidak bermain bola, Messi lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga, mengantar dan menjemput anak-anaknya, juga kerap berwisata selama liburan bersama Antonela dan ketiga putra mereka.
Kutu Loncat Yang Tak Pernah Dewasa
“Kutu loncat” atau La Pulga adalah panggilan sayang ibunya kepada Messi.
Messi kecil sejak dini telah memperlihatkan bakat sepak bola yang menonjol. Di usia 5 tahun Messi telah bermain bola di klub anak-anak di komunitas tempat tinggalnya, usia 7 tahun telah mampu memperlihatkan teknik permainan yang terlatih, dan menarik perhatian klub sepak bola setempat yakni Newell’s Old Boy. Tapi di usia 11 tahun Messi terdiagnosa mengalami masalah kesehatan yaitu Growth Hormone Deficiency (GHD), yang mengharuskannya diinjeksi dengan hormon pertumbuhan untuk jangka waktu panjang.
Messi yang berperawakan kecil mampu bergerak cepat di lapangan, begitu lincah menggiring bola ibarat kutu loncat. Tapi sampai usianya 13 tahun, tinggi badannya hanya 148 cm, dan menjadi “kutu kecil” yang sulit untuk tumbuh dewasa.
Jika penyakit Messi tidak segera diobati maka akan mengakibatkan dirinya menjadi “kurcaci” atau kerdil dalam istilah umum, akan tetapi pengobatannya membutuhkan USD 900 dolar (13,.4 juta rupiah, kurs per 30/01) setiap bulan, kondisi ekonomi keluarga Messi sangat sulit menanggung biaya pengobatannya itu, sementara klub Newell’s Old Boy juga tidak bersedia mempertaruhkan uangnya untuk diinvestasikan bagi seorang bocah berusia 11 tahun. Hal ini nyaris memupuskan masa depan anak muda jenius ini. Beruntung seorang pencari bakat dari sebuah klub Spanyol yakni Barça menemukan Messi, lalu membawa Messi ke Barça, inilah titik balik pada kehidupan Messi.
Tidak hanya tidak bisa tumbuh besar, kepribadiannya pun seperti seorang anak laki-laki besar yang tidak pernah dewasa. Dia selalu memiliki hati yang polos dan hangat ibarat anak kecil. Messi memiliki hubungan yang akrab dengan rekan satu timnya, mereka sangat mudah bersahabat, ibarat teman sepermainan sejak kecil yang begitu dekat tanpa batasan. Messi juga menyukai makanan seperti anak kecil. Kuliner yang paling ia sukai adalah bom kalori berupa lapisan daging asap, dengan saos tomat dan keju. Ia juga sangat menyukai makanan kegemaran anak-anaknya yaitu daging panggang dan coklat. Tentu saja ia juga sangat menikmati waktu-waktu bersama dengan anak-anaknya.
Air Mata Tinggalkan Barça, Rumah Yang Telah Besarkan Sang Golden Boy
Pada September 2000, Messi yang baru berusia 13 tahun pergi jauh hingga ke Spanyol, untuk uji coba pelatihan di La Masia yang didirikan berkat pengaruh Johan Cruyff, dan langsung dilirik oleh Carles Rexach yang kala itu menjabat sebagai direktur olahraga FC Barcelona. Waktu itu Rexach menggunakan serbet makan kertas menulis kontrak dengan pemain muda itu dan berjanji akan menanggung biaya pengobatannya. Kontrak yang legendaris itu telah menyelamatkan Messi, juga membuat Barcelona berhasil memperoleh sebutir mutiara yang paling berkilau sepanjang sejarah sepak bola dunia.
Berkat bantuan Rexach itu, Messi kini berhasil tumbuh hingga memiliki tinggi badan 169 cm.
Pada saat baru bergabung dengan Barcelona, Messi bisa seharian penuh tidak berbicara, diam dan tenang ibarat seorang bisu. Apa kata Messi tentang hal ini?
“Ketika saya bermain sepak bola saya akan mengabaikan segala sesuatu di sekitar saya, karena sepak bola adalah ajang untuk berbicara bagi saya.” Kata Messi.
Begitu bergabung dengan tim junior Barça Messi pun dengan cepat berkilau, dalam 38 pertandingan ia berhasil mencetak 31 gol. Pada 2003, Messi yang baru berusia 16 tahun pertama kalinya tampil mewakili FC Barcelona. Pada 1 Mei 2005, dengan tembakan cungkil Messi berhasil mencetak gol pertamanya bagi Barcelona.
Dalam pertandingan Piala Dunia U-20 FIFA, Messi memimpin tim Argentina memenangkan juara pertama, sekaligus meraih penghargaan “Golden Boy” yang diprakarsai oleh surat kabar Italia yakni Tuttosport. Jalan karir cemerlang Messi di bidang sepak bola pun dimulai di Barcelona.
Barcelona adalah rumah yang telah membesarkan Messi, tanpa mata jeli dan pembinaan dari Barcelona, tidak mungkin seorang Messi meraih prestasi seperti hari ini. Dan Messi juga sangat mengingat jasa-jasa Barcelona, ia selalu menjadikan Barcelona sebagai rumah keduanya yang sulit ditinggalkannya. Dia telah mengabdi selama 21 tahun bagi klub sepak bola Barcelona. Sayangnya, pada 2021, FC Barcelona mengalami kesulitan operasional, walaupun Messi bersedia dipangkas honornya sebanyak 75% pun tetap tidak mampu mewujudkan keinginan pada masa awal yakni untuk pensiun di Barcelona, yang akhirnya terpaksa harus ia tinggalkan dengan berat hati dan penuh derai air mata.
Setelah Alami Kesulitan dan Penderitaan, Messi Pun Mencuat
“Aku bukan bintang hebat, jangan percaya bahwa Messi mampu menciptakan keajaiban, tapi harus percaya bahwa Messi tidak takut menghadapi kesulitan.” Inilah kata-kata yang pernah diucapkan Messi. Messi bukan bunga Plum (Prunus, red.), tapi ia juga telah mengalami derita dan dinginnya jalan untuk menjadi raja bola.
Pada 2022, di ajang Piala Dunia Qatar pada pertandingan pertama di luar dugaan Argentina kalah pada Arab Saudi. Pertandingan final dengan tim Prancis juga jatuh bangun, hingga akhirnya tendangan penalti-lah yang menentukan kemenangan.
Walaupun Messi mempunyai bakat yang luar biasa, namun tidak lebih beruntung daripada siapa pun. Di tengah profesi lapangan hijau yang selalu berubah tak menentu, siapapun tak luput dari ujian dan tempaan yang berat. Melalui tak terhitung banyaknya latihan yang dimulai pagi-pagi buta, tak terhitung banyaknya cedera, kegagalan dan jatuh bangun, Messi menghabiskan waktu 35 tahun hingga akhirnya mencapai puncak karir sebagai GOAT di piala dunia yang kemungkinan adalah pertandingan piala dunia terakhir dalam perjalanan karir sepak bolanya.
Ajang piala dunia sebelumnya selalu menjadi lahan kesedihan bagi Messi. Beberapa kali ia mengecewakan penontonnya, dan tidak mampu membawa Argentina menjadi juara, serta membuat Messi terseret ke dalam pusaran opini publik. Warga Argentina yang berang bahkan sempat merusak patung Messi karena kekalahannya. Pelatih sepak bola Mourinho pernah mengatakan, demi timnya Messi tidak segan-segan mengorbankan diri, ia menghormati Messi karena Messi bermain bola demi timnya dan bukan demi dirinya sendiri.
Yayasan Messi, Menyumbang Untuk Anak-Anak
Tidak hanya merupakan orang nomor satu di ajang sepak bola, Messi juga dermawan nomor satu di dunia sepak bola.
Menurut majalah Forbes, pendapatan tahunan Messi mencapai USD 130 juta dollar (1,9 triliun rupiah), menduduki posisi pertama sebagai olahragawan dengan pendapatan tertinggi 2022. Selain teknik bolanya, kedermawanan Messi juga diakui oleh para penggemar bola di seluruh dunia. Ia secara spesifik memperhatikan penyakit yang dialami anak-anak dan pendidikan anak-anak, Messi yang memiliki nilai jual luar biasa itu sama sekali tidak pelit soal beramal.
Pada 2007, Messi mendirikan yayasan amal dengan namanya yakni Leo Messi Foundation, menentukan orientasi amalnya khusus untuk anak-anak, demi membantu anak-anak yang tidak mampu dari negara di seluruh dunia memulihkan kembali kesehatan mereka. Arah tindakan amal Messi, berasal dari masa kecil dirinya yang mengalami “gangguan hormon pertumbuhan”. Messi yang sekarang berharap dirinya dapat menjadi orang yang mengulurkan bantuan tersebut. Messi pernah berkata, dia bermain bola bukan demi uang, suka bermain bola adalah motivasi utamanya.
Messi yang dihormati sebagai GOAT itu masih merupakan Golden Boy yang penuh dengan hati kekanak-kanakan yang tidak pernah menjadi dewasa. (sud)