EpochTimesId – Pro-kontra keluarnya Inggris Raya dari Uni Eropa sepertinya belum berakhir. Kini, semakin banyak rakyat Inggris yang menginginkan Negara-nya tetap tergabung dengan kawasan ekonomi global Eropa tersebut.
Padahal, nyaris tidak mungkin bagi Inggris untuk membatalkan rencana mereka untuk keluar dari Uni Eropa.
Sebuah jajak pendapat terbaru telah menemukan bahwa 51 persen orang Inggris kini ingin mempertahankan keanggotaan Uni Eropa. Sementara 41 persen peserta survei tetap ingin meninggalkan blok tersebut.
Survei digelar oleh BMG terhadap 1.400 orang untuk media The Independent. Media tersebut pun mempublikasikan hasil survei di situs web surat kabarnya pada Sabtu (16/12/2017) akhir pekan kemarin.
Publikasi survei dilakukan ketika Inggris dan Uni Eropa memasuki tahap kedua perundingan bagi perceraian, yang akan fokus pada perdagangan.
The Independent mengatakan bahwa keputusan untuk ‘tetap’ (bergabung dengan UE) yang unggul atas pilihan ‘cerai’ adalah yang terbesar dalam survei sejauh ini, sejak pemungutan suara Brexit digelar pada bulan Juni 2016.
Kepala pemungutan suara di BMG, yang dikutip oleh Independent, mengatakan bahwa alasan perubahan tersebut adalah pergeseran pendapat di antara mereka yang tidak memberikan suara dalam referendum tahun lalu. Sementara sekitar sembilan dari 10 pemilih ‘cerai’ dan ‘tetap’ tidak berubah dalam pandangan mereka.
Pengumpulan data pada survei ini digelar dari 5 hingga 8 Desember 2017.
Dalam referendum tahun lalu, 52 persen warga Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa. Sedangkan 48 persen memilih untuk tetap tinggal.
Mike Smithson, seorang analis pemilihan yang mengelola situs web www.politicalbetting.com yang juga mantan politisi Demokrat Liberal, mengatakan di Twitter, “ini merupakan ‘rintangan terbesar untuk Tetap sejak (referendum UE).”
Perdana Menteri, Theresa May pekan ini mendapat kesepakatan dengan UE untuk memindahkan pembicaraan Brexit ke perdagangan dan sebuah perjanjian transisi. Namun beberapa pemimpin Eropa memperingatkan bahwa perundingan, yang sejauh ini sulit dilakukan, kedepan bisa menjadi lebih sulit. (TheEpochTimes/waa)