Home Blog

33 Tahun Kemudian, Pembantaian di Lapangan Tiananmen Masih Penting bagi Dunia

Dorothy Li

Tanggal 3 Juni 1989, adalah malam berdarah bagi para pengunjuk rasa mahasiswa pro-demokrasi. Kala itu, tank-tank meluncur menuju ke Lapangan Tiananmen, Beijing untuk memusnahkan orang-orang dan apapun di jalanan. Gas air mata dan peluru tajam membanjiri alun-alun.

Para pengunjuk rasa yang panik menyandarkan tubuh-tubuh yang lemas ke sepeda, bus, dan ambulans untuk mengangkut mereka pergi. Ribuan pengunjuk rasa tak bersenjata diperkirakan tewas.

Pembunuhan massal tersebut mengejutkan dunia. Sebagai tanggapan, kala itu Presiden AS George H.W. Bush mengutuk pembantaian tersebut. Kemudian menangguhkan pengiriman senjata ke Tiongkok dan memberlakukan beberapa sanksi.

“Tapi mereka segera beralih,” kata Li Hengqing, mantan pemimpin mahasiswa 1989 yang sekarang tinggal di Washington. Li menunjukkan bahwa sebagian besar sanksi langsung dicabut dan hubungan ekonomi kembali dilanjutkan.

“Kebetulan saya percaya bahwa kontak komersial telah memimpin, pada esensinya adalah pencarian lebih banyak terhadap kebebasan ini,” kata Bush pada konferensi pers yang diadakan sehari setelah pembantaian Tiananmen. 

“Saya pikir karena orang memiliki insentif komersial, apakah itu di Tiongkok atau  sistem totaliter lainnya, langkah menuju demokrasi menjadi lebih tak terhindarkan,” katanya. 

Teori itu digambarkan  “sangat konyol,” kata Yuan Hongbing, seorang cendikiawan Tiongkok yang kemudian diskors dari tugasnya karena berpartisipasi dalam aksi protes Tiananmen. Ia mengatakan kebijakan keterlibatan Washington dengan Tiongkok menguntungkan PKT. Bahkan, membantu rezim komunis mengumpulkan kekuatan ekonomi selama tiga dekade. 

“[Respon] Barat menguatkan PKT,” kata Chen Weijian, seorang komentator Tiongkok yang meninggalkan daratan Tiongkok ke Selandia Baru dua tahun setelah tindakan keras Tiananmen.

Setelah 33 tahun, “pembangunan ekonomi tak mengarah ke Tiongkok yang bebas,” kata Chen, yang merupakan pendiri majalah pro-demokrasi Tiongkok dan diselidiki karena mendukung demonstrasi 1989. Sebaliknya, PKT berusaha menggunakan kekuatan ekonomi untuk “mengubah aturan komunitas internasional” dan mengekspor model kontrol penindasannya ke seluruh dunia.

Chen mengutip percakapan antara Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden.

Selama pidato baru-baru ini di kelas kelulusan Akademi Angkatan Laut, Biden mengatakan bahwa Xi mengatakan kepadanya bahwa demokrasi akan jatuh dan “otokrasi akan menjalankan dunia.”

“Ketika dia menelepon saya untuk memberi selamat kepada saya pada malam pemilihan, dia mengatakan kepada saya apa yang dia katakan berkali-kali sebelumnya,” kata Biden pada 27 Mei, merujuk pada Xi. 

“Dia berkata, ‘Demokrasi tidak dapat dipertahankan di abad ke-21. Otokrasi akan menjalankan dunia. Mengapa? Hal-hal berubah begitu cepat. Demokrasi membutuhkan konsensus, dan itu membutuhkan waktu, dan Anda tidak punya waktu.’

“Dia salah,” kata Biden.

Disensor di Tiongkok

Hong Kong, sebagai tempat terakhir untuk memperingati para korban pembantaian 1989 di pulau yang dikuasai PKT, melarang peringatan massal sejak tiga tahun lalu, dengan alasan pandemi, di tengah pengekangan kebebasan Hong Kong yang lebih luas di tangan rezim komunis.

Para pemimpin kelompok di balik acara nyala lilin tahunan  ditahan setelah didakwa melakukan subversi di bawah undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan PKT. Mereka termasuk di antara lebih dari 150 orang yang  didakwa atau dihukum berdasarkan Undang-Undang kejam yang telah digunakan untuk menghapus perbedaan pendapat di pusat demokrasi yang pernah berkembang pesat.

Pada peringatan tahun ini, puluhan polisi berpatroli di Victoria Park, tempat acara penyalaan lilin tahunan  yang pernah digelar sebelumnya.

Di daratan Tiongkok, aksi protes Lapangan Tiananmen, sebuah gerakan dipimpin oleh pemuda yang mengadvokasi reformasi demokrasi, masih merupakan topik yang tabu. Sampai hari ini, rezim partai komunis Tiongkok tidak akan mengungkapkan jumlah atau nama mereka yang terbunuh akibat kekejamannya. 

Rezim mencoba untuk menghapus semua kenangan pembantaian berdarah dengan menghapus setiap penyebutan peristiwa dari internet negara. Lebih parah lagi, kerap menekan para kerabat korban untuk memastikan agar mereka tetap bungkam. Akibatnya, generasi muda Tionghoa tidak menyadari apa yang terjadi pada malam itu.

Meskipun rezim terus menekan kenangan pada hari itu, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan Amerika Serikat akan “terus berbicara dan mempromosikan akuntabilitas atas kekejaman rezim Tiongkok dan pelanggaran hak asasi manusianya termasuk yang terjadi di Hong Kong, Xinjiang, dan Tibet.”

“Kepada rakyat Tiongkok dan mereka yang terus menentang ketidakadilan dan mencari kebebasan, kami tidak akan melupakan 4 Juni,” katanya dalam pernyataan 3 Juni.

Pandemi

Tahun ini, Lapangan Tiananmen dilockdown beberapa minggu sebelum 4 Juni, sebagai  langkah pencegahan pandemi di bawah kebijakan “nol-COVID” rezim. 

Pendekatan kejam, yang dimaksudkan untuk menghilangkan setiap kasus infeksi dalam komunitas dengan memberlakukan lockdown dan karantina wajib, menyebabkan terjadinya kekurangan makanan dan penundaan perawatan medis bagi jutaan orang yang dilockdown di seluruh Tiongkok. 

“[PKT] ingin mengendalikan virus melalui pendekatan yang tidak menghormati hak asasi manusia, yang sama seperti yang dilakukan pada 4 Juni,” kata Chen.

Bagi Chen, kasus Li Wenliang, seorang dokter yang termasuk orang pertama memperingatkan tentang wabah COVID-19 awal di Wuhan, adalah alarm bagi dunia tentang bagaimana penindasan PKT dapat mempengaruhi mereka. Dokter tersebut ditegur oleh polisi pada Januari 2020 ketika pihak berwenang meremehkan tingkat keparahan wabah. Li kemudian meninggal dunia karena virus.

Chen mengatakan pandemi saat ini akan berbeda jika rezim tidak menyensor whistleblower dan pihak lain yang mencoba membunyikan alarm. “Akhirnya dunia mulai memahami PKT sekarang.”

Luo Ya dan Eva Fu berkontribusi pada laporan ini.

Aturan Diet yang Harus Diikuti untuk Mencegah Kekurangan Nutrisi

EtIndonesia. Diet yang seimbang secara nutrisi sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan Anda secara keseluruhan. Tubuh Anda membutuhkan semua vitamin, mineral, makronutrien, dan mikronutrien esensial agar berfungsi secara optimal. Diet yang seimbang membantu mendukung pertumbuhan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan risiko penyakit kronis, membantu Anda menjaga berat badan yang sehat, dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik. Namun, tidak semua orang dapat menyeimbangkan nutrisi makanan karena berbagai alasan. Hal ini dapat memicu kekurangan nutrisi yang diikuti oleh beberapa masalah kesehatan yang tidak diinginkan.

Berikut ini, kami memiliki beberapa kiat diet sederhana yang dapat membantu Anda mencegah kekurangan nutrisi.

Cara mencegah kekurangan nutrisi

  1. Fokus pada variasi

Berusahalah untuk memasukkan berbagai macam buah, sayuran, biji-bijian utuh, protein rendah lemak, dan lemak sehat ke dalam diet Anda. Mengonsumsi berbagai macam makanan akan membantu Anda mengonsumsi makanan yang seimbang secara nutrisi.

  1. Pilih makanan utuh

Makanan utuh kaya akan nutrisi penting, terutama serat. Menambahkan makanan utuh dan biji-bijian ke dalam diet Anda dapat membantu meningkatkan asupan nutrisi Anda secara keseluruhan. Batasi pula konsumsi makanan olahan dan biji-bijian olahan.

  1. Pilihan yang tepat

Memahami kebutuhan diet, kebutuhan nutrisi, dan bagaimana berbagai makanan memengaruhi kesehatan membantu Anda membuat pilihan yang tepat.

  1. Jaga kesehatan usus

Usus yang sehat memastikan pencernaan lancar dan mendukung kesehatan secara keseluruhan. Mikrobioma usus juga mendukung penyerapan nutrisi yang tepat.

  1. Pertimbangkan suplemen

Bahkan setelah menyeimbangkan makanan, Anda mungkin merasa sulit untuk mencegah kekurangan nutrisi tertentu. Konsultasikan dengan dokter untuk menyingkirkan kemungkinan kekurangan dan periksa apakah suplemen bermanfaat bagi Anda.

Dengan menerapkan kiat-kiat ini dan menjaga pendekatan makan yang seimbang, Anda dapat mengurangi risiko kekurangan nutrisi secara signifikan dan meningkatkan kesehatan. (yn)

Sumber: doctor.ndtv

Produsen Mobil Tiongkok NETA Bangkrut, CEO Dikepung Karyawan Tengah Malam 

0

EtIndonesia. Satu lagi produsen mobil Tiongkok menuju kebangkrutan. Pada 11 Juni 2025 malam, CEO dan Ketua NETA Motors, Fang Yunzhu, dikepung oleh para karyawan di kantornya untuk menuntut pembayaran gaji dan kompensasi. Seorang eksekutif perusahaan menyatakan bahwa mulai tanggal 12 Juni, NETA Motors akan memasuki proses reorganisasi kebangkrutan.

Dalam video yang beredar di internet, tampak banyak karyawan berkumpul di kantor pusat NETA Motors pada malam itu, duduk berkerumun di depan pintu kantor Fang Yunzhu sambil meneriakkan, “Bayar utang! Bayar utang!”

Fang Yunzhu tampak agak kesal dan berkata kepada karyawan: “Kalau mau bicara, pilih tiga orang perwakilan.” Ia juga balik bertanya: “Kita pernah bekerja sama di perusahaan ini, kenapa harus jadi seperti ini?”

Banyak karyawan yang menuntut gaji kemudian membalas dengan mempertanyakan sikapnya, “Ini sikap apa?”

Dalam video lain terlihat sejumlah polisi berada di kantor pusat NETA Motors. Seorang eksekutif berbaju hitam mengatakan kepada para karyawan: “Kalian semua sudah tahu bahwa perusahaan gagal mendapatkan pendanaan. Informasi dari pemerintah menyebutkan bahwa perusahaan akan memasuki proses reorganisasi kebangkrutan mulai besok (12 Juni).”

Dalam video lain, Fang Yunzhu mengatakan bahwa “kepentingan semua pihak akan dilindungi” dan menyebut sedang dalam proses restrukturisasi utang, meminta karyawan mengikuti prosedur hukum untuk menuntut gaji.

Namun para karyawan tidak mempercayai janji itu. Seorang dari mereka berkata: “Kalau begitu, mungkin seumur hidup saya tidak akan melihat hasilnya. Bagaimana kamu bisa menjamin?”

Seorang karyawan pria dengan marah berkata:  “Kalian hanya omong kosong. Kami sudah mengikuti prosedur yang semestinya. Sudah berbulan-bulan, dan sekarang sudah masuk tahap eksekusi paksa… Kami sudah konsultasi ke pengacara, dan katanya proses reorganisasi kebangkrutan butuh minimal 2 hingga 3 tahun. Kami tidak bisa menunggu selama itu.”

Karyawan lain menambahkan:  “Lewat jalur hukum pun kami tidak bisa dapat uang. Saluran yang kamu sebut itu kami bahkan tidak tahu. Kalau bukan karena kami mengepung kalian malam ini, kami tidak akan pernah punya kesempatan untuk bicara langsung.”

Dengan nada emosi, dia bertanya: “Bagaimana dengan gaji kami yang tertunda, kompensasi kami, dan saham kami? Apa solusinya?”

Seorang karyawan perempuan berkata: “Kami juga harus makan. Kami hanya ingin mengambil uang kami. Ini tuntutan yang wajar.”

Mendengar tuntutan para karyawan, Fang Yunzhu dan satu eksekutif lainnya tidak memberikan jawaban apa pun di tempat.

Menurut video di lokasi, dialog antara kedua pihak berlangsung selama beberapa jam. Pada akhirnya, Fang Yunzhu meninggalkan lokasi dengan pendampingan. Saat ia pergi, suasana sempat menjadi kacau.

Malam itu, beredar tangkapan layar yang menunjukkan sejumlah karyawan NETA Motors menerima pemberitahuan bahwa mulai 12 Juni mereka bekerja dari rumah, dengan rincian selanjutnya akan diumumkan. Disebutkan bahwa Fang Yunzhu sudah tidak berada di kantor Shanghai dan telah pergi ke Tongxiang.

Seorang karyawan menyebut bahwa setelah insiden protes tengah malam, pihak pengelola gedung mengajukan pemutusan kontrak dan meminta agar kantor pusat baru NETA Motors segera dipindahkan. Kantor baru tersebut bahkan belum genap digunakan selama sepuluh hari.

Sejak Oktober 2024, NETA Motors sudah terjerat krisis tunggakan gaji. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa hingga April 2025, ribuan karyawan terdampak, dengan tunggakan mencakup gaji, kompensasi, dan pembayaran saham.

Pabrik utama NETA Motors di Tongxiang telah berhenti beroperasi selama sekitar delapan bulan. Pada Mei tahun ini, seorang karyawan pabrik mengungkapkan: “Pabrik sedang membongkar peralatan untuk dijual sebagai besi tua.”

Beberapa karyawan pabrik menyatakan mereka hanya menerima bantuan penghidupan setara upah minimum lokal. Ada juga yang memposting bahwa: “Dua bulan potongan dana tabungan perumahan belum masuk. Mau pindah kerja, tapi tidak bisa lanjutkan pembayaran BPJS dan tabungan perumahan.”

Dealer NETA Motors juga disebut-sebut mengalami tunggakan pembayaran. Pada dini hari 12 Juni, seorang dealer yang mengaku belum dibayar sebesar RMB.2 juta membagikan tangkapan layar bahwa ia mengajukan gugatan ke Pengadilan Kota Tongxiang pada 29 Mei, tetapi permohonannya ditolak karena perusahaan induk NETA, Hozon New Energy, sudah masuk tahap pemeriksaan kebangkrutan.

Banyak konsumen NETA juga melaporkan bahwa layanan purna jual nyaris tidak berfungsi lagi. Baru-baru ini, sejumlah pemilik mobil di Jiangsu, Zhejiang, dan Shandong mengaku tidak bisa membeli asuransi kerusakan untuk mobil NETA mereka.

Menurut informasi publik, NETA Motors didirikan pada tahun 2018 sebagai merek kendaraan listrik pintar di bawah Hozon Auto, yang berdiri pada Oktober 2014. Pendiri dan wakil hukumnya adalah Fang Yunzhu. Bidang usahanya mencakup desain, produksi, penjualan kendaraan energi baru dan suku cadangnya, serta layanan konsultasi terkait.

Pada 14 Mei, kabar bahwa Hozon diajukan untuk pailit masuk trending di media sosial, memicu perhatian pasar. Hingga Juni 2025, total nilai eksekusi hukum yang dijatuhkan kepada perusahaan telah melebihi RMB.150 juta , dengan lebih dari seratus kasus hukum. Saat ini, Fang Yunzhu sudah terkena 16 larangan konsumsi mewah.

Seorang warganet menulis:  “Pabrik berhenti lebih dari delapan bulan, sudah jelas rantai keuangannya bermasalah. Tahun lalu, saat banyak perusahaan kendaraan listrik rugi, NETA tidak mendapat pendanaan besar. Sekarang pendirinya diblokir di kantor pun tidak mengejutkan. Waktunya seleksi alam di industri ini.”

Warganet lain berkomentar:  “Pendiri NETA Motors, Fang Yunzhu, dikepung di kantor karena tuntutan gaji. Dia sudah kehilangan kata-kata di depan mantan karyawan yang tahu betul situasinya. Akhir cerita ini tidak akan jauh beda dari WM Motor—reorganisasi yang bisa berlangsung bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun!” (Hui)

Laporan oleh Luo Tingting / Editor: Wen Hui

Gelombang Kedua Serangan Israel: Empat Jenderal Top Tewas, Dunia di Ambang Perang Besar?

EtIndonesia. Krisis di Timur Tengah kembali memanas setelah Israel secara resmi meluncurkan gelombang kedua serangan militer ke Iran pada Jumat dini hari waktu setempat. Operasi ini menandai eskalasi konflik terbesar antara kedua negara dalam dekade terakhir, dan menimbulkan dampak besar terhadap stabilitas regional dan global.

Rangkaian Serangan: Target Fasilitas Strategis hingga Pemimpin Militer Iran

Serangan kedua ini mengikuti gelombang pertama yang telah mengguncang Iran sehari sebelumnya. Dalam operasi pre-emptive kali ini, militer Israel memfokuskan serangan pada sejumlah titik vital milik Iran. Target utama mencakup:

  • Sedikitnya enam kompleks militer di sekitar fasilitas nuklir strategis dekat Teheran.
  • Dua markas komando keamanan yang diyakini menjadi pusat kendali operasi militer dan intelijen Iran.
  • Sejumlah gedung tempat tinggal yang diduga kuat menjadi lokasi persembunyian petinggi militer dan ilmuwan nuklir Iran.
  • Kantor pusat Korp Garda Revolusi Iran (IRGC) serta kediaman para pemimpin politik dan keamanan nasional.
  • Pangkalan-pangkalan rudal yang menjadi tulang punggung sistem pertahanan dan kemampuan serangan balasan Iran.

Langkah ofensif Israel ini bertujuan untuk melumpuhkan infrastruktur militer sekaligus menghambat kemampuan Iran dalam merespons atau melancarkan serangan balasan terhadap Israel dan sekutunya di kawasan.

Operasi Penyingkiran Tokoh Kunci Iran

Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber media Israel dan internasional menyebutkan, operasi ini tidak hanya menargetkan fasilitas fisik, tetapi juga melibatkan upaya sistematis untuk menyingkirkan tokoh-tokoh kunci dalam struktur militer dan keamanan Iran. Sasaran eliminasi di antaranya:

  • Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mohammad Bagheri
  • Komandan Garda Revolusi Iran (IRGC), Hossein Salami
  • Komandan Angkatan Udara dan Dirgantara Iran, Amir Ali Hajizadeh
  • Kepala Pasukan Elit IRGC Ambiya, Gholam Ali Rashid
  • Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran
  • Beberapa ilmuwan senior di bidang nuklir dan rudal balistik

Kantor berita semi-resmi Tasnim dan sejumlah media negara Iran telah mengonfirmasi kabar tewasnya Jenderal Hossein Salami dalam serangan udara tersebut. Selain itu, Mossad—dinas intelijen Israel—dilaporkan turut melancarkan operasi rahasia di Teheran yang menyebabkan kerugian besar bagi jaringan keamanan dalam negeri Iran.

Kerugian Besar Bagi Iran: Empat Jenderal Senior Tewas

Sejauh ini, sedikitnya empat jenderal senior Iran telah dikonfirmasi tewas. Nama-nama mereka langsung mencuat ke publik, yaitu:

  • Mohammad Bagheri (Kepala Staf Angkatan Bersenjata)
  • Amir Ali Hajizadeh (Komandan Angkatan Udara dan Dirgantara)
  • Gholam Ali Rashid (Kepala Pasukan Elit IRGC Ambiya)
  • Hossein Salami (Komandan Tertinggi Garda Revolusi)

Kematian para perwira tinggi ini dipandang sebagai pukulan telak bagi Iran. Banyak pengamat menilai, struktur komando dan koordinasi militer Iran kini dalam posisi terpuruk dan bisa menghambat respons Iran dalam jangka pendek.

Amerika Serikat Tegaskan Dukungan Penuh untuk Israel

Di tengah panasnya situasi, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam wawancara eksklusif dengan Fox News, menegaskan posisi Amerika Serikat sebagai sekutu utama Israel. Trump menegaskan, jika Iran melakukan aksi balasan terhadap Israel, maka Amerika Serikat tidak akan ragu untuk turun tangan membela Israel secara total.

“Kami akan berdiri di belakang Israel. Jika Iran membalas, Amerika Serikat akan membela Israel sepenuhnya,” tegas Trump dalam pernyataannya.

Gedung Putih dan Pentagon juga disebutkan telah meningkatkan kesiagaan militer di kawasan Timur Tengah, mengantisipasi kemungkinan serangan balasan dari Iran yang bisa menyasar aset-aset Amerika di Irak, Suriah, maupun kawasan Teluk.

Operasi Masih Berlangsung: Situasi di Iran Sangat Tegang

Hingga laporan ini diterbitkan, gelombang kedua serangan Israel ke Iran masih berlangsung. Suara ledakan besar dilaporkan terdengar di beberapa distrik utama Teheran dan wilayah strategis lainnya. Pemerintah Iran telah mengumumkan status siaga militer nasional, dan memerintahkan seluruh pasukan keamanan untuk meningkatkan kewaspadaan maksimal.

Bandara internasional utama di Iran telah ditutup untuk penerbangan komersial. Warga di Teheran dan kota-kota besar lainnya diminta untuk tetap berada di rumah dan menghindari area-area vital yang berpotensi menjadi target.

Dampak Global dan Potensi Eskalasi

Konflik antara Israel dan Iran kini berada di titik paling genting. Sejumlah negara di kawasan Timur Tengah telah meningkatkan status kewaspadaan. Negara-negara Barat, termasuk Inggris, Jerman, dan Prancis, menyerukan kedua belah pihak untuk menahan diri dan menghindari eskalasi lebih lanjut yang bisa berujung pada perang besar di kawasan.

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB dijadwalkan akan menggelar rapat darurat untuk membahas situasi terkini dan langkah-langkah yang bisa diambil untuk mencegah krisis melebar lebih jauh.

Kesimpulan:

Serangan militer Israel ke Iran pada 13 Juni 2025 menjadi babak baru yang sangat berbahaya dalam sejarah konflik Timur Tengah. Eliminasi sejumlah pemimpin puncak militer Iran menandai perubahan dramatis dalam dinamika keamanan regional, dan reaksi Iran dalam beberapa jam ke depan akan sangat menentukan arah konflik ini. Dunia kini menanti, akankah kedua negara mampu menahan diri, atau justru konflik berskala besar segera pecah di kawasan yang sudah lama bergolak ini.

Kegembiraan Murni Saat Anjing Berusia 16 Tahun yang Diobati Radang Sendi Kembali Bisa Melakukan Zoomies

EtIndonesia. Temui Tilly — seekor anjing berusia 16 tahun dengan semangat hidup yang tak pernah terpuaskan.

Selama bertahun-tahun di Bumi, Tilly sangat suka berlarian dan bermain dengan keluarganya. Namun hingga baru-baru ini, hari-hari anjing tua yang bersemangat dan penuh energi itu tampaknya sudah lama berlalu.

Saat Tilly memasuki usia lanjut, tubuhnya perlahan mulai menegang hingga dia hampir tidak bisa bergerak sendiri — efek osteoartritis yang memilukan.

“Ketika dia berdiri, dia akan jatuh ke samping dan tersandung terus-menerus,” kata ibu Tilly, Sarah Woodward, kepada The Dodo. “Kami harus menggendongnya ke mana-mana dan memberinya makan dengan makanannya di tempat tidurnya.”

Lebih buruk lagi, cahaya di mata Tilly tampak redup karena kurangnya mobilitasnya. Dia tidak bisa lagi melakukan hal-hal yang dia sukai.

Keluarga Tilly sangat terpukul melihat kondisinya yang menurun drastis. Bagi mereka, hari-harinya seperti sudah dihitung. Jadi, mereka membuat perjanjian dengan dokter hewan, berharap itu akan menjadi yang terakhir kalinya.

“Kami pikir kami akan pergi ke dokter hewan untuk mengucapkan selamat tinggal,” kata Woodward.

Namun, mereka salah. Sangat salah.

Di dokter hewan, Tilly diberi resep obat untuk mengatasi rasa sakit yang terkait dengan osteoartritisnya. Obat tersebut diberikan sebagai suntikan bulanan.

Dan begitu saja, Tilly menjadi seperti anjing yang sama sekali baru — atau, lebih tepatnya, seperti dirinya yang dulu lagi.

“Tilly masih tumbuh subur dengan obat ini,” kata Woodward. “Saat waktunya makan malam, dia berlarian di dapur dan mengejar kami di seluruh rumah. Dia suka bermain-main dan tampak sangat bahagia dengan kebebasannya kembali.”

@shopformefromme Help!!! I broke our dog…she is not slowing down…been like this for 10mins and counting 😂😂 #australiatiktok🇦🇺 #fypaustralia #aussietok #australia🇦🇺 #dogsoftiktok #dog ♬ original sound – ShopForMeFromMe

Apa yang tampak seperti akhir, sebenarnya hanyalah awal yang baru.

“Melihatnya begitu bahagia dan berkembang adalah hal yang terbaik. Senang mengetahui bahwa tahun-tahun terakhirnya akan dihabiskan untuk menjalani hidup sepenuhnya,” kata Woodward.

@shopformefromme Time is flying by too quickly! Beransa has given our little Tilly the quality of life she deserves…run free baby girl! #beransa #australiatiktok🇦🇺 #fypaustralia #aussietok #dogsofttiktok #dogtok #doglovers ♬ Here Comes The Sun / The Inner Light – The Beatles

Obat Tilly disebut Librela. Obat tersebut telah disetujui untuk digunakan dalam mengobati osteoartritis pada anjing oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS pada tahun 2023. Penting untuk dicatat bahwa FDA kemudian merilis peringatan mengenai potensi efek samping yang merugikan.

Dodo tidak mendukung obat ini (atau obat apa pun) secara spesifik, dan dokter hewan harus selalu dikonsultasikan sebelum menggunakannya — tetapi keluarga Tilly berharap kisahnya akan memberi harapan kepada orang lain yang memiliki anjing yang menghadapi tantangan serupa.

“Saya pikir jika anjing mereka berjuang melawan rasa sakit atau radang sendi, ini jelas merupakan pilihan yang tepat untuk dipertimbangkan karena obat ini telah menghidupkan kembali gadis kecil kami,” kata Woodward. “Dia telah meminumnya selama berbulan-bulan sekarang dan belum melambat. Sungguh menakjubkan melihatnya begitu bahagia lagi.” (yn)

Sumber: the dodo

Setelah Perundingan AS-Tiongkok, Tiongkok Izinkan Ekspor  Tanah Jarang – JL MAG Dapat Lanjutkan Pasokan ke AS dan Eropa

EtIndonesia. Setelah dua hari perundingan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, perusahaan produsen magnet tanah jarang asal Tiongkok, Jiangxi JL MAG Rare-Earth Co., Ltd., pada  Rabu (11/6/2025) menyatakan bahwa mereka telah mendapatkan persetujuan dari otoritas terkait untuk mengekspor produk seperti bahan magnet, komponen, dan rotor motor listrik ke wilayah Amerika Serikat, Eropa, dan Asia Tenggara. Hal ini dianggap sebagai sinyal meredanya ketegangan perdagangan antara kedua negara.

Pengumuman izin ekspor dari JL MAG Rare-Earth ini bertepatan dengan berakhirnya pertemuan tingkat tinggi selama dua hari antara pejabat AS dan Tiongkok di London. Dalam perundingan tersebut, AS berharap Tiongkok melonggarkan pembatasan ekspor tanah jarang, sementara Tiongkok ingin AS mencabut larangan ekspor atas produk teknologi tinggi tertentu.

Izin ekspor yang diberikan kepada JL MAG menunjukkan bahwa Tiongkok secara bersyarat mulai membuka kembali pasokan tanah jarang, yang berpotensi mengurangi tekanan pasokan global di sektor otomotif, kedirgantaraan, dan semikonduktor.

Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menyatakan setelah perundingan bahwa mereka “sepenuhnya mengharapkan” agar isu ekspor tanah langka dan bahan magnet diselesaikan secara seimbang.

 “Langkah-langkah pembatasan ini seharusnya secara bertahap dicabut, sebagaimana yang dikatakan Presiden Trump, dengan cara yang seimbang. Ketika mereka menyetujui izin ekspor, maka penegakan pembatasan ekspor dari pihak kami juga akan dilonggarkan,” ujarnya. 

Selain JL MAG, beberapa perusahaan produsen magnet tanah langka lainnya yang terdaftar di bursa Shenzhen, seperti Innuovo Technology dan Zhong Ke San Huan, juga menyatakan telah memperoleh izin ekspor dari otoritas terkait.

Meskipun beberapa perusahaan telah memperoleh izin ekspor jangka pendek, para ahli menilai bahwa ketergantungan struktural Barat terhadap magnet tanah jarang dari Tiongkok belum terselesaikan. Mereka menyarankan agar pengurangan ketergantungan dilakukan dari tahap desain produk.

Kolumnis Andy Home menulis bahwa: “Dalam upaya melepaskan diri dari monopoli Partai Komunis Tiongkok atas magnet tanah langka, produsen mobil akan mendapati bahwa mengubah struktur permintaan akan lebih efektif dibandingkan membangun rantai pasokan baru.” (Hui)

Laporan oleh reporter NTD Li Mei dan Jiang Diya

Ilmuwan Menemukan Kanker pada Dinosaurus, dan Itu Mungkin Membantu Menyelamatkan Nyawa Manusia

EtIndonesia. Sekilas, fosil dinosaurus dan penelitian kanker modern mungkin tampak sangat berbeda. Namun, sebuah studi baru menunjukkan bahwa jaringan lunak yang terawetkan selama jutaan tahun di dalam tulang purba dapat memberikan wawasan berharga tentang cara kerja kanker – dan bagaimana kita dapat mengobatinya saat ini.

Para peneliti dari Inggris dan Rumania meneliti sisa-sisa fosil dinosaurus Telmatosaurus transsylvanicus, ‘kadal rawa’ kecil seukuran sapi yang hidup sekitar 66–70 juta tahun lalu di wilayah yang sekarang disebut Rumania.

Dengan menggunakan mikroskop berdaya tinggi, tim tersebut menemukan struktur yang menyerupai sel darah merah (atau eritrosit), yang terkait dengan tumor di rahang dinosaurus, yang ditemukan dalam studi sebelumnya.

Penemuan ini menunjukkan bahwa bercak kecil jaringan lunak mungkin terawetkan dalam fosil lebih sering daripada yang kita duga – dan itu berarti masih banyak lagi yang dapat kita ketahui tentang makhluk purba ini, termasuk penyakit apa pun yang mereka derita.

“Tidak seperti struktur rangka saja, jaringan lunak mengandung protein yang menyediakan informasi molekuler yang dapat mengungkap mekanisme biologis yang mendasari penyakit,” kata ahli onkologi Justin Stebbing, dari Universitas Anglia Ruskin di Inggris.

“Penelitian kami, menggunakan metode yang relatif kurang digunakan, mengundang eksplorasi lebih lanjut yang dapat menjadi kunci penemuan masa depan yang dapat bermanfaat bagi manusia.”

Misalnya, menemukan fragmen jaringan lunak dinosaurus seperti yang dijelaskan di sini dapat terbukti penting dalam memahami mekanisme kanker dan bagaimana mereka berevolusi, para peneliti mengungkapkan.

Hewan besar seperti paus dan gajah telah mengembangkan cara untuk melindungi diri dari kanker, dan ada kemungkinan dinosaurus juga demikian.

Memahami adaptasi biologis kuno ini suatu hari nanti dapat menginformasikan pendekatan baru untuk pencegahan atau pengobatan kanker pada manusia.

Namun, pengawetan sampel ini secara hati-hati adalah kuncinya: kita dapat berasumsi bahwa kemajuan ilmiah di masa depan akan terjadi pada peralatan analisis, tetapi peningkatan tersebut tidak akan begitu signifikan tanpa jaringan dinosaurus untuk dipelajari.

“Dinosaurus, sebagai organisme bertubuh besar dan berumur panjang, memberikan bukti kuat untuk menyelidiki bagaimana spesies mengelola kerentanan dan resistensi kanker selama jutaan tahun,” kata Stebbing.

“Sangat penting bahwa upaya konservasi fosil jangka panjang dikoordinasikan untuk memastikan bahwa peneliti masa depan memiliki akses ke spesimen yang sesuai untuk penyelidikan molekuler mutakhir.”

Dinosaurus yang menjadi fokus penelitian ini memiliki tumor ameloblastoma, jenis tumor yang masih ditemukan pada manusia saat ini.

Bahwa dinosaurus menjelajahi Bumi selama jutaan tahun berarti ada potensi untuk melihat bagaimana kanker mungkin telah berubah selama waktu itu – dan bagaimana spesies yang terjangkit mungkin telah beradaptasi.

Dan meskipun mungkin tampak tidak masuk akal bahwa sesuatu yang organik dapat bertahan hidup begitu lama, itu mungkin – seperti yang ditunjukkan oleh penelitian baru ini – sehingga kita dapat melihat bagaimana genetika, biologi, dan tekanan lingkungan membantu menyebabkan kanker pada Zaman Kapur Akhir.

“Protein, khususnya yang ditemukan dalam jaringan yang mengalami kalsifikasi seperti tulang, lebih stabil daripada DNA dan tidak mudah mengalami degradasi dan kontaminasi,” kata Stebbing.

“Hal ini menjadikan protein sebagai kandidat ideal untuk mempelajari penyakit purba, termasuk kanker, dalam spesimen paleontologi.”

Penelitian ini telah dipublikasikan di Biology.(yn)

Sumber: sciencealert

Jaksa Federal AS Tuntut Pelaku Penyerangan Polisi di Los Angeles: Ratusan Orang Masih Diburu

EtIndonesia. Pada Rabu (11/6/2025), insiden kerusuhan di Los Angeles mengalami perkembangan terbaru. Sejak selasa malam, Pemerintah Kota Los Angeles secara resmi memberlakukan jam malam. Sementara itu, pada Rabu (11 Juni), Jaksa Federal Amerika Serikat mengajukan tuntutan pidana terhadap dua pelaku yang menyerang aparat penegak hukum selama kerusuhan, dan menegaskan bahwa mereka sedang mengejar ratusan pelaku lainnya secara intensif.  Berikut laporan reporter NTD di Los Angeles, Zhang Boyuan.

“Pada  Rabu, jaksa federal di Los Angeles, California, mengumumkan tuntutan pidana terhadap dua pria yang terlibat dalam kerusuhan. Kedua pria tersebut ditangkap karena diduga memiliki alat peledak ilegal, serta melemparkan bom molotov ke arah petugas polisi di pusat kota Los Angeles dan Paramount,” demikian reporter Zhang Boyuan melaporkan.

Jaksa federal Bill Essayli menyebutkan bahwa Emiliano Garduno Galvez, imigran gelap asal Meksiko berusia 23 tahun, dan Wrackkie Quiogue, pria berusia 27 tahun, ditangkap secara terpisah akhir pekan lalu.

Garduno Galvez sebelumnya pernah dideportasi dan sempat dua kali ditangkap pada tahun 2024 karena kasus pencurian besar dan mengemudi di bawah pengaruh alkohol (DUI). Keduanya kini didakwa memiliki alat peledak destruktif yang tidak terdaftar. Ancaman hukuman maksimal adalah 10 tahun penjara federal.

Bill Essayli, Kepala Jaksa Federal Distrik Tengah California, menyatakan:  “FBI sedang mengumpulkan rekaman video, baik dari kamera petugas maupun dari media sosial. Kami mengumpulkan semua bukti yang ada.”

 “Saya pastikan, tidak ada yang bisa berlindung di sini. Hukum federal berlaku dan akan ditegakkan sepenuhnya.”

 “Ini baru permulaan dari proses pencarian pelaku, bukan akhir.”

Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt menyatakan:  “Kepada para aktivis kiri radikal yang berniat meniru aksi kekerasan ini di wilayah lain AS untuk menghalangi deportasi massal, kami tegaskan: kalian tidak akan berhasil.”

Presiden Donald Trump pada Rabu juga mengkritik Gubernur California, Gavin Newsom, melalui platform Truth Social. Trump menulis:  “Ketika petugas ICE kita – patriot sejati – diserang oleh sekelompok provokator, pembuat onar, dan pengacau, gubernur California yang lemah itu gagal memberi perlindungan yang diperlukan.”

Pada Selasa malam (10 Juni), Pemerintah Kota Los Angeles mengumumkan pemberlakuan jam malam di area seluas satu mil persegi di pusat kota, yang diperkirakan akan berlangsung selama beberapa hari.

Saat ini, 4.000 personel Garda Nasional dan 700 Marinir telah dikerahkan ke Los Angeles. Mayor Jenderal Scott Sherman, yang memimpin pasukan, mengatakan pada Rabu bahwa mereka tidak memiliki wewenang untuk menangkap, tetapi dapat menahan pelaku sementara hingga aparat penegak hukum tiba.

Laporan menyebutkan bahwa beberapa organisasi radikal berencana menggelar aksi demonstrasi di seluruh AS pada Sabtu (14 Juni), bertepatan dengan peringatan 250 tahun berdirinya Angkatan Darat AS yang akan diwarnai dengan parade militer. (Hui)

Laporan NTD oleh Zhang Boyuan dan Wang Ziyi dari Amerika Serikat

Pengadilan Banding AS Bekukan Putusan Sebelumnya, Tarif Global Trump Sementara Diizinkan Berlaku

EtIndonesia. Pengadilan Banding Federal Amerika Serikat pada Selasa (10 Juni) memutuskan bahwa Presiden Trump dapat terus memberlakukan perintah eksekutif tentang tarif global selama proses banding masih berlangsung. Putusan ini sementara membekukan keputusan pengadilan tingkat rendah sebelumnya yang menyatakan bahwa presiden telah melampaui wewenangnya.

Dalam putusannya, Pengadilan Banding Federal mengizinkan Trump untuk melanjutkan pemberlakuan “Tarif Hari Pembebasan” (Liberation Day Tariffs) serta tarif fentanyl yang ditujukan kepada Kanada, Tiongkok, dan Meksiko, selama kasus ini disidangkan.

Sebelumnya, pada 28 Mei, tiga hakim dari Pengadilan Perdagangan Internasional AS (U.S. Court of International Trade) dengan suara bulat memutuskan bahwa Konstitusi AS memberikan kewenangan untuk mengenakan dan memungut tarif kepada Kongres, bukan Presiden. Mereka menyatakan bahwa Trump melampaui kewenangannya dengan memberlakukan tarif berdasarkan Undang-Undang Kekuasaan Ekonomi Darurat Internasional (International Emergency Economic Powers Act, IEEPA).

Pemerintahan Trump langsung mengajukan banding, dan pengadilan banding keesokan harinya langsung membekukan putusan tersebut. Pengadilan menyebut bahwa kasus ini menyangkut “isu hukum yang sangat penting” dan akan ditangani oleh sidang pleno yang terdiri dari 11 hakim, dengan sesi dengar pendapat lisan dijadwalkan pada 31 Juli.

Faktanya, Trump adalah presiden pertama dalam sejarah AS yang menggunakan IEEPA untuk memberlakukan tarif. Undang-undang ini disahkan pada tahun 1977 dan selama ini lebih sering digunakan untuk memberlakukan sanksi atau membekukan aset negara-negara musuh AS, sebagai respon terhadap ancaman nasional yang luar biasa dan serius.

Trump menyatakan bahwa tarif tambahan yang diberlakukan pada Februari terhadap Kanada, Tiongkok, dan Meksiko bertujuan untuk memberantas penyelundupan fentanyl dari negara-negara tersebut. Sedangkan tarif global yang diberlakukan pada April kepada sebagian besar mitra dagang AS ditujukan untuk mengatasi defisit perdagangan AS.

Namun, pihak penggugat berpendapat bahwa defisit perdagangan jangka panjang AS tidak dapat dianggap sebagai situasi darurat yang sah untuk mengaktifkan undang-undang tersebut.

Saat ini, setidaknya ada tujuh gugatan hukum yang mempertanyakan legalitas penggunaan IEEPA oleh Trump. Salah satu kasus di pengadilan federal Washington, D.C., juga telah mengeluarkan putusan awal yang menyatakan bahwa tarif terkait tersebut melanggar hukum. (Hui)

Laporan oleh Liu Jiajia, reporter NTD di Amerika Serikat

Ketegangan di Timur Tengah Meningkat, AS Evakuasi Staf Non-Esensial – Harga Minyak Dunia Naik Lebih dari 4%

Situasi di Timur Tengah kembali memanas. Pada  Rabu (11 Juni), Departemen Luar Negeri AS dan militer menyatakan bahwa, karena potensi ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah, pemerintah AS sedang mengevakuasi staf non-esensial dari wilayah tersebut. Setelah kabar ini beredar, harga minyak dunia melonjak lebih dari 4% dan mencapai level tertinggi dalam dua bulan terakhir.

EtIndonesia. Di tengah kebuntuan dalam negosiasi nuklir antara Iran dan Amerika Serikat, Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengatakan bahwa kepercayaan untuk mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran “semakin menurun.”

Pada 11 Juni, Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan mengizinkan Iran memiliki senjata nuklir. Ia menyebut bahwa kawasan Timur Tengah “berpotensi menjadi sangat berbahaya,” sehingga AS telah menarik beberapa staf non-esensial dari wilayah tersebut.

Kepada media, Trump mengatakan bahwa sebagian staf telah dievakuasi “karena kawasan ini bisa menjadi berbahaya. Kita akan memantau perkembangannya.” Ia menambahkan, “Kami sudah mengeluarkan perintah evakuasi.”

Selain itu, informasi intelijen AS menunjukkan bahwa Israel sedang bersiap untuk menyerang fasilitas nuklir Iran.

Reuters, mengutip sumber terpercaya, juga melaporkan bahwa karena meningkatnya risiko keamanan di Timur Tengah, AS sedang bersiap untuk menarik sebagian staf dari Kedutaan Besar AS di Irak, serta mengevakuasi keluarga personel militer AS dari beberapa lokasi di kawasan tersebut.

Sementara itu, AFP melaporkan bahwa pada 11 Juni, Iran mengancam akan menyerang pangkalan militer AS di Timur Tengah jika terjadi konflik. Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nasirzadeh, menyatakan:
“Semua pangkalan militer Amerika berada dalam jangkauan kami. Kami memiliki cara untuk menjangkaunya dan tidak akan ragu menargetkan semua pangkalan AS di negara mana pun tempat mereka berada.”

Investor Fokus pada Ketegangan di Timur Tengah

Meskipun data inflasi AS yang dirilis pada 11 Juni menunjukkan hasil yang moderat dan sempat meredakan kekhawatiran bahwa tarif akan mendorong lonjakan harga, ketegangan di Timur Tengah membuat para investor berhati-hati. Akibatnya, indeks-indeks utama di pasar saham AS ditutup melemah pada hari Rabu.

  • Indeks Dow Jones turun tipis 1,10 poin atau 0,00%, ditutup di 42.865,77 poin.
  • Indeks S&P 500 melemah 16,57 poin atau 0,27%, menjadi 6.022,24 poin.
  • Indeks Nasdaq anjlok 99,11 poin atau 0,50%, ditutup di 19.615,88 poin.
  • Indeks Semikonduktor Philadelphia turun 9,97 poin atau 0,19%, menjadi 5.232,53 poin.

Setelah muncul berita bahwa AS memerintahkan evakuasi sebagian staf dari Kedutaan Besar di Irak, harga minyak internasional melonjak lebih dari 4% pada 11 Juni.

  • Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik 4,9%, ditutup pada USD 68,15 per barel.
  • Harga minyak Brent untuk pengiriman Agustus naik 4,3%, ditutup pada USD 69,77 per barel. (hui)

Laporan NTD Asia Pasifik / Editor: Cheng Yiren

Serangan Kilat Israel ke Iran: Fasilitas Nuklir Dibom, Apa yang Terjadi di Teheran?

EtIndonesia. Dunia kembali dibuat terkejut dan tegang setelah Angkatan Udara Israel secara tiba-tiba melancarkan serangan udara ke wilayah Iran pada Jumat dini hari (13/6). Serangan mendadak ini dikonfirmasi oleh laporan langsung seorang jurnalis Fox News yang berada di lokasi kejadian. Menurut laporan tersebut, Israel menargetkan fasilitas nuklir strategis serta infrastruktur militer yang berhubungan dengan program rudal jarak jauh milik Iran.

Serangan Mendadak dalam Beberapa Gelombang

Berdasarkan keterangan dari narasumber militer Israel yang dikutip media internasional, serangan malam itu bukan hanya satu kali pukulan, melainkan dirancang dalam beberapa gelombang berturut-turut. Gelombang pertama dikabarkan telah menghantam sedikitnya sepuluh titik strategis di berbagai wilayah Iran, termasuk lokasi-lokasi yang diduga kuat menjadi pusat pengembangan nuklir dan basis peluncuran rudal balistik.

Ledakan Kuat Guncang Teheran dan Wilayah Sekitarnya

Tidak lama setelah serangan dimulai, sejumlah ledakan besar dilaporkan terdengar di sekitar ibu kota Teheran dan beberapa kota penting lainnya di Iran. Getaran dan kepulan asap tebal tampak membubung ke udara, menandakan skala serangan yang jauh lebih besar dibanding insiden-insiden sebelumnya di kawasan Timur Tengah.

Penduduk lokal yang panik melaporkan adanya bunyi sirene dan perintah evakuasi di beberapa area sensitif. Akses internet di sejumlah wilayah Iran sempat dilaporkan terganggu, dan komunikasi internasional menjadi terbatas.

Target Utama: Fasilitas Nuklir dan Basis Rudal

Menurut keterangan pejabat militer Israel, prioritas utama dalam operasi ini adalah menghancurkan fasilitas nuklir Iran yang selama ini dianggap menjadi ancaman utama bagi stabilitas kawasan. Selain itu, kemampuan Iran dalam mengembangkan dan meluncurkan rudal jarak jauh juga menjadi sasaran utama. Israel meyakini bahwa keberhasilan operasi ini akan menghambat program persenjataan strategis Iran dalam waktu yang signifikan.

“Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa Iran tidak dapat mengembangkan senjata nuklir yang dapat mengancam keamanan Israel maupun negara-negara lain di kawasan,” ujar salah satu pejabat militer Israel yang meminta namanya dirahasiakan.

Respon Cepat Iran: Siaga Penuh dan Ancaman Balasan

Pemerintah Iran, melalui siaran resmi, langsung mengumumkan status siaga nasional dan menuduh Israel melakukan agresi ilegal yang dapat memicu perang terbuka di Timur Tengah. Korps Garda Revolusi Iran menyatakan seluruh pasukan pertahanan dan sistem anti-rudal telah diaktifkan di titik-titik strategis.

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Iran menegaskan: “Setiap serangan ke wilayah Iran akan dibalas dengan respons yang sangat keras. Iran memiliki hak penuh untuk membela diri dan akan membalas agresi ini dengan kekuatan maksimal.”

Reaksi Dunia Internasional: Seruan Menahan Diri

Serangan mendadak ini sontak memicu reaksi keras dari berbagai negara dan lembaga internasional. Amerika Serikat, melalui Departemen Luar Negeri, menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan menghindari eskalasi konflik yang dapat meluas ke seluruh kawasan Timur Tengah.

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB dilaporkan akan segera menggelar pertemuan darurat untuk membahas situasi terbaru antara Israel dan Iran. Negara-negara Uni Eropa, Rusia, dan Tiongkok juga menyatakan keprihatinan mendalam atas risiko pecahnya perang terbuka yang bisa berdampak ke seluruh dunia.

Analisis Pengamat: Babak Baru Konflik Timur Tengah

Para pengamat menilai serangan Israel kali ini merupakan eskalasi paling serius dalam dua dekade terakhir antara kedua negara. Serangan ini berpotensi memicu serangkaian aksi balasan yang dapat melibatkan negara-negara sekutu Iran maupun Israel di kawasan.

Menurut Dr. Michael Rubin, analis senior bidang keamanan Timur Tengah di American Enterprise Institute: “Serangan ini dapat menjadi pemicu babak baru konflik berskala regional, mengingat posisi Iran yang selama ini mendapat dukungan penuh dari kelompok milisi di Irak, Suriah, hingga Lebanon.”

Situasi Terkini: Ketegangan Masih Tinggi

Hingga berita ini diturunkan, situasi di Iran masih belum sepenuhnya kondusif. Akses ke beberapa fasilitas militer dijaga ketat oleh aparat keamanan, dan warga diminta tetap waspada terhadap kemungkinan serangan lanjutan.

Israel sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait hasil serangan maupun rencana selanjutnya. Namun, sumber internal menyebutkan bahwa militer Israel tetap siaga penuh dan siap menghadapi segala kemungkinan, termasuk serangan balasan dari Iran.

Israel Serang Target Nuklir Iran, Tewaskan Pemimpin Militer Tertinggi

Iran mengonfirmasi tewasnya  komandan militer negara itu dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC)

EtIndonesia. Militer Israel pada Jumat (13/6/2025 ) dini hari menyatakan bahwa mereka telah melancarkan serangan terarah terhadap program nuklir Iran.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggambarkan serangan tersebut sebagai “operasi militer terarah untuk membendung ancaman Iran terhadap kelangsungan hidup Israel.”

Operasi ini, kata Netanyahu, akan “berlangsung selama diperlukan hingga ancaman ini benar-benar dihapus.

 Israel menyatakan status darurat, dan semua penerbangan ke dan dari Israel telah ditangguhkan.

Pemimpin Korps Garda Revolusi Islam Iran, Jenderal Hossein Salami, serta Panglima Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, dilaporkan tewas akibat serangan tersebut, menurut media pemerintah Iran. Media Iran juga melaporkan bahwa pejabat militer tinggi lainnya dan para ilmuwan turut tewas.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada Jumat mengatakan bahwa Israel akan menghadapi “hukuman yang berat” atas serangan ini.

Laporan media pemerintah Iran mengonfirmasi bahwa Mayor Jenderal Mohammad Bagheri termasuk di antara korban tewas akibat serangan Israel.  Ia merupakan salah satu dari sejumlah pejabat militer tinggi yang tewas dalam serangan tersebut.

Seorang juru bicara Angkatan Bersenjata Iran menyatakan bahwa “musuh Zionis dan Amerika Serikat akan membayar harga yang sangat mahal,” seraya menambahkan bahwa Iran akan melancarkan respons keras terhadap rezim Zionis, menurut pernyataan di akun media sosial X resmi militer Iran.

Selain itu, Brigadir Jenderal Iran Abolfazl Shekarchi menuduh bahwa serangan udara Israel dilakukan dengan dukungan Amerika Serikat, menurut laporan dari kantor berita resmi Iran, IRNA.

Para pemimpin Israel menyatakan bahwa mereka menargetkan situs-situs nuklir Iran, sementara laporan IRNA menyebutkan, “Gambar-gambar menunjukkan bangunan-bangunan tempat tinggal yang rusak di beberapa lokasi di ibu kota.” Laporan itu juga mengklaim bahwa perempuan dan anak-anak termasuk di antara para korban.

Pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa AS tidak terlibat dalam serangan tersebut.

Kedutaan Besar AS di Israel mengeluarkan panduan baru untuk semua pegawai pemerintah dan keluarga mereka, serta warga negara Amerika yang berada di negara itu.

“Mengingat situasi keamanan saat ini, Kedutaan Besar AS telah memerintahkan seluruh pegawai pemerintah dan anggota keluarganya untuk tetap berlindung di tempat sampai pemberitahuan lebih lanjut,” bunyi pernyataan tersebut.

Kedutaan AS juga menyatakan bahwa mereka mungkin akan membatasi atau melarang perjalanan pegawai pemerintah dan keluarganya ke wilayah tertentu di Israel dan Tepi Barat.

Pihak AS  juga menginstruksikan semua warga negara AS di Israel untuk memantau situs web resmi kedutaan dan media lokal guna memperoleh informasi terbaru, mengikuti instruksi otoritas setempat, mengetahui lokasi tempat perlindungan bom terdekat, serta mengunduh aplikasi peringatan Red Alert dari Komando Pertahanan Sipil.

“Kedutaan Besar AS mengingatkan warga negaranya untuk tetap waspada dan meningkatkan kesadaran akan keamanan pribadi—termasuk mengetahui lokasi perlindungan terdekat jika terjadi peringatan serangan, karena insiden keamanan seperti serangan mortir, roket, rudal, dan pesawat tak berawak (UAS) sering terjadi tanpa peringatan,” tambah pernyataan itu. “Lingkungan keamanan sangat kompleks dan bisa berubah dengan cepat.” (asr)

Sumber : Theepochtimes.com

Teheran Peringatkan Israel Akan Nasib yang “Pahit dan Menyakitkan” Setelah Serangan di Iran

EtIndonesia. Iran telah bersumpah untuk memberikan “respons yang kuat” setelah serangan udara mematikan Israel menghantam beberapa wilayah, termasuk fasilitas militer dan nuklir, di seluruh Republik Islam tersebut pada hari Jumat dini hari. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan negara Yahudi tersebut akan menderita konsekuensi yang berat atas serangan yang menewaskan dua komandan militer senior dan ilmuwan nuklir terkemuka di Iran.

“Dengan kejahatan ini, rezim Zionis telah menetapkan dirinya untuk nasib yang pahit dan menyakitkan, dan pasti akan menerimanya,” kata Khamenei dalam sebuah pernyataan.

Kepala staf angkatan bersenjata Iran, Mohammad Bagheri, dan komandan senior Garda Revolusi Gholam Ali Rashid tewas setelah Israel menargetkan beberapa lokasi di Israel, demikian dilaporkan televisi pemerintah. Kantor berita Tasnim juga melaporkan bahwa ilmuwan nuklir Mohammad Mehdi Tehranchi dan Fereydoun Abbasi “menjadi sasaran dan mati syahid”.

Khamenei mengatakan bahwa bangsa Yahudi akan menghadapi “hukuman berat” atas tindakannya terhadap Teheran dan berkata: “Israel membuka tangannya yang jahat dan berlumuran darah untuk melakukan kejahatan di negara kita tercinta, memperlihatkan sifat jahatnya lebih dari sebelumnya dengan menyerang pusat-pusat permukiman.”

“Hak Sah” Iran untuk Menanggapi

Teheran mengatakan bahwa mereka memiliki “hak yang sah dan legal” untuk menanggapi serangan mematikan Israel.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan: “Menanggapi agresi ini adalah hak Iran yang sah dan legal sesuai dengan Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.”

Angkatan bersenjata Iran “tidak akan ragu untuk membela bangsa Iran dengan sekuat tenaga,” pernyataan itu menambahkan.

Angkatan Darat Iran Bersumpah Membalas Dendam

Angkatan bersenjata Iran berjanji untuk memberikan “respons yang kuat” terhadap serangan udara Israel yang mematikan yang menghantam beberapa wilayah di seluruh negeri pada hari Jumat, termasuk fasilitas nuklir.

“Angkatan bersenjata pasti akan menanggapi serangan Zionis ini,” kata Abolfazl Shekarchi, juru bicara staf umum angkatan bersenjata, seraya menambahkan bahwa Israel “akan membayar harga yang mahal dan harus menunggu tanggapan yang kuat dari angkatan bersenjata Iran.”

Garda Revolusi Iran juga bersumpah untuk membalas dendam setelah pembunuhan pemimpinnya, Hossein Salami. Serangan itu “tidak akan tetap tidak terbalas dan (Israel) harus menunggu pembalasan yang keras dan disesalkan”, kata Korps Garda Revolusi Islam dalam sebuah pernyataan yang dibacakan di TV pemerintah.

“AS Bertanggung Jawab”

Teheran mengatakan Amerika Serikat akan “bertanggung jawab atas konsekuensi” serangan Israel terhadap Republik Islam tersebut.

“Tindakan agresif rezim Zionis terhadap Iran tidak dapat dilakukan tanpa koordinasi dan izin dari Amerika Serikat,” kata Kementerian Luar Negeri, seraya menambahkan bahwa AS “bertanggung jawab atas dampak dan konsekuensi berbahaya dari petualangan rezim Zionis”.(yn)

(Edisi Khusus): Drama Kudeta Senyap, Pembersihan Politik, dan Hitung Mundur Jatuhnya Xi Jinping

EtIndonesia. Masih banyak yang mengira insiden digiringnya Hu Jintao keluar dari ruang sidang Kongres ke-20 Partai Komunis Tiongkok (PKT) adalah puncak dari drama politik Tiongkok modern. Faktanya, momen itu justru merupakan episode paling “halus” dari sebuah operasi besar-besaran yang sesungguhnya: rencana kudeta internal yang nyaris membalikkan seluruh struktur kekuasaan di tubuh PKT.

Apa yang sebenarnya terjadi jauh melampaui insiden tersebut. Di balik tembok merah kekuasaan, telah berlangsung upaya sistematis untuk menghabisi para tokoh senior dan membentuk barisan tunggal di bawah kendali Xi Jinping. Namun, rencana besar ini gagal total di saat-saat kritis, menyisakan sisa-sisa faksi lawan yang kini mulai bangkit kembali seiring melemahnya kekuasaan Xi.

Skema Kudeta dan Surat Rahasia Chen Min’er

Surat yang Menggemparkan

Semua bermula pada awal Juni, ketika Chen Min’er—salah satu kader kepercayaan Xi—secara diam-diam menulis surat kepada Wen Jiabao, mantan Perdana Menteri Tiongkok. Surat itu, yang kini beredar luas di kalangan elite PKT, secara terang-terangan mengungkap rencana awal Kongres ke-20: menyingkirkan 15 pejabat senior partai secara serentak.

Daftar hitam itu bukan sembarangan—isinya para tokoh senior, penggerak utama faksi Tuanpai (Liga Pemuda), dan para penentang garis politik Xi. Bahkan, mereka yang selama ini “setia”, seperti Hu Chunhua dan Wang Yang, juga tak luput masuk daftar.

Skenario utamanya: jika rencana berjalan mulus, seluruh kekuatan faksi teknokrat, senior, dan regional akan “dibersihkan” hingga hanya menyisakan satu warna: loyalis Xi Jinping. Namun, kudeta ini gagal menyelesaikan langkah terakhirnya, akibat keraguan dua aktor utama.

Dua Kunci Gagalnya Kudeta

Chen Min’er: Sang “Putra Mahkota” yang Ragu

Chen Min’er waktu itu sudah diproyeksikan menjadi Sekretaris Komisi Disiplin Pusat PKT, posisi strategis untuk mengamankan kekuasaan Xi. Namun, di tengah rapat rahasia, Chen tiba-tiba mengajukan pertanyaan yang bagi Xi Jinping adalah tanda pembangkangan: “Dulu Sekretaris Hu pernah melindungi kita, apakah menangkap 15 orang ini tidak terlalu berlebihan?”

Kalimat sederhana ini fatal. Dalam politik Tiongkok, keraguan adalah dosa besar. Akibatnya, Chen langsung dicoret dari daftar anggota tetap Politbiro dan digantikan oleh Li Xi yang lebih loyal. Dia sadar: dirinya hanyalah pion. Dari situ, Chen Min’er mulai bergerak diam-diam, bukan untuk menolong siapa pun, melainkan demi menyelamatkan dirinya sendiri.

Zhang Youxia: Komandan yang Tak Bertindak

Zhang Youxia, wakil panglima tertinggi militer sekaligus pengawal utama operasi kudeta, justru memilih diam saat genting. Dia tak menggerakkan pasukan, tak memberontak, hanya membiarkan situasi berjalan tanpa intervensi.

Zhang paham, jika terjadi kekacauan, yang jadi korban bukan Xi sang konseptor, melainkan dirinya sebagai eksekutor. Lebih dari itu, Zhang tahu siapa yang pernah mengangkat karier militernya: Hu Jintao. Dia pun mengambil jalan tengah, mematuhi perintah di permukaan, tapi “melonggarkan” pengamanan di bawah, seolah memberi isyarat: “Kalian diam, saya pun diam.”

Klimaks di Hari Terakhir Kongres ke-20

Aksi Simbolik di Podium

Pada hari terakhir Kongres ke-20, Hu Jintao duduk tepat di sebelah kiri Xi Jinping, di hadapannya daftar Politbiro baru yang hanya berisi kader loyalis Xi. Skenario Xi adalah agar Hu tetap di kursinya, seolah menyetujui daftar itu, lalu kamera merekam momen “legitimasi”.

Namun, Hu Jintao rupanya sadar ada sesuatu yang janggal. Dia berusaha mengambil berkas di depannya, tapi Li Zhanshu segera menahan. Xi Jinping memberi isyarat, memanggil Kong Shaoxun, Wakil Kepala Kantor Umum, untuk berbisik ke telinga Hu.

Petugas keamanan kemudian masuk. Meski suasana mencekam, Hu tak langsung dipaksa keluar, melainkan berdiri dan berbicara pelan dengan Kong Shaoxun sekitar satu menit. Tak ada yang tahu persis isi percakapan itu, tapi jelas, Hu tengah mengambil keputusan besar.

Inti sikap Hu Jintao:

  • Jika dia bertahan, kekacauan dan potensi penahanan bisa pecah di tempat.
  • Jika dia keluar, dia bisa menyelamatkan sebagian orang dari faksinya.

Akhirnya, Hu memilih mundur secara sadar. Dia menoleh ke Xi Jinping, menyampaikan pesan (diduga: “Saya keluar, jangan ada masalah setelah ini”), dan Xi hanya mengangguk dingin. Kepada Li Keqiang, Hu menepuk pundaknya—kode keras agar tetap tenang dan jangan terbawa arus emosi.

Di ruang sidang yang hening, kamera merekam semua detail. Kepergian Hu bukan sekadar pengusiran, tapi penolakan terang-terangan untuk menandatangani “legalitas” pembersihan politik Kongres ke-20.

Penundaan dan Kebangkitan Faksi Lama

Fase “Tuli dan Bisu” 2022–2024

Setelah peristiwa tersebut, selama dua tahun penuh, faksi senior dan reformis hanya bisa diam menyaksikan propaganda “dua status”, “inti kepemimpinan”, dan segala slogan loyalis Xi merajalela.

Namun, memasuki musim panas 2024, situasi tiba-tiba berubah. Isu kesehatan Xi Jinping yang menurun membuat kendali kekuasaan terancam. Zhang Youxia selama delapan bulan perlahan membersihkan loyalis Xi dari tubuh militer. Akhirnya, pada musim semi–musim panas 2024, kendali militer benar-benar beralih ke faksi lama.

Kini, kekuasaan Xi di partai mulai goyah.

Rapat-Rapat Elite dan Sinyal Pergantian Kepemimpinan

Kembalinya “Pemain Kawakan”

Antara 14 Mei hingga 7 Juni 2025, PKT dua kali menggelar rapat perluasan Politbiro dan serangkaian rapat koordinasi. Daftar peserta penuh dengan “pemain lama”:

  • Liu Yuan (perwakilan militer),
  • Li Qiang (pelaksana utama),
  • Wang Huning (ideolog utama),
  • Hu Chunhua & Wang Yang (Tuanpai),
  • Zhao Leji, Jia Qinglin, Li Changchun, Zhu Rongji, Li Ruihuan, Wang Qishan, Zeng Qinghong, Wen Jiabao (elite senior lintas bidang).

Bahkan Hu Jintao dan Zhang Youxia, yang sempat menghilang, kini kembali ke permukaan. Xi Jinping sendiri tampil defensif, bukan sebagai pemimpin, tapi membela diri.

Para elite ini hadir bukan untuk nostalgia, tapi untuk memperjelas barisan dan menyusun kekuatan baru. Meski pidato mereka tidak muncul di media nasional, saluran analisis politik luar negeri justru jadi ajang “kode bersama”.

Xi Jinping kini menghadapi hitung mundur digantikannya kepemimpinan dari dalam partai.

Hitung Mundur, Rapat Pleno, dan Skenario Penggulingan

Momen Penentuan: Menuju Rapat Pleno Keempat

Proses pergantian ini sangat mendesak. Beidaihe, forum tahunan untuk konsolidasi kekuasaan, bukan lagi milik Xi. PKT tengah menyiapkan satu rapat besar Politbiro untuk mencapai konsensus, dilanjutkan sidang pleno (plenum) keempat guna penetapan Sekjen baru—semuanya harus dilakukan sebelum Beidaihe.

Alasannya jelas: jika tertunda, Xi masih bisa melakukan manuver politik untuk mempertahankan sisa kekuasaan, memicu perang bayangan baru. Bahkan parade militer besar (9.3 Parade) yang biasanya jadi panggung Xi, kini kehilangan makna strategis.

Satu pesan penting: Sebelum Beidaihe, Xi harus sudah benar-benar dipinggirkan.

Krisis Eksternal—Tiongkok Dianggap Ancaman oleh Rusia

Bocoran Memo FSB: Tiongkok Bukan Lagi Sekutu Penuh

Tepat ketika suhu politik dalam negeri memuncak, tekanan eksternal muncul dari arah tak terduga. Pada 9 Juni, New York Times membocorkan memo rahasia FSB (Dinas Keamanan Rusia), khususnya dari Departemen VII yang menangani operasi kontra intelijen terhadap Tiongkok.

Inti memo:

  • Tiongkok resmi dikategorikan sebagai ancaman utama spionase Rusia.
  • Sejak akhir 2023, FSB menjalankan “Proyek Pact 4”—operasi anti-infiltrasi yang menarget PKT.
  • Tiongkok aktif merekrut ilmuwan Rusia, mencuri teknologi drone, avionik, dan algoritma penerbangan.
  • Beijing mengirim “perwakilan perusahaan” dan akademisi ke Arktik untuk membangun jaringan spionase, sekaligus melakukan penetrasi budaya di Timur Jauh Rusia.
  • Pengalaman tempur Wagner juga diincar sebagai model.

Lebih menarik, bocoran memo itu tampaknya disengaja—Putin ingin memberi sinyal ke Barat bahwa Rusia tak sepenuhnya berpihak pada Tiongkok. Bahkan sekutu “merah” kini mulai menjaga jarak. 

Isolasi Total dan Akhir Era Xi Jinping

Kini, Xi Jinping menghadapi isolasi dari dua sisi:

  • Di dalam negeri, kekuasaan nyata perlahan raib, elite-elite lama membentuk barisan baru, menyiapkan transisi sistemik.
  • Di luar negeri, kepercayaan global makin menipis, bahkan sekutu Rusia mulai “membuka sekat”.

Gelombang tekanan ini bukan lagi sekadar keinginan faksi lawan, tapi telah menjadi keinginan dunia: era Xi Jinping segera berakhir.

Kesimpulan:

Bukan soal siapa yang akan mengganti Xi, melainkan seluruh ekosistem kekuasaan—baik internal PKT maupun geopolitik global—sudah menyiapkan panggung baru tanpa dirinya. Kudeta politik senyap, pembersihan elite, dan isolasi eksternal telah menyatu dalam satu arus besar perubahan yang kini sudah tak terbendung.

Penutup

Momen pengusiran Hu Jintao yang terekam kamera kini dikenang sebagai penanda transisi, bukan hanya peralihan kekuasaan, tapi babak baru sejarah PKT. Drama di balik tembok merah tak lagi tersembunyi—ia telah menjadi pelajaran bahwa di era kekuasaan absolut, satu keraguan dan satu penolakan mampu mengubah peta politik negeri sebesar Tiongkok.

Operasi Rising Lion Israel: Menyerang Target Situs Nukli Iran di Natanz

EtIndonesia. Di situs pengayaan uranium utama Iran di Natanz, asap hitam terlihat mengepul ke udara beberapa jam setelah gelombang pertama serangan udara.

Dalam serangan sebelum fajar yang disebut Operasi Rising Lion, puluhan jet Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di wilayah Iran pada hari Jumat (13/6), menghantam beberapa target nuklir dan militer bernilai tinggi. Yang paling utama di antaranya adalah situs pengayaan uranium utama Iran di Natanz, tempat asap hitam terlihat mengepul ke udara beberapa jam setelah gelombang pertama serangan udara.

Dalam eskalasi permusuhan yang tiba-tiba antara kedua negara, televisi pemerintah Iran kemudian mengonfirmasi kematian Mayor Jenderal Hossein Salami, kepala Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), dalam apa yang disebutnya “pembunuhan langsung oleh pasukan Zionis.”

Dia telah menjabat sebagai wajah publik strategi militer Iran dan dipandang sebagai ahli strategi kebijakan perang proksinya, khususnya di Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman. Televisi pemerintah Iran selanjutnya melaporkan kematian komandan senior IRGC lainnya, yang namanya belum dirilis, dan dua ilmuwan nuklir terkemuka yang terkait dengan program pengayaan uranium Iran.

Pemerintah Iran telah mengumumkan keadaan berkabung nasional.

Serangan terhadap Inti Nuklir Iran

Angkatan Udara Israel (IAF) menyerang beberapa lokasi sensitif di seluruh Iran. Yang paling utama adalah kompleks Natanz yang luas, tersebar di sekitar 100.000 meter persegi di Provinsi Isfahan dan sebagian terkubur di bawah dataran gurun di Iran tengah. Natanz adalah rumah bagi ribuan sentrifus dan telah lama menjadi pusat perhatian Barat dan Israel tentang ambisi nuklir Iran.

Sementara tingkat kerusakan di Natanz masih belum jelas, gambar awal yang disiarkan secara singkat oleh media Pemerintah Iran dan lusinan laporan intelijen sumber terbuka menunjukkan kebakaran di dekat Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Pilot (PFEP) di atas tanah. Pabrik Pengayaan Bahan Bakar (FEP) di bawah tanah, yang kedalamannya tiga lantai, dianggap lebih tahan terhadap serangan udara konvensional. Namun, analis mengatakan kerusakan permukaan yang terbatas pun dapat mengganggu operasi di instalasi nuklir Iran yang paling dijaga ketat.

Ini menandai serangan Israel paling langsung terhadap infrastruktur nuklir Iran sejak serangan siber Stuxnet lebih dari satu dekade lalu.

Infrastruktur Nuklir Iran

Menurut laporan, selama lima tahun terakhir, Iran telah terus mempercepat program pengayaan uraniumnya, memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi bahan fisil yang cukup untuk senjata nuklir. “Waktu terobosan” ini, periode yang dibutuhkan untuk memperkaya uranium ke tingkat kelas senjata yang cukup untuk satu perangkat nuklir, dilaporkan menyusut menjadi hanya beberapa minggu, menurut laporan Reuters dari tahun 2024. Berdasarkan ketentuan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) 2015, jangka waktu tersebut diperkirakan lebih dari satu tahun.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memperkirakan bahwa Iran memiliki cukup uranium yang diperkaya 60 persen, jika diperkaya lebih lanjut hingga 90 persen, untuk memproduksi hampir empat hulu ledak nuklir. Teheran menyatakan bahwa kegiatan nuklirnya adalah untuk tujuan damai.

Fasilitas Nuklir Lainnya

Fordow

Meskipun Natanz tetap menjadi situs paling penting dalam arsitektur nuklir Iran, Fordow, yang terletak di Kota Qom, sebelah selatan Teheran, adalah yang paling dijaga ketat.

Dibangun secara rahasia dan diungkap pada tahun 2009 oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis, Fordow digali jauh ke dalam gunung, menawarkan perlindungan terhadap serangan udara atau rudal. Presiden AS saat itu, Barack Obama, menyatakan ukuran dan struktur fasilitas itu “tidak konsisten dengan program nuklir damai.”

Awalnya dilarang melakukan aktivitas pengayaan berdasarkan JCPOA, Fordow menampung lebih dari 1.000 sentrifus, termasuk sejumlah sentrifus canggih IR-6 yang terus bertambah, beberapa di antaranya memperkaya uranium hingga kemurnian 60 persen, menurut laporan media AS dan internasional.

Pada tahun 2024, Iran menggandakan jumlah sentrifus yang dipasang di situs tersebut, semuanya adalah IR-6, meningkatkan kapasitasnya untuk dengan cepat meningkatkan ke tingkat pengayaan tingkat senjata jika diinginkan.

Isfahan

Isfahan adalah kompleks nuklir multiguna yang terletak di pinggiran Isfahan di Iran tengah. Fasilitas Konversi Uranium (UCF) di sini adalah tempat uranium yellowcake diproses menjadi uranium heksafluorida (UF6), bentuk gas yang digunakan dalam sentrifus untuk pengayaan.

Khondab

Khondab terletak di dekat Kota Arak di Iran barat. Awalnya dikenal sebagai Reaktor Air Berat Arak, fasilitas Khondab berpotensi menghasilkan plutonium, jalur lain menuju bom nuklir.

Di bawah JCPOA, pembangunan dihentikan, dan inti asli dipindahkan dan dibuat tidak dapat dioperasikan dengan beton. Reaktor tersebut dijadwalkan untuk didesain ulang yang dimaksudkan untuk meminimalkan produksi plutonium dan membuatnya tidak dapat digunakan untuk keperluan senjata.

Reaktor Riset Teheran

Reaktor riset di ibu kota tersebut utamanya digunakan untuk keperluan akademis dan medis. Reaktor yang dipasok oleh Amerika Serikat pada tahun 1960-an tersebut menggunakan bahan bakar yang telah diperkaya Iran di dalam negeri dalam beberapa tahun terakhir.

Meskipun tidak dirancang untuk produksi senjata, pusat riset tersebut juga berfungsi sebagai tempat pelatihan bagi ilmuwan dan insinyur nuklir Iran.

Bushehr

Terletak di Iran selatan, di pesisir Teluk Persia, Bushehr merupakan satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir sipil yang beroperasi di Iran. Dibangun dengan bantuan Rusia, fasilitas tersebut ditenagai oleh bahan bakar yang dipasok Rusia, yang dikembalikan ke Rusia setelah digunakan.

Teheran Diserang

Warga Teheran terbangun karena suara ledakan dan sirene serangan udara pada dini hari Jumat pagi. Gumpalan asap terlihat mengepul dari distrik barat Chitgar, meskipun tidak ada fasilitas nuklir yang diketahui publik di area tersebut.

Beberapa jam kemudian, Otoritas Penerbangan Sipil Iran mengumumkan penutupan wilayah udara negara tersebut. Israel juga mengumumkan penutupan wilayah udara secara menyeluruh dan meningkatkan kesiagaan tanggap darurat di sepanjang perbatasan utara dan selatannya.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, merilis pernyataan yang mengonfirmasi tanggung jawab Israel atas serangan tersebut, dengan menyatakan: “Setelah serangan pendahuluan Negara Israel terhadap Iran, serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap Negara Israel dan penduduk sipilnya diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat.” (yn)

Rumor Surat Pribadi Trump untuk Kim Jong-un Ditolak Korea Utara, Gedung Putih Beri Tanggapan

EtIndonesia. Menurut laporan dari kantor berita Yonhap dan situs khusus isu Korea Utara NK News, seorang diplomat Korea Utara yang bertugas di Amerika Serikat menolak menerima surat pribadi yang ditulis oleh Presiden AS, Donald Trump, untuk Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un.

Trump Ingin Hidupkan Kembali Dialog, Tapi Ditolak Mentah-mentah

Menurut laporan yang dikutip NK News dari seorang sumber tingkat tinggi anonim, Trump membuat surat tersebut dengan maksud menghidupkan kembali dialog antara Washington dan Pyongyang. Namun, ketika pihak Amerika mencoba menyampaikan langsung surat itu, delegasi Korea Utara di PBB yang berbasis di New York menolak menerima secara tegas dan langsung.

Dalam menanggapi permintaan komentar, Departemen Luar Negeri AS menolak memberikan pernyataan dan menyatakan bahwa mereka tidak akan membahas komunikasi diplomatik yang potensial, serta menyarankan wartawan untuk menghubungi Gedung Putih secara langsung.

Seorang juru bicara dari Kementerian Luar Negeri AS, saat ditanya oleh Yonhap, menjawab singkat: “Kami tidak akan mengomentari komunikasi diplomatik yang mungkin terjadi.”

Gedung Putih: “Presiden Masih Terbuka untuk Berkomunikasi dengan Kim”

Sementara itu, setelah laporan ini mencuat, Juru Bicara Gedung Putih, Olivia Leverett, menanggapi dalam konferensi pers dengan mengatakan: “Presiden tetap terbuka untuk berkomunikasi dengan Kim Jong-un. Dia berharap kemajuan yang dicapai selama KTT Singapura bisa terus berlanjut. Saya tahu Anda semua pernah meliput KTT tersebut selama masa jabatan pertamanya pada 2018 lalu.”

Dia kemudian menambahkan: “Untuk isi komunikasi secara spesifik, saya akan menyerahkannya langsung kepada Presiden untuk menyampaikannya.”

Penolakan Korea Utara Dinilai Tidak Mengejutkan

Seorang pejabat senior pemerintahan AS, yang juga tidak ingin disebut namanya, mengatakan bahwa tidak pernah mendengar bahwa Washington secara langsung melakukan pendekatan formal terhadap Pyongyang baru-baru ini. Dia menambahkan bahwa minimnya respons dari pihak Korea Utara sudah menjadi hal yang biasa, sehingga kabar penolakan surat pribadi ini tidak terlalu mengejutkan.

Latar Belakang: Hubungan Trump-Kim yang Penuh Naik Turun

Sejak pertemuan bersejarah di Singapura pada 2018, Trump dan Kim Jong-un pernah terlibat dalam serangkaian surat-menyurat pribadi yang dianggap tidak biasa dalam dunia diplomasi. Kedua pemimpin itu bahkan saling memuji secara terbuka. Namun, hubungan bilateral kembali membeku setelah pertemuan kedua di Hanoi pada 2019 gagal menghasilkan kesepakatan konkret soal denuklirisasi.

Kesimpulan Sementara

Meski Trump tampaknya masih ingin membangun kembali jembatan komunikasi dengan Kim Jong-un melalui cara-cara pribadi, penolakan langsung dari Korea Utara menunjukkan bahwa Pyongyang belum siap, atau bahkan menolak, untuk kembali berdialog, setidaknya melalui jalur yang ditawarkan Trump.

Situasi ini memperkuat kesan bahwa proses diplomasi antara AS dan Korea Utara masih berada di titik buntu, dan setiap upaya pembukaan kembali dialog akan menghadapi hambatan yang kompleks, baik dari segi politik, strategi militer, maupun kepentingan nasional kedua belah pihak.(jhn/yn)