Jakarta – Di tengah kekhawatiran masyarakat tentang potensi bahaya Bisphenol A (BPA) pada air minum dalam kemasan (AMDK) galon polikarbonat, pemerintah dan pakar memberikan kepastian bahwa air dari galon tersebut aman untuk dikonsumsi. Badan Standarisasi Nasional (BSN) menegaskan bahwa kemasan galon polikarbonat yang telah mendapat sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) menjamin keamanan dan kualitasnya.
Sertifikasi SNI: Jaminan Keamanan Konsumen
Heru Suseno, Direktur Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Penilaian Kesesuaian BSN, menjelaskan bahwa produk yang disertifikasi dengan SNI telah melalui pengujian ketat dan dinyatakan aman. “Ketika sudah disertifikasi dan mendapatkan SNI, artinya produk tersebut aman dikonsumsi,” tegas Heru dalam diskusi bertema Standarisasi Kemasan dan Jaminan AMDK Galon Polikarbonat pada Kamis (19/12/2024).
Standar nasional dirancang untuk melindungi konsumen, memastikan kualitas, dan mendorong persaingan usaha yang sehat. Proses perumusan SNI melibatkan berbagai pihak, mulai dari perencanaan hingga pemeliharaan, untuk menjamin produk sesuai dengan standar keselamatan dan kesehatan.
Industri AMDK Terkendali dengan Regulasi Ketat
Analis Kebijakan Ahli Muda Kementerian Perindustrian, Okky Krisna Rachman, menyebutkan bahwa semua produk AMDK wajib mengikuti SNI, termasuk pengujian produk di laboratorium yang telah tersertifikasi. “Pengendalian air baku hingga kemasan pangan telah diatur untuk menjamin kesehatan dan kualitas produk,” ungkapnya.
Kepastian lebih lanjut datang dari hasil riset Universitas Islam Makassar (UIM) yang membantah dugaan migrasi BPA dari galon polikarbonat ke air minum. Penelitian yang dilakukan di lima kota di Makassar menunjukkan tidak ada struktur molekul BPA yang terdeteksi dalam air, baik dari galon yang terjemur matahari maupun disimpan di gudang.
“Strukturnya saja tidak terbaca, apalagi zatnya. Ini membuktikan tidak ada migrasi BPA,” jelas Endah Dwijayanti, Ketua Program Studi Kimia UIM.
BPA Aman dalam Bentuk Polikarbonat
Hermawan Seftiono dari Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) menjelaskan bahwa BPA merupakan salah satu komponen pembentuk galon polikarbonat. Namun, setelah melalui proses polimerisasi, BPA berubah menjadi senyawa polikarbonat yang aman digunakan sebagai kemasan AMDK.
“BPA dalam polikarbonat tidak berbahaya karena struktur kimianya sudah berubah. Galon polikarbonat aman digunakan, baik di Indonesia maupun negara lain,” katanya. Ia menambahkan, bahkan di Eropa yang memiliki regulasi ketat, belum pernah ditemukan kasus kesehatan akibat konsumsi air dari galon polikarbonat.
Penjelasan Ilmiah dan Praktis
Hermawan juga menjelaskan bahwa tubuh manusia memiliki mekanisme metabolisme untuk mengolah BPA dalam jumlah kecil. “Jika ada BPA yang masuk, akan dimetabolisme oleh hati dan dikeluarkan melalui urine,” tuturnya.
Meski demikian, ia menyayangkan fokus berlebihan pada galon polikarbonat di Indonesia, mengingat migrasi BPA tertinggi justru ditemukan pada kemasan lain seperti kaleng makanan. “Saya heran kenapa di sini hanya ramai soal galon. Padahal, penelitian di Eropa lebih fokus pada berbagai kemasan lain yang mengandung BPA, namun tetap dalam batas aman,” tambahnya.
Perspektif Global: Galon Polikarbonat Aman
Studi-studi global mendukung klaim keamanan galon polikarbonat. Di Eropa, yang melarang penggunaan BPA pada botol bayi karena faktor risiko pada bayi, tidak ada larangan serupa untuk galon polikarbonat. Ini menunjukkan bahwa kemasan ini dianggap aman untuk digunakan oleh populasi dewasa.
“Di mana pun, galon polikarbonat dinyatakan aman untuk konsumsi air minum. Saya juga menggunakan galon ini di rumah dan kantor, tidak ada masalah,” ujar Hermawan.
Kesimpulan: Keamanan yang Terjamin
Dengan standar nasional yang ketat, pengawasan industri AMDK, serta hasil penelitian yang mendukung, konsumsi air dari galon polikarbonat terbukti aman. Pemerintah, melalui BSN dan Kementerian Perindustrian, terus menjamin kualitas dan keamanan produk AMDK di Indonesia.
Para ahli sepakat bahwa fokus pada bahaya BPA pada galon polikarbonat sering kali tidak berdasar dan kurang proporsional. Sebaliknya, edukasi tentang keamanan kemasan pangan perlu terus ditingkatkan untuk memberikan ketenangan kepada masyarakat.
Sebagai langkah proaktif, konsumen diimbau tetap memilih produk yang memiliki sertifikasi SNI, yang telah diuji kualitas dan keamanannya. Dengan demikian, kekhawatiran tentang bahaya BPA dapat ditepis berdasarkan fakta ilmiah dan regulasi yang telah diterapkan.