Home Blog Page 11

Paskah Berdarah: Gencatan Senjata Hanya Tipuan? Ukraina Bongkar Serangan Diam-diam Rusia!

EtIndonesia. Presiden AS, Donald Trump menyampaikan harapannya melalui platform Truth Social, agar Rusia dan Ukraina dapat mencapai kesepakatan damai dalam minggu ini. Dikutip AFP, Trump menyatakan bahwa kesepakatan tersebut akan membuka peluang besar bagi kedua negara untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat yang kini sedang berkembang pesat.

Sebelumnya, Trump menyalahkan baik Presiden Putin, Presiden Biden, maupun Presiden Zelenskyy atas konflik tersebut. Menurutnya, Putin tidak seharusnya memulai perang, Biden gagal menghentikannya, dan Zelenskyy seharusnya bisa mencegahnya sejak awal.

Pada hari yang sama, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS menanggapi deklarasi gencatan senjata sementara yang diumumkan Putin dalam rangka Hari Paskah. AS, katanya, tetap berkomitmen terhadap gencatan senjata yang menyeluruh dan berkelanjutan. Ukraina pun mengusulkan perpanjangan gencatan senjata selama 30 hari, sesuai dengan saran Trump. Namun, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menolak perpanjangan tersebut.

Presiden Zelenskyy menulis di Twitter bahwa sepanjang hari setelah Paskah hingga tengah malam, Rusia telah melanggar gencatan senjata sebanyak 2.935 kali, termasuk 96 serangan langsung dan 1.882 kali tembakan artileri ke posisi Ukraina.

Rusia Dituduh Memanfaatkan Gencatan Senjata Sebagai Tipuan

Laporan media Prancis Le Figaro dan Le Monde dari garis depan menyebutkan bahwa setelah Putin mengumumkan gencatan senjata, sirene serangan udara segera berbunyi, diikuti ledakan dan asap tebal. Zelenskyy, mengutip laporan Panglima Tertinggi Jenderal Syrskyi, menyebut bahwa Rusia berusaha menciptakan ilusi perdamaian sembari tetap melanjutkan serangan di titik-titik tertentu.

Media pro-Kremlin seperti Russia Today menyebut gencatan senjata ini sebagai “hadiah Paskah terbaik” bagi Trump. CNN menyatakan bahwa sebuah gencatan senjata yang sejati seharusnya dinegosiasikan secara langsung oleh pihak-pihak yang terlibat dan disusun dengan perencanaan matang—bukan dengan pengumuman mendadak seperti ini, yang tampaknya hanya untuk menyenangkan Gedung Putih.

Perang Dagang AS-Tiongkok: Boeing Jadi Korban

Menurut Reuters, sebuah pesawat Boeing 737 MAX dengan cat Xiamen Airlines yang semula dijadwalkan untuk dikirim ke Tiongkok, akhirnya kembali ke fasilitas Boeing di Seattle. Ini diduga sebagai akibat dari balasan tarif tinggi oleh Beijing terhadap kebijakan tarif Trump terhadap produk Tiongkok.

IBA, sebuah konsultan penerbangan, menyatakan bahwa tarif ini dapat menyebabkan gangguan besar dalam pengiriman pesawat Boeing ke maskapai Tiongkok. Beberapa maskapai di Tiongkok bahkan disebut menunda penerimaan pesawat baru karena biaya tambahan yang tinggi.

Flightradar24 mencatat bahwa setidaknya empat pesawat Boeing 737 MAX baru masih berada di fasilitas akhir Boeing di Zhoushan, Tiongkok. Salah satu di antaranya telah terbang kembali ke AS melewati Guam.

Media Tiongkok  menyebut bahwa kebijakan Trump memang menargetkan Tiongkok sebagai pelanggar perdagangan terbesar dalam sejarah. Sementara itu, otoritas Tiongkok dikabarkan memerintahkan maskapai dalam negeri untuk menghentikan pembelian pesawat dan suku cadang dari AS.

Korea Selatan Menolak Negosiasi Terburu-buru

AS dan Korea Selatan dijadwalkan menggelar pertemuan tingkat tinggi “2+2” di Washington, mencakup isu perdagangan dan ekonomi. AS juga ingin membahas beban pembiayaan pertahanan, namun Korea Selatan menolak mencampurkan isu tersebut. Pemerintah Korsel menganggap posisi mereka masih transisi, dengan presiden sementara yang belum bisa memutuskan kebijakan jangka panjang.

Survei RealMeter terhadap 1.504 pemilih menunjukkan bahwa kandidat dari oposisi, mantan pemimpin Partai Demokrat Bersatu, memperoleh dukungan 50,2%, sementara calon dari partai penguasa hanya 12,2%. Ini mengindikasikan kemungkinan besar pergantian kekuasaan dalam pemilu mendatang.

Laporan: AS Akan Tutup Sejumlah Konsulat di Afrika

The New York Times mengabarkan bahwa pemerintahan Trump tengah bersiap menutup sejumlah konsulat di Afrika dan menggantinya dengan Kantor Utusan Khusus Afrika yang lebih kecil skalanya. Negara seperti Republik Afrika Tengah, Kongo, Sudan Selatan, dan Ethiopia termasuk dalam daftar konsulat yang akan ditutup. Termasuk juga Durban (Afrika Selatan) dan Douala (Kamerun).

Meski Departemen Luar Negeri AS dan Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih menolak memberikan pernyataan, Senator Marco Rubio mengecam laporan ini sebagai “berita palsu” di platform Axios. Namun, sejumlah bocoran dokumen menyebut bahwa reformasi besar-besaran sedang disiapkan—termasuk pembubaran biro wilayah, penggabungan divisi Kanada ke dalam urusan Amerika Utara, dan penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk merampingkan penulisan dokumen resmi.

Wapres AS JD Vance Sempat Bertemu Paus Fransiskus pada Hari Paskah di Vatikan

 ‘Saya tahu Anda tidak merasa sehat akhir-akhir ini, tapi senang melihat Anda dalam kondisi yang lebih baik,’ kata Vance kepada paus

EtIndonesia. Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance bertemu dengan Paus Fransiskus pada 20 April 2025 untuk merayakan Paskah di salah satu ruang resepsi di hotel Vatikan tempat paus tinggal. 

 “Saya tahu Anda tidak merasa sehat akhir-akhir ini, tapi senang melihat Anda dalam kondisi yang lebih baik,” kata Vance kepada paus. “Terima kasih sudah menerima saya.”

Fransiskus masih dalam masa pemulihan dari pneumonia yang nyaris fatal, termasuk infeksi saluran pernapasan langka yang membuat banyak orang khawatir akan kemampuan paus yang kini berusia 88 tahun itu untuk terus memimpin Vatikan.

Paus memberikan tiga telur cokelat Paskah berukuran besar kepada wakil presiden AS itu untuk ketiga anaknya yang masih kecil, yang tidak hadir dalam pertemuan tersebut.
Fransiskus juga memberikan dasi Vatikan dan rosario kepada Vance.

Vance telah bertemu dengan para pejabat Vatikan sehari sebelumnya. Saat Misa Paskah sedang dirayakan di Lapangan Santo Petrus, iring-iringan kendaraan Vance memasuki kota melalui gerbang samping karena paus mendelegasikan perayaan misa kepada seorang kardinal lain.

Fransiskus dan Vance bertemu selama beberapa menit di Domus Santa Marta untuk “bertukar salam Paskah,” menurut Vatikan. Kantor Vance mengonfirmasi pertemuan tersebut tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut. Iring-iringan wakil presiden berada di Vatikan selama 17 menit.

Pada  Februari, Paus Fransiskus mengkritik rencana deportasi Presiden Donald Trump dalam sebuah surat terbuka, menyebutnya sebagai “krisis besar.”

“Suara hati yang dibentuk dengan benar tidak bisa tidak membuat penilaian kritis dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap tindakan apa pun yang secara tersirat atau eksplisit mengaitkan status ilegal beberapa migran dengan kriminalitas,” tulis Fransiskus. “Apa pun yang dibangun atas dasar kekuatan, dan bukan atas kebenaran tentang martabat yang setara dari setiap manusia, akan berawal buruk dan berakhir buruk.”

Vance, yang masuk Katolik pada tahun 2019, pernah mengutip ajaran teologi Katolik abad pertengahan yang dikenal sebagai ordo amoris untuk membenarkan deportasi oleh pemerintahan Trump, dan menjelaskannya kepada Fox News.

 “Kamu mencintai keluargamu, lalu kamu mencintai tetanggamu, lalu kamu mencintai komunitasmu, lalu kamu mencintai sesama warga negaramu sendiri. Dan setelah itu, kamu bisa memusatkan perhatian dan memprioritaskan sisanya di dunia,” katanya.

Pada 19 April, Vance bertemu dengan Sekretaris Negara Vatikan Kardinal Pietro Parolin dan Menteri Luar Negeri Uskup Agung Paul Gallagher.

Menurut kantor wakil presiden, Vance dan Parolin “membahas iman keagamaan yang mereka anut bersama, Katolik di Amerika Serikat, nasib komunitas Kristen yang dianiaya di seluruh dunia, dan komitmen Presiden Trump untuk memulihkan perdamaian dunia.”

Vatikan menyatakan bahwa para pejabatnya dan Vance melakukan “pertukaran pandangan” mengenai topik-topik seperti migran, pengungsi, dan konflik global yang sedang berlangsung.

Pada 20 April, paus menyapa puluhan ribu umat Katolik dari popemobile terbuka di Lapangan Santo Petrus untuk pertama kalinya sejak berhasil melewati pneumonia ganda.

 Fransiskus duduk di kursi tinggi di bagian belakang kendaraan putih tersebut, melintasi kerumunan yang mengibarkan bendera berbagai negara dan meneriakkan “viva il papa!” atau “panjang umur paus!”

Laporan ini juga berisi kontribusi dari Associated Press.

Sumber : Theepochtimes.com

Para Ilmuwan Mengklaim Yesus Mungkin Tidak Mati di Kayu Salib dan Batu Penutup Makamnya Bergeser dengan Sendirinya

EtIndonesia. Paskah adalah waktu di mana umat Kristen di seluruh dunia berkumpul untuk mengenang penyaliban Yesus.

Sebuah kisah setua waktu (atau 2.000 tahun), menggambarkan putra Tuhan dibunuh di kayu salib sebelum dikuburkan di ruang bawah tanah, yang disegel dengan batu besar.

Namun, tiga hari kemudian, dikatakan bahwa dia bangkit dari kematian ketika batu itu bergeser dari pintu masuknya dan kuburan dibiarkan kosong.

Tetapi bagaimana ini mungkin terjadi jika tidak ada manusia yang dapat mengesernya?

Untuk ini, beberapa orang berpikir bahwa pasti ada unsur supranatural.

Bagi para ilmuwan, mereka masih memperdebatkan apakah Yesus benar-benar mati di kayu salib atau tidak.

Ini yang dikenal sebagai Teori Pingsan.

Teori pingsan

Teori ini memunculkan gagasan bahwa Yesus tidak mati di kayu salib, dan Dia hanya pingsan.

Kemudian, ketika Yesus diturunkan dan ditempatkan di dalam makam, Dia tersadar dan sesuatu terjadi yang menyebabkan batu penutup makam itu terlepas dari pintu masuknya.

Mengingat batu itu tampaknya sangat besar, dibutuhkan mesin berat untuk memindahkannya.

Jadi, di situlah teori gempa bumi juga berperan.

Apa teori gempa bumi itu?

Dalam Injil, Maria Magdalena konon mengunjungi makam tempat jenazah Yesus dikuburkan dan mendapati batu itu telah dipindahkan.

Nah, sementara orang-orang mungkin bersikap defensif bahwa gempa bumi dapat memindahkan batu itu, beberapa catatan Injil justru dapat membuktikan kebenarannya.

Menurut Injil Matius, dua gempa bumi besar mengguncang tanah sekitar waktu kematian Yesus dan kebangkitannya berikutnya.

Profesor Lawrence Mykytiuk, dari Universitas Purdue, adalah seorang ahli Alkitab Ibrani yang mengatakan kepada MailOnline: “Anda benar dalam menganggap bahwa gempa bumi memang dapat menghancurkan makam.”

Menurut Matius bab 27:50, ketika Yesus meninggal, ‘bumi berguncang, batu-batu terbelah, dan makam-makam terbelah.’

Profesor itu berkata: “Pada sore hari Jumat Agung dua ribu tahun yang lalu, terjadi gempa bumi pertama ketika Yesus meninggal, tetapi tubuhnya masih dipaku di kayu salib, sehingga gempa pertama itu tidak mungkin memengaruhi makamnya.

“Tetapi memang terjadi gempa bumi kedua, gempa bumi yang dahsyat, kali ini pada dini hari Minggu Paskah.”

Jadi, masuk akal jika gempa kedua membuka makam itu.

Hebatnya, bukti ilmiah mendukung klaim tersebut.

Ahli geologi dari Pusat Penelitian Geofisika Jerman mempelajari sampel inti tanah dari sekitar Laut Mati untuk mencocokkan kejadian tersebut.

Menurut sampel tersebut, gempa bumi besar terjadi pada tahun 31 SM dan gempa bumi yang lebih kecil antara tahun 26 dan 36 M.

Penyaliban Yesus dikatakan terjadi pada tahun 33 M.

Para peneliti dengan demikian menyimpulkan bahwa ‘gempa bumi yang dijelaskan dalam Injil Matius terjadi kurang lebih seperti yang dilaporkan.’

Akan tetapi, teori lain meyakini bahwa para pengikut Yesus mencuri jenazah Yesus untuk memalsukan kebangkitan, meskipun dalam Injil Matius disebutkan bahwa para pendeta kota telah menyebarkan desas-desus bahwa jenazah Yesus telah dicuri, dan Yesus tidak bangkit.

Tetapi bagaimana mungkin jenazah Yesus dicuri?

Alkitab menyebutkan sekelompok tentara Romawi berjaga di luar makam untuk memastikan tidak ada yang mengganggu jenazah tersebut.

Profesor Mykytiuk berkata: “Bahkan jika para pengikut Yesus mengingat dan memercayai ramalan Yesus bahwa Dia akan bangkit pada hari ketiga – yang tentu saja tidak mereka percayai – mereka harus melawan tentara Romawi untuk mencuri jenazah tersebut. Semoga berhasil.” (yn)

Sumber: ladbible

Wanita Mengatakan Anjingnya Menemukan Gejala Aneh yang Kemudian Ternyata Kanker

EtIndonesia. Seorang wanita telah membuka diri tentang bagaimana anjingnya membantu menemukan gejala aneh yang kemudian ternyata kanker.

Pada bulan Juni 2023, Breanna Bortner yang berusia 30 tahun menerima pukulan telak berupa diagnosis kanker payudara.

Namun, beberapa minggu menjelang berita tersebut, wanita asal Minnesota itu hampir tidak menunjukkan gejala penyakit yang umum.

Faktanya, hanya perilaku aneh anjingnya, Mochi, yang tiba-tiba membuatnya membuat janji dengan dokter umum.

Pada musim semi tahun 2023, anjing cockapoo berusia dua tahun itu tampaknya mulai memusatkan sebagian besar perhatiannya ke area tertentu di tubuh Bortner, membenamkan kepalanya tanpa henti di payudara wanita itu.

Meskipun perilaku seperti itu tidak sepenuhnya aneh pada anjing, barulah anjing cockapoo saudara iparnya, Gunner, mulai bertindak dengan cara ‘aneh’ yang sama sehingga dia mulai merasa khawatir.

Dia mengatakan kepada Daily Mail: “Aneh sekali.”

Bortner sebelumnya pernah mendengar tentang anjing yang memiliki kemampuan untuk ‘mengendus’ penyakit di dalam tubuh pemiliknya, dan merasa perlu untuk membuat janji dengan dokter, karena tahu ‘ini tidak baik’.

Dia telah menjalani pemeriksaan payudara rutin beberapa bulan sebelumnya dan hasilnya bersih.

Namun, hal itu tidak menghentikan pengusaha tersebut untuk terkejut dengan diagnosis karsinoma duktal invasif triple-negatif stadium 2B pada hari-hari berikutnya – salah satu bentuk kanker payudara paling agresif, yang terkenal resistan terhadap banyak pengobatan.

Meskipun tingkat kelangsungan hidup untuk jenis kanker ini hampir 100 persen pada tahap paling awal, tingkat tersebut diketahui turun hingga di bawah 31 persen dalam kasus di mana kanker kemudian menyebar ke kelenjar getah bening dan organ di sekitarnya.

Saat membahas tumor tersebut, Bortner mengatakan kepada Mail: “Besarnya sudah satu setengah inci.”

Menambahkan hasil pemindaian yang sebelumnya jelas, dia melanjutkan: “Begitu cepat dan agresifnya kanker payudara triple-negatif ini.

“Dia berubah dari tidak terasa, tidak terdeteksi menjadi benjolan fisik dalam waktu tiga bulan.”

Selain 16 putaran kemoterapi, bulan-bulan berikutnya juga membuat Bortner terpaksa menjalani imunoterapi selama setahun, dan mastektomi ganda.

Sejak itu, dia membuat blog – Brave Beautiful Boobies – yang merinci perjalanan kankernya, di mana dia baru-baru ini menjelaskan: “Kita benar-benar meremehkan betapa pintarnya [anjing] hanya karena mereka tidak berbicara dan tidak dapat berkomunikasi dengan kita.

“Tetapi tindakan mereka jelas menunjukkan kepada kita hal-hal yang mereka perhatikan atau sadari.”

Sebagai referensi, kemampuan anjing untuk mencium dikatakan 10.000 hingga 100.000 kali lebih kuat daripada manusia.

Jenis anjing pelayan tertentu diketahui dapat merasakan ketika pemilik epilepsi mereka menderita kejang yang akan datang.

Dalam kasus Mochi, ini mungkin merupakan kasus yang lebih tinggi, karena rasnya merupakan campuran dari dua anjing yang dibiakkan untuk berburu dan dikenal karena indra penciumannya yang tajam.

Mungkin saja hewan peliharaan Bortner mampu mencium bau unik yang dikeluarkan oleh senyawa organik volatil (VOC) oleh sel kanker melalui napas, urin, feses, dan keringatnya, bahkan dari bawah kulitnya.

Sebelum diagnosisnya, dia hanya mengalami dua gejala yaitu kelelahan yang meningkat dan rasa gatal di sekitar payudaranya.

Dia juga melihat benjolan parsial yang menurutnya tidak akan pernah dia periksa jika Mochi tidak memberitahunya.

Tak lama setelah Maret 2024, Bortner dinyatakan bebas kanker – meskipun, dia masih harus menjalani pemindaian setiap tiga bulan untuk memastikan kankernya tidak kambuh.

Mengenai ikatan yang kini dia dan anjingnya jalin, dia menambahkan bahwa mereka tidak terpisahkan.

“Dia benar-benar berubah menjadi teman penyembuh saya,” kata wanita berusia 31 tahun itu dengan gembira. “dia memiliki tujuan yang lebih besar bagi saya.

“Dia menghabiskan begitu banyak waktu dengan saya di sini. Itu sudah menjadi status quo. Jadi sekarang ketika saya meninggalkan rumah atau dia sendirian di rumah, dia mulai masuk ke tempat sampah dan menunjukkan beberapa perilaku yang cukup baru.”

Menambahkan tentang pemulihannya, Bortner melanjutkan dengan mengatakan: “Sangat menyenangkan melihatnya kembali seperti semula dan dia ada di sana sejak saya menemukan benjolan itu hingga mengetahui bahwa saya bebas kanker.

“Dia ada di sana lebih dari siapa pun. Dia adalah sahabat utama saya.” (yn)

Sumber: tyla

Paus Fransiskus Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun Setelah Lama Sakit

Paus yang sebelumnya dikenal dengan nama Jorge Mario Bergoglio dan pernah menjabat sebagai kardinal di negara asalnya, Argentina, selama bertahun-tahun,  meninggal dunia.

ETIndonesia. Paus Fransiskus, pemimpin pertama Gereja Katolik Roma yang berasal dari Amerika Latin, meninggal dunia pada usia 88 tahun pada Senin (21/4/2025). Vatikan mengumumkan kabar duka ini pada Senin melalui sebuah pernyataan video. 

Uskup Roma, Wakil Kristus, Penerus Pangeran Para Rasul, dan Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik meninggalkan gereja global dengan 1,3 miliar umat dan warisan yang berusaha menginspirasi reformasi sosial dan politik, baik di dalam maupun di luar gereja, yang berakar pada penafsiran ajarannya tentang belas kasih sebagaimana diajarkan oleh Yesus Kristus.

Namun, reformasi tersebut—terutama yang berkaitan dengan toleransi dan kepedulian terhadap lingkungan, imigran ilegal, dan komunitas LGBT—tidak lepas dari kontroversi dan penolakan dari kalangan konservatif.

Sebelum Menjadi Paus

Fransiskus, yang saat itu bernama Jorge Mario Bergoglio, ditahbiskan sebagai imam pada 13 Desember 1969 dan mendedikasikan lebih dari 50 tahun hidupnya untuk kehidupan religius. Ia ditunjuk sebagai uskup auksilier Buenos Aires pada tahun 1992 dan kemudian diangkat menjadi Uskup Agung pada 28 Februari 1998. Ia diangkat menjadi Kardinal pada 2001 dan berpartisipasi dalam konklaf pemilihan Paus Benediktus XVI pada 2005.

Namun, jalan panggilannya dimulai pada 21 September 1953, ketika keinginan tiba-tiba untuk mengaku dosa dalam perjalanan menuju sebuah pesta membangkitkan dalam diri Bergoglio yang saat itu berusia 17 tahun hasrat untuk menjadi seorang imam.

“Setelah pengakuan dosa, saya merasa ada sesuatu yang berubah,” kenangnya pada 2013. “Saya tidak sama lagi. Saya seperti mendengar sebuah suara, sebuah panggilan: saya yakin bahwa saya harus menjadi seorang imam. Pengalaman iman ini penting. Kita mengatakan bahwa kita harus mencari Tuhan, pergi kepada-Nya untuk memohon pengampunan, tetapi ketika kita pergi, Dia telah menunggu kita terlebih dahulu! … Kamu datang sebagai pendosa, tapi Dia menunggu untuk mengampuni.”

Ia masuk Novisiat Serikat Yesus (Jesuit) pada 11 Maret 1958, setelah sebelumnya menderita pneumonia berat pada tahun sebelumnya yang menyebabkan sebagian paru-paru kanannya harus diangkat.

Ia mengikrarkan kaul kekalnya sebagai Jesuit pada 1973 dan menjabat sebagai pemimpin Provinsi Jesuit Argentina dan Uruguay hingga 1979. Paus Fransiskus I, yang sebelumnya dikenal sebagai Kardinal Jorge Mario Bergoglio, Uskup Agung Buenos Aires, Argentina, wafat pada Senin pagi, 21 April, pukul 07.35. Ia berusia 88 tahun.

Fransiskus yang sejak muda menderita penyakit paru-paru kronis dan telah kehilangan sebagian paru-parunya, sempat dirawat di rumah sakit pada Februari lalu karena krisis pernapasan yang berkembang menjadi pneumonia ganda. Ia menghabiskan 38 hari di rumah sakit—masa rawat inap terlama selama 12 tahun masa kepausannya.

Pada masa itu, ia juga menghadapi penculikan dua imam Jesuit, Pastor Ferenc Jalics dan Orlando Yorio, oleh junta militer selama masa “Perang Kotor” di Argentina.

“Di lingkungan tempat mereka bekerja, ada sel gerilya. Tapi dua Jesuit ini tidak ada hubungannya: mereka adalah gembala, bukan politisi,” kata Paus kepada para Jesuit Hungaria di Budapest pada 2023. “Mereka tidak bersalah saat ditangkap. Militer tidak menemukan tuduhan apapun tapi mereka harus menghabiskan sembilan bulan di penjara, menderita ancaman dan penyiksaan. Mereka kemudian dibebaskan, tapi hal-hal seperti itu meninggalkan luka yang dalam.”

Bergoglio kemudian menjabat sebagai rektor dan dosen teologi di Colegio Maximo, Argentina, hingga 1985, sebelum melanjutkan ke Jerman untuk menyelesaikan disertasi doktoralnya.

Ia terinspirasi dari kisah Santo Matius, pemungut cukai dan pendosa publik yang dipanggil Yesus menjadi rasul.

“Itu adalah perjuangan antara belas kasih dan dosa,” katanya dalam homili tahun 2017. “Tapi bagaimana cinta Yesus masuk ke dalam hati orang itu? Apa pintu masuknya? Karena dia tahu bahwa dia adalah seorang pendosa: dia tahu. Syarat pertama untuk diselamatkan adalah merasa dalam bahaya; syarat pertama untuk disembuhkan adalah merasa sakit.

“Merasa diri sebagai pendosa adalah syarat pertama untuk menerima tatapan penuh belas kasih itu.”

Bergoglio Menjadi Fransiskus

Kepausannya dimulai pada 13 Maret 2013 dan mencetak banyak hal pertama selain dari nama yang diambilnya. Ia adalah paus pertama dari Serikat Yesus (Jesuit), paus pertama dari Belahan Barat, paus pertama yang berbicara di KTT G7, dan paus pertama yang mendedikasikan satu ensiklik secara penuh pada iman dan perubahan iklim.

Ia langsung dipuji sebagai sosok rendah hati, menampakkan diri untuk pertama kalinya dalam jubah putih sederhana alih-alih jubah mewah seperti para pendahulunya, dan segera menunjukkan belas kasih yang menginspirasi dirinya.

Pada Paskah pertamanya, ia mengubah ritual Kamis Putih dengan membasuh dan mencium kaki 12 narapidana (termasuk beberapa Muslim), menggantikan tradisi membasuh kaki 12 imam yang melambangkan para Rasul.

Tahun berikutnya, ia memimpin pernikahan beberapa pasangan yang sebelumnya hidup bersama dan memiliki anak di luar nikah—kesempatan yang menurut salah satu mempelai perempuan, tidak pernah ia bayangkan bisa didapat.

Ia mengkanonisasi hampir 1.000 orang kudus, termasuk 813 Martir Otranto—nelayan, petani, pengrajin, dan gembala yang dipenggal oleh Kesultanan Ottoman pada 1480 karena menolak pindah agama ke Islam.

Ia juga mengkanonisasi Paus Yohanes XXIII, Paus Paulus VI, Paus Yohanes Paulus II, serta Santo Junipero Serra, seorang frater Fransiskan yang disebut “Rasul California,” pendiri sembilan misi Katolik di California.

Secara politik, ia sangat aktif, berbicara dalam Uni Eropa, Forum Ekonomi Dunia, KTT G7 dan G20, membahas isu imigrasi, lingkungan, kecerdasan buatan, bahkan menjadi penengah diplomatik antara AS dan Kuba.

Ia menyerukan aksi segera terkait perubahan iklim dan mendesak negara-negara Barat untuk melindungi imigran ilegal, sembari mengkritik kebijakan perbatasan tertutup dari pemerintahan Trump.

Kepemimpinannya berakhir di tengah Tahun Yubileum Pengharapan, yang ia harapkan menjadi tahun yang ditandai oleh berakhirnya konflik global, pemulihan wilayah perang secara damai, penyembuhan penyakit, dan pengampunan utang.

Perselisihan

Namun, masa kepausan Fransiskus tidak lepas dari kontroversi, bahkan lahir dari situasi kontroversial—ia menjadi paus setelah pendahulunya, Paus Benediktus XVI, mengundurkan diri pada 2013, sesuatu yang baru terjadi tiga kali sepanjang sejarah Gereja Katolik, dan pertama kalinya dalam lebih dari 600 tahun.

Beberapa ajarannya tentang belas kasih—terutama suratnya terkait pemberkatan pasangan sesama jenis, kritik terhadap kapitalisme, dan pembelaannya terhadap imigran ilegal—menyulut kemarahan kalangan konservatif, khususnya di Amerika Serikat. Sebagian bahkan menuduhnya sebagai seorang Marxis.

Fransiskus menanggapi tuduhan itu dalam sebuah wawancara: “Jika saya melihat Injil hanya dari sudut sosiologis, ya, saya adalah seorang komunis, dan begitu pula Yesus. Di balik Sabda Bahagia dan Matius 25, terdapat pesan Yesus sendiri—dan itulah kekristenan. Komunis telah mencuri sebagian nilai-nilai Kristen kita.”

Ia juga mempertahankan toleransi terhadap agama dan praktik lain yang bertentangan dengan ajaran gereja, menimbulkan kekhawatiran di kalangan umat Katolik bahwa ia condong pada relativisme moral.

Berbicara kepada imam, biarawan-biarawati, dan pemimpin awam di Indonesia pada September 2024, ia mengatakan, “Memberitakan Injil tidak berarti memaksakan iman kita atau menentangnya dengan iman orang lain, tetapi memberi dan membagikan sukacita perjumpaan dengan Kristus dengan rasa hormat dan kasih persaudaraan kepada semua orang.”

Fransiskus juga menandatangani perjanjian dengan Partai Komunis Tiongkok yang memberikan pengaruh dalam pengangkatan Uskup di Tiongkok —berbeda jauh dengan Paus Yohanes Paulus II yang menjadikan gereja sebagai senjata melawan komunisme ateis di Eropa.

Ia juga menyelidiki beberapa uskup konservatif AS yang menentangnya, termasuk memberhentikan Uskup Joseph Strickland dari Keuskupan Tyler, Texas pada 2023 tanpa alasan resmi dari Vatikan.

Selain itu, penekanannya pada dialog membatasi penggunaan Misa Latin Tradisional dan menyindir gerakan konservatif muda sebagai bentuk “kemunduran.”

Namun, ia juga tetap mempertahankan ajaran gereja yang tidak berubah: pentingnya sakramen, pernikahan hanya antara pria dan wanita, imamat hanya untuk laki-laki, serta kewajiban umat Katolik untuk pro-kehidupan.

Salah satu pesan terakhirnya adalah surat peringatan 20 tahun Fakultas Teologi Triveneto, Italia, yang mengajak para pendidik menanamkan pemahaman iman sambil terbuka terhadap zaman.

“Saya mendorong seluruh keluarga akademik untuk terus bekerja sama dengan misi Gereja, menyebarkan pesan Kristus di dunia, setia pada tradisi yang asli, namun terbuka membaca tanda-tanda zaman,” katanya pada 28 Januari. “Ini berarti dengan berani menghadapi tantangan baru untuk secara efektif membawa kebenaran Injil kepada manusia masa kini.”

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya

Dalam beberapa hari ke depan, Kardinal Camerlengo—kepala staf kepausan—akan memanggil lebih dari 100 kardinal dari seluruh dunia untuk berkumpul di Vatikan dan memilih paus baru.

Dalam isolasi penuh dari dunia luar, mereka akan berdoa, berdiskusi, dan melakukan pemungutan suara rahasia. Pemilihan ini membutuhkan suara mayoritas 2/3 dan dapat memakan waktu beberapa hari, dengan hingga empat kali pemungutan suara per hari. Surat suara akan dibakar setelah setiap pemungutan suara—asap hitam berarti belum ada keputusan, asap putih menandakan telah terpilih.

Setelah kandidat yang terpilih menerima jabatan, kabar akan diumumkan: “Habemus Papam” (Kita memiliki Paus).

 Reuters berkontribusi dalam laporan ini.

AS dan Iran Selesaikan Putaran Kedua Pembicaraan Nuklir, Pertemuan Teknis Dijadwalkan Minggu Depan

Pada  Sabtu (19 April), putaran kedua pembicaraan antara Amerika Serikat dan Iran diselenggarakan di Roma, Italia. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, menyampaikan sinyal positif dengan menggambarkan pertemuan tersebut sebagai “konstruktif” dan “berpandangan ke depan”. Dalam seminggu ke depan, kedua belah pihak dijadwalkan mengadakan putaran ketiga pembicaraan tidak langsung

EtIndonesia. Pada Sabtu, utusan Timur Tengah Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, dan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, mengadakan pembicaraan tidak langsung selama sekitar empat jam di Kedutaan Oman di Roma. Sama seperti dalam putaran pertama, Menteri Luar Negeri Oman, Badr, bertindak sebagai perantara untuk menyampaikan informasi antara kedua pihak.

Setelah pertemuan, Araqchi menyatakan bahwa dalam waktu dekat, kedua negara akan mengadakan pembicaraan teknis di tingkat ahli. Ia juga menambahkan bahwa pada tanggal 26 April, ia akan kembali bertemu dengan Witkoff untuk negosiasi lebih lanjut.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi berkata: “Saya berharap setelah pertemuan teknis minggu depan, kita berada dalam posisi yang lebih baik untuk menilai kemungkinan tercapainya kesepakatan. Kami masih bertindak dengan hati-hati.”

Sebelum pertemuan putaran kedua ini, Iran telah mengusulkan “kesepakatan nuklir tiga tahap”, dengan harapan pada akhirnya bisa mendapatkan persetujuan dari Kongres AS atas perjanjian tersebut dan pencabutan total sanksi terhadap Iran.

Namun, terkait dengan pernyataan Iran yang bersedia membatasi pengayaan uranium tetapi menolak untuk membongkar mesin sentrifugal canggih, lembaga think tank AS “Institute for the Study of War” (ISW) merilis laporan evaluasi yang memperingatkan bahwa jika kesepakatan gagal, Iran dapat dengan cepat memulai kembali program nuklirnya.

Laporan tersebut mengutip pandangan mantan inspektur senjata PBB, David Albright, yang menyatakan bahwa jika Iran mempertahankan mesin sentrifugalnya saat ini, bahkan dengan persediaan uranium yang diperkaya rendah dalam jumlah kecil, negara itu dapat memproduksi cukup uranium tingkat senjata dalam waktu 25 hari. Ia menyarankan agar Amerika Serikat tidak menerima proposal Iran.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, pada Jumat (18 April) memperingatkan bahwa kemampuan nuklir Iran saat ini “telah mencapai titik paling dekat menuju senjata nuklir dalam sejarah.”

“Presiden (Trump) telah menyatakan dengan tegas bahwa Iran tidak akan memiliki senjata nuklir. Itu tidak akan terjadi,” ujarnya. (Hui)

Laporan oleh: Qiu Yue, Li Mei, Zhang Ruiqi – New Tang Dynasty Television

PKT Mengakui kekalahan!  Trump Ungkapkan Para Pemimpin Tinggi PKT Memulai Dialog Pribadi dengan AS

EtIndonesia. Setelah bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) 24 tahun lalu, Partai Komunis Tiongkok (PKT) memanfaatkan modal asing dan teknologi dari Barat untuk menjadi “pabrik dunia”, namun tetap tidak membuka pasar domestiknya. Kini, Amerika Serikat menerapkan tarif timbal balik, membuat pesanan pabrik Tiongkok langsung anjlok ke nol.

Sementara itu, untuk rantai pasokan yang sulit digantikan seperti ponsel dan komputer, Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengecualian sementara, memberi kelonggaran bagi raksasa seperti Apple dan Dell. 

Minggu ini, Jepang, Italia, dan negara lain telah melakukan dialog dagang dengan AS untuk mencoba menurunkan tarif timbal balik. Satu-satunya yang tarifnya justru dinaikkan adalah Tiongkok, dengan tarif tertinggi mencapai 245%. Trump mengungkap bahwa pejabat tinggi PKT telah mulai menjalin kontak dengan pemerintah AS dan bersedia bernegosiasi.

 “Saya rasa, pertemuan kali ini menjadi fondasi bagi negosiasi berikutnya. Ke depannya, kedua pihak akan terus melanjutkan perjanjian setingkat kabinet,” kata Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba. 

Presiden AS Donald J. Trump dalam pernyataannya pada 16 April menyebutkan bahwa ia telah melakukan pembicaraan yang produktif dengan Presiden Meksiko dan juga bertemu dengan perwakilan dagang tingkat tertinggi Jepang, Menteri Revitalisasi Ekonomi Akazawa Ryosei, dengan hasil yang memuaskan.

Trump juga bertemu dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.

PM Italia Giorgia Meloni:  “Perusahaan Italia akan terus berinvestasi, seperti yang Anda tahu. Dalam beberapa tahun ke depan, kami akan menginvestasikan 10 miliar dolar, ini menunjukkan keterkaitan ekonomi kita.”

Meloni menyatakan bahwa Italia akan bekerja sama dengan AS dalam bidang pertahanan, ekonomi, antariksa, dan energi. Ia juga menegaskan bahwa yang ia maksud dengan “Barat” bukanlah lokasi geografis, melainkan negara yang berakar pada peradaban Kristen.

Meloni:  “Bagi saya, tujuannya adalah membuat Barat hebat kembali. Dan saya percaya kita bisa melakukannya. Kita benar-benar bisa.”

Trump:  “Dia percaya pada saya.”

Selain Italia, CEO LVMH Bernard Arnault pada 18 April juga menyerukan kepada para pemimpin Eropa untuk segera bernegosiasi dengan AS guna membentuk zona perdagangan bebas tanpa tarif.

Menurut laporan Fox News, think tank Inggris Henry Jackson Society baru-baru ini memperingatkan bahwa jika Inggris tidak menyesuaikan kebijakan terhadap PKT, mereka bisa kehilangan “hubungan istimewa” dengan AS.

Baik di masa jabatan pertamanya maupun sekarang setelah kembali ke Gedung Putih, Trump terus berupaya memperbaiki struktur perdagangan global yang timpang. Tarif tinggi yang diberlakukan kali ini tidak hanya memaksa PKT kembali ke meja perundingan, tetapi juga memaksa negara-negara Asia Tenggara yang membantu PKT menghindari tarif AS untuk memilih pihak.

Kolumnis Epoch Times, Wang He:  “Tahun lalu (2024), surplus perdagangan global Tiongkok sekitar 1 triliun dolar AS, jumlah ini belum pernah terjadi sebelumnya. Artinya, negara-negara di dunia khawatir menghadapi praktik dumping kapasitas besar-besaran oleh PKT. Jadi, Trump memimpin dunia untuk melawan PKT, dan itu punya dasar yang masuk akal.”

Dalam dua minggu sejak tarif diumumkan, PKT juga mengeluarkan sejumlah kebijakan balasan, termasuk menaikkan tarif barang AS, menghentikan pembelian pesawat Boeing, menjual obligasi AS, dan melarang ekspor logam tanah jarang. Pimpinan PKT juga mengunjungi Vietnam, Kamboja, dan Malaysia pekan ini, mencoba menarik negara tetangga untuk melawan AS.

Trump berkata:  “Tidak ada negara yang bisa dibandingkan dengan kita. Tidak ada.”

Warga Tiongkok berkomentar:

  • Bos perusahaan swasta di Guangdong, Wang Peng (nama samaran, suara dimodifikasi):
    “Sebenarnya, ini baru awal. Banyak negara akan memilih posisi, dan mayoritas negara akan memilih untuk bernegosiasi dengan AS, bukan konfrontasi langsung.”
  • Blogger Tiongkok:
    “AS sudah memblokir Tiongkok secara menyeluruh, ekspor sudah tidak ada harapan. Perusahaan ekspor, 99% pasti akan gulung tikar.”

Walau jumlah penduduk AS sekitar 340 juta dan Tiongkok sekitar 1 miliar, pasar konsumen AS jauh lebih besar dan menjadi rebutan banyak negara.

Saat bergabung dengan WTO, PKT sepakat dengan AS untuk membuka pasar bagi produk dan investasi AS. Namun, 10 tahun kemudian, laporan tahunan Kantor Perwakilan Dagang AS menyatakan bahwa Tiongkok telah menyimpang dari prinsip pasar bebas, dan sejak 2006, pemerintah kembali mengintervensi pasar ekonomi.

Pengacara dan penulis AS, Gordon Chang:  “Pejabat PKT sendiri pernah mengakui bahwa mereka campur tangan dalam nilai tukar untuk membantu pekerja mereka. Bahkan Perdana Menteri PKT saat itu, Wen Jiabao, berkata jika mereka membiarkan nilai tukar yuan mengambang bebas, maka perusahaan Tiongkok akan bangkrut. Lalu, bagaimana dengan pekerja Amerika?”

Akibatnya, negara-negara Barat kehilangan jutaan lapangan kerja dan mengalami defisit perdagangan besar dengan Tiongkok.

Kurang dari tiga bulan setelah menjabat, Trump langsung mengumumkan tarif timbal balik, yang membuat pameran dagang “Canton Fair” di Tiongkok langsung sepi, dan pengiriman barang dari Tiongkok dibatalkan secara masif. Netizen membagikan bahwa kontainer pakaian dari Tiongkok kini dikenakan tarif yang lebih tinggi dua kali lipat dari harga produknya sendiri.

Jadi, berapa sebenarnya tarif yang dikenakan AS terhadap Tiongkok saat ini?

Reporter NTD di Gedung Putih, Tao Ming:  “Hari ini (16 April), Gedung Putih menekankan bahwa tarif ‘timbal balik’ terhadap PKTditambahkan di atas tarif fentanyl 20% yang sudah ada, serta tarif berdasarkan Pasal 301 dari era Trump dan Biden. Tarif ini bervariasi antara 7,5% hingga 100%, tergantung produknya. Karena produk ini tidak dikecualikan dari tarif fentanyl dan tarif timbal balik, maka secara kumulatif, tarif akhir bisa mencapai 245%.”

Meski tidak semua produk Tiongkok dikenakan tarif setinggi 245%, dengan rencana penghapusan kebijakan bebas bea untuk paket kecil T86, pintu pasar konsumen AS secara bertahap tertutup bagi pabrik-pabrik Tiongkok.

Uni Eropa, yang mencatat defisit perdagangan sebesar US$332 miliar dengan Tiongkok pada 2023, juga meningkatkan kewaspadaan terhadap praktik dumping produk Tiongkok.

Tidak hanya Uni Eropa, setelah pimpinan PKT pergi, Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh pada 18 April langsung menyatakan bahwa Vietnam memiliki “ikatan unik” dengan AS, “berbeda dengan negara lain”.

Pemerintah Malaysia juga dijadwalkan akan melakukan negosiasi dengan AS pada akhir April.

Tiongkok kini terkepung dari segala arah dan terpaksa menunduk. Pada 17 April, Trump mengumumkan bahwa negosiasi dengan PKT kemungkinan bisa diselesaikan dalam tiga hingga empat minggu.

PKT juga mengganti tim negosiasinya di tengah jalan. Li Chenggang, mantan perwakilan Tiongkok untuk WTO, menggantikan Wang Shouwen. Keduanya pernah terlibat dalam negosiasi perdagangan AS-Tiongkok pada masa jabatan pertama Trump.

Trump:  “Saya rasa kami (AS-Tiongkok) telah melakukan beberapa negosiasi yang sangat baik, dan kami juga akan melanjutkan dengan pembicaraan lanjutan yang sangat baik.”

Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick:  “Kami percaya diri bisa mencapai kesepakatan dengan Tiongkok. Presiden tahu persis apa yang ingin dia capai, saya rasa dia lebih tahu daripada siapapun di dunia. Kami yakin hasilnya akan baik.”

Trump:  “Bahkan jika tidak tercapai pun tidak apa-apa. Kami sudah menetapkan target. Itu saja.”

Trump juga menetapkan industri semikonduktor dan farmasi sebagai sumber daya strategis nasional AS, dan berencana mengumumkan tarif khusus untuk semikonduktor pekan depan. (Hui)

Laporan disusun oleh Lin Chao dan Ming Yu dari NTD Weekly News

Suhu Panas di Siang Hari, Hujan Es Sebesar Telur di Malam Hari — Warga Chongqing, Tiongkok : Bisa Membunuh Orang! 

EtIndonesia. Cuaca ekstrem terus terjadi di Tiongkok. Pada 18 April malam, kota Chongqing tiba-tiba dilanda angin kencang disertai hujan es sebesar telur ayam. Beberapa warga mengatakan, hujan es sebesar itu sangat berbahaya jika mengenai seseorang, bahkan bisa menyebabkan kematian.

Video yang beredar di internet menunjukkan suara hujan es yang menghantam tanah dengan keras. Sebagian pecah menjadi serpihan kecil, sementara permukaan tanah langsung dipenuhi oleh bongkahan es putih. Seorang warga memperlihatkan satu keranjang penuh hujan es yang telah dikumpulkan — ukurannya sebesar telur ayam, bahkan ada yang lebih besar.

Warga setempat berkomentar:
“Es sebesar ini sangat berbahaya kalau kena orang,”
“Siang hari 36°C, malamnya hujan es, ini masuk akal nggak?”
“Siangnya kepanasan, malamnya ketimpa es,”
“Beberapa hari lalu badai debu, sekarang malah hujan es,”
“Siang 35°C, malamnya angin ribut dan hujan es, angin aneh bertiup, luar biasa!”

Pada pukul 22:30 malam 18 April 2025, Badan Meteorologi Kota Chongqing mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem. Diperkirakan pada pukul 22:30–00:30 malam itu, 12 distrik termasuk Yuzhong, Shapingba, Dadukou, Jiulongpo, Nanan, Kawasan Teknologi Tinggi, Yubei, Beibei, Banan, Hechuan, Bishan, dan Jiangjin akan mengalami badai petir dengan angin kencang tingkat 8–9 atau hujan es. Wilayah tersebut juga kemungkinan besar akan disertai hujan lebat jangka pendek dan sambaran petir.

Peringatan hujan es tingkat oranye juga dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Kawasan Ekonomi dan Pengembangan Wansheng pada pukul 18:00, menyebutkan bahwa hujan es sudah terjadi di kota Heishan. Diperkirakan mulai 18:00 pada 18 April hingga pukul 00:00 pada 19 April, hujan es akan terus terjadi di sepuluh kota dan desa seperti Wandong, Donglin, Wansheng, Jinqiao, Conglin, Guanba, Shilin, Qingnian, Heishan, dan Nantong, disertai angin kencang, petir, serta hujan deras jangka pendek. Cuaca ekstrem ini berpotensi menyebabkan bencana akibat hujan es.

Minggu lalu, wilayah Tiongkok daratan dari utara hingga selatan dilanda angin kencang ekstrem. Badai pasir dari wilayah utara juga melanda Chongqing, Sichuan, dan daerah lainnya.  (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Badai Musim Semi Terjang Pegunungan Alpen, Tewaskan 4 Orang – Italia Utara Jadi Daerah Paling Parah Terdampak

Badai musim semi yang melanda wilayah Pegunungan Alpen di Prancis dan Italia Utara pada 17 April telah merenggut empat nyawa, termasuk seorang turis asal Inggris. Setelah kejadian tersebut, resor ski di Alpen mulai kembali beroperasi normal pada  18 April 2025.

EtIndonesia. Menurut laporan AFP, korban asal Inggris yang berusia 27 tahun itu tertimpa longsoran salju di pintu masuk resor ski Val Thorens di wilayah Savoie, Prancis. Daerah pegunungan ini sebelumnya telah diguyur salju lebat.

Tiga korban lainnya meninggal di wilayah utara Italia, yang menjadi daerah terdampak paling parah akibat hujan deras.

Di wilayah timur laut Italia, tepatnya di Region Veneto, banjir menghanyutkan seorang pria berusia 64 tahun bersama putranya yang berusia 33 tahun saat mereka berada di dalam mobil.

Di wilayah barat laut Italia, di Provinsi Piedmont, seorang pria lanjut usia berusia 90-an ditemukan tewas di rumahnya yang terendam banjir.

Badai tersebut menyebabkan penutupan jalan, penghentian layanan kereta api, dan pemadaman listrik di beberapa wilayah Prancis, Italia, dan Swiss.

Meskipun salju pada April bukan hal langka di Pegunungan Alpen, curah salju yang turun dalam jumlah besar dalam waktu singkat ini cukup jarang terjadi, sehingga pemerintah lokal dan warga setempat tidak sempat bersiap. (Hui)

Dikutip dari Central News Agency via NTDTV.com 

Aktivis Lingkungan Pertanyakan SE Gubernur Koster Yang Tidak Larang Produk Kemasan Sachet

BALI-Para aktivis lingkungan mempertanyakan Gubernur Bali I Wayan Koster yang sama sekali tidak melarang produksi dan distribusi kemasan sachet dalam Surat Edarannya (SE) Nomor 9 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah. Anehnya, dalam salah satu pasalnya di SE itu, Gubernur malah dengan tegas melarang produk air minum kemasan berukuran di bawah satu liter yang jelas-jelas memiliki nilai ekonomi dan mudah didaur ulang.
 
Muhamad Kholid Basyaiban, Koordinator Program Sensus Sampah Plastik Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) mengatakan sampah sachet ini merupakan kategori sampah residu yang sangat sulit didaur ulang. Dia mengutarakan sampah plastik dari kemasan sachet itu berasal dari household atau kebutuhan rumah tangga seperti sabun cuci pakaian dan cuci piring serta dari food packaging. Menurutnya, banyaknya masyarakat yang menggunakan kemasan sachet ini karena harganya yang memang sangat terjangkau, apalagi di negara berkembang seperti Indonesia. “Jadi, kalau ini memang benar-benar tidak serius untuk dihentikan dan potensi sampahnya sangat banyak, nanti tidak akan bisa diapa-apai, ini bisa menjadi petaka bagi penanganan sampah ke depannya,” tukasnya.
 
Dia mengungkapkan berdasarkan brand audit sampah yang dilakukan pada April 2024 lalu, BRUIN menemukan sampah dari kemasan sachet di Bali itu sangat dominan juga selain sampah-sampah unbranded seperti kresek dan styrofoam. “Kalau ngomongin sachet waktu kami melakukan brand audit sampah di Bali itu juga dominan. Sampah-sampah ini nggak bisa didaur ulang juga. Mereka ini sampah-sampah residu,” katanya.
 
Dia melihat kemasan sachet ini memang seperti strategi pangsa pasarnya para produsen untuk menghimpun keuntungan besar. “Sasaran mereka semua elemen masyarakat karena nilai-nilai yang ditawarkan yaitu praktis, awet, bisa dibawa kemana-mana dan efisien, serta ekonomis. Nah, itu yang menjadi problem ketika sampah sachet ini diminati, berbalik dengan penanganan pasca konsumsinya,” ucapnya.
 
Karenanya, meskipun mendukung SE Gubernur Bali untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai, dia juga sangat menyayangkan adanya diskriminatif dalam penanganan sampah di Bali ini. “Kenapa justru sampah sachet yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak bisa didaur ulang sama sekali tidak ada larangan bagi produsen untuk menjual dan mendistribusikan produknya di Bali. Tapi anehnya, justru sampah yang memiliki nilai ekonomi dan mudah didaur ulang seperti air minum kemasan ukuran di bawah satu liter itu sangat menjadi perhatian Pemprov Bali dalam Surat Edaran Gubernurnya. Ini sangat kami sayangkan, sepertinya menganggap bahwa sampah dari kemasan sachet itu tidak berbahaya sama sekali,” ucapnya.
 
Memang, berdasarkan pengalaman saat melakukan brand audit sampah itu, dia mengakui sangat susah untuk mendeteksi sampah sachet ini. “Karena sifat sachet itu mungkin ketika di air itu akan tenggelam dan lewat arus bawah sungai yang sangat dalam,” tuturnya.
 
Tapi, menurutnya, meskipun sampah dari kemasan gelas dan botol air minum banyak tercecer di lingkungan, sampah-sampah ini memiliki nilai ekonomis ketika ada di tangan para pemulung. “Yang jelas, sampah jenis ini pasti akan terkelola dibandingkan dengan sachet yang ketika tercecer di lingkungan tidak ada yang mau mengambilnya. Bahkan, pemulung saja gak mau ambil karena tidak ada nilai ekonomisnya, gak ada nilai jualnya. Jadi, sangat disayangkan kalau dalam kebijakannya itu Pemprov Bali sedikitpun tidak menaruh perhatian terhadap sampah sachet ini,” tandasnya.
 
Seharusnya, menurutnya, kalau mau bicara mengenai sampah itu, perhatian utama setiap pemprov itu termasuk Pemprov Bali adalah sampah plastik sachet. “Artinya, para produsen kemasan sachet itu juga harus dilarang memproduksi sachet,” katanya.
 
Hal senada juga diungkapkan Alaika Rahmatullah, Koordinator Audit Merek Ecoton, yang mengatakan tingkat keresahan masyarakat terhadap sampah kemasan sachet ini akan semakin mendalam. “Apalagi para produsen besar yang memproduksi sachet ini memperlihatkan sebuah paradoks yang menggelisahkan. Tidak hanya melihat jumlahnya, tetapi tentang bagaimana tanggung jawab produsen terhadap dampak lingkungan dari kegiatan bisnis mereka,” ucapnya.
 
Dia juga menyayangkan SE Gubernur Bali yang sama sekali tidak menyoroti sampah sachet ini. “Padahal, sebenarnya sampah sachet ini harus menjadi sorotan utama karena sampahnya yang susah didaur ulang,” katanya.
 
Menurutnya, dalam menangani masalah sampah itu tidak boleh ada tebang pilih. “Pemrov Bali tidak boleh tebang pilih dalam menangani permasalahan sampah plastik sekali pakai ini. Apalagi sampai melarang kemasan sampah plastik yang mudah didaur ulang tapi malah membiarkan produsen pemicu sampah yang susah didaur ulang seperti kemasan sachet,” ucapnya.
 
Program Manager Toxics and Zero Waste Nexus3 Foundation, Ninditha Proboretno, mengungkapkan Bali juga sebenarnya memiliki masalah terkait sampah sachet dan bukan hanya sampah dari kemasan air minum gelas plastik dan botol saja. “Jadi, kalau benar-benar mau mengurangi sampah di Bali itu, seharusnya semua jenis plastik sekali pakai itu dilarang berproduksi termasuk sachet dari produk-produk makanan dan minuman serta produk kebersihan,” pungkasnya.
 
Dia menuturkan berdasarkan brand audit yang pernah dilakukan Nexus3 di Bali pada 2019 lalu, ditemukan ada sejumlah produsen besar yang menyumbangkan sampah sachet di Bali. “Sayangnya, sepertinya setiap tahun produsen-produsen ini tetap menjadi penyumbang sampah sachet terbesar di Bali. Seharusnya, mereka kan juga harus dikenakan larangan untuk memproduksi produk-produk kemasan sachet kalau mau mengurangi sampah plastik sekali pakai. Apalagi, sampah-sampah sachet ini tidak bisa terurai dan sulit didaur ulang serta tidak memiliki nilai ekonomi bagi para pemulung dan industri daur ulang,” ungkapnya.
 
Seperti diketahui, larangan Gubernur Bali terhadap produsen kemasan gelas dan botol air minum ini disebut-sebut mengacu terhadap riset yang dilakukan Sungai Watch. Adapun pengauditan sampah oleh Sungai Watch ini dirangkum dalam sebuah laporan berjudul “Sungai Watch Impact Report 2024”. Dari penjaringan sampah yang dilakukan Sungai Watch di sungai-sungai yang ada di Bali dan Banyuwangi, Jawa Timur sepanjang 2024, diperoleh waste audit di mana 5,5% dari sampah yang terjaring merupakan sampah sachet dan hanya 4,4% sampah dari air minum kemasan plastik sekali pakai. Ditemukan 91.667 item sachet pada lokasi audit yang berhasil terjaring di sungai-sungai yang ada di Bali dan Banyuwangi. Jadi, wajar jika beberapa aktivis lingkungan pun mempertanyakan perihal SE Gubernur Bali yang sama sekali tidak menyoroti sampah sachet ini dalam kebijakannya.

Diduga Akibat Memasak, Kapal di Kongo Demokratik Terbakar dan Tenggelam – 143 Tewas, Puluhan Hilang

EtIndonesia. Pada 15 April 2025, sebuah kapal bermuatan bahan bakar di Republik Demokratik Kongo terbakar dan terbalik, menyebabkan sedikitnya 143 orang tewas dan puluhan lainnya hilang.

Insiden tragis ini terjadi di dekat kota Mbandaka, ibu kota Provinsi Équateur, yang terletak di pertemuan Sungai Ruki dan Sungai Kongo – sungai terdalam di dunia.

Jumlah pasti penumpang di atas kapal belum diketahui. Namun, ketua delegasi anggota Majelis Nasional daerah tersebut, Josephine-Pacifique Lokumu, menyatakan bahwa terdapat “ratusan orang” di dalam kapal saat kejadian.

Video yang beredar di media sosial memperlihatkan kapal panjang yang berada jauh dari tepi sungai dilalap api dengan asap hitam mengepul, sementara orang-orang di perahu kecil di sekitarnya menyaksikan kejadian mengerikan itu.

Menurut laporan AFP, Lokumu mengatakan bahwa kebakaran disebabkan oleh ledakan bahan bakar saat seseorang memasak di atas kapal. 

“Seorang perempuan menyalakan bara api untuk memasak, yang kemudian memicu ledakan bahan bakar yang berada tidak jauh dari sana. Banyak perempuan dan anak-anak menjadi korban,” katanya. 

Lokumu menambahkan, “Gelombang pertama jenazah ditemukan pada 16 April, sebanyak 131 jasad. Pada 17 dan 18 April, ditemukan lagi 12 jasad. Beberapa di antaranya hangus terbakar.”

Pemimpin masyarakat sipil lokal, Joseph Lokondo, mengatakan bahwa ia membantu dalam proses pemakaman para korban. Ia juga menyampaikan bahwa “jumlah korban meninggal sementara adalah 145 orang: beberapa tewas terbakar, yang lain tenggelam.” (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Xi Jinping Kunjungi Malaysia, Sepanjang Pertemuan Membaca Naskah dengan Menunduk – Tayangan Resmi Picu Spekulasi “Sindiran Halus” dari Media Partai

0

Baru-baru ini, pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT), Xi Jinping, melakukan kunjungan ke Malaysia. Publik mencatat bahwa selama pertemuannya dengan Raja Malaysia, Xi terlihat menunduk dan membaca naskah dari buku kecil sepanjang waktu, layaknya “boneka tali”. Tayangan ini justru disiarkan oleh media resmi PKT, sehingga menimbulkan spekulasi luas.

EtIndonesia. Kunjungan Xi ke Malaysia berlangsung dari 15 hingga 17 April. Pada  16 April pagi, Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Ibrahim, menerima Xi di Istana Negara.

Cuplikan eksklusif yang ditayangkan oleh CCTV (stasiun televisi negara PKT) menunjukkan Xi terus menunduk membaca dari buku kecilnya, sementara Raja Malaysia beberapa kali melirik ke arah Xi dengan ekspresi bingung. Cuplikan ini cepat menyebar ke seluruh dunia dan memicu diskusi luas.

Pada 18 April, kanal independen “Tang Qing Membahas Isu Terkini” mengatakan bahwa kunjungan Xi ke Malaysia belum sempat memberi pernyataan penting, tapi sudah menjadi topik panas. Bukan karena ia mengeluarkan pernyataan mengguncang dunia, melainkan karena ia terus membaca naskah dari awal hingga akhir, sementara Raja Malaysia tampak canggung — momen itu disebut sebagai “kematian sosial”.

Menurut Tang Qing, Malaysia adalah mitra penting PKT di Asia Tenggara. Tahun lalu, volume perdagangan bilateral mencapai 212 miliar dolar AS, dan Malaysia adalah salah satu dari sedikit negara yang memiliki “surplus perdagangan” terhadap Tiongkok — menunjukkan betapa pentingnya hubungan ini bagi PKT. Namun, dalam pertemuan dengan negara “sahabat lama” ini, Xi bahkan tidak berani berbicara santai tanpa naskah, yang membuat orang merasa… kurang nyaman.

Tang Qing menambahkan, dulu Xi masih bisa berbicara spontan di acara seperti ini, tapi kini bahkan ucapan diplomatis paling sederhana pun harus dibaca dari naskah. Apakah ini karena ada pihak yang khawatir ia akan “bicara salah”? Mungkinkah seluruh tim penulis naskah telah mengambil alih sepenuhnya kendali komunikasi publik Xi untuk memastikan semua kata tetap dalam “bingkai aman”?

Ia juga mempertanyakan, jika basa-basi diplomatik pun harus dibaca dari teks, seberapa besar ruang bicara bebas yang masih dimiliki Xi? Apakah ini menunjukkan bahwa kekuasaannya dalam sistem sedang “dikunci dan diborgol”? Apakah ini menguatkan rumor bahwa ia sedang kehilangan kekuasaan?

Pada hari yang sama, komentator independen Cai Shenkun menyatakan dalam program medianya bahwa sebenarnya cuplikan video itu sengaja dimanfaatkan oleh CCTV untuk menyindir Xi dan sekaligus mempermalukan Cai Qi (Kepala Kantor Umum PKT). Xi membaca setiap kata dari naskah, sementara Raja Malaysia hanya bisa menatapnya dengan bingung — padahal itu kalimat sederhana dalam bahasa Mandarin yang bahkan anak kecil bisa hafal. Tapi Xi harus membaca sambil terus melihat ke bawah. Apakah ini berarti ia tak bisa bicara bebas dalam pertemuan luar negeri?

Cai Shenkun menjelaskan, pekerjaan propaganda PKT dikelola oleh Cai Qi. Semua informasi tentang Xi harus melalui persetujuannya, dan media seperti Xinhua, People’s Daily, dan CCTV seringkali harus menunggu perintah Cai — kadang ditunda, diedit, atau bahkan dihapus, membuat para petinggi media merasa frustasi.

Ia menduga bahwa kali ini, karena Cai Qi sangat sibuk mengatur perjalanan Xi ke Asia Tenggara — termasuk mengatur keamanan dan menyusun naskah pidato — ada kemungkinan tayangan yang biasanya akan dihapus malah “sengaja” ditayangkan, dengan tujuan menyindir Xi dan mempermalukan Cai Qi.

Sebelum kedatangan Xi ke Malaysia, keamanan lokal juga ditingkatkan.

Pada 13 April, Bernama melaporkan bahwa polisi Malaysia menerapkan penutupan jalan bertahap di 17 ruas di Kuala Lumpur dan mengerahkan sekitar 378 polisi untuk mengamankan kunjungan Xi. 

Pada 14 April, otoritas mengumumkan penutupan dan pengendalian terhadap 136 ruas jalan dan lokasi di wilayah Kuala Lumpur dan Selangor, termasuk jalan antara Bandara Internasional Kuala Lumpur Terminal 1 ke Hotel DoubleTree Hilton Putrajaya, serta jalur dari hotel ke Istana Negara dan ke kediaman resmi Perdana Menteri.

Malaysia adalah negara anggota inisiatif “Sabuk dan Jalan” (Belt and Road Initiative) dan sangat bergantung pada investasi dari PKT. Para pengamat menilai, karena perang dagang dengan AS terus meningkat, PKT kini dalam posisi sulit, dan kunjungan Xi bertujuan untuk merangkul negara-negara kecil di Asia Tenggara guna bersama-sama menghadapi tekanan Amerika.

Ekonom Taiwan, Sun Guoxiang, menyampaikan kepada Epoch Times bahwa Perdana Menteri Malaysia awalnya hanya mengharapkan “pemberian besar” dari PKT, namun kini justru menjadi tempat PKT meminta bantuan. Perubahan ini mencerminkan posisi internasional PKT yang semakin terdesak.

The Wall Street Journal juga melaporkan bahwa kesibukan diplomatik PKT saat ini sesungguhnya merupakan upaya untuk mengalihkan perhatian dari krisis dalam negeri yang belum terselesaikan.

Sejak Sidang Pleno Ketiga Partai pada Juli 2024, rumor mengenai melemahnya kekuasaan Xi serta masalah kesehatannya terus bermunculan. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Segala Sesuatu Mengandung Spiritual, Bahkan Partikel Mikro Memiliki Kesadaran  ?

EtIndonesia. Pernahkah Anda mendengar tentang partikel yang terpisah jauh secara fisik, namun bisa saling mengetahui keadaan masing-masing dalam sekejap? Ketika sesuatu bergerak di satu tempat, partikel yang jauh di tempat lain langsung “mengetahuinya” tanpa ada jeda waktu. Ini adalah fenomena yang dikenal dalam fisika sebagai “keterikatan kuantum”—dan itu seakan-akan menunjukkan bahwa partikel-partikel itu memiliki semacam hubungan tersembunyi yang melampaui ruang dan waktu. Menariknya, hal ini sangat mirip dengan cara kerja kesadaran manusia.

Kesadaran: Realitas yang Tak Bisa Diukur, Tapi Jelas Ada

Salah satu kesulitan terbesar dalam penelitian ilmiah modern adalah memahami kesadaran. Kesadaran tidak bisa diukur menggunakan parameter fisik seperti waktu, ruang, massa, atau energi. Namun kita semua tahu—selama kita sadar—bahwa kesadaran itu nyata.

Beberapa disiplin ilmu telah berupaya mendalami kesadaran melalui studi neurologi dan otak. Memang, ilmu saraf telah banyak mengungkap fungsi-fungsi otak, tapi hakikat dari kesadaran itu sendiri tetap menjadi misteri. Para ilmuwan menyebut ini sebagai “the hard problem of consciousness”—masalah tersulit dari kesadaran.

Masalah ini menyangkut pertanyaan eksistensial: Mengapa kita bisa merasakan warna, aroma, rasa, cahaya, suara, dan emosi? Bagaimana bisa muncul persepsi dan nilai-nilai subjektif dari sekadar reaksi kimia di dalam otak?

Apakah Kesadaran Timbul dari Materi? Atau Semesta Memang Penuh Kesadaran?

Sejak zaman Descartes, dunia Barat berpandangan bahwa materi melahirkan kesadaran—yakni kesadaran hanyalah produk sampingan dari kerja otak. Ini adalah pandangan materialisme. Namun, belakangan ini, pandangan ini menghadapi tantangan yang sangat besar, bahkan di kalangan ilmuwan sendiri.

Beberapa alasan utamanya:

  1. Sulit dipercaya bahwa materi tak sadar bisa menghasilkan kesadaran. Jika tidak ada unsur non-fisik dalam materi, bagaimana mungkin kesadaran bisa “tiba-tiba muncul”? Pandangan materialisme justru menafikan kemungkinan keajaiban, padahal kemunculan kesadaran dari materi tanpa kesadaran nyaris seperti keajaiban itu sendiri.
  2. Ilmu saraf telah mengungkap banyak tentang cara kerja otak, tapi tetap belum mampu menjelaskan bagaimana pengalaman sadar itu bisa terjadi. Banyak ilmuwan mulai meragukan bahwa materialisme bisa menyelesaikan “masalah kesadaran.”
  3. Dalam mekanika kuantum, muncul “paradoks pengukuran.” Dalam teori ini, sebelum sesuatu diamati, keberadaannya hanyalah gelombang kemungkinan (probabilitas). Baru saat diamati, gelombang ini “kolaps” menjadi realitas yang pasti. Nah, siapa atau apa yang menyebabkan kolaps ini terjadi?

Jika kesadaran hanya berasal dari materi, maka otak kita sendiri—yang juga terdiri dari partikel-partikel probabilistik—seharusnya tidak bisa “mengamati” apapun secara nyata. Maka muncul pertanyaan: Bukankah dibutuhkan kesadaran yang berada di luar sistem fisik ini?

Adakah Pengamat dengan Kesadaran di Luar Alam Semesta?

Inilah yang disebut dalam fisika sebagai “paradoks pengukuran kuantum.” Banyak solusi telah diajukan, namun pada akhirnya semuanya tak bisa mengabaikan peran kesadaran. Bahkan Eugene Wigner, peraih Nobel Fisika, menyatakan bahwa kesadaran adalah akar dari persoalan pengukuran kuantum.

Meskipun fisika kuantum mengakui pentingnya kesadaran, namun dia sendiri belum mampu menjelaskan asal usulnya. Kesadaran telah menjadi bayangan yang menghantui fisika sejak awal kemunculan teori kuantum, tapi para fisikawan selama ini berusaha menghindar dari pertanyaan ini karena terlalu pelik dan “di luar jangkauan sains eksak.”

Kesadaran Mungkin Adalah Sifat Dasar Alam Semesta

Karena ilmu eksakta tidak mampu menjelaskan kesadaran sebagai fenomena “produk materi,” maka banyak ahli di bidang filsafat, fisika, neurologi, dan psikologi mulai berpikir ulang. Semakin banyak ilmuwan kini percaya bahwa kesadaran mungkin merupakan properti dasar alam semesta, seperti halnya ruang, waktu, dan energi.

Gagasan ini sangat mirip dengan konsep dalam Buddhisme, yaitu “segala sesuatu memiliki sifat kebuddhaan” atau spiritualitas.

Partikel Mikro dengan “Kesadaran”? Bukti dari Keterikatan Kuantum

Fenomena seperti keterikatan kuantum (quantum entanglement) memberikan dukungan kuat terhadap gagasan bahwa partikel-partikel mikro memiliki semacam kesadaran atau kemampuan merespons. Ini memperkuat argumen bahwa kesadaran adalah sifat bawaan materi, bukan sesuatu yang muncul tiba-tiba dari kompleksitas biologis.

Karena itu, semakin banyak ilmuwan Barat kini mulai berpaling dari pandangan dunia materialis, dan menengok ke arah filsafat Timur—khususnya ajaran yang melihat semesta sebagai entitas hidup yang sadar.

Memahami Dunia dengan Cara Baru

Jika kita menerima bahwa kesadaran adalah sifat dasar dari segala sesuatu, maka kita juga bisa mulai memahami banyak fenomena yang selama ini tidak bisa dijelaskan oleh sains materialistik: seperti air yang bisa “merasakan,” penyembuhan lewat doa, kekuatan mantra, telepati antar saudara kembar atau pasangan, efek tanaman terhadap emosi manusia (efek Baxter), hingga konsep reinkarnasi dan karma.

Pandangan Buddhis bahwa “segala sesuatu memiliki sifat kebuddhaan” mungkin bukan sekadar keyakinan spiritual, melainkan hasil dari pengamatan mendalam atas struktur kesadaran di alam semesta. Kesadaran diyakini melampaui ruang-waktu empat dimensi yang bisa kita lihat. Jika mata manusia bisa menembus realitas mikroskopis, mungkin kesadaran akan tampak seperti bagian dari struktur semesta itu sendiri.

Era Baru: Ketika Ilmu dan Spiritualitas Bertemu

Kini, semakin banyak orang meyakini bahwa kita sedang berada di ambang lahirnya paradigma ilmiah baru—di mana ilmu pengetahuan dan spiritualitas akan saling menyatu, dan batas-batas kaku antara sains dan agama akan menghilang.

Mungkin ini adalah awal dari era pencerahan baru, ketika manusia mulai benar-benar memahami bahwa kesadaran bukanlah produk dari materi, melainkan jantung dari seluruh alam semesta itu sendiri.(jhn/yn)

Kartini Masa Kini Bella Austin, Perempuan Visioner: Muda dan Cekatan

0

Di era di mana perempuan semakin berani mengambil peran di dunia bisnis, Bella Austin membuktikan bahwa passion dan kerja keras bisa mengantarkan seseorang dari karyawan biasa menjadi seorang entrepreneur sukses. Di usia yang masih muda, ia telah membangun Whatchunails, studio nail art dengan konsep Y2K yang tak hanya menarik perempuan, tetapi juga pria—sebuah terobosan segar di industri kecantikan.  Dia merupakan sosok perempuan muda yang visioner.

Bella sebelum terjun di dunia bisnis sepenuhnya, adalah bekerja di dunia perhotelan. Sebuah bidang yang menarik dan terlihat glamour. Namun meski sekian lama berkecimpung di dunia perhotelan tidak membuat Bella lupa akan keinginannya memiliki usaha sendiri. Kemandiriannya dan keputusannya memang patut diacungi jempol. Di saat kakirnya di dunia perhotelan sedang moncer dia mengundurkan diri dengan gagah.

Kini dia bisa sepenuhnya focus pada bisnis yang sebelumnya sudah dia dirikan studio nail art dan butik. Bahkan kini dia telah memiliki 2 studio art nail (Whatchunails) dan sebuah took pakaian thrift yang sedang banyak peminatnya.

Dari Dunia Perhotelan ke Bisnis Nail Art: Perjalanan Seorang Visioner 

Lulusan SMKN 1 Surabaya (Jurusan Akomodasi Perhotelan) dan S1 Business Management di Binus University – Malang, Bella menghabiskan 10 tahun di industri perhotelan sebelum memutuskan terjun ke dunia bisnis. Pengalamannya sebagai Marketing Communication Manager memberikannya bekal kuat dalam memahami pasar dan branding. 

Namun, passion-nya pada nail art membawanya ke jalur baru. “Awalnya, saya gemar menggunakan nail art sebagai bentuk self-care. Tapi saat melihat potensi pasarnya, saya memutuskan untuk serius mempelajarinya,” ujar perempuan kelahiran 1995 ini. Ia tak langsung membuka usaha—melainkan mengambil kursus hingga meraih sertifikasi sebelum memberanikan diri mendirikan Whatchunails. 

Studio Nail Art dengan Target Market Unik: Tak Hanya untuk Perempuan! 

Beda dari kebanyakan studio kuku yang didominasi warna-warna feminin, Whatchunails hadir dengan konsep Y2K—perpaduan merah, silver, dan hitam. “Kami ingin menarik pasar pria juga, karena perawatan kuku bukan hanya untuk wanita,” jelas Bella kepada The Epoch Times. 

Strateginya berhasil. Dalam waktu satu tahun, ia sudah membuka cabang kedua di Surabaya, dan kini tengah mempersiapkan ekspansi ke Jakarta, Bali, Malang, atau Pekalongan. 

Suka Duka Bisnis Nail Art: Antrean Panjang Saat High Season 

Meski sukses, tantangan tetap ada. “Di musim liburan, antrean bisa sangat panjang sampai kami harus menolak pelanggan,” katanya. Namun, ia tetap berpegang pada prinsip “Quality over Quantity”—kualitas harus diutamakan meski permintaan tinggi. 

Visi Besar: Produksi Bahan Sendiri dan Tambah Layanan Treatment 

Tak hanya berhenti di nail art, Bella berencana: 

– Memproduksi bahan nail art sendiri (seperti gel polish dan nail tools). 

– Menambah layanan seperti eyelash extension, brow bomber, hingga tato. 

– Ekspansi ke kota-kota besar dalam waktu dekat. 

Kiat Sukses: Fleksibel dengan Tim dan Manajemen Waktu 

Sebagai pemimpin, ia tak ingin menjadi bos yang kolot. “Generasi Z kritis, jadi kita harus terbuka pada masukan,” ujarnya. Ia juga membagikan tips membagi waktu antara bisnis dan rumah tangga: 

– Memanfaatkan teknologi untuk mengontrol bisnis secara online. 

– Memiliki tim andal sehingga bisa fokus pada strategi besar. 

“Sekarang sudah jadi full enterpreneur jadi waktunya hanya terbagi untuk mengurus rumah dan bisnis. kalau dulu masih harus ke kantor dan itu sangat membutuhkan effort lebih. karena sekarang full mengurus bisnis jadi jam kerjanya lebih fleksibel dan tidak perlu tiap hari ke studio karena semuanya bisa dikerjakan melalui online. Biasanya setelah mengerjakan semua urusan rumah, baru saya cek untuk keperluan bisnis yang biasanya dikerjakan di malam hari.” Pungasnya.

Pesan untuk Perempuan di Hari Kartini 

“Jangan takut mencoba! Passion bisa jadi bisnis jika dikelola dengan serius. Tapi ingat, kualitas dan kejujuran adalah kunci,” tegasnya. 

Dengan semangat Kartini yang pantang menyerah, Bella Austin membuktikan bahwa perempuan bisa sukses di dunia bisnis—tanpa meninggalkan nilai-nilai authenticity dan kepedulian pada kualitas, dan juga mengurus keluarga.