Setelah menyerang wilayah Kursk di Rusia, dilaporkan bahwa Ukraina kini membalikkan arah dan mengumpulkan 14.000 tentara di perbatasan dengan Belarusia. Beberapa pakar militer menyatakan bahwa langkah ini mungkin merupakan respons terhadap Belarusia yang sebelumnya mengirim sejumlah besar pasukan ke perbatasan, sehingga Ukraina perlu membagi pasukannya untuk berjaga. Ada juga yang berpendapat bahwa Ukraina bermaksud menargetkan sekutu Rusia, yaitu Belarusia
www.aboluowang.com
Pemerintah Belarusia baru-baru ini mengungkapkan bahwa sekitar 14.000 tentara Ukraina berkumpul di perbatasan Ukraina-Belarusia. Pada saat yang sensitif ini, tindakan tersebut dianggap sebagai “niat buruk.”
Sebelumnya, dalam menanggapi serangan Ukraina di wilayah Kursk, Belarusia telah mengeluarkan peringatan darurat dan mengirim sekitar sepertiga dari pasukannya ke perbatasan. Ini dilakukan untuk menghadapi “kebijakan permusuhan” Ukraina. Sementara itu, pihak Ukraina meminta Belarusia untuk segera menarik pasukan dan menghentikan tindakan “tidak bersahabat” tersebut.
Pertanyaannya, berapa banyak tentara yang dimiliki Ukraina sehingga mereka mampu membagi pasukan dan memamerkan kekuatan di perbatasan dengan Belarusia, padahal mereka juga sedang berperang dengan Rusia? Hal ini memicu rasa penasaran di kalangan pakar militer.
Beberapa menduga bahwa tentara tersebut sebagian besar adalah pasukan lapis kedua, atau warga sipil yang kurang terlatih dan langsung dikerahkan ke medan perang. Ada juga yang berpendapat bahwa NATO telah memberikan bantuan besar-besaran dengan mengirimkan banyak “tentara bayaran” untuk memperkuat Ukraina. Selain itu, cukup banyak warga Belarusia yang bergabung dengan militer Ukraina untuk melawan Rusia.
Pertanyaan kedua adalah, dengan situasi yang kurang menguntungkan di medan perang Ukraina timur dan kebuntuan di Kursk, apakah Ukraina berani memprovokasi lagi? Jika Belarusia benar-benar tersulut, apakah Ukraina siap untuk menghadapi pertempuran di tiga front?
Terkait hal ini, Air & Space Power Journal, pada 11 September enganalisis beberapa poin penting:
Pertama, tindakan militer Ukraina seringkali didorong secara langsung atau tidak langsung oleh negara-negara NATO. Secara kasat mata, tampak bahwa Ukraina sedang menantang Rusia dan Belarusia secara bersamaan, tetapi sebenarnya, kemungkinan besar banyak negara NATO sudah siap terlibat dalam konflik tersebut.
Hampir bersamaan dengan ketika pasukan Ukraina bergerak ke perbatasan, Belarusia juga mengamati bahwa Polandia dan sejumlah negara Baltik mulai menggerakkan pasukan mereka.
Polandia, sebagai pelopor anti-Rusia, menunjukkan tindakan paling agresif dengan menempatkan sekitar 8.000 tentara di perbatasan Belarusia. Sistem artileri, jet tempur, dan helikopter juga terus bertambah.
Selanjutnya, Ukraina mungkin berusaha melibatkan Belarusia dalam konflik ini untuk mendapatkan dukungan yang lebih luas dari NATO, termasuk melibatkan pasukan dari Polandia, Finlandia, dan negara lainnya untuk membantu mempertahankan garis pertahanan Ukraina yang semakin tegang.
Jika Belarusia terlibat dalam perang, hal ini akan berarti bahwa konflik Rusia-Ukraina akan semakin meluas, dan NATO mungkin juga harus terlibat secara langsung. (jhon)