Home Blog Page 1156

Hampir 200 Komunitas di Shanghai Diblokir Ketat Akibat Pandemi Kian Tidak Terkendali

0

oleh Xiong Bin dan Liu Fang 

Saat ini, epidemi yang diakibatkan penyebaran virus komunis Tiongkok (COVID-19) di wilayah Kota Shanghai terus meluas. Pada 10 Maret, ada netizen yang mengungkapkan bahwa epidemi di wilayah Kota Shanghai terus meluas sehingga hampir 200 komunitas dilakukan pemblokiran ketat oleh pihak berwenang. 

Seorang wanita warga Shanghai Ms. Wan mengatakan bahwa komunitas yang diblokir dikelilingi oleh penyekat, dan bahan-bahan kebutuhan hidup hanya dapat dipesan secara online dan dikirim ke gerbang komunitas. Banyak toko, sekolah dipaksa tutup, tidak sedikit murid dipaksa tinggal dalam kelas di sekolah, sampah pun tidak boleh dibawa keluar untuk dibuang.

“Tiba-tiba seluruh wilayah Shanghai terguncang oleh penyebaran yang begitu hebat. Kemarin siang, komunitas kami juga terkena blokir. Pintu gedung kami dirantai besi dan dikunci. Sekitar pukul 14:00 petugas dari komite lingkungan mendatangi setiap pintu untuk menyuruh warga melakukan uji asam nukleat. Persediaan makan di rumah saya sudah nyaris habis. Selain itu, berkantung-kantung sampah rumah tangga warga tertumpuk memenuhi ruang di lantai pertama, karena tidak boleh dibuang di lokasinya yang ada di luar. Ini baru 1 hari lho !” kata Ms. Wan.

Ms. Xu, seorang warga Shanghai yang pergi ke rumah sakit untuk suatu keperluan pada 8 Maret, dan dihentikan oleh polisi di gerbang pintu rumah sakit, mengatakan bahwa rumah sakit ditutup. Ia terpaksa pulang lagi, tetapi begitu tiba, ternyata gerbang komunitas tempat tinggalnya juga diblokir.

“Pada Selasa, saya pergi ke rumah sakit. Begitu tiba di depan gerbang polisi segera menghampiri saya dan mengatakan bahwa ada orang di sini yang dikonfirmasi kena COVID-19, karena itu polisi meminta saya kembali. Saya terkejut, dan segera ambil langkah pulang ke rumah. Namun begitu tiba di depan komunitas, saya dikejutkan karena gerbang masuk ke komunitas juga sudah terblokir. Saya terpaksa hanya berdiam di dalam rumah dan berpikir, apa gunanya tes asam nukleat sekarang ? Setelah dites, ternyata yang terinfeksi kian banyak ! Sekarang saya jadi takut, rasanya tidak perlu lagi melakukan tes,” kata Ms. Xu.

Warga mengabarkan bahwa penyebab wabah di Shanghai adalah hotel yang menerima pasien karantina yang berasal dari Hongkong. Terbukti transmisi lokal terjadi di Shanghai Xuhui Huating Hotel, dan sudah menyebar.

Ms. Sun, warga Kota Shanghai mengatakan : “Kabarnya banyak warga Hongkong yang bermaksud mengungsi ke Kota Shenzhen mendapat penolakan dari pihak Shenzhen. Tetapi Shanghai yang mengambil inisiatif untuk menerima kedatangan mereka demi meningkatkan omzet penerbangan. Dalam hal ini pasti ada kelalaian dalam masalah pencegahan dan pengendalian, sehingga pasien positif COVID-19 bisa begitu membludak, sampai-sampai banyak komunitas harus terkena pemblokiran.”

Ada juga netizen yang mengabarkan bahwa pejabat terkait epidemi terus berupaya menyembunyikan jumlah penularan dan kematian, Ada 60 kasus baru di daerah Qingpu yang tidak dilaporkan, dan transmisi lokal yang terjadi di Rumah Sakit Xuhui No. 6  juga tidak dilaporkan agar masalah persiapan pencegahan penyebaran yang kurang baik tidak terekspos.

Selain itu, ada juga warga yang dikarantina di garasi bawah tanah. Sebuah video menunjukkan bahwa rumah sakit darurat yang sedang giat dibangun di sisi selatan Sirkuit Jiading Shanghai untuk menampung bertambahnya jumlah pasien sudah hampir selesai dikerjakan. (sin)

Shen Yun: Seni untuk Mengakhiri Pandemi

oleh Chaterine Yang

Saat Paris merayakan tahun baru tahun ini, ribuan orang merasa akan kembali ke keadaan normal.

Selama dua tahun, Shen Yun Performing Arts New York tidak dapat keliling Eropa, apalagi ke Paris, karena pembatasan pandemi COVID-19 di seluruh dunia. Berita tentang kembali Shen Yun ke Prancis menciptakan kegembiraan tidak hanya bagi mereka yang ingin melihat pertunjukan yang layak ditonton itu, tetapi juga bagi mereka yang telah membeli tiket sebelum 2020 dan menunggu untuk menyaksikannya.

Pada Jumat (14/1/2022), Palais des Congrès dipenuhi orang-orang, tidak semua orang dapat masuk teater itu. Karena pembatasan pemerintah Paris, kapasitas tempat duduk teater tersebut dibatasi tepat sebelum pertunjukan, dan sebuah kesempatan untuk menghadiri acara yang telah lama ditunggu-tunggu menjadi semakin langka. 

Orang-orang yang memasuki teater itu dapat melihat air mata di mata orang-orang yang menonton teater yang diusir staf teater, termasuk beberapa orang yang telah melakukan perjalanan dari sudut-sudut Prancis yang jauh dan memesan Prancis-akomodasi di Paris sebagai persiapan untuk menikmati pertunjukan Shen Yun. 

Pembatasan kapasitas setempat dicabut setelah pembukaan akhir pekan pertunjukan, dan penonton yang belum menonton pertunjukan itu berharap bahwa mereka  memiliki kesempatan ketika Shen Yun kembali ke Prancis pada bulan Maret. Di tengah pandemi yang sedang berlangsung, acara tersebut menjadi semakin penting bagi banyak orang di antara penonton.

“Kami membutuhkan Shen Yun,” kata Profesor François Bricaire, seorang ahli penyakit menular yang terkenal  karena menerbitkan buku nubuatnya pada tahun 2005 “Pandemic: The Great Threat.”

Profesor François Bricaire dan cucunya di Shen Yun Performing Arts di Paris pada 15 Januari 2022. (NTD)

“Adalah sangat penting untuk pergi keluar, untuk melihat pertunjukan meskipun ada pandemi ini, yang berasal dari Tiongkok. Situasi ini memaksa kita untuk berupaya melakukan sesuatu yang lain, dan pertunjukan adalah bagian dari upaya tersebut.”

Profesor François Bricaire membawa cucu perempuannya bersamanya ke pertunjukan Shen Yun. Dulu sebagai mantan kepala ahli penyakit menular dan tropis di sebuah rumah sakit, ia masih sangat terlibat aktif dalam penanganan pandemi. Baginya, sebuah virus tidak dapat menghentikan kerinduan manusia akan seni yang hebat.

“Anda terpaku, anda tergerak, dan anda tidak bisa bosan menonton, Kami diguncang oleh semua tarian,” kata Profesor François Bricaire.

 Gilles Maroteaux, seorang guru dan penerjemah, telah menunggu empat tahun untuk melihat perusahaan tari klasik Tiongkok yang terkenal itu. 

Guru dan penerjemah Gilles Maroteaux di Palais des Congrès di Paris pada 14 Januari 2022. (NTD)

Dengan suara yang  emosional, ia berkata tidak ada kata yang cukup untuk menggambarkan Shen Yun, tetapi pengalaman itu adalah sesuatu yang luar biasa dan membuatnya terinspirasi oleh visi kemanusiaan yang ia lihat dalam pertunjukan itu.

“Jika kita manusia dapat menjadi seperti itu lagi, akan baik bagi banyak orang [di] dunia] … dan mungkin seluruh umat manusia,” kata Gilles Maroteaux.

Perusahaan tari dan musik yang berbasis di New York itu menjanjikan sebuah pertunjukan musim ini yang menghidupkan “Tiongkok sebelum komunisme”—–sedikit orang di dunia yang akrab dengan hal tersebut. Pernah dijuluki “Kekaisaran Surgawi,” Tiongkok kuno adalah sebuah daratan di mana peradaban diilhami secara Ilahi dan masyarakat berputar di sekitar pepatah keselarasan antara langit, bumi, dan manusia.

Menonton Shen Yun, Gilles Maroteaux merasa bahwa Shen Yun menyampaikan sesuatu yang “dapat memberi kami manusia keinginan untuk mempelajari hal-hal lain, untuk membuka diri kepada orang-orang … untuk juga terhubung dengan Surga dan makhluk-makhluk superior yang sedikit mengarahkan kita.” Ia merasa bahwa itu adalah sesuatu yang “baik untuk jiwa dan hati.”

“Banyak sekali keindahan dan kebaikannya… semua itu kita rindukan, apalagi saat ini!,” kata Gilles Maroteaux.

Di seberang lautan, para penonton menonton salah satu dari enam tur perusahaan Shen Yun berbagi sentimen serupa.

“Acara ini adalah sebuah penangkal yang baik untuk pandemi. Pandemi membuat anda berubah menjadi diri sendiri dan menjadi tertekan dan sendirian dan terisolasi. Dan sebuah program seperti ini mengajarkan anda bahwa anda terhubung dengan orang lain dan itu yang  anda butuhkan. Anda perlu memikirkan sesuatu di luar diri anda, sesuatu transenden,” kata Philip Lancaster, yang juga melihat pertunjukan Shen Yun di Atlanta pada 14 Januari.

Philip Lancaster, pemilik perusahaan real estate, pada pertunjukan Shen Yun di Atlanta pada 14 Januari 2022. (Sherry Dong/Epoch Times)

“[Shen Yun] membangkitkan semangat, indah. [Shen Yun] menghubungkan Anda kembali dengan dunia, dengan  kosmos di luar diri anda, dan [[Shen Yun] menunjukkan nilai yang terhubung ke dunia fisik, kepada orang lain, dan kepada yang Ilahi.”

Richard Hart, yang melihat pertunjukan Shen Yun di Escondido, California, pada 15 Januari, mengatakan bahwa ia sangat tersentuh oleh keindahan acara itu sehingga ia meneteskan air mata tiga kali.

“Saya sangat tersentuh dengan keindahan yang saya lihat di atas panggung. Saya sangat senang menjadi manusia, untuk hidup, untuk dapat melihat apa yang saya lihat malam ini,” kata Richard Hart. “Telah menjadi mimpi saya untuk melihat Shen Yun sejak 2006, dan akhirnya saya melihat mimpi tu setelah bertahun-tahun.”

Alan Platte (kiri) dan Richard Hart pada pertunjukan Shen Yun Performing Arts di California Center for the Arts, Escondido, California pada 15 Januari 2022. (Yang Jie/Epoch Times)

Tidak puas mewujudkan mimpinya sendiri, Richard Hart membeli 14 tiket untuk teman-teman dan keluarga sehingga ia dapat berbagi dengan orang yang dicintainya.

“Saya dapat memberitahu anda sebanyak ini: Jika anda ingin melihat keindahan dalam kemanusiaan dan bagaimana  Pencipta kita menciptakan hal yang luar biasa, anda tidak ingin ketinggalan Shen Yun,” kata Richard Hart. 

Ia juga mengatakan : “Shen Yun menggerakkan anda. Shen Yun menggerakkan energi anda, Shen Yun menggerakkan jiwa anda. Shen Yun menggerakkan  saya ke inti saya, itu benar-benar terjadi.”

“Shen Yun seperti musik di mata saya. Bukan hanya jiwa saya, itu seluruh pengalaman jiwa raga saya. Saya benar-benar kagum,” tambahnya. 

“Anda tidak dapat hanya menyendiri di rumah anda dan menjadi depresi. Keluarlah! Kita akan hidup dengan virus ini selama 20 tahun, 50 tahun ke depan. Sekarang adalah waktu untuk menikmati hidup anda dan melihat keindahan ini. Hidup adalah sebuah risiko. Mengemudi mobil adalah sebuah risiko. Tetapi datang ke acara yang indah seperti ini, saya yakin Sang Pencipta menjaga kita.”

Bahkan sebelum pandemi, Shen Yun berkeliling dunia jauh lebih luas daripada perusahaan seni pertunjukan lainnya. 

Pada 2022, musim tampaknya telah diperpanjang, di mana pertunjukan pada Juni ketika sebagian besar musim sebelumnya berakhir pada pertengahan Mei. Di banyak tempat, tiket terjual lebih cepat dari sebelumnya.

Ed Gainey, Walikota Pittsburgh, merasakan semangat motivasi saat melihat sebuah pertunjukan Shen Yun pada 23 Januari.

Walikota Pittsburgh Ed Gainey menghadiri Shen Yun Performing Arts di Benedum Center for the Performing Arts di Pittsburgh pada 23 Januari 2022. (NTD)

“Saya senang saya berhasil hari ini. Saya senang saya berhasil, dan saya senang [Shen Yun] hadir di sini. Saya pikir semakin banyak orang yang akan melihat Shen Yun, mereka akan menjadi terinspirasi, Saya percaya ketika anda menginspirasi orang, anda membawa yang terbaik bagi mereka,” ujarnya. 

“Saya sangat menikmati kekuatan yang mengatasi, pesan yang mengatasi itu, bahwa seluruh situasi di mana anda tidak pernah menyerah. Ini menggugah pikiran. Anda menggunakan semangat batin Ilahi anda untuk terus tumbuh, bahkan di tengah-tengah kesulitan.”

Gordon Hamby, pelatih pribadi dan pembicara, melihat harapan bagi umat manusia di Shen Yun. 

Gordon Hamby melihat “tindakan belas kasih yang agung” yang meluncur di dunia modern, serta harapan bahwa orang akan mendapatkan belas kasih yang agung itu kembali.

“Shen Yun adalah sangat spiritual dan berpikiran terbuka terhadap keindahan dan alam dan kemanusiaan itu sendiri,” kata Gordon Hamby.

Menonton pertunjukan tersebut, Gordon Hamby “merasa sebuah kelegaan, seperti ada beban yang diangkat.”

“Energi itu menyapu penonton,” kata Gordon Hamby. “Para pemain memiliki sebuah kemampuan untuk menjadi lebih besar dari kehidupan. … Ini hampir seperti anda dapat merasakan gelombang-gelombang energi datang pada anda. … Ini hampir seperti suatu hal yang terlihat.

“Ini adalah belas kasih agung terhadap seluruh umat manusia … terhadap semua orang. Kita jangan lupa bahwa setiap orang memiliki tantangan, setiap orang memiliki hal untuk didapatkan, dan saya pikir aspek spiritual yang mencakup, bagi saya, keseluruhan alam semesta benar-benar perekat yang mengikat semua orang.”

Gordon Hamby melakukan pelatihan anti-bias dan anti-pelecehan, dengan filosofi bahwa harmoni batin melahirkan harmoni eksternal. Ia mendasarkan karyanya pada 11 prinsip inti, termasuk kasih sayang, kejujuran, pengampunan, dan antusiasme, dan ia melihat semua itu di Shen Yun.

“Saya merasa sangat senang dan gembira, Di Greeley, Colorado, sangat luar biasa melihat begitu banyak orang yang ingin melihat pertunjukan ini yang berbicara mengenai harapan dan kasih sayang yang diperbarui. Itu benar-benar mencerahkan dan menginspirasi saya, ketika saya melihat-lihat teater tersebut,” kata Gordon Hamby. (Vv)

Dengan pelaporan oleh NTD

Krisis Ukraina Memaparkan Kebohongan Beijing terhadap Lingkungan Hidup yang Hijau

Stu Cvrk

Tiongkok akan mengeksploitasi perang Rusia-Ukraina untuk keuntungan ekonomi Tiongkok sendiri. Setiap penurunan ekspor minyak dan gas Rusia ke Eropa kemungkinan akan bergeser ke Tiongkok.

Kesepakatan Paris 2015 sangat menyudutkan Tiongkok. Ketika negara-negara lain dengan megah mengumumkan kontribusinya yang ditentukan secara nasional untuk mengurangi gas-gas rumah kaca, Tiongkok menolak secara spesifik sampai mendekati akhir waktu yang dialokasikan bagi negara-negara untuk mengembangkan rencananya.

Rezim Tiongkok menghadapi dilema untuk membangun lebih banyak pembangkit listrik tenaga batu bara, yang mana dibutuhkan untuk menggerakkan pertumbuhan industri Tiongkok, sementara pada saat yang sama secara publik memperjuangkan tujuan hijau untuk menjaga baris-baris produksi teknologi hijaunya sangat bergiat dan ekspor-ekspor panel surya, baterai, dan barang-barang lainnya semakin meningkat.

Tetapi kemudian bermuka dua adalah sifat yang dihargai oleh Partai Komunis Tiongkok, terutama ketika uang terlibat. Pemangkasan emisi membutuhkan suatu kendali untuk melanjutkan pertumbuhan ekonomi dalam prioritas Partai Komunis Tiongkok.

Mari kita tinjau masalahnya.

Untuk memenuhi komitmen Kesepakatan Paris, Tiongkok telah mengklaim mendukung “netralitas karbon” sejak pengumuman pemimpin Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping dalam pidatonya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada September 2020.

“Kami bertujuan untuk mencapai puncak emisi-emisi karbon dioksida sebelum 2030 dan mencapai netralitas karbon sebelum 2060,” kata Xi Jinping, seperti dilansir New York Post.

Pembangkit listrik tenaga batu bara di Hanchuan, Provinsi Hubei, Tiongkok, pada 11 November 2021. (Getty Images)

Mencapai netralitas karbon membutuhkan emisi-emisi karbon dioksida sebagai suatu produk sampingan dari proses industri harus dipangkas dan/atau jumlah yang setara dari emisi karbon dioksida harus “ditangkap” dan dikeluarkan dari atmosfer dalam beberapa cara.

[Selain itu, dasar pemikiran bahwa emisi karbon dioksida yang dihasilkan manusia adalah suatu penyebab utama  yang mendasari penyebab “pemanasan global”—–sekarang disebut sebagai “perubahan iklim”—–adalah semakin diserang berdasarkan ilmu pengetahuan nyata. Sebuah laporan baru, berjudul “World Atmospheric CO2, Its 14C Specific Activity, Non-fossil Component, Anthropogenic Fossil Component, and Emissions atau “Karbon Dioksida di Atmosfer Dunia, Aktivitas Spesifik C14 dari Karbon Dioksida, Komponen Non-fosil, Komponen Fosil Antropogenik, dan Emisi-Emisi (1750–2018),” membuat kesimpulan yang tidak mengejutkan ini (penekanan ditambahkan): “Hasil-hasil kami menunjukkan bahwa persentase total karbon dioksida  karena penggunaan bahan bakar fosil dari tahun 1750 hingga 2018 meningkat dari 0% pada tahun 1750 menjadi 12% pada tahun 2018, terlalu rendah untuk menjadi penyebab pemanasan global.” Singkatnya, mencapai netralitas karbon mungkin cenderung sebuah jalan pintas  yang bodoh.]

Apakah ada tanda-tanda-—selain deklarasi publik biasa oleh para tersangka biasa—–bahwa Tiongkok benar-benar memenuhi janji Xi Jinping? 

Partai Komunis Tiongkok yang pintar mungkin melembagakan sebuah upaya penanaman pohon secara besar-besaran di Mongolia Dalam, oleh kerja paksa orang-orang Uighur untuk mengklaim bahwa pertumbuhan pohon baru menghilangkan karbon dioksida untuk mengimbangi peningkatan emisi industri, tetapi mungkin Partai Komunis Tiongkok menghemat garis propaganda tersebut untuk digunakan nanti.

Menurut sebuah laporan yang dikutip oleh The Guardian bulan April lalu, setiap “kontribusi orang-orang Tiongkok yang ditentukan secara nasional” harus mencakup keharusan “mengurangi hampir 600 pembangkit listrik tenaga batu bara dalam 10 tahun ke depan menggantikan pembangkit listrik tenaga batu bara itu, dengan pembangkit listrik terbarukan, untuk memenuhi tujuan Tiongkok yaitu emisi gas rumah kaca benar-benar nol pada 2060.”

Apakah Partai Komunis Tiongkok memperhatikan laporan itu? Tidak ada bukti yang diketahui bahwa Partai Komunis Tiongkok bahkan mengakui keberadaan laporan tersebut.

Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri upacara penandatanganan perjanjian, dengan CEO Gazprom Alexei Miller (depan kiri) dan Ketua CNPC raksasa energi Tiongkok Zhou Jiping (depan R) menandatangani kontrak pasokan gas multi-dekade senilai $400 miliar, di Shanghai, Tiongkok, pada 21 Mei 2014. (Alexey Druzhinin/AFP/Getty Images)

Sebaliknya, seperti yang dilaporkan TIME pada Agustus 2021: “Tiongkok berencana untuk membangun 43 pembangkit listrik tenaga batu bara baru dan 18 tanur sembur baru—–setara dengan menambahkan sekitar 1,5% dari emisi-emisi tahunannya saat ini.”

Namun, Xi Jinping berjanji untuk tidak membangun pembangkit listrik tenaga batu bara lagi di luar negeri musim gugur yang lalu, seperti yang dilaporkan di The Guardian. Apakah hal tersebut adalah bagian pertukaran  untuk membangun lebih banyak di dalam negeri, atau apakah itu hanya bujukan komunis?

Sejauh ini, lobi apa pun dari Tiongkok di mana “Climate Czar” yang aneh milik Presiden Joe Biden, John Kerry mungkin telah melakukannya selama “negosiasi” yang ia lakukan menjelang Pakta Iklim Glasgow Desember lalu pasti diabaikan oleh Tiongkok.

Dari penilaian Washington Examiner mengenai Pakta Iklim Glasgow: “Kesepakatan yang tidak jelas tidak memerlukan apa pun dari Tiongkok. Kesepakatan tersebut hanya menyatakan bahwa Amerika Serikat maupun Tiongkok akan mengambil ‘tindakan-tindakan iklim yang ditingkatkan’ yang tidak ditentukan yang meningkatkan ambisi di tahun 2020-an … sesuai dengan keadaan-keadaan nasional yang berbeda.'”

Kesepakatan tersebut mengharuskan “negara-negara maju” untuk membelanjakan USD 100 miliar untuk kegiatan kelonggaran perubahan iklim, tetapi kesepakatan itu membuat Tiongkok lolos. Pasalnya, Partai Komunis Tiongkok tetap mengklaim bahwa ekonomi nomor dua di dunia itu adalah sebuah negara yang sedang berkembang. Partai Komunis Tiongkok menghindari sanksi lainnya dengan beberapa “janji-janji di masa depan!”

Bahkan ada lebih banyak bukti bahwa Tiongkok tidak memenuhi janji netralitas karbon oleh Xi Jinping, karena perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung memaparkan lebih banyak duplikasi hijau Tiongkok. 

Tiongkok adalah sebuah negara miskin-energi yang merupakan pengimpor minyak dan gas terbesar di dunia, menurut Forbes, di mana impor minyak melebihi 10 miliar barel per hari pada 2019, menurut Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat.

Tiongkok mengimpor 15 persen minyak mentahnya dari Rusia pada tahun 2019, serta gas alam dan batu bara dalam jumlah yang cukup besar. 

Ekspor hidrokarbon dari Rusia  akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang, karena kesimpulan dari kesepakatan ekspor-impor besar ini:

  • Kesepakatan gas senilai USD 400 miliar pada 2014 selama 30 tahun untuk gas Rusia melalui jalur pipa  Tenaga Siberia.
  • Kesepakatan kedua yang ditandatangani tahun ini untuk 10 miliar meter kubik gas Rusia per tahun selama 25 tahun.
  • Kesepakatan baru yang ditandatangani tahun ini untuk 100 juta ton batubara Rusia.
  • Kesepakatan baru Tiongkok dengan raksasa gas Rusia Gazprom untuk 50 miliar meter kubik gas lainnya per tahun melalui jalur pipa baru Soyuz Vostok melintasi Mongolia.

Bagaimana kesepakatan di atas akan menghasilkan komitmen Xi Jinping untuk mencapai “netralitas karbon” pada 2060? Rincian nengenai rencana iklim nasional Tiongkok yang baru  diumumkan musim gugur yang lalu, tentu saja tidak membahas kesepakatan hidrokarbon tersebut di atas.

Akankah Tiongkok memainkan permainan Jerman untuk mengklaim bahwa gas alam adalah suatu “bahan bakar transisi?” Tidak ada yang harus tertipu.

Bagaimanapun, aliansi Tiongkok-Rusia yang sedang berkembang dengan cepat untuk front ekspor-impor hidrokarbon dan hanya akan meningkat karena kepentingan minyak dan gas Rusia lebih lanjut dikenai sanksi sebagai akibat invasi ke Ukraina. 

Akan ada lebih banyak minyak dan gas Rusia yang tersedia untuk ekspor ke Tiongkok, karena negara-negara Uni Eropa dan negara-negara lainnya (Amerika Serikat?) akan berusaha untuk mengurangi ketergantungannya pada Rusia. Tiongkok tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut!

Meskipun ada beberapa spekulasi sebelumnya bahwa Tiongkok mungkin menyetujui sanksi-sanksi terhadap Rusia, “kata regulator perbankan dan asuransi Tiongkok pada hari Rabu [2 Maret] bahwa Tiongkok menentang dan tidak akan bergabung menjatuhkan sanksi keuangan terhadap Rusia,” seperti dilansir CNBC.

Hal tersebut membuka pintu bagi Rusia untuk membiayai transaksi-transaksi minyak dan gas di bawah  China’s Cross-Border International Payments System  (CLIPS), yaitu sebuah alternatif untuk sanksi-sanksi baru terhadap Rusia di bawah the Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT). 

Jika dan ketika Tiongkok meningkatkan impor minyak dan gas dari Rusia dalam waktu dekat, apalagi jika ditransaksikan melalui Sistem Pembayaran Internasional Lintas-Batas Tiongkok, Partai Komunis Tiongkok harus sendirian menghadapi beberapa sanksi yang serius!

Bukti tersebut semakin menunjukkan bahwa Beijing tidak peduli pada Perjanjian Paris dan Pakta Iklim Glasgow–—semuanya atas nama pertumbuhan ekonomi dan pemanfaatan sebuah peluang untuk meningkatkan impor-impor energi Tiongkok dari Rusia untuk mendorong pertumbuhan itu.

Moral cerita tersebut? Perhatikan tindakan-tindakan Partai Komunis Tiongkok–—bukan kata-kata Partai Komunis Tiongkok–—untuk membedakan kebenaran. (Vv)

Stu Cvrk pensiun sebagai kapten setelah melayani 30 tahun di Angkatan Laut AS dalam berbagai kapasitas aktif dan cadangan, dengan pengalaman operasional yang cukup besar di Timur Tengah dan Pasifik Barat. Melalui pendidikan dan pengalaman sebagai ahli kelautan dan analis sistem, Cvrk adalah lulusan Akademi Angkatan Laut A.S., di mana ia menerima pendidikan liberal klasik yang menjadi landasan utama bagi komentar politiknya

Pasukan Rusia Mengebom Rumah Sakit Bersalin Ukraina Menyebabkan Wanita dan Anak-Anak Terkubur di Bawah Reruntuhan

oleh Zhao Fenghua – NTDTV.com

Pihak berwenang Ukraina melaporkan bahwa sebuah rumah sakit bersalin di kota Mariupol telah diserang pasukan artileri Rusia pada Rabu 9 Maret, yang menyebabkan beberapa wanita hamil dan anak-anak terkubur di bawah reruntuhan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengutuk serangan Rusia terhadap warga sipil, menyebutnya sebagai kekejaman yang merupakan kejahatan perang. Dia juga meminta NATO untuk menetapkan zona larangan terbang di atas wilayah udara Ukraina.

Sebelum pengeboman, Rusia telah menyetujui gencatan senjata 12 jam untuk memungkinkan pengungsi meninggalkan lokasi, tetapi tembakan artileri akhirnya terjadi.

Dewan Kota Mariupol merilis video pengeboman rumah sakit dan menuduh tentara Rusia menjatuhkan beberapa bom ke rumah sakit.

Seorang pejabat senior pertahanan AS pada Selasa mengatakan, Kota Mariupol yang telah dikepung oleh pasukan Rusia selama berhari-hari, telah menyebabkan aliran listrik dan air bersih di kota itu terputus, tetapi pasukan Rusia belum merebut kota itu.

Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menuduh Rusia melakukan kejahatan perang dengan menyandera 300.000 orang warga sipil di Mariupol.

Pihak Ukraina mengatakan bahwa pihaknya sedang menghitung berapa banyak korban yang disebabkan oleh pemboman rumah sakit bersalin tersebut. (Sin)

10% Polisi Hong Kong Kena COVID-19, Rumah Sakit Menjejali Kantong Mayat di Bawah Tempat Tidur Pasien yang Sekarat

Jing Zhongming

Kasus COVID-19 di Hong Kong tidak terkendali, angka kematian melonjak, dan sistem medis yang  dulunya memimpin dunia, kini  kolaps. Mayat rumah sakit tidak punya tempat untuk meletakkannya, dan dijejalkan di bawah tempat tidur pasien yang sekarat. Sistem kepolisian, yang diandalkan oleh pihak berwenang untuk karantina wajib, juga memiliki satu dari 10 orang yang terinfeksi.

Jumlah kematian harian Hong Kong akibat COVID-19 tetap di atas 100 kasus selama beberapa hari. Pada 6 Maret, 153 pasien meninggal di rumah sakit umum, dan karena sekolah telah dimulai kembali, ada 233 kasus kematian baru pada hari itu.

Dalam seminggu terakhir, tingkat kematian di Hong Kong meningkat tiga kali lipat, menjadikannya tingkat kematian tertinggi di negara maju. Pada 6 Maret, jumlah rata-rata kematian per juta penduduk adalah 25,5 di Hong Kong, 4,28 di Amerika Serikat, 2,89 di Korea Selatan, 1,86 di Singapura, dan 1,68 di Jepang.

Di bawah dampak epidemi, sistem medis Hong Kong yang dulu dibanggakan telah runtuh selama berhari-hari.

Dr. Liang, yang bekerja di rumah sakit umum di Hong Kong, telah memposting di Facebook selama beberapa hari, merekam situasi tragis saat ini di rumah sakit.

Dia mengatakan bahwa situasi rumah sakit umum di Hong Kong saat ini lebih buruk daripada rumah sakit kelas tiga di India. Rumah sakit menerima ratusan pasien yang dikonfirmasi setiap hari, sebagian besar adalah lansia dari panti jompo. Banyak dari mereka hanya bisa berbaring di tempat tidur tandu lipat lebih dari sepuluh sentimeter di atas tanah. Sudah ada sekitar 100 orang di koridor ruang gawat darurat, dan ratusan lainnya ditempatkan di tempat penampungan sementara. “Dengan mudah dapat menginjak mereka jika Anda tidak hati-hati”.

Dr. Liang dengan enggan mengatakan bahwa pada satu titik, seperlima staf medis di departemen tempat dia bekerja sedang cuti sakit, dan staf medis lainnya kelelahan. Untuk pasien yang terinfeksi, tidak banyak yang bisa dilakukan perawatan medis. Mereka hanya bisa memberikan oksigen, obat intravena, obat penghilang rasa sakit, dan antibiotik. 

“Mereka (pasien” merintih atau berteriak kesakitan, tapi kami tidak ada waktu untuk melihat mereka, mereka hanya berbaring dan menunggu nasib mereka,” tulisnya. 

Dr Liang menggambarkan situasi tragis saat ini kepada putri seorang pasien tua: “Sekitar 400 pasien telah menunggu tempat tidur di rumah sakit selama beberapa hari. Staf medis dan pasien seperti awak dan penumpang Titanic, setelah kapal jatuh ke gunung es. , semua orang berjuang di laut.”

Dr. Liang mengatakan, “membungkus jenazah sudah menjadi rutinitas kami sehari-hari. Kami akan meletakkan kantong mayat di bawah tempat tidur pasien yang akan meninggal. Saya telah mengalami dua jam kerja telah ada lima pasien meninggal.”

Pada 2 Maret, di bangsal luar sementara Rumah Sakit Caritas di Hong Kong, staf rumah duka sedang memproses mayat. (DALE DE LA REY/AFP via Getty Images)

Dr. Liang mengatakan kepada Central News Agency bahwa dia hanya bisa melihat pasien berjuang untuk mengambil napas terakhirnya, “Sulit bagi saya juga, tetapi kami tidak punya waktu untuk berhenti atau menangis, karena banyak pasien yang masuk ke rumah sakit, dan kami hanya bisa membantu Para pasien yang masih hidup untuk terus berjuang.”

Dalam menghadapi pandemi yang melonjak, pemerintah Hong Kong masih menerapkan kebijakan “nol kasus” Beijing dan memaksakan apa yang disebut “test penuh”. Namun, kepolisian Hong Kong, yang mengandalkan karantina wajib resmi, juga menghadapi dilema infeksi skala besar.

Jumlah petugas polisi garis depan yang harus mengkarantina diri mereka sendiri atau anggota keluarga mereka, telah melonjak dari 300 hampir dua minggu lalu menjadi lebih dari 3.000, terhitung lebih dari 10% dari seluruh pasukan. Dilaporkan bahwa polisi sedang mempelajari pendirian kamar di Pusat Panggilan Polisi Remaja Pat Heung dan Rumah Liburan Polisi Tung Tze untuk isolasi petugas polisi yang dikonfirmasi. (sin)

Pria Penerima Xeno Transplantasi Jantung Babi Meninggal Dunia 2 Bulan Kemudian

oleh Chen Beichen

Rumah sakit di Baltimore, Maryland, AS pada Rabu (9/3/2022) mengumumkan bahwa pasien pertama di dunia yang menerima xeno transplantasi jantung babi meninggal, setelah dua bulan menyelesaikan prosedur terobosan global dalam bidang medis.

David Bennett, seorang pria di Amerika Serikat yang berusia 57 tahun telah melakukan operasi pada bulan Januari tahun ini. Ia menjadi pasien pertama di dunia yang menerima xeno transplantasi dengan jantung babi yang dimodifikasi secara genetik dalam operasi yang berlangsung selama tujuh jam. Dokter yang merawat pernah mengatakan : “Kondisi pemulihan pasien cukup menggembirakan setelah 3 hari operasi. Transplantasi adalah pilihan terakhir yang terpaksa diambil, meskipun masih belum diketahui apakah jantung ini dapat menopang hidupnya untuk waktu yang lama”.

Bennett meninggal dunia pada Selasa 8 Maret di University of Maryland Medical Center.

Para dokter tidak mengungkapkan penyebab pasti kematian Bennett, selain mengatakan bahwa kondisinya mulai memburuk beberapa hari lalu. Rata-rata penerima transplantasi berisiko mengalami penolakan, infeksi, dan komplikasi lainnya.

Kasus xeno transplantasi dengan jantung babi

Menurut Associated Press, kandidat untuk menjalani xeno transplantasi adalah pekerja serabutan bernama David Bennett dari Hagerstown, Maryland. Bennett merupakan pasien yang tidak memenuhi syarat untuk menerima transplantasi jantung manusia dan sudah bertahun-tahun lamanya hanya terbaring di tempat tidur. Rumah Sakit Maryland melakukan eksperimen terobosan pada dirinya di bawah Penggunaan Welas Asih dari Food and Drug Administration (FDA) AS.

Bennett, memiliki masalah gagal jantung dan aritmia, dan riwayat tidak mengikuti instruksi medis, jadi dianggap tidak memenuhi syarat untuk transplantasi jantung manusia, yang memerlukan penggunaan obat imunosupresif secara ketat, ia juga tidak memenuhi syarat untuk opsi lain, seperti menggunakan pompa jantung implan, kata dokter.

Setelah operasi transplantasi pada 7 Januari, putra Bennett mengatakan kepada The Associated Press bahwa ayahnya telah mengetahui jika transplantasi belum tentu berhasil. Beberapa kasus xeno transplantasi sebelumnya mengalami kegagalan akibat tubuh pasien dengan cepat menolak organ hewan.

Kali ini, ahli bedah di Maryland menggunakan jantung dari babi yang diedit gen nya. Para ilmuwan telah membuat 10 modifikasi genetik pada babi, menghapus gen babi yang memicu penolakan ultracepat dan menambahkan gen manusia untuk membantu tubuh menerima organ.

Babi yang dimodifikasi secara genetik yang digunakan dalam transplantasi Bennett disediakan oleh Revivicor, sebuah perusahaan obat regeneratif di Blacksburg, Virginia.

Pada awalnya, jantung babi berfungsi normal, dan Rumah Sakit Negara Bagian Maryland memposting pembaruan rutin yang memperlihatkan adalah pemulihan kondisi Bennett. Bulan lalu, rumah sakit merilis video dia bersama ahli terapi fisik sedang menonton Super Bowl dari ranjang rumah sakit.

Laporan menyebutkan bahwa jantung babi yang dimodifikasi secara genetik menunjukkan, mampu membuat Bennett bertahan hidup lebih lama dari catatan xeno transplantasi sebelumnya. Yakni pada tahun 1984, bayi sekarat di California yang ditransplantasi dengan jantung babon dapat bertahan hidup selama 21 hari.

Hewan babi telah lama digunakan dalam pengobatan manusia, termasuk cangkok kulit babi dan implantasi katup jantung babi. Tetapi tidak ada kasus transplantasi dengan seluruh organ jantung yang berhasil dan membuat pasien bisa bertahan hidup lebih lama.

“Kami ikut berduka atas meninggalnya Tuan Bennett, yang telah membuktikan dirinya sebagai pasien yang berani dan mulia yang terus berjuang sampai akhir hayatnya”, kata ahli bedah Bartley Griffith dalam sebuah pernyataan.

Keluarga Bennett juga menyampaikan rasa terima kasih mereka kepada pihak rumah sakit yang telah merawat dan melakukan operasi. (sin)

Perwira Militer Rusia yang Tertangkap di Ukraina Secara Terbuka Meminta Maaf kepada Rakyat Ukraina

oleh Chen Beichen

Hingga memasuki hari ke-13 perang Rusia-Ukraina, media Ukraina secara berturut-turut merilis video secara online tentang perwira beserta 2 tentara Rusia yang tertangkap pihak militer Ukraina, yang secara terbuka meminta maaf kepada rakyat Ukraina.

Menurut saluran berita Ukraina 24, perwira Rusia yang ditangkap, adalah seorang komandan berpangkat letnan kolonel, bernama Astakhov Dmitry Mikhailovich, ia beserta 2 orang tentara lainnya meminta maaf kepada pihak Ukraina melalui konferensi pers pada 2 Maret. 

Dalam video tersebut, Astakhov Dmitry Mikhailovich dan bawahannya mengatakan bahwa mereka disesatkan oleh instruksi untuk menyerang Ukraina, ia mengacu pada pengumuman Moskow untuk menyerang Ukraina karena nasionalis, Nazi telah merebut kekuasaan (Ukraina).

Mikhailovich mengatakan mereka diberitahu di Rusia bahwa wilayah Ukraina telah dikendalikan oleh rezim fasis, tetapi jelas bahwa informasi itu adalah sepihak.

Mikhailovich mengatakan bahwa kecurigaannya semakin kuat ketika dirinya menemukan petinju favoritnya, Oleksandr Usyk dan Vasiliy Lomachenko kembali ke Ukraina dari negara asing untuk ikut bertempur.

Usyk adalah juara tinju kelas berat dunia. Lomachenko telah memenangkan tiga gelar dunia kelas berat dan dua medali emas Olimpiade. Keduanya telah kembali ke Ukraina untuk ikut berperang.

Mikhailovich melalui konferensi pers memohon pengampunan dari rakyar Ukraina, mengatakan bahwa mereka sudah siap untuk masuk penjara, karena berpartisipasi dalam serangan ke Ukraina, atau untuk menjalankan ganjaran hukuman apa pun yang pantas kami terima.

“Saya merasa malu karena menyerang negara ini, saya tidak tahu mengapa kami melakukannya, kami hanya memiliki sedikit informasi. Kami telah membawa kesedihan kepada rakyat Ukraina,” katanya. 

“Saya tidak dapat menemukan kata-kata yang lebih tepat untuk mengungkapkan permintaan maaf kami kepada seluruh rakyat Ukraina,” tambahnya.

“Saya hanya dengan tulus berharap kepada Anda untuk memaafkan mereka yang datang menemui Anda dengan mengangkat kedua tangan mereka (menyerah), atau mereka yang terluka”. Meskipun dirinya bisa mengerti jika pihak Ukraina tidak bersedia memaafkan Rusia,” ungkapnya. 

Pada saat ini, belum dikonfirmasi apakah Mikhailovich berada di bawah tekanan untuk membuat pernyataan tersebut.

Jonathan Turley, seorang profesor di Fakultas Hukum Universitas Washington dan ketua hukum kepentingan publik, mempertanyakan dalam sebuah posting blog : “Apakah Memotret Tawanan Perang Rusia merupakan pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa ?” tetapi ia juga menyebutkan : “Ukraina berkewajiban untuk mematuhi pakta itu, terlepas dari kesulitannya di medan perang yang bergejolak”.

“Konvensi itu hanya akan berhasil jika diterapkan secara timbal balik. Jika aturan diterapkan secara selektif, Rusia juga akan mengklaim status khusus yang sama dalam perlakuan terhadap tawanan perang Ukraina”. (Sin)

Perang Ukraina-Rusia : Terbentuknya Poros Otoriter ‘Perang Dingin Baru’ (3)

oleh Antonio Graceffo

Saat negara-negara paling berpengaruh di dunia bersatu dalam tanggapan keras terhadap invasi Ukraina, menjatuhkan sanksi-sanksi ekonomi yang melumpuhkan Rusia, Amerika Serikat sedang berusaha untuk mematahkan poros Beijing-Moskow, dengan kemungkinan sanksi-sanksi terhadap perusahaan Tiongkok yang terus mendukung Rusia.

Amerika Serikat telah menanggapi ancaman yang berkembang dari komunis Tiongkok dengan mendirikan Pusat Misi Tiongkok dan dengan mendaftar sekutu-sekutu untuk menahan Tentara Pembebasan Rakyat.

The Central Intelligence Agency (CIA), Kementerian Pertahanan, dan Kongres bersatu dalam pendiriannya melawan Tiongkok dan Rusia. Direktur Badan Intelijen Pusat William Burns mengidentifikasi Tiongkok sebagai tantangan dan prioritas utama bagi CIA, yang menjamin pendirian Pusat Misi Tiongkok yang baru. Rencana Undang-Undang kebijakan pertahanan Amerika Serikat tahun lalu sebesar USD 768 miliar–—terbesar dalam sejarah–—secara khusus menargetkan ancaman dari Tiongkok dan Rusia. 

Rencana Undang-Undang  tersebut juga menggarisbawahi perlunya memerangi teknologi yang mengganggu, terutama teknologi-teknologi yang dikembangkan oleh Tiongkok, seperti rudal-rudal hipersonik, kecerdasan buatan, dan komputasi kuantum.

Rencana Undang-Undang tersebut juga mencakup USD 7,2 miliar untuk Inisiatif Penanggulangan Pasifik, yaitu konsisten dengan strategi Amerika Serikat yang secara geografis mengisolasi militer Tiongkok. “Pengendalian,” “kemitraan,” dan “aliansi-aliansi” adalah kata-kata yang sering digunakan oleh anggota-anggota parlemen Amerika Serikat ketika membahas perlunya menumbuhkan sekutu untuk bangkit melawan rezim Tiongkok.

Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan meningkatkan keamanannya untuk bertahan melawan agresi Tiongkok. Anggaran pertahanan Amerika Serikat mengalokasikan uang untuk pelatihan gabungan dan patroli dengan negara-negara ini serta Australia, Inggris, Selandia Baru, India, dan negara-negara Eropa lainnya.

Ancaman Uni Soviet lama memunculkan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO). Hari ini, mandat NATO telah diperluas untuk mencakup Tiongkok. Aliansi-aliansi lainnya yang dipimpin Amerika Serikat memusatkan perhatian untuk mengendalikan Tiongkok termasuk Five Eyes, Dialog Keamanan Kuadrilateral, dan AUKUS.

Ke depan, pemerintahan Joe Biden berencana untuk mempromosikan “konektivitas yang lebih besar” di antara negara-negara demokrasi Barat, yang semakin memperluas jaringan sekutu-sekutu Amerika Serikat.

Washington juga melarang investasi di banyak perusahaan-perusahaan teknologi Tiongkok, sementara melarang teknologi Tiongkok tertentu dari Amerika Serikat. Lebih banyak lagi tindakan keras yang komprehensif terhadap teknologi Tiongkok dapat memiliki beberapa efek positif. 

Pertama, hal itu akan menghambat upaya-upaya propaganda Beijing, khususnya melalui aplikasi dan media sosial. 

Dan kedua, hal itu akan menurunkan pendapatan Tiongkok, yang akan memberi Beijing lebih sedikit uang untuk ekspansi militer. Lebih-lebih lagi, menghentikan investasi teknologi antara kedua negara akan mencegah rezim Tiongkok untuk memperoleh teknologi Amerika Serikat, menghalangi kemajuan Tiongkok.

Gedung Putih telah meminta Tiongkok untuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. Sejauh ini, Partai Komunis Tiongkok telah menolak untuk menyebut hal itu sebagai sebuah invasi, dan bahkan abstain dari pemungutan suara di PBB untuk memaksa Rusia mundur dari Ukraina. 

Partai Komunis Tiongkok telah meminta kedua belah pihak untuk bertindak dengan menahan diri dan untuk mencapai sebuah solusi yang dinegosiasikan. Dalam sebuah pernyataan baru-baru ini, Beijing melangkah lebih jauh dengan mengatakan bahwa Beijing menghormati kedaulatan Ukraina.

Pada awal krisis Ukraina, tampaknya Partai Komunis Tiongkok akan mendukung Rusia dan bahwa sanksi-sanksi ekonomi terhadap Rusia akan mendorong Moskow lebih dalam ke orbit Beijing. Namun, sekarang, Partai Komunis Tiongkok tampaknya mundur sedikit, tetapi masih harus dilihat seberapa jauh Tiongkok mundur.

Washington diperkirakan akan meminta Beijing untuk bergabung dalam sanksi terhadap Rusia. Gedung Putih pada 24 Februari melarang penjualan chip Amerika Serikat ke Rusia dan sedang bersiap untuk menekan Tiongkok untuk melakukan hal yang sama. Memotong akses Rusia ke chip tersebut akan sangat menghambat kemampuan Rusia untuk mengobarkan sebuah perang modern.

Tiongkok adalah pemasok terbesar Rusia, menyediakan 70 persen chip Tiongkok untuk Rusia melalui perusahaan seperti Semiconductor Manufacturing International Corp. dan Lenovo Group Ltd. Larangan Amerika Serikat meluas ke teknologi yang dibuat dengan input Amerika Serikat, di mana pun komponen sebenarnya diproduksi, mempengaruhi beragam perusahaan Tiongkok. Semiconductor Manufacturing International Corp, berpotensi ditargetkan untuk sanksi Amerika Serikat jika terus mengekspor ke Rusia.

Presiden Joe Biden memperingatkan bahwa “Vladimir Putin akan menjadi paria di panggung dunia internasional. Negara mana pun yang menyetujui agresi Rusia yang memalukan terhadap Ukraina akan ternoda oleh hubungan tersebut.” 

Meskipun Joe Biden tidak menyebut nama Tiongkok, maksud Joe Biden adalah jelas. Jika Partai Komunis Tiongkok menolak untuk mundur dari dukungannya terhadap Rusia, Amerika Serikat akan menyiapkan sanksi-sanksi tambahan yang akan menekan Tiongkok keluar dari pengaturan perdagangan yang menguntungkan dengan Eropa dan negara-negara Barat lainnya.

Tiongkok tetap menjadi faktor yang tidak diketahui dalam apa yang mungkin menjadi sebuah perang NATO melawan Rusia. Akibatnya, rilis sebuah dokumen strategi pertahanan nasional Amerika Serikat telah ditunda, hingga menjadi jelas apakah Amerika Serikat akan berperang di satu atau dua front.

Para analis percaya bahwa respon Amerika Serikat terhadap Rusia akan berdampak pada perilaku Partai Komunis Tiongkok terhadap Taiwan. Pada saat yang sama, beberapa orang percaya bahwa krisis Ukraina ini akan memperkuat perlawanan Barat terhadap kebangkitan Tiongkok. 

Dan, sementara Partai Komunis Tiongkok mungkin melihat reaksi Amerika Serikat terhadap Rusia untuk memutuskan langkah selanjutnya, Amerika Serikat dapat melihat tanggapan Moskow untuk memprediksi perilaku Partai Komunis Tiongkok, jika sanksi-sanksi serupa dan isolasi ekonomi dikenakan pada Tiongkok. (Vv)

Antonio Graceffo, Ph.D., telah menghabiskan lebih dari 20 tahun di Asia. Dia adalah lulusan Universitas Olahraga Shanghai dan meraih gelar MBA Tiongkok dari Universitas Jiaotong Shanghai. Graceffo bekerja sebagai profesor ekonomi dan analis ekonomi Tiongkok, menulis untuk berbagai media internasional. Beberapa bukunya tentang Tiongkok termasuk “Beyond the Belt and Road: China’s Global Economic Expansion” dan “A Short Course on the Chinese Economy.”

Perang Ukraina-Rusia : Terbentuknya Poros Otoriter ‘Perang Dingin Baru’ (2)

oleh Antonio Graceffo

Sanksi ekonomi oleh Barat dapat mendorong Rusia lebih dekat ke  komunis Tiongkok, dengan poros otoriternya Rusia dan Tiongkok yang meluas untuk mencakup sejumlah negara di orbit Tiongkok  dan Rusia.

Meskipun Rusia dan Tiongkok sedang mengintensifkan aliansi-aliansi mereka, Rusia dan Tiongkok tidak memiliki perjanjian pertahanan yang resmi. Satu-satunya sekutu resmi Tiongkok adalah Korea Utara. 

Namun demikian, Partai Komunis Tiongkok sedang membangun hubungan dengan rezim-rezim otoriter lainnya melalui penjualan teknologi pengawasan, dan dengan cara memberikan pelatihan mengenai cara mengendalikan populasi dan menyensor internet. 

Melalui hal-hal ini dan kepentingan ekonomi lainnya, negara-negara  yang diharapkan untuk bergabung di pihak Tiongkok adalah Iran, Venezuela, Pakistan, Afghanistan, Kamboja, dan mungkin negara-negara lain yang merupakan bagian Inisiatif Belt and Road (juga dikenal sebagai “One Belt, One Road”).

Afghanistan cenderung mendukung Tiongkok, tetapi tidak dalam posisi untuk mengobarkan sebuah perang di luar negeri. 

Banyak negara yang bergabung dalam Inisiatif Belt and Road sangat berutang budi kepada Tiongkok dan mungkin merasa perlu untuk satu suara dengan Beijing di Perserikatan Bangsa-Bangsa—–tetapi sebagian besar  negara-negara ini tidak mampu membantu Tiongkok dalam sebuah perang dan banyak negara-negara ini yang tidak mau membantu Tiongkok dalam sebuah perang. Kamboja  hampir menjadi sebuah negara bawahan Tiongkok, tetapi sekali lagi, kemampuan militer Kamboja cukup terbatas.

Beijing tampaknya berupaya memproyeksikan kekuatan lunak melalui partisipasi dalam organisasi-organisasi dan acara-acara global, seperti Olimpiade, tetapi diragukan bahwa Beijing akan memenangkan sekutu-sekutu baru. Partai Komunis Tiongkok sedang menghadapi kesulitan karena negara-negara maju dan kaya tidak mungkin meninggalkan pihak Amerika Serikat untuk bergabung dengan kubu Tiongkok.

Sebelumnya, Partai Komunis Tiongkok mengandalkan posisi Tiongkok sebagai pabrik dunia dan pemodal-pemodal global untuk menggalang dukungan. Namun, sekarang, tampaknya kekuatan industri saja tidak akan cukup untuk membantu Beijing pulih dari diplomasi kehancuran Beijing atau riwayat Beijing mengenai kesepakatan yang gagal dan tindakan-tindakan agresif.

Tidak seperti Tiongkok, Rusia memiliki sekutu-sekutu resmi. Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif terdiri dari enam negara: Rusia, Armenia, Belarusia, Kazakstan, Kirgistan, dan Tajikistan. Republik-republik Asia Tengah yang tersisa adalah Turkmenistan dan Uzbekistan, meskipun bukan bagian Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif, jelas- jelas berada dalam lingkup pengaruh Rusia. Selain itu, Republik-republik Asia Tengah bergantung pada perdagangan dengan Tiongkok, sehingga mustahil Republik-republik Asia Tengah akan memunggungi poros Tiongkok-Rusia.

Kuba adalah sekutu Rusia di Amerika. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Kuba Miguel Díaz-Canel telah membahas pembentukan “kemitraan yang strategis.” Pada Januari, Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov mengatakan kepada jaringan Televisi Rusia RTVI bahwa Rusia dapat menempatkan aset-aset militer di Kuba jika Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya tidak menyerah pada masalah Ukraina.

India menentang Partai Komunis Tiongkok dan telah bergerak lebih dalam ke orbit Amerika Serikat, meskipun melanjutkan pembelian senjata-senjata dari Rusia.

Menurut sebuah laporan 2020 oleh Stimson Center, sekitar 70 persen hingga 85 persen peralatan militer India berasal dari Rusia. New Delhi juga telah meningkatkan pembeliannya untuk senjata-senjata Amerika Serikat, tetapi India tidak dapat beroperasi secara militer tanpa dukungan dari Rusia, menurut sebuah laporan Congressional Research Service (CRS) 2021.

Sikap mendua di bidang politik ini bekerja untuk India, sampai sekarang, sebagai invasi Rusia ke Ukraina dapat memaksa India untuk memihak. Sejauh ini, New Delhi telah gagal mengutuk invasi tersebut, dan Washington meningkatkan tekanan agar India bergabung dengan seluruh sekutunya dalam mengirimkan sebuah pesan yang kuat dan terpadu ke Rusia.

Mirip dengan India, Vietnam dan Tiongkok memiliki sebuah sejarah diplomatik yang mengkhawatirkan. Kebencian Vietnam terhadap Tiongkok telah membuat Vietnam semakin berada dalam lingkup Amerika Serikat, meskipun Rusia adalah pemasok senjata-senjata terbesar bagi Vietnam. Sementara Hanoi memiliki tidak secara khusus mengutuk invasi tersebut, media Vietnam meliput peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung tanpa bias pro-Rusia yang biasa mereka lakukan.

Hal ini meninggalkan Vietnam dalam ketidakpastian berada di sisi mana yang disukainya. Ada kemungkinan bahwa ketidakpercayaan Hanoi terhadap Partai Komunis Tiongkok lebih kuat daripada kesukaan Hanoi pada Rusia. Atau, fakta bahwa Amerika Serikat adalah mitra dagang terbesar Vietnam mungkin menjadi faktor pendukung Vietnam bergabung dengan aliansi yang dipimpin Amerika Serikat.

Junta Myanmar telah berbicara untuk mendukung invasi tersebut. Menghadapi sendiri serangkaian sanksi-sanksi Barat,  Junta Myanmar  bergantung pada Partai Komunis Tiongkok untuk perdagangan dan investasi. Junta Myanmar juga membeli senjata dari Tiongkok dan Rusia, serta Ukraina, Serbia, dan India.

Selain menjual senjata-senjata ke Junta Myanmar, Serbia telah menolak untuk bergabung dengan sanksi-sanksi Barat terhadap Rusia. Serbia membeli senjata dari Tiongkok dan Rusia, sedangkan Federasi Rusia adalah mitra dagang terbesar kelima bagi Serbia.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina, Uni Eropa dan NATO, termasuk Inggris, Jerman, dan Kanada, semuanya telah memberi isyarat keselarasan yang lebih dekat dengan Amerika Serikat. Di Asia-Pasifik, Selandia Baru, Australia, Jepang, Taiwan, Singapura, dan Indonesia mengecam Rusia.

Hal ini meninggalkan Rusia dan Tiongkok dengan sedikit pendukung penyamun, sebagian besar negara-negara yang lebih kecil dengan kemampuan ekonomi dan militer yang terbatas. Selain itu, bahkan kemitraan antara Beijing dengan Moskow dapat menjadi sangat terganggu oleh sanksi Barat, sehingga Partai Komunis Tiongkok akan menjauhkan diri dari Rusia. (Vv)

Antonio Graceffo, Ph.D., telah menghabiskan lebih dari 20 tahun di Asia. Dia adalah lulusan Universitas Olahraga Shanghai dan meraih gelar MBA Tiongkok dari Universitas Jiaotong Shanghai. Graceffo bekerja sebagai profesor ekonomi dan analis ekonomi Tiongkok, menulis untuk berbagai media internasional. Beberapa bukunya tentang Tiongkok termasuk “Beyond the Belt and Road: China’s Global Economic Expansion” dan “A Short Course on the Chinese Economy.”

Perang Ukraina-Rusia : Terbentuknya Poros Otoriter ‘Perang Dingin Baru’ (1)

oleh Antonio Graceffo

Rezim Tiongkok bertekad untuk menguasai dunia di bidang ekonomi, politik, dan militer pada 2049, yang merupakan sebuah ancaman yang lebih besar daripada  yang pernah dilakukan Uni Soviet. Saat aliansi-aliansi terbentuk di seluruh dunia, beberapa analis percaya bahwa sebuah perang dingin baru sudah hadir di sini, dipercepat oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Makalah Kementerian Pertahanan Amerika Serikat mengenai pembangunan militer Tiongkok menyatakan, “Beijing berusaha untuk membentuk kembali tatanan internasional agar lebih selaras dengan sistem otoriter dan kepentingan-kepentingan nasionalnya, sebagai suatu komponen penting dari strateginya untuk mencapai ‘peremajaan besar bangsa Tiongkok.’”

Menguasai dunia di berbagai bidang tidak pernah dibahas  selama Perang Dingin dengan Uni Soviet, di mana pembahasan terbatas pada ranah militer.

Dalam hal-hal di bidang ekonomi, tampaknya Tiongkok sedang dalam kecepatan untuk menyalip Amerika Serikat. Pertumbuhan Tiongkok sebesar 4,8 persen, sementara di bawah target dasar Partai Komunis Tiongkok sebesar 5 persen, masih jauh lebih besar dari pertumbuhan Amerika Serikat. 

Jika Tiongkok terus berada pada kecepatan ini, peneliti Jepang mengatakan bahwa ekonomi Tiongkok dapat melampaui Amerika Serikat Serikat pada 2033.

Berbeda dengan perang dingin yang berkembang dengan Tiongkok, Tembok Berlin menciptakan sebuah penggambaran geografis antara Timur dengan Barat, yang mengendalikan Uni Soviet di balik Tirai Besi. Tembok Berlin juga mencegah komunikasi dan perdagangan dari menjangkau di luar wilayah-wilayah yang dikuasai Soviet.

Sebaliknya, Amerika Serikat adalah mitra dagang terbesar Tiongkok, di mana sebagian besar pertumbuhan Tiongkok didorong oleh masuknya modal asing. 

Investasi langsung luar negeri di Tiongkok meningkat lebih dari 14 persen pada 2021, dan Amerika Serikat adalah salah satu investor top. 

Melalui ekspor teknologi dan sebuah program pemaksaan ekonomi dan sosial yang ditargetkan informasi media yang sesat, Partai Komunis Tiongkok mampu memproyeksikan gagasan-gagasannya dan pengaruhnya ke seluruh dunia.

Kebijakan luar negeri Partai Komunis Tiongkok ditargetkan untuk membangun sebuah “komunitas tujuan bersama.” Sejak tahun 2019, Partai Komunis Tiongkok semakin banyak menggunakan militernya sebagai bagian  kebijakan luar negerinya. 

Pada 2020, ada suatu pergeseran dalam membangun aliansi-aliansi dengan memberikan bantuan COVID; ketika hal ini gagal, Beijing kembali ke sebuah perdagangan dan strategi yang dipimpin militer. 

Ekspansi Tiongkok di bidang ekonomi mendukung ambisi-ambisi militer Partai Komunis Tiongkok dengan cara menyediakan uang untuk investasi, diperlukan untuk modernisasi Tentara Pembebasan Rakyat serta meningkatkan basis manufaktur dan industri Tiongkok.

Partai Komunis Tiongkok Membentuk Sekutu

Tiongkok memiliki 14 perbatasan darat, termasuk dengan Afghanistan, Bhutan, India, Kazakstan, Korea Utara, Kirgistan, Laos, Mongolia, Burma (umumnya dikenal sebagai Myanmar), Nepal, Pakistan, Rusia, Tajikistan, dan Vietnam. Selain itu, Tiongkok berbagi perbatasan laut dengan Brunei, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, dan Taiwan.

Beijing memiliki sengketa teritorial dengan sebagian besar negara-negara ini. Pengembangan sebuah blok pro-Tiongkok regional adalah tidak mungkin, sebagai akibat  tindakan-tindakan Partai Komunis Tiongkok yang agresif di Laut Tiongkok Selatan, serangan-serangan di Kepulauan Senkaku, dan pelanggaran-pelanggaran teritorial Bhutan, serta pertempuran-pertempuran kecil dengan India, di mana pasukan Tiongkok bertempur, dan terbunuh, untuk pertama kalinya dalam waktu sekitar 40 tahun. Bukannya membuat Tiongkok merasa lebih aman, masing-masing tindakan ini hanya mendorong sekutu-sekutu untuk lebih dekat ke Amerika Serikat.

Kepercayaan Barat pada pemimpin Tiongkok Xi Jinping adalah rendah, di mana banyak yang  mengkhawatirkan  organisasi-organisasi internasional—–seperti  Organisasi Perdagangan Dunia, Organisasi Kesehatan Dunia, dan Interpol–—akan berada di bawah kendali Tiongkok.

Di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Tiongkok  memilih menentang intervensi dalam genosida, termasuk genosida terhadap Muslim Uighur yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok. Di Organisasi Kesehatan Dunia, Partai Komunis Tiongkok menyarankan cara-cara untuk mengendalikan COVID-19, sambil menjual alat pelindung diri (APD) dan vaksin-vaksin ke seluruh dunia untuk melaksanakan rencana tersebut. 

Xi Jinping menawarkan teknologi Tiongkok untuk membantu meningkatkan komunikasi Interpol. Xi Jinping juga mengklaim bahwa Inisiatif Sabuk dan Jalan (juga dikenal sebagai “Satu Sabuk, Satu Jalan”), yang akan menghasilkan triliunan  dalam bunga dan kontrak-kontrak konstruksi bagi Partai Komunis Tiongkok, adalah sebuah kesejahteraan masyarakat internasional.

Partai Komunis Tiongkok menikmati dukungan yang kuat. Akibatnya, Xi Jinping tampaknya semakin puas dengan mendapatkan sekutu-sekutu melalui paksaan ekonomi daripada dengan memenangkan teman-teman melalui inisiatif-inisiatif kekuatan lembut yang populer.

Sementara itu, Rusia tetap menjadi sekutu Partai Komunis Tiongkok yang paling kuat dan potensial.

Dalam minggu-minggu menjelang invasi Rusia ke Ukraina, Tiongkok dan Rusia membentuk sebuah perjanjian, yang mungkin menjadi awal bagi Tiongkok dan Rusia bersaing dalam persaingan pendukung, ​​sekutu, dan lawan dalam sebuah perang dingin baru. 

Kedua negara itu memiliki menandatangani sebuah kontrak gas selama 30 tahun. Di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Tiongkok dan Rusia juga bersatu dalam pemungutan suara untuk menolak sanksi-sanksi yang diusulkan terhadap Korea Utara karena pengujian rudal.

Partai Komunis Tiongkok berencana untuk secara paksa mencaplok Taiwan, sebuah langkah yang hanya disetujui oleh 7 persen rakyat Taiwan. Sebuah pernyataan bersama baru-baru ini, yang dikeluarkan oleh Vladimir Putin dan Xi Jinping, mengatakan Rusia mendukung Tiongkok mengenai Taiwan, sementara Partai Komunis Tiongkok mendukung Rusia mengenai Ukraina.

Stephen J. Hadley, mantan penasihat keamanan nasional di bawah pemerintahan Presiden George W. Bush, menyebut pernyataan itu sebagai “sebuah manifesto untuk  kepemimpinan global Vladimir Putin dan Xi Jinping.” Menurut pernyataan itu, Partai Komunis Tiongkok juga mendukung Rusia untuk “menentang pembesaran NATO lebih lanjut.” 

Pernyataan itu tidak secara khusus menyatakan bahwa Tiongkok akan berjuang untuk Rusia atau sebaliknya, meskipun kedua negara itu bersatu dalam menentang norma-norma dan pengaruh Amerika di dunia. 

Pernyataan itu secara eksplisit menyatakan bahwa Rusia dan Partai Komunis Tiongkok akan membangun sebuah koalisi negara-negara yang berpikiran sama, yang oleh para pengamat Barat disebut sebuah “poros otoriter.”

Bagian kedua dari seri ini akan mengeksplorasi negara-negara mana yang masuk ke dalam poros otoriter. Beberapa negara sedang tersedot ke dalam konflik tanpa disadari, hanya karena menjadi bagian lingkup pengaruh Tiongkok atau Rusia. (Vv)

Antonio Graceffo, Ph.D., telah menghabiskan lebih dari 20 tahun di Asia. Dia adalah lulusan Universitas Olahraga Shanghai dan meraih gelar MBA Tiongkok dari Universitas Jiaotong Shanghai. Graceffo bekerja sebagai profesor ekonomi dan analis ekonomi Tiongkok, menulis untuk berbagai media internasional. Beberapa bukunya tentang Tiongkok termasuk “Beyond the Belt and Road: China’s Global Economic Expansion” dan “A Short Course on the Chinese Economy.”

Gunungapi Merapi Luncurkan Awan Panas Sejauh 5 Kilometer, Ratusan Warga Mengungsi

0

ETIndonesia- Gunungapi Merapi mengalami peningkatan aktivitas yang ditunjukkan dengan munculnya luncuran awan panas guguran (APG) sejauh 5.000 meter dan mengarah ke arah tenggara pada Rabu (9/3) sejak pukul 23.18 WIB. Selain itu teramati pula lava pijar sebanyak 7 kali dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, merilis Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat waktu terjadinya APG masing-masing adalah pukul 23.18, 23.29, 23.38, 23.44 dan 23.53 WIB, dengan amplitudo maksimal 75 milimeter dan durasi maksimal 570 detik.

Kemudian APG kembali terjadi dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter pada Kamis (10/3) dini hari pukul 00.22, 01.00, 01.22, 01.35, 02.07 WIB, dengan amplitudo maksimal 75 milimeter dan durasi 191 detik.

BPPTKG menyatakan pada pukul 01.30 aktivitas Gunungapi Merapi telah melandai. Adapun pascakejadian APG sebelumnya, kegempaan didominasi oleh gempa-gempa guguran.

Peristiwa APG menurut laporan BPPTKG juga memicu terjadinya hujan abu di beberapa wilayah seperti di Pos Pengamatan Gunungapi Babadan, Desa Tlogolele, Desa Ketep, Desa Jati, Desa Soronalan dan Desa Gantang di Kecamatan Sawangan, Desa Paten, Desa Sengi dan Desa Krinjing di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Kemudian juga Desa Balai Rante di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

“Atas adanya peristiwa APG hingga hujan abu vulkanik itu, sebanyak 253 warga mengungsi sementara ke tempat yang aman. Adapun rinciannya adalah 60 warga di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah dan 193 warga di Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta,” ujar Muhari dalam keterangan tertulisnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten dan BPBD Kabupaten Sleman telah melakukan pendampingan serta memberikan bantuan logistik kepada para pengungsi tersebut.

BPBD Kabupaten Klaten, BPBD Kabupaten Magelang dan BPBD Kabupaten Sleman telah berkoordinasi dengan BPPTKG dan lintas instansi terkait guna melakukan kaji cepat, monitoring lanjutan serta mengevakuasi warga yang tinggal di sekitar lereng Gunungapi Merapi.

BPBD telah meminta seluruh warga yang berada di dekat lereng Gunungapi Merapi agar segera menjauh dari zona bahaya.

Warga juga diminta agar dapat segera berkumpul di tempat (titik kumpul) yang sudah di tetapkan guna memudahkan tim dalam melakukan pertolongan dan evakuasi ke tempat yang lebih aman.(asr)

Taiwan Gelar Hari Perempuan Internasional, Tsai Ing-wen Pimpin Pembukaan “Taiwan Gender Equality Week”

ETIndonesia- Komisi Status Perempuan PBB sesi ke 66 (CSW 66) dan LSM Taiwan “Yayasan Promosi dan Pengembangan Hak Perempuan/Foundation of Women’s Rights Promotion and Development” (FWRPD) bersama-sama menyelenggarakan “Pekan Kesetaraan Gender Taiwan/Taiwan Gender Equality Week” (TGEW) .

Selama dua tahun terakhir, acara ini menarik perhatian komunitas internasional. Tahun ini, sejalan dengan tema CSW 66 “Kebijakan dan Solusi Perubahan Iklim, Lingkungan dan Pengurangan Risiko Bencana untuk Mencapai Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan”, selain mengadakan forum online “Climate Justice Leaders Forum” internasional dan mengundang LSM Taiwan untuk berpartisipasi dalam pertemuan paralel LSM CSW, demi memperluas skala dan spesifikasi program, juga diadakan resepsi “Women’s Power Night” pada Hari Perempuan Internasional/ Women’ Day.

 “Women’s Power Night” rencananya akan digelar di Hotel Taipei pada pukul 18:00 pada Women’s Day Selasa (8/3/2022), dengan Menteri Luar Negeri Taiwan Wu Zhaoxie sebagai tuan rumah.

Selain mengundang utusan wanita dari berbagai negara, menteri perempuan dari Yuan Eksekutif, perwakilan perempuan dari perusahaan Taiwan, cendekiawan dan pakar di bidang kesetaraan gender dan perlindungan lingkungan, serta ketua LSM lokal dan internasional, secara khusus turut mengundang Presiden Taiwan Tsai Ing-wen untuk menghadiri acara tersebut dan menyampaikan pidato singkat untuk memimpin pembukaan rangkaian kegiatan “Pekan Kesetaraan Gender Taiwan” tahun ini, berikut rekaman pidato dari wakil presiden negara Palau dan pejabat wanita Amerika untuk berbagi pengalaman negara mereka dalam mempromosikan perubahan iklim.

Dekorasi ruangan acara difokuskan pada perlindungan lingkungan hijau dan perubahan iklim. Disamping menunjukkan perlindungan terhadap hak-hak perempuan dan promosi kesetaraan gender, tamu undangan juga dapat memahami tindakan Taiwan dalam memerangi perubahan iklim dengan cara yang intelektual dan menarik.

 “Women’s Power Night” akan disiarkan langsung di Facebook Kementerian Luar Negeri Taiwan (facebook.com/mofa.gov.tw). Masayarat Indonesia bisa menyaksikan acara International Women’s Day ini.

Selain itu, forum internasional online dijadwalkan akan diadakan pada  15 Maret, pukul 20:30 waktu Taipei. Dengan tema “Climate Justice Leaders Forum “. Sejumlah kalangan kelas atas internasional akan diundang untuk menghadiri forum tersebut. Forum akan terbagi dalam 3 sesi, yakni forum tokoh politik, keynote speech dan tokoh LSM.

Pada Forum Pemimpin Politik, Menteri Urusan Ekonomi Taiwan Wang Meihua akan berbagi pengalaman tentang kebijakan dan langkah Taiwan untuk mendorong partisipasi perempuan dan mempromosikan energi bersih.

Mantan pemimpin Partai Hijau Inggris Sir Natalie Louise Bennett akan berbagi inisiatif kebijakan lingkungan Partai Hijau, Menteri Pendidikan Kepulauan Marshall Kitlang Kabuya juga akan menyampaikan pidato tentang negara-negara kepulauan Pasifik yang saat ini sedang menghadapi tantangan iklim yang parah.

Dialog para pemimpin LSM dilakukan oleh Tara DePorte, pendiri dan CEO Human Impact Institute di Amerika Serikat, Ann K. Singeo, CEO kelompok konservasi lingkungan Palau Ebiil Society, dan aktivis perempuan iklim Taiwan Wang Xuanru, yang akan berbagi pengalaman berharga masing-masing dalam mempromosikan perlindungan lingkungan dan perubahan iklim.  Semua sesi forum akan disiarkan langsung di Facebook dan YouTube Kementerian Luar Negeri Taiwan.

Pertemuan paralel Forum CSW LSM tahunan adalah forum internasional yang penting bagi pertemuan masyarakat sipil di berbagai negara untuk mempromosikan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan. Kementerian Luar Negeri Taiwan secara aktif membantu LSM untuk berpartisipasi.

Selain hampir 20 LSM yang berpartisipasi dalam CSW66 tahun ini , juga secara sukses telah menyelenggarakan 27 konferensi paralel yang merupakan pencapaian rekor tertinggi saat ini.

Pada 14-24 Maret mendatang, mereka akan berbagi pengalaman dengan komunitas internasional tentang pencapaian nyata orang Taiwan dalam mempromosikan kesetaraan gender, pemberdayaan ekonomi perempuan dan memerangi perubahan iklim, serta menunjukkan kreativitas, eksekusi, dan ketahanan yang bersemangat perempuan Taiwan untuk membantu mengimplementasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB.

Disamping itu, tahun ini Kementerian Luar Negeri Taiwan dan Asosiasi Hak Perempuan Taiwan juga bersama-sama memproduksi film pendek “Power of Women”  yang berdurasi 1 menit 20 detik tentang tantangan perubahan iklim terhadap perempuan global, dan bagaimana perempuan Taiwan beraksi serta bergabung dalam perang melawan pemanasan global. Tautan video (https://fb.watch/bBaeji3N3D/) silahkan ditonton. Untuk informasi kegiatan rangkaian Pekan Kesetaraan Gender Taiwan 2022, silakan merujuk ke: https://www.tgew.org/. (TETO Indonesia/asr)

Selama Berlangsungnya Dua Sesi, Jumlah Warga Positif COVID-19 di Shanghai Setiap Hari Bertambah

0

oleh Li Lan

Selama sidang Dua Sesi yang berlangsung di Beijing, jumlah kasus baru yang didiagnosis di Kota Shanghai meningkat setiap hari. Sebagaimana yang dilaporkan pihak berwenang Shanghai, jumlah kasus lokal pada 7 Maret telah mencapai 27,5 kali lipat dari 1 Maret. Berikut adalah laporannya.

Dalam seminggu dari 1 hingga 7 Maret, jumlah transmisi lokal Kota Shanghai, termasuk kasus yang dikonfirmasi dan infeksi tanpa gejala terus bertambah. Menurut data resmi, ada 2 kasus lokal terjadi pada 1 Maret, pada 7 Maret sudah bertambah menjadi 55 kasus.

The Westin Hotel Shanghai telah diblokir pada 7 Maret karena ditemukannya seorang tamu yang terinfeksi.

Seorang anggota staf Westin Hotel Shanghai (terletak di Distrik Huangpu, Shanghai) yang namanya tidak mau disebutkan mengatakan : “Hasilnya belum keluar. masih diduga. Tatapi dia pasti diharuskan untuk menjalani beberapa kali uji asam nukleat, padahal uji asam nukleat tamu kami ini belum selesai diperiksa. Rekan-rekan saya yang masuk (Hotel) semua dicegah untuk keluar, jadi tak satu pun yang boleh pulang”.

Di Area Baru Pudong yang berada di seberang Sungai Huangpu, ada siswa SD Zhuyuan beserta orang tuanya langsung dibawa paksa oleh petugas untuk menjalani karantina.

Seorang warga yang tinggal di Jalan Liubu, Area baru Pudong yang berdekatan dengan Sekolah Dasar Zhuyuan mengatakan : “(Anak-anak dibawa pergi oleh petugas untuk menjalani karantina karena salah satu orang tua mereka didiagnosis positif tertular. (Saat ini) hanya uji asam nukleat yang dilakukan. Jika hasil uji asam nukleat menunjukkan kejanggalan, mereka akan dibawa pergi oleh mobil 120 (ambulans)”.

Wanita itu juga mengabarkan bahwa pusat perbelanjaan terdekat, Wenfeng Plaza pada 7 Maret juga telah diblokir karena ada orang yang tertular COVID-19. (sin)