Home Blog Page 125

Anjing Adopsi Menjadi Pahlawan, Menyelamatkan Pria yang Hampir Membeku

EtIndonesia. Seekor anjing yang diadopsi bernama Jagger dipuji sebagai pahlawan setelah menemukan seorang pria yang hampir membeku di halaman belakang rumahnya di Watertown, Wisconsin, pada Senin pagi (17/2).

Katey Higgins, pemilik Jagger, sedang membawanya ke rumah orangtuanya ketika dia segera merasakan ada yang tidak beres.

“Jagger datang ke rumah seperti biasa, dan dia suka memeriksa keadaan di dek dan di belakang,” Higgins menjelaskan kepada TMJ4 News. “Seketika, dia memberi tahu kami, dan dia menggonggong ke arah sudut paling belakang [halaman belakang].”

Ketika Higgins dan orangtuanya melangkah keluar, mereka terkejut dengan apa yang ditemukan Jagger—seorang pria tak sadarkan diri tergeletak di salju di antara semak-semak dan bagian belakang rumah.

“Kami melihat ke bawah dan melihat pria ini. Itu mengejutkan. Sungguh, saya tidak tahu apakah dia masih hidup,” kata Higgins.

Dengan gonggongan Jagger, pria itu berhasil menggerakkan kepalanya sedikit, mendorong Higgins untuk segera menelepon 911.

Pria itu, yang menderita radang dingin, segera diselamatkan oleh petugas pertolongan pertama. Dia diperkirakan akan selamat.

“Ayah saya adalah orang pertama yang berkata, ‘Wah, anjingmu baru saja menyelamatkan nyawa,’” kata Higgins.

Tindakan heroik Jagger membuat Higgins semakin bersyukur atas anjing kecil yang diadopsinya dari Watertown Humane Society.

“Empat tahun lalu, dia berada di tempat penampungan hewan di Texas. Watertown Humane, mengizinkan kami untuk menyelamatkannya, dan kemudian empat tahun kemudian, dia membantu menyelamatkan nyawa seorang pria,” kata Higgins.

Dia berharap kisah Jagger menginspirasi orang lain untuk mendukung tempat penampungan hewan setempat dan mengadopsi hewan peliharaan yang membutuhkan.

“Saya harap ini menginspirasi orang untuk memberi kembali, karena saya tahu saya online tadi malam dan memberikan sumbangan lagi ke Watertown Humane.”(yn)

Sumber: sunnyskyz

Pulau Panjang Umur di Yunani Hampir Bebas dari Demensia, Penduduknya Sering Minum 2 Minuman Ini

0

EtIndonesia. Pulau Ikaria di Yunani terkenal sebagai pulau panjang umur yang dihuni banyak lansia berusia lanjut. Peneliti yang mempelajari fenomena panjang umur di pulau ini baru-baru ini mengungkapkan bahwa penduduk di sana tidak hanya hidup lama, tetapi juga jarang mengalami demensia.

Menurut laporan New York Post, ahli panjang umur asal Amerika Serikat, Dan Buettner, mengungkapkan dalam podcast “Live Well Be Well” bahwa kasus demensia hampir tidak ditemukan di Ikaria. Peneliti menemukan bahwa dari seluruh penduduk berusia 65 tahun ke atas, hanya ada tiga kasus demensia ringan.

Sebagai perbandingan, menurut data National Institutes of Health (NIH) di AS, saat ini diperkirakan ada sekitar 6,7 juta orang Amerika yang menderita penyakit Alzheimer (salah satu jenis demensia).

Ikaria merupakan salah satu dari lima wilayah yang dikenal sebagai Blue Zones, yaitu daerah yang penduduknya terkenal panjang umur. Empat daerah lainnya meliputi Pulau Sardinia di Italia, Okinawa di Jepang, Semenanjung Nicoya di Kosta Rika, dan Loma Linda di California, AS.

Terkait Pola Makan

Apa rahasia panjang umur mereka?

Buettner menjelaskan di blog Blue Zones bahwa penduduk Ikaria mengikuti pola makan Mediterania, yang didominasi oleh buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, polong-polongan, minyak zaitun, dan anggur merah dalam jumlah sedang.

“Mereka jarang makan ikan dan daging, tetapi mengkonsumsi lebih banyak sayuran hijau,” ujarnya.

“Mereka memakan berbagai jenis sayuran liar dan kebun, seperti sawi, chicory, adas, dan sayuran hijau yang sering dianggap sebagai gulma di Amerika. Sayuran liar ini mengandung antioksidan yang membersihkan pembuluh darah arteri, dengan kadar hingga 10 kali lipat dari anggur merah.”

Dua Minuman Favorit: Teh Herbal dan Kopi

Buettner juga menekankan bahwa penduduk Ikaria sangat menyukai dua jenis minuman yang diyakini membantu menjaga kesehatan otak di usia tua, yaitu teh herbal dan kopi.

“Mereka meminum teh herbal setiap hari,” tulisnya. “Teh ini dibuat dari tanaman yang dipetik dari sekitar rumah, kebun, atau alam liar. Beberapa tanaman yang digunakan termasuk oregano, dandelion, sage, dan rosemary.”

Sebuah penelitian pada tahun 2023 menemukan bahwa meminum teh (baik teh hijau maupun teh hitam) dapat menurunkan risiko demensia hingga 29%.

Buettner menambahkan bahwa teh herbal yang dikonsumsi penduduk Ikaria tidak hanya bermanfaat karena sifat antiinflamasi (anti-peradangan), tetapi juga karena efek diuretiknya yang ringan.

“Diuretik dapat membantu menjaga tekanan darah tetap rendah, membantu ginjal membuang natrium, serta menjaga pembuluh darah tetap bersih dan lebar sehingga darah mengalir lebih lancar,” jelasnya.

Selain teh, penduduk Ikaria juga mengkonsumsi banyak kopi. Sebuah penelitian pada tahun 2010 yang melacak partisipan selama rata-rata 21 tahun menemukan bahwa meminum tiga hingga lima cangkir kopi sehari saat usia paruh baya dapat mengurangi risiko terkena demensia dan Alzheimer hingga 65% di usia tua.

Terkait Gaya Hidup dan Hubungan Sosial

Selain pola makan, gaya hidup dan hubungan sosial juga berperan penting dalam panjang umur penduduk Ikaria.

Aktivitas fisik sehari-hari yang meliputi kerja fisik dan gaya hidup pedesaan membuat mereka tetap aktif setiap hari. Kebiasaan berjalan kaki dan medan pegunungan di pulau ini turut meningkatkan kebugaran fisik mereka.

Selain itu, kebiasaan tidur siang singkat, yang populer di wilayah Mediterania, telah terbukti melindungi dan meningkatkan fungsi jantung. Faktor lain yang turut berperan adalah hubungan emosional antar sesama, termasuk ikatan keluarga yang erat dan koneksi sosial yang kuat, yang telah terbukti dapat memperpanjang usia.

Sumber : NTDTV.com

Elon Musk Membantah Klaim Bahwa AS Memaksa Ukraina Tanda Tangani Kesepakatan Mineral dengan Mengncam Putuskan Layanan Starlink

0

EtIndonesia. Elon Musk menanggapi laporan Reuters yang mengklaim bahwa Pemerintah AS mengancam akan memutuskan layanan Starlink di Ukraina jika negara tersebut tidak menerima kesepakatan terkait sumber daya mineral. Musk membantah tuduhan tersebut, menyebutnya sebagai “berita palsu” tetapi tidak memberikan bukti untuk mendukung klaimnya.

Laporan Reuters mengutip sumber yang menyatakan bahwa negosiasi antara AS dan Ukraina sedang berlangsung. Dikatakan bahwa Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menolak tawaran awal dari AS mengenai kesepakatan tersebut, namun Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa kesepakatan itu akan segera tercapai.

Sementara itu, Ketua Parlemen Ukraina, Ruslan Stefanchuk, mengungkapkan bahwa Ukraina berencana untuk menandatangani kesepakatan sumber daya alam dengan Amerika Serikat pada tanggal 24 bulan ini.

Menurut Reuters, dalam laporan yang diterbitkan pada 21 Februari, ada klaim bahwa AS mengancam untuk memutuskan akses Ukraina ke Starlink, yang sangat vital bagi Ukraina dalam hal komunikasi di medan perang, jika Ukraina menolak kesepakatan mineral yang ditawarkan.

Namun, Musk membantah tuduhan tersebut melalui media sosial, menyebutnya sebagai “berita bohong” yang disebarkan oleh Reuters.

Sebagai tanggapan atas kontroversi ini, Wakil Perdana Menteri Polandia, Krzysztof Gawkowski, menulis di Twitter bahwa Polandia telah membayar biaya Starlink untuk Ukraina dan akan terus melakukannya. Dia menyatakan ketidakpercayaannya jika ada pihak yang memutuskan untuk menghentikan kontrak layanan komersial yang melibatkan Polandia.

SpaceX mulai menyediakan layanan Starlink ke Ukraina setelah invasi penuh Rusia, memberikan Ukraina keunggulan penting dalam komunikasi medan perang. Namun, baru-baru ini, Elon Musk semakin kritis terhadap dukungan yang diberikan kepada Ukraina.Musk, yang kini menjadi orang terkaya di dunia, juga memimpin inisiatif dari pemerintah Trump yang dikenal dengan nama Department of Government Efficiency (DOGE), yang bertugas mengurangi pemborosan dalam anggaran federal. Musk pernah menyarankan agar USAID—sebuah lembaga yang memberikan bantuan kemanusiaan penting ke Ukraina—ditutup. (jhn/yn)

Trump Tak Ingin Melihat Korban Perang, Tengahi Konflik antara Rusia dan Ukraina Hingga Berharap Terjadinya Perdamaian

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memulai mediasi konflik Rusia-Ukraina minggu ini. Ia melakukan percakapan terpisah dengan Rusia dan Ukraina untuk mendengarkan pendapat masing-masing pihak.

Amerika Serikat dan Rusia mencapai empat kesepakatan, tetapi Trump dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, sempat bersitegang melalui pernyataan publik.

Meskipun negosiasi sempat menemui jalan buntu, kedua negara kemudian mengumumkan adanya pertemuan yang konstruktif. Pada saat yang sama, negara-negara Eropa mulai bersatu untuk merancang paket bantuan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk Ukraina

EtIndonesia. Memasuki tahun ketiga perang Rusia-Ukraina, negosiasi gencatan senjata yang mulai terlihat pekan lalu sempat mengalami kebuntuan minggu ini. Strategi Trump adalah memahami terlebih dahulu syarat gencatan senjata dari kedua pihak sebelum memulai perundingan. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, memimpin negosiasi dengan Rusia, sementara utusan khusus AS untuk konflik Rusia-Ukraina, Keith Kellogg, bertugas mendengarkan pendapat Ukraina.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio: “Tujuan kami adalah mencapai kesepakatan yang adil, berkelanjutan, dan dapat diterima semua pihak untuk mengakhiri konflik ini.”

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov: “Semua pihak pasti ingin menghapus hambatan ekonomi yang diciptakan secara sengaja dan memulihkan kerja sama ekonomi timbal balik.”

Pertemuan ini menjadi komunikasi langsung pertama antara para menteri luar negeri AS dan Rusia sejak Januari 2022. Selain membahas perjanjian gencatan senjata, kedua negara juga membicarakan perkembangan ekonomi, pemulihan operasional kedutaan besar masing-masing, dukungan terhadap negosiasi damai Ukraina, serta kerja sama ekonomi dan geopolitik.

Sementara itu, utusan khusus AS, Keith Kellogg, bertemu dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, tetapi atas permintaan Amerika Serikat, konferensi pers bersama dibatalkan.

Dalam unggahan di media sosialnya, Zelenskyy menyatakan bahwa mereka telah membahas situasi perang, jaminan keamanan Ukraina, serta proses pemulangan tawanan perang. Zelenskyy menegaskan bahwa Ukraina siap bekerja keras untuk mencapai kesepakatan investasi dan keamanan yang kuat dan efektif dengan Amerika Serikat. Ia juga mengakui bahwa tanpa dukungan AS, Ukraina tidak akan mampu bertahan hingga saat ini.

Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz: “Mungkin mereka (Ukraina) tidak menyukai urutan negosiasi tertentu, tetapi saya harus menegaskan bahwa pendapat mereka pasti didengarkan.”

Meskipun Waltz memberikan klarifikasi, Zelenskyy tetap membatalkan kunjungannya ke Arab Saudi untuk menghindari spekulasi bahwa Ukraina terlibat dalam pertemuan AS-Rusia tersebut.

Presiden AS, Donald Trump: “Kami sedang bernegosiasi dengan Rusia dan Ukraina untuk mencoba mengakhiri perang yang mengerikan ini. Pembicaraan saya dengan Putin berjalan sangat baik, tetapi pembicaraan dengan Ukraina tidak begitu lancar. Mereka terus berperang meskipun tidak memiliki kartu truf. Namun, kami tidak akan membiarkan situasi ini terus berlanjut, perang ini terlalu mengerikan.”

Kesepakatan Gencatan Senjata Tertunda karena Perjanjian Mineral Tanah Jarang

Meskipun negosiasi gencatan senjata hampir mencapai kata sepakat, ada satu kendala yang belum terselesaikan—yaitu perjanjian mengenai mineral tanah jarang antara AS dan Ukraina. Kesepakatan ini pertama kali diusulkan oleh Zelenskyy kepada tim kampanye Trump pada September 2024, menjelang pemilihan presiden AS. Namun, sebagian besar area tambang mineral langka ini berada di wilayah Ukraina yang saat ini diduduki Rusia.

Zelenskyy berpendapat bahwa Amerika Serikat meminta akses terhadap sumber daya mineral senilai sekitar 500 miliar dolar AS, sedangkan selama hampir tiga tahun perang, AS hanya memberikan bantuan sebesar 100 miliar dolar AS kepada Ukraina. Selain itu, perjanjian ini tidak mencantumkan jaminan keamanan bagi Ukraina, seperti keanggotaan di NATO.

Namun demikian, kedua pihak masih berupaya untuk menyelesaikan perjanjian ini. Pada 21 Februari, Zelensky mengungkapkan bahwa negosiasi sedang berlangsung, dan Trump juga mengkonfirmasi hal tersebut pada malam yang sama.

Presiden AS, Donald Trump: “Kami sedang merancang perjanjian ini. Semoga bisa ditandatangani dalam waktu dekat.”

Menurut The Wall Street Journal, sumber terpercaya mengatakan bahwa perjanjian tersebut kemungkinan akan ditandatangani pada Sabtu (22 Februari), namun hingga berita ini diterbitkan, kesepakatan tersebut belum ditandatangani.

Uni Eropa Bersatu untuk Mendukung Ukraina

Setelah Konferensi Keamanan Munich pekan lalu, negara-negara Eropa mulai bergerak bersama untuk memberikan dukungan finansial kepada Ukraina. Saat itu, Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, mengumumkan bahwa Uni Eropa akan menyediakan paket bantuan senilai 732 miliar dolar AS untuk Ukraina. Uni Eropa juga mengadakan pertemuan kedua minggu ini untuk mempercepat realisasi bantuan tersebut.

Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen: “Kita semua perlu meningkatkan anggaran pertahanan. Rusia tidak hanya mengancam Ukraina tetapi juga kita semua.”

Perdana Menteri Belanda, Dick Schoof: “Hubungan lintas Atlantik sangat penting untuk keamanan Eropa, tetapi Eropa sendiri juga harus berbuat lebih banyak.”

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, dijadwalkan mengunjungi Washington minggu depan. Pada  24 Februari, tepat tiga tahun sejak pecahnya perang Rusia-Ukraina, Uni Eropa diperkirakan akan memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia.

Song Guocheng, peneliti di Pusat Hubungan Internasional Universitas Nasional Chengchi, Taiwan, menyatakan bahwa langkah Trump terlihat kontroversial karena terkesan mendekati Rusia, pihak yang dianggap sebagai agresor. Namun, menurutnya, strategi ini bertujuan untuk memusatkan sumber daya Amerika di kawasan Asia-Pasifik demi menghadapi PKT.

“Jangan melihat tindakan Trump seolah-olah dia sedang merugikan sekutunya atau mendukung agresor seperti Putin. Inti dari strateginya adalah memposisikan PKT sebagai lawan utama dalam ‘pertarungan terakhir’ (final battle). Oleh karena itu, Trump berusaha mengurangi keterlibatan AS di Eropa dan memusatkan kekuatannya di kawasan Asia-Pasifik untuk menghadapi PKT,” ujar Song Guocheng. 

Sumber : NTDTV.com 

Bisakah Eropa Mengambil Alih Tanggung Jawab Pertahanannya Tanpa AS? Laporan Think Tank Mengungkap Hasil Tak Terduga

0

EtIndonesia. Amerika Serikat telah menyatakan keengganannya untuk terus mengeluarkan banyak dana bagi pertahanan Eropa. Lantas, apakah negara-negara Eropa memiliki kemampuan untuk mengelola pertahanan mereka sendiri tanpa bantuan AS? Berapa banyak dana yang dibutuhkan setiap tahun untuk itu? Dua think tank terkemuka Eropa baru-baru ini menyelesaikan sebuah laporan yang menyimpulkan bahwa Eropa sepenuhnya mampu menjalankan tugas ini.

Laporan yang diterbitkan pada Jumat, 21 Februari tersebut disusun oleh Bruegel, think tank independen Eropa, dan Kiel Institute dari Jerman. Laporan tersebut berpendapat bahwa negara-negara Eropa memerlukan investasi pertahanan sekitar 250 miliar euro per tahun, yang menurut mereka sepenuhnya dapat ditanggung oleh Eropa.

Pengeluaran pertahanan sebesar 250 miliar euro ini setara dengan 1,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Uni Eropa, dan dana ini cukup untuk membangun dan men-deploy pasukan yang terdiri dari 300.000 personel, yang mampu mengatasi ancaman dan agresi yang mungkin datang dari Rusia.

Laporan tersebut juga mendorong Eropa untuk melakukan koordinasi yang lebih erat dalam pertahanan dan mengambil pendekatan pengadaan bersama. Meski Eropa memiliki kekuatan finansial yang cukup, laporan tersebut menekankan bahwa koordinasi pertahanan di seluruh benua tetap merupakan tantangan besar bagi angkatan bersenjata setiap negara.

Menurut Reuters, hampir semua negara Eropa saat ini merasakan tekanan besar dari Presiden AS Donald Trump untuk meningkatkan anggaran pertahanan mereka dan memperkuat kapasitas pertahanan mereka. Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth pada minggu lalu memperingatkan Eropa untuk tidak menjadikan AS sebagai “dompet tak terhingga” yang menanggung biaya pertahanan Eropa.

Friedrich Merz, yang merupakan pesaing kuat dalam perebutan jabatan Kanselir Jerman dan Ketua Partai Uni Demokrat Kristen (CDU) Jerman, pada hari Kamis secara langsung mempertanyakan posisi AS di NATO ke depan. Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz meminta semua negara anggota NATO untuk meningkatkan anggaran pertahanan mereka menjadi 2% dari PDB pada batas waktu Juni tahun ini.

Laporan dari Bruegel dan Kiel Institute menyarankan Eropa untuk meningkatkan anggaran pertahanan tahunan mereka dari tingkat saat ini, yang mencapai 2% dari PDB, menjadi 4%, dengan setengahnya digunakan untuk pengadaan bersama dan melunasi pinjaman bersama, sementara setengahnya lagi harus dipenuhi oleh masing-masing negara.

Laporan itu juga mencatat bahwa sejak Rusia meluncurkan perang terhadap Ukraina, mereka telah secara signifikan meningkatkan kemampuan militernya, memobilisasi 700.000 tentara ke medan perang di Ukraina, serta secara drastis meningkatkan produksi tank dan kendaraan lapis baja.

Laporan tersebut menyatakan bahwa untuk menambah 50 brigade, Eropa akan membutuhkan sekitar 1.400 tank utama dan 2.000 kendaraan tempur infanteri, yang jumlahnya sudah melampaui total persediaan tank dan kendaraan lapis baja di angkatan darat Jerman, Prancis, Italia, dan Inggris.

“Secara ekonomi, ini sangat mungkin dilakukan… misalnya, jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sumber daya yang dimobilisasi selama pandemi COVID-19 untuk menangani krisis,” kutip Reuters dari pernyataan salah satu penulis laporan, Guntram Wolff.

Pemerintahan Trump baru-baru ini terus mendesak Eropa untuk meningkatkan bantuan militer dan bantuan lainnya untuk Ukraina. Sementara itu, Komisaris Pertahanan Uni Eropa Andrius Kubilius, dalam wawancara dengan Kyiv Independent di Munich Security Conference minggu lalu, mengatakan bahwa dukungan Eropa terhadap Ukraina sebenarnya tidak kalah banyak dari AS.

“Selama tiga tahun perang, Uni Eropa telah memberikan dukungan kepada Ukraina, termasuk bantuan militer, dukungan anggaran, dan bantuan kemanusiaan sekitar 134 miliar euro (sekitar 140 miliar dolar AS). Jika Anda menghitung bantuan serupa dari AS, itu sekitar 100 miliar dolar,” kata Kubilius.

Kubilius menambahkan bahwa dukungan Uni Eropa terhadap Ukraina melebihi AS sebesar 30%, sementara bantuan militer AS ke Ukraina sekitar 60 miliar dolar AS, dan bantuan militer Eropa sedikit lebih rendah, sekitar 50 miliar dolar AS.

Dia juga mencatat bahwa, di sisi lain, bantuan tahunan AS dan Uni Eropa untuk Ukraina tidak melebihi 0,1% dari PDB mereka masing-masing.

Kubilius juga menyebutkan bahwa anggaran pertahanan AS saat ini sekitar 3,5% dari PDB, sementara beberapa negara Eropa telah meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka hingga mencapai tingkat yang sama atau bahkan lebih tinggi. 

“Misalnya, pengeluaran pertahanan Polandia mencapai 4,5% dari PDB, dan negara-negara Baltik telah mengumumkan bahwa mereka akan meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka hingga 5% atau 6% dari PDB,” kata Kubilius.”Keputusan-keputusan ini tidak diambil karena permintaan dari Trump, tetapi karena ada seseorang bernama Putin,” ujar Kubilius kepada Kyiv Independent.(jhn/yn)

Penyerahan Sandera yang ‘Memalukan’ oleh Hamas,  Israel Tunda Pembebasan 620 Tahanan

Kelompok bersenjata Palestina, Hamas, pada Sabtu (22 Februari), membebaskan enam sandera Israel sesuai dengan perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza. Sebagai gantinya, Israel dijadwalkan membebaskan lebih dari 600 tahanan Palestina. Namun demikian, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kemudian mengumumkan penundaan pembebasan tahanan Palestina, menuntut agar Hamas tidak lagi melakukan “upacara penghinaan” saat menyerahkan sandera Israel.

EtIndonesia. Menurut organisasi non-pemerintah Palestinian Prisoners’ Club, Israel awalnya dijadwalkan membebaskan 620 orang, sebagian besar adalah penduduk Gaza yang ditahan selama perang Israel-Hamas.

Pada  22 Februari, keluarga Palestina di Tepi Barat (West Bank) dan Jalur Gaza (Gaza Strip) menunggu sepanjang malam untuk menyambut keluarga mereka yang ditahan, namun mereka belum juga dibebaskan.

Juru bicara Hamas, Abdel Latif al-Qanou, melalui pernyataan resminya mengatakan, “Penjajah (Israel) tidak mematuhi jadwal pembebasan gelombang ke-7 tahanan dan orang-orang yang ditahan, ini adalah pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian (gencatan senjata).” Dia menuduh Netanyahu menggunakan taktik penundaan.

Pada hari yang sama, Netanyahu menegaskan bahwa Israel “akan terus mengambil tindakan tegas untuk membawa pulang semua sandera.” Dua pejabat Israel mengungkapkan bahwa Netanyahu dijadwalkan mengadakan pertemuan keamanan malam itu untuk memutuskan langkah selanjutnya terkait perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.

Setelah pertemuan tersebut, kantor Netanyahu mengeluarkan pernyataan bahwa Israel memutuskan untuk menunda pembebasan ratusan tahanan Palestina yang dijadwalkan pada  22 Februari. Keputusan ini diambil karena Hamas terus melanggar perjanjian, termasuk melakukan upacara yang dianggap sebagai penghinaan terhadap sandera Israel dan memanfaatkan mereka untuk propaganda. Israel menegaskan bahwa pembebasan tahanan Palestina akan ditunda hingga Hamas memastikan pembebasan sandera berikutnya tanpa mengadakan “upacara penghinaan.”

Penolakan Hamas Terhadap Permintaan Palang Merah untuk Pembebasan Tertutup

Sejak perjanjian gencatan senjata di Gaza mulai berlaku pada 19 Januari, Hamas telah mengatur upacara seremonial untuk membebaskan 25 sandera Israel. Dalam upacara tersebut, anggota Hamas bertopeng dan bersenjata otomatis mengawal sandera ke atas panggung, memaksa mereka melambaikan tangan kepada warga Gaza yang berkumpul untuk menyaksikan. Bahkan, beberapa sandera dipaksa berbicara melalui mikrofon.

Selama upacara, sandera Israel memegang “sertifikat pembebasan” yang diberikan oleh Hamas, sebelum diserahkan kepada petugas Komite Palang Merah Internasional (ICRC). Palang Merah kemudian menyerahkan sandera tersebut kepada militer Israel.

Palang Merah telah berulang kali meminta agar pembebasan sandera dilakukan secara tertutup, tetapi permintaan ini ditolak oleh Hamas.

Sebuah video yang dirilis oleh Hamas memperlihatkan dua sandera Israel yang masih ditahan sedang duduk di dalam mobil, menyaksikan upacara pembebasan enam sandera pada  22 Februari. Namun, kantor berita AFP tidak dapat memverifikasi keaslian video tersebut.

Pengumuman mendadak Israel untuk menunda pembebasan tahanan Palestina telah meningkatkan ketidakpastian terhadap kelanjutan perjanjian gencatan senjata ini.

Peringatan AS Terhadap Hamas

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, memperingatkan bahwa Hamas akan “dihancurkan” jika tidak segera membebaskan semua sandera Israel yang masih mereka tahan. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Beijing “Mencuri Teknologi Segenerasi”? AS Berencana Larang Warga Tiongkok Masuk Laboratorium Nasional

0

EtIndonesia. Baru-baru ini, anggota Kongres AS dan para ahli dalam sidang Komite Senat untuk  Energi dan Sumber Daya Alam mengajukan usulan untuk memperketat pembatasan terhadap warga negara Tiongkok yang memasuki laboratorium nasional AS, dengan alasan “Tiongkok telah mencuri terlalu banyak teknologi canggih AS.” Usulan ini juga mencerminkan penguatan lebih lanjut oleh Pemerintah AS atas perlindungan dan pengawasan terhadap perkembangan riset ilmiah.

Menurut laporan media asing, pada tanggal 20 lalu, mantan Wakil Menteri Energi AS, yang sekarang menjabat sebagai CEO perusahaan teknologi kuantum Borealis Quantum, Paul Dabbar, dalam sidang tersebut menyatakan bahwa Tiongkok telah berhasil mencuri teknologi dari seluruh generasi ilmuwan AS, termasuk hak kekayaan intelektual dalam bidang baterai, mobil listrik, dan semikonduktor. Bahkan, mereka mencoba mencuri teknologi kuantum dan nuklir yang sedang berkembang. Oleh karena itu, dia mengusulkan agar warga negara Tiongkok dilarang sepenuhnya memasuki laboratorium nasional AS, kecuali mereka mendapatkan pengecualian khusus dari Departemen Energi.

Senator Arkansas, Tom Cotton, juga mendukung usulan tersebut, dan mengutip data dari tahun anggaran 2023 yang menyatakan bahwa pada tahun tersebut, 8.000 warga negara Tiongkok dan Rusia diberikan izin untuk memasuki laboratorium nasional AS. Dia menyerukan agar larangan ini diperluas hingga mencakup warga negara Kuba, Iran, Korea Utara, dan Rusia, kecuali mereka dapat membuktikan bahwa manfaat memasuki laboratorium melebihi mudaratnya.

Ketua Komite Senat untuk Energi dan Sumber Daya Alam, Senator Mike Lee dari Utah, juga mengungkapkan bahwa Tiongkok telah secara sistematis merekrut ilmuwan elit melalui program “Rencana Ribuan Bakat atau Program Ribuan Bakat ” untuk dilatih di AS dan bekerja di laboratorium AS guna memanfaatkan teknologi yang dikembangkan dengan dana AS, yang pada akhirnya akan menguntungkan militer Tiongkok. Program ini telah dilaksanakan sejak 2008 dan menjadi salah satu cara utama bagi Beijing untuk menarik ilmuwan top dunia.

Mengutip wikipedia, Rencana Ribuan Bakat atau Program Ribuan Bakat, atau Program Prekrutan Bakat Tingkat Tinggi Luar Negeri didirikan pada 2008 oleh pemerintahan pusat Tiongkok untuk mengakui dan merekrut para pakar internasional utama dalam riset saintifik, inovasi dan kewirausahaan

Meskipun mayoritas peserta sidang mendukung pembatasan yang lebih ketat terhadap peneliti asing, beberapa juga mengakui kontribusi yang diberikan oleh peneliti asal Tiongkok dalam perkembangan teknologi AS. Laporan dari Yayasan Sains Nasional AS menyebutkan bahwa tenaga kerja yang lahir di luar negeri menyumbang 19% dari total tenaga kerja STEM (ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa, dan matematika) di AS.

” Program Ribuan Bakat ” Terungkap di Kanada

Pada Desember 2020, laporan dari Global News Kanada mengungkapkan bahwa seorang eksekutif tinggi dari perusahaan Tiongkok, CanSino Biologics adalah bagian dari ” Program Ribuan Bakat ” Tiongkok, yang bertujuan untuk mentransfer riset dan pengetahuan dari Barat ke Tiongkok dengan menawarkan gaji, dana, atau keuntungan lainnya. Diketahui bahwa eksekutif tersebut juga terlibat dalam pengembangan vaksin COVID-19 di Kanada. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa beberapa mantan pejabat keamanan nasional Kanada menyebut ilmuwan dari CanSino Biologics sebagai aset potensial bagi pemerintah Beijing yang mengumpulkan informasi.

Salah satu mantan pejabat keamanan mengatakan bahwa lembaga yang bertanggung jawab atas kerja sama dengan CanSino Biologics, yaitu Komite Penelitian Nasional (NRC), sudah menyadari sinyal bahaya terkait dan telah mengumumkan penghentian kerja sama tersebut pada Agustus 2020 karena pejabat Tiongkok tidak mengirimkan vaksin CanSino Biologics untuk diuji di Kanada.

Laporan tersebut menegaskan bahwa pendiri CanSino Biologics, Yu Xuefeng dan Zhu Tao, telah terdaftar sebagai anggota ” Program Ribuan Bakat ” Tiongkok. Rencana ini secara terbuka bertujuan untuk menarik talenta tingkat tinggi untuk Beijing, namun AS sangat curiga bahwa mereka mungkin terlibat dalam aktivitas mata-mata dan infiltrasi, serta telah mengajukan laporan terkait dugaan pencurian informasi.

Jepang Disusupi oleh “Program Ribuan Bakat” Beijing, Beijing Menarik 44 Akademisi dengan Uang

Pada 1 Januari 2021, surat kabar Yomiuri Shimbun Jepang mengungkapkan bahwa ” Program Ribuan Bakat ” Tiongkok telah merasuk ke Jepang, dengan setidaknya 44 akademisi Jepang terlibat. Beberapa dari mereka menerima dana riset besar dari Pemerintah Jepang, namun mereka mengajar di universitas-universitas milik militer Tiongkok. Pemerintah Jepang kini berencana memperketat pengawasan untuk mencegah kebocoran teknologi penting terkait keamanan dan intelijen.

Dalam penyelidikan Yomiuri, 24 akademisi di Jepang mengakui telah bergabung dengan ” Program Ribuan Bakat ” atau mendapatkan pengakuan terkait; 20 orang teridentifikasi melalui profil publik di situs universitas mereka. Di antara 44 akademisi ini, terdapat profesor pensiun dari Universitas Tokyo dan Universitas Kyoto, yang mayoritas fokus pada bidang robotika, kecerdasan buatan (AI), dan proyek-proyek yang terkait langsung dengan militer. Banyak juga ilmuwan yang terlibat dalam bidang dasar sains seperti fisika, matematika, dan kimia.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa alasan akademisi Jepang bergabung dengan ” Program Ribuan Bakat ” adalah karena mereka menjanjikan dana riset yang sangat besar dan lingkungan riset yang lebih menarik dibandingkan di Jepang. Seorang akademisi pria Jepang yang diundang mengajar di Beijing University of Aeronautics and Astronautics pada 2010 mengungkapkan bahwa ” Program Ribuan Bakat ” memberinya dana riset 200 juta yen selama lima tahun, ditambah dengan dana riset dari Tiongkok sebesar 48 juta yen. Laboratoriumnya memiliki 10 mahasiswa Tiongkok, dan dia bekerja sama dengan universitas tempatnya mengajar di Jepang. Dia menghabiskan setengah waktunya di Tiongkok, dan setelah masa tugasnya berakhir, dia dapat melanjutkan penelitiannya di universitas Beijing.

Di antara 44 orang tersebut, 13 di antaranya menerima dana dari “Program Dana Riset Ilmiah” Jepang, dengan masing-masing menerima lebih dari 100 juta yen. Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Sains Jepang, total dana riset yang diberikan kepada 13 orang tersebut mencapai 4,5 miliar yen, dengan salah satu akademisi menerima dana sebesar 767,9 juta yen, yang sebelumnya mengajar di universitas pesisir Tiongkok.

Di antara 44 akademisi tersebut, 8 orang bekerja di “Tujuh Sekolah Pertahanan” di sistem militer Tiongkok, dengan 5 orang di antaranya sebelumnya merupakan anggota atau anggota yang berafiliasi dengan ” Akademi Sains Jepang”. (jhn/yn)

Apakah Rusia Bisa Dipercaya? Seorang Tentara Ukraina Bertanya Langsung, Begini Jawaban Utusan Trump

EtIndonesia. Menurut laporan dari New York Post, utusan khusus Presiden Trump untuk Rusia-Ukraina, Kurt Volker, baru-baru ini mengunjungi Kyiv dan mengunjungi rumah sakit militer untuk menemui tentara Ukraina yang terluka. Selama kunjungan tersebut, Volker bertemu dengan sejumlah tentara yang terluka parah akibat pertempuran dengan pasukan Rusia. Salah satu tentara, bernama Denis, berani mengajukan pertanyaan langsung kepada Volker: “Apakah kita bisa mempercayai Rusia? Apakah mereka akan bernegosiasi?”

Volker tidak memberikan jawaban langsung. Sebagai gantinya, dia mengatakan: “Secara historis, semua perang berakhir melalui negosiasi.” 

Dia menambahkan: “Kemenangan terakhir di medan perang selalu dicapai melalui diplomasi, demikian juga dengan dunia sekarang.”

Selama pertemuan tersebut, Volker berusaha untuk memperkuat hubungan antara pemerintah AS dan Ukraina, sekaligus mendorong kedua pihak untuk menyepakati perjanjian terkait sumber daya mineral.

Denis, tidak puas dengan jawaban tersebut dan tetap khawatir mengenai masa depan Ukraina setelah konflik berakhir. Dia mengungkapkan bahwa Ukraina harus memiliki angkatan bersenjata yang kuat, karena dia percaya bahwa bahkan jika ada perjanjian damai, itu hanya akan bertahan lima hingga sepuluh tahun. 

Volker merespons dengan mengatakan: “Tujuan kita adalah untuk memastikan tidak ada perang berikutnya.” 

Namun, Denis tetap berharap agar perdamaian bisa bertahan lama.

Kunjungan Volker ke rumah sakit militer di Irpin ini merupakan bagian dari misinya untuk mempererat hubungan antara Amerika Serikat dan pemerintah Ukraina, serta untuk memastikan dukungan terhadap Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia. (jhn/yn)

Gencatan Senjata Pecah: Drama Tahanan dan Misteri Jenazah di Gaza!

EtIndonesia. Situasi di Jalur Gaza kembali memanas setelah Hamas melepaskan enam warga Israel berdasarkan kesepakatan gencatan senjata. Langkah tersebut awalnya merupakan bagian dari negosiasi untuk meredakan ketegangan, namun pejabat Israel segera mengumumkan bahwa rencana semula untuk membebaskan ratusan tahanan Palestina, termasuk para tahanan lain yang ditahan pada hari yang sama, telah ditunda. Menurut laporan AFP, pejabat Israel belum memberikan penjelasan rinci terkait penundaan ini.

Klaim Pelanggaran Kesepakatan Gencatan Senjata

Dalam pernyataan yang dikeluarkan, seorang juru bicara Hamas bernama Abdel Latif al-Qanou menuduh Israel telah melanggar kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati bersama. Tuduhan ini muncul di tengah desas-desus bahwa rencana pertukaran tahanan melibatkan hingga 620 orang, termasuk sejumlah narapidana dengan hukuman berat. Informasi tersebut dikemukakan oleh Asosiasi Tahanan Palestina, sebuah organisasi non-pemerintah yang mencatat bahwa di antara tahanan yang dijadwalkan untuk dibebaskan, terdapat beberapa tokoh militer dan politik Hamas yang dikenal memiliki pengaruh signifikan di kalangan tahanan serta hubungan erat dengan kelompok ekstremis di luar penjara. Beberapa di antaranya bahkan pernah memimpin operasi-operasi militer Hamas di Tepi Barat.

Tegasnya Komitmen Pemerintah Israel

Menanggapi situasi ini, Perdana Menteri Netanyahu menegaskan komitmennya untuk terus mengambil tindakan tegas guna mengembalikan semua sandera yang ditahan oleh kelompok-kelompok bersenjata. Dia menyatakan bahwa tidak akan ada kompromi dalam upaya penyelamatan sandera, sehingga seluruh langkah strategis akan terus dijalankan demi keamanan negara. Selain itu, dua pejabat Israel mengungkapkan bahwa pertemuan konsultasi keamanan kemungkinan akan digelar pada malam hari ini untuk mendiskusikan langkah-langkah selanjutnya.

Pertukaran Jenazah yang Menimbulkan Kontroversi

Di sisi lain, Hamas semula dijadwalkan untuk mengembalikan tiga jenazah pada hari Kamis, yakni jenazah Shiri Bibas, seorang ibu beserta kedua putranya, dan Livhitz, penduduk Kibbutz Ne’oz. Namun, situasi menjadi semakin kompleks ketika identitas jenazah keempat yang awalnya diduga milik Shiri Bibas ternyata merupakan jenazah seorang wanita Palestina yang tidak dikenal dari Gaza. Menanggapi hal ini, Hamas mengakui terjadi kekeliruan dalam pengelompokan jenazah. 

Pada Jumat malam, organisasi tersebut menyerahkan jenazah kelima kepada Palang Merah, yang kemudian diserahkan kepada Pasukan Pertahanan Israel di Jalur Gaza. Penanggung jawab, kemudian mengonfirmasi bahwa jenazah tersebut benar milik Shiri Bibas, meskipun hingga saat ini belum ada bukti yang jelas mengenai penyebab kematiannya, termasuk dugaan akibat ledakan.

Kesimpulan

Keterlambatan pembebasan tahanan dan kontroversi seputar pertukaran jenazah semakin menambah kompleksitas situasi di Jalur Gaza. Kedua belah pihak masih menunjukkan sikap tegas dan saling menuduh pelanggaran kesepakatan, sehingga ketidakpastian politik dan keamanan di kawasan ini masih terus berlangsung. Pemerintah Israel dan Hamas diharapkan segera mengadakan pertemuan konsultasi guna mencari solusi yang dapat meredakan ketegangan dan meminimalisir risiko konflik yang lebih besar di masa depan.

Trump dan Marco Rubio Pada Hari yang Sama Menyatakan Virus COVID-19 Berasal dari Laboratorium Wuhan

EtIndonesia. Pada Jumat (21/2/2025), Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio sama-sama menyatakan dalam pernyataan mereka bahwa virus COVID-19 berasal dari laboratorium Wuhan, Tiongkok.

Hari itu, Gedung Putih mengadakan pertemuan dengan para gubernur negara bagian di Amerika Serikat. Dalam pidatonya, Trump menyebut hubungan antara AS dan Tiongkok, serta momen ketika ia pertama kali menerima informasi tentang pandemi virus tersebut selama masa jabatan sebelumnya. Ia mengatakan bahwa saat itu, sekelompok ilmuwan memberitahunya bahwa sesuatu yang sangat buruk telah terjadi di Tiongkok, dengan banyak jenazah berserakan di sekitar laboratorium Wuhan.

Trump menjelaskan bahwa gambar yang diambil dari udara dan luar angkasa menunjukkan pemandangan yang tampak seperti “retakan kecil” di tanah, tetapi sebenarnya itu adalah banyak kantong jenazah berwarna hitam yang tersebar di sekitar laboratorium. Oleh karena itu, Trump menyimpulkan bahwa virus tersebut berasal dari sana.

Pada hari yang sama, Trump juga menandatangani memorandum investasi yang mengarahkan Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) untuk membatasi investasi Tiongkok di sektor-sektor strategis di AS.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio, dalam wawancara dengan stasiun TV CBS Amerika Serikat, menegaskan bahwa AS tidak akan mundur dari perannya sebagai kekuatan Pasifik dan akan tetap terlibat dalam urusan kawasan tersebut. Rubio mengatakan bahwa dalam beberapa aspek, AS dan Tiongkok adalah pesaing, tetapi dalam aspek lain, mereka adalah lawan langsung.

Ketika ditanya apakah COVID-19 berasal dari laboratorium Wuhan, Rubio menyatakan bahwa dirinya selalu meyakini demikian. Menurutnya, secara logika, kemungkinan terjadinya insiden semacam itu memang ada.

Rubio menambahkan bahwa Tiongkok telah menghabiskan bertahun-tahun untuk mencari virus dan melakukan penelitian gain-of-function (peningkatan fungsi virus), bahkan menerima pendanaan dari Barat. Ia berpendapat bahwa tujuan Tiongkok melakukan penelitian ini mungkin untuk mengembangkan vaksin COVID-19.

Komentar Rubio tentang asal-usul virus terbilang “moderatif.” Sebelumnya, beberapa orang dalam di Tiongkok mengungkapkan bahwa laboratorium di berbagai daerah di negara itu menggunakan dalih “pencegahan pandemi” untuk mengembangkan senjata biologis. Para peneliti Tiongkok disebut-sebut secara artifisial menciptakan berbagai virus mematikan dan mengklaim bahwa tujuannya adalah untuk “meneliti kemungkinan mutasi virus agar dapat menemukan langkah pencegahan sebelumnya.”

Pada hari yang sama ketika Trump dan Rubio mengeluarkan pernyataan tersebut, situs web Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin (CCDI) Partai Komunis Tiongkok melaporkan bahwa Jiang Chaoliang, mantan Sekretaris Partai Komunis Provinsi Hubei dan Wakil Ketua Komite Pertanian dan Pedesaan di Kongres Rakyat Nasional, telah dicopot dari jabatannya. Pada awal 2020, saat wabah COVID-19 meluas di Wuhan, Jiang Chaoliang masih menjabat sebagai Sekretaris Partai di Hubei. Penangkapan mendadaknya kali ini menimbulkan spekulasi apakah kasus ini terkait dengan upaya pemerintahan Trump untuk menelusuri asal-usul virus.

Setelah Trump kembali ke Gedung Putih, CIA segera mengubah pendiriannya dan secara jelas mendukung teori bahwa virus COVID-19 berasal dari laboratorium Wuhan. Direktur CIA yang baru, John Ratcliffe, juga menyatakan akan segera menyelidiki semua informasi yang dimiliki CIA terkait kebocoran di laboratorium Wuhan.

Dalam sebuah artikel opini, komentator politik Epoch Times, Zhou Xiaohui, menyatakan bahwa upaya pemerintahan Trump untuk menelusuri asal-usul virus telah membuat Beijing sangat khawatir. Jika AS secara resmi mengonfirmasi bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium Wuhan, maka pemerintah PKT akan menghadapi tuntutan pertanggungjawaban dari pemerintah dan masyarakat di berbagai negara, yang dapat membawa dampak politik dan ekonomi yang tidak dapat ditanggung oleh para pemimpin di Zhongnanhai. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Pertunjukan Shen Yun di Kennedy Center Menghadapi Ancaman dari Partai Komunis Tiongkok, FBI Luncurkan Penyelidikan 

0

EtIndonesia. Pada Kamis (202/2025), Pusat Seni Pertunjukan Kennedy di Washington D.C. menerima ancaman bom yang memaksa gedung dievakuasi dan jalan-jalan di sekitarnya ditutup. Sekitar pukul 14.00 waktu setempat, ancaman tersebut dinyatakan tidak berbahaya, dan pertunjukan akan tetap dilanjutkan sesuai jadwal.

Pusat Kennedy mengonfirmasi bahwa ancaman tersebut ditujukan kepada pertunjukan kelompok seni Shen Yun Performing Arts. Saat ini, Polisi  Taman Amerika Serikat (United States Park Police, USPP) sedang menyelidiki insiden ini.

Pada pukul 13.46, staf Pusat Kennedy menerima pesan singkat yang mengizinkan mereka kembali ke gedung. Pesan tersebut menyatakan, “Gedung telah dibuka kembali, dan situasi telah normal.” Juru bicara Pusat Kennedy menegaskan, “Semua pertunjukan akan berlangsung sesuai rencana.”

Shen Yun dijadwalkan menggelar 12 pertunjukan di Pusat Kennedy dari 20 Februari hingga 2 Maret. Dalam pernyataan yang dirilis pada Kamis sore, Shen Yun mengungkapkan bahwa selama beberapa minggu terakhir, teater-teater di berbagai negara bagian AS, Prancis, Italia, dan Inggris juga menerima ancaman serupa. Semua insiden telah dilaporkan ke pihak kepolisian.

Pernyataan tersebut menyatakan bahwa ancaman-ancaman ini terbukti tidak berdasar dan bertujuan menakut-nakuti pihak teater dan penonton. Meski demikian, pertunjukan pada Kamis malam pukul 19.30 akan tetap berlangsung sesuai jadwal.

Kennedy Center di Washington, DC menerima ancaman bom pada 20 Februari. Seorang juru bicara polisi mengatakan unit penjinak bahan peledak membantu Polisi Taman AS dalam penyelidikan. Gambar menunjukkan polisi berpatroli di luar Kennedy Center pada tanggal 20 Februari. (The Epoch Times)

Evakuasi Pusat Kennedy dan Penyelidikan Polisi

Menurut laporan The Washington Post, polisi Washington D.C. menerima telepon tentang ancaman bom di Pusat Kennedy pada pukul 10.44 pagi. Juru bicara polisi mengonfirmasi bahwa tim penjinak bom telah dikerahkan untuk membantu Polisi Taman AS dalam penyelidikan ini.

Sersan Thomas Twiname, petugas informasi publik USPP, mengatakan bahwa unit anjing pelacak bom telah dikerahkan di lokasi, tetapi tidak memberikan detail lebih lanjut.

Pada pukul 13.00, Dinas Transportasi Metropolitan melaporkan adanya aktivitas polisi di Rock Creek and Potomac Parkway, antara Virginia Avenue dan Parkway Drive di Northwest D.C. Semua jalur kendaraan di area tersebut ditutup, dan pengendara diminta mengikuti arahan polisi.

Selain itu, bagian barat daya Virginia Avenue menuju 27th Street NW juga ditutup. Pada pukul 14.00, gedung dan jalan-jalan di sekitar Pusat Kennedy telah dibuka kembali setelah dipastikan aman.

Kennedy Center di Washington, DC menerima ancaman bom pada 20 Februari. Seorang juru bicara polisi mengatakan unit penjinak bahan peledak membantu Polisi Taman AS dalam penyelidikan. Gambar menunjukkan polisi berpatroli di luar Kennedy Center pada 20 Februari. (The Epoch Times)

Shen Yun: Ancaman Bom Diduga Berasal dari Partai Komunis Tiongkok (PKT)

Dalam setahun terakhir, Shen Yun menghadapi puluhan ancaman serupa. Pihak Shen Yun menduga bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) berada di balik ancaman-ancaman ini. Sejumlah pakar yang diwawancarai The Epoch Times juga mengungkapkan pandangan serupa.

Dalam pernyataannya, Shen Yun menyebutkan bahwa selama tur global mereka, teater-teater di San Jose dan Berkeley, California; Waterbury, Connecticut; Atlanta, Georgia; San Antonio, Texas; dan San Juan, Puerto Rico, serta teater-teater di Prancis, Italia, Inggris, dan Polandia menerima ancaman serupa.

BACA JUGA PKT Targetkan Shen Yun Secara Global dengan Ancaman Bom dan Tekanan Diplomatik

BACA JUGA : Pertunjukan Shen Yun Sukses Besar, Gangguan dari PKT  Meningkat, Dikecam oleh Berbagai Pihak

“Semua insiden ini telah dilaporkan kepada polisi dan FBI. Namun, ancaman-ancaman ini terbukti palsu dan hanya bertujuan menakut-nakuti pihak teater dan penonton. Biasanya, ancaman ini disampaikan dalam bahasa Mandarin. Sementara itu, PKT terus meningkatkan upayanya untuk ‘menghapus’ Shen Yun dan Falun Gong secara global,” demikian bunyi pernyataan Shen Yun.

Shen Yun menegaskan bahwa PKT takut terhadap pertunjukan mereka karena misinya adalah menampilkan budaya Tiongkok sebelum era komunisme. 

“PKT telah berusaha menghancurkan budaya tradisional ini selama beberapa dekade. Selain itu, pertunjukan Shen Yun juga secara emosional menggambarkan kisah-kisah nyata tentang penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok, serta perjuangan mereka yang berani dan damai. PKT selalu berusaha menyembunyikan kejahatan HAM ini.”

PKT  Mengganggu Pertunjukan Shen Yun di Seluruh Dunia

PKT telah lama dikenal karena mencoba menghalangi pertunjukan Shen Yun. Selama 15 tahun terakhir, mereka terus menekan teater dan pejabat di berbagai negara untuk membatalkan kontrak dan pertunjukan yang telah dijadwalkan.

Menurut laporan tahun 2024 dari Pusat Informasi Falun Dafa, pejabat PKT atau agen mereka telah melakukan lebih dari 130 upaya gangguan di 38 negara. Namun, sebagian besar upaya tersebut gagal, sehingga PKT kini menggunakan ancaman yang lebih terang-terangan.

Pusat Informasi Falun Dafa: Ancaman Bom Kemungkinan Terkait dengan Beijing

Pusat Informasi Falun Dafa menyatakan bahwa ancaman-ancaman ini bertujuan menakut-nakuti para artis dan calon penonton.

Levi Browde, Direktur Eksekutif Pusat Informasi Falun Dafa mengatakan, “Ancaman-ancaman ini jelas dikoordinasikan dan kemungkinan besar terkait dengan Beijing. Lagipula, siapa lagi yang ingin menghentikan Shen Yun dan menakut-nakuti pendukung Falun Gong selain PKT?”

Ia menambahkan, “Ini adalah bentuk penindasan lintas negara yang sangat berbahaya dan tidak bermoral.”

Dalam setahun terakhir, ancaman pembunuhan terhadap praktisi Falun Gong dan Shen Yun meningkat drastis, memicu kekhawatiran yang serius. Meskipun ancaman bom di Pusat Kennedy dikirim secara anonim, pola ancaman ini konsisten dengan kampanye PKT untuk memadamkan Falun Gong dan Shen Yun di luar negeri.

Browde mendesak media agar melihat konteks yang lebih luas saat melaporkan ancaman ini. “Kami mendorong para jurnalis yang meliput ancaman di Pusat Kennedy untuk mempertimbangkan gambaran besar di balik insiden ini,” ujarnya.

Dokumen yang Bocor: PKT Menggunakan Media Sosial dan Media Barat untuk Menyerang Shen Yun

Dalam beberapa bulan terakhir, dokumen yang bocor dari Kementerian Keamanan Negara Tiongkok mengungkapkan bahwa PKT sedang melancarkan kampanye baru untuk menyerang Shen Yun melalui media sosial dan media arus utama di AS.

Sumber internal PKT menyebutkan bahwa kampanye ini diprakarsai oleh pemimpin PKT, Xi Jinping, dalam pidatonya pada tahun 2022. Kampanye ini melibatkan ancaman, pelecehan, dan kampanye fitnah terhadap Shen Yun dan Falun Gong, khususnya di AS. Metode yang digunakan meliputi unggahan yang menyesatkan dan memicu kebencian di platform seperti X (sebelumnya Twitter) dan YouTube, serta publikasi artikel serupa di media arus utama Barat. (Hui)

Sumber : The Epoch Times

Laporan Laboratorium AI : PKT dan Iran Gunakan Model AI AS untuk Diam-diam Memperluas Pengaruh

0

EtIndonesia. Laporan terbaru dari laboratorium penelitian kecerdasan buatan (AI) di Amerika Serikat menunjukkan bahwa rezim otoriter PKT dan Iran sedang membajak dan memanfaatkan model AI buatan AS untuk melakukan aktivitas jahat, dengan tujuan diam-diam memperluas pengaruh narasi propaganda mereka.

Laporan OpenAI mengungkapkan bahwa aktor ancaman dari Tiongkok dan Iran telah menggunakan berbagai cara untuk memanfaatkan model AI dari perusahaan AS, termasuk OpenAI dan Meta, demi menyebarkan propaganda anti-Amerika dan mencemarkan nama tokoh demokrasi asal Tiongkok.

Dalam salah satu kasus, sebuah akun di platform AI ChatGPT menghasilkan komentar yang menyerang Cai Xia, seorang pembangkang Tiongkok. Namun, artikel-artikel tersebut tidak berhasil menarik banyak perhatian dari pembaca.

Selain itu, aktor ancaman tersebut menggunakan ChatGPT untuk menghasilkan berita panjang berbahasa Spanyol yang berisi propaganda anti-Amerika. Artikel-artikel ini kemudian diterbitkan oleh media arus utama di Amerika Latin, dengan beberapa di antaranya menggunakan nama pribadi sebagai penulis, sementara yang lain mencantumkan perusahaan Tiongkok sebagai sumber.

OpenAI menekankan bahwa ini adalah pertama kalinya aktor ancaman asal Tiongkok, menggunakan model AI buatan AS untuk menyisipkan artikel panjang di media arus utama Barat, dengan sasaran audiens di Amerika Latin untuk menyebarkan propaganda anti-Amerika.

Dalam kasus lain, sekelompok akun ChatGPT memanfaatkan model OpenAI untuk menerjemahkan dan membuat komentar guna mempromosikan situs web phishing. Konten palsu ini kemudian disebarkan di platform media sosial seperti X (Twitter) dan Facebook. Meta melaporkan bahwa situs phishing tersebut kemungkinan berasal dari kelompok penipuan baru yang bermarkas di Kamboja. (Hui)

Sumber ; NTDTV,com 

Sindikat Penipuan Tiongkok Pindah Markas, Bersembunyi di Apartemen Mewah Hingga 14 Orang Berhasil Ditangkap Polisi Malaysia

0

EtIndonesia. Sindikat penipuan asal Tiongkok bersembunyi di apartemen mewah di Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia. Mereka menggunakan modus “main game berhadiah besar” untuk memancing warga Tiongkok agar bergabung di platform game. Setelah pemain membayar, mereka baru menyadari telah ditipu. Berdasarkan informasi intelijen, polisi Malaysia menangkap 12 warga negara Tiongkok dan dua pria lokal.

Sindikat ini memindahkan markasnya dari Filipina ke Malaysia. Dalangnya adalah seorang pria berkewarganegaraan Tiongkok yang membeli delapan unit apartemen mewah di pusat kota Kuala Lumpur sebagai kedok untuk menjalankan aksi penipuan yang menyasar warga Tiongkok.

Mengutip laporan media Malaysia pada Sabtu (22/2/2025),  kelompok kriminal ini memanfaatkan ruang obrolan daring dan media sosial untuk mempromosikan aplikasi game mereka dengan iming-iming hadiah berupa komputer dan tas bermerek. Setelah korban mengunduh aplikasi dan membayar untuk masuk ke platform game, staf layanan pelanggan sindikat ini akan membantu mereka secara jarak jauh untuk mengatasi masalah teknis. Namun, ketika pemain membayar biaya tambahan untuk melanjutkan permainan, mereka tiba-tiba tidak bisa menghubungi layanan pelanggan, dan uang mereka pun raib.

Pada 19 Februari, polisi melancarkan operasi penggerebekan dan menangkap 14 orang, termasuk 12 warga negara Tiongkok.

Direktur Departemen Investigasi Kejahatan Komersial (CCID) Bukit Aman, Ramli Yoosuf, mengatakan bahwa sindikat penipuan asal Tiongkok ini memanfaatkan dana hasil penipuan untuk membeli apartemen mewah. Dalam penangkapan tersebut, polisi tidak hanya menangkap dalang utamanya, tetapi juga manajer keuangan, staf layanan pelanggan, dan sopir sindikat tersebut.

Menurut laporan media Malaysia, polisi menyita dana lebih dari 7 juta ringgit Malaysia (sekitar 1,58 juta dolar AS), serta barang bukti seperti komputer, paspor, dan mobil SUV. Anggota sindikat ini menerima gaji bulanan antara 3.000 hingga 7.000 ringgit Malaysia (sekitar 680 hingga 1.585 dolar AS).

Kasus ini sedang diselidiki berdasarkan Pasal 420 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Malaysia. Jika terbukti bersalah, anggota sindikat dapat dijatuhi hukuman penjara selama 1 hingga 10 tahun, cambuk, atau denda.

Kasus penipuan yang dilakukan sindikat Tiongkok di Malaysia bukanlah yang pertama. Para pelaku sering kali bersembunyi di apartemen mewah untuk mengelabui pihak berwenang, sehingga menjadi ancaman bagi keamanan dan ketertiban masyarakat. (Hui)

Sumber : NTDTV.com