Home Blog Page 127

Pemerintah AS Bebas Lewat Terusan Panama? Presiden Panama Membantah Rubio: Tidak Bisa Menoleransi Kebohongan dan Kepalsuan

0

EtIndonesia. Beberapa waktu lalu, Departemen Luar Negeri AS secara terbuka menyatakan bahwa setelah kunjungan Menteri Luar Negeri Marco Rubio ke Panama, Pemerintah Panama telah menyetujui untuk tidak lagi mengenakan biaya transit kepada kapal-kapal milik Pemerintah AS yang melewati Terusan Panama. Kebijakan ini disebut dapat menghemat jutaan dolar bagi Amerika Serikat setiap tahunnya. Namun, pernyataan ini mengejutkan Pemerintah Panama.

Menurut laporan AFP, Presiden Panama Jose Raul Mulino pada Kamis (6/2) dengan keras membantah klaim bahwa kapal-kapal milik Pemerintah AS berhak melewati terusan secara gratis.

Dia menegaskan: “Kami tidak bisa menoleransi hubungan bilateral yang didasarkan pada kebohongan dan kepalsuan.”

Sejak mantan Presiden AS Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS pada November lalu, dia terus menyatakan bahwa dirinya tidak menutup kemungkinan “menggunakan kekuatan militer untuk merebut kembali” Terusan Panama.

Terusan ini dibangun oleh Amerika Serikat lebih dari satu abad yang lalu sebelum akhirnya diserahkan kepada Pemerintah Panama.

Saat ini, sekitar 40% dari lalu lintas peti kemas AS harus melewati terusan ini untuk menghubungkan Karibia dan Samudra Pasifik melalui jalur laut sempit. Namun, Trump sebelumnya telah mengeluhkan tarif tinggi yang harus dibayar oleh kapal-kapal AS yang menggunakan jalur ini.

Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga menanggapi pernyataan Mulino, dengan menyatakan bahwa mengenakan tarif pada kapal perang Angkatan Laut AS adalah “hal yang tidak masuk akal.”

Ia menambahkan: “Di masa konflik, kami masih harus membayar biaya untuk melewati wilayah yang kami lindungi secara sukarela? Saya merasa itu sangat konyol.”

Selain itu, Trump dan Rubio sebelumnya juga mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap investasi Tiongkok di Terusan Panama. Saat ini, sebuah anak perusahaan dari perusahaan asal Hong Kong mengelola pelabuhan di jalur terusan tersebut.

Mereka memperingatkan bahwa Pemerintah Tiongkok dapat menutup terusan tersebut dalam keadaan krisis dan melarang kapal AS untuk melewatinya. Namun, Pemerintah Panama dengan tegas membantah kemungkinan tersebut. Trump dan Mulino dijadwalkan akan mengadakan pembicaraan melalui telepon pada Jumat untuk membahas masalah ini.

Pada Kamis, Mulino juga mengonfirmasi bahwa Panama telah memutuskan untuk keluar dari proyek infrastruktur “Belt and Road Initiative” (BRI) yang digagas oleh Tiongkok dan telah mengeluarkan pemberitahuan 90 hari kepada kedutaan besar Panama di Beijing. Keputusan ini dianggap sebagai sebuah langkah besar yang menguntungkan AS. Dengan demikian, Panama menjadi negara Amerika Latin pertama yang mengumumkan keluar dari proyek bernilai triliunan dolar ini.

Sementara itu, departemen audit Panama sedang menyelidiki operasi anak perusahaan milik perusahaan Hong Kong yang mengelola Pelabuhan Balboa dan Pelabuhan Cristobal di Terusan Panama. Investigasi berfokus pada kesepakatan konsesi 25 tahun yang diberikan kepada perusahaan tersebut, untuk menyelidiki apakah ada praktik korupsi atau tindakan yang merugikan kepentingan nasional. Laporan hasil penyelidikan diharapkan akan dirilis sebelum akhir bulan ini. (jhn/yn)

Mengungkap Aktivitas Otak Saat Kematian: Bukti Nyata “Menjelang ajal di Depan Mata”

EtIndonesia. Apa yang sebenarnya terjadi pada otak manusia saat menghadapi kematian? Bayangkan jika semua momen penting dalam hidup muncul kembali dalam hitungan detik, seolah-olah seperti kilat yang menyambar. Kesadaran terlepas dari belenggu tubuh, dan seseorang dapat mengenang kembali seluruh perjalanan hidupnya.

Sebuah tim ilmuwan untuk pertama kalinya berhasil mengamati aktivitas otak manusia saat proses kematian terjadi. Mereka menemukan bahwa fenomena ini memang nyata, dan menyebutnya sebagai “kilasan hidup di depan mata”. Temuan ini memperkuat kesaksian banyak orang yang pernah mengalami pengalaman mendekati kematian (NDE – Near Death Experience).

Menurut laporan Daily Mail, penelitian ini dipimpin oleh dr. Ajmal Zemmar dari Universitas Louisville, AS dan dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Aging Neuroscience pada tahun 2022.

Tim peneliti mengamati seorang pasien lansia berusia 87 tahun yang menderita epilepsi di Kanada. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, aktivitas otak manusia dalam proses kematian berhasil direkam. Hasilnya menunjukkan adanya gelombang otak yang mirip dengan “pemutaran ulang memori”, seolah-olah seseorang sedang mengalami kilasan hidup sebelum meninggal.

Sebagai seorang ahli bedah saraf, dr. Zemmar dan timnya memonitor aktivitas otak pasien selama 900 detik sebelum dan sesudah kematian. Mereka secara khusus fokus pada 30 detik sebelum dan sesudah jantung berhenti berdetak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun jantung pasien telah berhenti berdetak, gelombang otak yang terkait dengan ingatan tetap aktif. Bahkan, gelombang gamma, yang bertanggung jawab atas fungsi kognitif tingkat tinggi, mengalami peningkatan secara drastis.

Gelombang otak ini biasa ditemukan dalam otak manusia yang masih hidup dan berperan dalam berbagai fungsi seperti:

  • Konsentrasi
  • Mengakses ingatan
  • Memproses informasi
  • Bermimpi
  • Meditasi
  • Kesadaran diri

Para ilmuwan mengajukan dua hipotesis utama terkait fenomena ini:

  1. Hipotesis pertama: Kurangnya oksigen di otak menyebabkan neuron melepaskan sinyal secara tidak terkendali, sehingga memunculkan kembali memori-memori masa lalu.
  2. Hipotesis kedua: Ketika seseorang menghadapi ancaman kematian, amigdala—bagian otak yang berperan dalam pemrosesan emosi dan memori—memicu pelepasan ingatan lama, menyebabkan seseorang mengalami kilasan hidup dalam beberapa detik terakhirnya.

Implikasi Medis dan Etis dari Temuan Ini

Penelitian ini memberikan bukti nyata bahwa otak manusia masih aktif bahkan setelah jantung berhenti. Temuan ini juga sejalan dengan pengalaman mendekati kematian yang sering dilaporkan oleh pasien yang pernah berada di ambang kematian.

Dr. Zemmar menegaskan bahwa penelitian ini menantang pemahaman kita tentang kapan sebenarnya kehidupan berakhir. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan penting dalam bidang medis, seperti:

  • Kapan waktu yang tepat untuk menyatakan seseorang benar-benar meninggal dunia?
  • Apakah kita harus mencatat aktivitas otak pasien saat mendekati kematian sebelum mengambil keputusan medis?
  • Bagaimana implikasi penemuan ini terhadap prosedur donasi organ?

Saat ini, organ seseorang biasanya didonorkan setelah jantung berhenti berdetak, namun jika otak masih aktif setelah kematian, apakah ada waktu terbaik untuk melakukan transplantasi? Penemuan ini berpotensi mengubah kebijakan medis global terkait waktu kematian dan donasi organ.

Misteri Kehidupan Setelah Kematian

Tubuh manusia menyimpan banyak rahasia, dan kematian bukanlah akhir menuju kehampaan.
Dari mitologi, kepercayaan spiritual, hingga penelitian ilmiah, banyak bukti yang menunjukkan bahwa ada lebih banyak hal di luar pemahaman kita yang belum sepenuhnya terungkap.

Temuan ini menjadi langkah awal dalam memahami hubungan antara kesadaran, memori, dan kematian, serta membuktikan bahwa “kilasan hidup di depan mata” bukan hanya mitos, tetapi sebuah fenomena nyata yang didukung oleh ilmu pengetahuan. (jhn/yn)

Bahlil Sidak Pangkalan LPG di Pekanbaru Setelah Gempar Larangan Pengecer Jualan LPG 3 KG

0

ETIndonesia. Setelah menjalankan instruksi Prabowo Subianto terkait kembalinya penjualan Liquified Petroleum Gas (LPG) 3 Kg di pengecer, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mendatangi  salah satu pangkalan LPG 3 Kg di Jalan Tengku Bey, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Riau, Rabu (5/2/2025).

Kehadiran Menteri Bahlil bertujuan memastikan distribusi dan harga LPG bersubsidi tetap terkendali serta berjalan sesuai kebijakan pemerintah.

Didampingi jajaran perwakilan Pertamina, Bahlil langsung menuju pangkalan milik Yusmaniar untuk melihat kondisi di lapangan.

Kunjungan ini sekaligus menjadi bagian dari implementasi aturan terbaru pemerintah yang melarang penjualan LPG 3 Kg melalui pengecer sejak 1 Februari 2025. Kebijakan tersebut diambil agar distribusi gas bersubsidi lebih tepat sasaran dan tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Kami ingin memastikan tidak ada permainan harga. Semua pangkalan wajib menjual LPG 3 Kg sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah,” kata Bahlil di hadapan pemilik pangkalan dan warga yang tengah mengantre dalam siaran persnya. 

Bahlil menyatakan akan terus melakukan pemantauan di berbagai daerah guna memastikan kebijakan ini berjalan efektif tanpa merugikan masyarakat. 

“Kami akan mengevaluasi penerapan kebijakan ini di lapangan. Jika ada kendala, tentu akan kami cari solusi terbaik,” ujarnya.

Kunjungan ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah untuk memastikan LPG bersubsidi benar-benar dinikmati oleh mereka yang berhak serta menghindari praktik penimbunan maupun spekulasi harga yang merugikan masyarakat luas. (asr)

Bocoran Rencana Perdamaian Rusia-Ukraina: Trump Minta Gencatan Senjata pada 20 April?

EtIndonesia. Utusan khusus AS untuk masalah Rusia-Ukraina, Keith Kellogg, telah mengonfirmasi bahwa dalam Konferensi Keamanan Munich (MSC) yang akan berlangsung minggu depan, pemerintahan Trump akan mengumumkan rencana perdamaian untuk Ukraina.

Sementara itu, media Ukraina mengklaim telah mendapatkan bocoran isi utama rencana tersebut, yang mencakup:

  • Gencatan senjata pada 20 April 2025
  • Larangan bagi Ukraina untuk bergabung dengan NATO
  • Pengakuan Ukraina terhadap kedaulatan Rusia atas wilayah yang dianeksasi

Namun, pihak Pemerintah Ukraina membantah kebenaran laporan ini, dengan menegaskan bahwa kemungkinan besar ini hanyalah bagian dari propaganda Rusia.

Isi Bocoran Rencana Perdamaian AS untuk Ukraina

Menurut laporan dari media Ukraina, Strana, Presiden AS Donald Trump telah menyiapkan rencana perdamaian dengan target mengakhiri perang Rusia-Ukraina sebelum Paskah 2025.

Beberapa poin utama yang diduga termasuk dalam rencana ini:

  1. Gencatan senjata harus diumumkan sebelum 20 April 2025
  2. Ukraina dilarang menjadi anggota NATO
  3. Kyiv harus mengakui wilayah yang telah dianeksasi oleh Rusia sebagai bagian dari Rusia
  4. Zona demiliterisasi (DMZ) akan dibentuk di wilayah perbatasan, dengan pasukan penjaga dari negara-negara Eropa
  5. Tentara Ukraina harus menarik diri dari wilayah Kursk di Rusia
  6. AS tidak akan mengirim pasukan untuk menjaga zona demiliterisasi, hanya negara-negara Eropa yang akan terlibat
  7. AS akan terus memberikan bantuan militer kepada Ukraina, tetapi Ukraina hanya akan dijanjikan keanggotaan Uni Eropa (UE) pada tahun 2030, bukan NATO
  8. Sanksi terhadap sektor energi Rusia akan dicabut secara bertahap selama beberapa tahun ke depan
  9. Rusia akan dikenakan pajak energi khusus untuk membantu membiayai rekonstruksi Ukraina, yang diperkirakan mencapai £3,920 miliar

Selain itu, menurut bocoran ini, Presiden Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Vladimir Putin akan melakukan panggilan telepon pada awal Februari, dan mengadakan pertemuan langsung pada akhir Februari atau awal Maret.

Rencana ini juga menyebutkan bahwa Ukraina harus mencabut undang-undang darurat militer dan menghentikan mobilisasi tentara sebagai bagian dari perjanjian damai.

Reaksi Kyiv: “Rencana Ini Tidak Ada, Ini Propaganda Rusia”

Kantor Kepresidenan Ukraina dengan tegas membantah keberadaan rencana perdamaian ini.

Kepala Staf Presiden Ukraina, Andriy Yermak, menyatakan bahwa tidak ada dokumen semacam itu, dan menuduh bahwa laporan-laporan seperti ini hanyalah bagian dari taktik propaganda Rusia.

Sementara itu, Zelenskyy juga menegaskan bahwa perang ini bukan hanya tentang Ukraina, tetapi juga tentang keamanan Eropa dan dunia.

“Saat ini, saya belum dapat mengonfirmasi struktur negosiasi apa pun, karena pada kenyataannya, kami bahkan tidak memiliki rencana bersama,” ujar Zelenskyy.

Apakah Trump dan Putin Akan Bertemu?

Pada 6 Februari, RIA Novosti (media pemerintah Rusia) mengutip seorang anggota parlemen senior Rusia yang mengklaim bahwa persiapan untuk pertemuan antara Trump dan Putin sudah hampir selesai.

Menurut Leonid Slutsky, Ketua Komite Hubungan Internasional di Duma Negara, Rusia, Putin dan Trump dapat bertemu pada Februari atau Maret.

Menurut Reuters, baik Trump maupun Putin telah menyatakan kesiapan mereka untuk mengadakan pertemuan, dengan pembahasan yang kemungkinan akan mencakup:

  • Pengendalian senjata nuklir
  • Harga energi global
  • Upaya Trump untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina secepat mungkin

Slutsky menyatakan bahwa pembicaraan ini sedang dalam tahap akhir persiapan, tetapi menolak memberikan rincian lebih lanjut.

Perkembangan selanjutnya masih harus dikonfirmasi, terutama mengingat pernyataan berlawanan dari Kyiv dan laporan media internasional. Apakah gencatan senjata benar-benar akan terjadi sebelum 20 April? Kita tunggu kelanjutannya. (jhn/yn)

Trump : Israel Akan Serahkan Gaza ke AS Setelah Perang

ETIndonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa Gaza akan “diserahkan ke Amerika Serikat oleh Israel setelah pertempuran berakhir,” saat ia menjelaskan lebih lanjut rencananya untuk wilayah tersebut pada 6 Februari.

Trump menyampaikan melalui platform Truth Social bahwa warga Palestina akan dipindahkan ke komunitas yang “jauh lebih aman dan indah, dengan rumah-rumah baru dan modern, di kawasan tersebut,” sehingga mereka dapat hidup dengan “bahagia, aman, dan bebas.”

“AS, bekerja sama dengan tim pengembang hebat dari seluruh dunia, secara perlahan dan hati-hati akan mulai membangun salah satu proyek pengembangan terbesar dan paling spektakuler di dunia. Tidak akan ada tentara AS yang diperlukan! Stabilitas untuk kawasan ini akan terwujud!!!” tulisnya.

Pernyataan ini muncul setelah juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, pada 5 Februari menyebut proposal Trump sebagai pemikiran inovatif yang “di luar kebiasaan,” namun menekankan bahwa presiden tidak berjanji untuk mengirimkan pasukan AS ke Gaza. Namun, ia juga tidak menutup kemungkinan tersebut.

Leavitt juga mengklarifikasi pernyataan Trump sebelumnya yang menyatakan bahwa warga Gaza perlu dipindahkan secara permanen ke negara-negara tetangga. Ia menjelaskan bahwa mereka hanya akan dipindahkan sementara ke negara-negara seperti Mesir dan Yordania agar AS bisa “membangun kembali rumah mereka.”

“Saya dapat memastikan bahwa presiden berkomitmen untuk membangun kembali Gaza dan sementara waktu merelokasi penduduknya, karena … wilayah itu saat ini adalah area reruntuhan. Tidak ada air bersih. Tidak ada listrik. Presiden ingin mereka bisa hidup damai. Ia berkomitmen untuk mewujudkan hal ini dengan rencana baru yang sangat berani, dan kami akan terus memberikan pembaruan seiring perkembangan,” ujarnya.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, juga mengatakan bahwa rencana tersebut bertujuan agar warga Gaza meninggalkan wilayah itu untuk sementara waktu selama proses rekonstruksi dan pembersihan puing-puing berlangsung. Ia menekankan bahwa proposal presiden “bukan tindakan permusuhan,” melainkan “tawaran untuk membangun kembali.”

“Apa yang ditawarkan dengan sangat murah hati oleh presiden adalah bantuan dari AS dalam membersihkan puing-puing, menghilangkan bahan peledak, serta membangun kembali rumah dan bisnis, sehingga masyarakat dapat kembali,” katanya.

Pada 4 Februari, dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Trump menyebut Jalur Gaza sebagai “bencana selama puluhan tahun” dan menyarankan bahwa AS bisa mengembangkan serta memiliki wilayah tersebut untuk jangka panjang guna memastikan stabilitas.

Presiden mengatakan bahwa Gaza memiliki potensi luar biasa dan bisa dibangun kembali menjadi “Riviera Timur Tengah.”

Netanyahu menyebut proposal ini sebagai sesuatu yang “luar biasa” dan mendukung agar ide tersebut dieksplorasi lebih lanjut.

Pernyataan Gedung Putih pada 5 Februari diikuti dengan perintah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, kepada militer pada 6 Februari untuk menyiapkan rencana yang memungkinkan “kepergian sukarela” warga Gaza.

Katz memuji pengumuman Trump bahwa AS berencana mengambil kendali atas Gaza dan mengubah wilayah tersebut.

“Saya menyambut baik rencana berani Presiden Trump. Warga Gaza harus diberikan kebebasan untuk pergi dan beremigrasi, sebagaimana norma yang berlaku di seluruh dunia,” tulis Katz di platform media sosial X.

Ia mengatakan rencananya mencakup opsi keluar melalui jalur darat, serta pengaturan khusus untuk keberangkatan melalui laut dan udara.

Katz menambahkan bahwa negara-negara yang menentang operasi militer Israel di Gaza seharusnya menerima warga Palestina.

“Negara-negara seperti Spanyol, Irlandia, Norwegia, dan lainnya menuduh Israel dengan klaim palsu atas tindakannya di Gaza, memiliki kewajiban hukum untuk menerima warga Gaza ke wilayah mereka,” katanya.

“Kemunafikan mereka akan terungkap jika mereka menolak melakukannya. Ada juga negara seperti Kanada, yang memiliki program imigrasi terstruktur, dan sebelumnya telah menyatakan kesediaan menerima warga Gaza.”

Basem Naim, pejabat dari kelompok Hamas, mengatakan bahwa rakyat Palestina sangat terikat dengan tanah mereka dan tidak akan pernah meninggalkannya. Ia menuduh Katz berusaha menutupi kegagalan Israel dalam mencapai tujuan perangnya di Gaza.

Pernyataan Trump juga mendapat kritik dari negara-negara lain di kawasan. Arab Saudi secara tegas menolak proposal tersebut, sementara Raja Yordania Abdullah, yang dijadwalkan bertemu di Gedung Putih minggu depan, pada 5 Februari menyatakan penolakannya terhadap setiap upaya pencaplokan tanah dan pengusiran warga Palestina.

Iran juga menolak mentah-mentah rencana relokasi warga Gaza. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, pada 6 Februari mengatakan, “Rencana untuk membersihkan Gaza dan merelokasi warga Palestina ke negara-negara tetangga dianggap sebagai kelanjutan dari rencana rezim Zionis untuk melenyapkan rakyat Palestina sepenuhnya,” tulisnya di X.

Sumber: Reuters dan The Associated Press/Theepochtimes.com

Seorang wanita di Tiongkok Mengira Petasan Sebagai Permen Susu, Petasan Itu Meledak di Mulutnya

EtIndonesia. Seorang wanita bermarga Wu (ditransliterasikan dari bahasa Mandarin) sedang merayakan Tahun Baru Imlek di rumahnya di Provinsi Sichuan, Tiongkok ketika sebuah petasan meledak di mulutnya.

Menurut China Press, saudara laki-laki Wu membawa pulang petasan yang menyerupai permen susu yang dimakannya saat kecil.

Mengira itu adalah camilan masa kecilnya, Wu memasukkan satu ke dalam mulutnya.

Tanpa diduga, sebuah ledakan tiba-tiba terjadi di mulutnya, membuatnya terkejut.

Ledakan kecil itu menyebabkan mati rasa di rongga mulutnya. Bau mesiu juga tertinggal di mulutnya.

Untungnya, dia masih bisa makan dan menggosok giginya.

Wu menjelaskan bahwa dia sedang menonton televisi dalam kegelapan saat itu dan karena itu, tidak dapat melihat kemasannya dengan jelas.

Dia juga mengklaim bahwa kemasan petasan itu sangat menyesatkan dan berharap orang lain lebih waspada untuk menghindari terulangnya kejadian seperti itu.

Ada beberapa kasus yang melibatkan petasan yang membahayakan lingkungan sekitar dan orang-orang.

Minggu lalu, seorang anak laki-laki dari Tiongkok melemparkan petasan ke dalam tangki septik, yang menyebabkan ledakan yang merusak beberapa kendaraan.

Januari lalu, politisi di Philipina menyerukan hukum yang lebih ketat setelah seorang anak laki-laki kehilangan jarinya dalam kecelakaan petasan. (yn)

Sumber: mustsharenews

Perusahaan di Tiongkok Memberi Bonus kepada Staf dengan Uang Tunai Lebih dari Rp 24 Miliar

EtIndonesia. Karyawan sebuah perusahaan di Tiongkok saling beradu dalam kontes untuk “memperoleh” bonus mereka selama pesta tahunan yang berlangsung pada tanggal 25 Januari.

Video acara Tambang Henan di Douyin memperlihatkan meja-meja panjang yang dipenuhi uang tunai, yang diambil dan dihitung oleh karyawan.

Karyawan diminta untuk dibagi menjadi beberapa tim yang terdiri dari 30 orang dan menunjuk dua orang untuk menghitung uang di atas meja dalam waktu yang ditentukan, demikian dilaporkan situs berita China Dahe Fortune Cube.

Kedua peserta akan diberi tambahan 100 yuan untuk setiap partisipasi, tetapi denda sebesar 1.000 yuan akan dikenakan untuk setiap kesalahan yang dibuat.

Kedua tim kemudian akan membagi semua uang yang berhasil dihitung dengan benar oleh kedua perwakilan mereka.

Seorang karyawan berhasil membawa pulang 100.000 yuan (sekitar Rp 224 juta) setelah 15 menit menghitung, demikian dilaporkan Times Finance.

Meskipun awalnya ada uang tunai senilai 40 juta yuan di atas meja, CEO Tambang Henan Cui Peijun (transliterasi) menambahkan 20 juta yuan lagi ke dalam kumpulan uang tersebut, yang disambut sorak sorai oleh staf yang hadir.

Dalam pidatonya, Cui mengatakan bahwa kompetisi penghitungan uang dimaksudkan untuk “menambah keseruan dan interaksi” pada acara tahunan tersebut, lapor Times Finance.

Menjelaskan bahwa karyawan yang hadir di pesta tahunan tersebut adalah pekerja garis depan, dia memastikan bahwa karyawan lainnya akan menerima bonus mereka setelah liburan Tahun Baru Imlek.

Karyawan yang pulang lebih awal untuk musim perayaan menerima bonus akhir tahun dan angpao terlebih dahulu, Cui menambahkan.

Perusahaan yang dikenal karena kemurahan hati

Seorang perwakilan dari Tambang Henan mengatakan kepada Dahe Fortune Cube bahwa lebih dari 100 juta yuan akan diberikan kepada karyawan dalam bentuk bonus akhir tahun, dengan beberapa bahkan menerima lebih dari lima juta yuan.

Ini termasuk 40 juta yuan yang diperebutkan selama kontes penghitungan uang.

Selama acara tahunan tersebut, presiden perusahaan Wei Xueming (ditransliterasikan) menyampaikan bahwa Tambang Henan memperoleh laba sebesar 260 juta yuan pada tahun 2024, yang membantu mendanai bonus.

Tambang Henan sebelumnya telah menarik perhatian karena praktiknya yang unik namun murah hati.

Pada tahun 2023, beberapa karyawan diundang untuk naik ke panggung dan mengambil bonus akhir tahun mereka dari “gunung” setinggi dua meter yang terbuat dari uang tunai senilai 61 juta yuan , sementara acara perusahaan tahun 2024 menampilkan permainan hitung uang yang mirip dengan yang diadakan tahun ini. (yn)

Sumber: asiaone

PKT Targetkan Shen Yun Secara Global dengan Ancaman Bom dan Tekanan Diplomatik

0

Setelah lebih dari satu dekade menggunakan intimidasi diplomatik, Beijing kini mengandalkan ancaman bom dan penembakan massal untuk menakuti teater dan para legislator

ETIndonesia. Teater Zénith de Dijon di Prancis menerima email mengkhawatirkan, pada 3 Februari 2025. “Saya telah menempatkan beberapa bom di teater,” klaim pengirimnya.

Email tersebut menuntut agar pertunjukan mendatang oleh Shen Yun Performing Arts yang berbasis di New York dibatalkan, atau teater itu akan “diledakkan menjadi puing-puing.”
Sekitar 80 menit sebelum pertunjukan dijadwalkan dimulai, teater dievakuasi dan diperiksa oleh polisi. Tidak ditemukan bom apa pun. Pertunjukan tetap berlangsung, meskipun dengan keterlambatan.

Insiden semacam ini telah menjadi mimpi buruk yang berulang bagi perusahaan seni pertunjukan tersebut. Selama setahun terakhir, mereka menghadapi puluhan ancaman semacam ini—yang semuanya terbukti palsu.

Perusahaan ini tidak ragu mengenai asal-usul ancaman tersebut: Partai Komunis Tiongkok (PKT). Beberapa ahli yang diwawancarai oleh The Epoch Times sepakat dengan dugaan ini.

PKT dikenal sering menggunakan tekanan diplomatik untuk menggagalkan pertunjukan Shen Yun. Selama 15 tahun terakhir, mereka telah menekan teater dan pejabat lokal di seluruh dunia untuk membatalkan kontrak yang telah ditandatangani dan pertunjukan yang telah dijadwalkan. 

Dalam laporan  2024, Falun Dafa Information Center mendokumentasikan lebih dari 130 insiden intervensi oleh pejabat Tiongkok atau perwakilan mereka yang menargetkan Shen Yun di 38 negara. Namun, upaya tersebut sebagian besar gagal, yang kemudian mengarah pada ancaman yang lebih terang-terangan.

Para penari Shen Yun tampil di atas panggung selama pertunjukan. Courtesy of Shen Yun

Beijing sangat marah terhadap Shen Yun karena pertunjukannya  menampilkan tarian dan musik tradisional Tiongkok tanpa pengaruh komunisme, dengan slogan “Tiongkok sebelum komunisme.” Perusahaan ini didirikan oleh para praktisi Falun Gong, sebuah disiplin spiritual yang mencakup latihan meditasi dan ajaran berdasarkan prinsip kebenaran, belas kasih, dan toleransi. PKT mulai menargetkan Falun Gong untuk dimusnahkan pada tahun 1999 setelah mengetahui bahwa jumlah pengikutnya melebihi jumlah anggota Partai.

Selama 25 tahun terakhir, praktisi Falun Gong menghadapi penganiayaan brutal, termasuk penahanan, penyiksaan, dan bahkan pengambilan organ secara paksa di Tiongkok. Pelecehan yang dilakukan oleh rezim ini juga meluas hingga ke wilayah Amerika Serikat.

PKT menganggap Shen Yun sebagai ancaman terhadap cengkeraman ideologisnya di Tiongkok serta citra yang ingin mereka tampilkan di dunia internasional,  pada akhirnya berpotensi mengancam kekuasaan mereka di dalam negeri dan ambisi dominasi mereka di luar negeri, menurut berbagai pakar yang diwawancarai oleh The Epoch Times.

Ancaman yang Mengerikan

Kampanye PKT terhadap Shen Yun semakin meningkat dalam setahun terakhir, dengan ancaman bom dan penembakan massal yang ditujukan kepada personel dan markas perusahaan, teater tempat mereka akan tampil, serta anggota Kongres AS yang mendukung Falun Gong.

Ancaman tersebut semakin spesifik dan mengerikan. Pada Januari, salah satu ancaman mengklaim bahwa pengirimnya telah membuat “sejumlah besar bom pembakar” menggunakan alkohol dan botol kaca dan akan menggunakannya untuk membakar studio latihan Shen Yun di New York bagian utara, di lokasi yang dikenal sebagai Dragon Springs.

Pengirim ancaman itu juga mengklaim akan membakar bangunan dan kendaraan serta menyerang siapa pun yang mencoba menghentikannya. Ia juga mengancam akan “menyerang anggota Kongres yang mendukung Falun Gong,” demikian isi email tersebut.

Dua ancaman lainnya dikirim minggu lalu, menurut email yang ditinjau oleh The Epoch Times.

“Kami tidak menutup kemungkinan menyerang anggota Kongres yang mendukung Falun Gong,” salah satu ancaman berbunyi.

“Bom akan dipasang dan diledakkan di atau dekat tempat tinggal atau kendaraan anggota Kongres ini!”

Polisi Capitol AS dan FBI  diberitahukan mengenai ancaman tersebut.

Pesan teror lainnya mengancam akan menimbulkan korban massal di Dragon Springs.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, lebih banyak ancaman dikirim ke teater yang menjadi tuan rumah pertunjukan Shen Yun di Prancis dan Inggris.

Lebih dari 20 ancaman serupa telah dikirim selama setahun terakhir, termasuk ke teater di AS, Eropa, Kanada, dan Taiwan, menurut informasi rinci yang diperoleh The Epoch Times, termasuk salinan email ancaman tersebut. Namun, hingga saat ini, belum ada tindakan kekerasan yang benar-benar terwujud setelah ancaman tersebut.

Beberapa pengirim ancaman berusaha menyamar sebagai pembangkang Tiongkok atau bahkan pejabat pemerintah Taiwan, termasuk Wakil Presiden Taiwan, Hsiao Bi-khim.

Ancaman pertama yang terdokumentasi dikirim pada Maret 2024 ke Dragon Springs serta beberapa teater di AS dan Taiwan.

Metadata dalam email ancaman yang diperoleh The Epoch Times menunjukkan bahwa beberapa ancaman tampak berasal dari akun resmi di Kementerian Kehakiman Taiwan. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku mungkin telah mendapatkan akses ke akun-akun tersebut melalui peretasan atau memalsukan alamat email agar terlihat berasal dari kementerian, menurut beberapa pakar keamanan siber.

Tangkapan layar dari ancaman email yang diterima oleh Shen Yun, di mana pengirim menyamar sebagai seorang pembangkang Tiongkok (atas), pengirim lain mengatakan “kami tidak menutup kemungkinan untuk menyerang anggota kongres yang mendukung Falun Gong” (atas), dan satu lagi yang menyatakan bahwa ia telah membuat “sejumlah besar bom pembakar” di dekat kampus Shen Yun di New York (Bawah). Falun Dafa Information Center

“Ini akan terlalu merepotkan bagi seseorang yang hanya memiliki masalah pribadi dengan Shen Yun,” kata Casey Fleming, pakar keamanan siber dan CEO Black Ops Partners.

Setelah meneliti metadata bersama timnya, ia menyimpulkan bahwa PKT adalah pelaku yang paling mungkin.

“Jika dilihat dari siapa yang paling diuntungkan, siapa yang paling merasa terancam, maka kemungkinan besar itu adalah PKT,” ujarnya.

Gary Miliefsky, pakar keamanan siber dan salah satu pendiri Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, memiliki pandangan serupa.

“Jika berjalan seperti bebek, bersuara seperti bebek, dan terlihat seperti bebek, maka kemungkinan besar itu adalah bebek,” katanya melalui email. “Saya tidak ingin terlibat dalam politik internasional, tetapi jelas bahwa sumbernya bukan dari Taiwan.”

Ancaman terbaru tampaknya berasal dari komputer di Prancis, meskipun menurut Fleming, asal-usulnya dapat dengan mudah dipalsukan.

Ying Chen, Wakil Presiden Shen Yun, mengatakan bahwa selama 18 tahun terakhir, “rezim Tiongkok telah mencoba segala cara untuk membungkam kami, mencemarkan nama baik kami, dan menyabotase kami.”

“Mereka gagal, dan taktik teroris baru ini juga akan gagal. Kami tetap berkomitmen untuk menunjukkan kepada dunia keindahan dan kedalaman spiritual Tiongkok sebelum komunisme, serta terus menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia,” kata Chen kepada The Epoch Times dalam sebuah pernyataan.

Dampak Pribadi

Levi Browde, direktur Falun Dafa Information Center, mengenang bagaimana sebuah email ancaman secara langsung memengaruhinya pada Agustus 2024.

“Kamu akan bertemu dengan Tuhan,” demikian bunyi email tersebut, yang kemudian mengancam nyawa keluarganya serta orang-orang lain yang bekerja untuk organisasi nirlaba yang mendokumentasikan penganiayaan terhadap Falun Gong.

“Ancaman ini membuat saya berpikir ulang tentang lapisan keamanan yang harus saya terapkan di rumah serta protokol perjalanan saya,” katanya kepada The Epoch Times.
Ia hanya bisa memikirkan satu dalang di balik ancaman tersebut.

“Semua pesan dikirim dalam bahasa Mandarin,” katanya. “Hanya ada satu entitas di dunia ini yang ingin melenyapkan Falun Gong, dan itu adalah PKT.”

Levi Browde, executive director of the Falun Dafa Information Center, in Chicago on March 15, 2024. Samira Bouaou/The Epoch Times

Tekanan Diplomatik

Hampir dua dekade upaya PKT untuk mengganggu pertunjukan Shen Yun melalui tekanan diplomatik sebagian besar tidak berhasil. Namun, bukan berarti tidak ada keberhasilan sama sekali.

Pemerintah Korea Selatan berulang kali menyerah pada tekanan PKT dan membatalkan pertunjukan Shen Yun. Dalam satu kasus, pertunjukan yang tiketnya sudah habis terjual tiba-tiba dibatalkan, yang membuat perusahaan tersebut menggugat teater terkait.

PKT juga berhasil membatalkan pertunjukan Shen Yun di Rusia, Denmark, Ukraina, Moldova, Thailand, Ekuador, Yunani, dan Spanyol.

Namun, di banyak negara lain, upaya mereka mendapat perlawanan.

Pada tahun 2014, Kedutaan Besar Tiongkok di Berlin mencoba—namun gagal—memaksa seorang manajer teater untuk membatalkan pertunjukan Shen Yun di Stage Theater di Potsdamer Platz.

Pada tahun 2015, pejabat dari Konsulat Tiongkok di Chicago bertemu dengan manajer Peabody Opera House di St. Louis, Missouri, dan menuntut agar tempat tersebut membatalkan pertunjukan Shen Yun dengan ancaman merusak hubungan AS–Tiongkok. Kedua manajer tersebut menolak tekanan tersebut.

Shen Yun telah mendapatkan pengakuan, tidak hanya karena keahlian artistiknya, tetapi juga karena pesan positif yang disampaikan dalam pertunjukannya.
“Ini adalah sesuatu yang benar-benar luar biasa,” kata Senator Italia Giulio Terzi di Sant’Agata, mantan menteri luar negeri Italia, dalam acara penyambutan Shen Yun yang ia selenggarakan bersama anggota parlemen Italia lainnya.
“Shen Yun membawa pesan universal tentang harmoni, rasa hormat, dan yang terpenting, kebebasan.”

Kampanye yang Lebih Luas

PKT telah meningkatkan kampanye globalnya terhadap Falun Gong sejak tahun 2022, ketika pemimpin mereka, Xi Jinping, secara langsung memerintahkan para pejabat tinggi untuk menekan Falun Gong secara global dengan menggunakan metode yang tidak terlihat terkait dengan Beijing.

Menurut investigasi The Epoch Times pada Desember 2024, metode tersebut mencakup penggunaan influencer media sosial dan outlet media AS untuk membentuk opini publik melawan entitas yang berhubungan dengan Falun Gong.

Dalam enam bulan terakhir, The New York Times telah menerbitkan 10 artikel negatif tentang Shen Yun dan Falun Gong secara lebih luas.

Salah satu penulis utama artikel tersebut, reporter Nicole Hong, dalam sebuah wawancara dengan surat kabarnya mengatakan bahwa ia dan rekannya mulai mengeksplorasi topik ini setelah seorang “informan” mendekati mereka dengan informasi tentang dugaan “operasi internal” Shen Yun dan memperkenalkan mereka kepada seorang mantan penampil Shen Yun.
Beberapa sumber dalam artikel tersebut juga berasal dari seorang YouTuber keturunan Tiongkok di AS, yang menurut setidaknya tiga pembelot PKT digunakan oleh PKT sebagai alat dalam kampanye fitnah terhadap Falun Gong.

Pria tersebut, yang diketahui oleh otoritas federal, pernah membuat komentar ancaman terhadap personel Shen Yun. Pada tahun 2023, FBI mengeluarkan peringatan kepada penegak hukum bahwa pria itu “berpotensi bersenjata dan berbahaya” serta “terkonfirmasi berada di dekat” kampus Dragon Springs.

Ia kemudian ditangkap dan didakwa atas kepemilikan senjata api ilegal.

Salah satu sumber utama artikel The New York Times, mantan performer Shen Yun, juga mengajukan gugatan perburuhan terhadap perusahaan tersebut tahun lalu.

Selain kampanye fitnah di media dan ancaman kekerasan ekstrem, Shen Yun juga menghadapi serangkaian gugatan lingkungan yang cacat—semuanya akhirnya ditolak—serta serangan troll yang tak henti-hentinya di media sosial oleh akun-akun yang tampaknya otomatis dan menyesatkan.

Dua agen Tiongkok dijatuhi hukuman tahun lalu karena mencoba menyuap seorang agen IRS-lembaga AS yang mengelola pajak- agar meluncurkan investigasi palsu terhadap Shen Yun.

“Mereka menghadapi tekanan yang tiada henti,” kata Nicholas Eftimiades, seorang veteran CIA, Departemen Luar Negeri, dan Badan Intelijen Pertahanan (DIA), serta pakar operasi luar negeri PKT.

“Mereka, sebagai Falun Gong, menghadapi serangan multi-level dari Tiongkok. Ini adalah peperangan di berbagai tingkatan,” katanya kepada The Epoch Times.

(Kiri) Pam Bondi memberikan testimoni di hadapan Komite Kehakiman Senat dalam sidang konfirmasinya sebagai jaksa agung AS di Gedung Kongres AS pada 15 Januari 2025. (Kanan) Marco Rubio, calon Menteri Luar Negeri AS, memberikan testimoni di Capitol Hill pada 15 Januari 2025. Chip Somodevilla / Getty Images, Madalina Vasiliu / The Epoch Times

Pemerintah federal dan para legislator menyadari kampanye pengaruh PKT di luar negeri.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, dalam sidang konfirmasinya, menggambarkan rezim Tiongkok sebagai “lawan tanding paling kuat dan berbahaya yang pernah dihadapi negara ini.”

Jaksa Agung yang baru dikonfirmasi, Pam Bondi, ketika ditanya dalam sidang pencalonannya di Senat tentang sel-sel tidur Tiongkok yang menyusup ke AS, mengatakan bahwa hal itu adalah “ancaman yang sangat nyata bagi negara kita.”

“Kita harus melakukan segala cara untuk melindungi negara kita,” katanya pada 15 Januari.

Sumber : Theepochtimes.com

Perang Korea Membentuk Pola Asia-Pasifik 

0

Forum Elite – NTD & Epoch Times

Sejak awal Korea Utara menginvasi Korea Selatan pada  Juni 1950 hingga penandatanganan Perjanjian Gencatan Senjata Panmunjom pada tahun 1953, Perang Korea berlangsung selama 3 tahun penuh yang menyebabkan korban jiwa hampir 2 juta warga sipil. Meskipun semua pihak yang terlibat peperangan itu mengklaim kemenangan. Faktanya, tidak ada pemenang dalam suatu perang, namun perang ini telah berdampak besar pada lanskap politik di Asia Timur, yang kemudian mempengaruhi secara signifikan kebijakan nasional berbagai negara.

Pasukan AS dievakuasi dari Rawa Chosin, pasukan Komunis tewas secara tragis karena kedinginan 

Produser TV independen Li Jun mengatakan bahwa Pertempuran Rawa Chosin dalam Perang Korea merupakan pertempuran yang sangat tragis. Pada 8 Oktober 1950, Mao Zedong memerintahkan bala bantuannya masuk ke Korea Utara untuk berperang, dan Pertempuran Rawa Chosin pecah pada 27 November tahun yang sama.

Perang tersebut pecah gegara disulut oleh Korp Kesembilan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok yang mengerahkan 3 pasukan, 12 divisi dengan 160.000 orang personelnya untuk mengepung dan menyerang Divisi Marinir Pertama Amerika Serikat. Namun hasil akhirnya adalah seluruh Divisi Marinir Pertama AS yang total personelnya sekitar 23.000 orang berhasil keluar dari kepungan.

Meskipun 600 orang tewas dan sekitar 3.600 lainnya terluka dalam baku tembak dengan tentara Komunis, sehingga total kekuatannya tinggal sekitar 19.000 orang. Namun, kerugian di pihak Tiongkok bahkan lebih besar, karena sekitar 50.000 orang personelnya tewas, dan lebih banyak lagi yang mengalami luka. Usai perang, seluruh Divisi ke-20, ke-26, dan ke-27 dari Korp Kesembilan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok ditarik pulang ke Tiongkok untuk “pembenahan”. Tetapi beberapa hari kemudian tersiar berita bahwa Divisi ke-20 dan ke-26 dibubarkan.

Shi Shan, editor senior dan kepala penulis The Epoch Times mengatakan, bahwa masih ada beberapa rincian tentang pertempuran ini. 

Yang pertama adalah bahwa pada tahun itu, Korea Utara mengalami cuaca dingin yang parah yang belum pernah terjadi selama satu abad terakhir, dengan suhu yang menurun hingga minus 40°C. 

Yang kedua adalah karena tentara Komunis yang terlibat pertempuran itu berasal dari wilayah selatan Tiongkok yang perlengkapan pakaian musim dingin mereka hanya berlapiskan kapas biasa sehingga tidak dapat menahan cuaca dingin ekstrem di Korea pada saat itu. 

Ketiga adalah, tentara Komunis Tiongkok tahu bahwa Divisi Marinir Pertama AS akan datang, dan sudah mempersiapkan sejumlah “kantong” untuk memudahkan penggempurannya. Namun karena masalah peralatan tempur untuk pasukan yang belum lengkap, sehingga menghambat pergerakan maju pasukan AS. 

Oleh karena itu, tentara Komunis yang berada di medan pertempuran yang awalnya memperkirakan bahwa pasukan marinir AS akan tiba dalam 2 atau 3 hari, ternyata baru muncul 6 atau 7 hari kemudian. Hal ini membuat tentara Komunis Tiongkok kehabisan makanan dan kedinginan di sana.

Shi Shan telah membaca memoar dari beberapa tentara veteran Amerika Serikat yang menyebutkan, bahwa ketika pasukan Komunis melancarkan serangan, gerakan mereka jadi tampak aneh karena tidak seperti pasukan yang sedang menyerbu, gerakan mereka lebih seperti zombie yang berjalan lurus ke depan, sehingga sangat mudah bagi pasukan mariner AS untuk menumpas mereka semua.

Sejarawan Li Yuanhua mengatakan bahwa pertempuran menerobos kepungan tentara musuh dari pasukan AS dapat dinilai cukup sukses, karena selain berhasil melakukan evakuasi seluruh peralatan, juga termasuk menyelamatkan 100.000 orang warga sipil yang mengungsi. Malahan tentara Komunis yang terpukul. Oleh karena itu, perang ini selalu menjadi kontroversi di kalangan Tentara Komunis Tiongkok. Sehingga Partai Komunis Tiongkok tidak pernah memfilmkan pertempuran di Rawa Chosin ini. Tidak mengangkat pertempuran ini untuk mempropagandakan kehebatan tentaranya.

Jika perang menggempur pasukan AS itu merupakan peristiwa spektakuler sebagaimana yang digambarkan oleh pemimpin PKT saat ini, mengapa berita itu tidak tersebar luas pada saat itu, bahkan tidak seorang pun warga sipil di Tiongkok yang tahu, mengapa peristiwa tersebut tidak berani diangkat dan dipropagandakan selama sekian dekade lamanya oleh rezim PKT? Tidak menutup kemungkinan PKT pun merasa sangat malu walau cuma menyinggung peristiwa ini saja. 

Namun dalam konteks barunya, mungkin PKT merasa bahwa ini adalah konflik senjata langsung terbesar antara Tiongkok dan AS, apalagi dapat memanfaatkan situasi pasukan AS yang menarik diri dan berusaha menerobos kepungan tentara Komunis. 

Padahal strategi militer AS adalah tidak ingin terjadi konflik senjata langsung dengan tentara Komunis di luar Paralel ke-38 (Garis Demarkasi Militer). Ini adalah perintah militer dan kebijakan nasional. Jika AS benar-benar ingin berperang dengan tentara Komunis, militer AS tidak mungkin cuma mengerahkan kekuatan sebesar itu.

Dari sana terlihat bahwa tidak ada sesuatunya yang dimenangkan oleh PKT, kecuali memanfaatkan peristiwa kontak senjata itu sebagai propaganda, untuk mencuci otak melalui film yang dibuat, memutarbalikkan fakta, dibumbui untuk digunakan sebagai bahan propaganda politik yang bertujuan menghasut pertumbuhan nasionalisme yang terus membenci Amerika Serikat. 

Dari sudut pandang perang ini, kejadian sebenarnya tidak seperti apa yang digambarkan oleh PKT. Sesungguhnya baik dalam hal jumlah korban jiwa, kekuatan pasukan, dan hasil pertempuran, kekuatan militer PKT tidak ada yang bisa dibanggakan, apalagi untuk dipamerkan.

Li Yuanhua mengatakan, betapa jahatnya rezim PKT, tanpa peri kemanusiaan, masa bodoh dengan tentaranya yang dijuluki prajurit generasi muda yang merupakan anak-anak rakyatnya, tak peduli apakah mereka bisa mati kedinginan, dikirim ke medan pertempuran bercuaca dingin dengan tanpa perlengkapan pakaian anti-dingin? Namun, dalam keadaan seperti itu pun PKT terus menghasut dan mempromosikan nasionalisme. Apakah rakyat akan tetap mendukungnya yang artinya tidak beda dengan menghancurkan diri sendiri dan masa depan anak-anak.

Banyak tawanan perang Tiongkok memilih pergi ke Taiwan. Jepang dan Taiwan adalah penerima manfaat terbesar dari Perang Korea

Li Jun mengatakan bahwa pada saat itu, Tiongkok dan Korea Utara menghendaki agar semua tawanan perang dipulangkan ke negara masing-masing. Amerika Serikat dengan tegas menolak untuk memulangkan tawanan secara paksa. Kedua belah pihak masih menemui jalan buntu dalam urusan tersebut sampai pada 5 Maret 1953 setelah Khrushchev naik tahta lantaran Joseph Stalin meninggal dunia, ia baru menyetujui repatriasi sukarela para tawanan.

Tentara Komunis Tiongkok yang tertawan jumlahnya mencapai sekitar 20.000 orang, 6.000 di antaranya benar-benar kembali ke Tiongkok daratan, sedangkan 14.000 orang sisanya memilih pergi ke Taiwan. Chiang Kai-shek sangat senang dan menyebut mereka sebagai martir anti-komunis, bahkan membangun “desa martir” untuk mereka tinggal dan berkembang. Namun 6.000 orang tersebut diperlakukan dengan buruk setelah mereka pulang ke tanah airnya Tiongkok. Selama Revolusi Kebudayaan, banyak dari mereka menjadi target penghinaan publik dan menerima penyiksaan, sehingga tidak sedikit dari mereka yang memilih untuk mengakhiri hidup.

Shi Shan mengatakan bahwa jumlah tawan perang tentara Korea Utara mencapai hampir 30.000 orang, lebih banyak dari Tiongkok, tetapi 27.000 orang di antaranya memilih untuk tetap berada di Korea Utara. Artinya, hanya kurang dari 3.000 orang tawan itu yang bersedia pergi ke negara lain seperti Korea Selatan, India atau negara lainnya. Ini adalah perbandingan yang sangat penting dan menyolok pada masa itu, yang membuat Mao Zedong kehilangan muka. Bagaimana tidak, karena banyak tawanan Tiongkok yang lebih memilih Taiwan daripada pulang kembali ke Tiongkok yang ia pimpin. Sementara hanya kurang dari 10% tawanan Korea Utara yang memilih pergi ke Korea Selatan. 

Shi Shan mengatakan bahwa Perjanjian Gencatan Senjata Korea ditandatangani oleh tiga pihak: Tiongkok, Korea Utara, Jenderal Peng Dehuai, dan Presiden Korea Utara Kim Il-sung. Sisi selatan ditandatangani oleh Komandan Sekutu, yang mewakili Panglima Angkatan Darat AS dan Panglima AD Korea. Namun Lee Syngman dari Korea Selatan menolak untuk menandatanganinya. Dia percaya bahwa dengan kekuatan Amerika Serikat, mereka seharusnya dapat membantu saya mewujudkan reunifikasi Korea. Pada akhirnya, Amerika Serikat menandatangani atas nama Panglima Angkatan Bersenjata PBB, sehingga hanya ada tiga pihak yang menandatangani perjanjian. Jadi hingga saat ini, Perang Korea sebenarnya belum berakhir, dan komando tertinggi tentara Korea Selatan sebenarnya adalah orang Amerika. Oleh karena itu, Perang Korea yang semula pecah dari Paralel ke-38 akhirnya disepakati menjadi garis gencatan senjata.

Li Yuanhua mengatakan, Taiwan sebenarnya mendapat banyak manfaat dari perang tersebut. Misalnya, Partai Komunis Tiongkok yang ingin menyerang Taiwan untuk mewujudkan reunifikasi, terkuras kemampuannya karena Perang Korea, selain juga dinilai oleh PBB sebagai perang agresi yang bertentangan dengan dunia bebas. Sejak itu, Tiongkok telah terisolasi secara internasional. 

Sementara Jepang, negara kalah perang di PD.II yang sedang berusaha untuk memulihkan perekonomiannya, malahan memperoleh sejumlah besar pesanan produksi bahan logistic gegara ada Perang Korea. Hal ini berarti bahwa Jepang telah memperoleh kekuatan eksternal yang membantu mendongkrak perekonomiannya. 

Li Yuanhua mengatakan bahwa sekitar 2 juta orang warga Korea tewas dalam perang ini. Baik di pihak Tentara Rakyat Korea Utara maupun pasukan di pihak Korea Selatan. Perang tersebut telah membawa bencana besar bagi negara dan rakyat.

Pihak yang paling dirugikan dari perang antara 2 kubu ini adalah Korea Utara dan PKT

Awak media senior Guo Jun mengatakan bahwa menurut pendapatnya, inti dari Perang Korea bukanlah perang antara dua negara atau beberapa negara, tetapi perang antara dua kubu, yakni dunia bebas dan kubu komunis. 

Dilihat dari sudut pandang ini, begitu pula dari sudut pandang militer, perang yang berawal dan berakhir di Paralel ke-38 ini tidak menguntungkan semua pihak, tetapi yang paling dirugikan adalah bangsa Korea yang menjadi terpecah belah menjadi 2 negara. Apalagi rakyat Korea Utara yang hingga saat ini masih hidup dalam kondisi termiskin di dunia.

Menurut saya, Amerika Serikat juga termasuk pihak pecundang. Paling tidak adalah setengah pecundang meskipun bukan dalam pertempuran di Perang Korea. Karena sebelum perang ini, dalam semua perang yang diikuti Amerika Serikat, pihak lawan yang duluan menyerah, namun tidak begitu dalam Perang Korea. 

Oleh karenanya, banyak orang yang mengira bahwa Amerika Serikat telah mengalami kekalahan, terutama karena sirnanya takhayul tentang betapa hebatnya kekuatan militer AS. Ini juga salah satu alasan mengapa Jenderal MacArthur menolak pendapat itu. Namun, sejak saat itu ada takhayul politik yang dikembangkan AS, yakni AS akan berusaha menjaga keamanan dunia tak peduli berapa besar risikonya. AS telah menjadi polisi internasional bagi negara mana pun yang mempunyai masalah keamanan negara, jadi mereka akan meminta AS untuk mengambil tindakan. Hal tersebut bahkan berlanjut hingga sekarang. 

Pecundang ketiga adalah Partai Komunis Tiongkok. Pasca Perang Korea, perekonomian Tiongkok justru terpuruk. Setelah itu 30 juta rakyatnya mati kelaparan yang sulit untuk tidak dikaitkan dengan perang. Karena perang ini telah membawa dampak sangat buruk terhadap penerapan politik dan ekonomi PKT di hari-hari selanjutnya.

Guo Jun mengatakan, bahwa selama Perang Korea, Partai Komunis Tiongkok dengan jelas menyadari bahwa mustahil dapat mengalahkan tentara AS sekalipun dengan mengerahkan lima kekuatan untuk melawan satu seperti pertempuran yang terjadi di Rawa Chosin. Oleh karena itu, setelah Perang Korea, pemahaman dasar PKT tentang dunia adalah bahwa perang dunia tidak dapat dihindari, sehingga semua rancangan ekonomi dan politik PKT di masa depan perlu dikembangkan berdasarkan premis tersebut.

Perang adalah keadaan yang ekstrim, dan sistem perang adalah sistem yang ekstrim. Di era Mao Zedong, sistem yang diterapkan di Tiongkok adalah sistem perang, banyak pabrik yang dioperasikan dengan tidak meninggalkan sistem militerisasi. Pada saat itu, sangat umum di Tiongkok jika pasangan keluarga harus berpisah. Banyak orang dikirim untuk bekerja di pegunungan, dan anggota keluarga terpisah, yang berdampak buruk terhadap kemampuan inovasi terutama di bidang teknologi dan budaya.

Guo Jun mengatakan bahwa Mao Zedong bukanlah orang normal, dia adalah orang gila. Faktanya pada saat itu, para pemimpin tinggi Partai Komunis Tiongkok menentang campur tangan PKT dalam Perang Korea, kecuali Peng Dehuai seorang diri yang mendukung Mao, Peng Dehuai mengatakan bahwa anggap saja keikutsertaan tentara kita dalam perang di Korea itu sebagai perpanjangan waktu dari perang pembebasan Tiongkok. Mendengar hal itu Mao Zedong yang sangat gembira langsung menginstruksikan pengiriman pasukan. 

Mengapa? Karena baik Uni Soviet, Amerika Serikat bahkan PKT sendiri tidak optimis terhadap perang saudara antara Partai Komunis Tiongkok dan Kuomintang. Pada saat itu Mao Zedong mengusulkan untuk berperang selama 8 tahun lagi, kemudian berubah menjadi 5 tahun lagi. 

Tetapi hanya dalam 3 tahun PKT berhasil mengalahkan Kuomintang, yang membuat Mao Zedong sangat ambisius, ia bahkan merasa bahwa dirinya adalah Dewa Perang dan memiliki kemampuan yang super. Oleh karena itu, pemahaman PKT saat itu adalah bahwa Perang Dunia I menciptakan negara komunis pertama di dunia, dan Perang Dunia II menciptakan sejumlah negara komunis. 

Jadi, jika terjadi perang dunia lagi, maka akan muncul sebuah negara komunisme global yang mengejutkan dunia. Jadi bagi Mao Zedong, persetan dengan rakyat hidup sengsara dan perekonomian tidak berjalan baik. Yang penting adalah dirinya bisa sepenuhnya memonopoli kekuasaan politik.

Guo Jun mengatakan bahwa Partai Komunis, sistem politik kediktatoran proletary ini adalah sistem perang yang ekstrem, sedangkan Perang Korea hanya mempercepat tindakan PKT tersebut. Militer AS menyadari bahwa tentara Partai Komunis Tiongkok sulit untuk dihadapi karena tidak rasional, sehingga pada dasarnya militer AS lebih memilih mengadopsi kebijakan defensif dalam desain militernya untuk menghadapi PKT, sehingga ia memimpin pembentukan ASEAN. ASEAN yang paling awal adalah aliansi militer dari 5 negara, yang setelah Perang Dingin secara perlahan-lahan berkembang menjadi seperti sekarang.

Tiongkok bisa jadi seperti Taiwan jika tidak terlibat Perang Korea, Xi Jinping berambisi melampaui Mao Zedong lewat upaya unifikasi 

Li Jun mengatakan, jika kita boleh berasumsi bahwa jika Mao Zedong tidak mengirimkan pasukannya ke Korea, mungkin saja AS akan mendukung Tiongkok karena Presiden Truman saat itu ingin menggaet Tiongkok ke pihaknya. 

Dan, andaikata Tiongkok dan AS menjalin kerja sama mulai tahun 1950, saya yakin Tiongkok sudah berubah menjadi negara demokrasi dan kebebasan. Jika pada saat itu Mao Zedong tidak melancarkan perang, kemungkinan besar Tiongkok sudah menjadi versi Taiwan yang diperluas.

Li Yuanhua mengatakan bahwa Xi Jinping tidak ingin menjadikan dirinya sebagai miniatur Mao Zedong. Dia justru berambisi untuk melampaui Mao Zedong melalui mewujudkan unifikasi Taiwan. Itu adalah target yang ia tetapkan sendiri.

 Faktanya, apakah Anda juga melihatnya bahwa ia selain memusatkan kekuasaan ke dalam genggamannya, ia juga melakukan pembersihan militer, menunjukkan dirinya tidak peduli dengan perekonomian negara atau kehidupan masyarakat, kecuali mewujudkan cita-citanya. Dalam hal ini, jika cita-citanya itu ingin diwujudkan, maka itu akan menjadi bencana bagi seluruh Tiongkok, dan PKT juga mungkin mengalami kehancuran total dalam proses tersebut.

Li Yuanhua mengatakan, bahwa dirinya percaya Xi mungkin akan menyerang Taiwan. Adapun kapan dan peluang apa yang akan terjadi, dia menunggu kesempatan untuk bergerak. Dia ingin melihat reaksi seluruh dunia, reaksi Amerika Serikat, dan reaksi wilayah lain. Li Yuanhua berpikir ada kemungkinan dia akan bersikukuh untuk menempuh caranya, tetapi seluruh mesin negara di Partai Komunis Tiongkok belum tentu bisa ia kendalikan seperti yang dia inginkan. Anteknya yang cuma segelintir belum tentu mampu menggerakkan segalanya. Dipikir meskipun Xi memiliki cita-cita itu, tetapi belum tentu mampu mewujudkannya. ###

Berang-berang Menyelesaikan Proyek Bendungan Pemerintah yang Tertunda

EtIndonesia. Koloni berang-berang yang bekerja keras di kawasan lanskap lindung Brdy di Republik Ceko telah melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh birokrasi—menyelesaikan proyek bendungan penting dalam waktu singkat, tanpa biaya.

Hewan pengerat yang rajin membangun beberapa bendungan dalam semalam, menciptakan lahan basah yang sangat dibutuhkan di lokasi yang sama persis dengan lokasi yang direncanakan pemerintah setempat untuk proyek revitalisasi yang mahal.

Proyek awal, yang telah memperoleh persetujuan dan ditetapkan menelan biaya 30 juta crown (sekitar Rp 20 miliar), terhenti karena penundaan administratif, termasuk negosiasi kepemilikan tanah dan perolehan izin bangunan yang diperlukan. Sementara para pejabat bersusah payah mengurus dokumen, berang-berang langsung bekerja, menyelesaikan proyek tanpa cetak biru, izin, atau pendanaan pembayar pajak.

“Mereka mengalahkan kami,” aku Bohumil Fišer, kepala Administrasi Kawasan Lanskap Terlindung Brdy. “Mereka membangun bendungan tanpa dokumentasi proyek apa pun dan gratis.”

Berang-berang secara strategis menempatkan bendungan mereka di selokan bypass, yang awalnya dibangun oleh tentara di bekas pangkalan militer untuk mengeringkan daerah tersebut. Pekerjaan mereka membalikkan kerusakan dan berhasil memulihkan lanskap, yang menguntungkan satwa liar setempat.

Para pemerhati lingkungan yang memeriksa lokasi tersebut memuji keterampilan rekayasa alam koloni tersebut, dengan mencatat bahwa lahan basah yang baru terbentuk akan menyediakan kondisi ideal bagi udang karang batu langka, katak, dan spesies lahan basah lainnya.

Ahli zoologi Jiri Vlček mengakui kecepatan berang-berang yang mengesankan.

“Berang-berang dapat membangun bendungan dalam satu atau dua malam. Sementara itu, orang harus melalui perizinan, persetujuan, dan masalah pendanaan,” katanya. “Seorang penggali mungkin berhasil melakukannya dalam seminggu, tetapi bahkan dengan begitu, kami masih memerlukan dokumen.”

Jaroslav Obermajer, kepala kantor Bohemia Tengah dari Badan Perlindungan Alam dan Lanskap Ceko, menambahkan : “Berang-berang selalu tahu yang terbaik. Lokasi pembangunan bendungan selalu dipilih dengan tepat—lebih baik daripada saat kita mendesainnya di atas kertas.”

Publik menerima cerita tersebut, melontarkan lelucon tentang inefisiensi birokrasi dan kemampuan berang-berang untuk melampaui perencanaan manusia. (yn)

Sumber: sunnyskyz

Studi Mengungkapkan Seberapa Banyak Olahraga yang Anda Butuhkan untuk Mengendalikan Tekanan Darah

EtIndonesia. Jika berbicara tentang olahraga untuk kesehatan jantung, Anda tidak ingin mencapai puncaknya terlalu dini. Penelitian menunjukkan bahwa jika Anda ingin melindungi diri dari tekanan darah tinggi seiring bertambahnya usia, Anda perlu bermain dalam jangka panjang dan menjaga tingkat olahraga Anda hingga usia paruh baya.

Namun, faktor sosial dapat membuat hal ini lebih sulit dilakukan bagi sebagian orang daripada yang lain, menurut sebuah studi yang melibatkan lebih dari 5.000 orang di empat kota di AS.

“Remaja dan mereka yang berusia awal 20-an mungkin aktif secara fisik, tetapi pola ini berubah seiring bertambahnya usia,” penulis studi dan ahli epidemiologi Kirsten Bibbins-Domingo dari University of California, San Francisco (UCSF) menjelaskan pada bulan April 2021, saat studi tersebut dipublikasikan di American Journal of Preventive Medicine.

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa olahraga dapat menurunkan tekanan darah, tetapi penelitian tahun 2021 menunjukkan bahwa “mempertahankan aktivitas fisik selama masa dewasa muda – pada tingkat yang lebih tinggi dari yang direkomendasikan sebelumnya – mungkin sangat penting untuk mencegah hipertensi,” kata Bibbins-Domingo.

Hipertensi, yang juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah kondisi serius yang memengaruhi miliaran orang di seluruh dunia. Kondisi ini dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke; kondisi ini juga merupakan faktor risiko untuk mengembangkan demensia di kemudian hari.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, lebih dari satu dari empat pria dan sekitar satu dari lima wanita menderita hipertensi. Namun, kebanyakan orang dengan tekanan darah tinggi bahkan tidak tahu bahwa mereka mengalaminya – oleh karena itu, kondisi ini sering disebut sebagai “pembunuh diam-diam”.

Namun, ada cara untuk mengatasi tekanan darah tinggi: olahraga menjadi fokus penelitian ini.

Lebih dari 5.100 orang dewasa direkrut untuk penelitian ini, yang melacak kesehatan mereka selama tiga dekade dengan penilaian fisik dan kuesioner tentang kebiasaan olahraga, status merokok, dan asupan alkohol mereka.

Pada setiap penilaian klinis, tekanan darah diukur tiga kali, dengan jarak satu menit, dan untuk analisis data, peserta dikelompokkan ke dalam empat kategori, berdasarkan ras dan jenis kelamin.

Secara keseluruhan – di antara pria, wanita, dan di kedua kelompok ras – tingkat aktivitas fisik menurun dari usia 18 hingga 40 tahun, dengan tingkat hipertensi meningkat dan aktivitas fisik menurun selama beberapa dekade berikutnya.

Menurut para peneliti, hal ini menunjukkan bahwa masa dewasa muda merupakan jendela penting untuk melakukan intervensi guna mencegah hipertensi di usia paruh baya dengan program promosi kesehatan yang dirancang untuk meningkatkan olahraga.

“Hampir setengah dari peserta kami di masa dewasa muda memiliki tingkat aktivitas fisik yang kurang optimal, yang secara signifikan terkait dengan timbulnya hipertensi, yang menunjukkan bahwa kita perlu meningkatkan standar minimum untuk aktivitas fisik,” kata penulis utama Jason Nagata, pakar UCSF dalam bidang kedokteran dewasa muda.

Ketika para peneliti mengamati orang-orang yang telah melakukan lima jam olahraga sedang seminggu selama masa dewasa awal – dua kali lipat jumlah minimum yang saat ini direkomendasikan untuk orang dewasa – mereka menemukan bahwa tingkat aktivitas ini menurunkan risiko hipertensi secara signifikan, dan terutama jika orang tersebut mempertahankan kebiasaan olahraga mereka hingga usia 60 tahun.

“Mencapai setidaknya dua kali lipat pedoman [aktivitas fisik] orang dewasa minimum saat ini mungkin lebih bermanfaat untuk pencegahan hipertensi daripada sekadar memenuhi pedoman minimum,” tulis para peneliti dalam makalah mereka.

Namun, tidak mudah untuk meningkatkan aktivitas fisik mingguan di tengah keputusan yang mengubah hidup dan tanggung jawab yang semakin besar.

“Hal ini mungkin terjadi terutama setelah sekolah menengah atas ketika kesempatan untuk aktivitas fisik berkurang saat orang dewasa muda beralih ke perguruan tinggi, dunia kerja, dan menjadi orangtua, dan waktu luang pun terkikis,” kata Nagata.

Adapun fakta lain yang menyadarkan, penelitian tersebut juga menunjukkan bagaimana pria dan wanita kulit hitam mengalami lintasan kesehatan yang sangat berbeda dibandingkan dengan rekan-rekan kulit putih mereka. Pada usia 40 tahun, tingkat aktivitas fisik mencapai titik jenuh di antara pria dan wanita kulit putih, sedangkan tingkat aktivitas pada peserta kulit hitam terus menurun.

Pada usia 45 tahun, wanita kulit hitam melampaui pria kulit putih dalam hal tingkat hipertensi, sementara wanita kulit putih dalam penelitian ini mengalami tingkat hipertensi terendah hingga usia paruh baya.

Dan pada usia 60 tahun, antara 80 hingga 90 persen pria dan wanita kulit hitam menderita hipertensi, dibandingkan dengan hanya di bawah 70 persen untuk pria kulit putih dan sekitar setengah dari wanita kulit putih.

Tim peneliti mengaitkan kesenjangan ras yang terkenal ini dengan banyak faktor sosial dan ekonomi; bukan berarti faktor-faktor ini dinilai dalam penelitian ini, meskipun pendidikan sekolah menengah atas dicatat.

“Meskipun remaja laki-laki kulit hitam mungkin memiliki keterlibatan yang tinggi dalam olahraga, faktor sosial ekonomi, lingkungan sekitar, dan tanggung jawab pekerjaan atau keluarga dapat mencegah keterlibatan berkelanjutan dalam aktivitas fisik hingga dewasa,” kata Nagata.

Penelitian ini dipublikasikan dalam American Journal of Preventive Medicine. (yn)

Sumber: sciencealert

Rumah yang ‘Hilang’ yang Digambarkan dalam Permadani Bayeux yang Ikonik Ditemukan, Semua Berkat Toilet Abad ke-11

EtIndonesia. Kediaman seorang raja legendaris baru-baru ini ditemukan di Inggris Raya – semua berkat toilet abad ke-11.

Universitas Newcastle mengumumkan penemuan kediaman Harold Godwinson – alias Raja Harold II – di Bosham, sebuah desa di pesisir Sussex Barat, Inggris, menurut siaran pers yang diterbitkan pada 28 Januari. Harold, salah satu subjek Permadani Bayeux, terkenal tewas dalam Pertempuran Hastings pada tahun 1066.

Kediamannya di Bosham digambarkan dua kali dalam permadani, tetapi sisa-sisa kediaman tersebut tidak diketahui sampai sekarang. Harold adalah Raja Anglo-Saxon terakhir di Inggris, dan dia digantikan oleh Raja Norman William Sang Penakluk.

Menggambarkan situs yang sebelumnya hilang itu sebagai “pusat kekuasaan,” universitas tersebut mengatakan Bosham adalah tempat Harold makan sebelum berlayar ke Prancis.

“Tapestry berpuncak pada kemenangan Williams di Hastings, tetapi sebelumnya dalam karya seni tersebut Bosham ditunjukkan sebagai tempat Harold menikmati pesta di aula mewah sebelum berlayar ke Prancis, dan sekali lagi saat kembali,” catat Universitas Newcastle.

“Lokasi kediaman Harold di Bosham tidak pernah terbukti, meskipun telah diduga bahwa sebuah rumah di desa tersebut — sekarang menjadi rumah pribadi — berdiri di lokasi tersebut.”

Dengan melakukan survei geofisika dan menganalisis peta dan catatan, para sejarawan dapat mengumpulkan informasi baru tentang lokasi tersebut, yang sebelumnya telah digali pada tahun 2006.

Secara khusus, keberadaan jamban di dalam bangunan kayu besar menunjukkan bahwa seluruh bangunan tersebut dulunya milik seorang tokoh berstatus tinggi.

“Dalam satu dekade terakhir atau lebih para arkeolog mulai mengenali tren di Inggris, yang dimulai pada abad ke-10 M, di mana rumah-rumah berstatus tinggi mengintegrasikan toilet,” jelas rilis universitas tersebut.

“Penemuan jamban itu menunjukkan kepada tim bahwa bangunan kayu itu berstatus elit, dan hampir pasti merupakan bagian dari kediaman Harold yang digambarkan pada Bayeux Tapestry,” pernyataan itu menambahkan. “Aula itu merupakan satu bagian dari kompleks yang lebih luas, yang juga mencakup sebuah gereja, yang masih ada hingga kini.”

Profesor Newcastle Dr. Duncan Wright mengatakan bahwa dia yakin bahwa situs itu sebenarnya adalah kediaman Harold di Bosham, menurut rilis tersebut.

“Kesadaran bahwa penggalian tahun 2006 telah menemukan, pada dasarnya, kamar mandi Anglo-Saxon menegaskan kepada kami bahwa rumah ini berada di lokasi kediaman elit yang ada sebelum Penaklukan Norman,” jelas Wright. “Melihat petunjuk penting ini, di samping semua bukti kami yang lain, tidak diragukan lagi bahwa kami memiliki lokasi pusat kekuasaan pribadi Harold Godwinson, yang terkenal digambarkan pada Bayeux Tapestry.”

Profesor Universitas Exeter Oliver Creighton, yang terlibat dalam proyek tersebut, menyuarakan sentimen Wright.

“Penaklukan Normandia menyaksikan kelas penguasa baru menggantikan aristokrasi Inggris yang hanya meninggalkan sedikit peninggalan fisik, yang membuat penemuan di Bosham menjadi sangat penting — kami telah menemukan rumah pertunjukan Anglo-Saxon,” katanya.

Bukan hal yang aneh jika benda-benda abad ke-11 ditemukan di Inggris saat ini.

Para arkeolog baru-baru ini menemukan harta karun berusia 1.000 tahun yang terdiri dari lebih dari 300 koin. Koin-koin tersebut diterbitkan antara tahun 1036 dan 1044, yang mendahului Pertempuran Hastings dua dekade sebelumnya. (yn)

Sumber: nypost

Keajaiban Alam: Makhluk dengan 24 Mata

EtIndonesia. Saat kita mengira sudah memahami alam dengan baik, alam selalu memberikan kejutan yang tak terduga. Di tengah lahan basah yang tenang di Hong Kong, para peneliti menemukan pemangsa air yang luar biasa langka—spesies ubur-ubur dengan sekelompok mata yang tidak biasa.

Bisakah Anda membayangkan seekor makhluk dengan 24 mata?

Terdengar seperti monster dari film fiksi ilmiah, bukan? Tapi makhluk ini benar-benar ada di dunia nyata, tersembunyi di dalam sebuah kolam yang tampak biasa.

Dalam dunia hewan, memiliki dua mata adalah hal yang umum. Namun, ada beberapa spesies yang melampaui norma ini—misalnya, laba-laba memiliki delapan mata, kepiting memiliki mata majemuk, dan sekarang, ditemukan ubur-ubur dengan 24 mata!

Tahun lalu, tim ilmuwan menemukan ubur-ubur misterius ini di Cagar Alam Mai Po (WWF Hong Kong). Penemuan ini menjadi bukti bahwa masih banyak rahasia ekologi yang belum terungkap di wilayah tersebut.

Keajaiban Alam: Ubur-ubur Kotak Beracun Mematikan

Analisis genetik menunjukkan bahwa makhluk ini tergolong dalam kelompok ubur-ubur kotak (Cubozoa)—kelompok ubur-ubur terkenal yang memiliki racun mematikan.

Contoh paling berbahaya dari ubur-ubur kotak adalah:

Ubur-ubur Kotak Australia (Chironex fleckeri)

  • Hidup di perairan utara Australia
  • Memiliki tentakel sepanjang 3 meter
  • Sengatannya dapat menyebabkan gagal jantung dalam hitungan menit

Ubur-ubur Irukandji (Carukia barnesi)

  • Hanya berukuran 2 cm, tetapi memiliki racun yang sangat kuat
  • Bisa menyebabkan nyeri luar biasa, tekanan darah tinggi, bahkan kematian

Ubur-ubur baru yang ditemukan di Hong Kong ini kemudian diberi nama “Tripedalia maipoensis”, sesuai dengan lokasi penemuannya. Ini adalah pertama kalinya spesies ubur-ubur kotak ditemukan di Hong Kong, yang semakin menegaskan betapa beragam dan uniknya ekosistem lahan basah di daerah tersebut.

Keunikan 24 Mata: Lebih dari Sekadar Hiasan

Yang lebih mengejutkan, mata-mata pada ubur-ubur ini bukan hanya sekadar ornamen, tetapi berfungsi penuh sebagai alat penglihatan.

Para ilmuwan menemukan bahwa mata-mata tersebut memiliki lensa, memungkinkan ubur-ubur ini untuk melihat gambar secara jelas. Ini menjadikannya sangat peka terhadap lingkungan, memungkinkan ubur-ubur untuk:

  • Menavigasi air dengan akurat
  • Menyesuaikan arah gerakan dengan cepat
  • Memburu mangsa secara aktif

Sementara kebanyakan ubur-ubur hanya bisa bergerak mengikuti arus laut, ubur-ubur kotak ini lebih mirip “pemburu bawah laut”. Fakta bahwa spesies ini ditemukan di sebuah kolam air payau biasa, bukan di laut dalam, menimbulkan pertanyaan baru tentang betapa banyaknya spesies unik yang belum ditemukan di sekitar kita.

Makhluk dengan Ratusan Mata?

Ubur-ubur dengan 24 mata sudah cukup mencengangkan, tetapi tahukah Anda bahwa ada makhluk dengan 200 mata?

Contohnya adalah kerang kipas (Scallop).

  • Sepanjang tepi tubuhnya, kerang kipas memiliki hingga 200 mata kecil.
  • Mata-mata ini tidak seperti mata manusia, tetapi dapat mendeteksi perubahan cahaya dengan sangat cepat.
  • Dengan penglihatan ini, mereka bisa mendeteksi predator dari kejauhan dan bereaksi dengan cepat untuk menghindari bahaya.

Penemuan seperti ini membuktikan bahwa dunia alam jauh lebih misterius dan kompleks daripada yang kita bayangkan.

Misteri Alam yang Masih Menunggu untuk Diungkap

Ditemukannya ubur-ubur dengan 24 mata yang memiliki kemampuan berburu tinggi menunjukkan betapa luas dan luar biasanya keanekaragaman hayati di planet kita.

Mungkinkah ada spesies unik lainnya yang masih bersembunyi di sudut-sudut dunia yang belum terjamah?

Penemuan ini hanyalah setitik dari puncak gunung es dari segala keajaiban yang masih tersembunyi di alam.

Hal ini membuat kita bertanya-tanya, berapa banyak lagi makhluk aneh yang belum kita temukan yang hidup dengan tenang di suatu sudut bumi yang kita tinggali ini?
(jhn/yn)

PKT Menggelar Pemeriksaan Darah di Pusat Tahanan, Orang Dalam : Narapidana Biasa Juga Menjadi Korban Pengambilan Organ Secara Paksa

0

Laporan terbaru mengungkapkan bahwa kejahatan pengambilan  organ secara paksa yang diluncurkan Partai Komunis Tiongkok (PKT) masih terus berlanjut. Selain mendorong “donasi” organ di masyarakat, pihak berwenang juga melakukan pengambilan sampel darah secara massal terhadap tahanan di penjara dan rumah tahanan, yang diduga menjadi calon donor organ hidup secara paksa.

ETIndonesia. Mantan jurnalis TV Guilin dan aktivis oposisi, Zeng Jiangming, baru-baru ini mengungkap dalam sebuah artikel bahwa PKT telah memperluas target pengambilan organ paksa ke semua narapidana, termasuk mereka yang bukan terpidana mati. 

Seorang dokter magang di sebuah rumah sakit penjara mengungkapkan kepadanya adanya perubahan yang “mengerikan” sejak tahun 2021: setiap tersangka yang ditahan di rumah tahanan wajib menjalani tes darah dan pemeriksaan kesehatan untuk membuat “rekam medis kesehatan”. 

Setelah divonis dan dipindahkan ke penjara, mereka harus menjalani tes darah lagi, dan rekam medis mereka harus diserahkan ke pihak penjara. Pemeriksaan ini, terutama pengambilan darah, bukan untuk kepentingan kesehatan narapidana, melainkan demi kebutuhan industri transplantasi organ.

Dalam artikelnya, dokter magang ini mengatakan bahwa dari pacarnya yang merupakan dokter senior, ia mengetahui bahwa rumah sakit penjara memiliki mesin untuk menyebabkan kematian otak dan obat-obatan untuk membuat orang tidak sadarkan diri. 

Selama enam bulan terakhir, hampir setiap bulan ia melihat setidaknya satu narapidana muda yang sehat masuk ke rumah sakit penjara dalam kondisi utuh, tetapi keluar dalam bentuk kotak abu kremasi. Awalnya, ia mengira mereka adalah pasien dengan penyakit serius.

Penjara dan Rumah Tahanan: Lokasi Ideal untuk Pengambilan Organ Paksa

Dokter magang tersebut menjelaskan bahwa PKT memperluas praktik pengambilan organ paksa karena meningkatnya permintaan dalam industri transplantasi organ. 

Selain itu, penjara dan rumah tahanan adalah tempat yang paling “efisien” untuk pengambilan organ karena tertutup dari dunia luar dan tidak berada di bawah pengawasan independen. 

Jika seseorang di luar penjara diculik untuk diambil organnya, itu bisa menimbulkan perhatian. Namun, di dalam penjara dan rumah tahanan, setiap narapidana hanyalah “domba yang siap disembelih”.

Zeng Jiangming mengonfirmasi kepada wartawan Epoch Times bahwa dokter magang ini secara sukarela menghubunginya karena ia telah lama meneliti kejahatan pengambilan organ oleh PKT. Namun, untuk alasan keamanan, ia tidak dapat mengungkapkan identitas atau lokasi dokter tersebut.

“Saya tidak memiliki bukti langsung, saya hanya mempercayainya,” kata Zeng. 

Seorang netizen dari daratan Tiongkok mengatakan bahwa ayah temannya, yang bekerja sebagai sipir di sebuah penjara di Tiongkok utara, juga mengonfirmasi bahwa informasi yang diteruskan Zeng adalah benar.

Zeng menjelaskan bahwa kasus hilangnya narapidana di dalam penjara tidak mudah menimbulkan perhatian. Namun, kasus hilangnya orang untuk diambil organnya di sekolah atau tempat umum lebih mudah diketahui publik.

“Dokter magang itu juga mengatakan kepada saya bahwa di dalam penjara dan rumah tahanan, pengambilan organ sangat mudah dilakukan. Para tahanan sepenuhnya berada di tangan Partai Komunis, dan mereka bisa dihabisi seperti semut tanpa ada yang mengetahuinya,” ujarnya.

Tahanan Dibius, Organ Diambil dalam Keadaan Hidup, Menyebabkan Kematian yang Menyakitkan

Zeng juga menyebutkan bahwa sangat sulit bagi media untuk meliput penjara di Tiongkok. Wartawan harus mendapatkan izin dari departemen propaganda kepolisian sebelum bisa mewawancarai tahanan. Jika tidak, mereka tidak akan bisa masuk ke rumah tahanan. Ia sendiri telah mengunjungi rumah tahanan beberapa kali sekitar tahun 2000-an.

Saat masih menjadi jurnalis di Tiongkok, Zeng pernah mendengar langsung dari aparat kepolisian bahwa pengambilan organ dari narapidana yang dihukum mati memang benar terjadi.

Sejak lama, laporan publik telah mengungkap bahwa PKT mengambil organ dari narapidana yang dihukum mati. Pada tahun 2005, Menteri Kesehatan PKT saat itu, Huang Jiefu, secara terbuka mengakui bahwa sumber organ transplantasi berasal dari terpidana mati. Namun, jumlah narapidana yang dihukum mati tidak cukup untuk memenuhi melonjaknya permintaan transplantasi organ di Tiongkok. 

Oleh karena itu, komunitas internasional telah lama menuduh bahwa praktisi Falun Gong adalah kelompok utama yang menjadi korban pengambilan organ paksa. Setelah tekanan dari komunitas internasional, PKT pada 1 Januari 2015 “mengumumkan” bahwa mereka akan berhenti menggunakan organ dari terpidana mati.

Zeng mengenang bahwa sekitar tahun 2000, banyak orang di Tiongkok tidak menganggap penggunaan organ terpidana mati sebagai masalah etis, karena mereka menganggap para terpidana mati tidak memiliki hak asasi manusia. 

Menurutnya, pengambilan organ dari narapidana sudah berlangsung sejak era Mao Zedong, tetapi jumlahnya masih sedikit. Namun, praktik ini meningkat pada tahun 1980-an dan 1990-an seiring dengan kemajuan teknologi transplantasi organ.

Metode eksekusi juga disesuaikan dengan organ yang akan diambil. 

“Biasanya, narapidana dieksekusi dengan satu tembakan ke bagian belakang kepala. Namun, jika mereka ingin mengambil kornea mata atau organ di kepala, mereka tidak boleh menembak kepala, tetapi harus menembak bagian punggung. Jika yang diambil adalah hati atau ginjal, maka metode eksekusinya bisa dengan menembak kepala seperti biasa,” kata Zeng.

Ia juga mengungkapkan bahwa dalam banyak kasus, narapidana bahkan tidak dibius sebelum organnya diambil, karena obat bius dapat merusak kualitas organ. 

“Mereka pasti akan membunuh orang tersebut secara fisik, dan itu sangat menyakitkan. Dalam beberapa kasus, ginjal diambil saat orang tersebut masih hidup, dan mereka mati karena rasa sakit yang luar biasa—hampir seperti eksekusi dengan metode ‘lingchi’ (hukuman mati dengan pemotongan tubuh secara perlahan).”

“Bagi mereka yang ditembak mati, tubuhnya akan segera dibawa ke mobil medis di dekat lokasi eksekusi untuk segera diambil organnya,” lanjutnya. 

“Namun, ada juga kasus di mana organ diambil saat orang masih hidup. Untuk mengurangi perlawanan, mereka menggunakan kain yang telah direndam dengan obat bius untuk menutup hidung narapidana hingga ia kehilangan kesadaran. Setelah itu, mereka diikat dan langsung diambil organnya—tanpa anestesi, tetapi dengan obat bius yang hanya membuat mereka pingsan.”

Gambar ini menunjukkan stan publisitas donasi organ di sebuah rumah sakit di Shandong. (Disediakan oleh orang dalam)

Berdasarkan pencarian wartawan, dalam beberapa tahun terakhir, banyak pusat tahanan di berbagai daerah mulai melakukan pemeriksaan kesehatan, termasuk pengambilan sampel darah, terhadap para tahanan yang baru masuk.

Menurut laporan dari situs web Polisi Tiongkok dan lainnya, pada Maret 2024, Pusat Tahanan Aohanqi di Mongolia Dalam mengorganisir pemeriksaan kesehatan menyeluruh bagi tahanan yang telah berada di pusat tersebut selama lebih dari enam bulan. 

Pada September 2024, Pusat Tahanan Kabupaten Jinhua, Zhejiang, bekerja sama dengan rumah sakit setempat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan bagi tahanan yang telah ditahan selama lebih dari enam bulan. Pemeriksaan tersebut mencakup pengambilan sampel darah, elektrokardiogram (EKG), USG, pengukuran tekanan darah, dan sebagainya.

Pada tahun 2023, Pusat Tahanan Alxa Right Banner di Mongolia Dalam mengharuskan setiap tahanan menjalani pemeriksaan kesehatan dengan didampingi dua petugas polisi.

Laporan serupa juga muncul lebih awal. Misalnya, pada April 2016, situs web resmi pemerintah Kabupaten Nangqian, yang berada di bawah yurisdiksi Prefektur Otonomi Tibet Yushu, Provinsi Qinghai, melaporkan bahwa pusat pengendalian penyakit setempat datang ke pusat tahanan untuk mengambil sampel darah dan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap tahanan baru yang belum sempat menjalani pengambilan sampel darah.

Pada 2019, penulis Fu Zhibin mengungkapkan bahwa semua tahanan di Pusat Tahanan Pertama Nanchang diwajibkan menjalani pengambilan sampel darah.

Alasan resmi yang diberikan adalah untuk “menjaga keamanan pusat tahanan serta melindungi hak hidup dan kesehatan tahanan.” Namun, berbagai sumber menunjukkan bahwa sebelumnya, seperti pada era kepemimpinan Hu Jintao dan Wen Jiabao, tidak ada pemeriksaan kesehatan menyeluruh terhadap tahanan yang baru masuk pusat tahanan.

Zeng Jianming, yang pernah ditahan di pusat tahanan Tiongkok pada tahun 2001, juga mengkonfirmasi bahwa saat itu tidak ada prosedur pengambilan sampel darah dan pemeriksaan kesehatan bagi tahanan.

 Ia mengatakan, “Dulu tidak ada pemeriksaan kesehatan saat masuk tahanan. Bahkan jika seseorang sakit, mereka tidak akan mendapat perawatan. Di dalam, para tahanan dipaksa bekerja, seperti membuat lampu meja dan mainan. Jika seseorang sakit parah dan tergeletak di lantai, mungkin mereka baru akan diberi perawatan. Namun, untuk sakit ringan seperti flu atau sakit kepala, mereka sama sekali tidak peduli. Saat itu, tidak ada pengambilan darah atau pemeriksaan kesehatan.”

Zeng Jianming menambahkan, “Praktik pengambilan organ sudah lama tidak terbatas pada tahanan hukuman mati dan praktisi Falun Gong. Sekarang, siapa pun bisa menjadi korban, terutama mereka yang masih muda dan sehat.”

Pengambilan Organ Sesuai Permintaan: Bukti Tidak Langsung atas Praktik Pengambilan Organ Secara Paksa

Kejahatan pengambilan organ oleh pemerintah PKT telah menarik perhatian dunia. Laporan penyelidikan yang dirilis oleh World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong (WOIPFG) pada tahun 2023 menunjukkan bahwa praktik ini masih terus berlangsung. Targetnya tidak lagi hanya praktisi Falun Gong, tetapi telah meluas ke seluruh masyarakat.

Wang Zhiyuan, ketua organisasi WOIPFG, menyatakan bahwa pengambilan organ secara paksa di Tiongkok merupakan kejahatan sistematis yang didukung negara. Jumlah transplantasi organ di Tiongkok meningkat pesat, tetapi sumber organ tetap tidak transparan. Pemerintah PKT mencoba menutupi kejahatan ini dengan mengklaim bahwa organ berasal dari donor sukarela, namun kenyataannya tidak sesuai dengan prinsip donasi sukarela.

Zeng Jianming berpendapat bahwa propaganda mengenai “donasi organ” di Tiongkok secara tidak langsung membuktikan bahwa pemerintah PKT melakukan pembunuhan besar-besaran untuk mengambil organ. Ia berkata, “Di Amerika Serikat, jika seseorang membutuhkan transplantasi ginjal, menunggu selama bertahun-tahun adalah hal yang normal. Namun, di Tiongkok, jika seseorang ingin transplantasi ginjal, bisa dilakukan hanya dalam hitungan jam. Bagaimana mungkin seseorang bisa ‘menyumbangkan’ organ secara instan dan kebetulan cocok dengan pasien yang membutuhkan? Ini jelas berarti ada orang yang dibunuh demi organ mereka.”

Zeng juga menambahkan, “Setiap provinsi kini memiliki pusat transplantasi organ. Guangxi memiliki, Guilin juga memiliki, bahkan banyak kota lain memiliki pusat transplantasi organ. Saat ini, transplantasi organ sangat mudah diakses. Misalnya, transplantasi ginjal hanya memerlukan biaya sekitar 400.000 yuan (sekitar Rp 900 juta), dan prosesnya sangat cepat. Saya memiliki seorang kerabat yang menderita gagal ginjal dan membutuhkan transplantasi ginjal—semuanya beres dalam hitungan bulan.”

Menurut Zeng Jianming, praktik pengambilan organ paksa merupakan kejahatan utama pemerintah PKT, yang melampaui semua kejahatan lainnya. Ia berkata, “Pemerintah PKT lebih jahat dari Korea Utara karena praktik pengambilan organ mereka tidak pandang bulu. Kecuali keluarga elit yang terdiri dari 500 keluarga teratas Partai Komunis Tiongkok, siapa pun bisa menjadi korban pengambilan organ.”

Zeng menegaskan, “Tidak peduli apakah seseorang mendukung Partai Komunis Tiongkok atau menentangnya, jika organ mereka dibutuhkan, mereka akan dibunuh demi organ mereka. Ini sangat mengerikan dan kejam. Kejahatan terhadap kemanusiaan ini bahkan melampaui kebrutalan era Mao Zedong dan kediktatoran Korea Utara.” (Hui)

Sumber : Epochtimes.com 

Pandemi  COVID-19 Merebak di Tiongkok, Kematian Mendadak Meningkat – Otoritas: COVID-19 Mungkin Berubah Menjadi Flu Musiman

ETIndonesia. Baru-baru ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Partai Komunis Tiongkok secara tidak biasa mengakui bahwa pandemi COVID-19  mungkin mulai menyerupai flu musiman. Ini berarti bahwa banyak kasus yang sebelumnya dianggap sebagai influenza A (flu musiman) mungkin sebenarnya disebabkan oleh virus COVID-19.

Seorang dokter di Tiongkok, Wang Qi, mengatakan: “Belakangan ini, jumlah pasien yang mengalami demam dan batuk di rumah sakit meningkat. Jika terkena flu, jangan menyepelekannya.”

Selama perayaan Tahun Baru Imlek, banyak orang terinfeksi, dengan lonjakan kasus pneumonia putih. Pada 5 Februari, berita tentang seorang pria yang mengalami pneumonia putih hanya dalam beberapa hari setelah tertular flu, menjadi trending di media sosial.

Dokter Wu Shouquan di Tiongkok juga memperingatkan: “Ini adalah kasus lain dari influenza A. Dia menahannya selama tiga hari, dan seluruh paru-parunya menjadi putih.”

Otoritas PKT mengklaim bahwa penyakit yang menyebar saat ini adalah flu, tetapi banyak warga mengatakan bahwa gelombang pandemi kali ini sangat parah. Meskipun pasien diperlakukan sebagai penderita flu, pengobatan tersebut tidak efektif.

Seorang warga Yueyang, Hunan, bernama Xu Nüshi mengatakan: “Rumah sakit penuh sesak. Saya hanya pergi ke klinik kecil, tetapi hasil diagnosis flu saya tidak membaik. Gejalanya adalah batuk, sakit kepala, dan demam ringan. Bahkan, beberapa teman baik saya meninggal dunia.”

Warga di Tiongkok juga melaporkan bahwa kasus kematian mendadak meningkat di berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak, orang dewasa muda, hingga lansia. Namun, pemerintah PKT menutup-nutupi situasi ini.

Zhang Wei, warga Chaohu, Anhui, mengatakan: “Berita selalu ditutupi. Di pabrik kami yang memiliki ribuan pekerja, setiap hari ada yang meninggal dunia. Bulan lalu, dua orang berusia empat puluhan meninggal dunia saat Tahun Baru ada lagi yang meninggal dunia, dan lebih banyak lansia yang meninggal, lebih dari sepuluh orang. Dua bulan terakhir ini, banyak sekali kasus kematian mendadak.”

Pada 4 Februari, media milik Partai Komunis Tiongkok (PKT) melaporkan bahwa laporan mingguan CDC Tiongkok menunjukkan bahwa COVID-19 mungkin mulai beradaptasi seperti flu musiman dan menyebabkan penyebaran musiman. Dari 1.513 sampel infeksi saluran pernapasan yang diuji, kelompok usia 30 hingga 40 tahun memiliki risiko tertinggi mengalami infeksi ganda COVID-19 dan flu, dengan kemungkinan 2,31 kali lebih besar dibandingkan kelompok usia lainnya.

Pakar virologi dari AS, Lin Xiaoxu, mengatakan: “Ini sangat tidak biasa, karena sebelumnya kelompok usia yang paling rentan adalah remaja dan lansia. Perubahan ini menunjukkan bahwa virus mengalami adaptasi signifikan terhadap tubuh manusia.”

Saat ini, berbagai jenis virus menyebar secara bersamaan di Tiongkok. Para ahli memperingatkan bahwa infeksi ganda sangat berbahaya dan masyarakat harus lebih waspada.

Lin Xiaoxu menambahkan: “Ancaman terbesar adalah banyak orang  setelah terinfeksi virus ini, mengalami infeksi bakteri sekunder. Banyak dari bakteri ini memiliki resistensi tinggi terhadap antibiotik, yang menyebabkan tingkat kematian meningkat.” (Hui)

Sumber : NTDTV.com