Home Blog Page 126

Perang Rusia-Ukraina: Zelensky Siap Tukar Mineral Langka demi Dukungan AS

EtIndonesi. Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa sebagai imbalan atas bantuan ekonomi dan militer yang diberikan kepada Ukraina selama perang Rusia-Ukraina, Washington telah mencapai kesepakatan dengan Kyiv untuk memperoleh logam tanah jarang Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pun menyatakan kesiapannya menawarkan mineral langka dan sumber daya strategis lainnya kepada AS sebagai balasan atas dukungan Amerika dalam perang melawan Rusia.

Kesepakatan Rare Earth: Ukraine dan AS Capai Titik Baru dalam Hubungan Strategis

Pada 3 Februari 2024, Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat ingin memperoleh logam tanah jarang dan sumber daya strategis lainnya dari Ukraina. logam tanah jarang memainkan peran krusial dalam industri magnet berperforma tinggi, motor listrik, dan produk elektronik konsumen.

Dalam wawancara dengan Reuters, Zelenskyy secara terbuka menunjukkan peta rahasia cadangan mineral Ukraina, yang sebelumnya tidak pernah dipublikasikan. Peta tersebut mengungkap kekayaan mineral Ukraina, termasuk cadangan logam tanah jarang yang luas di bagian timur negara itu.

Namun, sekitar 50% dari area tersebut saat ini berada di garis depan perang dan dikuasai oleh pasukan Rusia.

Zelenskyy menekankan bahwa Ukraina memiliki cadangan titanium dan uranium terbesar di Eropa.

  • Titanium penting bagi industri dirgantara dan pertahanan.
  • Uranium dapat digunakan untuk energi nuklir dan senjata nuklir.

Sebagian besar cadangan titanium berada di Ukraina barat laut, yang relatif jauh dari medan perang dan masih berada di bawah kendali Kyiv.

Zelenskyy mengatakan:”Jika kita berbicara tentang kesepakatan, maka mari kita wujudkan kesepakatan. Kami siap mendukungnya.”

Zelenskyy menegaskan bahwa dalam setiap solusi damai untuk perang Rusia-Ukraina, Kyiv memerlukan jaminan keamanan dari negara-negara sekutu.

Pada akhir 2023, Ukraina telah mengusulkan rencana kemenangan (victory plan) kepada sekutu-sekutunya, termasuk membuka investasi di sektor mineral strategis untuk memperkuat posisi Ukraina dalam negosiasi perdamaian dan menekan Rusia agar bersedia berunding.

Logam Tanah Jarang Ukraina: Sumber Daya yang Diperebutkan

Ukraina memiliki 20% cadangan logam tanah jarang di Eropa, meskipun setengah dari wilayah tersebut saat ini diduduki oleh Rusia.

Zelenskyy menyatakan bahwa Kyiv tidak bermaksud menyerahkan sumber daya ini sepenuhnya kepada AS, melainkan ingin membangun kemitraan yang saling menguntungkan dalam eksplorasi dan pengelolaan sumber daya ini.

Zelenskyy menambahkan: “Amerika adalah pendonor bantuan terbesar bagi kami, maka masuk akal jika mereka mendapatkan prioritas utama. Saya ingin berbicara langsung dengan Presiden Trump mengenai hal ini.”

Kyiv tampaknya menyesuaikan kebijakan luar negerinya dengan pemerintahan baru Trump, yang kemungkinan akan lebih pragmatis dibanding pemerintahan Biden dalam mendukung Ukraina.

Ukraina Bisa Jadi Pusat Penyimpanan LNG AS di Eropa

Selain isu logam tanah jarang, Zelenskyy mengungkapkan bahwa Kyiv dan Washington sedang mendiskusikan kemungkinan Ukraina menjadi pusat penyimpanan gas alam cair (LNG) Amerika.

Zelenskyy mengatakan: “Saya tahu pemerintahan Trump sangat tertarik dengan ini. Kami siap menandatangani kontrak LNG dengan AS. Ukraina bisa menjadi hub utama bagi seluruh Eropa.”

Zelenskyy Ingin Bertemu Trump Sebelum Negosiasi AS-Rusia

Wawancara ini dilakukan sebelum Konferensi Keamanan Munich (14-16 Februari), yang akan mempertemukan pemimpin negara-negara Barat untuk membahas perang Rusia-Ukraina.

Zelenskyy menegaskan bahwa dia ingin bertemu Trump sebelum Trump bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dengan alasan: “Jika saya tidak diundang, ini akan menjadi perundingan tentang Ukraina tanpa Ukraina sendiri.”

Trump pada Jumat lalu menyatakan bahwa dia berencana bertemu dengan Zelenskyy pekan depan, tetapi tidak memberikan tanggal pasti.

Zelenskyy menekankan bahwa keamanan Ukraina harus menjadi bagian utama dalam setiap perundingan damai, untuk mencegah Rusia melakukan invasi ulang di masa depan.

Dinamika Politik AS dan Ukraina dalam Perang Rusia-Ukraina

Trump mengkritik pengeluaran besar AS dalam perang Rusia-Ukraina. Pada 3 Februari 2024, Trump menegaskan bahwa Washington telah memberikan bantuan sebesar 375,8 miliar dolar AS kepada Ukraina.

Menurut Trump: “Kami memberi tahu Ukraina bahwa mereka memiliki rare earth yang sangat berharga. Kami ingin kesepakatan yang memastikan AS mendapatkan rare earth dan sumber daya mereka.”

Berdasarkan data Institut Kiel untuk Ekonomi Dunia (Kiel Institut für Weltwirtschaft, IfWKiel), dari 2022 hingga akhir 2023, AS telah memberikan 92 miliar dolar AS dalam bentuk bantuan militer dan ekonomi kepada Kyiv.

Selain AS, negara-negara pendonor utama bagi Ukraina adalah:

  • Jerman: 16,3 miliar dolar AS
  • Inggris: 15,3 miliar dolar AS

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengkritik usulan Trump sebagai tindakan yang “terlalu egois” dan menegaskan bahwa Ukraina memerlukan sumber daya alamnya untuk membangun kembali negara setelah perang berakhir.

Mengapa Logam Tanah Jarang Ukraina Sangat Penting?

Logam tanah jarang mencakup 17 jenis, termasuk lantanida, skandium, dan itrium, yang sangat diperlukan dalam industri elektronik, kendaraan listrik, hingga sistem persenjataan militer.

Pada 2023, Forbes memperkirakan bahwa Ukraina memiliki 111 miliar ton sumber daya mineral, dengan nilai total mencapai 14,8 triliun dolar AS. Namun, lebih dari 70% sumber daya ini terletak di wilayah Ukraina timur yang diduduki Rusia, termasuk Donetsk dan Luhansk.

Wilayah lain seperti Dnipropetrovsk dan Zaporizhzhia juga kaya akan sumber daya mineral, tetapi menghadapi ancaman dari pasukan Rusia.

Dominasi Tiongkok dalam Pasar Logam Tanah Jarang

Menurut United States Geological Survey (USGS), pada 2023, Tiongkok menguasai 60% produksi global logam tanah jarang, serta 90% kapasitas pemrosesan logam tanah jarang dunia.

  • Tiongkok telah mengajukan ribuan paten terkait pemrosesan logam tanah jarang.
  • AS sangat bergantung pada impor logam tanah jarang dari Tiongkok, Malaysia, Jepang, dan Estonia.
  • Pada 2023, AS mengimpor logam tanah jarang senilai 190 juta dolar AS, meskipun permintaannya terus menurun sejak 2022.
  • Pada 2024, AS diperkirakan masih mengandalkan 80% kebutuhan logam tanah jarang dari luar negeri.

Reaksi Kremlin terhadap Kesepakatan Ukraina-AS

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menanggapi pernyataan Trump dengan mengatakan bahwa AS kini menjadikan bantuan militer sebagai transaksi bisnis.

Menurut Peskov: “Ini berarti tidak akan ada lagi bantuan gratis. Semua akan berbasis komersial.”

Peskov juga menyatakan bahwa akan lebih baik jika AS berhenti membantu Ukraina sepenuhnya, karena itu akan mempercepat berakhirnya perang.

Kesimpulan: Perang Rusia-Ukraina Kini Juga Soal Logam Tanah Jarang

Dengan keunggulan mineral Ukraina yang luar biasa, Washington kini memanfaatkan perang ini sebagai kesempatan untuk mengurangi ketergantungan AS pada Tiongkok dalam pasokan logam tanah jarang.

Kesepakatan ini bisa menjadi titik balik dalam hubungan AS-Ukraina, tetapi juga berisiko memperburuk ketegangan geopolitik dengan Rusia dan Tiongkok.

Kini, muncul pertanyaan besar: Apakah Ukraina akan menjadi pemasok logam tanah jarang utama bagi AS? Dan apakah ini akan mempercepat atau justru memperumit upaya negosiasi perdamaian dengan Rusia? (jhn/yn)

Pakar Hukum Beberkan Empat Instruksi Terbaru Xi Jinping untuk Menghadapi Trump

ETIndonesia. Seiring kembalinya Trump ke Gedung Putih, hubungan AS-Tiongkok kembali menjadi sorotan global, dan putaran kedua perang tarif antara kedua negara telah resmi dimulai.

Pakar hukum yang bermukim di Australia, Yuan Hongbing, mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi dari lingkaran politik Beijing, Xi Jinping telah memberikan empat instruksi terbaru mengenai hubungan Tiongkok-AS guna menghadapi Trump. Namun, pejabat di dalam sistem pemerintahan Partai Komunis Tiongkok (PKT) sendiri tidak optimis terhadap arahan tersebut.

Menurut Yuan Hongbing, sehari sebelum Trump dilantik, Direktur Kantor Urusan Luar Negeri PKT, Wang Yi, menyampaikan instruksi Xi Jinping kepada semua unit yang berhubungan dengan urusan luar negeri. Instruksi pertama terkait dengan isu gencatan senjata Rusia-Ukraina.

Yuan Hongbing menjelaskan bahwa Wang Yi menyatakan bahwa berdasarkan berbagai sumber informasi, Putin sangat ingin menjalin hubungan yang erat dengan Trump. Bahkan, Putin telah mengirimkan pesan melalui saluran Rusia untuk mengungkapkan kekagumannya terhadap Trump. Putin juga berusaha mendekatkan diri secara ideologi dan nilai-nilai dengan Trump serta memuji sikap Trump dalam mengoreksi kebijakan ekstrem.

Orang dalam pemerintahan PKT yang memiliki hati nurani mengungkapkan kepada Yuan Hongbing bahwa Wang Yi memperkirakan Putin ingin mencapai kesepakatan damai yang menguntungkan Rusia melalui Trump. Namun, Putin juga tidak sepenuhnya yakin dengan Trump dan khawatir akan dimanfaatkan olehnya. Oleh karena itu, PKT menilai bahwa hubungan Rusia-Tiongkok tidak akan mengalami perubahan besar dalam waktu dekat.

Yuan Hongbing menambahkan bahwa berdasarkan analisis ini, Xi Jinping menginstruksikan Wang Yi dan Kementerian Luar Negeri untuk mengusahakan pertemuan trilateral antara AS, PKT, dan Rusia di Tiongkok guna membahas negosiasi gencatan senjata Rusia-Ukraina. Xi juga meminta agar AS menunjukkan itikad baik dengan mendukung penyatuan Tiongkok-Taiwan.

Namun, kalangan pejabat Beijing menilai bahwa ini hanyalah mimpi di siang bolong karena AS tidak akan menyetujui syarat tersebut.

Instruksi kedua Xi Jinping: Isu Terusan Panama

Presiden Panama, Jose Raul Mulino, setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, pada 2 Februari, mengumumkan bahwa negaranya keluar dari inisiatif “Belt and Road” serta menegaskan sikap pro-Amerika. Yuan Hongbing menilai bahwa ini adalah taktik penundaan dari PKT agar Panama secara sukarela berpura-pura mundur guna menipu AS.

Menurut Yuan Hongbing, PKT memperkirakan bahwa Panama tidak akan mampu menahan tekanan dari AS. Oleh karena itu, Xi Jinping melalui Kementerian Luar Negeri memberikan saran kepada Presiden Panama agar secara sukarela mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tidak akan memperbarui perjanjian “Belt and Road”. Taktik ini bertujuan untuk meredakan tekanan AS dan mempertahankan status quo di Terusan Panama, yang saat ini pintu masuk dan keluarnya masih dikendalikan oleh dua perusahaan Hong Kong milik Li Ka-shing.

Namun, laporan Bloomberg pada 4 Februari menyebutkan bahwa pemerintah Panama sedang mempertimbangkan kemungkinan membatalkan kontrak yang dipegang oleh Hutchison Ports PPC, perusahaan milik Hutchison Whampoa.

Yuan Hongbing juga mengungkapkan bahwa Xi Jinping memberikan arahan agar perusahaan-perusahaan Tiongkok dan Hong Kong yang berinvestasi di Panama mengalokasikan dana khusus untuk menggalang gerakan sosial anti-hegemoni AS. Bahkan, menurut sumber di Beijing, seseorang bisa dibayar kurang dari 100 dolar AS untuk ikut serta dalam aksi demonstrasi di jalanan.

Arahan lainnya adalah bahwa jika AS terpaksa menggunakan kekuatan militer untuk mengubah situasi di Terusan Panama, hal ini justru dapat merusak reputasi internasional AS.

Instruksi ketiga: Kampanye Propaganda terhadap Taiwan

Instruksi ketiga Xi Jinping adalah memanfaatkan setiap peluang untuk menggoyahkan kepercayaan Taiwan terhadap AS, khususnya jika Trump memicu perang dagang terkait semikonduktor dengan Taiwan. Xi Jinping memerintahkan seluruh badan propaganda dan front persatuan Tiongkok untuk menggerakkan opini publik di Taiwan guna menciptakan ketidakpuasan terhadap AS.

Instruksi keempat: Penutupan Informasi tentang Laboratorium Wuhan

Pada hari kedua atau ketiga setelah Trump menjabat, pemerintah Tiongkok telah mengeluarkan perintah kepada semua staf di Institut Virologi Wuhan untuk menandatangani perjanjian kerahasiaan yang melarang mereka mengungkapkan informasi apa pun kepada siapa pun, termasuk keluarga mereka. Jika melanggar, mereka akan menghadapi tuntutan hukum militer.

Menurut Yuan Hongbing, PKT sangat khawatir bahwa AS akan melanjutkan investigasi asal-usul virus COVID-19. Sumber dalam pemerintahan Beijing menyebutkan bahwa virus tersebut bocor dari Institut Virologi Wuhan, tetapi setelah insiden itu terjadi, Xi Jinping sendiri memerintahkan agar informasi ini ditutup rapat-rapat dan tidak boleh disebarkan ke dunia luar hingga setelah perayaan Tahun Baru Imlek. Namun, hal ini justru menyebabkan pandemi global.

Yuan Hongbing juga menyebutkan bahwa pejabat Beijing yang membenci Xi Jinping berharap agar AS segera menyelidiki masalah ini, karena mereka menganggap Xi setidaknya harus bertanggung jawab atas kelalaian besar yang menyebabkan bencana global. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Perang Hybrid di Laut Dalam: Serangan Terhadap Kabel Bawah Laut yang Menopang Ekonomi Global

0

EtIndonesia. Kabel bawah laut, yang menjadi tulang punggung 99% transmisi data global dan mendukung transaksi keuangan senilai 10 triliun dolar AS per hari, kini menjadi target serangan dalam konflik geopolitik modern. Dalam era perang hybrid (hybrid war), infrastruktur digital yang rentan ini semakin sering mengalami gangguan dan serangan yang diduga dilakukan oleh aktor negara.

Pada 20 November 2024, kapal Tiongkok “Yi Peng 3” diduga memotong dua kabel bawah laut di perairan Eropa, sehingga memicu patroli intensif oleh Angkatan Laut Denmark. Serangan terhadap kabel bawah laut bukan sekadar ancaman teknis, tetapi juga alat strategi perang non-konvensional yang dapat melumpuhkan komunikasi dan perdagangan global.

Kabel Bawah Laut di Baltik: Sasaran Serangan dan Eskalasi Konflik

Pada 8 Februari 2024, perusahaan telekomunikasi Rusia Rostelecom melaporkan bahwa salah satu kabel bawah laut mereka di Laut Baltik mengalami kerusakan akibat “pengaruh eksternal”. Dalam beberapa bulan terakhir, serangkaian insiden sabotase terjadi terhadap kabel komunikasi dan energi di wilayah Baltik.

Pejabat Rusia menuduh negara-negara Barat sengaja menyalahkan Rusia atas gangguan ini untuk membatasi ekspor minyak Rusia dan mencari alasan untuk membatasi jalur pelayaran Rusia. Namun, pada hari yang sama, Penjaga Pantai Finlandia dilaporkan sedang memantau kapal Rusia yang melakukan perbaikan darurat pada kabel bawah laut mereka di Teluk Finlandia, yang terletak di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Finlandia.

Dalam menanggapi ancaman ini, NATO meluncurkan operasi “Baltic Sentry” pada Januari 2024, dengan tujuan melindungi infrastruktur bawah laut yang kritis. Operasi ini melibatkan kapal perang, pesawat pengintai, kapal selam, dan drone untuk memantau pergerakan kapal-kapal asing yang mencurigakan.

Rusia dan Tiongkok Dituduh Melakukan Pemetaan dan Sabotase Kabel Bawah Laut

Salah satu kapal mata-mata Rusia yang terkenal, “Yantar”, telah beroperasi selama lebih dari satu dekade untuk memetakan jaringan kabel bawah laut di seluruh dunia. Menurut pejabat pertahanan Inggris, pada akhir Januari 2024, kapal ini terdeteksi di perairan Inggris, yang memicu operasi patroli ketat oleh Angkatan Laut Inggris. Menteri Pertahanan Inggris, John Healey, mengonfirmasi bahwa kapal ini diawasi ketat untuk memberikan pesan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa “kami mengawasi Anda”.

Selain itu, pada Desember 2024, kapal tanker bayangan Rusia “Eagle S” dilaporkan telah memotong kabel yang menghubungkan Finlandia dan Estonia menggunakan jangkar kapal. Kapal ini kemudian ditahan oleh Finlandia, namun otoritas setempat kesulitan untuk mengajukan dakwaan resmi terkait sabotase, sehingga hanya bisa menahan kapal tersebut dengan tuduhan pelanggaran peraturan bea cukai.

Sementara itu, pada akhir 2023, kapal Tiongkok “Yi Peng 3” diduga telah memotong dua kabel bawah laut menggunakan jangkar kapal. Insiden ini memicu investigasi oleh otoritas Jerman, namun setelah negosiasi panjang, pihak Tiongkok hanya mengizinkan investigasi dengan pengawasan pejabat Beijing. Meskipun pemeriksaan berlangsung selama lebih dari lima jam, tidak ditemukan bukti langsung yang cukup untuk mengeluarkan surat penangkapan, sehingga kapal itu diizinkan melanjutkan operasinya.

Tiongkok Disebut Memiliki Teknologi Canggih untuk Memotong Kabel Bawah Laut

Menurut laporan media AS, Tiongkok telah mengembangkan teknologi untuk memotong kabel bawah laut dengan cepat dan efisien. Sejumlah paten Tiongkok yang diajukan oleh para insinyur dari Universitas Lishui, Zhejiang menunjukkan bahwa Beijing telah meneliti perangkat pemotong kabel bawah laut yang murah dan efektif.

Laporan dari Newsweek menyatakan bahwa Tiongkok telah mengembangkan teknologi pemotongan kabel bawah laut sejak 2009, termasuk perangkat “dragging type submarine cable cutting device” yang memungkinkan pemotongan kabel tanpa perlu mendeteksi dan mengangkatnya ke permukaan. Perangkat ini diklaim memiliki efisiensi tinggi dan biaya rendah, sehingga cocok untuk operasi militer dalam skenario konflik besar.

Para ahli percaya bahwa pengembangan teknologi ini menunjukkan ketertarikan Tiongkok terhadap sabotase kabel bawah laut, meskipun belum ada bukti langsung bahwa perangkat ini telah digunakan dalam insiden sabotase baru-baru ini.

Serangan terhadap Kabel Bawah Laut di Taiwan dan Laut China Selatan

Selain di Laut Baltik, kabel komunikasi bawah laut di perairan Taiwan dan Laut China Selatan juga mengalami gangguan. Pada 3 Januari 2024, salah satu kabel telekomunikasi utama di Taiwan bagian utara terputus. Otoritas Taiwan mencurigai bahwa kapal Tiongkok “Xing Shun 39” terlibat dalam insiden ini.

Menurut analisis dari University of Pennsylvania, ini bisa menjadi bagian dari serangan abu-abu (grey-zone attack) atau serangan hybrid (hybrid attack) yang dilakukan oleh Tiongkok untuk melemahkan infrastruktur komunikasi Taiwan.

Benjamin L. Schmitt, peneliti senior di Kleinman Center for Energy Policy, menyatakan bahwa Tiongkok memiliki kapasitas teknis dan motivasi untuk menyerang infrastruktur bawah laut, seperti yang terjadi di Eropa. Menurutnya, serangan semacam ini bisa menjadi bagian dari strategi militer Tiongkok untuk mengganggu komunikasi dan logistik Taiwan dalam skenario konflik.

Gregory Falco, asisten profesor di Universitas Cornell, juga menegaskan bahwa serangan terhadap kabel bawah laut merupakan ancaman yang mendesak, mengingat Tiongkok telah mengembangkan teknologi militer yang dapat digunakan untuk tujuan sipil maupun perang.

Jaringan Kabel Bawah Laut Tiongkok dan Keamanan Siber Global

Di sisi lain, ekspansi Tiongkok dalam pembangunan kabel bawah laut global juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan negara-negara Barat. Saat ini, perusahaan Tiongkok “Hengtong Group” telah menjadi pemasok kabel bawah laut terbesar keempat di dunia, menguasai sekitar 11% pangsa pasar global.

Tiongkok saat ini sedang mengembangkan proyek kabel bawah laut skala besar yang menghubungkan Asia Tenggara, Afrika, dan Timur Tengah, dalam upaya mengurangi ketergantungan pada jaringan yang dikuasai AS dan Eropa. Salah satu proyek utama yang disebut “Peace Cable”, menghubungkan Tiongkok dan Pakistan, serta membentang hingga
Prancis melalui Laut Merah dan Afrika Timur.

Menurut pejabat AS dan Uni Eropa, jaringan kabel bawah laut Tiongkok bisa menjadi alat mata-mata digital yang memungkinkan Beijing mengakses data sensitif. Ada kekhawatiran bahwa Tiongkok bisa memasang peralatan pengawasan atau pintu belakang (backdoor) dalam jaringan kabel mereka untuk mengumpulkan intelijen global.

Departemen Luar Negeri AS telah mengeluarkan peringatan bahwa kapal-kapal pemeliharaan kabel bawah laut Tiongkok mungkin digunakan untuk mengumpulkan data, memetakan jaringan komunikasi militer AS, dan bahkan melakukan sabotase dalam skenario perang.

Kesimpulan: Perang Digital Semakin Intensif di Laut Dalam

Dengan meningkatnya serangan terhadap kabel bawah laut di seluruh dunia, semakin jelas bahwa infrastruktur digital global menjadi salah satu target utama dalam perang hybrid modern.

Baik Rusia maupun Tiongkok dituduh melakukan pemetaan dan sabotase kabel bawah laut, yang memicu reaksi keras dari NATO dan negara-negara Barat. Sementara itu, pengembangan teknologi pemotong kabel oleh Tiongkok dan ekspansi besar-besaran jaringan kabel bawah laut mereka menambah kekhawatiran bahwa perang di ranah digital semakin meningkat.

Di era perang siber dan perang informasi, kendali atas kabel bawah laut bukan lagi hanya soal infrastruktur telekomunikasi, tetapi juga senjata strategis dalam konflik global yang sedang berlangsung. (jhn/yn)

Trump Tandatangani Perintah Eksekutif untuk Menjatuhkan Sanksi terhadap Pengadilan Kriminal Internasional

0

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada  Kamis (6 Februari) menandatangani perintah eksekutif untuk menjatuhkan sanksi terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Keputusan ini diambil karena ICC sedang menyelidiki Israel, salah satu sekutu terdekat Amerika Serikat.

ETIndonesia.  Perintah eksekutif yang ditandatangani Trump mengecam ICC karena “mengambil tindakan ilegal terhadap Amerika Serikat dan sekutunya, Israel.” Trump menuduh ICC menyalahgunakan kekuasaannya dengan mengeluarkan “surat perintah penangkapan yang tidak berdasar” terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.

Sanksi ini mencakup pembekuan aset individu yang terlibat dalam penyelidikan ICC di Amerika Serikat, serta larangan masuk bagi mereka dan keluarganya ke wilayah AS.

Trump sebelumnya juga pernah memberlakukan sanksi terhadap ICC pada tahun 2020.

Pada  Jumat (7 Februari), Menteri Luar Negeri Hongaria, Péter Szijjártó, menyatakan dukungannya terhadap perintah eksekutif Trump melalui media sosial.

Szijjártó menulis: “Pengadilan Kriminal Internasional baru-baru ini telah menjadi alat politik yang bias, merusak kreadibilitas seluruh sistem peradilan internasional. Keputusan mereka hanya akan membuat situasi di wilayah yang sudah sulit menjadi semakin tidak aman.” (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Anggota Kongres AS dari Dua Partai Ajukan RUU untuk Melarang Penggunaan DeepSeek di Perangkat Pemerintah

0

ETIndonesia. Pada 6 Februari 2025, anggota Kongres dari Partai Demokrat, Josh Gottheimer, dan anggota Kongres dari Partai Republik, Darin LaHood, mengajukan rancangan undang-undang (RUU) yang disebut “Undang-Undang Larangan Penggunaan DeepSeek di Perangkat Pemerintah.” RUU ini bertujuan untuk mencegah DeepSeek mencuri informasi sensitif warga Amerika dan memberikannya kepada Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Dalam sebuah pernyataan, Gottheimer mengatakan bahwa PKT secara terang-terangan menyatakan niatnya untuk menggunakan semua alat yang tersedia guna merusak keamanan nasional AS, menyebarkan disinformasi, dan mengumpulkan data warga Amerika.

Ia menambahkan bahwa PKT dapat menggunakan DeepSeek untuk mencuri kontrak, catatan keuangan, dan dokumen bisnis lainnya milik AS.

“Kita harus menyelidiki aktivitas berbahaya DeepSeek,” kata Gottheimer. “Kita tidak boleh membiarkan PKT mengakses perangkat pemerintah dan membahayakan keamanan nasional kita.”

Dalam pernyataan bersama, Gottheimer dan LaHood mengatakan bahwa kode DeepSeek berbagi data pengguna dengan China Mobile, sebuah perusahaan telekomunikasi milik negara Tiongkok yang telah dilarang di AS karena hubungannya dengan militer PKT.

LaHood menambahkan, “DeepSeek dan perusahaan terkait PKT menimbulkan ancaman besar terhadap keamanan nasional AS.”

“Program kecerdasan buatan DeepSeek mengumpulkan data pengguna AS dan menyimpannya untuk digunakan oleh PKT. Kita tidak boleh, dalam keadaan apa pun, membiarkan PKT mengakses data sensitif pemerintah atau individu AS.”

Sebelumnya, Senator AS Josh Hawley juga mengajukan “Undang-Undang Pemisahan Kemampuan Kecerdasan Buatan AS dari Tiongkok” (Decoupling America’s Artificial Intelligence Capabilities from China Act). RUU ini melarang ekspor atau impor produk kecerdasan buatan ke dan dari negara komunis, menghentikan kerja sama antara AS dan Tiongkok dalam pengembangan AI, serta melarang perusahaan AS berinvestasi dalam pengembangan AI di Tiongkok.

Pada Januari 2025, Tiongkok meluncurkan chatbot kecerdasan buatan DeepSeek, yang memicu kekhawatiran tentang keamanan data, mengingat teknologi di Tiongkok sepenuhnya dikendalikan oleh pemerintah PKT.

Pada 28 Januari, Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan bahwa pemerintah AS sedang menyelidiki dampak DeepSeek terhadap keamanan nasional.

Negara bagian Texas telah melarang penggunaan DeepSeek di perangkat pemerintah. Gubernur Texas, Greg Abbott, mengatakan, “Texas tidak akan membiarkan PKT menyusup ke infrastruktur penting negara bagian kami melalui aplikasi kecerdasan buatan dan media sosial.”

Taiwan, Italia, dan Australia juga telah mengambil langkah serupa. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Pertunjukan Shen Yun Sukses Besar, Gangguan dari PKT  Meningkat, Dikecam oleh Berbagai Pihak

0

ETIndonesia. Pada tahun 2025, saat pertunjukan Shen Yun sukses besar di berbagai tempat, Partai Komunis Tiongkok (PKT) justru meningkatkan gangguan dan sabotase, yang memicu kecaman luas dari berbagai pihak.

Ancaman Bom dan Ancaman Pembunuhan

Pada 3 Februari, hari pembukaan pertunjukan Shen Yun di Dijon, Prancis, sebuah email ancaman dikirim, mengklaim bahwa beberapa bom telah dipasang di dalam teater. Setelah polisi melakukan pemeriksaan menyeluruh dan memastikan tidak ada ancaman nyata, pertunjukan pun kembali dilanjutkan.

Sebelumnya, pada 27 Januari, sehari sebelum malam Tahun Baru Imlek, situs web Shen Yun menerima email ancaman lain yang menyebutkan rencana untuk melakukan pembantaian di Longquan Temple, kantor Shen Yun di New York. Ancaman tersebut juga menargetkan anggota Kongres AS yang mendukung Shen Yun.

Sejak awal musim pertunjukan Shen Yun 2025, sudah ada 14 ancaman serupa, meskipun tidak ada insiden nyata yang terjadi. Polisi AS kini telah meningkatkan keamanan di semua teater yang menjadi lokasi pertunjukan Shen Yun. Tindakan keji PKT ini menuai kecaman dari berbagai pihak.

Kecaman dari Berbagai Tokoh Internasional

Sheng Xue, penulis keturunan Tiongkok di Kanada dan Wakil Ketua Aliansi Demokrasi Global, mengatakan:

“PKT takut terhadap Shen Yun karena selama ini mereka menggunakan ideologi untuk mengendalikan rakyat. Setelah menonton Shen Yun, banyak orang akan sadar bahwa selama lebih dari 70 tahun, PKT hanya menyebarkan propaganda partai dan membela kediktatoran mereka.”

Selama 19 tahun sejak Shen Yun didirikan, serangan dari PKT terus meningkat. Mereka menggunakan berbagai cara untuk mengganggu pertunjukan, seperti:

  • Intervensi diplomatik untuk menekan negara lain agar melarang Shen Yun.
  • Tekanan ekonomi terhadap teater agar membatalkan pertunjukan.
  • Ancaman dan intimidasi terhadap penyelenggara dan penonton.

Namun, banyak teater tidak menghiraukan ancaman tersebut. Bahkan, beberapa teater telah melaporkan tekanan dari Kedutaan Besar PKT ke lembaga penegak hukum di negara mereka sebagai bukti campur tangan asing.

Pada 6 Februari, anggota parlemen Inggris Jim Shannon mengecam PKT karena memperluas penindasan terhadap Falun Gong ke luar negeri. Ia menyerukan penyelidikan darurat oleh pemerintah Inggris untuk melindungi praktisi Falun Gong dan Shen Yun dari gangguan PKT.

Dukungan dari Amerika Serikat

Komisi Kebebasan Beragama Internasional AS baru-baru ini merilis daftar korban yang mengalami penganiayaan karena keyakinan mereka.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyatakan akan mendirikan Kantor Agama di Gedung Putih untuk melindungi kebebasan beragama. Trump juga menekankan bahwa umat manusia harus kembali ke tradisi dan menghidupkan kembali kepercayaan kepada Tuhan.

Ketua World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong (WOIPFG), Wang Zhiyuan, mengatakan: “Perjuangan melawan penganiayaan agama, termasuk penganiayaan PKT terhadap praktisi Falun Gong, sangat penting karena kebebasan beragama adalah prinsip dasar yang membangun Amerika Serikat.”

PKT dalam Kepanikan?

Para analis berpendapat bahwa serangan sistematis PKT terhadap Shen Yun telah meningkat ke tingkat yang lebih ekstrem. Ancaman kekerasan yang semakin parah menunjukkan bahwa PKT semakin kehilangan kendali.

Gangguan ini tidak hanya mencerminkan kelemahan rezim PKT, tetapi juga menunjukkan ketakutan mereka terhadap kebangkitan kembali budaya tradisional Tiongkok. (Hui)

 New Tang Dynasty TV – Laporan oleh wartawan Chen Yue dan Qiu Yue

Pasien “Paru-paru  Putih” di Tiongkok Meningkat, Krematorium Penuh

0

ETIndonesia. Pada saat perayaan Tahun Baru Imlek di Tiongkok, gelombang baru wabah penyakit pernapasan meledak. Rumah sakit penuh sesak, banyak orang mengalami gejala berat seperti paru-paru putih (white lung) dan meninggal dunia secara mendadak. Krematorium di berbagai daerah juga penuh, antrian kremasi semakin panjang. Namun, otoritas Partai Komunis Tiongkok (PKT) tetap bungkam dan terus menutupi situasi yang sebenarnya.

Pasien “Paru Putih” Meningkat Drastis

Pada 6 Februari, media Tiongkok melaporkan kasus seorang pria di Xinmi, Henan, yang istrinya mengalami infeksi paru-paru berat hingga seluruh paru-parunya memutih dan mengalami gagal organ multiple. Ia telah dirawat di ICU selama lebih dari 20 hari.

Warga Tiongkok di berbagai tempat mengungkapkan bahwa banyak orang di sekitar mereka mengalami gejala serupa.

Seorang warga di Shenyang, Xu Nüshi, mengatakan: “Menjelang Tahun Baru Imlek, wabah ini kembali memuncak. Rumah sakit penuh sesak, antrian di UGD mengular panjang. Saya juga baru saja terkena penyakit ini, katanya influenza tipe A, tetapi sebenarnya ini COVID. Banyak yang menganggapnya hanya flu ringan, tetapi kemudian berubah menjadi ‘paru putih’. Dalam waktu tiga sampai lima hari, mereka meninggal dunia. Korban terbanyak justru orang-orang muda.”

Pada 5 Februari, berita tentang seorang pria di Hangzhou, Zhejiang, yang mengalami “paru putih” hanya dalam beberapa hari setelah terinfeksi flu, menjadi topik trending di media sosial Tiongkok.

Meskipun pemerintah mengklaim bahwa ini hanya musim flu biasa, masyarakat yakin bahwa gelombang baru COVID sedang terjadi.

Seorang guru tari di Beijing, Zhang Ling (nama samaran), mengatakan: “Di sekeliling saya, banyak murid saya yang terserang flu. Mereka mengatakan ini adalah influenza A, infeksi mycoplasma, atau pneumonia atipikal. Namun, di balik layar, banyak orang sebenarnya menganggap ini adalah COVID. Rumah sakit tidak akan mencantumkan COVID dalam laporan medis mereka, tetapi orang-orang tahu kebenarannya.”

Meningkatnya Kasus Kematian Mendadak

Banyak pasien yang dirawat di rumah sakit akhirnya mengalami komplikasi berat dan meninggal akibat “paru putih”.

Seorang warga Xuchang, Henan, Shao Xiansheng, mengatakan: “Paman saya baru saja dikubur hari ini. Awalnya dia sangat sehat, tetapi setelah divaksinasi, kesehatannya terus menurun. Tahun lalu dia terkena ‘paru putih’, dan tahun ini dia meninggal dunia. Sekarang antrian di krematorium sangat panjang, banyak yang meninggal. Saya yakin ini akibat efek samping vaksin. Penyakit yang menyebar saat ini sebenarnya adalah COVID, dan rumah sakit sudah penuh.”

Warga Beijing, Li Xiansheng, juga mengatakan bahwa banyak kematian mendadak terjadi setelah vaksinasi: “Fenomena ini semakin sering terjadi. Banyak orang meninggal karena komplikasi setelah vaksinasi. Beberapa hari yang lalu, seorang tetangga saya meninggal. Dia berusia 53 tahun, dan meninggal sebelum sempat dibawa ke rumah sakit. Seorang mantan rekan kerja saya juga meninggal, dia seorang sopir, usianya 43 tahun. Dari mulai sakit hingga meninggal hanya 7 bulan. Yang mengerikan, mayoritas korban adalah anak muda.”

Zhang Ling menambahkan: “Salah satu sepupu saya yang masih muda dan sangat sehat, hanya terkena flu ringan, tetapi kemudian tiba-tiba meninggal. Padahal dia tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Saya juga memiliki seorang guru yang setelah divaksinasi, tiba-tiba mengalami trombosis (pembekuan darah), dan kakinya tidak bisa digerakkan lagi.”

Rumah Sakit dan Krematorium Kewalahan

Banyak video menunjukkan bahwa rumah sakit di berbagai daerah penuh sesak dengan pasien, bahkan lebih ramai dibanding pusat perbelanjaan. Lobi rumah sakit dipenuhi pasien yang menunggu perawatan darurat.

Media Henan Dahe Network melaporkan bahwa di Rumah Sakit No.1 Universitas Zhengzhou, jumlah pasien melonjak menjadi 43.000 per hari setelah liburan Imlek. Bahkan pada pukul 4:30 pagi, pasien sudah mengantri di luar rumah sakit dalam suhu yang sangat dingin.

Seorang warga Zhengzhou, Cai Xiansheng, mengatakan bahwa dia mencoba memberi peringatan di media sosial, tetapi akunnya langsung diblokir oleh pemerintah.

“Sekarang mereka tidak menyebutnya COVID, tetapi hanya ‘virus baru’. Banyak kasus serangan jantung dan stroke terjadi secara tiba-tiba. Ibu saya sendiri baru saja meninggal bulan Januari lalu. Hanya minum susu, lalu tiba-tiba meninggal. Pemerintah akan menutupi semua berita yang bisa merugikan mereka.”

Di Hohhot, Mongolia Dalam, Mu Xiansheng juga mengonfirmasi bahwa banyak anak muda meninggal mendadak: “Dalam dua tahun terakhir, jumlah kematian mendadak meningkat. Orang yang sehat tiba-tiba sakit, lalu dalam beberapa hari meninggal. Saya sendiri sudah menghadiri banyak pemakaman. Ada yang masuk rumah sakit dengan berjalan kaki, tetapi dua hari kemudian mereka dibawa pulang dalam peti mati.”

Seorang karyawan perusahaan BUMN di Chaohu, Anhui, Zhang Wei (nama samaran), mengatakan: “Setiap hari ada orang yang meninggal di pabrik kami. Bulan lalu, dua orang berusia 40-an meninggal dunia. Saat liburan Imlek, satu orang lagi meninggal dunia. Orang tua yang meninggal dunia lebih banyak lagi, mungkin ada belasan. Sekarang antrean di krematorium sangat panjang. Di belakang pabrik kami ada jalan menuju krematorium, dan sepanjang hari kami mendengar suara musik duka. Asap dari cerobong krematorium terus mengepul dari pagi hingga malam. Jika ingin mempercepat kremasi, kita harus menyuap petugas dengan amplop merah.”

Pemerintah PKT Tetap Menutupi Kebenaran

Pada awal Februari, Pusat Pengendalian Penyakit Menular Tiongkok (CDC) merilis laporan yang menyatakan bahwa COVID kini telah beradaptasi menjadi seperti influenza. Mereka juga mengatakan bahwa orang berusia 30 hingga 40 tahun memiliki risiko 2,31 kali lebih tinggi terkena infeksi ganda COVID dan flu.

Namun, para ahli percaya bahwa pemerintah hanya mencoba menutupi lonjakan kematian akibat COVID yang sebenarnya.

Li Xiansheng, warga Beijing, mengatakan: “Pemerintah masih membungkam semua berita tentang wabah ini. Mereka bahkan mengadakan pertemuan dengan staf krematorium, memerintahkan mereka untuk tidak memotret atau merekam video. Pada awal Januari, sempat terjadi lonjakan infeksi besar, tetapi pemerintah hanya menyebutnya ‘flu A’. Padahal semua orang tahu itu adalah COVID.”

Laporan oleh New Tang Dynasty TV – Wartawan Li Yun, Xiong Bin, dan Zhong Yuan

Pria Taiwan Mempersembahkan 100 Kepala Babi kepada Buddha Berwajah Empat di Thailand Setelah Memenangkan Lotere

EtIndonesia. Seorang pria dari Taiwan baru-baru ini mengunjungi Wat Ko Suwannaram, sebuah kuil di Bangkok, Thailand, untuk memuja Buddha Berwajah Empat, berdoa memohon kekayaan dan keberuntungan.

Setelah kembali ke Taiwan, pria berusia 32 tahun itu membeli tiket lotere dan memenangkan hadiah besar, meskipun dia menolak untuk mengungkapkan jumlah pastinya.

Bersyukur atas rejeki nomplok yang tak terduga, dia bertekad untuk memenuhi sumpahnya kepada dewa tersebut.

Pada tanggal 5 Februari, pria itu terbang kembali ke Thailand dengan membawa persembahan yang rumit kepada Buddha Berwajah Empat, termasuk 100 kepala babi dan berbagai macam buah-buahan dan makanan ringan.

Acara tersebut menampilkan ritual menyalakan lilin berskala besar, dengan 3.000 lilin dinyalakan di sekitar patung Buddha Berwajah Empat, serta upacara altar resmi.

Setelah ritual, persembahan dibagikan kepada penduduk setempat, sehingga mereka dapat ikut menikmati berkah.

Selama kunjungannya, pria itu juga berpartisipasi dalam undian kuil, dengan mengambil angka 079 dengan harapan memperoleh lebih banyak keberuntungan.

Menurut laporan, pria itu memiliki toko jimat Thailand dan sering mengunjungi kuil tersebut.

Pria itu mencatat bahwa banyak umat Taiwan mengunjungi kuil di Thailand untuk berdoa memohon berkah.

Kejadian serupa pernah terjadi di masa lalu.

Pada bulan Juni 2024, seorang pria kembali ke kuil dengan 99 kepala babi untuk mengungkapkan rasa syukur setelah doanya untuk sebuah keluarga terjawab.

Sebelumnya pada tahun 2023, pemenang undian lainnya juga memenuhi sumpahnya dengan mempersembahkan 100 kepala babi di kuil yang sama. (yn)

Sumber: mustsharenews

Perusahaan Jepang Menawarkan Minuman Gratis dan Cuti Mabuk untuk Menarik Talenta Muda

EtIndonesia. Karena tidak dapat menawarkan upah yang menarik, sebuah perusahaan teknologi Jepang telah mencoba menarik telenta muda dengan menawarkan manfaat yang cerdik seperti minuman beralkohol gratis di tempat kerja dan cuti mabuk.

Sejak meletusnya gelembung ekonomi Jepang pada awal 1990-an, ekonomi Jepang telah mandek seiring dengan gaji karyawan. Meskipun beberapa perusahaan telah mengumumkan rencana untuk menaikkan upah awal dengan harapan dapat menarik talenta muda, perusahaan kecil dan menengah tidak memiliki pilihan itu karena anggaran mereka tidak memungkinkan.

Untuk bersaing dengan pemain besar, mereka harus berpikir di luar kotak dan menawarkan manfaat yang menarik dan terkadang tidak lazim bagi calon karyawan. Satu perusahaan teknologi kecil di Osaka baru-baru ini menjadi viral di Negeri Matahari Terbit dengan menawarkan minuman beralkohol gratis kepada stafnya selama jam kerja dan cuti mabuk untuk menjernihkan pikiran mereka.

Minum saat bekerja biasanya tidak disukai, tetapi tidak di Trust Ring Co., Ltd., sebuah perusahaan teknologi kecil di Midoribashi, Osaka. Di sini, sang bos sendiri yang membawa minuman keras dan bersulang dengan gembira bersama para karyawannya sebagai bagian dari manfaat khusus yang dimaksudkan untuk menarik bakat-bakat muda. Dan jika beberapa dari mereka minum satu atau dua gelas terlalu banyak, mereka dapat menggunakan “cuti mabuk” mereka untuk datang terlambat ke kantor, tanpa pertanyaan.

“Karena saya menggunakan sistem ‘cuti mabuk’, saya dapat kembali bekerja pada pukul 12 siang,” seorang karyawan perempuan baru-baru ini mengatakan kepada Kansai TV. “Anda dapat tidur selama 2 atau 3 jam lebih lama dan kembali bekerja dengan pikiran yang jernih. Saya merasa saya akan lebih efisien.”

CEO Trust Ring Co., Ltd. menjelaskan bahwa dia mendapatkan manfaat yang tidak biasa ini karena dia tidak mampu membayar karyawannya lebih banyak. Berusaha bersaing dengan perusahaan besar dalam hal gaji adalah pertempuran yang sia-sia, jadi dia harus menawarkan kepada orang-orang sesuatu yang lebih mereka hargai daripada uang.

“Gaji awal di perusahaan kami adalah 222.000 yen, yang sudah termasuk 20 jam upah lembur, jadi itu hampir merupakan upah minimum,” kata sang bos. “Kami benar-benar tidak dapat menaikkan gaji awal, jadi saya pikir usaha kecil dan menengah harus fokus untuk menarik bakat dengan ide serupa.” (yn)

Sumber: odditycentral

Ilmuwan Baru Saja Mengungkapkan Cara Memasak Telur yang ‘Sempurna’

EtIndonesia. Direbus matang, direbus setengah matang, atau direbus dengan api kecil. Para ilmuwan telah mempelajari cara memasak telur yang sempurna dan telah menemukan resep baru yang mereka katakan mengoptimalkan rasa dan kualitas gizinya.

Memasak telur merupakan seni yang rumit karena kuning telur dan putih telur tidak matang pada suhu yang sama.

Kuning telur mulai mengeras pada suhu 65 derajat Celsius dan putih telur pada suhu 85 derajat Celsius.

Untuk menghindari telur rebus setengah matang, koki harus memilih “suhu kompromi”, kata penulis sebuah studi yang diterbitkan pada hari Kamis (6/2) di jurnal Communications Engineering.

Dalam kasus telur rebus – dimasak selama 12 menit pada suhu 100C – semua bagian telur memiliki suhu akhir 100C, jauh di atas suhu memasak ideal, terutama untuk kuning telur.

Dalam kasus telur sous vide, yang dimasak antara 60 dan 70C, telur akhir berada pada suhu 65C.

Tetapi meskipun ini merupakan suhu ideal untuk kuning telur, suhu ini terlalu rendah bagi protein dalam putih telur untuk saling menempel.

Sedangkan untuk telur rebus setengah matang, yang dimasak selama enam menit pada suhu 100C, penulis mengatakan kuning telurnya kurang matang.

Spesialis polimer Italia mendekati masalah tersebut dengan mensimulasikan proses dengan bantuan perangkat lunak dinamika fluida komputasional, yang digunakan untuk mensimulasikan dan menganalisis aliran fluida dan interaksinya dengan permukaan padat.

Bahan yang dapat didaur ulang

Solusinya, mereka menyarankan, adalah menggunakan panci berisi air mendidih pada suhu 100 derajat Celsius dan panci berisi air pada suhu 30 derajat Celsius dan memindahkan telur dari satu panci ke panci lainnya setiap dua menit selama total tepat 32 menit.

“Ditemukan bahwa keadaan diam di bagian tengah kuning telur tercapai pada suhu konstan 67 derajat Celsius,” yaitu nilai rata-rata antara suhu panci berisi air mendidih dan panci berisi air hangat, Pellegrino Musto, salah satu penulis studi tersebut, mengatakan kepada AFP.

“Sebaliknya, putih telur secara bergantian mengalami suhu dalam kisaran 100–87C dan 30–55C selama siklus panas dan dingin, yang memungkinkan semua lapisan putih telur mencapai suhu pemasakan,” imbuh Musto, direktur penelitian di Institut Polimer, Komposit, dan Biomaterial, Dewan Riset Nasional Italia.

Para penulis kemudian menguji metode “memasak secara bersiklus” ini dan menemukan bahwa hasilnya “lebih mirip dengan daging yang direbus setengah matang saat menganalisis tekstur putih telurnya, sementara sangat mirip dengan sampel daging yang dimasak sous vide saat mempertimbangkan kuning telurnya,” kata penelitian tersebut.

Memasak secara siklus juga memiliki “kelebihan dibandingkan metode memasak konvensional dalam hal kandungan gizi”, kata para penulis.

Analisis kimia menunjukkan bahwa kuning telur yang dimasak secara siklus mengandung lebih banyak polifenol – zat gizi mikro yang sehat – daripada telur rebus, telur rebus setengah matang, atau telur sous vide.

Musto mengatakan dalam email bahwa hasil tersebut “(sebagian) tidak terduga” dan menyarankan bahwa “degradasi suhu molekul bioaktif” pada suhu yang lebih tinggi bisa menjadi kemungkinan penyebabnya.

Penelitian ini juga menemukan penerapan praktis, dengan salah satu penulis penelitian, Ernesto Di Maio, menggunakan metode memasak siklik “secara teratur untuk keluarga dan teman-temannya, yang sangat menghargainya”.

Namun, Musto menekankan bahwa penelitian tersebut akan memiliki aplikasi di luar dapur, terutama berkenaan dengan daur ulang, yang menurutnya merupakan tema utama kelompok penelitian tersebut.

“Profil termal yang dirancang dengan baik dapat memungkinkan pengembangan struktur berlapis dalam suatu objek yang terbuat dari bahan tunggal” yang sepenuhnya dapat didaur ulang, kata Musto.

“Objek yang dihasilkan akan memiliki sifat berlapis-lapis seolah-olah objek tersebut terbuat dari berbagai material,” kata Musto, seraya menambahkan bahwa sifat-sifat ini “sangat sulit didaur ulang” kecuali dalam keadaan yang jarang terjadi.(yn)

Sumber: sciencealert

Gelombang Pandemi di Tiongkok: Kasus Kematian Mendadak akibat “Paru-Paru Putih” Meningkat Drastis, Seorang Pria Kehabisan Harta Demi Menyelamatkan Istrinya

0

ETIndonesia. Gelombang pandemi kembali melanda Tiongkok, dengan banyak orang mengalami kondisi “paru-paru putih” dalam waktu singkat setelah terinfeksi, yang berujung pada kematian mendadak. Krematorium di berbagai daerah penuh sesak dengan antrian panjang, sementara pemerintah terus menutupi kebenaran.

Situasi Mengerikan di Berbagai Wilayah

Seorang dokter di Tiongkok, Dr. Li, memperingatkan: “Flu bukanlah sekadar demam biasa, semua orang harus waspada.”

Setelah Tahun Baru Imlek, wilayah Beijing, Hebei, dan Henan mengalami lonjakan kasus infeksi yang sangat parah. Pada 4 Februari, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Beijing mengeluarkan peringatan darurat, menyatakan bahwa ibu kota masih berada dalam periode puncak penyebaran penyakit pernapasan seperti flu.

Banyak warga melaporkan bahwa virus kali ini sangat ganas dan menyebabkan kondisi pasien memburuk dengan cepat.

Seorang dokter di Tiongkok, Dr. Feng, mengungkapkan: “Beberapa hari lalu, seorang pria datang ke klinik dengan gejala flu, tetapi kondisinya memburuk dalam waktu singkat dan paru-parunya menjadi putih seluruhnya.”

Salah satu kasus tragis terjadi di Xinmi, Henan, di mana seorang pria bernama Zhai mengungkapkan kepada media bahwa istrinya awalnya hanya mengalami gejala flu ringan. Namun, hanya dalam beberapa hari, kedua paru-parunya berubah menjadi putih dan menyebabkan kegagalan banyak organ. Istrinya telah dirawat di ICU selama lebih dari 20 hari, dan karena biaya medis yang sangat tinggi, ia terpaksa menjual mobilnya.

Antrian Panjang di Krematorium, Pemerintah Menutup-Nutupi Fakta

Banyak laporan di media sosial menyebutkan meningkatnya jumlah korban meninggal akibat infeksi ini. Beberapa warga bahkan mengatakan bahwa banyak orang di sekitar mereka meninggal secara tiba-tiba, termasuk anak muda.

Seorang warga Xi’an, bernama Mo, mengungkapkan:
“Krematorium penuh sesak, jenazah tidak bisa langsung dikremasi pada hari yang sama. Jika ingin dipercepat, harus menyuap petugas krematorium. Bayangkan, sudah berapa banyak orang yang meninggal?”

Dugaan H5N1 (Flu Burung) sebagai Penyebab Wabah

Beberapa tenaga medis di Beijing yang memiliki hati nurani melaporkan kepada media bahwa wabah ini kemungkinan adalah virus flu burung H5N1.

Menurut pembawa acara program “Xinwen Kandi”, Li Muyang: “Pemerintah PKT kemungkinan sedang menutupi fakta ini dengan menyebutnya sebagai flu biasa, karena mereka takut menimbulkan kepanikan masyarakat dan dampak buruk terhadap ekonomi.”

Keyakinan dan Keselamatan

Beberapa warga Tiongkok mengaku bahwa setelah mereka menyatakan keluar dari keanggotaan Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan organisasi afiliasi nya, serta melafalkan  ‘Falun Dafa Hao, Zhen Shan Ren Hao’ (Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik), kesehatan mereka tetap terjaga.

Li Muyang kembali mengingatkan: “Bagi mereka yang pernah bergabung dengan organisasi Partai Komunis Tiongkok (PKT), segeralah keluar demi keselamatan hidup Anda. Ini seperti kisah nyata ‘Paskah Yahudi’, di mana keluar dari PKT bisa menyelamatkan Anda dari bahaya.” (Hui)

Laporan oleh reporter New Tang Dynasty TV: Tang Rui dan Xiong Bin

Badai Regulasi Elon Musk, Enam Jenius Muda yang Mengguncang Amerika Serikat 

Oleh Tang Qing 

Mari kita simak  bagaimana tim Department of Government Efficiency (DOGE) Elon Musk, enam jenius super, dalam hitungan minggu telah mengguncang Washington.

Elon Musk muda tidak hanya membuat roket, menciptakan Starlink, menggali terowongan, dan membeli Twitter, tetapi kini ia juga masuk ke dalam Washington, membawa sekelompok insinyur teknologi muda untuk mengaudit keuangan, memangkas anggaran, dan menghapus proyek-proyek yang tidak efisien. 

Elon ingin mereformasi seluruh pemerintahan Amerika Serikat. Bisa dibilang, pahlawan sejati memang lahir di usia muda!

Di Gedung Putih, ada yang mendukungnya, sementara di Kongres, ada yang panik. Apakah ini akan menjadi reformasi yang revolusioner?

Kelahiran DOGE

Kisah ini dimulai ketika pemerintahan baru Donald Trump kembali berkuasa. Kali ini, Trump mengeluarkan langkah besar—langsung mengundang Elon Musk ke Gedung Putih. Namun, Musk tidak datang hanya untuk makan malam. Ia ditunjuk sebagai Pegawai Pemerintah Khusus (Special Government Employee) dan memimpin tim teknologi elit untuk mereformasi pemerintahan.

Kenapa Trump memilih Musk? alasannya sederhana: birokrasi Washington terlalu gemuk dan tidak efisien. Trump sudah lama ingin memangkas pengeluaran pemerintah yang berlebihan dan meningkatkan efisiensi, tetapi upaya-upaya sebelumnya tidak berhasil. Akhirnya, ia memanggil orang paling ahli dalam “menghancurkan aturan”—Elon Musk—dengan harapan membawa pola pikir perusahaan teknologi untuk mengoptimalkan pemerintahan.

Namun, kali ini status Musk sedikit berbeda. Ia bukan penasihat pemerintah, bukan kepala departemen, tetapi seorang “agen operasi khusus” yang langsung memimpin tim kecil bernama DOGE.

DOGE bukanlah lembaga pemerintah biasa, tetapi “senjata rahasia” yang dipilih langsung oleh Trump.

  • Tidak memerlukan persetujuan Kongres
  • Tidak terikat oleh prosedur birokrasi tradisional
  • Langsung bertanggung jawab kepada Gedung Putih

Dengan kata lain, Musk bisa menjalankan reformasi pemerintahan seperti mengelola sebuah perusahaan.

DOGE sendiri adalah singkatan dari Department of Government Efficiency atau Departemen Efisiensi Pemerintah.

Perlu diketahui bahwa anggaran tahunan pemerintah federal AS mencapai US$. 6,2 triliun , dengan banyak dana terbuang untuk proyek-proyek yang tidak efisien, tumpang tindih, atau bahkan tidak transparan.

Misi tim DOGE adalah memangkas pengeluaran yang tidak berguna dan mendistribusikan kembali sumber daya, sehingga pemerintahan menjadi lebih efisien.

Tim ini terdiri dari para insinyur muda terbaik, bahkan ada yang baru berusia 19 tahun tetapi sudah duduk di ruang rapat Gedung Putih. Tugas mereka hanya satu: mencari “pengeluaran yang tidak berguna” dalam pemerintahan dan menghapusnya.

Enam Jenius Muda Tim DOGE

Sulit dipercaya, tetapi rata-rata usia tim “pasukan khusus reformasi pemerintah” ini hanya 22 tahun. Mereka bukanlah birokrat tradisional, melainkan para jenius pemrograman, ahli AI, dan pakar analisis data.

Musk memiliki standar seleksi sederhana:
✅ Tidak peduli latar belakang atau ijazah
✅ Yang penting adalah kemampuan menyelesaikan masalah

Hasilnya, ia berhasil mengumpulkan enam “jenius luar biasa” dengan riwayat hidup yang tidak biasa:

1. Akash Bobba

  • Mahasiswa program elit MET (Management, Entrepreneurship & Technology) di Universitas Berkeley
  • Pernah magang di Meta dan Palantir, ahli dalam AI dan analisis data
  • Pernah mengalami kejadian di mana seluruh kode proyek timnya terhapus dua hari sebelum batas waktu, namun ia berhasil menulis ulang seluruhnya dalam semalam—dan hasilnya lebih baik dari sebelumnya!

2. Edward Coristine

  • Mahasiswa teknik di Northeastern University, tetapi drop out untuk bergabung dengan DOGE
  • Baru berusia 19 tahun, termuda di tim
  • Pernah bekerja di proyek Neuralink milik Musk, tetapi berfokus pada rekayasa perangkat lunak, bukan antarmuka otak-komputer

3. Luke Farritor

  • 21 tahun, dikenal sebagai orang pertama di dunia yang berhasil menggunakan AI untuk menerjemahkan gulungan Yunani kuno berusia 2000 tahun
  • Penelitiannya mengguncang dunia akademik dan membuka jalan baru bagi penggunaan AI dalam analisis teks kuno
  • Bergabung dengan DOGE untuk memodernisasi sistem IT pemerintahan

4. Gautier Cole Killian

  • Mantan analis di Jump Trading, ahli dalam perdagangan frekuensi tinggi dan algoritma keuangan
  • Di DOGE, ia bertanggung jawab atas modernisasi IT pemerintahan, terutama dalam keamanan data dan optimalisasi sistem

5. Gavin Kliger

  • Mantan karyawan Databricks (platform data AI global terkemuka)
  • Sekarang menjadi penasihat khusus di Kantor Manajemen Personalia (OPM)
  • Juga terkenal sebagai penulis blog di X (Twitter) tentang analisis mendalam “Deep State”, dengan gaya penulisan yang tajam

6. Ethan Shaotran

  • Mahasiswa Ilmu Komputer di Harvard, sekaligus pendiri startup AI bernama Energize AI
  • Startup-nya mendapat dukungan investasi dari OpenAI
  • Pernah meraih juara dua dalam kompetisi hackathon yang disponsori oleh perusahaan Musk—dan langsung direkrut ke DOGE

Gaya Kerja DOGE: Kecepatan Silicon Valley vs. Birokrasi Washington

💻 Di Silicon Valley, orang bekerja 996 (09:00 – 21:00, 6 hari seminggu)
💀 Di DOGE? Mereka kerja 007 (00:00 – 00:00, tanpa henti)

Musk mengatakan bahwa mereka bekerja 120 jam per minggu, hampir tanpa libur dan tanpa jadwal tetap.

Sementara itu, sistem birokrasi Washington:
❌ Hari Jumat sudah pulang lebih awal
❌ Liburan lebih banyak dari siapa pun
❌ Menyetujui anggaran bisa memakan waktu berbulan-bulan

Musk bahkan meledek di X:

“Tim DOGE bekerja 120 jam seminggu, sementara birokrat Washington hanya 40 jam. Tidak heran mereka kalah cepat.”

Tim DOGE memiliki akses khusus ke berbagai lembaga pemerintahan, termasuk:
🔹 Administrasi Layanan Umum (GSA) – mengakses sistem IT pemerintah
🔹 Kantor Manajemen Personalia (OPM) – membantu optimalisasi data pegawai pemerintah

“Serangan Kilat” DOGE Mengguncang Washington

Dalam kurang dari satu bulan, tim DOGE telah membuat seluruh pemerintahan terguncang.

Dengan metode teknologi, mereka telah:
✅ Mengungkap pengeluaran yang tidak transparan
✅ Memotong anggaran proyek tidak efisien
✅ Bahkan menyebabkan beberapa lembaga berhenti beroperasi

Washington gempar.

Apakah revolusi administrasi sedang terjadi? Kita lihat saja kelanjutannya! 🚀

Langkah Pertama: Sistem Pembayaran Departemen Keuangan — Menelusuri Aliran Dana

Target pertama yang disasar adalah Departemen Keuangan AS. Seperti yang diketahui, pemerintah AS menghabiskan sekitar US$.5 triliun setiap tahun untuk berbagai kebutuhan, seperti jaminan sosial, program kesehatan, anggaran pertahanan, serta pembayaran kepada penyedia layanan pemerintah. Namun, transparansi aliran dana ini selalu menjadi tanda tanya besar.

Karena itu, DOGE langsung masuk dan mendapatkan akses terbatas ke sistem pembayaran Departemen Keuangan untuk mulai “mengaudit” transaksi keuangan pemerintah.

Tak lama setelah itu, Elon Musk membocorkan fakta mengejutkan di platform X:

“Pejabat yang bertanggung jawab atas persetujuan pembayaran di Departemen Keuangan tidak pernah menolak satu pun transaksi. Baik itu transaksi yang jelas-jelas mencurigakan, atau yang berpotensi terhubung ke organisasi teroris, semuanya lolos begitu saja.”

Pernyataan ini langsung menyulut perdebatan panas di berbagai kalangan.

Jika klaim ini benar, berarti sistem pembayaran pemerintah telah mengalami kebocoran selama puluhan tahun tanpa ada yang mengawasi. Namun, beberapa pakar menilai bahwa proses persetujuan pembayaran Departemen Keuangan sebenarnya lebih kompleks, sehingga pernyataan Musk dianggap berlebihan.

Meski demikian, langkah DOGE telah menggemparkan lingkungan internal Departemen Keuangan. Bahkan, Wakil Menteri Keuangan, David Lebryk, mengundurkan diri setelah skandal ini mencuat. Beberapa anggota Kongres mulai mendesak agar hak akses DOGE terhadap sistem keuangan pemerintah segera dicabut.

Di sisi lain, serikat pekerja federal juga ikut bergerak, menuduh DOGE telah melanggar privasi pegawai pemerintah dengan mengakses data pembayaran tanpa izin yang jelas.

Bagaimana respons Musk?

“Jika masalah ini tidak penting, kenapa kalian begitu ketakutan saat kami mulai mengaudit?”

Pernyataan ini membuat situasi semakin panas. Kini, pertarungan antara “tim audit” dan “tim anti-audit” sedang berlangsung di Washington.

Langkah Kedua: Serangan Mendadak ke Badan Pembangunan Internasional AS (USAID)

Jika audit di Departemen Keuangan sudah cukup mengejutkan, maka yang terjadi di Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) benar-benar seperti “ledakan bom” di Washington.

USAID adalah lembaga pemerintah yang mengelola lebih dari US$.40 miliar per tahun untuk program bantuan luar negeri AS. Namun, pertanyaannya adalah:

“Ke mana sebenarnya uang ini digunakan?” Apakah benar-benar dipakai untuk hal yang seharusnya?”

Tak lama setelah DOGE mulai menyelidiki, Gedung Putih merilis daftar proyek-proyek yang dianggap sebagai “pemborosan anggaran”, di antaranya:

  • US$.1,5 juta untuk program DEI (Diversity, Equity, and Inclusion) di Serbia
  • US$.70.000 untuk mendukung pertunjukan musik DEI di Irlandia
  • US$.2 juta untuk membiayai operasi transgender dan kegiatan LGBT di Guatemala
  • US$.47.000 untuk opera bertema transgender di Kolombia

Gedung Putih langsung mengecam penggunaan anggaran ini, menilai bahwa uang pajak rakyat digunakan untuk proyek-proyek berbasis ideologi pribadi, tanpa pengawasan yang jelas.

Tak menunggu lama, DOGE langsung bergerak. Mereka mengaudit sistem IT USAID, dan hasilnya?

Banyak pegawai USAID tiba-tiba kehilangan akses ke sistem internal mereka, bahkan tidak bisa masuk ke kantor.

Beberapa pegawai yang terdampak bahkan menyiarkan langsung di media sosial saat mereka diblokir dari sistem.

Musk menanggapi situasi ini dengan lugas:”USAID adalah lubang korupsi yang tidak bisa diselamatkan. Harus dibersihkan total.”

Donald Trump pun mendukung penuh langkah DOGE, dengan mengatakan: “Lihat saja apa yang ditemukan oleh Musk. Sekarang kalian paham kenapa kami harus menutup USAID.”

Meski demikian, USAID belum sepenuhnya dibubarkan. Lembaga ini sekarang diambil alih oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio, yang berencana melakukan reformasi besar-besaran.

Namun, masa depan USAID kini masih dalam ketidakpastian, dan bisa saja berubah drastis dalam waktu dekat.

3. Audit Sistem IT Pemerintah: Mengungkap “Posisi Hantu”

Selain menelusuri keuangan, DOGE juga melakukan pembersihan besar-besaran terhadap sistem IT pemerintah. Hasilnya? Mereka menemukan sejumlah fakta mengejutkan.

Ditemukan banyak “posisi hantu” di dalam sistem pemerintahan. Beberapa posisi yang seharusnya aktif ternyata tidak memiliki pegawai yang bekerja secara nyata. Bahkan, ada pegawai yang sudah pensiun tetapi tetap menerima gaji setiap bulan, seolah-olah mereka masih bekerja.

Kabar ini membuat para birokrat di Washington panik. Beberapa pimpinan lembaga bahkan diam-diam menyarankan staf mereka untuk mengunduh data pribadi ke perangkat pribadi, takut jika informasi mereka tiba-tiba dihapus dari sistem.

Selain itu, DOGE juga berusaha mendapatkan akses IT ke Small Business Administration (SBA), yang mengawasi pendanaan bagi usaha kecil. Jika investigasi ini benar-benar berlanjut, tidak ada yang tahu berapa banyak skandal besar lain yang akan terungkap.

4. Memotong Anggaran DEI: Penghematan US$1 Miliar

Langkah besar lainnya dari DOGE adalah memangkas drastis anggaran Diversity, Equity, and Inclusion (DEI) yang selama ini didanai oleh pemerintah.

Mereka telah memotong dana sebesar US$1 miliar, yang sebagian besar berasal dari:

  • Posisi kepemimpinan DEI dalam pemerintahan federal
  • Program DEI internasional
  • Dana riset DEI di universitas-universitas AS

Juru bicara Gedung Putih menyatakan: “Selama beberapa tahun terakhir, program DEI telah menjadi ‘lubang hitam’ dalam anggaran federal, dengan banyak dana yang terbuang sia-sia untuk proyek-proyek yang tidak membuahkan hasil.”

Partai Demokrat menentang keras pemotongan ini, menyebutnya sebagai manuver politik, tetapi Musk menegaskan: “Uang pajak rakyat harus digunakan untuk hal-hal yang benar-benar bermanfaat, bukan untuk proyek berbasis ideologi.”

5. Kontroversi Data Iklim NOAA

Langkah DOGE bahkan sampai mempengaruhi National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), lembaga yang bertanggung jawab atas prakiraan cuaca, pemantauan iklim, dan prediksi bencana alam.

DOGE melakukan audit terhadap sistem IT NOAA, terutama program-program yang terkait dengan DEI. Secara bersamaan, beberapa database ilmiah NOAA tiba-tiba offline, termasuk pusat data pemantauan karbon dioksida global.

NOAA menjelaskan bahwa gangguan ini adalah bagian dari “pemeliharaan sistem”, tetapi anggota Kongres dari Partai Demokrat menuduh DOGE sengaja merusak sistem pemantauan lingkungan.

Musk menanggapi dengan pernyataan tajam: “Tentu saja data perlu dipelihara, tapi bagaimana jika ada data yang telah dimanipulasi?”

Dalam hitungan minggu, DOGE telah mengguncang Washington, mulai dari sistem pembayaran Departemen Keuangan, pembekuan USAID, hingga audit sistem IT pemerintahan secara besar-besaran. Reformasi dengan kecepatan kilat ini membuat para elit politik gemetar.

6. Menantang Media Arus Utama

Pada 31 Januari, Departemen Pertahanan AS mengumumkan “Program Rotasi Media Tahunan”, yang menyebabkan beberapa media besar seperti:

  • The New York Times
  • NBC News
  • NPR
  • Politico

Media-media dipaksa keluar dari kantor-kantor mereka di Pentagon.

Sebagai gantinya, pemerintah memberikan akses kepada media-media konservatif seperti:

  • New York Post
  • Breitbart News
  • One America News (OAN)

Departemen Pertahanan menyatakan bahwa tujuan kebijakan ini adalah: “Memberikan kesempatan kepada lebih banyak media untuk mendapatkan akses ke sumber berita Pentagon, bukan hanya dikuasai oleh segelintir outlet tertentu.”

Namun, media arus utama tidak tinggal diam. Mereka menuduh pemerintahan Trump dan DOGE telah memberangus kebebasan pers dengan membersihkan media-media yang dianggap tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah.

Pemerintahan Trump memberikan tanggapan tegas: “Media-media ini sudah lama menjadi alat propaganda politik. Sekarang saatnya menyeimbangkan kembali lanskap media.”

Di saat yang sama, Musk dan beberapa jurnalis konservatif mengungkap bahwa beberapa media arus utama telah menerima dana besar dari pemerintah.

Politico, misalnya, dilaporkan telah menerima US$.8 juta dana dari pemerintah AS.

Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengumumkan: “DOGE sedang menghentikan semua pembayaran ke Politico. Tidak ada lagi subsidi media dari uang pajak rakyat.”

Keputusan ini langsung berdampak pada operasional Politico. Beberapa karyawan melaporkan bahwa gaji mereka tertunda, awalnya mengira ada masalah dengan sistem perbankan. Namun setelah melihat pernyataan Gedung Putih, mereka sadar bahwa ini terkait dengan dana pemerintah yang dipotong.

Musk pun menuliskan di X: “Beberapa media akan mengalami penurunan pendapatan yang cukup ‘misterius’.”

Politico bukan satu-satunya media yang mendapat dana pemerintah. Associated Press (AP) juga ditemukan menerima jutaan dolar setiap tahun.

Seorang jurnalis independen, Kyle Becker, mengungkap hal ini di X, dan Musk pun langsung membagikan ulang unggahan tersebut.

AP kemudian mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa uang yang diterima dari pemerintah adalah pembayaran untuk lisensi berita mereka, bukan bentuk subsidi langsung.

New York Times juga ikut menjadi sorotan. Musk membagikan laporan dari jurnalis Ian Miles Cheong, yang menyebut bahwa pemerintah AS telah memberikan dana besar kepada New York Times selama lima tahun terakhir.

New York Times membantah tuduhan ini, menyatakan bahwa mereka tidak menerima subsidi pemerintah, melainkan hanya menjual layanan berita mereka ke pemerintah.

Pada 6 Februari, Trump menuliskan pernyataan di platform sosial medianya: Kelihatannya USAID dan lembaga-lembaga lain telah mencuri miliaran dolar, dan sebagian besar uang itu mengalir ke media palsu sebagai ‘imbalan’ untuk menulis berita-berita yang menguntungkan Partai Demokrat. Politico ternyata menerima US$8 juta. Bagaimana dengan The New York Times? Siapa lagi yang menerima dana ini? Ini bisa menjadi skandal terbesar dalam sejarah.”

Perubahan besar ini menandakan pergeseran besar dalam dinamika media dan politik di Washington. Dengan DOGE yang terus membongkar penyimpangan sistem, banyak pihak kini menunggu seberapa jauh reformasi ini akan berjalan.

Kontroversi dan Penolakan

Reformasi yang dilakukan oleh Elon Musk terus melaju dengan kecepatan penuh, tetapi bagaimana reaksi Washington terhadapnya?

Bagi para pendukungnya, Musk dianggap sebagai pahlawan super yang datang untuk menyelamatkan pemerintahan Amerika. Bahkan, beberapa anggota Partai Republik mulai mendiskusikan kemungkinan Musk mencalonkan diri sebagai Presiden pada tahun 2028.
Meskipun secara hukum ia tidak dapat mencalonkan diri—karena bukan kelahiran AS—hal ini menunjukkan betapa besar pengaruhnya di kalangan pemilih konservatif.

Namun, Partai Demokrat di Washington memiliki pandangan yang sangat berbeda.

Bagi mereka, Musk bukan pahlawan, melainkan “diktator yang tidak terpilih”.

Pemimpin mayoritas Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schumer, bahkan menyebutnya sebagai “pemerintahan bayangan yang tidak memiliki mandat dari pemilih”.

Para pemimpin Demokrat sedang mempertimbangkan beberapa langkah untuk membatasi DOGE, termasuk:

  • Menggunakan hak suara anggaran untuk membatasi pendanaan program-program yang dikendalikan oleh DOGE.
  • Mengajukan gugatan ke pengadilan guna membatasi akses DOGE terhadap sistem pemerintahan.
  • Mengorganisir protes untuk menuntut penghentian pembersihan di USAID.

Bagaimana sikap Trump?

Dalam wawancara terbarunya, Trump menyatakan: “Musk telah melakukan pekerjaan yang luar biasa. Lihat saja kasus-kasus penipuan di USAID yang dia temukan, itu benar-benar bencana.”

Trump juga menegaskan bahwa Musk tidak akan melakukan apa pun tanpa persetujuan.

Reformasi yang dilakukan oleh Musk dan enam insinyur jeniusnya telah mengguncang Washington dengan dahsyat.

  • Apakah Partai Demokrat akan mengambil langkah lebih drastis untuk menghentikan DOGE?
  • Bisakah Partai Republik memastikan bahwa reformasi ini terus berlanjut?
  • Mampukah Musk bertahan di tengah konfrontasi politik yang semakin sengit?

Semua ini masih menjadi tanda tanya besar. Kita akan terus mengawasi perkembangannya.