Epoch Times
Pada Selasa (13 Agustus), pasukan Ukraina telah menyerbu wilayah Rusia selama delapan hari dan telah menguasai 74 pemukiman di wilayah Kursk, namun Kementerian Luar Negeri Ukraina menyatakan bahwa mereka tidak berniat untuk menduduki wilayah Rusia.
“Dalam 24 jam terakhir, pasukan kami telah maju sejauh 1 hingga 3 kilometer di beberapa arah, menguasai 40 kilometer persegi wilayah,” kata Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Oleksandr Syrskyi.
Dalam panggilan video dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, Syrskyi melaporkan bahwa meskipun pertempuran berlangsung sengit, namun situasi dapat dikendalikan dan pasukan terus maju.
Saat Ukraina melancarkan serangan hebat di wilayah Kursk, Rusia, perusahaan militer Rusia menggelar pameran militer di pinggiran Moskow untuk memamerkan persenjataan terbaru mereka. Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa militer Rusia akan menerima lebih dari 500 jenis senjata dan lebih dari satu juta amunisi.
“Kami sekali lagi membuktikan bahwa orang Ukraina mampu mencapai tujuan kami dalam situasi apapun, mempertahankan kepentingan dan kemerdekaan kami,” ujar Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.
Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa pasukan Rusia telah menggagalkan serangan yang dilancarkan oleh tentara Ukraina di wilayah Kursk.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Heorhii Tykhyi, mengatakan bahwa pasukan Ukraina telah menguasai sekitar 1.000 kilometer persegi wilayah di wilayah Kursk, namun Ukraina tidak berniat untuk menduduki wilayah tersebut.
Tykhyi menyatakan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, Rusia telah melancarkan lebih dari 2.000 serangan dari wilayah Kursk.
Presiden AS Joe Biden tiba di New Orleans pada Selasa. Ketika ditanya tentang pandangannya mengenai perang di Ukraina, Biden mengatakan bahwa selama seminggu terakhir, ia sering berkomunikasi dengan stafnya mengenai situasi di Ukraina.
“Kami terus berhubungan langsung dengan pihak Ukraina,” katanya.
Sementara Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, pada Selasa menyatakan bahwa dia mendukung tindakan militer Ukraina terhadap Rusia, namun Kyiv tidak berkonsultasi dengannya sebelumnya.
Para ahli militer menganalisis bahwa serangan balasan Ukraina terhadap wilayah Rusia dimaksudkan untuk meningkatkan posisi mereka dalam negosiasi gencatan senjata di masa depan dengan Rusia. (jhon)