Home Blog Page 152

Uni Eropa Ketatkan Aturan Impor E-commerce, Temu dan Shein Jadi Target

0

EtIndonesia. Komisi Eksekutif Uni Eropa menyatakan bahwa Temu dan Shein—dua platform e-commerce raksasa asal Tiongkok—akan bertanggung jawab atas produk berbahaya dan tidak aman yang dijual di platform mereka. Langkah ini merupakan bagian dari upaya UE untuk mencegah lonjakan besar impor produk e-commerce murah yang dianggap tidak sesuai standar keselamatan.

Selain itu, UE juga mengumumkan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan jaringan perlindungan konsumen (CPC) di negara-negara anggota untuk meluncurkan investigasi bersama terhadap Shein, setelah perusahaan tersebut diduga melanggar peraturan perlindungan konsumen UE.

Shein dan Temu Hadapi Tekanan dari AS dan UE

Ini merupakan pukulan kedua bagi Temu dan Shein dalam waktu singkat.

  • Amerika Serikat telah mengakhiri kebijakan “De Minimis”—sebuah aturan perdagangan yang memungkinkan produk dengan nilai di bawah 800 dolar dikirim ke AS tanpa bea masuk.
  • Kebijakan ini sebelumnya dimanfaatkan oleh Shein dan Temu untuk mengirim produk murah ke AS dalam jumlah besar tanpa dikenai tarif.
  • Langkah ini juga bertujuan untuk mencegah penyelundupan fentanyl melalui sistem pengiriman paket kecil.

Sementara itu, UE juga mulai mengawasi lonjakan impor produk e-commerce murah dari Tiongkok, terutama terkait keselamatan produk dan dampak persaingan tidak adil terhadap produsen lokal.

Lonjakan Produk Murah dari Tiongkok Jadi Sorotan

Komisi Eksekutif UE mengungkapkan data mencengangkan:

  • Pada 2024, lebih dari 4,6 miliar barang murah (dengan harga di bawah 22 euro atau sekitar 23 dolar) diimpor ke UE.
  • 91% dari produk ini berasal dari Tiongkok.
  • Jumlah ini naik dua kali lipat dibandingkan 2023, sehingga memicu kekhawatiran di kalangan otoritas UE.

Mengapa ini menjadi masalah bagi Uni Eropa?

  • Masalah keamanan konsumen: Banyak produk e-commerce murah tidak memenuhi standar keselamatan UE.
  • Dampak ekonomi: Produsen UE kesulitan bersaing, karena produk dari Shein dan Temu terlalu murah.
  • Dampak lingkungan: Peningkatan impor dalam jumlah besar menciptakan limbah kemasan dan menambah emisi karbon.
  • Solusi yang sedang dipertimbangkan UE:
    Mengenakan biaya tambahan pada impor produk e-commerce untuk menutupi biaya pengawasan regulasi.

UE Perketat Bea Masuk dan Pengawasan Produk

  • Reformasi Bea Cukai: Pada 2023, UE mengusulkan penghapusan aturan bebas bea untuk barang di bawah 150 euro sebagai bagian dari reformasi sistem kepabeanan. UE kini mendorong negara-negara anggotanya untuk segera menyetujui perubahan ini.
  • Sistem “Product Safety Sweep”: UE telah memperkenalkan sistem baru yang memungkinkan negara-negara anggotanya untuk melakukan pemindaian elektronik pada barang impor sebelum masuk ke wilayah UE. Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi produk berbahaya sebelum dikirim ke pelanggan.

Henna Virkkunnen, Komisioner Urusan Digital UE, menyatakan: “Kami ingin menciptakan pasar e-commerce yang adil, aman bagi konsumen, menawarkan produk berkualitas, dan tetap menghormati lingkungan.”

AS Pertimbangkan Larangan Shein dan Temu atas Dugaan Kerja Paksa

Sementara Uni Eropa menekan Temu dan Shein atas produk tidak aman, Pemerintah AS tengah mempertimbangkan tindakan lebih lanjut terkait praktik tenaga kerja paksa di kedua perusahaan tersebut.

Menurut laporan Semafor (6 Februari 2025):

  • Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) AS sedang mempertimbangkan untuk memasukkan Shein dan Temu dalam “daftar hitam kerja paksa”.
  • Keputusan final belum dibuat, tetapi investigasi sedang berlangsung.

Shein dan Temu dengan tegas membantah tuduhan ini.

Shein (dalam pernyataan resmi ke Reuters): “Kami tidak mengetahui investigasi ini dan sepenuhnya mematuhi Undang-Undang Pencegahan Kerja Paksa Uyghur (UFLPA) di AS.”

Temu (melalui email resmi): “Kami secara ketat melarang penggunaan tenaga kerja paksa dan menjalankan kode etik pihak ketiga yang melarang segala bentuk kerja paksa.”

Kesimpulan: Masa Depan Shein dan Temu di Pasar Global?

  • UE dan AS semakin memperketat regulasi terhadap e-commerce Tiongkok.
  • Uni Eropa mengincar produk tidak aman dan persaingan tidak adil, sementara AS fokus pada isu kerja paksa.
  • Perubahan kebijakan bea masuk dapat membuat produk Shein dan Temu menjadi lebih mahal di pasar Barat.
  • Investigasi ini bisa berdampak besar pada masa depan kedua raksasa e-commerce ini.

Apakah Shein dan Temu akan mampu bertahan dari tekanan regulasi ini?

Ataukah UE dan AS akan semakin memperketat aturan dan menghambat ekspansi mereka?

Bagaimana menurut Anda? (jhn/yn)

Setelah AS, Argentina Umumkan Keluar dari WHO

0

EtIndonesia. Pada Rabu (5/2), Pemerintah Argentina mengumumkan bahwa mereka akan resmi keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Argentina menjadi negara kedua setelah Amerika Serikat yang memutuskan meninggalkan badan kesehatan Dunia ini.

Juru bicara kepresidenan Argentina, Manuel Adorni, menyatakan bahwa Presiden Javier Milei telah mengeluarkan perintah untuk menarik keanggotaan Argentina dari WHO. Keputusan ini diambil karena Argentina memiliki perbedaan mendalam dengan WHO dalam cara mengelola isu kesehatan, terutama selama pandemi COVID-19.

Alasan utama Argentina keluar dari WHO:

  • Kritik terhadap penanganan pandemi COVID-19 oleh WHO.
  • Menilai WHO tidak independen dan terpengaruh oleh politik negara tertentu.
  • Argentina ingin memiliki kebijakan kesehatan nasional yang lebih mandiri tanpa campur tangan WHO.

Kritik terhadap WHO: Argentina Ikuti Jejak AS

Keputusan Argentina ini mirip dengan langkah yang diambil oleh AS di bawah pemerintahan Donald Trump.

  • Saat menjabat kembali pada 20 Januari 2025, Trump langsung menandatangani perintah eksekutif untuk keluar dari WHO.
  • Trump menyebut bahwa WHO telah gagal menangani pandemi COVID-19 dan meminta AS untuk membayar kontribusi dana yang dianggap tidak adil.
  • Sebagai negara donor terbesar WHO, AS menyumbang 18% dari total anggaran organisasi tersebut, jauh lebih besar dibandingkan kontribusi dari Tiongkok dan negara-negara besar lainnya.

Trump menegaskan: “WHO hanya ingin mengambil uang kami. Semua pihak ingin menipu AS. Tapi itu tidak akan terjadi lagi.”

Pandemi COVID-19 dan Kontroversi WHO

COVID-19 pertama kali muncul pada akhir 2019, tetapi karena Pemerintah Tiongkok diduga menyembunyikan informasi, virus ini menyebar ke seluruh dunia tanpa pencegahan yang optimal.

Dampak pandemi COVID-19 secara global:

  • Ekonomi dunia mengalami kemunduran besar akibat lockdown berkepanjangan.
  • Fungsi sosial terganggu, banyak sektor terpaksa tutup atau lumpuh total.
  • Jumlah kasus terkonfirmasi: 777 juta+ kasus di seluruh dunia.
  • Jumlah korban meninggal: 7 juta+ jiwa, (tidak termasuk angka yang ditutupi oleh Tiongkok).

Kebijakan Argentina selama pandemi dianggap gagal karena mengikuti rekomendasi WHO, termasuk memberlakukan karantina ketat selama berbulan-bulan, yang pada akhirnya melemahkan perekonomian negara tanpa hasil yang signifikan dalam menekan penyebaran virus.

Apakah Negara Lain Akan Mengikuti?

Keputusan Argentina dan AS keluar dari WHO bisa menjadi pemicu bagi negara lain yang juga merasa tidak puas dengan organisasi ini.

Potensi negara yang mungkin mempertimbangkan keluar:

  • Brasil, di bawah Presiden Jair Bolsonaro, sebelumnya juga mengkritik WHO selama pandemi.
  • Hungaria dan Polandia, yang sering menentang kebijakan organisasi global yang dianggap mengancam kedaulatan nasional.
  • Beberapa negara di Afrika, yang menganggap WHO tidak cukup memperhatikan kebutuhan kesehatan di wilayah mereka.
  • Bagaimana masa depan WHO jika lebih banyak negara menarik diri?

Apakah organisasi ini akan melakukan reformasi, atau justru semakin kehilangan kepercayaan dari anggota-anggotanya?
Bagaimana menurut Anda? (jhn/yn)

AS Keluar dari Dewan HAM PBB Karena Melindungi Negara-negara Pelanggar HAM

0

Pada 4 Februari 2025, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menarik AS dari Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta menghentikan pendanaan untuk badan PBB yang menangani pengungsi Palestina.

ETIndonesia Gedung Putih merilis pernyataan yang menegaskan bahwa negara-negara seperti Tiongkok dan Iran, yang dikenal melakukan pelanggaran HAM serius, justru menjadi anggota Dewan HAM PBB. 

Gedung Putih mengecam bahwa lembaga ini tidak hanya gagal melaksanakan misinya untuk melindungi hak asasi manusia, tetapi juga menjadi “tameng bagi negara-negara pelanggar HAM.”

Berdasarkan situs resmi Dewan HAM PBB, lembaga ini bertugas untuk “memperkuat promosi dan perlindungan hak asasi manusia di seluruh dunia, menangani pelanggaran HAM, serta memberikan rekomendasi.”

Gedung Putih juga menyoroti bahwa Dewan HAM PBB bersikap bias terhadap Israel, menunjukkan sikap anti-Yahudi dan anti-Israel.

Selain itu, pemerintahan Trump juga memutuskan menghentikan bantuan kepada Badan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA). Gedung Putih menuduh badan ini memiliki “sikap anti-Yahudi dan anti-Israel yang terus-menerus.”

Perintah eksekutif tersebut menyatakan bahwa beberapa staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. 

Selain itu, Hamas disebut memanfaatkan fasilitas UNRWA untuk menyimpan senjata dan membangun terowongan bawah tanah.

UNRWA didirikan pada tahun 1950 dengan tujuan memberikan bantuan kemanusiaan dan perlindungan bagi pengungsi Palestina hingga masalah mereka mendapatkan solusi yang adil dan permanen. AS merupakan penyumbang terbesar untuk UNRWA dengan total donasi IS$422 juta per tahun.

Pada tahun 2018, selama masa jabatan pertama Trump, AS sudah pernah menarik diri dari Dewan HAM PBB dan menghentikan pendanaan UNRWA. Namun, pemerintahan Joe Biden pada 2021 kembali bergabung dengan dewan tersebut dan melanjutkan pendanaan.

Dalam perintah eksekutif yang baru, Trump juga meminta tinjauan ulang terhadap UNESCO (Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB). AS sebelumnya telah keluar dari UNESCO pada 2018 dan bergabung kembali pada 2023.

Terakhir, Trump menginstruksikan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio untuk meninjau “organisasi internasional, perjanjian, atau pakta mana yang berkontribusi pada gerakan radikal atau anti-Amerika,” dan melaporkan hasilnya kepada presiden. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

NATO Hadapi Ancaman Serangan Nuklir! Rusia Akan Menempatkan “Iskander-1000” di Ukraina, Jangkauan Meningkat Dua Kali Lipat

0

EtIndonesia. Menurut laporan Sputnik, Rusia pada Selasa (4/2), peningkatan jangkauan dan kemampuan canggih dari rudal ini diperkirakan akan menarik perhatian besar dari negara-negara NATO. Dengan akurasi tinggi dalam menyerang target jarak jauh, Iskander-1000 secara signifikan meningkatkan daya serang militer Rusia.

Sistem rudal Iskander telah lama menjadi senjata utama bagi pasukan darat Rusia, dan kehadiran Iskander-1000 menandai peningkatan besar dalam sistem ini. Dengan jangkauan yang diperpanjang, rudal ini kini mampu menyerang target strategis yang lebih jauh.

Sebagai perbandingan:

  • Iskander-M memiliki jangkauan 500 km dengan hulu ledak konvensional.
  • Iskander-1000 dapat mencapai 1.000 km dengan hulu ledak konvensional,
    dan hingga 1.300 km jika menggunakan hulu ledak nuklir.

Kemajuan ini menunjukkan bahwa kemampuan serangan taktis Rusia telah mencapai level baru, yang dapat meningkatkan tekanan terhadap pertahanan NATO dan Ukraina.

Meskipun Iskander-1000 tampak mirip dengan model sebelumnya, rudal ini memiliki fitur peningkatan desain utama, terutama peningkatan volume bahan bakar, yang meningkatkan kinerja mesin dan memungkinkan waktu terbang rudal diperpanjang
Dengan kemampuan ini, Iskander-1000 dapat menyerang target strategis dan taktis seperti pangkalan militer, pusat komando, serta infrastruktur vital musuh.

Pengembangan Iskander-1000 berlangsung dengan cepat. Menurut pengumuman dari Pasukan Rudal Strategis Rusia, produksi rudal ini telah dimulai dan diperkirakan akan dikerahkan ke garis depan pada tahun 2024.

Presiden Vladimir Putin telah mengonfirmasi kemajuan produksi ini, dan sistem rudal balistik canggih ini akan segera diintegrasikan dalam strategi militer Rusia untuk memperkuat kemampuannya melawan NATO dan Ukraina.

Ancaman Baru bagi NATO dan Risiko Eskalasi Nuklir

Kemampuan serangan jarak jauh dan mobilitas tinggi Iskander-1000 menjadi tantangan besar bagi sistem pertahanan NATO. Rudal ini mampu:

  • Menghancurkan infrastruktur penting
  • Menyerang pangkalan militer NATO
  • Mengincar target strategis di Eropa Timur

Selain itu, karena rudal ini memiliki kapasitas nuklir, penggunaannya berpotensi memperburuk ketegangan di Eropa dan meningkatkan risiko eskalasi nuklir.

Dengan kehadiran Iskander-1000, keseimbangan kekuatan militer di kawasan Eropa Timur dan Ukraina akan mengalami perubahan besar. NATO kini harus mencari cara untuk mengatasi ancaman ini sebelum rudal tersebut secara resmi dikerahkan oleh Rusia.

Kesimpulan:

  • Rusia memperkenalkan Iskander-1000, rudal balistik taktis dengan jangkauan hingga 1.000-1.300 km.
  • Dapat dilengkapi dengan berbagai jenis hulu ledak, termasuk nuklir.
  • Produksi telah dimulai, dan siap dikerahkan ke Ukraina pada 2024.
  • Menimbulkan ancaman besar bagi NATO dan meningkatkan risiko eskalasi perang nuklir.

Siapkah NATO menghadapi ancaman terbaru dari Rusia ini?(jhn/yn)

Penembakan di Pusat Pendidikan Dewasa Swedia, Sekitar 10 Orang Tewas

0

Sekolah di kota Örebro, Swedia tengah, mengalami insiden penembakan brutal pada 4 Februari 2025.  Menurut polisi setempat, sekitar 10 orang, termasuk pelaku, dilaporkan tewas

ETIndonesia. Örebro terletak sekitar 200 kilometer sebelah barat Stockholm, ibu kota Swedia. Polisi setempat menyatakan bahwa mereka sempat baku tembak dengan pelaku, tetapi tidak ada petugas yang terluka dalam insiden ini. Polisi meyakini bahwa pelaku bertindak seorang diri, dan sebelumnya tidak memiliki catatan kriminal atau dikenal oleh pihak berwenang.

Menurut laporan media Swedia Expressen, sumber anonim menyebut bahwa pelaku menembak dirinya sendiri. Namun, polisi tetap mengimbau masyarakat untuk menjauhi lokasi kejadian, karena mereka masih menilai situasi sebagai krisis yang belum sepenuhnya berakhir. Beberapa sekolah di sekitar lokasi kejadian juga telah dievakuasi.

Berdasarkan informasi dari situs resmi sekolah, insiden ini terjadi di Risbergska, sebuah sekolah yang menyediakan pendidikan bagi siswa berusia 20 tahun ke atas. 

Sekolah ini menawarkan program pendidikan dasar dan menengah, kursus bahasa Swedia untuk imigran, pelatihan kejuruan, serta pendidikan khusus bagi penyandang disabilitas intelektual.

Kekerasan bersenjata di lingkungan sekolah sangat jarang terjadi di Swedia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, negara ini mengalami sejumlah serangan menggunakan pisau atau kapak, yang menyebabkan beberapa korban luka maupun tewas. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Dampak Tarif Trump terhadap Perusahaan Tiongkok : Industri  Pakaian Berpindah ke Luar Negeri

0

Presiden Amerika Serikat Donald Trump  mengeluarkan perintah untuk menaikkan tarif sebesar 10% terhadap barang impor dari Tiongkok. Sementara itu, industri garmen Tiongkok hanya memiliki margin keuntungan rata-rata 4,24%, sehingga kebijakan ini memberikan tekanan besar terhadap bisnis mereka. Akibatnya, banyak perusahaan pakaian Tiongkok mempercepat relokasi produksi ke Asia Tenggara

ETIndonesia. Pada 1 Februari 2025, Trump menandatangani perintah eksekutif yang menetapkan tarif tambahan 10% untuk barang impor dari Tiongkok dan tarif 25% untuk barang impor dari Meksiko dan Kanada. Kebijakan ini mulai berlaku pada 4 Februari.

Langkah tarif ini memberikan pukulan besar terhadap bisnis ekspor tekstil dan pakaian Tiongkok ke AS. Demi bertahan, banyak perusahaan Tiongkok mulai memindahkan rantai pasokan mereka ke Asia Tenggara.

Sejak putaran pertama tarif yang diberlakukan Trump pada awal 2020, keuntungan produk ekspor Tiongkok ke AS semakin tergerus. Beberapa produk tekstil dan pakaian bahkan sudah berada di ambang batas keuntungan minimum.

Menurut data dari Asosiasi Pakaian Tiongkok, pada tiga kuartal pertama tahun 2024, tingkat laba bisnis industri pakaian Tiongkok hanya mencapai 4,24%, turun 0,14% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. Jumlah ekspor pakaian mencapai 25,25 miliar unit, meningkat 11,3% dari tahun sebelumnya, tetapi harga rata-rata ekspor per unit turun 11,8% menjadi hanya 3,8 dolar AS.

Menurut laporan BBC bahasa mandarin pada 2 Februari, seorang pengusaha asal Tiongkok bernama Huang telah mendirikan pabrik keduanya di Phnom Penh, Kamboja.

“Beberapa pelanggan mengatakan kepada perusahaan Tiongkok: ‘Jika kalian tidak memindahkan produksi ke luar negeri, kami akan membatalkan pesanan.’” kata Huang.

Ia menjelaskan bahwa biaya tarif biasanya ditanggung oleh pemasok. Jika produksinya tetap di Tiongkok, ia memperkirakan bahwa tarif tambahan 10% akan mengurangi pendapatannya hingga 800.000 dolar AS, angka yang lebih besar dari total keuntungannya.

 “Ini jumlah yang sangat besar, kami tidak bisa menanggungnya. Dengan tarif ini, mustahil untuk terus memproduksi pakaian di Tiongkok,” ujarnya.

Merek-merek besar seperti Nike, Adidas, dan Puma telah lebih dulu memindahkan produksi mereka ke Vietnam. Kini, banyak perusahaan Tiongkok juga mulai menata ulang rantai pasokan mereka.

Huang menjelaskan kepada BBC bahwa kebijakan ini akan mempercepat relokasi pabrik ke negara lain. Di sekitar pabriknya di Kamboja, kini muncul banyak pabrik baru yang didirikan oleh perusahaan dari Shandong, Zhejiang, Jiangsu, dan Guangdong, yang memproduksi jaket musim dingin dan sweater.

Ekonom independen Tiongkok, He Jiangbing, mengatakan kepada Voice of America (VOA) melalui telepon bahwa “ekonomi Tiongkok masih akan terpukul keras oleh tarif tambahan dari Trump, karena selama ini Tiongkok bergantung pada ekspor untuk mendorong pertumbuhan ekonominya.”

Selain itu, pada 15 November 2024, Kementerian Keuangan PKT dan Administrasi Pajak Negara mengeluarkan pemberitahuan mengenai penyesuaian kebijakan pengembalian pajak ekspor untuk produk seperti aluminium dan berbagai tekstil berbahan serat karbon dan serat kaca. Sejak 1 Desember 2024, tarif pengembalian pajak ekspor untuk produk-produk ini dikurangi dari 13% menjadi 9%.

Kenny Yao, seorang konsultan di AlixPartners, mengatakan kepada BBC bahwa perusahaan-perusahaan Tiongkok kini mulai khawatir apakah Trump akan memperluas kebijakan tarifnya ke negara lain yang menjadi tujuan relokasi rantai pasokan. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Trump Berencana Menempatkan Pasukan di Gaza dan Menambah Pasukan Besar-Besaran di Suriah, Targetkan Minyak dan Keamanan Israel

0

EtIndonesia. Menurut laporan dari Prensa Latina dan berbagai media lainnya, pekan lalu pasukan koalisi internasional yang dipimpin AS mengirimkan tambahan pasukan ke pangkalan mereka di timur laut Suriah. Meskipun jumlah pasti pasukan yang dikirim belum diungkapkan, lebih dari 60 kendaraan militer, pesawat angkut, dan helikopter telah tiba di Suriah, membawa pasokan militer dalam jumlah besar. Selain itu, sebanyak 20 truk dikirim ke pangkalan Kashrak, mengangkut perlengkapan militer dan logistik. Ini merupakan penguatan terbesar bagi pasukan AS di Suriah dalam beberapa tahun terakhir.

Sumber-sumber intelijen menunjukkan bahwa meskipun Donald Trump pernah berjanji untuk mengurangi kehadiran militer AS di luar negeri dan mengalihkan fokus ke persaingan kekuatan besar di kawasan Indo-Pasifik, namun perkembangan situasi di Timur Tengah memaksa AS untuk tetap bertahan di wilayah tersebut.

Sejak 2023, konflik yang semakin intens antara Hamas dan Israel di Gaza telah merembet ke Lebanon dan Suriah, menyebabkan AS harus meningkatkan kehadiran militernya untuk menjaga stabilitas regional. Kebijakan pemerintahan Joe Biden dalam menangani konflik ini banyak dikritik sebagai kurang tegas, sehingga Trump ingin mengambil pendekatan yang lebih agresif untuk mempertahankan dominasi AS di Timur Tengah.

Trump Berencana Kembali ke Timur Tengah: Minyak dan Israel Jadi Prioritas Utama

Pada Senin (3/2), media AS melaporkan bahwa pemerintahan Trump sedang merancang strategi “Kembali ke Timur Tengah”, yang bertujuan untuk mengembalikan pengaruh AS di kawasan tersebut.

  1. Penguasaan Minyak Suriah

Salah satu motivasi utama Trump dalam meningkatkan kehadiran militer di Suriah adalah mengamankan sumber daya minyak. Meskipun cadangan minyak Suriah tidak sebesar negara-negara Teluk, minyak merupakan komponen penting dalam ekonomi Suriah serta krusial bagi upaya rekonstruksi negara tersebut.

Trump sendiri pernah secara terang-terangan menyatakan: “Kami mempertahankan pasukan hanya demi minyak.”

Dengan menguasai ladang minyak Suriah:

  • AS bisa mendapatkan keuntungan ekonomi yang besar.
  • Biaya operasional militer AS di Timur Tengah dapat ditutupi dari hasil minyak.
  • Rusia, Iran, dan pemerintah Bashar al-Assad semakin kesulitan mendapatkan pendapatan minyak.
  1. Perlindungan Israel

Dukungan terhadap Israel menjadi alasan utama lain dari kebijakan Trump untuk memperbesar kehadiran militer AS.

  • Sejak 2023, krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk, dan konflik dengan Hamas, Hizbullah, serta kelompok militan di Suriah dan Yaman terus meningkat.
  • Benjamin Netanyahu telah berulang kali mengkritik Biden karena kurang mendukung Israel, dan Trump ingin membuktikan bahwa dia akan lebih tegas dalam mendukung negara tersebut.
  • Untuk mencegah konflik di Gaza berkembang menjadi perang regional, Trump ingin meningkatkan jumlah pasukan AS di Suriah dan sekitarnya.

Selain itu, Iran, melalui dukungannya terhadap Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman, terus melancarkan serangan terhadap Israel dan pangkalan militer AS di Timur Tengah.

Sebagai respons, AS telah meningkatkan sistem pertahanan udara serta dukungan intelijen bagi Israel, dan tengah bersiap untuk kemungkinan konfrontasi langsung dengan Iran.

Ancaman Turki dan Dampak terhadap Stabilitas Regional

Selain menghadapi Iran dan kelompok militan di Suriah, AS juga harus berhadapan dengan Turki.

Turki baru-baru ini meningkatkan operasi militer terhadap pasukan Kurdi di Suriah, yang selama ini merupakan sekutu AS dalam perang melawan ISIS.
Dengan memperbesar kehadiran militer di Suriah, AS juga ingin menghalangi agresi Turki terhadap pasukan Kurdi.

Sejak AS keluar dari perjanjian nuklir dengan Iran, Trump telah menerapkan:

  • Sanksi ekonomi berat terhadap Iran.
  • Tekanan militer melalui kehadiran pasukan di Timur Tengah.
  • Pelemahan Iran dengan membatasi pengaruhnya terhadap kelompok militan di kawasan tersebut.

Selain itu, seiring runtuhnya pemerintahan Assad di Suriah dan meningkatnya pengaruh kelompok oposisi bersenjata, kekosongan kekuasaan dapat memicu gelombang baru perang proxy di Timur Tenga

Trump berharap bahwa AS tetap bisa menjadi kekuatan dominan di kawasan tersebut, tetapi bagaimana dia akan menghadapi tekanan dari berbagai kelompok regional, masih menjadi pertanyaan besar.

Kesimpulan: Kembalinya Militer AS ke Timur Tengah

  1. AS baru saja mengirimkan penguatan militer terbesar ke Suriah dalam beberapa tahun terakhir.
  2. Trump ingin memperkuat dominasi AS di Timur Tengah dengan fokus pada dua hal utama: minyak dan keamanan Israel.
  3. Pasukan tambahan AS akan ditempatkan di Suriah untuk menghadapi Iran, Hizbullah, dan kelompok militan lainnya.
  4. AS juga ingin menahan pengaruh Turki serta mencegah kekosongan kekuasaan di Suriah.
  5. Keputusan ini berpotensi memperburuk eskalasi konflik di Timur Tengah dan dapat memicu konfrontasi dengan Iran.

Apakah langkah Trump ini akan memperkuat pengaruh AS di Timur Tengah, atau justru memicu perang yang lebih besar? (jhn/yn)

Wabah  Melanda Tiongkok, Krematorium Penuh, Pemerintah Menyembunyikan Fakta Kebenaran

Pada Tahun Baru ini, pandemi di daratan Tiongkok semakin menyebar, bahkan beberapa artis terkenal pun tidak luput dari dampaknya. Jumlah pasien kritis dan kasus kematian mendadak meningkat drastis. Seberapa parah kondisinya? Banyak krematorium di berbagai daerah kewalahan dan harus menerapkan sistem antrian untuk kremasi. Sementara itu, pemerintah Partai Komunis Tiongkok (PKT) terus menyembunyikan fakta ini dari publik. Warga Tiongkok berkata: “Flu bukan sekadar pilek, pneumonia bisa mengancam nyawa!”

ETIndonesia. Selama liburan Tahun Baru, wabah penyakit di Tiongkok meningkat tajam. Banyak rumah sakit penuh sesak, baik pasien dewasa maupun anak-anak yang menderita pneumonia mengalami lonjakan drastis.

Pada 4 Februari, Pusat Pengendalian Penyakit Beijing mengklaim bahwa kota tersebut masih berada dalam periode puncak infeksi penyakit pernapasan, termasuk virus flu A H1N1 dan H3N2 yang mudah bermutasi dan menyebar dengan cepat.

Namun, warga mengungkapkan bahwa wabah kali ini lebih ganas dibanding COVID-19. Baik selebritas maupun masyarakat umum mengalami lonjakan kasus kematian mendadak.

Aktor Tiongkok berusia 27 tahun, Liang Youcheng, yang pernah membintangi beberapa drama sejarah, meninggal dunia pada hari kedua Tahun Baru Imlek akibat infeksi sistem saraf pusat. Penyanyi berusia 38 tahun, Mi Wanhong, tiba-tiba meninggal di rumah pada 31 Januari.

Warga Tiongkok berkata: “Hari ini, begitu sampai di rumah sakit, saya mendengar kabar yang sangat mengejutkan. Rekan kerja yang saya temui sebelum Tahun Baru ternyata telah meninggal dunia. Padahal usianya baru 30-an tahun.”

Liu, warga Jinan, Shandong: “Rumah sakit penuh sesak. Banyak anak-anak dan orang tua yang terkena penyakit ini. Banyak anak kecil yang meninggal akibat pneumonia. Saya mengenal empat atau lima anak kecil yang meninggal, saya bahkan tidak berani merekam video.”

Menurut informasi yang diperoleh oleh New Tang Dynasty Television (NTDTV), saat ini banyak krematorium di berbagai daerah di Tiongkok penuh sesak dan harus menerapkan sistem antrian. Namun, pemerintah terus menyembunyikan situasi ini.

Zhang, warga Shenyang: “Di kota kami, krematorium harus antri. Beberapa hari lalu, saya berbicara dengan seorang teman. Dia bilang bahwa dua temannya kehilangan anak-anak mereka yang berusia 20-an tahun. Tidak tahu penyakit apa, tapi gejalanya mirip COVID-19 dulu.”

Namun, banyak warga yang mengatakan bahwa mereka telah mengundurkan diri dari keanggotaan PKT, Liga Pemuda, dan Pionir Muda, serta sering mengucapkan “Falun Dafa Hao!” (Falun Dafa itu baik). Mereka merasa beruntung karena tidak tertular wabah ini.

Han, warga desa di Linyi, Shandong: “Wabah ini sangat parah. Dalam satu desa, ada beberapa orang yang meninggal. Usia mereka antara 40 hingga 60 tahun. Saya sendiri tidak tertular karena sering mengucapkan ‘Falun Dafa Hao!'”

Li Muyang, pembawa acara program “News Insight”  mengingatkan semua orang, jika Anda pernah bergabung dengan Partai Komunis Tiongkok, Liga Pemuda, atau Pionir Muda, segeralah keluar. Ini disebut ‘tiga pengunduran diri’ demi keselamatan diri. PKT takut orang-orang mengetahui kebenaran tentang pandemi, karena PKT adalah anti-Tuhan, anti-kemanusiaan, dan melawan hukum alam. Sekarang saatnya kejahatan ini dihancurkan oleh langit. Jika seseorang masih tetap berada dalam organisasi ini, maka dia berada dalam bahaya besar.” (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Empat Generasi Manusia dalam Peradaban Prasejarah

EtIndonesia. Baik dalam catatan sejarah Tiongkok maupun berbagai teks kuno dari belahan dunia lain, sering disebutkan bahwa sebelum peradaban manusia modern, telah ada empat generasi manusia yang hidup di Bumi.

Salah satu sumber penting mengenai teori ini berasal dari “Codex Vaticanus”, sebuah manuskrip kuno dari peradaban Mesoamerika, serta berbagai teks peninggalan peradaban Indian Meksiko. Menurut catatan tersebut, Bumi telah mengalami empat kali kehancuran besar, dan dalam setiap siklus tersebut, peradaban manusia sebelumnya musnah dan digantikan oleh generasi baru.

Generasi Pertama: Manusia Raksasa dari Antarktika

  • Ciri-ciri: Makhluk raksasa dengan tinggi luar biasa.
  • Lokasi: Bermukim di Antarktika ketika wilayah itu masih dapat dihuni.
  • Kehancuran: Musnah akibat kelaparan, mungkin karena perubahan iklim ekstrem yang menyebabkan hilangnya sumber makanan.

Generasi Kedua: Manusia Kutub Utara yang Musnah oleh Api

  • Ciri-ciri: Manusia tinggi besar, dengan perawakan lebih besar dari manusia modern.
  • Lokasi: Tinggal di Kutub Utara, yang kini telah tertutup es.
  • Kehancuran: Musnah akibat kebakaran global, kemungkinan disebabkan oleh aktivitas vulkanik besar atau dampak asteroid yang memicu kebakaran masif di seluruh dunia.
  • Tanda-tanda keberadaan: Mitos kuno tentang daratan yang pernah ada di utara dan sekarang tenggelam, serta berbagai legenda tentang tanah purba yang hilang di bawah lautan es.

Generasi Ketiga: Peradaban Misterius Benua Mu di Pasifik

  • Ciri-ciri: Manusia setinggi sekitar 3 meter, memiliki struktur sosial yang lebih maju.
  • Lokasi: Berdiam di Benua Mu, yang konon berada di tengah Samudra Pasifik.
  • Kehancuran: Hancur karena peperangan besar, mengarah pada pemusnahan massal akibat perang antar manusia sendiri.
  • Tanda-tanda keberadaan:
  1. Mitos tentang Lemuria, yang dipercaya oleh beberapa peneliti sebagai peradaban maju yang hilang di Samudra Pasifik.
  2. Temuan reruntuhan bawah laut di lepas pantai Jepang dan Indonesia yang diyakini sebagai peninggalan peradaban ini.

Generasi Keempat: Peradaban Atlantis yang Tenggelam oleh Banjir Besar

  • Ciri-ciri: Peradaban yang sangat maju, bahkan lebih maju dari beberapa teknologi modern kita.
  • Lokasi: Hidup di Atlantis, atau yang disebut juga “Eden” atau “Benua Barat” dalam beberapa teks kuno.
  • Kehancuran:
  1. Tenggelam akibat banjir besar, sesuai dengan catatan dalam kitab suci berbagai agama dan legenda kuno, termasuk mitologi Yunani, Alkitab, dan catatan kuno Tiongkok.
  2. Banyak yang mengaitkan kisah ini dengan Banjir Besar zaman Nuh serta legenda Gunung Kunlun dan Dataran Tinggi Tibet dalam mitologi Tiongkok.
    -Tanda-tanda keberadaan:
  3. Peninggalan arkeologi bawah laut seperti struktur Yonaguni di Jepang dan reruntuhan yang diduga sebagai sisa peradaban di sekitar Segitiga Bermuda.

Generasi Kelima: Manusia Modern Pasca-Banjir Besar

  • Ciri-ciri: Berukuran lebih kecil dibanding generasi sebelumnya.
    Rentang hidup lebih pendek, rata-rata hanya 70-100 tahun.
  • Lokasi:
  1. Peradaban Barat menelusuri asal-usulnya dari Adam dan Hawa.
  2. Peradaban Tiongkok menyebut Fuxi dan Nüwa sebagai nenek moyang manusia pasca-bencana.
  • Kehancuran:
  1. Era kita ditandai oleh perkembangan pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
  2. Namun, menurut berbagai teks kuno, kita juga berisiko menghadapi kehancuran seperti generasi sebelumnya, apakah melalui perang, perubahan iklim, atau bencana alam global.

Catatan Kuno Tiongkok yang Mendukung Teori Ini

Teks kuno dari Tiongkok juga mencatat siklus lima generasi manusia, seperti yang ditemukan dalam “透天玄机” (Tou Tian Xuan Ji) atau “铁冠数” (Tie Guan Shu) yang ditulis pada akhir Dinasti Yuan (1368).

Dalam teks ini, disebutkan bahwa setiap generasi berlangsung 15.000 tahun dengan pola yang mirip dengan catatan Mesoamerika:

  • Zaman Taikuno (Manusia Raksasa di Selatan)
  • Zaman Shanggu (Manusia Kutub Utara)
  • Zaman Zhonggu (Peradaban Mu di Timur)
  • Zaman Shouxi (Atlantis di Barat)
  • Zaman Moderen (Manusia saat ini)

Kesimpulan: Apakah Teori Ini Bisa Dibuktikan?

  • Fakta menarik:
  1. Banyak mitos di berbagai budaya yang menyebutkan peradaban manusia yang hilang.
  2. Penemuan arkeologi bawah laut menunjukkan struktur yang menyerupai kota-kota kuno, tetapi belum dapat dipastikan usianya.
  3. Misteri Atlantis, Lemuria, dan daratan yang tenggelam di lautan masih menjadi bahan penelitian ilmuwan.

Apakah kita benar-benar generasi manusia kelima?

Jika ya, apakah kita akan mengulangi siklus kehancuran seperti pendahulu kita?
Ataukah kita akan menemukan cara untuk bertahan dan melampaui batas sejarah?

Mungkinkah masa depan kita akan membawa kita ke generasi keenam manusia?(jhn/yn)

Gempa Mengguncang Kota Kuqa, Xinjiang – Guncangan Kuat Terasa di Banyak Wilayah, Korban Belum Diketahui

ETIndonesia. Gempa bumi berkekuatan 5,0 magnitudo terjadi di Kota Kuqa, Xinjiang, Tiongkok, pada  5 Februari 2025 pagi.  Guncangan terasa kuat di banyak wilayah, namun hingga kini belum ada informasi mengenai korban jiwa atau luka-luka.

Menurut data yang dikeluarkan oleh Jaringan Seismologi Tiongkok, gempa terjadi pada pukul 07.42 waktu setempat di Kota Kuqa, Prefektur Aksu, Xinjiang, dengan koordinat 41,23° Lintang Utara dan 83,74° Bujur Timur. Gempa ini memiliki kedalaman 10 km.

Di media sosial Tiongkok, banyak warganet mengungkapkan pengalaman mereka saat gempa terjadi:

  • “Guncangannya membangunkan saya, saya sendirian di rumah dan sangat ketakutan.”
  • “Peringatan gempa membangunkan saya. Saya tinggal di lantai 7, langsung menyuruh anak saya memakai jaket bulu angsa dan bersiap keluar. Tapi dia malah melirik saya dan berkata, ‘Tidurlah, jangan heboh.’ Lalu dia balik badan dan tidur lagi. Saya terpaksa membangunkannya lagi, tapi dia hanya menjawab dengan santai, ‘Di cuaca sedingin ini, mau lari ke mana? Mending tidur lagi…’”

Kota Kuqa adalah kota setingkat kabupaten di Prefektur Aksu, Xinjiang, dengan populasi sekitar 530.000 jiwa, mayoritas penduduknya adalah etnis Uighur. Kota ini berjarak sekitar 750 km dari Urumqi, ibu kota Xinjiang.

Selain di Kuqa, gempa juga terasa di banyak wilayah lain di Xinjiang. Warganet melaporkan:

  • “Di Yili juga terasa.”
  • “Guncangan di Korla cukup kuat, saya langsung terbangun.”
  • “Saya sedang di Tarim Town, gempa membangunkan saya. Benar-benar menakutkan!”
  • “Saya berada di dekat Tarim, tiba-tiba terdengar suara gemuruh dan rumah mulai berguncang. Saya langsung berlari keluar dengan selimut, benar-benar menakutkan!”

Beberapa warga lainnya juga membagikan pengalaman mereka:

  • “Di Aksu terasa juga, awalnya saya pikir saya yang gemetar sendiri.”
  • “Saya di Luntai, guncangannya sangat kuat. Bagaimana kondisi di Kuqa?”
  • “Di Kabupaten Shaya, gempa terasa sangat kuat! Saya sampai terbangun! Semoga semuanya selamat.”

Hingga saat ini, belum ada laporan resmi mengenai korban atau kerusakan akibat gempa ini. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Trump Bertemu Netanyahu, Tahap Kedua Negosiasi Gencatan Senjata Israel-Hamas Dimulai

0

ETIndonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menerima kunjungan resmi pertama dari seorang pemimpin asing di Gedung Putih sejak masa jabatan keduanya dimulai: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada  Selasa (4/2/2025).  Keduanya membahas upaya penyelamatan sandera yang tersisa serta perundingan terkait perjanjian gencatan senjata di Gaza.

Koresponden NTDTV, Tao Ming melaporkan Ini adalah pertemuan pertama Trump dengan seorang pemimpin asing sejak masa jabatan keduanya dimulai, dan pertemuan ini terjadi pada saat yang sangat krusial—yakni ketika negosiasi tahap kedua gencatan senjata di Gaza sedang berlangsung.

Presiden AS, Donald Trump berkata : “Perdamaian, kami menginginkan perdamaian. Kami ingin orang-orang berhenti dibunuh.”

Banyak pihak melihat pertemuan antara Trump dan Netanyahu ini sebagai sesuatu yang sangat penting. Tidak hanya menyangkut hubungan bilateral antara Israel dan Amerika Serikat, tetapi juga berdampak pada dinamika geopolitik di kawasan Timur Tengah.

Saat ini, perjanjian gencatan senjata di Gaza sedang memasuki tahap kedua negosiasi. Pada tahap pertama, Hamas telah menyerahkan 18 sandera yang mereka culik. Israel berharap bahwa pada tahap kedua ini, seluruh sandera yang masih hidup—termasuk pria berusia di bawah 50 tahun dan tentara laki-laki—dapat dibebaskan.

Namun, Hamas menegaskan bahwa mereka hanya akan mempertimbangkan pembebasan sandera jika perang benar-benar berakhir dan pasukan Israel sepenuhnya mundur dari Gaza.

Trump: “Kami sedang bernegosiasi dengan orang-orang yang sangat sulit, tetapi pada akhirnya kesepakatan pasti akan tercapai.”

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berkata : “Saya mendukung agar semua sandera bisa kembali ke rumah mereka, dan agar kami dapat mencapai semua tujuan kami, termasuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas.”

Dalam hal rekonstruksi Gaza, pemerintahan Trump telah menyerukan kepada negara-negara Arab seperti Mesir dan Yordania untuk menampung kembali 2,3 juta warga Palestina yang terlantar. Trump berpendapat bahwa Gaza telah hancur akibat perang dan akan membutuhkan waktu 10 hingga 15 tahun untuk dibersihkan serta dibangun kembali, sehingga saat ini tidak layak untuk dihuni.

Trump: “Saya pikir kita perlu mencari tempat lain di mana orang-orang bisa hidup dengan bahagia. Selama puluhan tahun, Gaza hanya dipenuhi kehancuran.”

Saat pertemuan antara kedua pemimpin berlangsung, keluarga para sandera serta anggota komunitas Israel di Washington mengadakan aksi unjuk rasa. Mereka mendesak pemerintah AS untuk mengambil tindakan guna memastikan keselamatan para sandera.

Grizevsky, pasangan dari sandera Zangoke: “Kami memohon kepada Anda, Presiden Trump, jangan biarkan mereka (para sandera) terlupakan.” (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Arab Saudi Bersikap Tegas! Trump Dipermalukan

0

EtIndonesia. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada tanggal 4 Februari di Washington, menerima kunjungan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Dalam kesempatan tersebut, Trump mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan “mengambil alih” Gaza, serta menyatakan bahwa Arab Saudi tidak meminta Palestina untuk mendirikan negara sendiri. Menanggapi pernyataan ini, pada tanggal 5 Februari, Arab Saudi membantah pernyataan Trump dan menegaskan bahwa jika Palestina tidak mendirikan negara sendiri, maka Arab Saudi tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Pada konferensi pers bersama Netanyahu, Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat akan mengambil alih Jalur Gaza dan tidak menutup kemungkinan mengirim pasukan ke wilayah tersebut untuk membantu pembangunan kembali Gaza. Bahkan, dia mengusulkan agar Amerika Serikat memiliki “kepemilikan jangka panjang” atas Gaza.

Sebelum konferensi pers, Trump juga menyatakan bahwa Gaza sudah tidak layak untuk dihuni, Palestina tidak memiliki masa depan di Gaza, dan semua warga Palestina seharusnya dievakuasi secara permanen dari wilayah tersebut.

Pernyataan Trump ini secara drastis mengubah arah kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah selama beberapa dekade terakhir, sehingga mengejutkan berbagai pihak.

Menurut laporan dari kantor berita resmi Turki, Anadolu Agency, saat Trump menerima Netanyahu di Gedung Putih, seorang wartawan bertanya kepadanya apakah Arab Saudi meminta agar negara Palestina didirikan. Trump menjawab, “Tidak, mereka tidak meminta.”

Menurut laporan Reuters, menanggapi pernyataan mengejutkan yang dilontarkan Trump, pada tanggal 5 Februari, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengeluarkan pernyataan resmi. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa pemimpin de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Muhammad bin Salman Al Saud, telah menyampaikan posisi Arab Saudi dengan cara yang “jelas dan tegas”, sehingga tidak dapat ditafsirkan secara berbeda dalam situasi apa pun.

Dalam pernyataan tersebut, Arab Saudi menegaskan bahwa mereka menolak segala bentuk upaya untuk memaksa rakyat Palestina meninggalkan tanah mereka. Arab Saudi juga menekankan bahwa posisinya terhadap Palestina tidak dapat dinegosiasikan.

Sementara itu, dalam konferensi pers, Netanyahu menyatakan bahwa dirinya akan berupaya menjalin kerja sama yang baik dengan Arab Saudi dan percaya bahwa hasil yang baik akan tercapai.

Sebelumnya, Amerika Serikat telah berusaha keras untuk mendorong Arab Saudi agar secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Namun, sejak pecahnya perang Gaza pada Oktober 2023, serangan brutal Israel telah memicu kemarahan negara-negara Arab, sehingga Arab Saudi menangguhkan rencana normalisasi hubungan dengan Israel hingga saat ini.(jhn/yn)

PKT Menganiaya Falun Gong di AS untuk Menutupi Kelemahannya

oleh : Hui Huyu

Sejak Agustus 2024, New York Times menerbitkan sembilan artikel berturut-turut hanya dalam lima bulan, yang menyerang Shen Yun Performing Arts Company New York, yang telah menciptakan keajaiban seni pertunjukan panggung global.

Artikel-artikel ini penuh dengan prasangka, memutar-balik fakta, dan bahkan fitnahan terhadap Shen Yun Performing Arts, dan sangat menyimpang dari akal sehat dan etika jurnalistik. Sulit untuk tidak bertanya-tanya mengapa surat kabar berusia seabad itu membuat laporan yang sepihak dan menyimpang seperti itu tentang kelompok seni Amerika yang terkenal secara internasional.

Awal bulan ini, dua laporan intelijen dari dalam Partai Komunis Tiongkok mengungkapkan rahasia yang mengejutkan : Serangan kasar New York Times terhadap Shen Yun dan Falun Gong adalah bagian dari rencana luar negeri Partai Komunis Tiongkok (PKT) untuk menekan Falun Gong, dan sejalan dengan konspirasi PKT yang lebih besar. Konspirasi yang lebih besar adalah bahwa PKT ingin berperang dengan Amerika Serikat untuk menutupi kelemahannya sendiri.

Dua laporan intelijen mengungkap ambisi PKT untuk menghancurkan Amerika Serikat

Pada 6 Januari, Organisasi Internasional untuk Menyelidiki Penganiayaan terhadap Falun Gong (WOIPFG) merilis informasi intelijen rahasia dari pimpinan puncak Beijing. Laporan Intelijen ini menunjukkan bahwa tujuan strategis Xi Jinping adalah menyerang Amerika Serikat. Xi Jinping yakin bahwa konflik antara Tiongkok dan Amerika Serikat tidak dapat dihindari. 

Dalam beberapa tahun terakhir, para pemimpin tinggi Partai Komunis Tiongkok telah menekankan masalah ini dalam pelatihan para pejabat di semua tingkatan. Xi Jinping ingin bawahannya memahami bahwa “konfrontasi dengan Amerika Serikat” bukanlah ide pribadinya, tetapi adalah pengalaman yang tak terelakkan dari perkembangan Partai Komunis Tiongkok. Oleh karena itu, mulai tahun 2018, semua pekerjaan luar negeri PKT difokuskan pada Amerika Serikat.

Pengikut Falun Gong mengambil bagian dalam nyala lilin untuk mengenang praktisi Falun Gong yang meninggal dunia selama 25 tahun penganiayaan yang sedang berlangsung oleh Partai Komunis Tiongkok di Tiongkok di National Mall di Washington pada 11 Juli 2024. (Larry Dye/The Epoch Times )

Laporan Intelijen dari WOIPFG juga menunjukkan bahwa alasan mengapa PKT berani menyerang Shen Yun dan Falun Gong secara gila-gilaan di Amerika Serikat adalah karena para pemimpin tertinggi PKT percaya bahwa tidak semua orang di pemerintah AS mendukung Falun Gong. 

Selama pemerintah AS tidak campur tangan. Perang tanpa batas dan serangan yang dilancarkan PKT terhadap pendiri Falun Gong, Epoch Times, dan penanggung jawab terkait di Amerika Serikat melalui fitnah dan kampanye kotor ini, tidak akan padam dalam jangka pendek.      

Apa yang paling dikhawatirkan PKT adalah bahwa FBI akan bekerja sama dengan praktisi Falun Gong dan bahwa pejabat AS akan mengambil tindakan untuk menggagalkan konspirasi PKT. 

Oleh karena itu, hal yang paling mendesak bagi para pemimpin puncak Partai Komunis Tiongkok saat ini adalah mengetahui secara akurat sikap Trump yang sebenarnya dan tindakan apa yang akan diambil Trump terhadap Partai Komunis Tiongkok.

Pada 8 Januari, seorang pejabat Kementerian Keamanan Publik Partai Komunis Tiongkok yang masih memegang nurani menggunakan nama samaran Shen Liang mengungkapkan informasi kepada The Epoch Times yang menguatkan informasi yang diperoleh WOIPFG. 

Shen Liang mengatakan kepada Epoch Times bahwa artikel-artikel di New York Times ini merupakan bagian dari tindakan menindas lintas negara PKT terhadap Falun Gong. Artikel-artikel ini direncanakan oleh Chen Yixin, Menteri Keamanan Nasional PKT, dan tujuannya adalah menyeret Amerika Serikat ikut berbuat jahat untuk menutupi kejahatan kejam yang telah mereka lakukan terhadap jutaan praktisi Falun Gong di negara tersebut.

Polisi Tiongkok menahan seorang praktisi Falun Gong saat kerumunan berkumpul di Lapangan Tiananmen di Beijing pada 1 Oktober 2000. Chien-Min Chung/Foto AP

Shen Liang mengungkapkan bahwa Chen Yixin menyarankan Xi Jinping untuk menyingkirkan Falun Gong karena dia takut Amerika Serikat dan Falun Gong akan bergabung untuk secara resmi menyelidiki kejadian Falun Gong di Tiongkok. Begitu segala tindakan penganiayaan PKT terhadap Falun Gong (termasuk pengambilan organ secara hidup-hidup) ) dipublikasikan ke masyarakat internasional, Bagi PKT, bukan hanya partainya yang akan musnah, tetapi semua pemimpin utama PKT, bahkan Xi Jinping sendiri, dapat dikirim ke pengadilan internasional untuk diadili.

Shen Liang mengatakan, sebelumnya hubungan Tiongkok-AS hanya konflik di level ekonomi, namun seiring dengan perubahan situasi internasional, terutama pasca kemunduran Rusia, kini Tiongkok dan AS saling berhadapan secara langsung, atau saling berebut posisi supremasi, dan pertarungan tidak akan berakhir sampai satu pihak mati. 

Pada saat ini, tentu saja mustahil bagi PKT untuk menyerahkan titik lemahnya ini (kejahatan menganiaya Falun Gong) di tangan Amerika. PKT ingin memanfaatkan pertikaian partai di AS untuk menciptakan perpecahan antara pemerintah AS dan Falun Gong guna melenyapkan Falun Gong sebelum rakyat Amerika sadar. PKT yakin ini adalah strategi yang paling cerdas.

Shen Liang berkata bahwa para pemimpin tinggi Partai Komunis Tiongkok dan sejumlah politisi Amerika telah mencapai kesepakatan tertentu, di mana mereka membantu Partai Komunis Tiongkok menyerang Falun Gong di Amerika Serikat dengan imbalan keuntungan tertentu dari Partai Komunis Tiongkok. 

Sebagian besar materi di New York Times merupakan petunjuk yang diberikan oleh mata-mata PKT di dalam Falun Gong. Beberapa di antaranya bahkan diciptakan oleh mata-mata, seperti mereka yang menyuap mantan pemain Shen Yun. 

Shen Liang mengatakan bahwa PKT tidak pernah menganggap Amerika Serikat sebagai pesaing. Ini adalah konsensus yang sangat jelas di internal PKT. Perjuangan dengan Amerika Serikat adalah pertempuran hidup dan mati. Hal-hal ini telah diterapkan di dalam PKT sejak 2018, tetapi rakyat Amerika masih belum melihatnya dengan jelas.

Strategi pamungkas PKT : Mengalahkan Amerika Serikat dan mendominasi dunia

Dari Perang Dingin hingga globalisasi dan kemudian ke proses deglobalisasi saat ini, tidak peduli bagaimana situasi global berubah dan bagaimana kepentingan dan sistem nilai berbagai negara disesuaikan kembali, strategi inti PKT terhadap Amerika Serikat tetap sama : Yakni mengalahkan Amerika Serikat, kuasai dunia, dan mengatur bumi. Strategi ini berasal dari sifat jahat PKT dan ditentukan oleh ideologi komunis yang mengakar dan gen totaliternya.

Setelah Xi Jinping berkuasa, dia meninggalkan kebijakan menyembunyikan kepandaian yang dianut selama era Deng Xiaoping dan mengusulkan desain pembentukan “komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia”, yang secara bertahap mengungkap ambisi global PKT. 

Komunitas masa depan bersama bagi umat manusia pada hakikatnya adalah versi terselubung dari “pembebasan seluruh umat manusia” yang dianjurkan dalam Manifesto Komunis. Ini juga merupakan deklarasi ideologis tentang pertarungan hidup-mati Xi Jinping dengan Amerika Serikat di era baru.

(Kiri) Dua orang polisi Tiongkok menangkap seorang praktisi Falun Gong di Lapangan Tiananmen di Beijing pada 10 Januari 2000. (Kanan) Polisi Tiongkok menahan seorang praktisi Falun Gong di Lapangan Tiananmen di Beijing, dalam foto ini. Chien-Min Chung / AP Photo, Minghui

Pada 2 Januari, upacara peresmian Pusat Penelitian untuk Komunitas dengan Masa Depan Bersama bagi Umat Manusia diadakan di Beijing. Terkait hal ini, Yuan Hongbing, seorang sarjana hukum Tiongkok yang tinggal di Australia, berkomentar dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada  6 Januari di “Watch China” bahwa Konsep Xi Jinping tentang komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia pada hakikatnya adalah serangkaian sistem ideologis untuk perluasan totalitarianisme komunis secara global dengan budaya Partai Komunis sebagai nilai intinya. 

Sebenarnya ingin melakukan ekspansi global dengan menggunakan ideologi komunisme sebagai jiwanya untuk menguasai seluruh umat manusia dan mewujudkan apa yang tertulis dalam Manifesto Komunis : mereka, kaum komunis, ingin menguasai seluruh dunia dan sepenuhnya menghilangkan dan menghancurkan cara hidup yang bebas dan demokratis. Inilah hakikat sejati komunitas masa depan bersama umat manusia yang digagas Xi Jinping.

Yuan Hongbing juga mengatakan bahwa kediktatoran Xi Jinping selama satu dekade terakhir telah menjadi proyek politik besar yang belum selesai. Seluruh urusan dalam dan luar negeri telah jatuh ke dalam dilema besar. Tidak ada kemungkinan perbaikan ekonomi. Isolasi diplomatik juga akan semakin memburuk dari hari ke hari. Konflik politik dan sosial dalam negeri juga akan semakin meningkat.

Partai Komunis Tiongkok akan menyelenggarakan Kongres Nasional ke-21 pada musim gugur tahun 2027. Untuk mendapatkan persetujuan dalam partai untuk pemilihan kembali, Xi Jinping hanya dapat melancarkan perang melawan Taiwan untuk meletakkan dasar politik bagi dirinya sendiri. Oleh karena itu, Partai Komunis Tiongkok pasti akan melancarkan perang melawan Taiwan sebelum tahun 2027.

Tokoh media senior Guo Jun mengatakan dalam program “Forum Elit” NTDTV baru-baru ini bahwa tujuan politik terbesar Xi Jinping adalah untuk menyatukan Taiwan sebagaimana ditetapkan pada Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-19, dan dia tidak akan ragu menggunakan kekerasan untuk menyatukan Taiwan. Ini adalah satu alasan krusial dari perubahan total hubungan Tiongkok-AS. 

Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-19 pada tahun 2017 menentukan arah dari apa yang disebut “pembebasan Taiwan”, yang menyebabkan perubahan mendasar dalam hubungan Tiongkok-AS pada tahun 2018. PKT percaya bahwa Tiongkok dan Amerika Serikat harus berperang, sehingga seluruh strategi utamanya ditujukan pada Amerika Serikat dan blok Barat.

Menanggapi serangan terus-menerus New York Times terhadap Shen Yun, Guo Jun mengatakan bahwa informasi dari  orang-orang yang memegang keadilan telah menjelaskan mengapa operasi ini dipimpin oleh Kementerian Keamanan Negara Partai Komunis Tiongkok, sementara sebelumnya dipimpin oleh Kementerian Keamanan Publik. 

Dengan kata lain, PKT menganggap konfrontasi antara PKT dan Amerika Serikat saat ini sebagai perkembangan yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, sejak tahun 2018, fokus semua pekerjaan PKT di luar negeri adalah Amerika Serikat.

Guo Jun menunjukkan bahwa situasi saat ini adalah bahwa pendiri Falun Gong berada di Amerika Serikat, dan keberadaan praktisi Falun Gong di Amerika Serikat dan di Tiongkok daratan telah menjadi bahaya tersembunyi yang besar bagi rezim Xi Jinping. Terutama setelah Trump berkuasa, kebijakan luar negerinya cenderung menganggap PKT sebagai ancaman terbesar, sehingga PKT harus siap menghadapi eskalasi konfrontasi komprehensif. Dalam keadaan ini, telah menjadi konsensus di antara para pemimpin puncak PKT bahwa PKT berharap untuk memberantas atau melemahkan Falun Gong di Amerika Serikat.

Kekhawatiran Terbesar PKT dalam Perang Melawan AS adalah Ketakutan Mereka untuk Ditusuk di Titik Lemah Mereka

Isi kedua laporan intelijen di atas dan analisis Profesor Yuan Hongbing tentang situasi di Taiwan memiliki konsistensi logis yang inheren. Pada 2018, Xi Jinping mulai merencanakan masa jabatan ketiganya. Alat tawar-menawarnya adalah menyelesaikan apa yang disebut masalah Taiwan, yang pasti akan mengarah pada konfrontasi langsung dengan Amerika Serikat, atau bahkan perang dengan Amerika Serikat. 

Oleh karena itu, sejak saat itu, Xi Jinping memperkuat kontrolnya atas penetrasi politik AS, pengaruh media, infrastruktur, dan strategi perang tak terbatas lainnya, dengan tujuan melemahkan kekuatan AS, memperburuk perpecahan politik AS, dan memengaruhi keinginan AS untuk campur tangan dalam perang Selat Taiwan. 

Pada awal pemerintahan Biden tahun 2021, penarikan pasukan dari Afghanistan yang membawa bencana terjadi. Taliban dengan cepat mendapatkan kembali kekuasaan, upaya Amerika Serikat selama 20 tahun menjadi sia-sia dalam semalam. Partai Komunis Tiongkok senang dengan situasi ini. 

Sekitar waktu yang sama, Xi Jinping mengusulkan konsep “bangkitnya Timur dan kemunduran Barat”. Pecahnya perang Rusia-Ukraina pada Februari 2022 semakin memacu tekad Xi Jinping untuk mempercepat terwujudnya penyatuan kembali Taiwan dengan kekuatan militer. 

Pada Oktober 2022, pada Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20, Xi Jinping terpilih kembali untuk masa jabatan ketiga dengan janjinya untuk menyatukan Taiwan dengan kekuatan militer. Partai Komunis Tiongkok memasuki apa yang disebut era Xi Jinping dan kebijakan dalam negerinya selangkah lebih maju lagi ke arah sistem perang.

Ketika Partai Komunis Tiongkok merencanakan perang di Selat Taiwan dan mempersiapkan perang melawan Amerika Serikat, ada satu hal yang membuat Partai Komunis Tiongkok merasa tidak nyaman: hutang darah besar yang harus ditanggung Partai Komunis Tiongkok karena menganiaya Falun Gong dan Pengaruh Falun Gong secara global semakin berkembang.

Praktisi Falun Gong di luar negeri tidak hanya mendirikan platform media seperti The Epoch Times, New Tang Dynasty dan Sound of Hope, tetapi juga mendirikan Fei Tian Academy of the Arts, Fei Tian College, ​​Shen Yun Performing Arts dan Platform Ganjing World (Dunia Bersih). Pengaruh organisasi dan platform ini secara bertahap menembus fire wall PKT dan merasuki semua lapisan masyarakat Tiongkok, sehingga menimbulkan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kendali PKT atas opini publik. 

Shen Yun Performing Arts mempersembahkan keindahan budaya tradisional Tiongkok, sebagaimana yang ada sebelum komunisme. Courtesy of Shen Yun Performing Arts

Di sisi lain, kepercayaan Falun Gong, dengan “Sejati, Baik dan Sabar” sebagai intinya, sangat kontras dengan sistem totaliter PKT, yang mengandalkan kebohongan dan kekerasan untuk mempertahankan kekuasaannya. Hal ini menjadikan Falun Gong sebagai musuh alami yang tidak dapat dikalahkan oleh PKT, dan pengaruh Falun Gong di masyarakat internasional yang terus berkembang, juga telah melemahkan ambisi PKT untuk mendominasi dunia dan menimbulkan tantangan besar bagi perluasan globalnya.

Selain itu, seiring surutnya globalisasi dan negara-negara Barat kembali berfokus pada nilai-nilai hak asasi manusia tradisional, isu hak asasi manusia Falun Gong secara bertahap semakin mendapat perhatian. 

Khususnya, sikap pemerintah AS terhadap isu Falun Gong kemungkinan akan menjadi penunjuk arah bagi kebijakan negara-negara Barat, yang selanjutnya mendorong kecaman dan tanggapan masyarakat internasional terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh PKT.

Pada 2019, China Tribunal, pengadilan sipil yang berpusat di London, menyimpulkan bahwa tidak ada keraguan bahwa pengambilan organ yang disetujui negara terjadi dalam skala besar di Tiongkok, dengan praktisi Falun Gong sebagai sumber utama organ tersebut.

Pada 27 Maret 2023, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat meloloskan Undang-Undang Penghentian Pengambilan Organ Secara Paksa (H.R.1154) dengan suara mayoritas, menandai pertama kalinya bahwa metode legislatif dengan efek hukuman yang sebenarnya digunakan untuk menghentikan kekejaman PKT dalam pengambilan organ secara hidup.

Pada 25 Juni 2024, DPR AS dengan suara bulat meloloskan Undang-Undang Perlindungan Falun Gong melalui pemungutan suara.

Penganiayaan terhadap Falun Gong oleh PKT selama lebih dari dua dekade tidak hanya gagal melenyapkan Falun Gong, tetapi juga membuat semakin banyak orang menyadari berbagai kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan PKT selama penganiayaan tersebut. Kekhawatiran dan ketakutan bahwa kejahatan kejam ini akan dibawa ke pengadilan internasional telah menjadi titik lemah PKT saat menghadapi negara-negara Barat, terutama saat harus berhadapan langsung dengan negara-negara Barat.

Dapat diramalkan bahwa jika PKT berhadapan dengan Amerika Serikat dan memasuki negara yang bermusuhan, Amerika Serikat pasti akan mencari strategi terbaik untuk menghadapi ancaman PKT. 

Meminta pertanggungjawaban Partai Komunis Tiongkok atas kejahatannya terhadap kemanusiaan dengan menganiaya Falun Gong tidak diragukan lagi merupakan pilihan yang sangat berpengaruh. Ini bukan hanya langkah besar untuk menegakkan keadilan dan mempertahankan nilai-nilai universal, tetapi juga strategi hebat yang dapat secara efektif melemahkan pengaruh internasional PKT. 

Hal ini akan mendorong lebih banyak negara untuk bersatu melawan PKT, dan bahkan dapat memicu perpecahan internal di antara para pemimpin tertinggi PKT, yang pada akhirnya mengarah pada disintegrasi rezim PKT, sehingga mencapai efek strategis terbaik untuk mengalahkan musuh tanpa pertempuran.

Shen Liang mengatakan kepada Epoch Times, “Saya secara pribadi menyaksikan pengambilan organ dan penyiksaan. Itu sama sekali tidak manusiawi. Begitu terungkap, seluruh dunia akan menghancurkan PKT.”(lin/mgl)

Anjing Peliharaan di Thailand Bawa Pulang 400 Pil Narkoba, Pemiliknya Panggil Polisi

EtIndonesia. Sepasang suami istri di Provinsi Udon Thani, Thailand, terkejut saat mengetahui bahwa anjing nakal mereka membawa pulang 400 pil metamfetamin ke rumah mereka.

Sekitar pukul 17 : 30 pada hari Jumat (31/1), polisi setempat menerima laporan bahwa seekor anjing peliharaan telah menaruh narkoba di depan rumah pemiliknya.

Saat tiba di tempat kejadian, petugas menemukan dua kantong metamfetamin yang ditutup dengan ember plastik hitam yang ditaruh di atas .

Pemilik rumah, Kritsada (nama ditransliterasikan dari bahasa Thailand) yang berusia 44 tahun dan Laddawan (nama ditransliterasikan dari bahasa Thailand) yang berusia 42 tahun, mengatakan kepada petugas bahwa mereka menyembunyikan narkoba tersebut karena khawatir tujuh anjing peliharaan mereka akan mencabik-cabiknya.

Rekaman CCTV dari kamera keamanan rumah mengungkap bagaimana pasangan tersebut menemukan barang-barang terlarang tersebut.

Ketika mereka tiba di rumah, Laddawan keluar dari mobil dan memasuki kompleks perumahan tempat dia menemukan kantong plastik yang robek di tanah.

Laddawan menambahkan bahwa sebelumnya pada hari itu, dia dan suaminya telah meninggalkan rumah untuk memasang sistem GPS di mobil mereka.

Dia baru menyadari adanya kantong plastik biru ketika dia mengusir anjing-anjing agar suaminya dapat memarkir kendaraan dengan aman.

Melihat beberapa pil berserakan di sekitar, Laddawan memberi tahu suaminya tentang kantong-kantong mencurigakan tersebut.

Laddawan selanjutnya menjelaskan bahwa mereka memiliki dua ekor kucing dan tujuh ekor anjing.

Anjing-anjing mereka khususnya memiliki kebiasaan mengambil barang-barang yang dibuang seperti kantong sampah atau mainan anak-anak dan membawanya pulang.

Karena tidak yakin anjing mana yang membawa metamfetamin, pasangan itu kemudian menghubungi polisi.

Petugas telah menyita narkoba tersebut sebagai barang bukti dan yakin bahwa pengedar narkoba mungkin telah menyembunyikannya di dekat tiang listrik, semak-semak, atau tempat sampah.

Mereka menduga salah satu anjing tersebut kemungkinan mendeteksi bau tersebut dan kemudian membawanya pulang. (yn)

Sumber: mustsharenews

Pasar Properti Residensial Melemah, Konsep Branded Resorts and Residences Jadi Alternatif Investasi Menarik di Australia

Jakarta, 4 Februari 2025 – One Global Capital, platform modal dan dana yang didirikan oleh pengusaha asal Surabaya, Iwan Sunito, mengungkapkan bahwa pasar properti residensial di Australia mengalami tekanan akibat perlambatan ekonomi global. Meski demikian, konsep Branded Resorts and Residences muncul sebagai alternatif investasi yang menarik bagi para investor.

Perlambatan ekonomi global pada tahun 2025 diprediksi akan berdampak pada pasar properti investasi secara luas. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global hanya mencapai 2,7%, sementara Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan stagnasi di angka 3,2%. Faktor seperti kebijakan moneter yang ketat, konflik geopolitik, dan proteksionisme turut mempengaruhi kondisi pasar properti di berbagai negara.

Menurut Iwan Sunito, CEO dan Founder One Global Capital, kenaikan biaya konstruksi yang drastis menyebabkan banyak proyek apartemen dibangun di luar lokasi utama (prime location). Sementara itu, pelemahan sektor perkantoran dan industri terjadi di berbagai belahan dunia. Riset Savills mencatat, pasar perkantoran di Hong Kong dan China mengalami penurunan hingga 35%, sementara tingkat kekosongan perkantoran di Indonesia mencapai 25%, setara dengan pasar di New York, Los Angeles, Jepang, Vietnam, dan Hong Kong.

Kondisi serupa juga terjadi di Australia. Data dari CoreLogic dan PropTrack menunjukkan bahwa pada Desember 2024, nilai properti hunian di Australia mengalami penurunan bulanan pertama dalam dua tahun terakhir. Tingkat penjualan lelang (auction rate) di Australia diprediksi berada pada kisaran 55% – 65% secara nasional, mengindikasikan adanya pelunakan pasar properti dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Meningkatnya biaya konstruksi hingga 30% dalam lima tahun terakhir, kenaikan suku bunga hingga tiga kali lipat, serta menurunnya jumlah imigran dari China turut mempengaruhi kondisi pasar properti Australia,” ujar Iwan Sunito.

Branded Resorts and Residences: Peluang di Tengah Tantangan

Di tengah melemahnya pasar residensial, konsep Branded Resorts and Residences justru mengalami akselerasi. Properti jenis ini mengusung kerja sama antara pengembang dan merek-merek bergengsi, seperti grup perhotelan terkemuka atau perusahaan gaya hidup mewah, untuk menawarkan hunian eksklusif dengan fasilitas setara hotel bintang lima.

Menurut Iwan Sunito, proyek One Global Capital Resorts and Residences memberikan peluang investasi menarik di Australia. “Pembangunan proyek ini tidak hanya menyediakan hunian, tetapi juga layanan eksklusif seperti restoran, bar, housekeeping, pramutamu, perawatan hewan peliharaan, kolam renang, pusat kebugaran, dan spa,” paparnya.

Peluang di Sektor Perhotelan

Dalam menghadapi tantangan di sektor residensial, Iwan Sunito melihat sektor perhotelan sebagai peluang investasi yang menjanjikan. Berdasarkan laporan Statista.com, pasar perhotelan Australia diperkirakan tumbuh dengan proyeksi pendapatan mencapai USD7,34 miliar pada 2025 dan meningkat menjadi USD8,58 miliar pada 2029 dengan CAGR 3,98%.

“Kita harus bisa mengubah hambatan menjadi kesempatan. Saat ini, sektor perhotelan menjadi alternatif investasi yang seksi sekaligus solusi bagi investor,” ujar Iwan Sunito.

One Global Capital juga mencatat kinerja positif dari proyek One Global Resorts Green Square dalam tiga bulan terakhir. Data STR Global menunjukkan peningkatan Revenue per Available Room (RevPAR) sebesar 17,5%, tingkat keterisian kamar naik 13,1% menjadi 98,3%, sementara Average Daily Rate (ADR) mencapai AUD315 atau naik 3,9%.

Keberhasilan ini juga terlihat dari reputasi One Global Resorts Green Square, yang masuk dalam Top 20 dari 194 hotel di Sydney versi Tripadvisor dan memperoleh predikat Travelers’ Choice Best of the Best.

Melihat perkembangan positif ini, Iwan Sunito berencana memperluas bisnis perhotelan One Global Capital dengan mengakuisisi Hotel Skye Suites CBD sebagai bagian dari ekosistem One Global Resorts.

“Kami ingin membawa merek One Global Resorts ke level berikutnya dan meningkatkan pengalaman menginap para tamu sebanding dengan hotel internasional mewah,” pungkasnya.