Home Blog Page 1520

Lebih dari 3.000 Orang Ditangkap Saat Demonstrasi di Lebih 100 Kota di Rusia

0

NTD

Puluhan ribu massa pendukung pemimpin oposisi Navalny berdemonstrasi pada tanggal 24 Januari di Rusia. Mereka memprotes penangkapan pemimpin oposisi Navalny setelah pulang ke Rusia. Demonstrasi digelar di lebih dari 100 kota di seluruh negeri. Lebih dari 3.000 orang ditangkap. Di antara mereka ada istri Navalny, Yulia.

Demonstrasi pada Sabtu 24 Januari  meliputi lebih dari 100 kota di seluruh negeri. Dari segi cakupan geografis, skalanya belum pernah terjadi sebelumnya. Meskipun oposisi menyerukan demonstrasi besar-besaran sebelumnya pada 2012 dan 2019, lokasi utama terkonsentrasi di Moskow.

Seorang wartawan Reuters memperkirakan setidaknya ada 40.000 orang berpartisipasi dalam aksi demonstrasi di Moskow pada hari Sabtu 23 Januari lalu.

Menurut laporan lain, demonstrasi ini adalah yang paling populer di Moskow. Sekitar 15.000 orang berkumpul di Lapangan Pushkin dan sekitarnya di pusat kota. Massa menggunakan bola salju untuk menyerang polisi bersenjata. Para polisi merespon dengan tongkat  memukuli massa guna membubarkan demonstran.

Dalam adegan yang diambil oleh AFP, polisi anti huru hara bersenjata lengkap mengejar pengunjuk rasa dan memukuli dengan tongkat.

Kelompok pemantau hak asasi manusia organisasi non-pemerintah Rusia, OVD-Info menyatakan bahwa polisi menangkap 1.090 orang selama demonstrasi. Menurut Associated Press, lebih dari 3.000 orang telah ditangkap di seluruh negeri, termasuk istri Navalny.

Pada 23 Januari 2021, pendukung Navalny bentrok dengan polisi anti huru hara dalam protes di pusat kota Moskow. (KIRILL KUDRYAVTSEV / AFP melalui Getty Images)

Istri Alexei Navalny, Yulia, juga membenarkan di media sosial Instagram bahwa dirinya ditangkap polisi saat melakukan aksi unjuk rasa di ibu kota Moskow.

Di kota Vladivostok di Timur Jauh, pengunjuk rasa berkumpul di pusat kota. Mereka meneriakkan, “Putin adalah pencuri!” dan “Lepaskan Navalny!” 

Pendukung Navalny juga mengatakan bahwa demonstrasi juga terjadi di kota-kota lain di Timur Jauh dan Siberia.

Navalny diserang tahun lalu oleh agen saraf Novichok, yang hampir membunuhnya. Setelah berbulan-bulan berobat di Jerman, dia kembali ke Rusia akhir pekan lalu. Namun, Navalny  ditangkap ketika tiba di negara itu. Pengadilan pada tanggal 18 Januari memerintahkan penahanan praperadilan selama 30 hari hingga 15 Februari mendatang.

Navalny kemudian menghimbau orang-orang untuk turun ke jalan melalui video untuk mengekspresikan protes terhadap perlakuan yang dia alami. Pada tanggal 22 Januari  juga dikeluarkan “tidak ada pernyataan bunuh diri” di Instagram. 

Navalny  mengatakan bahwa dia stabil secara mental dan emosional, dan akan menangani tekanannya sendiri dengan benar. Dia mengesampingkan kemungkinan serangan jantung, dan berterima kasih kepada orang-orang atas dukungan mereka untuknya.

Navalny juga menuduh Presiden Rusia, Vladimir Putin merencanakan pembunuhan beracun terhadapnya tahun lalu dan mengatakan dia dipenjara karena alasan politik.

Penangkapan Navalny memicu kecaman dari Uni Eropa, Amerika Serikat, Prancis, Kanada, dan negara-negara lain. Mereka meminta otoritas Rusia untuk membebaskannya.

Menjelang protes, tim Navalny merilis laporan investigasi di sebuah rumah besar yang terletak di Laut Hitam, yang diduga milik Vladimir Putin.

Laporan yang disebut “Istana Putin” yang diterbitkan oleh tim Navalny, menunjukkan bahwa Putin sedang duduk di sebuah rumah besar seluas 17.691 meter persegi dengan kasino dan teater, tetapi Kremlin menyangkal bahwa rumah tersebut adalah milik Putin.

Pada 23 Januari 2021, di St. Petersburg, orang-orang berpartisipasi dalam rapat umum untuk mendukung pemimpin oposisi yang ditahan, Navalny. (OLGA MALTSEVA / AFP melalui Getty Images)

Pada 23 Januari 2021, di St. Petersburg, orang-orang berpartisipasi dalam rapat umum untuk mendukung pemimpin oposisi yang ditahan, Navalny. (OLGA MALTSEVA / AFP melalui Getty Images)

Pada tanggal 23 Januari 2021, pendukung Navalny menggelar protes di pusat kota Moskow. Seorang pria yang terluka ditolong oleh pengunjuk rasa lainnya. (KIRILL KUDRYAVTSEV / AFP melalui Getty Images) 

hui/rp 

Keterangan Foto : Pada 23 Januari 2021, orang-orang berpartisipasi dalam rapat umum untuk mendukung pemimpin oposisi Navalny yang ditahan di pusat kota Moskow. (NATALIA KOLESNIKOVA / AFP melalui Getty Images)

Biden Baru Saja Menjabat, Komunis Tiongkok Kirim 12 Pesawat Militer Mengganggu Taiwan

0

Jing Zhongming

Pada hari ketiga Biden menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, Kementerian Pertahanan Republik Tiongkok menyatakan bahwa delapan pesawat pembom Tiongkok dan empat jet tempur memasuki sudut barat daya zona identifikasi pertahanan udara Taiwan di waktu yang sama. Sangat jarang pesawat pengintai skala besar seperti itu masuk kawasan secara bersamaan

Reuters melaporkan bahwa pesawat Komunis Tiongkok telah terbang di atas perairan yang dikendalikan oleh Taiwan di Taiwan selatan dan Laut Cina Selatan hampir setiap hari. Akan tetapi biasanya hanya ada satu atau dua pesawat pengintai.

Menurut pengumuman Kementerian Pertahanan Nasional Republik Taiwan pada Sabtu 23 Januari lalu, delapan pesawat pengebom H-6K berkemampuan nuklir dan empat jet tempur J-16 yang menyerbu zona identifikasi pertahanan udara Taiwan hari itu adalah hal yang tidak biasa.

Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan menambahkan bahwa Angkatan Udara Taiwan mengeluarkan peringatan kepada pesawat Komunis Tiongkok dan juga mengerahkan rudal untuk memantau mereka.

Reuters melaporkan bahwa penerbangan pesawat pengebom dan jet tempur Tiongkok ini terjadi beberapa hari setelah Biden menjabat sebagai presiden Amerika Serikat.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dari pemerintahan Biden baru-baru ini menyatakan bahwa komitmen Amerika Serikat untuk Taiwan “kokoh seperti batu karang.” 

Namun, dunia luar masih khawatir pemerintahan Biden akan kembali pada kebijakan  pemerintahan Obama terhadap Komunis Tiongkok.

Beberapa hari yang lalu, Beijing menyatakan ucapan “selamat ” yang lebih hangat pada momen pelantikan Joe Biden sebagai Amerika Serikat. Pada saat yang sama juga telah membuat langkah baru di Hong Kong, Taiwan, dan bidang diplomatik militer lainnya. Dipertanyakan apakah itu mungkin sedang menguji coba respon Amerika Serikat. (hui)

Peta data pesawat tempur CCP H-6. (Alert5 / Wikipedia)

https://www.youtube.com/watch?v=Gn4s3yhrt0I

Bocah Berusia 10 Tahun Berteman dengan Tunawisma dan Memulai Amal untuk Membantu Mereka yang Membutuhkan

Ethan D. Hill dari Birmingham, Alabama, AS, adalah salah satu dari orang-orang yang tampaknya dilahirkan dengan kearifan yang melebihi usianya.

Dia baru berusia 10 tahun, tapi dia telah berbuat lebih banyak untuk membantu orang-orang yang membutuhkan daripada yang pernah kita lakukan.

Selama empat tahun terakhir, dia mempelopori program bernama “Bags4Blessings”, yang memberikan persediaan yang sangat dibutuhkan bagi siapa pun yang tinggal di jalanan.

(Foto: Facebook)

Ethan mendirikan organisasinya, “Ethan’s Heart”, setelah bertemu dengan seorang tunawisma setempat saat dia berjalan ke sekolah suatu hari. Mereka mulai mengobrol dan dengan cepat menjalin persahabatan.

“Namanya Marcus,” kata Ethan. “Dia pria yang sangat baik. Dia tinggal di bawah jembatan. (Ini) mulai musim dingin, jadi saya bertanya dan mencari di Google dan melihat apakah ada yang bisa saya lakukan untuk membantu mereka dan melihat pakaian apa yang dibutuhkan dan apa yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup. “

Ketika penelusuran Ethan tidak menemukan sumber daya yang dia cari, dia memutuskan untuk membantunya.

(Foto: Facebook)

Sejak pertemuan kebetulan itu, Ethan memfokuskan seluruh waktu luangnya untuk menyusun paket perawatan dan mengirimkannya ke komunitas tunawisma di sekitar tempat tinggalnya.

Ethan’s Heart mengumpulkan donasi uang bersama dengan kebutuhan sehari-hari mulai dari tisu toilet hingga benang gigi. Dia juga secara rutin membagikan pakaian hangat dan kantong tidur selama bulan-bulan di musim dingin.

Mungkin bagian yang paling mengesankan dari karya filantropisnya adalah bahwa dia tidak melakukan apa pun untuk pujian atau pengakuan. Dia hanya ingin membantu – dan mendorong orang lain untuk terlibat!

(Foto: Facebook)

“Rasanya ini tidak semua tentang Anda, ini bukan tentang Anda,” jelasnya. “Seperti yang mereka katakan, ‘Berjalan satu mil dengan sepatu orang lain.’ Anda harus melakukan itu dan melihat apa yang mereka alami, perspektif mereka.”

Selama pandemi COVID-19, Ethan beralih dari menyediakan perlengkapan berkemah dan kebersihan menjadi membawa APD ke kamp-kamp tunawisma.

“Mereka tetap perlu dilindungi dari virus,” katanya. “Mereka membutuhkan masker, sarung tangan, dan pembersih tangan.”

(Foto: Facebook)

Dalam hal membantu orang lain, Ethan mengatakan ada banyak hal yang dapat kita lakukan yang bahkan tidak melibatkan uang. Dia berharap kebaikannya akan menginspirasi orang lain untuk menemukan cara untuk membuat dampak positif di komunitas mereka sendiri! (yn)

Sumber: inspiremore

Video Rekomendasi:

Momen Lucu Border Collie yang Hampir Menyentuh Langit-langit Saat Dia Meloncat-loncat di Atas Sofa

0

Ini adalah momen konyol seekor border collie meloncat tinggi ke udara untuk menarik perhatian pemiliknya yang sedang bekerja di luar rumah.

Echo yang berusia dua tahun difilmkan mencapai bagian atas jendela saat dia meloncat dari sofa pemiliknya di Essex, Inggris.

Anjing yang energik itu memekik kegirangan saat dia menggunakan cakar depannya untuk mendorong dirinya ke udara.

Ekor Echo bergoyang-goyang dengan antusias saat dia mendarat di bantal kursi sebelum meloncat kembali ke udara.

Hewan peliharaan yang mengesankan itu berhasil memberikan dorongan ekstra dengan kedua kaki belakangnya di atas sofa untuk mencapai ketinggian.

Pemilik Echo, John Glover, mengungkapkan anjingnya ‘menjadi gila’ sepanjang waktu dan bersembunyi setiap kali dirinya hendak ke luar rumah, dan anjingnya akan keluar dari persembunyiannya untuk dapat kembali meloncat-loncat di sofa.

“Dalam video itu saya berada di luar, dia hanya ingin bersamaku. Jika dia tahu bahwa aku akan pergi ke taman, dia bersembunyi di balik meja dapur dan begitu aku keluar dan pintu tertutup dia keluar dari persembunyiannya dan meloncat lagi,” katanya.

“Jika aku kembali, dia berhenti dan bersembunyi lagi. Gila. Dia terus menikmatinya. Semua orang mengira itu gila. Aku menduga dia akan sampai menyentuh langit-langit suatu hari nanti.”

John membagikan video itu di Facebook, dengan judul: “Adakah anjing lain yang gila ini?’

Klip tersebut telah menarik hampir 2.000 suka dan ratusan komentar dari pemilik anjing yang terkesan.

Michelle Edwards Street menulis: ‘Ya ampun! Tidak, kamu menang.”

Jackie Yauger berkomentar: “Itu terlalu tinggi untuk anak anjing itu.”

John McKay menulis: “Itu lompatan yang luar biasa. Apakah Anda telah memberinya makan salmon?”

Verna Shepherd menambahkan: “Wah, dia punya pegas di tumitnya.” (yn)

Sumber: dailymail

Video Rekomendasi:

Biden Dimakzulkan Ketika Dia Menjabat, Texas Mungkin Menuntut Pemerintah Baru

0

Li Lan

Pemerintahan Biden mulai memerintah di tengah kontroversi besar, tetapi tantangan terhadap pribadi dan kubunya belum hilang. Biden sendiri terancam dimakzulkan ketika dia menjabat, dan pemerintahannya mungkin dituntut karena kebijakan imigrasi. 

Segera setelah Biden dilantik, dia mulai menggulingkan kebijakan imigrasi pemerintahan Trump. Penjabat Sekretaris Keamanan Dalam Negeri David Pekoske mengeluarkan memorandum yang meminta departemen tersebut untuk menghentikan deportasi imigran gelap dalam 100 hari sejak 22 Januari. Dan mewajibkan semua instansi bawahan untuk merumuskan kembali aturan penegakan hukum keimigrasian. Ini segera memicu tanggapan dari Texas.

Jaksa Agung Texas Ken Paxton meminta Departemen Keamanan Dalam Negeri pada tanggal 21 Januari 2021, untuk mencabut pembekuan dan pemulangan imigran ilegal, mengklaim bahwa hal itu melanggar undang-undang imigrasi dan menyebabkan petugas penegak perbatasan tidak dapat menegakkan hukum secara normal. Jika tidak, Texas akan memulai gugatan terhadap pemerintah Biden.

Analisis percaya bahwa jika Departemen Keamanan Dalam Negeri memperbarui arahan tanpa batas waktu, itu sebenarnya akan menjadi amnesti rahasia bagi imigran ilegal.

Jaksa Agung Texas mengeluarkan pernyataan pada hari Biden dilantik sebagai presiden. Dia akan memperjuangkan “Texas pertama” dan “supremasi hukum”. Dia akan mengambil tindakan terhadap setiap tindakan inkonstitusional dan ilegal dari pemerintahan Biden.

Keputusan Biden tidak hanya menghadapi tantangan, tetapi Biden, yang menjabat di tengah kontroversi besar, tidak bisa lepas dari akuntabilitas. Anggota DPR AS dari Georgia yang baru terpilih Marjorie Taylor Greene memenuhi janjinya untuk mengusulkan klausul pemakzulan terhadap Biden sehari setelah Biden dilantik.

Dia menulis dalam pernyataannya: “Presiden Joe Biden tidak cocok untuk menjadi presiden. Dia telah menyalahgunakan kekuasaannya untuk waktu yang lama ketika dia menjadi Wakil Presiden dalam pemerintahan Obama, dan polanya mengganggu.”

Tahun lalu, Komite Keamanan Dalam Negeri Senat AS dan Komite Keuangan, merilis laporan investigasi dan laporan tambahan tentang dugaan transaksi yang tidak patut antara putra Biden dan keluarga Biden.

Ketika Biden menjadi wakil presiden, putranya Hunter Biden dan keluarganya dicurigai melakukan korupsi di Ukraina dan memperoleh uang tunai dari saingan AS, Rusia dan Tiongkok.

Anggota DPR AS Marjorie Taylor Greene menuturkan : “Saya baru saja mengajukan klausul impeachment terhadap Presiden Biden. Mari kita lihat apa yang terjadi.” (hui)

Keterangan Foto : Presiden Joe Biden menyampaikan pidato pelantikannya setelah dilantik sebagai Presiden ke-46 di US Capitol di Washington, pada 20 Januari 2021. (Patrick Semansky / AFP via Getty Images)

https://www.youtube.com/watch?v=DStVvETnmLE

Anggota DPR AS Memperkenalkan RUU Menghentikan Pendanaan AS untuk WHO

0

Frank Fang

Anggota DPR AS dari Partai Republik Lauren Boebert (R-Colo.) memperkenalkan rancangan Undang-Undang baru yang ditujukan untuk mencegah uang pembayar pajak Amerika Serikat disalurkan ke Organisasi Kesehatan Dunia – WHO.

Rencangan Undang-Undang (H.R.374), bernama Undang-Undang Akuntabilitas Organisasi Kesehatan Dunia, akan melarang dana federal Amerika Serikat diambil atau disediakan untuk Organisasi Kesehatan Dunia – WHO- atau aktivitas Organisasi Kesehatan Dunia apa pun, hingga Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS secara bersama-sama menyampaikan laporan kepada Kongres amerika Serikat.

Laporan tersebut akan menjelaskan bagaimana Tiongkok dan Organisasi Kesehatan Dunia telah “berkontribusi atas munculnya pandemi global COVID-19” sebelum tanggal 11 Maret 2020, yang sesuai tertera pada Rencana Undang-Undang tersebut.

Selama bertahun-tahun, AS telah menjadi penyumbang terbesar bagi Organisasi Kesehatan Dunia_WHO. 

Menurut statistik Kementerian Luar Negeri, kontribusi Amerika Serikat melebihi usd 400 juta, sedangkan Tiongkok menyediakan usd 44 juta, pada tahun 2019.

Lauren Boebert mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Organisasi Kesehatan Dunia adalah Tiongkok-sentris dan menjadi calo Beijing di setiap kesempatan. Tidak ada alasan pembayar pajak Amerika Serikat harus berkontribusi lebih dari usd 400 juta setiap tahun untuk sebuah organisasi yang membela Tiongkok dan gagal menahan penyebaran pandemi COVID-19.”

Pada tanggal 20 Januari 2021, Presiden Joe Biden menandatangani sebuah perintah eksekutif yang menghentikan keluarnya Amerika Serikat dari Organisasi Kesehatan Dunia. Keputusan untuk menarik diri dari Organisasi Kesehatan Dunia dibuat oleh mantan Presiden Donald Trump tahun lalu, karena alasan penanganan Organisasi Kesehatan Dunia yang buruk terhadap pandemi yang disebabkan oleh Komunis Tiongkok, yang umumnya dikenal sebagai jenis Coronavirus baru.

Keputusan Joe Biden untuk bergabung kembali dengan Organisasi Kesehatan Dunia mendapat tanggapan beragam dari Kongres.

Kerahasiaan awal Tiongkok atas wabah virus tersebut telah didokumentasikan dengan baik. Rezim Tiongkok membungkam delapan dokter, di antaranya dokter mata Li Wenliang, setelah para dokter tersebut berupaya memperingatkan masyarakat mengenai bentuk baru pneumonia yang menyebar di kota Wuhan.

Organisasi Kesehatan Dunia awalnya meniru klaim Beijing bahwa virus tersebut tidak menular, menolak peringatan email dari Taiwan.

Sebuah makalah ilmiah yang diterbitkan tahun lalu menyimpulkan bahwa Beijing merahasiakan penularan virus tersebut, setidaknya selama tiga minggu sebelum diketahui masyarakat bahwa virus tersebut adalah menular pada tanggal 20 Januari 2020.

Baru-baru ini, panel independen merilis laporan sementara, yang mengkritik Beijing dan Organisasi Kesehatan Dunia atas tanggapan Beijing dan Organisasi Kesehatan Dunia yang tertunda terhadap wabah COVID-19 di Tiongkok.

Lauren Boebert mengatakan rezim Tiongkok dan Organisasi Kesehatan Dunia tidak boleh “lolos” dan harus bertanggung jawab.

 “Joe Biden gagal melakukan salah satu dari hal-hal tersebut dan dekrit Joe Biden kemarin hanya menguatkan Beijing. Bergabung kembali dengan Organisasi Kesehatan Dunia tanpa memastikan akuntabilitas untuk rakyat Amerika Serikat adalah langkah yang salah,” kata Lauren Boebert.

Rencana Undang-Undang tersebut disponsori bersama oleh beberapa anggota parlemen Partai Republik, termasuk Andy Biggs (Ariz.), Madison Cawthorn (N.C.), David Rouzer (N.C.), Jeff Duncan (S.C.), Ralph Norman (S.C.), Matt Gaetz (Fla.), Jody Hice (Ga.), Dan Elise Stefanik (N.Y.), menurut siaran pers. (Vv)

Keterangan Foto : Lauren Boebert tiba di hotel Hyatt Regency di Capitol Hill pada 12 November 2020. (Sarah Silbiger / Getty Images)

Provinsi di Tiongkok yang Berpenduduk 38 Juta Jiwa Memberitahukan Warganya untuk Isolasi di Rumah Saat Wabah Virus Memburuk

0

Nicole Hao

Pihak berwenang Tiongkok pada tanggal 14 Januari 2021 mengumumkan kematian terkait COVID-19 yang pertama dalam beberapa bulan. Saat Tiongkok menghadapi kebangkitan virus Komunis Tiongkok di seluruh Tiongkok, jumlah kematian yang rendah dipertanyakan.

Menurut kepala dokter dari tim medis COVID-19 di Provinsi Hebei, Yan Xixin, wanita penderita berusia 69 tahun itu didiagnosis pada tanggal 9 Januari setelah menderita demam. Penderita tersebut dibawa ke Rumah Sakit Dada Hebei untuk diobati, tetapi kondisi penderita tersebut memburuk dengan cepat.

Penderita tersebut ditempatkan di mesin jantung-paru ECMO. Ia meninggal dunia pada tanggal 13 Januari dengan beberapa kegagalan organ, kata Yan Xixin pada konferensi pers Kamis di Shijiazhuang, kota dengan wabah paling parah.

Wanita penderita tersebut adalah kematian COVID-19 pertama yang dipastikan pihak berwenang sejak bulan Mei 2020.

Wabah di Provinsi Heilongjiang di timur laut Tiongkok terus merebak. Pada hari Kamis 14 Januari, pemerintah Provinsi Heilongjiang memberitahu semua penduduk yang berjumlah 38 juta orang untuk swa-karantina di rumah. Tidak disebutkan berapa lama masa karantina akan  berlangsung, tetapi pihak berwenang Tiongkok biasanya membutuhkan karantina setidaknya selama 21 hari.

Dan pada hari Rabu 13 Januari, Shanghai memerintahkan semua penduduk untuk tetap berada di Shanghai dan tidak bepergian selama liburan Tahun Baru Imlek yang akan datang. Orang-orang dari daerah lain dengan wabah tidak akan diizinkan memasuki Shanghai.

Wabah-wabah baru juga dilaporkan di daerah-daerah lain Tiongkok.

Fasilitas Sementara

Media yang dikelola negara Tiongkok, Xinhua melaporkan bahwa pemerintah daerah Shijiazhuang memilih sebidang tanah seluas 3.000 acre untuk membangun sebuah fasilitas karantina darurat.

Menurut laporan Xinhua pada hari Kamis 14 Januari, 3.000 rumah kontainer tiba dalam tiga hari di Shijiazhuang.

Para pejabat mengatakan fasilitas tersebut akan digunakan untuk mengkarantina orang-orang yang dicurigai tertular COVID-19. Tetapi pabrik-pabrik — tiga perusahaan berbasis 

di kota Tangshan, Hebei — memberitahukan kepada Xinhua bahwa kontainer-kontainer tersebut akan dibuat dibangun mirip dengan yang mereka bangun untuk rumah sakit-rumah sakit sementara di Huoshenshan di Wuhan, selama episentrum pandemi pada awal tahun 2020.

Pihak berwenang Wuhan menghabiskan 10 hari untuk membangun fasilitas tersebut untuk merawat sejumlah besar penderita COVID-19 dalam kondisi parah.

Setiap kontainer akan berukuran lebih dari 190 kaki persegi — sedikit lebih besar dari kamar yang berukuran 177 kaki persegi di Huoshenshan, menurut Xinhua.

Pihak berwenang tidak mengumumkan tanggal penyelesaian yang diharapkan untuk fasilitas tersebut di Shijiazhuang.

Wabah setempat terus memburuk. Pada hari Kamis 14 Januar, Dewan Negara pemerintah pusat menginstruksikan provinsi-provinsi lain untuk menyediakan ambulans ke Shijiazhuang untuk mengangkut penderita COVID-19, menurut sebuah laporan surat kabar milik negara Tiongkok, Dahe.

Provinsi Henan di tengah Tiongkok mengorganisir sebuah tim yang terdiri dari 95 orang dan 18 kendaraan dari Zhengzho, ibukota Provinsi Henan dan mengirim tim tersebut ke Shijiazhuang dalam waktu beberapa jam, menurut Dahe. 80 Persen anggota staf tim tersebut telah pergi ke Wuhan pada tahun 2020 untuk membantu mengangkut penderita-penderita.

Hingga hari Kamis 14 Januari, lebih dari 20.000 penduduk di Shijiazhuang terpaksa meninggalkan rumahnya dan dikarantina di hotel, asrama sekolah, dan fasilitas lainnya diubah menjadi pusat karantina darurat. Semua penduduk yang berjumlah 11 juta orang itu tetap dikarantina di rumah masing-masing.

Xinhua juga melaporkan pada hari Kamis 14 Januari bahwa Li Ruizhi yang berusia 55 tahun, meninggal dunia kurang dari dua jam setelah ia tiba-tiba pingsan di sebuah lokasi pengujian komunitas COVID-19 pada tanggal 7 Januari 2021. Kota Shijiazhuang mewajibkan semua penduduk untuk diuji.

Li Ruizhi adalah salah satu wanita staf yang membantu menjaga ketertiban. Ia meninggal dunia karena serangan jantung, menurut Xinhua. Pihak berwenang tidak menjelaskan mengapa mereka mengumumkan kematian Li Ruizhi beberapa hari kemudian.

Xingtai

Di kota Xingtai yang berdekatan, pihak berwenang mengkarantina semua orang yang tinggal di desa Sanlizhuang. Mereka dipaksa meninggalkan rumahnya dan diangkut ke hotel dan rumah sakit di pusat kota Xingtai.

Para pembaca The Epoch Times berbahasa Mandarin di Tiongkok membagikan video-video penduduk desa yang mengenakan pakaian pelindung, saat mereka menunggu untuk dibawa pergi oleh bus yang bolak-balik.

Li Ming (nama samaran) adalah seorang pria yang tinggal di lingkungan sebelah Sanlizhuang. Ia berkata dalam wawancara telepon pada hari Kamis, bahwa seluruh desa telah ditutup dan penduduk desa dibawa ke tempat-tempat karantina, setelah empat dari penduduk tersebut dinyatakan positif menderita COVID-19 sehari sebelumnya.

“Mereka dibawa pergi oleh pemerintah…. Kami beruntung [bahwa kami masih dapat tinggal di rumah],” kata Li Ming.

Suhu anjlok hingga lebih rendah dari minus 8 Celcius dalam beberapa hari terakhir. Penduduk desa memposting di platform media sosial Tiongkok, Weibo bahwa mereka harus menunggu bus-bus yang bolak-balik selama berjam-jam di udara dingin saat staf pemerintah mengatur ruang karantina bagi mereka.

Penduduk desa yang dikarantina di asrama-asrama sekolah mengeluhkan sistem pemanas yang tidak berfungsi dengan baik dan mereka tidak punya makanan untuk dimakan.

Wabah-Wabah Baru

Pada hari Kamis 14 Januari, kota Hulunbuir di wilayah paling utara Mongolia Dalam mengumumkan bahwa sebuah rumah sakit setempat harus ditutup, itu setelah pihak berwenang menemukan bahwa sampel-sampel lingkungan yang diambil dari fasilitas yang dinyatakan positif tertular COVID-19.

Pemerintah kota Hulunbuir memberitahu penduduk yang telah mengunjungi rumah sakit tersebut sejak tanggal 31 Desember 2020, bahwa mereka harus mengisolasi diri sendiri di rumah masing-masing, dan menangguhkan semua  transportasi penumpang yang menuju ke atau berangkat dari kota Bayantuohai, di mana rumah sakit tersebut berada.

Pihak berwenang tidak mengatakan apakah orang-orang yang  terinfeksi virus Partai Komunis Tiongkok di wilayah tersebut, atau bagaimana mengenai sampel-sampel virus sampai di rumah sakit tersebut.

Sementara itu, kota Nanning di wilayah selatan Guangxi mengumumkan seorang pasien yang didiagnosis baru-baru ini, yaitu seorang karyawan di perusahaan pemasok disinfektan.

Penderita tersebut menderita gejala-gejala pada tanggal 12 Januari, tetapi tidak pergi ke rumah sakit. Keesokan harinya, perusahaan pemasok disinfektan menyuruh semua staf untuk mengikuti sebuah uji, dan hasil uji penderita tersebut adalah positif. (Vv)

Keterangan Foto : Penduduk desa dari desa Sanlizhuang di Nangong, Provinsi Hebei Tiongkok utara sedang menunggu untuk naik bus antar-jemput ke pusat karantina pada 13 Januari 2021. (Tangkapan Layar / Video Disediakan untuk The Epoch Times oleh narasumber)

Video Rekomendasi :

Wanita yang Melihat Kehidupan Setelah Kematiannya Selama 37 Detik Berbagi Pengalamannya dengan Semua Orang

Seorang wanita yang secara klinis meninggal selama 37 detik mengklaim bahwa dia “melihat dari atas” saat perawat menghidupkannya kembali dengan defibrillator.

Stephanie Arnold, dari Chicago, AS, berbagi pengalaman surealisnya dengan Netflix sebagai bagian dari film dokumenter ‘Surviving Death’ yang mengisahkan kehidupan setelah kematian.

Peristiwa itu terjadi pada 2013, dan Stephanie meninggal beberapa saat setelah melahirkan seorang bayi laki-laki.

Selama perjalanannya ke alam baka, wanita itu juga percaya bahwa dia melihat roh orang-orang yang dia cintai yang telah meninggal.

Stephanie juga mengungkapkan di film dokumenter bahwa dia telah memperkirakan kematiannya beberapa bulan sebelumnya.

Dua puluh minggu setelah kehamilan, dokter mendiagnosisnya dengan kondisi yang disebut plasenta previa, yang dapat menyebabkan pendarahan dan akhirnya kematian saat melahirkan.

Sejak saat itu, Stephanie memiliki “perasaan kuat” bahwa dia akan mati.

“Saya memberi tahu Jonathan (suaminya) ‘Saya tidak tahu harus berkata apa kepada Anda, selain fakta bahwa saya memiliki perasaan yang kuat di sekitar ini bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi’,” katanya kepada The Daily Star.

“Maksud saya jika Anda melihat saya di Starbucks dan Anda berkata, ‘Oh, bagaimana kabar kehamilannya?’ Secara harfiah saya akan berkata, ‘Saya akan mati.’”

Memang, firasatnya menjadi kenyataan beberapa saat setelah dia melahirkan putranya, Jacob di McGaw Medical Center di Chicago, jantunya berhenti berdetak. Menurut para dokter, dia meninggal secara klinis selama 37 detik.

Meskipun telah meninggal, dia mengatakan dia melihat pengalaman ‘dari atas’ dan menyaksikan saat para dokter bergegas menghidupkannya kembali.

“Semuanya menjadi film 3D dan saya benar-benar bisa melihat di luar tubuh saya. Sudut pandang saya berada di atas tubuh saya dan di samping tubuh saya, dan saya dapat melihat semua yang terjadi di ruang operasi,” katanya.

Dia juga bisa menggambarkan seluruh situasi yang terjadi di ruangan itu.

“Saya melihat ahli anestesi di dekat kaki saya,” tambahnya. “Saya melihat perawat mana yang melompat ke dada saya untuk memberi saya CPR.”

Dia juga bisa mendengar para dokter memanggil satu sama lain dengan panik saat dia meninggal di depan mata mereka.

“Hal terakhir yang saya dengar adalah, Dr Levitt, berkata ‘Ini tidak mungkin terjadi, ini tidak mungkin terjadi’,” kenangnya.

“Di dimensi lain ini, hubungan spasial putus. Tidak ada langit, tidak ada dinding, ”tambahnya. “Semuanya hanya bergerak ke berbagai arah yang berbeda.”

Dia juga melihat roh orang yang telah meninggal dalam hidupnya – termasuk putrinya, neneknya, dan pamannya.

Dia mengatakan dia melihat putrinya di bagian lain rumah sakit dengan pengasuhnya sementara neneknya – yang meninggal ketika dia berusia sepuluh tahun – dan saudara laki-laki ibunya melayang di dekatnya.

“Saya melihat roh di mana-mana,” katanya.

Setelah bertahan hidup, dia ditempatkan dalam keadaan koma yang diinduksi secara medis selama 6 hari berturut-turut.

Wanita itu berkata bahwa dia harus belajar tentang cara berbicara, berjalan, dan segala hal lainnya setelah kejadian itu. (yn)

Sumber: 7news

Video Rekomendasi:

Bakamla Amankan Kapal Tanker Berbendera Iran dan Panama, Diduga Lakukan Transfer BBM Illegal di Peraiaran Pontianak

0

ETIndonesia-  Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI mengamankan dua kapal berjenis motor tanker (MT) yang diduga melakukan transfer bahan bakar minyak (BBM) ilegal di perairan Pontianak, Minggu (24/1/2021).

Proses pengamanan tersebut dilakukan saat KN Marore-322 yang dikomandani Letkol Bakamla Yuli Eko Prihartanto sedang melaksanakan Operasi Keamanan dan Keselamatan Laut Dalam Negeri “Trisula-I/21.

Melansir dari siaran pers Bakamla, saat melaksanakan patroli, pukul 05.30 WIB KN Marore-322 mendeteksi kontak radar diam dengan indikasi AIS dimatikan pada baringan 260 jarak 17NM posisi 00° 02′ U – 107° 37′ T. Guna memastikan Komandan KN Marore-322 memerintahkan untuk bergerak mendekati kontak dengan kecepatan 16 knot.

Pada pukul 06.00 WIB KN Marore-322 mendeteksi secara visual terdapat 2 kapal berjenis MT yang sedang melaksanakan ship to ship, diduga melakukan transfer BBM illegal dan dengan sengaja menutup nama lambung kapal dengan kain untuk mengelabuhi aparat penegak hukum Indonesia.

Kemudian, KN Marore-322 melakukan kontak radio channel 16 untuk menanyakan perihal keberadaannya di perairan Pontianak. Tidak ada Respons dari kedua kapal berjenis MT tersebut sehingga menambah kecurigaan KN Marore-322.

Menindaklanjuti kecurigaannya, Komandan KN Marore-322 Letkol Bakamla Yuli Eko Prihartanto menghubungi Direktur Operasi Laut Laksma Bakamla Suwito, dan mendapatkan perintah untuk melaksanakan pemeriksaan serta penggeledahan.

Hasil dari pemeriksaan awal, diketahui bahwa dua kapal tanker tersebut bernama MT Horse berbendera Iran dan MT Frea berbendera Panama. Dugaan awal, kedua kapal tanker melanggar hak lintas transit pada ALKI I dengan keluar dari batas 25NM ALKI melakukan lego jangkar di luar ALKI, melaksanakan ship to ship transfer BBM illegal, tidak mengibarkan bendera kebangsaan, AIS dimatikan serta MT Frea melaksanakan oil spiling.

Untuk kepentingan pemeriksaan lanjutan, kedua kapal tanker akan dikawal menuju Batam. (Bakamla/asr)

Keterangan Foto : Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI mengamankan dua kapal berjenis motor tanker (MT) (Dok Bakamla)

https://www.youtube.com/watch?v=JNYHZ8JKAHU

Ribuan Pengawal Nasional di Washington Dilecehkan, Dua Partai Berang dan Menarik Pasukan dari Banyak Negara Bagian

0

Li Yun

Ribuan tentara Pengawal Nasional yang ditempatkan di Washington diharuskan pergi ke garasi untuk beristirahat setelah pelantikan Biden sebagai Presiden Amerika Serikat, 20 Januari lalu. Insiden tersebut memicu kemarahan para pejabat dari kedua belah pihak. Saat ini, gubernur di banyak negara bagian telah memerintahkan penarikan pengawal.

Juru bicara Pengawal Nasional, Matthew Murphy mengatakan bahwa sekitar pukul 3 sore pada 21 Januari lalu, Kepolisian Capitol Amerika Serikat mengumumkan bahwa tentara yang menggunakan koridor Capitol dan ruang terbuka untuk beristirahat perlu dipindahkan karena Kongres telah memulihkan pertemuan.

Selanjutnya, para prajurit dipindahkan sementara untuk beristirahat di tempat parkir Pusat Keadilan Marshall Thurgood. Karena kondisi kehidupan yang buruk, para prajurit yang dipindahkan ke garasi parkir menyatakan ketidakpuasan.

Foto-foto yang dikirim oleh media Amerika Serikat, Politico, menunjukkan bahwa para penjaga dalam shift 12 jam itu berkerumun di lantai garasi, tidur di lantai, bersandar ke dinding, atau menyandarkan kepala mereka di pilar beton.

Beberapa prajurit Garda Nasional mengeluhkan tidak adanya fasilitas jaringan nirkabel di garasi, hanya ada satu stop kontak listrik dan kamar mandi dengan kamar untuk 5.000 tentara. Pada malam hari, suhu di Washington DC mencapai 4 derajat Celcius.

“Terus terang, kami merasakan pengkhianatan yang luar biasa,”  kata tentara yang tak disebutkan namanya itu. 

Menurut tentara itu, pada hari sebelumnya anggota kongres juga datang untuk berjabat tangan dengan anggota pasukan yang berbeda untuk mengambil gambar guna menunjukkan dukungan dan terima kasihnya. 

“Tetapi setelah semuanya berjalan lancar, kami dianggap tidak berguna dan dibuang ke sudut tempat parkir,” kata tentara itu. 

Gubernur beberapa negara bagian memerintahkan para prajurit untuk dibawa kembali ke daerah masing-masing

Setelah berita itu tersiar, Gubernur Texas, Greg Abbott mengunggah tweet pada tanggal 22 Januari lalu, bahwa dia telah menginstruksikan Komandan Pengawal Nasional Texas Tracy Norris untuk menempatkan Penjaga Texas di DC.  

Greg Abbott juga mengkritik sebelumnya bahwa selama pelantikan Biden, Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Biro Investigasi Federal (FBI) dan Dinas Rahasia (USSS) meninjau latar belakang anggota Garda Nasional yang ditempatkan di Washington DC. Abbott mengatakan tindakan itu merupakan serangan.

Gubernur Florida, Ron DeSantis pada tanggal 22 Januari lalu juga memerintahkan untuk mengembalikan tentara Pengawal Nasional Florida yang ditempatkan di US Capitol pulang ke rumah mereka.

DeSantis mengutuk perlakuan tidak adil terhadap tentara di Fox News pada tanggal 22 Januari, “Orang-orang ini adalah tentara, bukan pelayan Pelosi. Ini adalah tugas setengah hati, dan cara yang paling tepat adalah membawa mereka pulang.”

Belakangan, Gubernur New Hampshire Chris Sununu juga menarik Pengawal Nasional dari negara bagian dan menyebutkan bahwa tentara itu diperlakukan sebagai tidak memenuhi syarat.

Sununu mengunggah tweet berkomentar, “Saya telah memerintahkan pemulangan segera semua Pengawal Nasional New Hampshire dari Washington, DC. Mereka telah melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam melayani ibu kota negara dan harus dipuji, tetapi diperlakukan dengan kondisi di bawah standar.” 

Setelah kejadian itu terungkap, anggota parlemen dari kedua belah partai juga mengecam pemindahan tentara ke garasi parkir. Senator Republik, Mike Lee mengatakan dia kecewa dengan pengaturan tersebut dan akan terus menyelidiki dan berharap untuk menyelesaikan situasi tersebut.

Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer mengutuk langkah itu sebagai “tindakan keji”. Dirinya akan menyelidiki masalah ini secara menyeluruh.

Senator Demokrat, Kyrsten Sinema juga menggambarkan langkah itu sebagai keterlaluan, memalukan, dan tidak dapat dipercaya. Tindakan itu tidak menghormati pria dan wanita yang bertanggung jawab untuk memastikan keamanan Capitol. Sinema adalah salah satu anggota dari beberapa yang membiarkan penjaga menggunakan kantor mereka. 

Mantan juru bicara Gedung Putih, Kayleigh McEnany merespon di tweet pada tanggal 22 Januari bahwa tentara itu adalah pahlawan dan pantas mendapatkan perlakuan yang lebih baik! 

Kayleigh McEnany  juga mengungkapkan bahwa seorang anggota Kongres dari Partai Demokrat pernah mengatakan bahwa sebagian besar anggota Garda Nasional cenderung memilih Donald Trump, jadi mereka merupakan ancaman keamanan.

Sementara itu Senator Republik James Inhoff mengatakan kepada Fox News, “Kami akan dapat menentukan siapa yang membuat perintah tersebut.”

Senator dari Illinois Tammy Duckworth mengatakan  bahwa Polisi Capitol telah meminta maaf kepada para prajurit Garda Nasional dan mereka akan diizinkan kembali ke Kongres malam ini.

Pada sore hari tanggal 22 Januari, Garda Nasional mengumumkan bahwa tentara yang ditempatkan di tempat parkir telah diizinkan kembali ke area Capitol.  Keadaan darurat yang ditetapkan oleh Washington untuk melindungi upacara pelantikan akan berlangsung hingga 24 Januari.

Pada pagi hari tanggal 22 Januari, media sayap kanan OANN menyatakan bahwa mantan Presiden Trump mengizinkan anggota Garda Nasional yang ditempatkan di Washington untuk tinggal di hotel Trump setempat.

Pada upacara pelantikan Biden, Washington mengadopsi langkah-langkah keamanan kedap udara. Penghalang beton dan kawat berduri dipasang di sekitar lokasi upacara pelantikan, dan 25.000 Pengawal Nasional dikerahkan.

Sehari sebelum pelantikan Biden, Pentagon mengumumkan bahwa 12 anggota Garda Nasional telah dikeluarkan karena gagal dalam pemeriksaan latar belakang. Pasalnya, mereka telah memposting pesan teks yang mengganggu atau menerima laporan terkait. (hui)

Pada 19 Januari, tentara Pengawal Nasional ditempatkan di Capitol. (OLIVIER DOULIERY / AFP melalui Getty Images)

https://www.youtube.com/watch?v=ZNoCqKeibOk