Home Blog Page 1604

“Perkumpulan Massal” Kembali Muncul di Wuhan, Beramai-ramai dalam Festival Musik di Kolam Renang Disorot Media Asing

0

Ntdtv.com- Wuhan adalah kota pertama di dunia yang terjangkit virus Komunis Tiongkok, situasi tragis Wuhan yang dilanda epidemi masih membekas di benak orang-orang. Namun demikian, baru-baru ini, Taman Air Pantai Maya di Wuhan menyelenggarakan festival musik secara besar-besaran. Acara itu dihadiri sekitar 3.000 orang, yang secara serius melanggar persyaratan pencegahan epidemi.

Video online menunjukkan festival musik di kolam renang itu, dipadati oleh orang-orang yang mengenakan pakaian renang dan berendam di dalam air. Tidak ada yang memakai masker dan tidak mematuhi social distancing. Orang-orang berkerumun di lokasi, mereka bersorak dan bergoyang dengan semangat mengikuti irama musik. Festival musik itu diberitakan secara luas oleh media. Sehingga membuat heboh dunia luar dan memicu opini publik yang sengit.

Beberapa netizen berseru di Twitter dengan menuliskan : “Mungkinkah corona akan dimulai kembali dari Wuhan? Wuhan menyelenggarakan pesta musik ribuan orang! Bisa dibayangkan PKT akan melepaskan virus lagi! Di saat corona masih berlanjut, pertemuan ribuan orang seperti itu tidaklah rasional!”

Lin Xiaoxu, seorang mantan ahli virus di The Walter Reed Army Institute of Research (WRAIR), mengatakan kepada VOA, bahwa dia memang terkejut dengan berita tersebut. Menurutnya, video dan berita itu dapat dilaporkan kemungkinan didasarkan pada pertimbangan politik pemerintahan komunis Tiongkok.

Lin Xiaoxu mengatakan bahwa festival musik di Wuhan merupakan promosi dari pemerintah daerah bekerjasama dengan pemerintah pusat, menempatkan kehidupan masyarakat pada posisi sekunder. 

Lin mengatakan : “Pemerintah Tiongkok (Komunis) ingin menunjukkan kepada dunia luar: Anda lihat seberapa baik saya mengendalikan epidemi, bukan? Wuhan, tempat epidemi itu berasal, sekarang berada dalam situasi pesta pora. Namun nyatanya, bagi masyarakat Wuhan, mereka sebenarnya menanggung resiko yang lebih besar”. 

Menanggapi kecurigaan dari luar, media Partai Komunis Tiongkok “Global Times” berpendapat bahwa festival musik di Wuhan menunjukkan bahwa kehidupan warga Wuhan telah kembali normal. Sedangkan tindakan pencegahan epidemi komunis Tiongkok yang ketat diklaim telah membuahkan hasil.

Namun, Lin Xiaoxu memperingatkan bahwa media Tiongkok tidak diketahui persis oleh masyarakat. Sehingga masyarakat tidak dapat memahami situasi sebenarnya dari epidemi. Apalagi komunitas di Wuhan yang masih aktif melakukan tindakan pencegahan epidemi.

Saat ini, banyak negara masih menghadapi tantangan berat dari epidemi, dan epidemi baru terus bermunculan di berbagai bagian wilayah di Tiongkok. Xinjiang, Dalian, dan tempat lain telah mengambil langkah-langkah tindakan blokade dan pencegahan epidemi yang ketat. Dalam keadaan seperti itu, risiko penularan dari perkumpulan massal di Wuhan itu sangat besar. 

Dunia luar khawatir festival musik di Wuhan dapat mengulang tragedi “Perkumpulan massal” terkait wabah. Awal tahun ini, epidemi meletus di Wuhan, tapi ditutupi oleh pejabat Partai Komunis Tiongkok. 

Pada 18 Januari 2020 lalu, komunitas di distrik Baibuting, Wuhan mengadakan “Perkumpulan massal” seperti biasa, yang dihadiri lebih dari 40.000 keluarga dan 13.000 hidangan. Setelah itu, Wuhan mengumumkan ledakan epidemi dan komunitas di distrik Baibuting menjadi daerah yang paling terpukul dari epidemi tersebut. Penduduk di daerah tersebut tidak mendapatkan perawatan yang efektif. Mereka terpaksa minta tolong dengan nada putus asa ke dunia luar melalui Internet.

Opini dalam festival musik di Wuhan terus berkembang di media. Departemen terkait di Wuhan menjelaskan bahwa pengunjung konser harus menunjukkan kode kesehatan mereka, tetapi para ahli mempertanyakan hal ini.

Liu Shiren, kepala eksekutif di National Institutes of Infectious Diseases & Vaccinology National Health Research Institutes, Taiwan, mengatakan bahwa virus tersebut memiliki masa inkubasi. Bagi mereka yang terinfeksi tanpa gejala juga berisiko besar, dan sulit untuk dikendalikan.

Liu Shiren juga mengatakan bahwa pengujian juga merupakan masalah. Beberapa orang telah melewati masa infeksi dan tidak dapat dideteksi. Volume virus menurun, tetapi masih dapat menular. Dalam situasi yang berdesakan seperti itu, rentan memicu gelombang infeksi klaster lainnya.

Selain itu, kemampuan Komunis Tiongkok untuk mendeteksi virus juga diragukan secara luas. Sebelumnya, reagen pendeteksi virus Komunis Tiongkok yang diekspor oleh Komunis Tiongkok ditemukan tidak memenuhi syarat di banyak negara, dengan tingkat akurasi kurang dari 30%. Akibatnya, mereka meminta dikembalikan ke Tiongkok.

Lin Xiaoxu juga meragukan apa yang disebut data uji asam nukleat nasional yang sebelumnya dilakukan oleh otoritas di Wuhan. Ia mengatakan bahwa sulit dipercaya pemerintah dapat melakukan uji asam nukleat pada 30 juta orang dalam waktu sekitar 10 hari. Sungguh luar biasa memiliki skala dan kemampuan seperti itu. Apalagi keakuratan reagen penguji Komunis Tiongkok sangat rendah, ini sama saja dengan membodohi masyarakat di Wuhan. 

Keterangan Gambar: Lebih dari 3.000 orang menghadiri festival musik di sebuah taman air atau water park di Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok. (Tangkapan layar video)

reporter Luo Tingting / Editor : Wen Hui

Johny/asr 

Video Rekomendasi

Para Tetangga Memasuki Rumah Kakek yang Hidup dalam Kondisi yang Menyedihkan

0

Roberto yang tinggal di Sao Paulo di Brasil, hidup dalam kesendirian. Kondisi rumahnya sangat memprihatinkan, tidak ada listrik, kamar mandi tidak berfungsi, dan tempat terbaik untuk tidur adalah sofa yang sudah usang.

Rumahnya tidak seperti layaknya orang tua yang menjalani sisa-sisa hidupnya. Roberto juga tidak punya perabotan, satu-satunya benda yang ada di rumahnya adalah sofa tua sebagai tempat tidurnya.

Untungnya tetangganya bertanya, dan mengetahui kondisinya dan memutuskan untuk membantunya.

“Situasi di mana dia tinggal sangat menyedihkan, dan berkat solidaritas sekelompok tetangga, kami bergabung dengan mereka untuk merenovasi rumahnya dan mengubah cerita ini. Roberto adalah orang yang manis dan baru sekarang menerima bantuan karena ketakutannya akan virus corona. Sejak itu kami sepakat untuk menyiapkan makan siang dan makan malam, kami selalu memberinya makanan hangat dengan banyak memanjakannya,”kata salah satu tetangga.

Para tetangga megumpulkan sumbangan dan menyumbangkan banyak barang untuk dia dan rumahnya. Bersama-sama mereka berhasil mengubah rumah yang ditinggalkan menjadi tempat yang hangat dan ramah, Roberto mendapatkan kembali senyumnya dan akhirnya bisa berada di rumah.

Kamar mandi dulunya lebih buruk daripada kamar mandi umum, tapi sudah dibersihkan, diperbaiki dan hasilnya luar biasa.

Mereka melakukan hal yang sama dengan dapur mereka, di mana mereka menaruh sebagian besar sumbangan mulai dari lemari es hingga oven microwave.

Mereka juga memberinya televisi, sofa yang lebih nyaman dan mengubah ruang tamunya menjadi ruang di mana dia bisa menghabiskan sore hari dengan cara yang sangat menyenangkan.

Suatu hari Roberto membuka pintu rumahnya tanpa membayangkan hari itu akan mengubah hidupnya, tetangganya, sekarang “teman-temannya dari lingkungan”, mengadopsi dia, mereka tidak hanya mengubah rumahnya tetapi juga hidupnya.

Banyak lansia di seluruh dunia mengalami situasi yang sama seperti Roberto, mereka semua berhak mendapatkan kualitas hidup yang optimal dan menikmati hingga nafas terakhir mereka dalam damai, dalam rumah yang layak dan dengan terpenuhinya kebutuhan dasar mereka.

Saat orang berkumpul untuk berkolaborasi dan melakukan perbuatan baik, tujuan penting tercapai. Anda tidak perlu memberikan kontribusi besar atau memiliki banyak uang, terkadang tindakan kecillah yang membuat perbedaan besar. (yn)

Sumber: viralistas

Video Rekomendasi:

Seorang Gadis Berusia 4 Tahun yang Menaiki Pelampung Tiup Terseret Arus ke Tengah Laut Berhasil Diselamatkan

0

Arus di lepas Pantai Antirrio, di utara Yunani, menyeret seorang gadis sejauh setengah kilometer ke laut sementara dia berpegangan pada pelampung tiup berbentuk unicorn. Gambar anak di bawah umur dengan pelampung yang terombang-ambing di laut dalam situasi yang sangat berbahaya.

Untungnya, awak kapal menyelamatkan anak bungsu dari empat bersaudara. Mereka yang berada di kapal feri Salaminomachos menerima laporan dari otoritas pelabuhan yang memberi tahu mereka bahwa arus telah menyeret seorang gadis berusia empat tahun yang berada di atas pelampung tiup berbentuk unicorn.

Setelah menemukan anak di bawah umur dan mendekati gadis itu, kapal melakukan manuver penyelamatan yang memungkinkan kru membawanya ke tempat aman.

Kapten kapal, Grigoris Karnesis, memberikan pernyataan kepada media lokal tentang kasus tersebut: “Saat saya mendekati pelabuhan Antirrio, otoritas pelabuhan memberi tahu saya bahwa ada seorang gadis dengan mainan tiup yang tersapu arus.”

“Gadis itu dalam keadaan shock. Itu melekat erat pada pelampung dan tidak bergerak, itu membatu. Saat kami menyelamatkannya, dia merintih, ”tambah Karnesis.

Menurut informasi dari awak kapal, ibu gadis tersebut juga terkejut dengan kejadian tersebut.

Saluran televisi Yunani Megagegonota melaporkan apa yang terjadi, dan berkomentar bahwa kelalaian orangtua gadis tersebut menyebabkan dia terbawa arus dan manjauh dari pantai tempat dia menikmati perjalanan keluarga.

Orang tua memberi tahu pihak berwenang bahwa anaknya menghilang saat mandi di laut di atas pelampung.

Para ahli telah berulang kali memperingatkan tentang risiko yang terlibat dalam penggunaan pelampung besar jenis ini di laut, karena mereka dapat dengan mudah tersapu oleh arus.

Mereka mendesak penduduk untuk menggunakannya hanya di kolam renang dan ruang tertutup untuk mencegah kejadian seperti yang dialami gadis ini terulang yang untungnya tidak terluka setelah menjalani pengalaman yang menakutkan. (yn)

Sumber: viralistas

Video Rekomendasi:

Wanita Ini Menanggapi Permintaan Ayahnya yang Memintanya untuk Tidak Memberitahu Siapa Pun Bahwa Dirinya Adalah Penyapu Jalan

0

Semua orang perlu mencapai tujuan mereka agar segalanya terpenuhi, dan di antaranya adalah pekerjaan dan profesi impian mereka. Namun terlepas dari kenyataan bahwa kita telah hidup di era serba matrialistis, di mana masih ada penilaian yang tertanam kuat di masyarakat mengenai status sosial dan jenis pekerjaan.

Ini yang tampaknya dipahami, oleh seorang ayah yang bekerja sebai penyapu jalan dari Iran. Dia adalah pria pekerja keras yang selama bertahun-tahun mengabdikan dirinya untuk membesarkan keluarganya dengan keringatnya.

Hasilnya adalah dia sekarang memiliki seorang putri profesional yang sukses, tetapi sebenarnya dia sangat takut jika putrinya akan malu padanya.

Jadi dia meminta satu permintaan pada putrinya, untuk tidak memberi tahu siapa pun bahwa dia adalah seorang penyapu jalan sehingga mereka tidak akan menertawakannya.

Ilustrasi.

Ayah yang khawatir itu memberi tahu putrinya: “Jangan memberi tahu siapa pun bahwa ayahmu adalah petugas kebersihan, mereka akan menertawakanmu.”

Tapi tidak ada yang hina dari apa yang dirasakan putrinya terhadap ayahnya dan pekerjaannya. Jadi dia tidak ragu untuk menanggapi dengan cara yang sekuat mungkin dan melakukannya dengan foto yang menjadi viral di jaringan.

Wanita yang bangga dengan ayahnya itu memposting foto ini di jejaring sosial dan menulis:

“Ayah saya adalah seorang petugas kebersihan. Dia adalah kebanggaan saya. Saya mencintaimu, Ayah.” dari MadeMeSmile.

Gambar itu telah dibagikan secara besar-besaran di berbagai jejaring sosial dan sudah memiliki ratusan ribu “suka” dan ribuan komentar.

Banyak yang memberi selamat kepada wanita muda itu atas keberanian dan perasaannya, dan yang lain telah berempati dengan menceritakan kisah mereka sendiri tentang mengatasi masalah.

“Siapa pun yang menertawakan seseorang yang bekerja keras untuk hidup sejujurnya adalah idiot”, “Dia bekerja keras untuk menafkahi keluarganya, dan lihat bagaimana reaksi putrinya. Dia adalah ayah yang hebat yang telah membesarkan seorang wanita hebat ”, demikian beberapa komentar.

Pastinya, ayah itu sangat bangga telah membesarkan anak perempuan seperti itu, dan bahwa semua usahanya telah membuahkan hasil. (yn)

Sumber: viralistas

Video Rekomendasi:

Pihak Berwajib Menangkap Pelaku yang Mengikat Petasan ke Tubuh Anak Kucing dan Meninggalkannya dalam Wadah

0

Bagi banyak penyelamat hewan, menghadapi kasus pelecehan hewan setiap hari cukup membuat frustrasi, tetapi mereka tahu bahwa jika bukan karena mereka, banyak makhluk tak berdaya itu akan benar-benar tidak terlindungi.

Pada kesempatan ini, relawan RSPCA (Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals) Queensland, Australia, menerima panggilan kasus pelecehan hewan yang agak keterlaluan.

Pada 27 Juli, seekor anak kucing terlantar dilaporkan di Park Ridge di Logan, selatan Brisbane, Australia, ketika penyelamat tiba di tempat mereka tidak percaya dengan apa yang mereka temukan.

Seekor anak kucing tak berdaya telah ditinggalkan di kotak bekas, tubuhnya dililit dengan lakban. Leher, perut, dan kaki terlilit lakban.

Tapi tidak hanya itu, terlihat ada jejak bekas petasan. Seseorang telah menempelkan bahan peledak pada tubuh hewan yang lemah itu dan kemudian meninggalkannya di dalam wadah.

Untungnya, hewan itu diselamatkan tepat pada waktunya dan dibawa ke dokter hewan di mana dokter melanjutkan untuk melepaskan semua lakban dan petasan.

Charlie, nama yang mereka berikan pada anak kucing yang malang, menderita luka bakar di beberapa area tubuh dan luka-luka yang disebabkan oleh petasan tetapi kasusnya tidak luput dari hukuman.

Menyusul laporan dari RSPCA, pihak berwajib di Queensland mendatangi kediaman seorang pria berusia 20 tahun, yang diduga telah melakukan pelecehan terhadap Charlie. Petasan dan kembang api lainnya ditemukan di lokasi, serta narkotika.

Meskipun tidak ada hewan yang ditemukan di rumahnya, pita yang berisi sisa-sisa bulu hewan ditemukan. Dalam sebuah ponsel yang juga disita di dalam rumah itu adalah video yang menunjukkan seekor kucing lain sedang ditempeli dengan petasan di tubuhnya.

Bagi petugas, tidak ada keraguan bahwa mereka menemukan orang yang bertanggung jawab atas tindakan mengerikan yang dilakukan pada anak kucing.

“Terus terang, saya tidak punya kata-kata. Bagaimana seseorang bisa memperlakukan hewan seperti itu dan kemudian membuangnya sebagai sampah sungguh mengejutkan. Tingkat pelanggaran ini menunjukkan kurangnya empati dan tingkat kekejaman yang sangat mengganggu, ”kata Daniel Young, ketua RSPCA Queensland.

RSPCA juga menyelidiki kasus ini, karena diduga pelaku tidak bertindak sendiri. Kami berharap hukum benar-benar tegas bagi orang-orang yang menari di atas penderitaan makhluk tak berdosa. Bukan hanya hewan yang bisa menjadi sasaran para penjahat ini. (yn)

Sumber: zoorprendente

Video Rekomendasi:

Rencana Seribu Bakat Komunis Tiongkok Diam-diam Menyusup ke Australia

0

Epochtimes, oleh Chen Guang- Komunis Tiongkok diam-diam merekrut dari universitas-universitas besar Australia, lusinan ilmuwan top telah bergabung dengan “Proyek Seribu Bakat”. Direktur Investigasi Biro Federal Amerika Serikat, Christopher Wray menjelaskan bahwa itu sebagai spionase ekonomi yang dilakukan oleh Komunis Tiongkok di negara-negara Barat dan mengancam keamanan nasional. Anggota Dewan Federal Australia meminta Parlemen untuk menyelidiki hal ini.

Surat kabar Australia mencantumkan daftar 32 ilmuwan dalam laporannya pada hari Senin 24 Agustus 2020 lalu. Mereka berasal dari berbagai universitas dan lembaga penelitian di Australia, termasuk Universitas New South Wales, Universitas Monash, Universitas Sydney, Universitas Victoria, Universitas Queensland, dan Universitas Australia Barat. University of Australia, Curtin University, Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO), dan lain-lain.

Bidang penelitian yang terlibat meliputi kecerdasan buatan, teknologi kuantum, nanoteknologi, dan teknologi tinggi lainnya.

“Rencana Seribu Bakat” dimulai pada tahun 2008 sebagai rencana pengenalan bakat tingkat tinggi di luar negeri dari Komunis Tiongkok. Rezim Komunis Tiongkok menggunakan rencana ini untuk menyusup ke lembaga penelitian luar negeri, merekrut ilmuwan di seluruh dunia yang dapat menerobos teknologi utama, mengembangkan industri teknologi tinggi, memromosikan disiplin ilmu baru dengan gaji tinggi dan tunjangan hidup khusus, untuk mencuri teknologi asing canggih dan mengembangkan dirinya.

Christopher Ray menyebut “Proyek Seribu Bakat” Komunis Tiongkok sebagai “spionase ekonomi”. Federal Bureau of Investigation (FBI) telah menangkap sejumlah ilmuwan Tiongkok yang berpartisipasi dalam Program Seribu Bakat Komunis Tiongkok itu. Mereka dituuduh mencuri dan membocorkan rahasia teknologi tinggi Amerika Serikat  kepada otoritas Komunis Tiongkok.

Para sarjana yang berpartisipasi dalam “Program Seribu Bakat” dapat melakukan penelitian di bidang militer. Rezim Komunis Tiongkok dapat menggunakan penemuan dan teknologi mereka untuk pengembangan militer, dan bahkan ada risiko mengembangkan senjata. 

Anggota Federal Australia dan Ketua Komite Intelijen Bersama Parlemen, Andrew Hastie, mengatakan setelah mengetahui penyelidikan oleh The Australian itu,  menunjukkan bagaimana penelitian Australia dan hak kekayaan intelektual dijarah oleh Komunis Tiongkok dan menuntut Parlemen untuk menyelidiki.

Mantan diplomat Komunis Tiongkok, Chen Yonglin mengatakan kepada The Australian bahwa “Rencana Seribu Bakat” Komunis Tiongkok adalah “sepenuhnya dicuri” dan memperingatkan bahwa pemerintah dan universitas Australia harus menanggapinya dengan lebih serius.

Menurut Chen Yonglin, Tiongkok secara khusus tertarik pada beberapa bidang teknologi tinggi terkemuka di dunia Australia, seperti ilmu kuantum, bioteknologi, nanoteknologi dan bahan baru, bahan superkonduktor, kedokteran dan bidang teknologi tinggi canggih lainnya.

Chen Yonglin menyerukan “Australia harus menghentikan semua kerja sama ilmiah dan teknologi tingkat tinggi dengan komunis Tiongkok.”

Sementara itu menurut  Andrew Hastie, penyelidikan darurat yang relevan oleh parlemen sangat penting. 

Andrew Hastie mengatakan, “Universitas kami adalah lembaga berdaulat yang didanai pemerintah federal. Penyelidikan ini (oleh The Australian) telah menunjukkan bagaimana Komunis Tiongkok telah menjarah hak kekayaan intelektual dan penelitian nasional (Australia). Hanya penyelidikan dan tindakan parlemen. Hanya tindakan tegas yang dapat melindungi kepentingan nasional kami di departemen terkait dan transparansi yang diperlukan.”

Senator Liberal James Paterson juga mengatakan bahwa situasi yang terungkap dalam penyelidikan sangat meresahkan. 

“Yang sangat mengkhawatirkan adalah bahwa cara-cara curang ini benar-benar kurang transparan. Sekaranglah waktunya untuk melakukan penyelidikan parlementer skala besar atas campur tangan eksternal yang diderita oleh universitas-universitas Australia dan mengungkap pelakunya,” kata James Paterson. 

Sebuah survei yang dilakukan oleh surat kabar Australia menunjukkan bahwa, dalam banyak kasus, universitas dan lembaga penelitian Australia tidak mengetahui tingkat partisipasi orang-orang yang direkrut oleh Komunis Tiongkok untuk bergabung dengan “Proyek Seribu Bakat.” 

Survey menunjukkan tidak diketahui apakah ilmuwan dan cendekiawan yang mereka pekerjakan sudah mengajukan paten di Tiongkok, apakah sudah mendapat gaji kedua dari universitas Tiongkok.

Menurut kontrak “Proyek Seribu Bakat”, para ilmuwan secara resmi mengalihkan hak kekayaan intelektual mereka ke Tiongkok. Kontrak tersebut menyatakan bahwa universitas Tiongkok” memiliki hak cipta atas karya, penemuan, paten, dan kekayaan intelektual lainnya yang dibuat oleh Pihak B selama masa kontrak.

Beberapa kontrak “Proyek Seribu Bakat” bahkan memerintahkan para sarjana yang bergabung untuk mematuhi hukum, peraturan, dan peraturan agama Tiongkok. Namun, mereka juga menetapkan bahwa tanpa izin, para sarjana yang bergabung dalam rencana tersebut tidak boleh mengungkapkan bahwa mereka adalah anggota “Proyek Seribu Bakat”, sehingga menyebabkan “Majikan Barat” mereka tertipu.

Ini karena di sebagian besar universitas di Barat, tidak ada pengungkapan pendapatan sekunder sebagai pelanggaran kebijakan konflik kepentingan yang relevan.

“The Australian” mencantumkan sejumlah ilmuwan yang bekerja di universitas Australia dalam laporan tersebut. Sementara mereka dipekerjakan oleh universitas dan lembaga penelitian Australia, mereka sering kembali ke Tiongkok dan mengajukan paten di Tiongkok, beberapa di antaranya mencapai 30 barang.

Alex Joske, seorang analis di Institut Kebijakan Strategis Australia, sebuah lembaga pemikir, merilis sebuah laporan tentang rencana rekrutmen bakat Tiongkok minggu lalu, berjudul “Hunting for the Phoenix.” 

Alex Joske mengatakan bahwa “Rencana Seribu Bakat” merupakan masalah besar yang membutuhkan pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan perguruan tinggi. 

Rencana ini akan mengakibatkan transfer teknologi yang tidak terkendali ke Tiongkok, yang dapat menyebabkan kerusakan komersial, kerusakan dan kekhawatiran moral dari transfer teknologi militer ke Tiongkok. 

Misalnya, dikhawatirkan akan didanai oleh Australia. Atau teknologi yang dikembangkan dengan dukungan lembaga Australia dapat digunakan dalam pengawasan nasional Tiongkok, atau pengawasan dan pemenjaraan etnis minoritas dan pembangkang. 

Saat ini di Australia, pemerintah tidak memantau berapa banyak ilmuwan dan cendekiawan Australia yang berpartisipasi atau telah berpartisipasi dalam “Program Seribu Bakat” Komunis Tiongkok sambil menerima dana dari pembayar pajak Australia. Sumber di departemen keamanan mengatakan bahwa tidak ada lembaga di Australia yang menyelidiki masalah tersebut.

Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri Federal mengatakan bahwa pemerintah bekerja sama dengan universitas setelah mengeluarkan pedoman untuk memerangi intervensi asing di industri terkait.

Juru bicara itu mengatakan: “Sangat penting bahwa pekerjaan para peneliti Australia tidak tunduk pada campur tangan asing dan bahwa kegiatan asing tidak menimbulkan ancaman bagi personel, informasi, kekayaan intelektual, dan data universitas kami.”

Keterangan Gambar: Investigasi media Australia menemukan bahwa pemerintah Komunis Tiongkok mengambil keuntungan dari undang-undang Australia yang longgar untuk secara diam-diam merekrut lusinan ilmuwan top dari universitas besar Australia untuk bergabung dengan “Proyek Seribu Bakat”. (The Epoch Times)

hui/rp

Editor yang bertanggung jawab: Yue Ming #

Video Rekomendasi

https://www.youtube.com/watch?v=DLlLMGHkzXk