Home Blog Page 168

Jejak Kaki Dinosaurus Berkaki Dua Terbesar Ditemukan, Kata Ilmuwan Itu Milik ‘Raksasa’ Setinggi 15 Meter

EtIndonesia. Ilmuwan memberi “cap” mereka pada prasejarah setelah menemukan jejak kaki dinosaurus besar di Mongolia yang dikatakan milik salah satu hewan berkaki dua terbesar yang pernah ada di Bumi.

Kawah clomp kolosal ditemukan selama ekspedisi ke Gurun Gobi yang dilakukan selama musim panas oleh Universitas Sains Okayama (OUS) dan Institut Paleontologi, Akademi Sains Mongolia, Phys.org melaporkan.

Jejak kaki trotter titanic itu berukuran 90 cm, yang dilaporkan menjadikannya salah satu jejak hadrosaurid (sejenis dinosaurus bipedal herbivora) terbesar yang pernah ditemukan.

Peneliti mengidentifikasi pemiliknya sebagai Saurolophus raksasa, “raksasa Mongolia” yang berukuran 15 m dari hidung hingga ekor — 3m lebih panjang dari Tyrannosaurus Rex.

Faktanya, keduanya hidup pada periode Cretaceous akhir dengan dinosaurus yang memiliki kemampuan podiatrik ini hidup antara 66 juta dan 72 juta tahun yang lalu.

Garis besar jejak kaki Sasquatch prasejarah ditemukan di tempat penyimpanan jejak kaki dinosaurus yang terkenal, termasuk jalur berkelanjutan dari 13 jejak kaki fosil yang membentang hampir 24m.

Dengan menelusuri kembali jejak-jejak ini, para ilmuwan dapat menganalisis “postur, gaya berjalan, kecepatan, dan perilaku kelompok — detail yang tidak dapat disimpulkan dari fosil kerangka,” pemimpin ekspedisi Dr. Shiobu Ishigaki menjelaskan selama konferensi pers bulan Agustus.

Dia menambahkan bahwa “tujuan tim berikutnya adalah untuk mengungkap kerangka lengkap Saurolophus besar yang bertanggung jawab atas jejak kaki ini.”

Para peneliti percaya bahwa sisa-sisa ini berpotensi menyaingi fosil hadrosaurid terbesar yang pernah diketahui, yang merupakan milik Shantungosaurus yang ditemukan di Provinsi Shandong, Tiongkok.

Sementara itu, spesies sauropoda Australia saat ini memiliki kaki terbesar dalam sejarah dengan lebar 1,6m— cukup besar untuk memuat satu orang di dalamnya. (yn)

Sumber: nypost

OJK Jawa Timur Sosialisasikan Penerapan SAK EP bagi BPR untuk Tingkatkan Transparansi dan Tata Kelola Keuangan

0

Surabaya – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Timur menggelar sosialisasi penting terkait penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Privat (SAK EP) bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di wilayahnya. Acara ini berlangsung di Ballroom lantai 3 Kantor OJK Jawa Timur, dihadiri oleh jajaran Perbarindo DPD Jawa Timur, direksi, dan pejabat eksekutif operasional BPR dari wilayah kerja OJK Jawa Timur dan Jember.

Mengusung tema “Sosialisasi Panduan Akuntansi BPR dalam Rangka Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Privat (SAK EP),” kegiatan ini menjadi langkah strategis OJK untuk memperkuat tata kelola dan transparansi laporan keuangan BPR. Fokus pembahasan tertuju pada implementasi Panduan Akuntansi Perbankan Bagi BPR, yang telah diatur dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21/SEOJK.03/2024.

Hal ini mencakup metode pencatatan biaya perolehan diamortisasi atas aset keuangan atau liabilitas keuangan serta perhitungan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) terhadap aset produktif BPR. CKPN, yang merupakan elemen penting dalam manajemen risiko keuangan, menjadi perhatian utama dalam proses harmonisasi standar akuntansi BPR dengan regulasi terbaru.

Tiga narasumber dari OJK hadir untuk memberikan pemaparan materi, yaitu Patricia, Analis Eksekutif Direktorat Pengaturan Prudensial dan Integritas Sistem Keuangan; Torang Diola Tambunan, Analis Direktorat Pengaturan Prudensial dan Integritas Sistem Keuangan; serta Kezia Clara Bella, Analis Junior Direktorat Pengaturan Prudensial. Mereka tidak hanya memberikan teori, tetapi juga simulasi langsung untuk meningkatkan pemahaman peserta terkait penerapan SAK EP.

Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 1, OJK Jawa Timur, Nasirwan, menekankan pentingnya kesiapan menyeluruh dalam implementasi SAK EP. “Penerapan SAK EP, khususnya CKPN, memerlukan persiapan yang matang. Hal ini mencakup penguatan SDM BPR, integrasi core banking system yang mumpuni, kebijakan internal yang selaras dengan tata kelola baik, serta permodalan yang berkelanjutan. Dengan persiapan ini, BPR mampu mengelola risiko tanpa mengganggu stabilitas operasional maupun kepatuhan terhadap peraturan,” jelasnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat membantu BPR menghasilkan laporan keuangan yang lebih relevan, transparan, dan sesuai dengan standar akuntansi terkini. Dengan peningkatan pemahaman ini, BPR akan lebih siap menghadapi tantangan di era digitalisasi perbankan serta mendukung stabilitas sektor jasa keuangan di Jawa Timur.

Langkah ini merupakan komitmen OJK untuk memastikan tata kelola perbankan yang lebih baik dan relevan, sekaligus memperkuat kepercayaan publik terhadap BPR di wilayah Jawa Timur.

Reuni Akbar Alumni Fakultas Pertanian UPN Surabaya Angkatan 86: Bersatu Kembali dan Berkontribusi untuk Kampus dan Lingkungan

0

Surabaya, 24-26 Januari 2025 – Pertemuan kembali teman-teman kuliah setelah berpisah selama puluhan tahun menjadi momen penuh makna dalam Reuni Akbar Alumni Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur Angkatan 86. Acara ini berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 24 hingga 26 Januari 2025, dengan tema “Kebersamaan Dalam Satu Hati.”

Reuni ini bukan sekadar ajang nostalgia, tetapi juga sarana mempererat silaturahmi, berbagi kenangan, mendukung sesama, dan memberikan kontribusi nyata kepada kampus serta lingkungan. Salah satu peserta, yang tidak sabar menghadiri acara ini, mengungkapkan antusiasmenya. “Saya sangat menantikan momen ini, bertemu dengan teman-teman yang sudah lama berpisah. Sebagian bahkan namanya saya lupa, tetapi kenangan indah masa kuliah tetap segar di ingatan saya,” katanya penuh haru.

Hari Pertama: Peduli Lingkungan
Acara pembuka berlangsung pada Jumat, 24 Januari, di area belakang kampus UPN di Jalan Gunung Anyar, Surabaya. Rangkaian kegiatan dimulai dengan menanam pohon Matoa dan Sukun, serta pelepasan ratusan bibit ikan Nila. Kegiatan yang dilakukan dengan suasana “sersan” (serius tapi santai) ini dihadiri oleh Rektor UPN Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, M.T., IPU; Dekan Fakultas Pertanian Dr. Ir. Wanti Mindari, MP.; serta mantan Rektor UPN Surabaya Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP.

Rektor UPN menyampaikan apresiasinya terhadap kepedulian alumni angkatan 86 terhadap lingkungan. “Pohon yang kita tanam hari ini adalah warisan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Selain menghasilkan oksigen, kegiatan ini juga memberikan pembelajaran kepada mahasiswa untuk terus peduli pada lingkungan hidup,” ujar Prof. Akhmad Fauzi.

Nostalgia dan Kontribusi
Yulistina, salah satu alumni, mengatakan bahwa reuni kali ini terasa berbeda karena lebih bermakna. “Selain bertemu dan mengenang masa lalu, kami juga diajak untuk kembali ke kampus, menanam pohon, dan melepas bibit ikan. Semua ini menunjukkan bahwa reuni tidak hanya sekadar ajang kumpul, tetapi juga memberikan manfaat nyata,” ungkapnya.

Prasetya, alumni jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, menambahkan bahwa tema reuni tahun ini memiliki arti yang dalam. “Kebersamaan Dalam Satu Hati bukan hanya tentang nostalgia, tetapi juga kesempatan untuk membangun jejaring dan kolaborasi di antara para alumni,” jelasnya.

Sebagai bentuk kenang-kenangan, para alumni memberikan buku karya salah satu rekan mereka dan lukisan hasil karya alumni Fakultas Pertanian angkatan 86 kepada Dekan Fakultas. Ketua panitia reuni, Antiek Sugiharti, mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan mempererat hubungan alumni dengan kampus. “Kami ingin alumni memberikan inspirasi kepada mahasiswa agar pertanian menjadi pilihan favorit mereka. Sesuai dengan harapan Presiden, kita harus mendukung swasembada pangan,” ujar Antiek.

Bagi Hamid Nabhan, reuni ini membangkitkan kembali kenangan masa kuliah yang penuh perjuangan. “Melihat kampus lagi membuat saya terharu. Dulu kami sering begadang di laboratorium, bahkan rela mengorbankan waktu dengan keluarga demi tugas kuliah. Semua perjuangan itu kini terasa indah dan penuh makna,” kenangnya.

Sementara itu, Dr. Ir. Bakti Wisnu Handjajani, MP., Kepala Jurusan Fakultas Pertanian dan senior alumni angkatan 80, mengungkapkan rasa bangganya. “Reuni ini tidak hanya menjadi momen silaturahmi, tetapi juga kesempatan membangun kemitraan antara alumni, kampus, dan mahasiswa,” katanya.

Reuni yang Bermakna
Reuni ini menjadi bukti soliditas angkatan 86, yang rutin mengadakan pertemuan di berbagai daerah. Namun, kali ini mereka memilih kampus sebagai lokasi reuni untuk memberikan kontribusi nyata. Selain nostalgia, alumni juga membuka peluang magang bersertifikat, riset bersama, dan mengajar sebagai praktisi di kampus.

“Ini adalah bentuk rasa terima kasih kami kepada kampus. Dulu kami diajarkan banyak hal, kini saatnya kami memberikan kembali,” pungkas Antiek Sugiharti.

Reuni akbar ini menjadi momen indah yang bukan hanya mempererat silaturahmi, tetapi juga memberi dampak positif bagi lingkungan, kampus, dan generasi penerus.

Colorado Melepas Liarkan 20 Serigala dalam Putaran Kedua Reintroduksi Bersejarah

EtIndonesia. Dalam tonggak penting pemulihan satwa liar, Colorado Parks and Wildlife (CPW) telah mengumumkan keberhasilan pelepas lirakan 20 serigala di daerah Pitkin dan Eagle.

Ini menandai tahun kedua upaya ambisius untuk memperkenalkan kembali populasi serigala yang mandiri ke negara bagian tersebut.

CPW membagikan informasi terbaru di media sosial, dengan menyatakan: “Kami baru saja menyelesaikan tahun kedua upaya pemulihan serigala, termasuk pelepasan 15 serigala dari British Columbia, Kanada, serta lima anggota Kawanan Copper Creek asli.”

Upaya Terkoordinasi Lintas Batas

Reintroduksi melibatkan penangkapan 15 serigala—tujuh jantan dan delapan betina—dari British Columbia selama periode enam hari. Serigala-serigala tersebut dipilih dari daerah-daerah tempat mereka secara rutin dibantai untuk mendukung pemulihan kawanan rusa kutub di provinsi tersebut. Pengangkutan hewan-hewan tersebut ke Colorado dimulai pada 10 Januari, dengan perencanaan yang cermat untuk memastikan kesehatan dan keselamatan mereka selama perjalanan.

Lima serigala yang tersisa berasal dari Kawanan Copper Creek, yang ditangkap pada bulan September setelah serigala jantan dewasanya menunjukkan perilaku predator terhadap ternak di Grand County. Dengan mengintegrasikan serigala-serigala ini ke dalam program reintroduksi, CPW memberi mereka awal yang baru sekaligus memajukan tujuan konservasi.

Pelacakan untuk Keberhasilan Jangka Panjang

Ke-20 serigala tersebut telah dipasangi kalung pelacak GPS, yang memungkinkan petugas satwa liar untuk memantau pergerakan, kesehatan, dan adaptasi mereka terhadap lingkungan baru. Data ini penting untuk memahami bagaimana serigala membangun wilayah dan berinteraksi dengan ekosistem lokal.

Membangun Awal yang Bersejarah

Pelepasan terbaru ini menyusul introduksi 10 serigala dari Oregon pada bulan Desember 2023. CPW telah berkomitmen untuk melepaskan antara 10 dan 15 serigala setiap tahun selama tiga hingga lima tahun ke depan. Tujuan utamanya adalah untuk membangun populasi serigala yang stabil dan mandiri di alam liar Colorado.

Inisiatif ini berasal dari mandat yang disetujui pemilih pada tahun 2020, yang mencerminkan dukungan publik yang luas untuk pemulihan serigala. Dengan memperkenalkan kembali serigala, negara bagian tersebut bertujuan untuk meningkatkan keanekaragaman hayati dan memulihkan keseimbangan ekologi.

Ke-15 serigala — tujuh jantan dan delapan betina — ditangkap di British Columbia, diberi perawatan dokter hewan dan vaksinasi, dipasangi kalung, dan diangkut ke Colorado dalam tiga kelompok yang masing-masing terdiri dari lima ekor selama enam hari.

Kemenangan bagi Konservasi

Kembalinya serigala ke Colorado merupakan langkah maju yang signifikan bagi konservasi satwa liar. Predator puncak ini memainkan peran penting dalam menjaga ekosistem yang sehat dengan mengelola populasi mangsa dan mempromosikan keanekaragaman hayati.

Seiring Colorado melanjutkan upaya inovatif ini, kolaborasi antara lembaga perlindungan satwa liar, konservasionis, dan masyarakat lokal tetap menjadi kunci keberhasilannya. Dengan pengelolaan yang cermat dan pemantauan yang berkelanjutan, masa depan tampak cerah bagi populasi serigala terbaru di negara bagian tersebut.

Nantikan informasi terkini seiring berjalannya program pengenalan kembali serigala CPW, yang menghadirkan tantangan dan kemenangan dalam misinya untuk memulihkan warisan alam liar Colorado. (yn)

Sumber: sunnyskyz

Trump: Zelenskyy Siap Bernegosiasi dengan Rusia untuk Mencapai Kesepakatan

EtIndonesia. Pada Kamis (23/1), Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, telah siap untuk mencapai kesepakatan perdamaian melalui negosiasi untuk mengatasi konflik yang semakin meningkat antara Rusia dan Ukraina.

Menurut laporan Fox News, Trump berpartisipasi dalam Forum Ekonomi Dunia 2025 yang diadakan di Davos, Swiss, melalui video call. Dalam forum tersebut, Trump menjawab pertanyaan dari Presiden Forum Ekonomi Dunia (WEF), Borge Brende, mengenai apakah Ukraina dan Rusia akan mencapai kesepakatan perdamaian sebelum pertemuan tahun depan.

Trump menjawab: “Baik, Anda harus bertanya pada Rusia. Ukraina sudah siap untuk mencapai kesepakatan.”

Fox News menambahkan, setelah Trump menandatangani beberapa perintah eksekutif di Ruang Oval Gedung Putih pada sore hari yang sama, dia diwawancarai oleh media. Ketika seorang wartawan bertanya apakah Zelenskyy memberitahunya bahwa dia siap bernegosiasi dengan Rusia untuk menyelesaikan konflik, Trump membenarkan hal tersebut.

Trump mengatakan: “Dia sudah siap untuk mencapai kesepakatan melalui negosiasi. Dia ingin mengakhiri semua ini. Dia kehilangan banyak tentara, dan Rusia juga demikian. Mereka telah kehilangan sekitar 800.000 orang. Apakah menurut Anda itu banyak? Saya rasa itu banyak.”

Trump juga mengatakan kepada wartawan bahwa Presiden Tiongkok Xi Jinping mungkin dapat mempengaruhi perang antara Rusia dan Ukraina karena Tiongkok memiliki pengaruh besar terhadap Rusia. Dia menjelaskan bahwa kedua negara tersebut adalah mitra perdagangan penting.

Trump menambahkan bahwa Rusia mengirimkan banyak energi ke Tiongkok, dan Tiongkok membayar Rusia sejumlah besar uang. 

“Saya rasa mereka memiliki pengaruh besar terhadap Rusia, jadi saya rasa Rusia harus bersedia mencapai kesepakatan. Sejauh yang saya tahu, Putin ingin bertemu dengan saya, dan kami akan segera bertemu,” katanya.

Pada hari yang sama, Juru Bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa Rusia siap untuk berdialog dengan Amerika Serikat secara setara dan saling menghormati, serta menunggu sinyal dari pihak Amerika.

Trump : Perang Tidak Seharusnya Terjadi, Tetapi Zelenskyy Ingin Berperang

Dalam wawancara khusus di program berita Fox, Trump menyatakan: “Zelenskyy juga tidak seharusnya membiarkan hal ini terjadi, dia bukan malaikat, dia seharusnya tidak membiarkan perang ini terjadi. Pertama-tama, dia sedang berperang melawan kekuatan yang jauh lebih besar. Sangat jauh lebih besar dan jauh lebih kuat. Dia seharusnya tidak melakukannya, karena kita sebenarnya bisa mencapai kesepakatan.”

Trump mengkritik Zelenskyy karena memilih untuk “berperang” daripada mencapai kesepakatan. Sebetulnya, Trump sudah sejak kampanye presiden sebelumnya menyiratkan bahwa mantan Presiden Biden dan Zelenskyy harus bertanggung jawab atas perang Rusia-Ukraina, serta berjanji untuk mempercepat tercapainya kesepakatan perdamaian.

Trump mengakui keberanian Ukraina dalam melawan Rusia, tetapi dia juga mengatakan bahwa Zelenskyy sudah “muak” dan siap untuk perdamaian.

Trump menyatakan: “Saya sebenarnya bisa dengan mudah mencapai kesepakatan itu, tetapi Zelenskyy memutuskan ‘Saya ingin berperang’.”

Trump kemudian membandingkan jumlah tank yang dimiliki kedua negara, menekankan bahwa Rusia memiliki lebih banyak tank.

Trump juga mengkritik: “Putin seharusnya tidak melakukannya (meluncurkan invasi besar-besaran), ini harus dihentikan.”

Trump mengklaim bahwa Rusia telah kehilangan sekitar 850.000 tentara, sementara Ukraina kehilangan sekitar 700.000 tentara.

Media luar negeri melaporkan bahwa Trump juga mengulang pernyataan sebelumnya, yaitu bahwa jika dia masih menjabat, invasi besar-besaran Rusia tidak akan pernah terjadi, dan menyalahkan pemerintahan Biden yang memprovokasi Putin.

Zelenskyy: Saya Benar-benar Mengandalkan Dia (Trump)

Pada 5 Januari, Presiden Ukraina Zelenskyy dalam wawancara dengan podcaster terkenal Amerika, Lex Fridman, menyatakan bahwa dia percaya Presiden terpilih Amerika yang “kuat”, Donald Trump, dapat memaksa Rusia untuk berdialog dan mengakhiri perang Ukraina.

Zelenskyy mengatakan: “Untuk memastikan keamanan Ukraina dan membuka jalan bagi solusi yang tercapai melalui negosiasi, Presiden terpilih Trump dapat memainkan peran penentu.”

Dia juga menambahkan bahwa solusi yang dicapai melalui negosiasi akan mendapat dukungan dari negara-negara Eropa.

Zelenskyy mengatakan dalam wawancara itu: “Trump dan saya akan mencapai kesepakatan dan (…), bersama Eropa, memberikan jaminan keamanan yang kuat, lalu kami bisa bernegosiasi dengan orang-orang Rusia.”

Dia melanjutkan: “Saya benar-benar mengandalkan dia (Trump), saya percaya rakyat kami juga mengandalkan dia, dia memiliki cukup kekuatan untuk menekan Putin.”

Zelenskyy kemudian mengatakan bahwa para pemimpin Eropa sedang menunggu untuk melihat apa yang diinginkan Trump, dan setelah berbicara dengan Trump di Paris, orang-orang selalu bertanya bagaimana perkembangannya. Zelenskyy merespons: “Ini menunjukkan pengaruh Donald Trump, yang belum pernah terjadi pada Presiden Amerika sebelumnya.”

“Ini juga membuat orang-orang percaya bahwa dia bisa mengakhiri perang ini.”

Zelenskyy juga mengatakan bahwa Trump mengalahkan lawannya, Kamala Harris, dalam pemilihan Presiden Amerika karena dia jauh lebih “kuat” daripada Partai Demokrat.

Zelensky menyatakan: “Trump menunjukkan kekuatan baik secara intelektual maupun fisik. Yang penting adalah menunjukkan bahwa ‘jika Anda ingin memiliki negara yang kuat, Anda harus menjadi kuat. Dan dia (Trump) sangat kuat.’” (jhn/yn)

Trump Dorong Perundingan Damai dan Tekan Rusia, Sekjen NATO Serukan Dukungan Sekutu Eropa

0

ETIndonesia. Selama kampanye pemilu, Donald Trump sering mengatakan bahwa dia akan mengakhiri perang Rusia-Ukraina dalam waktu 24 jam setelah menjabat. Namun, konflik di Eropa Timur tampaknya lebih rumit dan sulit diselesaikan dibandingkan konflik di Timur Tengah. Untuk mendorong perundingan damai antara Rusia dan Ukraina, Trump secara terbuka menekan Vladimir Putin dan menyerukan Beijing di forum internasional. 

Dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, pembawa acara bertanya kepada Trump: “Apakah tahun depan Ukraina dan Rusia akan mencapai kesepakatan damai?”

Presiden AS Donald Trump menjawab: “Anda harus bertanya kepada Rusia. Ukraina sudah siap untuk mencapai kesepakatan.”

Pada 23 Januari, dalam konferensi internasional pertamanya setelah dilantik, Trump menyatakan harapannya untuk segera bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin guna mengakhiri perang.

Sehari sebelumnya, Trump menekan Putin melalui unggahan di media sosial. Dia mengatakan: “Saya akan memberikan bantuan besar bagi ekonomi Rusia yang sedang resesi dan Presiden Putin. Segera selesaikan masalah ini, hentikan perang konyol ini! Jika tidak, situasi hanya akan semakin memburuk. Jika kita tidak segera mencapai kesepakatan, saya tidak punya pilihan selain mengenakan pajak, tarif, dan sanksi yang tinggi terhadap semua produk yang Rusia jual ke Amerika Serikat dan negara terkait lainnya.”

Peneliti Taiwan Institute for National Defense and Security Research, Shen Mingshi, berpendapat bahwa Putin mungkin menggunakan strategi penundaan.

“Anda mengatakan ingin gencatan senjata dan negosiasi, maka saya akan mengajukan syarat yang tidak dapat Anda terima. Dengan demikian, tanggung jawab atas kegagalan gencatan senjata bukan pada saya, melainkan pada Anda yang menolak syarat saya,” katanya. 

“Putin bisa terus menunda, melindungi operasi militer saat ini, dan mendapatkan lebih banyak waktu untuk persiapan. Ini menunjukkan bahwa kemungkinan gencatan senjata sudah semakin kecil, sehingga cara lain mulai digunakan untuk memaksa negosiasi atau membuka jalan ke arah gencatan senjata.”

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menanggapi bahwa sanksi yang disebut Trump bukanlah hal baru, karena Trump telah melakukannya selama masa jabatan pertamanya. Peskov juga menegaskan kembali kesiapan Putin untuk berdialog secara setara dengan Trump.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 21 Januari di Forum Davos menyatakan prasyarat untuk perundingan damai, yaitu setidaknya diperlukan 200.000 tentara Eropa di garis depan Ukraina timur untuk menjamin keamanan negara. 

Zelenskyy juga menyoroti pengaruh besar PKT terhadap Rusia, sekaligus mengungkapkan kekhawatirannya bahwa pemerintah AS mungkin akan mengesampingkan Eropa dalam negosiasi dengan Rusia dan PKT.

Menanggapi hal ini, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte menyatakan apresiasi terhadap upaya Trump dalam menekan Putin dan mendorong perundingan damai, serta menyerukan dukungan dari sekutu Eropa.

“Saya benar-benar senang dia (Trump) melakukannya. Saya berharap orang-orang Eropa akan mendukungnya. Sanksi dari Amerika Serikat akan berhasil. Jika kita di Eropa mendukung mereka dan bekerja bersama, maka efektivitas AS akan meningkat,” ujarnya. 

Rutte juga menambahkan bahwa jika Amerika Serikat terus mendukung Ukraina, Eropa tidak boleh tinggal diam dan harus meningkatkan pengeluaran pertahanan. Sebelumnya, Trump mengajukan tuntutan baru kepada anggota NATO, menyarankan agar pengeluaran pertahanan negara-negara anggota dinaikkan dari 2% menjadi 5% dari PDB.

Selain menekan Putin, Trump juga secara terbuka menyerukan kepada Xi Jinping agar Tiongkok memainkan peran positif.

Donald Trump berkata : “Saya berharap Tiongkok dapat membantu kita menghentikan perang antara Rusia dan Ukraina. Saya telah membicarakan hal ini melalui telepon dengan Presiden Xi Jinping. Saya berharap kita dapat bekerja sama untuk mengakhiri perang ini.”

Di medan perang Rusia-Ukraina, pasukan Rusia dan tentara Korea Utara terus maju dengan strategi tameng manusia. Para tentara Ukraina yang mempertahankan garis depan di Donetsk, Ukraina timur, merasa kelelahan dan berharap untuk rotasi, serta meminta lebih banyak senjata dan amunisi. (hui)

Sumber : NTDTV.com

Melindungi Kebebasan Korea Selatan: Para Profesor dari Seluruh Negeri Mengutuk Pemakzulan

0

ETIndonesia. Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol diberhentikan melalui pemakzulan oleh parlemen setelah mengumumkan darurat militer pada 3 Desember lalu. Saat ini, persidangan kasus tersebut sedang bergulir. Pada  Kamis (23/1/2025), beberapa anggota Aliansi Profesor Korea Selar mengadakan rapat umum di depan stasiun Gwanghwamun, Seoul. Aliansi Profesor Korea Selatan menyatakan bahwa pemakzulan presiden adalah tindakan ilegal, serta mengecam partai oposisi yang dianggap mengacaukan konstitusi negara.

Profesor dari Universitas Keimyung memperingatkan kekuatan pro-Korea Utara, pro-Partai Komunis Tiongkok (PKT), dan kelompok anti-demokrasi Korea Selatan untuk tidak melawan demokrasi. 

Ia juga menyatakan bahwa rakyat Korea akan bangkit dan mengadili mereka. Profesor tersebut juga mendesak Komisi Pemilihan Umum Pusat untuk menjelaskan kecurangan pemilu yang dirumorkan.


“Sistem konstitusi bebas Korea sedang runtuh. Korea berada di persimpangan jalan: apakah kita akan ditarik oleh kekuatan pro-Korea Utara menuju otoritarianisme, menjadi negara bawahan PKT, atau mempertahankan kebebasan menuju kemakmuran,” kata Profesor Lee Ji-yong dari Universitas Keimyung. 

“Demokrasi Korea yang bebas didasarkan pada pemilu, dan Komisi Pemilihan Umum Pusat memiliki tanggung jawab untuk melindungi integritas pemilu. Tetapi, muncul keraguan terkait kecurangan pemilu yang harus dijelaskan untuk memastikan transparansi dan keadilan,” tambahnya. 

Darurat militer yang diumumkan Presiden Yoon pada 3 Desember hanya berlangsung selama enam jam, menjadikannya periode darurat militer terpendek di dunia. Hal ini terjadi karena Presiden menerima permintaan parlemen untuk mencabut darurat militer. 

Namun, partai oposisi menganggap keputusan tersebut sebagai pemberontakan dan memulai pemakzulan terhadap Presiden. Setelah pemungutan suara pemakzulan pertama gagal, mereka kembali mengajukan pemakzulan dengan alasan bahwa pemungutan suara sebelumnya tidak sah.

“Dalam pemungutan suara pemakzulan kedua, mereka menambahkan tuduhan pemberontakan yang tidak disebutkan dalam pemakzulan pertama dan mempengaruhi beberapa anggota parlemen partai berkuasa untuk mendukung mereka,” kata Profesor Kim Byung-joon dari Universitas Gangnam. 

“Ini jelas merupakan penghinaan terhadap konstitusi Korea dan rakyat Korea. Ini adalah pelanggaran hukum yang serius dan, singkatnya, merupakan pemakzulan yang penuh tipu daya,” ujarnya. 

Pada hari yang sama, berbagai kelompok masyarakat juga ikut serta dalam rapat umum tersebut. Mereka menganggap bahwa tuduhan pemberontakan terhadap Presiden Yoon Suk-yeol dan pemakzulan ini adalah hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka juga menegaskan bahwa demokrasi perlu dilindungi.

Sekretaris Jenderal Institut Pasar Bebas, Lee Han-yeol: “Kondisi saat ini bukan karena invasi musuh dari luar, tetapi politisi dalam negeri yang memanfaatkan pemilu untuk meraih kekuasaan, memaksa rakyat untuk melawan. Kami percaya bahwa melalui perlawanan rakyat, kami pada akhirnya akan melewati krisis ini.”

Peserta rapat umum mengungkapkan kekhawatiran terhadap situasi saat ini. Mereka menyerukan pembubaran partai-partai yang bekerja sama dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT),  penghentian manipulasi opini publik, serta penghapusan kecurangan pemilu dan tindakan buruk lainnya. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Sikap Trump Tiba-tiba Berubah, Apa Sebenarnya yang Tersembunyi di Balik Pembicaraan Xi Jinping dan Putin?

0

EtIndonesia. Baru-baru ini, dengan pelantikan Trump sebagai Presiden, situasi internasional cepat berubah. Beberapa jam setelah percakapan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping, Trump mengubah sikapnya yang sebelumnya ramah terhadap Putin, bahkan menyarankan bahwa Putin sedang menghancurkan Rusia.

Pada hari pertama menjabat, Trump tidak mengajukan rencana tarif terhadap Tiongkok, melainkan malah mengenakan tarif 25% pada sekutu tradisional Amerika, Kanada dan Meksiko.

Menurut The Wall Street Journal, alasan Trump mengenakan tarif tinggi terhadap Kanada dan Meksiko adalah untuk menekan perusahaan-perusahaan Amerika yang telah memindahkan industri otomotif dan manufaktur lainnya ke kedua negara tersebut guna mengurangi biaya. Jika dibiarkan terus menerus, hal ini bisa menguras ekonomi Amerika, sehingga Trump memutuskan menggunakan tarif untuk memaksa perusahaan-perusahaan ini kembali beroperasi di Amerika.

Menurut The Wall Street Journal, pada pagi hari Senin (20/1), Trump tampaknya berniat menunda penerapan tarif yang menjadi janji kampanyenya, namun pada sore hari, dia mengumumkan tarif terhadap Kanada dan Meksiko.

Trump mengatakan, mulai Februari, dia akan mengenakan tarif 10% pada barang-barang dari Tiongkok, meskipun dengan gaya Trump yang selalu berubah-ubah dan tidak terduga, kebijakan ini bisa saja berubah kapan saja.

Pendiri dan Presiden Eurasia Group, Ian Bremmer, mengatakan bahwa tarif yang dikenakan Trump terhadap Tiongkok berbeda dengan tarif yang dikenakan pada Meksiko, Kanada, dan Eropa. Walaupun mungkin ada ketegangan awal, akhirnya akan ada kesepakatan. Namun, dengan tantangan ekonomi saat ini, Tiongkok tidak bisa berkompromi dengan Trump, yang akan memaksa Beijing untuk melakukan tindakan pembalasan.

Bremmer mengatakan, orang-orang di sekitar Trump sangat ingin “menyerang Tiongkok — mereka ingin ekonomi Amerika terlepas dari Tiongkok”, dan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok akan memasuki fase perang dagang pada tahun ini.

Ada juga yang menggambarkan bahwa, berbeda dengan kebijakan keras terhadap negara lain, Trump memulai dengan tarif 10% terhadap Tiongkok, dan selanjutnya akan terus menekan Beijing, menggunakan tarif untuk menukar lebih banyak konsesi dari Xi Jinping.

Peran Xi Jinping dalam Percakapan dengan Putin

Saat tarif masih menggantung, Xi Jinping melakukan langkah besar dengan mengadakan percakapan panjang dengan Putin pada 21 Januari, yang berlangsung selama 1 jam 35 menit.

Pengamat politik Lan Shu berpendapat bahwa pertemuan ini menunjukkan bahwa Putin mencari persiapan untuk perundingan damai dengan Ukraina, karena hubungan jangka panjang antara Rusia dan Tiongkok terjalin dalam kerangka strategis dan keamanan yang solid. Oleh karena itu, hubungan ini sangat sulit untuk diubah. 

Setelah Trump menjabat, ada kemungkinan bahwa Ukraina dan Rusia akan mencapai gencatan senjata di bawah tekanan Trump, dan akan memulai negosiasi. 

Percakapan panjang antara Putin dan Xi Jinping sepertinya berfungsi sebagai komunikasi dan persiapan untuk negosiasi tersebut. Putin membutuhkan dukungan Beijing untuk mendukung posisi Rusia dalam perundingan, sementara Xi Jinping juga perlu memastikan bahwa kepentingan Tiongkok diperhatikan dalam proses negosiasi.

Beberapa jam setelah percakapan tersebut, Trump berbicara kepada wartawan di Gedung Putih mengenai konflik Rusia-Ukraina, menunjukkan sikap yang sangat berbeda dari sebelumnya. 

Dalam kesempatan itu Trump mengatakan: “Presiden Ukraina Zelenskyy mengatakan kepada saya bahwa dia ingin mencapai kesepakatan. Tapi saya tidak tahu apakah Putin juga menginginkannya, dia mungkin tidak ingin… tapi saya rasa, jika dia tidak mencapai kesepakatan, itu berarti dia sedang menghancurkan Rusia. Saya rasa Rusia sedang dalam masalah besar. Anda bisa melihat ekonomi mereka dan inflasi yang terjadi di Rusia.”

Trump juga membahas kerugian besar yang diderita pasukan Rusia, yang dia klaim akan memperburuk citra Putin.

Beberapa pihak berspekulasi bahwa Trump mungkin sedang mempertimbangkan untuk memperketat sanksi terhadap Rusia.

Xi dan Putin: Dua Pihak dengan Tujuan yang Berbeda?

Namun, ada pandangan yang menyatakan meskipun Xi Jinping dan Putin berbicara, sebenarnya keduanya mungkin memiliki tujuan tersembunyi saat berhadapan dengan Trump, berusaha menjadikan masing-masing sebagai kartu tawar untuk mendapatkan keuntungan dari Amerika.

Jurnalis dan komentator Jiang Senzhe berpendapat bahwa Xi Jinping mengirimkan delegasi tingkat tinggi yang dipimpin oleh Wakil Presiden Tiongkok, Han Zheng, untuk hadir pada pelantikan Trump, dan juga memanfaatkan kesempatan pada 19 Januari dengan merilis artikel di People’s Daily yang membahas tentang titik awal baru dalam hubungan Tiongkok-Amerika. Ini dipandang oleh Putin sebagai usaha Beijing untuk mendekati Amerika, yang mungkin menjadi alasan bagi Putin untuk menghubungi Xi dan meminta penjelasan.

Menurut laporan AFP dan video dari Kremlin, Xi Jinping menyebut Putin sebagai “teman terbaiknya”. Namun, Xinhua tidak menyebutkan hal ini dalam laporan resminya.

Menurut Jiang Senzhe, sebenarnya Xi Jinping mencoba menenangkan Putin, namun media resmi Tiongkok tampaknya ingin menyembunyikan hal tersebut. Berdasarkan laporan dari Xinhua, jelas bahwa Xi lebih antusias dalam pertemuan ini, sementara Putin terkesan lebih dingin.

Jiang Senzhe mengatakan bahwa pertemuan ini sengaja dipublikasikan untuk menunjukkan hubungan baik antara Xi dan Putin kepada Trump, namun konten percakapan mereka mengindikasikan bahwa kedua pemimpin ini sebenarnya memiliki agenda tersembunyi, yang menunjukkan bahwa Trump berhasil memecah hubungan antara Rusia dan Tiongkok.

Trump dan Solusi untuk Perang Rusia-Ukraina

Menurut laporan Reuters, Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022. Sebelum pemilihan presiden pada November tahun lalu, Trump beberapa kali menyatakan bahwa dia siap untuk menyiapkan kesepakatan antara Rusia dan Ukraina pada hari pertama atau bahkan sebelumnya. Sekarang, stafnya mengakui bahwa perang ini mungkin membutuhkan beberapa bulan untuk diselesaikan.

Pada 23 Januari, Trump, yang kembali ke Gedung Putih setelah dilantik, mengatakan melalui video konferensi kepada peserta World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss : “Saya sangat berharap bisa segera bertemu dengan Presiden Putin untuk mengakhiri perang ini. Ini bukan tentang ekonomi atau perspektif lain, tapi tentang jutaan nyawa yang telah hilang… ini adalah pembantaian besar. Kita benar-benar harus mengakhiri perang ini.”

Namun demikian, Trump tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai bagaimana Amerika berencana untuk memastikan penyelesaian damai bagi perang Rusia-Ukraina. (jhn/yn)

Trump Tandatangani Perintah Eksekutif untuk Membuka Dokumen Pembunuhan John F. Kennedy, Robert F. Kennedy dan Martin Luther King Jr

0

ETIndonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada  Kamis (23 Januari) menandatangani perintah eksekutif di Gedung Putih untuk membuka dokumen terkait pembunuhan mantan Presiden John F. Kennedy, saudaranya mantan Senator Robert F. Kennedy, dan pemimpin hak sipil Martin Luther King. 

“Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan saat menandatangani perintah eksekutif di Gedung Putih bahwa banyak orang telah menunggu momen ini selama beberapa dekade, dan semua kebenaran akan terungkap. Ia juga secara khusus menyebutkan bahwa pena yang ia gunakan untuk menandatangani perintah tersebut diberikan kepada putra Robert F. Kennedy, yang telah dicalonkan untuk menjabat sebagai Menteri Kesehatan dalam kabinet pemerintahan baru, Robert F. Kennedy Jr,” demikian laporan wartawan NTD. 

Presiden ke-35 Amerika Serikat, John F. Kennedy, tewas terbunuh pada tahun 1963. Sementara itu, saudaranya Robert F. Kennedy dan Martin Luther King juga menjadi korban pembunuhan pada tahun 1968.

Berdasarkan perintah eksekutif tersebut, Presiden Trump meminta Direktur Intelijen Nasional untuk menyusun rencana dalam 15 hari ke depan guna membuka semua dokumen ini secara menyeluruh.

Selama bertahun-tahun, banyak dokumen terkait penyelidikan telah dipublikasikan, tetapi masih ada ribuan dokumen yang belum dibuka ke publik, terutama yang terkait dengan pembunuhan John F. Kennedy, karena pertimbangan keamanan nasional.

Pada tahun 1992, Kongres AS mengatur bahwa semua dokumen terkait kasus pembunuhan harus dideklasifikasi dalam waktu 25 tahun. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Sekretaris Jenderal NATO Serukan Amerika Lanjutkan Bantuan Senjata untuk Ukraina, Eropa Siap Biayai

0

EtIndonesia. Pada Kamis (23/1) , Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte menyerukan kepada Amerika Serikat untuk terus memberikan dukungan kepada Ukraina dan menyatakan bahwa Eropa akan menanggung biaya terkait. Dalam diskusi panel di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Rutte menyatakan bahwa NATO harus meningkatkan investasi dalam pertahanan, meningkatkan produksi industri pertahanan, dan mengambil lebih banyak tanggung jawab atas bantuan kepada Ukraina.

Dia mengatakan: “Untuk Ukraina, kami membutuhkan Amerika Serikat untuk terus terlibat. Jika pemerintah baru di bawah Trump bersedia terus mendukung Ukraina melalui basis industri pertahanannya, biaya tersebut akan ditanggung oleh Eropa. Saya benar-benar yakin akan hal ini, dan kami harus siap untuk melakukannya.”

Rutte menegaskan bahwa para pendukung Ukraina di Barat harus “meningkatkan dukungannya, bukan mengurangi dukungan mereka.” Dia menyebutkan bahwa saat ini sangat penting untuk “mengubah jalannya perang,” karena situasi di Ukraina kini sedang tidak menguntungkan, “garis depan sedang bergerak ke arah yang salah — itu sedang bergerak ke timur.”

Menurut Rutte, negara-negara Barat “tidak bisa membiarkan satu negara menyerang negara lain dan berusaha menjajahnya pada abad ke-21.”

Setelah diskusi panel, ketika diminta untuk memperjelas komentarnya, Rutte menyatakan kepada Reuters bahwa jika Amerika Serikat terus memberikan senjata kepada Ukraina, “maka Eropa harus menanggung beban keuangan terbesar untuk pengiriman tersebut, karena itu adalah hal yang adil.”

Namun, dia tidak mengungkapkan berapa banyak Eropa akan membiayai atau apakah sudah mendapat persetujuan dari para pemimpin Eropa lainnya.

Sementara itu, Presiden Trump, yang baru kembali ke Gedung Putih, berjanji untuk segera menyelesaikan perang Ukraina-Rusia. Dia menyatakan bahwa Uni Eropa harus memberikan lebih banyak dukungan untuk Ukraina.

Trump juga mengatakan bahwa Moskow harus segera mencapai kesepakatan terkait perang Ukraina, dan meminta Rusia untuk “menghentikan perang konyol ini,” atau dia akan memberlakukan tarif tinggi dan sanksi lainnya terhadap Rusia.

Selama diskusi di Davos, Rutte juga memperingatkan bahwa jika ada upaya tergesa-gesa untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata Ukraina dengan Putin yang merugikan Ukraina, maka akibatnya akan “melihat Presiden Rusia merayakan bersama pemimpin Korea Utara, Iran, dan Tiongkok (Komunis).”

Mark Rutte menambahkan, hasil seperti itu tidak bisa diterima, karena “itu akan menjadi kesalahan geopolitik yang besar.”

Saat ini, NATO sedang memperkuat pasukan di perbatasan timur yang berbatasan dengan Rusia, Belarus, dan Ukraina, dengan mengerahkan ribuan tentara dan peralatan militer untuk mencegah Rusia memperluas perang ke wilayah 32 negara anggota NATO. (jhn/yn)

Mengapa Anda Merasa sangat Lelah? Mungkin Kekurangan Ini…, Enam Kelompok Orang Dihimbau untuk Mencukupinya

EtIndonesia. Seringkali merasa lelah dan tidak bertenaga meskipun tidak melakukan aktivitas berat, bahkan tidur pun tidak bisa mengurangi rasa lelah tersebut. Apa sebenarnya yang terjadi? Mungkin tubuh Anda kekurangan Vitamin B12. Setelah usia 50 tahun, ada 6 kelompok orang yang perlu memperhatikan untuk mencukupi kebutuhan vitamin ini.

Vitamin B12 sangat penting bagi tubuh

Vitamin B12, yang merupakan salah satu anggota Vitamin B kompleks, adalah satu-satunya vitamin yang mengandung unsur logam dan sangat penting bagi tubuh. Karena Vitamin B12 dapat mempengaruhi produksi sel darah merah, proses produksi energi, dan pengangkutan oksigen, kekurangan Vitamin B12 dapat menyebabkan rasa lelah.

Jika kekurangan Vitamin B12, secara klinis juga akan ditandai dengan gejala seperti radang lidah, anemia megaloblastik, pigmentasi simetris di kulit, dan gangguan saraf.

Memperoleh cukup Vitamin B12 memiliki beberapa manfaat berikut:

  1. Menjaga kesehatan sistem saraf.
  2. Vitamin B12 dalam bentuk koenzim dapat dapat meningkatkan pemanfaatan asam folat oleh tubuh, membantu metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat.
  3. Membantu transfer metil, mempromosikan pematangan dan perkembangan sel darah merah, menjaga fungsi hematopoiesis (pembentukan darah), serta mencegah terjadinya anemia megaloblastik.

Selama tidak memilih-milih makanan dan menjaga pola makan yang seimbang dalam kehidupan sehari-hari, secara umum, kita tidak perlu khawatir tentang kekurangan Vitamin B12. Oleh karena itu, bagi kebanyakan orang, tidak perlu mengonsumsi suplemen tambahan Vitamin B12. Makanan hewani seperti daging, ikan, hati, kerang, dan produk susu mengandung Vitamin B12, tetapi makanan nabati hampir tidak mengandungnya vitamin ini.

6 kelompok orang yang rentan kekurangan Vitamin B12

Berikut adalah beberapa kelompok orang yang cenderung kekurangan Vitamin B12:

  1. Orang tua: Seiring bertambahnya usia, penyerapan Vitamin B12 oleh tubuh akan berkurang pada orang tua.
  2. Penyakit metabolik bawaan: Seperti kekurangan faktor intrinsik bawaan, dan lainnya.
  3. Kelompok yang kurang asupan: Seperti para vegetarian jangka panjang.
  4. Orang yang mengonsumsi obat tertentu dalam jangka panjang: Seperti orang yang mengonsumsi metformin secara oral, yang dapat menurunkan kadar Vitamin B12 dalam serum darah.
  5. Kelompok dengan gangguan fungsi pencernaan: Seperti mereka yang menderita penyakit yang berhubungan dengan lambung, pankreas, usus, atau hati.
  6. Kelompok yang membutuhkan lebih banyak Vitamin B12: Seperti kehamilan, pasca melahirkan, infeksi cacing pita, dan lain-lain.

Ahli gizi menyarankan agar mereka yang berusia di atas 50 tahun, sebaiknya mengonsumsi suplemen Vitamin B12 di bawah bimbingan dokter untuk memenuhi kebutuhan harian sebesar 2,4 μg.

Melalui tes darah, Anda dapat mengetahui apakah Anda kekurangan Vitamin B12. Jika terdiagnosis kekurangan Vitamin B12, segera lakukan pengobatan untuk mencegah gejala gangguan sistem saraf yang tidak dapat dipulihkan. Namun, saat mengonsumsi suplemen Vitamin B12, Anda harus berhati-hati agar tidak mengonsumsinya secara berlebihan, karena bisa menyebabkan gejala seperti asma, eksim, ruam obat, urtikaria, pembengkakan wajah, serta gangguan jantung seperti palpitasi atau nyeri dada, yang dapat memperburuk kondisi pasien angina. Secara umum, suplemen Vitamin B12 dalam jumlah besar tidak disarankan bagi pasien gout (Asam urat), karena dapat memicu serangan gout akut.

Biasanya, selama Anda menjaga keseimbangan pola makan dan struktur makanan yang sehat serta membiasakan kebiasaan makan yang baik, tidak perlu menambah konsumsi Vitamin B12 secara berlebihan. Jika benar-benar kekurangan, suplemen Vitamin B12 perlu dikonsumsi di bawah pengawasan dokter dan hindari konsumsi berlebihan. (jhn/yn)

Kremlin: Putin Siap Berbicara dengan Trump dan Ingin Memulai Negosiasi Pengurangan Senjata Nuklir

0

EtIndonesia. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan pada hari Jumat (24/1) bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin siap untuk melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dan berharap dapat segera memulai kembali negosiasi pengurangan senjata nuklir. Saat ini, Moskow sedang menunggu tanggapan lebih lanjut dari Washington.

Pada hari Kamis (23/1), Trump menyatakan bahwa dia berharap dapat segera bertemu dengan Putin untuk mendorong berakhirnya perang Rusia-Ukraina dan bekerja sama dalam pengurangan senjata nuklir. Trump juga menyebutkan bahwa Rusia dan Beijing mungkin akan mendukung pengurangan kapasitas senjata nuklir mereka masing-masing.

Peskov menegaskan bahwa Putin ingin memulai kembali negosiasi pengurangan senjata nuklir, tetapi saat ini inisiatif berada di tangan pihak Amerika Serikat.

Berdasarkan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (New START Treaty), pembatasan senjata nuklir antara Rusia dan Amerika Serikat akan berakhir pada 5 Februari 2026. Jika perjanjian ini tidak diperbarui atau digantikan dengan alternatif lainnya, maka perjanjian tersebut akan berakhir. Sebelumnya, Putin telah menolak untuk berdiskusi mengenai perjanjian baru dengan Amerika Serikat dan beberapa kali menyarankan kemungkinan menggunakan senjata nuklir selama perang Rusia-Ukraina, sekaligus mendorong modernisasi pasukan nuklir Rusia.

Pada hari Kamis, Trump berpartisipasi dalam Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) yang diadakan di Davos, Swiss, melalui konferensi video. Dalam pidatonya, Trump menegaskan keinginannya untuk segera bertemu dengan Putin untuk mengakhiri perang, serta mendesak Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang dipimpin oleh Arab Saudi untuk menurunkan harga minyak. Trump mencatat bahwa sebagian besar pendapatan Rusia berasal dari penjualan energi, dan penurunan harga minyak akan memberikan tekanan ekonomi pada Rusia, memaksa mereka untuk menghentikan aksi militernya di Ukraina.

Pada sesi tanya jawab terakhir dengan wartawan, Trump ditanya apakah Rusia dan Ukraina dapat mencapai kesepakatan damai pada saat Forum Ekonomi Dunia tahun depan. Trump menjawab: “Anda harus bertanya kepada Rusia,” dan menambahkan bahwa pemerintah Putin sudah siap untuk bernegosiasi.

Menurut laporan Reuters sebelumnya, beberapa sumber yang mengetahui situasi di dalam Rusia mengungkapkan bahwa Putin semakin khawatir dengan dampak perang Rusia-Ukraina terhadap ekonomi domestik. Dalam hampir tiga tahun perang, ekonomi Rusia menghadapi kesulitan karena kekurangan tenaga kerja dan kebijakan suku bunga tinggi yang menahan inflasi, sementara tekanan ekonomi semakin meningkat. (jhn/yn)

CNN Umumkan Putaran Baru PHK, 200 Karyawan Diberhentikan

0

CEO media dari Amerika Serikat CNN pada 23 Januari 2025 menyatakan bahwa perusahaan berencana memberhentikan sekitar 200 karyawan sebagai bagian dari upaya restrukturisasi.

ETIndonesia. CEO CNN Mark Thompson menyampaikan dalam sebuah memo kepada staf bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di divisi televisi CNN yang akan diimbangi dengan perekrutan baru untuk rencana digital CNN, termasuk serangkaian produk berlangganan.

“Tujuan kami sederhana: mengalihkan fokus CNN ke platform dan produk yang sesuai dengan pergeseran audiens,” tulis Thompson dalam memo tersebut.

Rating CNN  menurun dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah Donald Trump memenangkan pemilihan presiden pada tahun 2024. Pada tahun 2024, jaringan ini telah memecat 100 orang atau sekitar 3 persen dari total tenaga kerjanya.

CNN baru-baru ini meluncurkan layanan berlangganan di mana pembaca harus membayar untuk mengakses beberapa artikel. Pelanggan dikenai biaya $3,99 per bulan.

“Hanya setelah pengguna membaca sejumlah artikel gratis, mereka akan diminta untuk berlangganan,” kata Alex MacCallum, wakil presiden eksekutif CNN, kepada staf saat layanan ini diluncurkan.

“Selain akses tak terbatas ke artikel CNN.com, pelanggan juga akan mendapatkan manfaat seperti fitur eksklusif terkait pemilu, dokumenter orisinal, pilihan harian dari jurnalisme khas kami, dan lebih sedikit iklan digital.”

CNN menyebutkan layanan berlangganan baru sedang dikembangkan, termasuk produk digital yang berorientasi pada gaya hidup. 

Thompson, mantan CEO The New York Times, mulai memimpin CNN pada tahun 2023.
Dia mengatakan kepada para pekerja pada hari Kamis bahwa tujuan CNN adalah mengembangkan cara bagi pelanggan digital untuk menonton siaran berita di perangkat apa pun.

Perusahaan induk CNN, Warner Bros. Discovery, menginvestasikan $70 juta untuk mengimplementasikan rencana baru ini. 

CNN juga merombak jadwal program hari kerja mereka. Acara Wolf Blitzer akan dipindahkan dari pukul 10.00 pagi ke pukul 12 siang, dengan Pamela Brown sebagai host bersama. Acara ini akan menggantikan program yang sebelumnya dibawakan oleh mantan reporter Gedung Putih, Jim Acosta.

Juru bicara CNN menyebutkan, Acosta tetap menjadi bagian dari jaringan CNN, dan para eksekutif sedang mencari slot waktu baru untuknya. 

Reporter bisnis Rahel Solomon akan memimpin acara baru yang tayang pukul 05.00 pagi, sementara host podcast CNN, Audie Cornish, akan mendapatkan program baru yang dimulai pukul 06.00 pagi.

Thompson mengatakan bahwa jadwal baru ini akan membawa “energi dan daya saing.” Jadwal ini direncanakan akan diluncurkan pada  Maret mendatang.

The Associated Press berkontribusi pada laporan ini.

Sumber : Theepochtimes.com

Senat  AS Mengonfirmasi John Ratcliffe sebagai Direktur CIA yang Baru

0

Mayoritas bipartisan di Senat AS memberikan suara 74–25 pada 23 Januari 2025 untuk mengonfirmasi mantan direktur intelijen nasional sebagai kepala CIA berikutnya.

ETIndonesia. Senat Amerika Serikat menyetujui John Ratcliffe untuk menjabat sebagai direktur CIA yang baru. Mayoritas bipartisan di Senat memberikan suara 74–25 pada 23 Januari untuk mengonfirmasi mantan direktur intelijen nasional tersebut, setelah adanya sedikit penundaan dalam proses konfirmasi.

Ratcliffe menjadi pejabat kedua yang dicalonkan oleh Presiden Donald Trump dan disetujui oleh Senat, setelah konfirmasi Marco Rubio secara aklamasi sebagai Menteri Luar Negeri AS pada 20 Januari. Ratcliffe dilantik segera setelah pemungutan suara.

Meskipun pencalonan Ratcliffe  disetujui oleh Komite Intelijen Senat dengan suara 14–3, sekelompok kecil senator Demokrat berupaya untuk menggagalkan pencalonan tersebut pada saat-saat terakhir, memaksa proses pemungutan suara menjadi lebih panjang melalui debat.

Ketua Komite Intelijen Senat AS, Senator Tom Cotton (R-Ark.), dan Wakil Ketua, Senator Mark Warner (D-Va.), sebelumnya mendesak Senat untuk segera mempertimbangkan pencalonan Ratcliffe setelah disetujui oleh komite. Dalam pernyataan bersama yang dibagikan kepada The Epoch Times, keduanya mengatakan bahwa situasi geopolitik global “terlalu berbahaya” untuk menunda pencalonan Ratcliffe.

Namun, berbicara di sidang Senat pada 21 Januari, Senator Ron Wyden (D-Ore.) mengatakan bahwa ia “sangat menentang pencalonan tersebut.” Ia berpendapat bahwa Ratcliffe cenderung terlalu berpihak dan  lebih mengutamakan “melakukan apa yang menyenangkan Donald Trump” daripada bersikap jujur dan menegakkan hukum.

Cotton membantah pernyataan Warner di sidang Senat, menuduh kelompok kecil Demokrat berkonspirasi untuk menunda konfirmasi pejabat yang dicalonkan presiden guna melemahkan kemampuan Trump dalam merealisasikan kebijakannya.

Meskipun ada hambatan tersebut, Pemimpin Mayoritas Senat John Thune (R-S.D.) mengatakan bahwa Ratcliffe memiliki dukungan bipartisan yang luas dan rekam jejak yang solid dalam bidang intelijen.

“Tuan Ratcliffe, seperti Menteri Rubio, mendapatkan dukungan bipartisan setelah sidang konfirmasinya minggu lalu,” kata Thune pada 21 Januari.

“Ia akan membawa pengetahuan dan pengalaman berharga ke dalam posisinya yang baru, termasuk dari pengalamannya di Komite Intelijen DPR AS dan sebagai direktur intelijen nasional di bawah pemerintahan pertama Trump.”

Selain menjabat sebagai direktur intelijen nasional selama pemerintahan pertama Trump, Ratcliffe juga pernah menjadi perwakilan Amerika Serikat untuk Texas. Saat berada di Kongres, ia menjadi anggota Komite Intelijen DPR dan Komite Kehakiman DPR.

Ratcliffe menduduki posisi ini di tengah situasi geopolitik yang sangat tidak stabil dan akan menghadapi berbagai krisis serta kepentingan yang saling bersaing untuk mendapatkan perhatiannya.

Salah satu isu yang dihadapi adalah kampanye peretasan besar-besaran oleh Partai Komunis Tiongkok yang telah berlangsung selama beberapa dekade terhadap Amerika Serikat, yang mencakup hampir semua aspek masyarakat AS.

Selain itu, Ratcliffe juga harus menghadapi meningkatnya kerja sama ekonomi, politik, dan militer antara rezim Tiongkok, Rusia, Iran, dan Korea Utara, serta kekhawatiran tentang kemunculan drone di lokasi-lokasi sensitif di AS, gencatan senjata rapuh antara Israel dan musuh-musuhnya di Timur Tengah, dan perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.

Untuk itu, Ratcliffe mengatakan selama sidang konfirmasinya awal bulan ini bahwa ia akan memprioritaskan pengumpulan intelijen dan pengembangan strategi siber ofensif melawan musuh-musuh AS.

Ia menambahkan bahwa volatilitas geopolitik diperparah oleh persaingan yang semakin sengit untuk teknologi generasi berikutnya, seperti kecerdasan buatan dan komputasi kuantum.

“Ancaman-ancaman ini bertemu pada masa perubahan teknologi yang cepat,” kata Ratcliffe. 

“Teknologi yang muncul seperti kecerdasan buatan dan komputasi kuantum akan menentukan masa depan keamanan nasional, kekuatan geopolitik, dan peradaban manusia.”

Sumber : Theepochtimes.com

Trump  Akan Meminta Arab Saudi Tingkatkan Investasi di AS Menjadi $1 Triliun

Dalam pidato virtual di pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Trump juga menyerukan penurunan harga minyak.

ETIndonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa ia akan meminta Kerajaan Arab Saudi untuk meningkatkan rencana investasi mereka di Amerika Serikat dari $600 miliar menjadi $1 triliun.

Pada 23 Januari, dalam penampilan virtual di pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Trump mengatakan bahwa ia telah melihat laporan sebelumnya pada  Kamis tentang rencana Arab Saudi untuk menginvestasikan lebih dari $600 miliar di Amerika Serikat. Trump menyebutkan bahwa ia akan meminta pimpinan negara Timur Tengah tersebut untuk “membulatkannya menjadi sekitar $1 triliun.”

“Saya pikir mereka akan melakukannya karena kami telah sangat baik kepada mereka,” kata Trump.

Pada 23 Januari 2025, Kantor Berita Saudi yang dikelola pemerintah mengumumkan bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman bermaksud untuk “memperluas investasi dan perdagangan dengan Amerika Serikat selama empat tahun ke depan, dengan jumlah $600 miliar, dan mungkin lebih dari itu.”

Pernyataan resmi yang diterbitkan oleh Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Trump dan Putra Mahkota berbicara melalui telepon pada 22 Januari. Disebutkan bahwa percakapan tersebut juga membahas upaya untuk “menciptakan stabilitas di Timur Tengah, memperkuat keamanan regional, dan memerangi terorisme.”

Dalam wawancara dengan Bloomberg di pertemuan WEF, Menteri Keuangan Arab Saudi, Mohammed Al-Jadaan, mengatakan bahwa negara kaya minyak tersebut sudah memiliki investasi aktif senilai lebih dari $770 juta di Amerika Serikat.

Dalam wawancara yang sama, Al-Jadaan membahas upaya Arab Saudi untuk mendiversifikasi ekonominya di luar sektor energi.

Dalam pidatonya, Trump juga mengatakan bahwa ia akan meminta Arab Saudi dan OPEC untuk menurunkan harga minyak.

“Kalian harus menurunkannya,” kata Trump, “yang, sejujurnya, saya heran mereka tidak melakukannya sebelum pemilu. Itu tidak menunjukkan banyak rasa cinta.”

Trump melanjutkan bahwa jika harga minyak lebih rendah, itu akan “segera” mengakhiri perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Trump mengatakan bahwa OPEC dan Arab Saudi “bertanggung jawab sampai batas tertentu” atas konflik tersebut.

Menurut data yang diterbitkan oleh OPEC, Arab Saudi mengekspor produk minyak senilai sekitar $248,4 miliar pada tahun 2023. Jumlah tersebut mencakup sekitar 67 persen dari nilai total ekspor negara itu pada tahun tersebut.

Sumber : Theepochtimes.com