Home Blog Page 1685

Mereka Menemukan Tikus yang Terinfeksi Virus Corona di Restoran Tempat Mereka Dijadikan Hidangan

0

Pandemi COVID-19 telah menyatukan upaya para ilmuwan di seluruh dunia untuk mempercepat penelitian tentang virus corona.

Selama tahun 2013 dan 2014, sebuah studi yang diprakarsai oleh Departemen Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Vietnam yang melibatkan peneliti dari Amerika Serikat dan Vietnam untuk menemukan bagaimana perdagangan spesies liar untuk konsumsi mempengaruhi penyebaran virus corona pada manusia.

Penelitian yang dipublikasikan pada 17 Juni tahun ini merinci bahwa sejumlah besar tikus yang terinfeksi berbagai jenis virus corona ditemukan di restoran di Vietnam yang siap untuk dikonsumsi. Untuk melakukan penelitian, mereka mengumpulkan sampel dari 70 restoran.

Ini merupakan peningkatan yang cukup besar dalam kemungkinan penularan pada hewan-hewan ini setelah ditangkap dan kemudian dimasak. Sebagaimana dibuktikan secara ilmiah dalam penelitian ini, tikus yang disajikan di restoran memiliki kemungkinan 55,6% terinfeksi virus corona.

Alasan peningkatan eksponensial ini adalah stres, pengurungan, penumpukan dan pemberian makan tikus liar yang buruk yang diambil dari alam ke restoran sebagai bagian dari menu.

“Saya berharap mungkin 10% dari hewan yang ditemukan sakit, tetapi melihat lebih dari 50% mengejutkan,” kata Sarah Olson, salah satu peneliti studi tersebut.

Meskipun teori awal tentang asal-usul pandemi COVID-19 mengatakan itu di pasar satwa liar di Wuhan, Tiongkok, menu dengan tikus liar, kelelawar atau trenggiling masih ditawarkan di restoran-restoran di Vietnam.

Studi ini telah mengidentifikasi adanya enam jenis virus corona yang sudah dikenal pada kelelawar dan tikus. Meskipun ada pendekatan untuk menangguhkan impor hewan-hewan liar ini, mereka terus melakukannya sebagai produk yang dapat dikonsumsi.

Akhirnya, penelitian mengungkapkan bahwa keberadaan semua virus corona pada hewan yang ditakdirkan untuk konsumsi manusia, serta kemungkinan peningkatan mereka selama rantai pasokan sebelum disajikan di restoran, adalah risiko tinggi bagi mereka yang menyantapnya.(yn)

Sumber: zoorprendente

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/8NjnIEjqhM4

Hindari Nomor Kursi Ini Jika Anda Menginginkan Duduk di Kursi Berjendela di Pesawat

0

Tanyakan kepada setiap penggemar perjalanan tentang kesenangan liburan mereka, dan kebanyakan dari mereka akan menjawab duduk di kursi berjendela di pesawat sebagai tiga teratas mereka dalam daftar.

Ilustrasi. (Foto : Unsplash)

Sebenarnya, kursi berjendela benar-benar pilihan terbaik untuk menikmati pemandangan saat Anda bepergian, Ini membuat Anda siap untuk liburan dan mengalihkan perhatian Anda dari masalah turbulensi dan tekanan udara.

Bagi mereka yang tidak sering bepergian, mereka mungkin tidak tahu bahwa tidak semua kursi di pesawat dilengkapi dengan jendela.

Untungnya bagi mereka, seorang pramugari yang dikirim dari ‘surga’ membagikan di Twitter-nya tentang manfaat kursi yang berjendela. Menurut Erza Lisa, ada nomor tempat duduk khusus di setiap pesawat yang tidak memiliki jendela.

Bagi mereka yang tidak keberatan menutup mata atas tidak adanya jendela di samping kursi mereka, mereka dapat memilih yang ini. Meskipun perlu dicatat bahwa mayoritas orang yang bepergian dengan pesawat akan mencoba cara apa pun untuk mengamankan diri mereka sendiri dengan jendela.

Erza Lisa mengungkapkan bahwa 8A, 8F, 9A, dan 9F adalah nomor kursi yang harus Anda hindari jika menginginkan tampilan pesawat yang baik adalah prioritas Anda saat memesan tiket pesawat. Tipsnya dapat digunakan untuk berbagai pesawat mulai dari Boeing 737 hingga seri 800.

Ilustrasi. (Foto : Unsplash)

Netizens senang atas informasi yang baru ditemukan ini sehingga tweet Erza mengumpulkan lebih dari 9.000 retweet dan suka. Komentar membanjiri dalam bentuk meme dan GIF yang berterima kasih padanya untuk tips yang sangat berharga ini.

(Foto: Twitter / erza lisa)

Satu orang bahkan memberikan tips tambahan untuk orang-orang untuk lebih bersukacita.

(Foto: Twitter / erza lisa)

Sementara itu, yang lain berbagi pengalaman pribadi mereka dalam penerbangan untuk pertama kalinya dan kegembiraan mereka mendapatkan kursi berjendela.

Sekarang setelah Anda tahu, pastikan untuk merencanakan liburan Anda lebih awal dan dapatkan kursi berjendela sebelum orang lain yang mendapatkan. Anda tidak ingin menghabiskan 10 jam di pesawat menatap permukaan putih, bukan?(yn)

Sumber: goodtimes

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/8NjnIEjqhM4

Pemerintah Evaluasi Kartu Prakerja, Ini Hasilnya

0

ETIndonesia- Pemerintah menyatakan mengevaluasi Program Kartu Prakerja agar senantiasa mengupayakan tata kelola yang baik, transparan dan akuntabel. Langkah ini dilakukan demi menjamin supaya program Kartu Prakerja benar-benar menyentuh lapisan masyarakat yang membutuhkan dan belum tersentuh oleh jenis program pengaman sosial lainnya.

“Komite juga sangat mengapresiasi masukan, saran dan kritik dari publik, individu, media, masyarakat sipil hingga institusi, kementerian, dan semua lembaga lainnya. Masukan digunakan sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan Program Kartu Prakerja agar dapat diimplementasikan dengan semakin baik lagi,” ujar Ketua Tim Pelaksana Komite Cipta Kerja M. Rudy Salahuddin di Jakarta, Senin (22/6/2020) dalam siaran persnya.

Rudy menambahkan, seiring dengan perkembangan situasi pandemi Covid-19 dan upaya percepatan penanganannya yang mulai memasuki fase “kenormalan baru”, maka evaluasi terhadap Program Kartu Prakerja yang dilaksanakan saat ini sudah tepat. Supaya pada saat pembukaan gelombang empat dibuka dapat lebih memenuhi kebutuhan masyarakat, serta menjadi bagian penting dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.

Sampai saat ini, telah dilaksanakan tiga gelombang program Kartu Prakerja dengan jumlah pendaftar yang telah mencapai 11,2 juta dari 513 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia, dan sudah terpilih sebanyak 680.918 peserta.

Untuk menyesuaikan dengan arahan Presiden RI untuk memprioritaskan mereka yang penghidupannya terdampak pandemi Covid-19, maka komposisi peserta adalah sebagai berikut: pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 392.338 (58%), pencari kerja sebesar 244.531 (35%), pelaku UMKM sebanyak 7.396 (1%), dan pekerja yang masih bekerja atau dirumahkan sebesar 36.653 (6%).

Jumlah peserta yang telah mengikuti pelatihan sebanyak 573.080 peserta. Mereka memilih 1.222 jenis pelatihan, antara lain keterampilan bahasa asing terutama bahasa Inggris, keterampilan berwirausaha, pemasaran dan konten digital, bisnis kuliner, Microsoft Office dan banyak lainnya. Kemudian, sebesar 477.971 peserta telah menuntaskan paling tidak satu pelatihan dan menerima sertifikat.

Peserta yang telah menerima insentif adalah sebanyak 361.209 peserta yang berjumlah total Rp216.725 miliar.

Modul-modul pelatihan Kartu Prakerja dibuat sangat beragam berdasarkan tingkat kemudahan dan jenjang kompleksitas untuk menyesuaikan dengan latar belakang pendidikan, profesi, sebaran geografis dan minat peserta yang beragam. Sampai saat ini terdapat 3.805 jenis pelatihan dalam ekosistem Kartu Prakerja.

Tujuan dibentuknya Program Kartu Prakerja awalnya adalah untuk meningkatkan kompetensi, produktivitas dan daya saing angkatan kerja, seperti tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 36 Tahun 2020 tentang Pengembangan Kompetensi Kerja melalui Program Kartu Prakerja, serta Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Permenko Perekonomian) No. 3 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Perpres No. 36 Tahun 2020 tentang Pengembangan Kompetensi Kerja melalui Program Kartu Prakerja. Tetapi dalam proses penyusunannya, terjadi situasi kedaruratan berupa pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan negara lain di seluruh dunia.

Kondisi itu membuat semua kebijakan, program dan kegiatan pemerintah perlu disesuaikan, termasuk dengan program Kartu Prakerja. Fokus program tertuang ke dalam dua dimensi, yaitu pelaksanaannya dilakukan dengan cara yang dapat mencegah terjadinya penularan virus corona; dan bagian dari mengantisipasi dampak yang ditimbulkannya, khususnya aspek sosial dan ekonomi.

Oleh karena itu, program Kartu Prakerja pun sepenuhnya dilakukan secara daring (online) dan komposisi bantuan didominasi oleh aspek bantuan sosial (bansos), yang kemudian oleh Presiden RI Joko Widodo disebut menjadi semi-bansos. Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) No. 4 Tahun 2020 dan Peraturan Presiden (Perpres) No. 54 Tahun 2020

Program Kartu Prakerja, tergabung dalam Jaring Pengaman Sosial dengan alokasi anggaran sebesar Rp20 triliun dari total Rp110 triliun, dan ditujukan bagi 5,6 juta orang dengan mengutamakan pekerja yang terkena PHK, pekerja informal, dan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang terdampak Covid-19. (asr)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=6iSpSwuhjTE

Indonesia Siap Produksi Ventilator Lokal Tangani Pasien Corona

0

ETIndonesia- Penanganan pasien COVID-19 pada kategori tertentu membutuhkan alat bantu, salah satunya ventilator. Ketersediaan alat yang masih terbatas ini mendorong Universitas Indonesia (UI) untuk melakukan. Inovasi pembuatan ventilator lokal. Melalui terobosan ini, Indonesia diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan alat medis di masa pandemi. 

Berhasilnya inovasi ventilator lokal ini menambah capaian di bidang riset dan teknologi, khususnya peralatan kesehatan. Sebelumnya, Indonesia juga telah mendapatkan sertifikat internasional standar WHO untuk baju alat pelindung diri (APD) dan juga robot karya anak bangsa. Robot tersebut mampu untuk melakukan sterilisasi ruangan pasien COVID-19.

Menteri Riset dan Teknologi Prof. Bambang Brodjonegoro menyampaikan bahwa Indonesia telah siap untuk memproduksi ventilator sendiri. UI mendukung ketersediaan 300 unit ventilator COVENT-20 untuk sejumlah rumah sakit rujukan COVID-19. 

COVENT-20 adalah Ventilator Transport Lokal Rendah Biaya yang dikembangkan oleh Tim Ventilator UI. COVENT-20 unggul karena telah dinyatakan lulus uji klinis manusia untuk mode ventilasi CMV (Continuous Mandatory Ventilation) dan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) dari Kementerian Kesehatan RI pada 15 Juni 2020.

Mode CMV lebih kompleks dibandingkan dengan mode CPAP, karena mengatur nafas pasien pada saat pasien berada dalam kondisi tidak sadar, dan sepenuhnya fungsi pernafasan diregulasi oleh ventilator. Selain itu COVENT-20 juga telah memperoleh Ijin Edar dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, pada 19 Juni 2020.

“Meskipun barangkali masih ada komponen import di dalam ventilator tersebut, tapi saya sudah diberi informasi bahwa 70% dari ventilator yang bisa disaksikan ini berasal dari Indonesia atau lokal kontennya 70%,” jelas Prof. Bambang mengenai pembuatan ventilator ini pada konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta (24/6/2020) dalam rilis Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional

Ventilator ini berhasil dibuat atas kerja sama dua fakultas, yaitu Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teknik dari UI. Sementara itu pendanaan ventilator baik produksi dan distribusi dilakukan atas kerja sama dengan ikatan alumni dan filantropis dengan metode crowd funding.

“Kita masih menunggu tentunya ventilator-ventilator jenis lain karena dari semua ventilator yang sudah mendapatkan ijin edar, belum ada ventilator untuk ICU, namun tidak lama lagi kita akan mendapatkan ventilator untuk ICU sehingga kita memiliki lengkap semua jenis,” tambah Prof. Bambang.

Tidak hanya ventilator, Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) BRIN juga sedang memproduksi alat tes PCR dan _rapid test_. Saat ini jumlah alat _rapid test_ yang sudah diproduksi sudah mencapai 100 ribu dari 2 juta unit yang ditargetkan. 

Ia juga menambahkan bahwa Kemenristek BRIN sudah meresmikan Mobile BSL 2 pada minggu lalu (16/6). “Mobile BSL 2 ini bertujuan untuk menambah jumlah kapasitas pemeriksaan swab test di berbagai tempat di Indonesia,” tambahnya mengenai perkembangan tentang riset dan inovasi terkait COVID-19.

Terakhir, Prof. Bambang mengucapkan apresiasi serta terima kasih kepada seluruh peneliti di Indonesia terutama kepada civitas akademika Universitas Indonesia.

Sementara itu, Prof. Ari Kuncoro sebagai Rektor Universitas Indonesia menyampaikan kontribusi-kontribusi yang sudah diberikan UI kepada Indonesia dalam melawan COVID-19.

“Baru saja kami menyerahkan secara simbolis mobile ventilator kepada Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 untuk disumbangkan kepada rumah sakit yang ada di Indonesia. Rencananya akan diproduksi sebanyak 300 unit dan akan diberikan dengan basis donasi,” ucap Prof. Ari.

UI juga telah terlibat dalam penanganan COVID-19, mulai dari sukarelawan hingga menyediakan rumah sakit UI sebagai rumah sakit rujukan bagi pasien COVID-19.

“Tidak hanya itu, fakultas-fakultas yang tergabung dalam bidang ilmu sosiohumaniora juga memberikan sumbangannya melalui pemikiran-pemikiran yang dimuat dalam policy brief dan diberikan kepada pemerintah yang berisi sumbangan pemikiran bagaimana menangani COVID-19 ini,” tambah Prof. Ari.

Mengenai COVENT-20, Prof. Ari menjelaskan bahwa ventilator ini diriset dari hulu hingga ke hilir oleh UI. Pemerintah melalui Kemenristek BRIN juga mengambil peran dalam pendanaan. Hal ini sangatlah penting karena akan memberikan hasil yang maksimal, karena memenuhi model _triple helix_ (pemerintah, akademi, dan industri).

Prof. Ari menutup konferensi pers dengan menyampaikan bahwa pelaksanaan kerja sama ini adalah suatu hal yang baru dan dapat dikatakan sebagai model penta helix (masyarakat, media, pemerintah, akademi, dan industri).

“Masyarakat diwakili oleh BNPB, membutuhkan ventilator, dan juga ada media karena semua prestasi itu harus dicatat dan untuk menjadikan inspirasi bagi kita semua,” jelas Prof. Ari. (asr)

Video Rekomendasi :

Misteri Angka Corona di Jawa Timur Meninggi Hingga Ada ‘Kluster Jenazah’, Ketua Gugus Tugas Tegaskan Hal Ini

ETIndonesia- Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19,  Doni Monardo memberikan arahan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Daerah Provinsi Jawa Timur agar lebih fokus membuat kajian dan memetakan seluruh permasalahan yang kemudian menjadi pemicu tingginya angka kasus COVID-19 di wilayah timur Pulau Jawa.

Arahan tersebut disampaikan Doni mengingat bahwa angka penambahan kasus COVID-19 di Jawa Timur sudah semakin tinggi dan menyusul wilayah DKI Jakarta. Bahkan angka kematian di Jawa Timur tertinggi dibanding wilayah lain di Indonesia.

“Perlu dilakukan kajian. Penyebab utamanya apa,” kata Doni memberikan sambutan dalam kunjungan kerja di Gedung Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (24/6/2020) dalam rilis Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional.

Menurutnya, kajian dan pemetaan tersebut akan menjadi dasar awal untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan dan kebijakan penanganan sesuai kondisi dan kebutuhan tiap-tiap wilayah.

Selain berdasarkan penambahan angka kasus baru dan kematian akibat COVID-19, hal yang mendasari Doni untuk kemudian menyampaikan arahan tersebut adalah ketika mendapat paparan dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengenai munculnya klaster baru di Jawa Timur, yakni ‘klaster jenazah’.

Oleh sebab itu, Doni meminta agar Pemprov Jawa Timur agar segera mengambil langkah serius untuk memutus penyebaran COVID-19 melalui beberapa pendekatan masyarakat, salah satunya melalui pendekatan yang dimulai dari peran para anggota keluarga.

Doni meminta agar peningkatan kapasitas dan pemahaman masyarakat dalam penanganan jenazah COVID-19 harus ditingkatkan. Sehingga diharapkan tidak ada lagi upaya pengambilan jenazah pasien terkonfirmasi COVID-19 secara paksa oleh pihak keluarga.

“Setiap ada pasien yang relatif sudah risikonya tinggi, maka ini perlu penegasan kepada keluarga untuk disampaikan sehingga mereka tidak gegabah untuk mengambil alih jenazah, yang dampaknya akan timbul kasus baru,” jelas Doni.

Sebagai mana diketahui, bahwa faktor yang juga memperburuk seseorang yang terpapar COVID-19 adalah apabila yang bersangkutan memiliki penyakit penyerta lainnya seperti jantung, hipertensi, paru-paru akut dan sebagainya.

“Nah kalau di antara keluarga itu ada yang komorbid, ada yang menderita penyakit penyerta, tentu itu sangat berbahaya. Itu dampaknya bisa juga menimbulkan kematian,” imbuhnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Doni Monardo yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga memberi apresiasi Gugus Tugas Daerah Pemprov Jawa Timur atas kinerjanya dengan capaian pemeriksaan hingga 2.000 spesimen per hari.

Menurutnya, hal itulah yang juga kemudian menjadi salah satu faktor tingginya peningkatan angka kasus COVID-19 di wilayah  Jawa Timur, dengan variasi rata-rata hingga 300 per hari.

“Perlu diapresiasi karena telah melampaui 2.000 spesimen perhari, oleh karena itu wajar kalau setiap harinya bisa mendapatkan variasi hingga rata-rata 200-300 per hari,” kata Doni.

Kemudian, Doni juga mengharapkan agar Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II (Kogabwilhan II) agar meningkatkan kepedulian masyarakat untuk selalu patuh tanpa perlu menunggu arahan. Sebab, kesadaran masyarakat tersebut yang kemudian dapat mengurangi risiko penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. 

“Saya harapkan pangkogabwilhan dan TNI/Polri untuk meningkatkan kepedulian masyarakat, sehingga seluruh warga itu betul-betul dapat meningkatkan kepatuhan. Bukan karena ada TNI tapi karena personal. Tanpa ada arahan, masyarakat bisa ikhlas,” jelas Doni.

Lebih lanjut, Doni juga menekankan agar pendekatan secara religi juga digalakkan. Menurutnya, upaya pencegahan penyebaran COVID-19 adalah bagian dari ibadah.

Sehingga apabila seseorang dapat melindungi diri sendiri, maka berarti juga dapat melindungi orang lain. 

“Upaya pencegahan adalah bagian dari ibadah. Kalau kita bisa melindungi diri sendiri, berarti kita bisa melindungi orang lain,” jelas Doni.

Sebagai informasi, hingga Rabu (24/6) kasus penambahan COVID-19 di Jawa Timur ada sebanyak 183 orang, sehingga totalnya menjadi 10.298. Kemudian untuk pasien sembuh bertambah 80 dan totalnya adalah 2.995 orang. Sedangkan kasus meninggal dilaporkan menjadi 750 setelah ada penambahan sebanyak 9 orang. (asr)

Video Rekomendasi :

Kemenangan Pria yang Kehilangan Pekerjaannya Setelah Menolak untuk Membunuh Dua Bayi Beruang

0

Kebenaran dapat disembunyikan untuk sementara waktu, tetapi tidak selamanya. Ini tampaknya sangat pas, terutama untuk petugas konservasi di British Columbia, Kannada, Bryce Casavant, yang tidak mematuhi perintah atasannya dan menolak untuk membunuh dua anak beruang, yang mana membuat dirinya dipecat dari pekerjaanya pada tahun 2015.

Alih-alih untuk membunuh mereka seperti yang diperintah atasannya, pria itu membawa dua bayi beruang ke dokter hewan sehingga setelah beberapa pemeriksaan mereka akhrinya dilepaskan ke habitat alaminya.

Sebagai akibat pembangkangannya, Casavant dipecat, tetapi hari ini, lima tahun kemudian, dia memenangkan gugatan atas pemecatannya yang tidak adil di hadapan pengadilan tinggi provinsi.

Peristiwa itu terjadi ketika ibu dan anak beruang itu ditemukan sedang makan sampah dari lingkungan penduduk dan menyerbu kulkas. Mengabaikan perintah atasannya untuk membunuh hewan itu, Casavant ditangguhkan tanpa bayaran dan akhirnya diberhentikan dari pekerjaannya.

Pekan lalu, Pengadilan Banding memutuskan bahwa pemecatan Bryce Casavant seharusnya ditangani berdasarkan Undang-Undang Kepolisian, karena dia bertindak sebagai agen provinsi khusus, dan bukan di bawah perjanjian bersama dan Dewan Hubungan Perburuhan. .

“Batalkan apa yang terjadi. Secara hukum, seolah-olah pemecatan itu tidak pernah terjadi, ”jelas Casavant.

Sementara itu, atasannya mengatakan bahwa dia memerintahkannya untuk membunuh seluruh keluarga beruang “dengan alasan mereka sudah terbiasa dengan merebut makanan manusia”, menurut dokumen pengadilan. Meskipun Casavant membunuh ibunya, dia tidak tega untuk membunuh anaknya yang baru berusia 8 minggu.

Sebaliknya, dia menangkap mereka dan membawanya ke dokter hewan. Anak-anak beruang itu kemudian dipindahkan ke fasilitas rehabilitasi satwa liar dan akhirnya dilepaskan kembali ke alam liar.

“Saya dipecat karena tidak mengikuti perintah dan pertarungan hukum yang panjang mulai melawan keputusan. Keadilan akhirnya tercapai, ”kata pria itu.

Minggu ini, Casavant berpendapat bahwa, sebagai agen khusus yang ditunjuk berdasarkan undang-undang, dia memiliki hak untuk membuat keputusan akhir tentang apakah akan menggunakan senjata api atau tidak, yang cukup bagi hakim untuk memutuskan bahwa Casavant harus segera dikembali ke pekerjaan lamanya .

Pakar hak-hak hewan, Rebeka Breder, telah mengatakan tentang kasus ini bahwa keputusan itu bisa sangat penting untuk menjadi preseden dan membuat perbedaan dalam kasus-kasus di masa depan di mana petugas harus membuat keputusan semacam ini.(yn)

Sumber: zoorprendente

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/8NjnIEjqhM4