Home Blog Page 1778

Pria Ini Menggunakan 80% dari Gajinya untuk Merawat Anjing dan Kucing Liar

0

Bagi sebagian orang, dia adalah Dr. Roslee Abbas, seorang Muslim yang taat yang paham Al Quran dan Hadits, serta seorang dosen senior penuh waktu di Universitas Malaysia Sabah dengan gelar doktor dalam psikologi sosial.

Bagi yang lain, dia adalah orang di belakang HEART: Helping Animals Rescue Team dan mencurahkan semua upayanya untuk menyelamatkan dan merawat hewan-hewan liar, termasuk anjing.

Meskipun pekerjaan hariannya membuatnya sibuk dari subuh hingga senja, enam hari seminggu, Roslee menghabiskan tujuh jam setiap hari berkeliling Kota Kinabalu hanya untuk memberi makan lebih dari 60 hewan liar, lapor Sin Chew Daily.

Heart: Helping Animals Rescue Team adalah organisasi nirlaba, Roslee mengungkapkan bahwa ia menghabiskan rata-rata 70 hingga 80 persen dari gajinya untuk biaya makanan hewan dan biaya pengobatan.

“Syukurlah, aku tidak mati kelaparan setelah bertahun-tahun,” katanya.

Pria berusia 55 tahun itu terdorong untuk membantu hewan-hewan liar setelah dia melihat bagaimana tetangganya mengabaikan anjingnya, yang kemudian melarikan diri dan ditabrak mobil. Roslee kemudian mengadopsi anjing itu, memelihara bersama dengan kucing-kucing lain yang diselamatkan di rumahnya.

Roslee menceritakan kata-kata ibunya: “Segala sesuatu diciptakan oleh Tuhan, dan tidak ada yang berhak mengambil nyawanya.”

Selama lebih 20 tahun, ia telah mendedikasikan dirinya untuk menyelamatkan hewan.

Setelah mempelajari Al-Quran ia menyadari teks keagamaan hanya menyebutkan bahwa air liur anjing mengandung bakteri dan virus dan karenanya perlu untuk mencuci diri setelah bersentuhan dengannya.

Karena sabun yang mengandung bahan-bahan tradisional kini tersedia di mana-mana, Roslee mengatakan itu tidak masalah baginya.

Dia juga menunjukkan bagaimana Alquran mendorong orang untuk bersikap baik kepada hewan dan dalam cerita tertentu, bahkan mendorong mereka untuk memperlakukan anjing liar dengan baik.

Bahkan, dia pernah mengubur sendiri babi mati. Suatu hari ketika dia sedang dalam perjalanan pulang dia melihat hewan itu ditabrak oleh kendaraan. Tanpa ragu, dia membawa babi itu ke daerah hutan terdekat dan mengubur bangkainya di sana agar tidak terlindas mobil.

Di Facebook, Roslee merinci setiap upaya penyelamatannya dengan harapan bisa memengaruhi orang lain untuk mencintai hewan yang tersesat, serta untuk menyebarkan kesadaran di antara masyarakat.

“Selain memberi tahu orang Muslim lainnya bahwa tidak ada yang salah dengan menyelamatkan dan mencintai anjing, saya juga ingin membuat orang non-Muslim melihat bahwa orang Muslim tidak benar-benar membenci anjing.”(yn)

Sumber: Asiaone

Pertunjukan Kembang Api Tahun Baru 2020 Memperlihatkan Jiwa Semangat Taiwan

0

ETIndonesia – Puncak acara akhir tahun akan diakhiri pertunjukan tahunan Kembang Api Tahun Baru Taipei 101. Tahun ini, Taipei 101 akan melanjutkan tema “Surprise101 – New 101 Amazing Year”, dengan estetika gaya hidup, humaniora dan seni, serta kreativitas mode sebagai elemen imajinatif. 

Melansir dari siaran pers yang diteruksan oleh TETO Indonesia, (30/12/2019) Jaringan lampu T-Pad (T-Pad Light Network) yang telah diperbaharui dan desain kembang api, menyatukan kurasi dan pesta artistik bertema “Cahaya Harapan – Taiwan” terjalin dalam pertunjukan kembang api kelas dunia yang menakjubkan.

Sinar Harapan – Taiwan Menyambut Babak Baru di Tahun 2020

Tema pertunjukan kembang api Tahun Baru Taipei 101 tahun 2020 adalah “Sinar Harapan Taiwan”. Melambangkan Taiwan adalah sebuah kapal harapan yang membawa keragaman budaya, serta beragam kehidupan dan produk alami. 

Seluruh rakyat Taiwan berada di kapal harapan ini menyambut 2020 dengan harapan dan impian baru, dan memulai babak baru dalam kehidupan bersama!

Animasi pertunjukan kembang api tahun baru kali ini berisikan empat bab dan enam paragraf. Pertama, “Animal Friendly Say Hi” meluncurkan animasi pembuka diantaranya kucing kuwuk, beruang hitam, kaisar, penyu hijau, spoonbill berwajah hitam, salmon kait ceri, dll. Hewan-hewan konservasi langka di Taiwan ini semua ikut menyambut warga Taiwan di momen pertama perayaaan tahun baru 2020. Kemudian dilanjutkan dengan munculnya sebuah perahu harapan dengan membawa m

impi dan harapan, yang menyatukan kekuatan semua pihak ke dalam titik cahaya, yang siap mengajak penonton untuk berangkat dan melakukan perjalanan bersama. Setelah melalui empat bab pengalaman perjalanan “Harapan”, “Alam”, “Maju”, dan “Masa Depan”, bagian terakhir muncul gambar “2020 GO Taiwan!” Cahaya pengapian dan animasi yang indah tidak hanya menerangi langit malam, tetapi juga menerangi visi masa depan Taiwan. Mari kita bersama Sinar- Harapan menuju tahun baru penuh harapan dan mimpi indah di 2020!

Kembang api “ Three Changes in Symphony” yang spektakuler

Setiap tahun, Peluncuran kembang api di Taipei 101 sangat memukau. Namun, baik desain kembang api maupun proses peluncuran kembang api itu sendiri sangatlah tidak mudah. Karena pelepasan kembang api berada di pusat kota Taipei, dan ada jutaan penonton yang memadati area sekitar tempat peluncuran, maka jarak tembakan kembang api terbatas. Selain memperhatikan keamanan bangunan itu sendiri dan bangunan di sekitarnya, juga harus memastikan keselamatan warga.

Oleh karena itu, kembang api yang digunakan di Taipei 101 setiap tahunnya adalah “Single Pipe Firework” dengan risiko yang lebih rendah, bukan bubuk mesiu atau “bom kembang api” yang beresiko lebih tinggi.

Ledakan kembang api umumnya memiliki beberapa tingkat variasi, terlepas dari warna atau pola, dan efek kembang api lainnya dapat ditampilkan dengan indah. Sebaliknya, single pipe firework memiliki variasi yang terbatas dan efek teknik ledakan kembang api tidak beragam seperti bom kembang api. 

Namun tahun ini, Taipei 101 mengatasi keterbatasan single pipe firework dengan menggunakan teknologi baru untuk menciptakan efek kembang api yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Dapat menampilkan dua jenis dan tiga warna kembang api sekaligus dalam satu single pipe firework, yang secara signifikan meningkatkan efek variasi kembang api. Dijamin penonton di seluruh dunia dapat menyaksikan kembang api yang luar biasa menakjubkan dan terkaget-kaget.

Untuk ketiga kalinya, Taipei 101 telah mengintegrasikan T-Pad Light Network ke dalam perencanaan keseluruhan untuk pertunjukan Tahun Baru kali ini, dan juga menjadi bagian penting dari pertunjukan seni “Surprise 101. 101 amazing New Year”. 

Tahun ini, jaringan lampu T-Pad diperbaharui, dikustomisasi dan dicetak ulang, diatur dengan teknologi grid transparan yang sepenuhnya tertutup. Selain itu, setiap lampu LED di T-Pad Light Network telah melalui IP68 (Ingress Protection 68) pemeriksaan standar tinggi, memiliki tingkat ketahanan air dan debu tertinggi, yang memungkinkan publik untuk melihat sepanjang 235 meter, lebar 36 meter, luas 8.400 meter persegi, mencakup 34F-91F, dan total 140.000 lampu LED yang terbentuk dalam T-Pad Light Network.

Melalui layar persegi panjang penuh tertinggi di dunia ini, kita menikmati pesta visual terkeren.

Apakah Anda siap berkunjung ke Taipei 101 untuk melewati pergantian tahun baru disana? (asr)

Di Bawah Todongan Pistol, Seorang Wanita Memegang Poster Epoch Times untuk Mengkritik Polisi Hong Kong

0

Eva Pu – The Epochtimes

Dalam sebuah pertunjukan menantang yang memukau, seorang pengunjuk rasa  Hong Kong tanpa senjata mengangkat poster yang diproduksi oleh The Epoch Times edisi Hong Kong. Ia sambil menunjuk seorang petugas polisi yang mengarahkan pistol kepadanya. 

The Epoch Times tidak dapat mengidentifikasi siapa wanita tersebut, tetapi memahami bahwa polisi tidak menembakkan senjata dan bahwa pengunjuk rasa dengan aman meninggalkan lokasi unjuk rasa pada tanggal 22 Desember.

Poster tersebut berisi pesan yang menjadi populer di kalangan pengunjuk rasa Hong Kong, bertuliskan “Langit Akan Memusnahkan Partai Komunis Tiongkok,” dalam bahasa Mandarin dan Inggris. 

Slogan ini menyebar ke sudut-sudut jalan, dinding, dan karya seni di Hong Kong di tengah unjuk rasa pro-demokrasi dalam beberapa bulan terakhir.

Seorang pria pengunjuk rasa sebelumnya menjelaskan makna slogan itu sebagai “semoga Tuhan berbelas kasihan untuk menghancurkan Partai Komunis Tiongkok.”

“Kami ingin Partai Komunis Tiongkok benar-benar hancur,” katanya.

Insiden pada hari Minggu adalah salah satu yang terbaru dalam unjuk rasa Hong Kong yang telah berlangsung selama lebih dari enam bulan, di mana warga Hong Kong marah atas perambahan rezim Tiongkok yang semakin berkembang dalam urusan Hong Kong. 

Para pengunjuk rasa secara konsisten menyerukan lima tuntutan, mencakup hak pilih universal dan penyelidikan independen terhadap dugaan kebrutalan polisi.

Para pengunjuk rasa mengorganisir aksi hari Minggu untuk mendukung minoritas Uighur yang tertindas di Xinjiang, wilayah barat laut Tiongkok.

Pada hari itu, polisi juga menangkap setidaknya dua pengunjuk rasa yang berusaha membakar satu bendera bintang lima Komunis Tiongkok. Polisi juga menggunakan pentungan dan semprotan merica untuk membubarkan pengunjuk rasa yang lain.

Memberikan Kebenaran Dari Garis Depan

Jurnalis The Epoch Times melaporkan di lapangan sejak hari pertama unjuk rasa pro-demokrasi pada bulan Juni untuk memberikan informasi independen dan tanpa sensor mengenai gerakan kepada rakyat Hong Kong, Tiongkok, dan seluruh dunia.

Namun demikian, pelaporan independen harus dibayar mahal.

Bulan lalu, empat penyusup bertopeng membakar pabrik percetakan The Epoch Times edisi Hong Kong, sebuah insiden yang berciri khas siasat rezim Tiongkok.

 Dua dari empat pria tersebut membawa tongkat yang dapat diperpanjang untuk mengintimidasi staf pers percetakan, sebelum dua pria lainnya menuangkan cairan yang mudah terbakar di lantai pabrik untuk membuat api. Api merusak setidaknya dua mesin cetak dan empat gulungan kertas cetak.

Pabrik percetakan tersebut mengalami beberapa kali serangan sebelum pembakaran tersebut. Insiden itu masih dalam penyelidikan.

Serangan itu memicu kecaman keras dari anggota parlemen dan kelompok pembela di Amerika Serikat, yang meminta pihak berwenang untuk menyelidiki insiden itu.

 “Polisi harus mengambil langkah segera untuk menangkap mereka yang bertanggung jawab atas pembakaran pabrik percetakan Epoch Times, dan memastikan mereka dimintai pertanggungjawaban,” kata Steven Butler, Koordinator Program Asia  Committee to Protect Journalists atau CPJ dalam pernyataan pada tanggal 22 November.

 Menanggapi pembakaran itu, Senator Josh Hawley dari Partai Republik (R-Mo.) mengatakan: “Setiap serangan terhadap kebebasan pers adalah serangan terhadap kebebasan yang dijanjikan kepada warga Hong Kong.”

 “Ini merupakan serangan terhadap fungsi dasar demokrasi.”

 “Hanyalah rezim totaliter yang takut dengan apa yang ditulis oleh pers,” kata Senator Bob Menendez dari Partai Demokrat  mengenai insiden itu.

Pada bulan April tahun ini, sebuah waralaba di Hong Kong tiba-tiba membatalkan kontrak distribusinya dengan The Epoch Times edisi Hong Kong dan menarik koran dari rak pajangan.

Cédric Alviani, direktur biro Asia Timur untuk Reporters Without Borders, mengamati pada waktu itu bahwa ia “tidak melihat alasan apa pun selain tekanan dari otoritas Tiongkok untuk penarikan koran The Epoch Times dari rak pajangan.”

Jurnalis dari Epoch Media Group, yang merupakan bagian The Epoch Times, juga sangat dekat dengan gas air mata dan meriam air di garis depan.

 Dingding Ou, wanita yang melaporkan selama siaran langsung unjuk rasa untuk NTD, afiliasi The Epoch Times, terbentur tabung gas air mata dan pingsan selama siaran langsung unjuk rasa bulan Agustus setelah menghirup gas air mata.

 “Meskipun operasi pembersihan polisi dapat berubah menjadi kekerasan, kami masih tetap ingin memberikan informasi yang jujur ​​dan langsung kepada hadirin,” kata Dingding Ou setelah insiden itu.

 Frank Fang dari The Epoch Times biro Taiwan, saat meliput bentrokan antara polisi dengan pengunjuk rasa di Mong Kok pada Selasa malam, menjadi sasaran gas air mata yang digunakan oleh polisi untuk membubarkan pengunjuk rasa. 

“Saya merasa bau gas air mata masih ada di hidung atau paru-paru saya,” katanya beberapa jam setelah bentrokan. Malam itu, polisi juga menembakkan meriam air ke arah sekitar selusin pengunjuk rasa.

 “Sungguh mengharukan bagi kami dan kami berasa kurang berperan bila melihat seberapa berani rakyat Hong Kong, dan peran penting yang dimainkan oleh informasi The Epoch Times yang independen,” kata Jasper Fakkert, Pemimpin Redaksi The Epoch Times edisi Amerika Serikat.

 Misi Inti

Jasper Fakkert mengatakan bahwa pelaporan The Epoch Times di Hong Kong menyuarakan misi inti surat kabar The Epoch Times, yaitu untuk memberikan kebenaran kepada pembaca.

 “Moto kami adalah Kebenaran dan Tradisi, serta wartawan dan pembaca kami sama-sama mempertaruhkan hidupnya di Hong Kong adalah contoh yang jelas akan hal ini,” kata Jasper Fakkert.

 “The Epoch Times adalah media yang benar-benar independen. Kami bebas dari pengaruh pemerintah, perusahaan, atau partai politik mana pun — inilah yang membuat kami benar-benar berbeda.”

 The Epoch Times edisi Hong Kong juga menonjol sebagai salah satu dari sedikit surat kabar di Hong Kong yang secara konsisten menolak untuk menyerah pada tekanan rezim komunis.

 Pada tanggal 12 November, misalnya, halaman depan enam media dari delapan media Hong Kong memuat iklan yang meminta para pemilih untuk “menentang kerusuhan” — sebuah label yang digunakan oleh outlet propaganda rezim Tiongkok untuk menandai unjuk rasa Hong Kong — sementara The Epoch Times memilih untuk meliput pengepungan polisi di Universitas Hong Kong yang terjadi malam sebelumnya.

 Sebagai hasil dari pelaporan independennya, The Epoch Times melihat peningkatan tajam dalam jumlah pembaca di Hong Kong, serta di seluruh dunia.

 Serangan Media Terhadap The Epoch Times di Amerika Serikat

 Sementara di Hong Kong, wartawan The Epoch Times mempertaruhkan nyawanya, dan pers The Epoch Times dibakar, di Amerika Serikat terjadi beberapa kali serangan media terhadap The Epoch Times dalam beberapa bulan terakhir.

 Pada bulan Agustus, NBC News membuat banyak klaim keliru mengenai The Epoch Times — yang sebagian merupakan propaganda yang diproduksi olehi Komunis Tiongkok — yang mengakibatkan The Epoch Times kehilangan kemampuannya untuk mengiklankan konten dan produknya di Facebook.

 Dimulai pada tanggal 20 Desember, organisasi media di Amerika Serikat dan di seluruh dunia melaporkan klaim yang tidak tepat melalui Facebook bahwa Epoch Media Group terhubung dengan sebuah perusahaan media yang dihukum karena perilaku tidak autentik.

 “The Epoch Times adalah organisasi media independen. Yang berarti bahwa pelaporan kami seringkali berbeda dari media lain. Kami tidak boleh membicarakan motif organisasi media lain, tetapi kami kecewa dengan berlanjutnya pelaporan yang tidak tepat mengenai The Epoch Times,” kata Stephen Gregory, penerbit The Epoch Times edisi bahasa Inggris di Amerika Serikat.

Dalam surat bertanggal 15 November kepada CEO Facebook Mark Zuckerberg, Senator Jim Banks dari Partai Republik  mengemukakan kekhawatiran atas upaya Komunis Tiongkok untuk mengekang suara-suara yang berbeda pendapat di Barat.

 “Kini seluruh dunia lebih membutuhkan kertas pembangkang Tiongkok daripada sebelumnya. Perusahaan-perusahaan Amerika harus mendukung nilai-nilai Amerika — bukannya mendukung nilai-nilai Tiongkok,” tulis Jim Banks dalam surat itu. (Vivi/asr)

Penduduk Kota di Tiongkok Berpindah di Komunitas Kecil di Pedesaan untuk Menemukan Kehidupan yang Lebih Sederhana

0

Yang Zhaoyu berhenti dari pekerjaannya di sebuah kota besar di Tiongkok sembilan bulan lalu dan pindah ke sebuah komunitas kecil yang mengajarkan kehidupan yang berkelanjutan.

“Setelah lulus dari perguruan tinggi, saya menjalani kehidupan yang sangat umum,” kata mantan pengembang perangkat lunak berusia 30 tahun itu. “Aku berkencan, menikah, dan menemukan pekerjaan.”

Tetapi Yang menyadari bahwa dia menginginkan sesuatu yang berbeda, jadi dia meninggalkan kariernya di Suzhou, sebelah barat Shanghai, dan menemukan kehidupan baru di komunitas terpencil yang berada di sekitar pertanian berkelanjutan dan organik.

Kota-kota besar di Tiongkok yang penuh sesak telah menarik ratusan juta orang dari desa-desa dan kota-kota kecil untuk mencari pekerjaan dan kekayaan, tetapi orang-orang seperti Yang adalah bagian dari tren yang muncul ke arah yang berlawanan.

Dikenal sebagai Another Community, rumah baru Yang adalah satu jam berkendara di luar Kota Fuzhou di Provinsi Fujian, di sebuah desa bernama Guanzhong. Itu didirikan oleh Tang Guanhua, 30 tahun, dan istrinya, Xing Zhen, 35 tahun, pada akhir 2015.

Tang di luar rumah “igloo” buatannya sendiri. (Foto: scmp/ Denise Hruby)

Setelah satu tahun di Another Community, warga dapat memilih untuk memiliki suara dalam urusannya dan menggunakan dana dan sumber daya bersama. Saat ini ada lima anggota tetap.

Sekarang terbuka untuk umum untuk percobaan empat bulan.

Sejak pertengahan Oktober, lebih dari 20 penduduk potensial – dari mantan pemrogram komputer hingga guru Bahasa Inggris online dan videografer lepas – telah mendaftar untuk bergabung dengan komunitas ini.

Videografer lepas Chen Yan mengatakan dia awalnya berencana untuk tinggal hanya satu minggu ketika dia datang pada bulan Oktober, tetapi akhirnya tinggal sebulan.

“Saya tinggal di sebuah ruangan yang … setengah terbuka dan tetap terhubung dengan dunia luar, ke gunung,” kata pria 24 tahun itu. “Aku tinggal lebih lama karena aku ingin terus merasakan kepenuhan itu, kekayaan itu.”

Rumah “igloo” Xing dan Tang.(Foto: scmp/ Denise Hruby)

Komunitas ini juga berfungsi sebagai tempat aman bagi wanita transgender berusia 63 tahun, Liu Peilin, yang telah mengenal Tang selama beberapa tahun.

Pada tahun 2018, masyarakat harus menghancurkan banyak dari apa yang telah mereka bangun karena tekanan dari pemerintah daerah, meskipun dalam beberapa bulan terakhir mereka dibiarkan.

“Apa pun yang mereka lakukan, saya hanya berharap mereka berhasil,” kata pejabat desa, bermarga Lin.

Media Tiongkok penuh dengan cerita tentang orang-orang yang mencari gaya hidup alternatif di pedesaan.

Sebuah surat kabar melaporkan pada tahun 2018 bahwa seorang wanita muda telah pindah ke Pegunungan Zhongnan di Provinsi Shanxi mencari kehidupan pertapa. Kisahnya menjadi viral di media sosial setelah dia diusir secara paksa.

Gunung-gunung sejak saat itu menarik perhatian kaum muda dari seluruh Tiongkok. Pada satu titik, komunitas itu memiliki lebih dari 600 penduduk, banyak mantan penghuni kota, menurut laporan media.

Pemerintah daerah, jengkel dengan apa yang mereka lihat sebagai serangan, merobohkan sebagai bangunan ilegal.(yn)

Misteri Kapal Hantu dengan 7 Jenazah yang Terdampar di Jepang

0

ETIndonesia – Seorang pejabat Penjaga Pantai Jepang mengatakan, pada (29/12/2019) bahwa pihaknya pada 28 Desember menemukan sebuah kapal penangkap ikan yang sudah rusak dengan 7 jenazah di atas kapal yang terdampar di Pulau Sado.

Pulau itu berjarak sekitar 900 kilometer jauhnya dari Korea Utara. Dugaan sementara bahwa mereka adalah nelayan Korea Utara.

Bagaimana duduk perkara kejadiannya?

Kantor Berita AFP melaporkan bahwa seorang pejabat Penjaga Pantai Jepang mengatakan bahwa 5 jenazah di antaranya telah diidentifikasi sebagai laki-laki. Sedangkan 2 jenazah lainnya sudah rusak sehingga sulit untuk diidentifikasi jenis kelaminnya. 

Temuan Ini adalah untuk pertama kalinya sebuah kapal yang rusak parah dengan 7 jenazah di dalamnya terdampar di Pulau Sado, Jepang.

Pejabat mengungkapkan bahwa kapal kayu tersebut sudah patah dari bagian lambungnya. Tidak ada informasi yang tersedia untuk menunjukkan kewarganegaraan mereka, kecuali beberapa karakter dan angka Korea yang dicat di dinding kapal yang masih bisa terbaca.

Media Jepang ‘Yomiuri Shimbun’ menyebutkan, bahwa dalam tahun ini, setidaknya ada 156 unit kapal sepertinya nelayan Korea Utara yang terdampar di pantai Jepang atau ditemukan hanyut di perairan Jepang. 

Para ahli menunjukkan bahwa para nelayan Korea Utara terpaksa harus menangkap ikan ke laut jauh untuk mencapai hasil tangkapan yang ditargetkan oleh pemerintah.

Tahun lalu, Jepang memulangkan 10 orang warga Korea Utara yang berada dalam sebuah kapal kecil yang hanyut sampai ke perairan laut bagian utara Jepang. 

Pada bulan Oktober tahun ini, kapal nelayan Korea Utara lainnya tenggelam di laut Jepang setelah bertabrakan dengan kapal patroli pantai Jepang. Sekitar 60 orang yang berada dalam kapal itu berhasil diselamatkan. (Sin/asr)

FOTO : Kapal terdampar di pantai Jepang (ANNnewsCH)

Boom! Strategi Perdagangan Komunis Tiongkok yang Hanya Meledakkan ‘Wajahnya Sendiri’

0

Steven W. Mosher

Dengan lolosnya U.S.-Mexico-Canada Agreement -USMCA- atau Kesepakatan Dagang Amerika Serikat-Meksiko-Kanada di DPR Amerika Serikat, siapa pecundang terbesar di dunia? Jawabannya adalah mudah. Yaitu Komunis Tiongkok. 

Raksasa Komunis itu menjadi aneh saat tiga negara di benua Amerika Utara menemukan kembali zona perdagangan bebas terbesar dan terkaya di dunia. 

Pakta perdagangan Amerika Serikat-Meksiko-Kanada akan mencakup populasi hampir 500 juta orang dan memiliki Produk Domestik Bruto  gabungan hampir 24 triliun dolar.

Apakah fase pertama kesepakatan dagang Amerika Serikat-Tiongkok akan terwujud? — mengingat bahwa Tiongkok telah meninggalkan kesepakatan pada menit terakhir sebelumnya. 

Penandatanganan Kesepakatan Dagang Amerika Serikat-Meksiko-Kanada yang sah secara hukum, akan semakin memperkuat posisi Amerika Serikat dalam perang dagang yang sedang berlangsung. Dan, rezim Komunis Tiongkok hanya akan menyalahkan dirinya sendiri.

Seperti hampir semua orang, para pemimpin Komunis Tiongkok benar-benar meremehkan kekuasaan Presiden Donald Trump untuk tetap menjabat sebagai presiden, dan tekad Donald Trump untuk membela industri dan buruh Amerika Serikat.

Pemimpin Komunis Tiongkok Xi Jinping mungkin mengira negaranya dapat terus berbuat curang seperti biasa setelah pemilihan umum terakhir. Inilah yang paling banyak mendapat omelan masyarakat dari Washington, bersamaan dengan satu atau dua isyarat simbolis dalam perdagangan.

Dan mengapa Xi Jinping tidak memikirkan hal ini? Obama pernah menegurnya di Taman Mawar atas pencurian kekayaan intelektual oleh dunia maya Tiongkok. Akan tetapi setelah teguran pedas tersebut, tidak ada konsekuensi nyata yang dilakukan setelah itu.

Xi Jinping juga tidak khawatir mengenai tarif. Obama hampir tidak melakukan apa-apa selama delapan tahun menjabat untuk menangkal dumping yang dilakukan Tiongkok. Selain hanya mengajukan keluhan sia-sia kepada Organisasi Perdagangan Dunia yang tanpa kompromi. 

Obama pernah sekali menerapkan bea impor pada beberapa produk Tiongkok — ban dan baja — yang tidak menghentikan ekonomi Amerika Serikat yang lebih luas untuk dikuasai oleh Tiongkok. Apakah ini hanya simbolisme?

Kemudian datanglah Donald Trump.

Hasrat pertama rezim Komunis Tiongkok hampir selalu menawarkan suap —  Partai Komunis Tiongkok dipicu oleh korupsi — dan itulah tepatnya yang dilakukan para utusan  Komunis Tiongkok segera setelah pemilihan umum. 

Bahkan sebelum presiden baru diambil sumpahnya, Komunis Tiongkok menawarkan tawaran yang manis untuk anggota keluarga sang presiden. 

Dan, mengapa Komunis Tiongkok tidak melakukannya? Komunis Tiongkok berhasil melakukannya sebelumnya, tidak kurang dari tiga keluarga politik Amerika Serikat yang terkenal. Steven W. Mosher akan membiarkan pemirsa menebak sendiri yang mana.

Namun kali ini, Komunis Tiongkok ditolak.

Komunis Tiongkok melihat pembukaan lain saat “Little Rocket Man” mulai menimbulkan masalah di Semenanjung Korea. 

Komunis Tiongkok bergegas dengan tawaran untuk menengahi, jelas berharap untuk memenangkan hati — atau setidaknya mengulur waktu — dengan presiden baru dalam masalah perdagangan.

Hal ini juga berhasil Komunis Tiongkok terhadap presiden-presiden Amerika Serikat sebelumnya. 

Bahkan, Komunis Tiongkok berhasil bekerja dua kali dengan mantan presiden Amerika Serikat, pertama dengan Bill Clinton dan kemudian dengan George W. Bush. 

Namun, hal itu tidak berlangsung lama sebelum Donald Trump menyingkirkan  perantara dari Tiongkok dan bertemu langsung dengan Kim Jong Un di Singapura. Dan rudal berhenti terbang — setidaknya untuk saat ini.

Meski begitu, pejabat Komunis Tiongkok menganggap mereka masih di atas angin. Komunis Tiongkok belajar selama seperempat abad terakhir betapa mudahnya memanipulasi sistem politik Amerika untuk keuntungan mereka. 

Komunis Tiongkok yakin penghuni Gedung Putih saat ini, seperti para pendahulunya, akan segera menyerah di bawah gabungan Wall Street, “K” Street, dan tajuk rencana tanpa akhir mengenai fantasi ekonomi yang dikenal sebagai “perdagangan bebas.” 

Janji kampanye Donald Trump untuk menerapkan tarif besar-besaran terhadap barang buatan Tiongkok tidak akan pernah terjadi — atau setidaknya begitulah yang dipikirkan oleh  Komunis Tiongkok.

Donald Trump tetap maju dengan pungutan suara putaran pertama, menjanjikan untuk mewujudkan lebih banyak kecuali Komunis Tiongkok tidak berbuat curang lagi.

Bukannya mundur,  Komunis Tiongkok memutuskan untuk menaikkan taruhan dan langsung ikut campur dalam pemilihan jangka-menengah pada tahun 2018. 

Propaganda anti Donald Trump mulai mengalir keluar dari stasiun-stasiun radio dan televisi yang dikendalikan Komunis Tiongkok di Amerika Serikat. 

Sisipan iklan berbayar yang menyerang kebijakan perdagangan Donald Trump mulai bermunculan di surat kabar Amerika Serikat.

Tetapi campur tangan nyata datang dalam bentuk tarif Beijing.

Sementara putaran awal tarif Amerika Serikat di Tiongkok adalah hukuman — dijatuhkan sebagai hukuman terhadap perusahaan tertentu yang bersalah karena mencuri teknologi Amerika Serikat. 

Politik Komunis Tiongkok secara terang-terangan — menargetkan ekonomi negara bagian yang mendukung Donald Trump seperti Iowa dengan harapan menggoyang pemilih Amerika Serikat. Supaya para pemilih menentang Donald Trump dan kebijakannya.

Dibandingkan gangguan kecil terhadap pemilihan umum yang dilakukan oleh Rusia pada tahun 2016, apa yang diusahakan oleh Komunis Tiongkok pada tahun 2018 adalah campur tangan ikatan yang besar. 

Tetapi itu semua adalah sia-sia. Dukungan untuk bersikap keras terhadap Komunis Tiongkok di antara para pendukung presiden — dan di antara warga Amerika pada umumnya — adalah tidak goyah.

Sejak saat itu, perilaku Komunis Tiongkok adalah studi kasus dalam bernegosiasi dengan itikad buruk. 

Perwakilan Dagang Amerika Serikat Robert Lighthizer, menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk memperbaiki kesepakatan dagang setebal 150 halaman dengan rekan-rekannya dari Tiongkok yang diingkari Tiongkok pada bulan Mei tahun ini. 

Setelah menghalang-halangi selama berbulan-bulan, Beijing kembali ke meja perundingan pada bulan Oktober saat batas waktu tarif sudah dekat. 

Untuk mencegah tarif tambahan, Wakil Perdana Menteri Tiongkok Li bahkan berjanji kepada Donald Trump. Janjinya, akan membeli kedelai Amerika Serikat senilai 50 miliar dolar AS. Namun mengingkari komitmen tersebut beberapa minggu kemudian.

Setelah tiga tahun menawarkan suap dan mengucapkan ancaman, ikut campur dalam pemilihan umum Amerika Serikat dan bersembunyi di balik Korea Utara, tampaknya Komunis Tiongkok akhirnya mengerahkan kemampuannya. 

Dan, dengan pemakzulan yang terungkap sebagai kepalsuan dan Kesepakatan Dagang Amerika Serikat-Meksiko-Kanada pasti akan lolos, Komunis Tiongkok memutuskan bahwa kesepakatan dagang sementara adalah lebih baik daripada tidak sama sekali. 

Beijing yang kini menyadari bahwa kepresidenan Donald Trump tidak benar-benar lemah, seperti yang diperkirakan Beijing, dan bahwa Presiden Donald Trump mungkin memenangkan masa jabatan kedua.

Lolosnya Kesepakatan Dagang Amerika Serikat-Meksiko-Kanada di DPR Amerika Serikat dengan dukungan banyak suara akan mengubah segalanya. 

Yang terpenting, hal tersebut menunjukkan kepada Xi Jinping dan penasihatnya bahwa, betapapun partai-partai politik Amerika Serikat terpecah-pecah adalah masalah lain, partai-partai politik tersebut masih dapat bekerja bersama bila kepentingan vital negara dipertaruhkan. 

Kedua, hal tersebut sangat memperkuat kekuatan Donald Trump dalam negosiasi yang sedang berlangsung. 

Hal itu bukan saja merupakan kemenangan pribadi bagi Presiden Donald Trump — namun juga  memenuhi salah satu janji kampanye— yang juga semakin memperkuat ekonomi Amerika Serikat yang sudah membuat iri dunia.

Pada saat yang sama, Kesepakatan Dagang Amerika Serikat-Meksiko-Kanada melemahkan Tiongkok. 

Dengan meningkatkan kandungan suku cadang mobil domestik yang dibuat di Amerika Utara, maka akan memangkas produsen suku cadang Tiongkok dari pasar yang menguntungkan ini. 

Yang lebih penting lagi, kesepakatan itu berisi “saklar mematikan” yang menghalangi Tiongkok melakukan kesepakatan perdagangan bebas apa pun dengan Kanada atau Meksiko, sehingga Tiongkok tidak dapat memperoleh akses ke pasar Amerika “melalui pintu belakang.”

Mesin propaganda Komunis Tiongkok dengan marah mencela ketentuan-ketentuan ini sebagai karya “pasukan anti-Tiongkok.” Yang mana kita harus mengatakan, “Maaf, Tiongkok, tetapi Amerika yang lebih dulu.”

Kesepakatan perdagangan bebas terbesar dalam sejarah dunia akan segera diberlakukan, dan Komunis Tiongkok hanya sebagai penonton. 

Lalu, pada akhirnya, Komunis Tiongkok akan tetap sebagai penonton. Kecuali jika Komunis Tiongkok secara fundamental mengubah caranya berbisnis, seperti yang dijanjikan akan dilakukan selama beberapa dekade sekarang ini. (Vivi/asr)


Steven W. Moshe Adalah Presiden Population Research Institute dan penulis Buku “Bully of Asia: Why China’s Dream is the New Threat to World Order.’ Artikel ini sudah diterbitkan di The Epochtimes. Tulisan ini hanyalah pendapat penulis secara pribadi

FOTO : Ilustrasi (Getty Images)

Profesor Tiongkok : Untuk Melawan Korupsi, Pemimpin Komunis Tiongkok Harus Mengungkapkan Aset Mereka

0

Nicole Hao – The Epochtimes

Baru-baru ini seorang pensiunan profesor di Universitas Peking menyarankan agar pihak berwenang Komunis Tiongkok mengungkapkan aset keuangan mereka, dimulai dengan tujuh anggota Komite Tetap Politbiro Partai Komunis Tiongkok .

Zheng Yefu, yang berspesialisasi dalam sosiologi, menyatakan pandangannya dalam komentar 22 Desember 2019 yang diterbitkan di situs “China in Perspective.” 

Dalam artikel itu, Zheng berpendapat bahwa pejabat Komunis Tiongkok yang berterus terang tentang kekayaan mereka adalah cara terbaik untuk melindungi independensi peradilan dan memastikan keberhasilan upaya anti korupsi.

Komite Tetap Politbiro, dipimpin oleh pemimpin Komunis Tiongkok dan sekretaris jenderal Partai Komunis Tiongkok, Xi Jinping, adalah badan pembuat keputusan tertinggi dalam roda pemerintahan Komunis Tiongkok.

Pernyataan Zheng menimbulkan kegemparan pada Desember 2018, ketika ia menerbitkan sebuah opini mendalam yang mengkritik sistem otoriter Partai Komunis Tiongkok. Hingga menyebabkan peningkatan berbahaya krisis sosial yang serius. Ia mendesak para pemimpinnya untuk “dengan hormat dan bermartabat memimpin Partai” dari panggung sejarah.”

Anti korupsi

Sejak Tahun 2013, Xi Jinping telah melakukan kampanye anti korupsi skala besar, mendisiplinkan jutaan pejabat di Partai Komunis Tiongkok dan negara Tiongkok. 

Namun demikian, banyak pengamat mencatat bahwa kampanye tersebut terutama menargetkan pengaruh politik dari faksi-faksi Partai yang menentang Xi Jinping. Daripada hanya menyelesaikan penyebab struktural korupsi di tubuh partai Komunis Tiongkok.

Pejabat yang dituduh melakukan korupsi biasanya diadili hanya setelah ditangani oleh personel dari agen inspeksi disiplin Partai Komunis Tiongkok, melalui proses luar hukum yang tidak jelas yang mana disebut dengan shuanggui.

Namun demikian, “tidak peduli berapa banyak pejabat korup yang Anda tangkap, Anda tidak dapat memastikan bahwa orang yang belum terlibat tidak bersalah,” demikian diungkapkan oleh Zheng.

Mengesahkan undang-undang pengungkapan aset akan memaksa para pejabat Komunis Tiongkok untuk membersihkan tindakan mereka, karena mereka akan diawasi oleh pengadilan, serta masyarakat Tiongkok.

Zheng mengutip laporan Bank Dunia yang mengatakan, bahwa pada Tahun 2016, sebanyak 153 negara telah mengadopsi sistem pengungkapan keuangan, naik dari angka 137 pada 2013. 

Di Amerika Serikat, Undang-Undang Reformasi Etika Tahun 1989 menambahkan anggota Kongres, pejabat dan karyawan kongres, dan “presiden tertentu diangkat ke daftar personil Federal yang diperlukan untuk mengajukan laporan pengungkapan keuangan. “

Pihak berwenang Komunis Tiongkok belum menerapkan langkah-langkah tersebut. Meskipun ada seruan dari  akademisi seperti Zheng selama tiga dekade terakhir.

Wanita Berusia 84 Tahun Telah 50 Tahun Merawat Anaknya yang Lumpuh, Tanpa Pernah Mengeluh

0

Cinta seorang ibu tidak memiliki batas, dan ketika anak-anaknya menjadi sakit, perhatiannya bahkan lebih beragam. Mereka akan memberikan segalanya agar anaknya bisa sembuh.

Tetapi kadang-kadang ada kisah-kisah tidak adil yang membuat kita melihat bahwa apa yang bagi beberapa ibu kadang-kadang bisa membuat napas mereka terengah-engah, dan bagi yang lain itu menjadi cobaan dalam hidup yang tampaknya tidak ada habisnya. Dan terlepas dari segalanya, mereka tetap sama kuatnya, menghadapi perjuangan mereka setiap hari, ya, setiap hari …

Seperti kisah seorang wanita tua di Tiongkok berusia 84 tahun ini, yang telah menghabiskan 50 tahun merawat anaknya yang terbaring di tempat tidur, tanpa pernah mengeluh sedikit pun.

Gao Xuefeng tinggal di rumahnya yang sederhana di Kabupaten Bo’ai, Provinsi Henan, Tiongkok Tengah tengah. Setiap hari dia akan memberi makan, membersihkan, dan memijat putranya, Guo Desheng, 51 tahun, yang lumpuh oleh penyakit polio, yang menyerangnya saat ia baru berusia 3 bulan. Selain itu, ia menderita hidrosefalus.

Ketika Guo masih muda, Gao bersama suaminya dan anak-anaknya yang lain secara bergiliran merawatnya, tetapi sayangnya itu tidak terjadi lagi karena kelima anaknya yang lain sudah pindah di rumahnya masing-masing dan suaminya meninggal pada tahun 1998. Guo adalah anak keempat.

Situasi ini bahkan lebih serius karena Gao menderita radang sendi dan tekanan darah tinggi kronis, meskipun demikian ia melakukan semua pekerjaan harian untuk semua kebutuhan putranya.

Gao mengatakan bahwa Desheng sebelumnya masih bisa berbicara, tetapi pada tahun 2012 ia harus dirawat di rumah sakit karena pembekuan darah di otaknya, setelah itu ia tidak pernah dapat berbicara lagi.

“Aku tidak bisa meninggalkannya. Sebelumnya, meskipun hidup itu sulit, setidaknya saya memiliki seseorang untuk diajak bicara di rumah, tetapi sekarang saya harus menanggung semuanya sendiri, saya tidak punya pilihan, ”katanya dalam sebuah wawancara dengan media lokal.

Setelah puluhan tahun bekerja keras, mengangkatnya sendirian, membersihkannya, memberinya makan, Gao telah selesai dengan anggota tubuhnya yang cacat dan sekarang dia tidak bisa lagi berjalan sendiri.

“Kakiku bengkok, saya perlu menggunakan kekuatan ketika saya membantunya berbalik. Tapi aku melahirkannya, jadi aku bersedia untuk merawatnya tidak peduli betapa sulitnya itu,” kata wanita tanpa pamrih itu.

Ribuan orang tersentuh oleh kisah memilukan dari wanita ini setelah sebuah video yang menggambarkan drama kehidupan sehari-harinya yang tersebar di seluruh media di seluruh dunia.

Pemerintah kota mengatakan mereka telah memberikan subsidi dan akan terus melakukannya.(yn)

Sumber: viralistas

Seorang Pria di Tiongkok Bersatu Kembali dengan Keluarganya Setelah 30 Tahun Hilang

0

Terpisah dari keluarga Anda di usia muda bisa menjadi hal yang menyakitkan, tetapi keajaiban juga bisa terjadi, karena siapa tahu, setelah bertahun-tahun kemudian Anda bisa bersatu kembali.

Bagi Li Jian, seorang pria berusia 33 tahun dari Shanxi, Tiongkok, butuh waktu 30 tahun sebelum dia bisa bersatu kembali dengan keluarga kandungnya.

Menurut The Beijing News, kakak perempuannya mengatakan bahwa dia terakhir terlihat mengendarai becak di luar rumah mereka pada tahun 1989. Saat itu dia baru berusia 3 tahun.

(Foto: Sohu)

Li kemudian diadopsi oleh sebuah keluarga setelah mereka melihatnya di kantor polisi, mengganti nama keluarganya menjadi Chen.

Keluarga kandungnya, di sisi lain, tidak pernah menyerah dalam pencarian mereka, memanfaatkan setiap media di tahun-tahun sebelumnya, termasuk TikTok, dengan harapan bahwa ia akan melihat iklan orang hilang mereka dan menghubungi mereka.

Hancur atas kenyataan bahwa tidak ada berita selama hampir 30 tahun, ayah kandung Li, yang menyalahkan dirinya sendiri atas kepergiannya, menjadi pembauk dan akhirnya meninggal dunia. Sebelum meninggal, dia mendesak istrinya untuk tidak pernah menyerah dan terus mencari.

(Foto: Sohu)

Datang Juni 2019, sebuah kantor polisi di Changzhi di Provinsi Shanxi menemukan bahwa DNA Li cocok dengan DNA orangtua kandungnya dalam database polisi, mendorong mereka untuk mengatur reuni yang telah lama ditunggu-tunggu.

Setelah bersatu kembali dengan ibu kandungnya, keluarga itu hampir tidak bisa menahan emosi mereka dan tidak ada satu mata pun yang tetap kering.

Keluarga kandungnya juga berterima kasih atas keluarga angkatnya karena membesarkan dan merawatnya.

Kisahnya mungkin tampak menyedihkan, akhirnya menjadi pahit mengingat dia tidak pernah bisa bersatu kembali dengan ayah kandungnya – tetapi sekarang dia memiliki dua keluarga untuk menelepon ke rumah.

Kami berharap yang terbaik untuk Li dan semoga bahagi setelah menemukan saudara kandungnya.(yn)

Sumber: worldofbuzz

Gadis Remaja Berusia 14 Tahun Memiliki Berat 195 Kilogram, Tetapi Berhasil Kehilangan 110 Kilogram Saat Ulang Tahunnya ke-15

0

Obesitas adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat utama di Meksiko dan juga dunia. Menurut Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan, negara ini menempati urutan kedua di wilayah ini dengan tingkat obesitas 32,4% dari total populasi.

Namun, di antara semua kasus kelebihan berat badan yang mengerikan ini, ada satu kasus khusus yang mengguncang negara Aztec ini.

Di Meksiko, 1 dari 6 anak-anak mengalami obesitas atau memiliki penyakit yang terkait dengan penyakit ini. Dalam hal ini, kasus Dayana Camacho, seorang gadis remaja yang saat ini berusia 15 tahun, mengguncang negara itu dengan menjadi yang paling ekstrem dari semuanya.

Gadis itu memiliki berat 195 kilogram ketika dia baru berusia 14 tahun.

Gadis cantik itu mengaku bahwa dia adalah korban intimidasi dan bahwa dia harus menanggung semua waktu untuk disebut “gemuk” dan “paus” di sekolah.

Karena mendapat penghinaan dan pelecehan yang konstan ini, dia tidak pernah ingin meninggalkan rumah, dan ini membuat situasinya lebih buruk.

Dayana sangat tertekan karena dia tidak dapat menikmati masa remaja normal karena berat badannya.

Baik dokternya, José Antonio Castañeda, dan orangtuanya tahu bahwa obesitas gadis itu juga membahayakan kesehatannya; oleh karena itu, perlu untuk melakukan sesuatu sesegera mungkin.

Dengan demikian, Dayana menjalani operasi bypass lambung dan, dalam 9 bulan, berat badannya turun secara luar biasa. Gadis itu berubah dari berat 195 kilogram menjadi hanya 85 kilogram.

Sekarang, remaja cantik itu merasa jauh lebih baik dengan dirinya sendiri dan mengenakan gaun pesta untuk menyambut 300 tamu dalam 15 tahun usianya.

Dayana mengatakan gaun putih dan merah muda koral dengan ikat pinggang yang pas dan rok berumbai adalah “seperti yang dikenakan oleh para putri.”

Faktanya, salah satu ketakutan terbesarnya adalah tidak bisa memakai gaya berpakaian itu karena obesitas lamanya.

Menurut kata-kata gadis itu dalam sebuah wawancara, dia memiliki tujuan yang sangat jelas, tetapi dia harus terus bekerja untuk mencapainya.

“Sekarang saya ingin membeli banyak gaun baru, tetapi saya harus menunggu untuk mencapai berat target saya yang berkisar antara 70 dan 75 kilogram,” katanya.

Sebelum proses penurunan berat badannya dimulai, Dayana mengalami kesulitan bernafas, kesulitan berjalan dan risiko tinggi terkena diabetes tipe 2, di antara kondisi lainnya.

Saat ini, Dayana dapat menikmati jalan-jalan keluarga yang menyenangkan, merasa senang dengan apa yang dia lakukan dan menginspirasi gadis-gadis lain seusianya untuk mengatasi masalah berat badannya.

Singkatnya, obesitas adalah penyakit yang harus dihindari dengan segala cara, terutama pada anak-anak dan remaja.

Jangan takut mengubah gaya hidup Anda seperti yang dilakukan Dayana dan beri diri Anda kesempatan untuk menjadi lebih sehat dan lebih aktif, apakah Anda setuju?(yn)

Sumber: Fabiosa.es

Hadapi Uji Coba Rudal Korut, Militer AS Siap Berperang Malam Ini Bila Perlu

0

 oleh Chen Juncun

Pejabat AS mengatakan, bahwa Korea Utara mungkin sedang bersiap untuk melakukan uji-coba rudal jarak jauh atau menguji lagi komponen rudal. Sementara itu, pejabat senior militer AS mengatakan bahwa militer AS sudah siap menghadapi kemungkinan apa pun yang akan dilakukan Korea Utara. Jika perlu perang bisa dimulai malam ini.

Baru-baru ini, CNN mengutip ucapan seorang pejabat administrasi Trump memberitakan, bahwa Korea Utara dalam waktu tidak lama lagi akan melakukan uji-coba senjata nuklir putaran baru. Pihak AS sedang memonitor secara ketat melalui citra satelit untuk mengkonfirmasi tanda-tanda tersebut.

Pejabat tersebut mengatakan, karena Korea Utara menyembunyikan beberapa lokasi untuk kegiatan uji-coba. Amerika Serikat saat ini tidak dapat menentukan tes apa yang akan diperintahkan oleh Kim Jong-un. Namun, situasi yang dimungkinkan termasuk menguji peluncuran rudal jarak jauh atau meluncurkan satelit dengan pendorong jarak jauh.

Meskipun Korea Utara terus menguji coba rudal jarak pendek atau roket, negara tersebut telah menangguhkan uji coba nuklir dan uji coba rudal jarak jauh sejak Tahun 2017. 

Namun demikian, para pejabat Korea Utara mengancam bahwa jika pembicaraan denuklirisasi antara Amerika Serikat dan Korea Utara tidak dapat disimpulkan pada akhir tahun ini, negara itu akan mengirim “hadiah Natal” ke Amerika Serikat.

Charles Brown, Komandan Pasukan Udara Pasifik AS mengatakan kepada wartawan pada 17 Desember 2019 lalu, bahwa ia memperkirakan “hadiah Natal” Korea Utara itu mungkin semacam uji coba rudal jarak jauh. Sedangkan Angkatan Udara telah siap untuk menanggapi uji coba rudal Korea Utara. Mereka melakukan banyak hal di tahun 2017. Sekarang mereka dapat mengadakan peninjauan dan bersiap untuk menggunakannya.

Gambar Citra Satelit Menunjukkan Adanya Tanda-Tanda kegiatan Rudal Jarak Jauh

Menurut gambar satelit yang diperoleh NBC Television, Korea Utara telah memperluas fasilitas terkait dengan produksi rudal jarak jauh. Hal ini tampaknya sejalan dengan kesimpulan yang dibuat Amerika Serikat tentang tanda-tanda Korea Utara akan segera melanjutkan uji coba peluncuran rudal jarak jauh.

Menurut Jeffrey Lewis, kepala Program Nonproliferasi Asia Timur di Middlebury Institute of International Studies, California, AS, citra satelit dari Planet Labs menunjukkan bahwa struktur sementara pabrik didirikan untuk menampung peluncur rudal.

“Kami percaya Korea Utara membangun struktur karena fasilitas tersebut melibatkan produksi atau modifikasi fasilitas peluncur ICBM”, kata Jeffrey Lewis dalam analisisnya.

Kepada NBC Jeffrey Lewis mengatakan, ini adalah salah satu dari beberapa bukti yang mengindikasikan ke arah itu.

Menurut Jeffrey Lewis, Kegiatan di berbagai lokasi menunjukkan bahwa Korea Utara sedang meletakkan fondasi untuk memperluas sistem ICBM. Kegiatan itu menunjukkan adanya lebih banyak sistem, lebih banyak bangunan dan lebih banyak kemampuan. 

Menhan AS : Militer AS setiap saat siap berperang

Dalam sebuah konferensi pers pada hari Jumat 20 Desember 2019, Jenderal Mark Milley, Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat, ketika ditanya apakah Korea Utara akan melakukan uji coba rudal jarak jauh atau provokasi lain dalam waktu dekat. Ia menjawab bahwa kurang nyaman bagi Kementerian Pertahanan untuk membahas intelijen atau tanda-tanda tertentu. Akan tetapi militer AS sudah siap untuk menghadapi tindakan apa pun yang mungkin dilakukan oleh Korea Utara.

Ia bahkan menegaskan bahwa Semenanjung Korea adalah salah satu tempat di mana militer AS mempertahankan tingkat kewaspadaan dan kesiapan yang tinggi. Selain itu, aliansi Amerika Serikat dengan Jepang dan Korea Selatan berada pada tingkat yang sangat solid.

Menhan AS Mark Esper yang juga hadir dalam konferensi pers mengatakan, Amerika Serikat percaya bahwa solusi politik adalah cara terbaik untuk mendorong tercapainya denuklirisasi Korea Utara.

Mark Esper menambahkan : “Kita terus berada dalam persiapan tingkat tinggi untuk menghadapi segala situasi, jika perlu, malam ini pun bisa mulai berperang dan memperoleh kemenangan. Saya yakin terhadap hal ini.”  (Sin/asr)

FOTO : Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berpose untuk foto-foto di Pyongyang pada 1 Januari 2019 foto ini dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara. (KCNA / via Reuters)

41% Perusahaan AS Mau Hengkang dari Tiongkok, 33% Membatalkan Investasi

0

oleh Zhang Yujie

Banyak perusahaan yang didanai asing mempercepat penarikan diri dari pasar Tiongkok.

Menurut sebuah survei, lebih dari 41% perusahaan Amerika di Tiongkok berencana untuk hengkang.

Lebih dari 33% telah menunda bahkan membatalkan rencana investasi di Tiongkok.

Jumlah perusahaan Eropa, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan yang hengkang dari Tiongkok juga meningkat.

Media daratan Tiongkok pada 23 Desember melaporkan, perusahaan-perusahaan asing di daratan Tiongkok sedang menarik diri dan negara-negara di Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Selatan, Amerika Selatan sedang menggantikan status “pabrik dunia” yang sebelumnya dikuasai Tiongkok.

Kamar dagang AS di Tiongkok atau AmCham China telah melaksanakan survei terhadap 239 perusahaan yang menjadi anggota. Hasilnya menunjukkan bahwa 22,7% telah memutus rantai pasokan mereka dari Tiongkok.

Sebanyak 19,7% dari perusahaan sedang mempertimbangkan pengalihan sebagian atau seluruh industri manufaktur dari Tiongkok, 33,2% memutuskan untuk menunda atau membatalkan investasi mereka di Tiongkok.

Survei dimaksudkan untuk menilai dampak dari kenaikan tarif impor AS terhadap komoditas yang diproduksi dari daratan Tiongkok.

Akan tetapi Angelia Chew, kepala perusahaan konsultan perdagangan AT Singapura mengatakan bahwa sebelum perang dagang Tiongkok – AS, banyak perusahaan multinasional sudah khawatir terlalu mengandalkan pasar Tiongkok.

Selain itu, sudah mulai berpikir untuk menyesuaikan rantai industri dari perspektif manajemen risiko dan kontrol. Adapun perang dagang hanya faktor yang mempercepat proses ini.

Sampai sekarang, perusahaan – perusahaan Amerika seperti Apple, Home Depot, Amazon, Hewlett-Packard, Dell, Google, Hasbro dan lainnya telah merencanakan atau sedang memindahkan rantai pasokan mereka dari daratan Tiongkok ke Taiwan, Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam dan negara-negara lain.