Home Blog Page 1818

Pembakar Bendera Amerika Dekat Gedung Putih Ditangkap Dinas Rahasia

0

ETIndonesia – Dinas Rahasia Amerika Serikat (Secret Service) mengatakan dua orang ditangkap dalam insiden pembakaran bendera negara pada peringatan Hari Kemerdekaan di Pennsylvania Avenue, di depan Gedung Putih. Penangkapan dilakukan sekitar satu jam sebelum Presiden Donald Trump hadir dalam acara ‘Salute to America’ di Lincoln Memorial, menurut sebuah pernyataan oleh Secret Service di Twitter.

Cabang militer yang diantaranya bertugas sebagai Paspampres itu mengatakan bahwa satu orang ditangkap karena melakukan kejahatan terhadap seorang polisi dan pembakaran yang berbahaya. Satu orang lainnya ditangkap karena menghalangi penyelidikan polisi dan melawan ketika akan ditangkap.

Dua petugas Secret Service berseragam menderita luka ringan saat berusaha melakukan penangkapan. Mereka dievakuasi ke rumah sakit untuk perawatan luka ringan. Salah satu dari mereka yang ditangkap juga dievakuasi ke rumah sakit.

Secret Service mengatakan pembakaran terjadi juga melanggar batas izin yang dikeluarkan oleh otoritas pengelola taman, National Park Service.

Menurut CNN, pengunjuk rasa ‘sayap kiri’ di luar Gedung Putih telah membakar bendera tersebut. Insiden akhirnya memuncak dalam dua peristiwa penangkapan.

Protes, yang berubah menjadi bentrokan yang sengit, terjadi hanya beberapa blok dari kerumunan yang berkumpul untuk menyaksikan pidato Trump dan pertunjukan kembang api Trump Fourth July di National Mall.

Dipimpin oleh aktivis radikal Joey Johnson, sebuah kelompok dari Partai komunis Revolusioner AS, dan organisasi afiliasinya membakar bendera Amerika di luar ketika mereka meneriakkan, “Amerika tidak akan pernah hebat.”

Dinas Rahasia turun tangan dengan cepat untuk memadamkan api.

https://twitter.com/NYCRevClub/status/1146889163825995787

“Bakar, sayang, bakar,” teriak para pengunjuk rasa.

Dalam rilis berita sebelum insiden itu, Johnson mengatakan dia memimpin protes dan dia akan berbicara kepada orang-orang di dunia. “Agar mereka tahu bahwa ada orang di dalam perbatasan negara ini yang berdiri dengan orang-orang di luar sana, di seluruh dunia,” ujarnya.

https://twitter.com/FordFischer/status/1146909772509323268

Beberapa pemrotes, Johnson termasuk di antara mereka, dikawal dari tempat kejadian dengan diborgol oleh Secret Service. Sebuah rilis berita setelah acara dari Partai komunis Revolusioner mengatakan Johnson termasuk di antara mereka yang ditangkap.

Johnson sebelumnya mengatakan dalam sebuah video yang diposting online bahwa dia berencana membakar bendera dengan cara dan di tempat yang akan cukup legal.

Johnson juga dikenal karena kemenangan gugatan di Mahkamah Agung pada tahun 1989. Putusan MA AS yang menjatuhkan hukuman kepada negara bagian di Texas yang melarang pembakaran bendera Amerika.

Tidak ilegal membakar bendera negara di AS. Namun, Trump mengatakan pada 15 Juni bahwa Dia mendukung amandemen peraturan yang akan melarang pembakaran bendera Amerika.

“Senator Steve Daines mengusulkan Amandemen untuk BAN yang kuat untuk (tindakan) membakar Bendera Amerika kita. Sangat Cerdas!” Trump menulis di Twitter pada 15 Juni 2019.

Daines (Republikan) baru-baru ini mengusulkan amandemen konstitusi yang akan melarang pembakaran bendera. Dengan alasan karena bangsa itu merayakan Hari Bendera.

“Bendera Amerika Serikat kami adalah simbol kebebasan abadi yang menceritakan kisah Amerika, kisah perjuangan kebebasan abadi kami,” kata Daines dalam siaran pers pada 14 Juni.

“Mengingat pengorbanan semua orang yang membawa warna-warnanya ke dalam pertempuran, bangsa kita harus selalu memberi bendera kehormatan dan harga diri yang seharusnya.”

Daines, yang berbagi surat resmi Trump dalam mendukung langkahnya, baru-baru ini memperkenalkan amandemen selama tiga tahun berturut-turut dan mengatakan bahwa upaya terbarunya adalah ‘reintroduksi’ dari amandemen yang sama. (The Associated Press, CNN Wire, dan Zachary Stieber/MIMI NGUYEN LY/NTD News/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Amerika Rayakan Hari Kemerdekaan Dengan Salute to America

0

ETIndonesia – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump berpidato di hadapan rakyat AS pada perayaan Hari Kemerdekaan, bertajuk ‘Salute to America’ ​​di Washington pada 4 Juli 2019. Trump memuji anggota angkatan bersenjata yang kehilangan nyawa mereka untuk membela negara, dan memetakan jalur optimis untuk masa depan Negara.

“Kita merayakan sejarah kita, rakyat kita, dan para pahlawan yang dengan bangga mempertahankan bendera kita. Pria dan wanita pemberani dari Militer Amerika Serikat!” Kata Trump kepada kerumunan yang bersorak-sorai.

“Ketika kita berkumpul malam ini dalam sukacita kebebasan, kita ingat bahwa kita semua berbagi warisan yang benar-benar luar biasa. Bersama-sama, kita adalah bagian dari salah satu kisah terhebat yang pernah diceritakan, kisah Amerika.”

Presiden berbicara di tangga Peringatan Lincoln, menghadap kerumunan besar mengapit kolam refleksi. Dia menyerukan kata-kata Deklarasi Kemerdekaan, pendiri bangsa, dan tokoh-tokoh sejarah yang membentuk bangsa.

Para Veteran dan tamu VIP lainnya tampak ketika lagu kebangsaan AS pada acara ‘Salute to America’ di depan Lincoln Memorial di Washington, pada 4 Juli 2019. (Foto : Charlotte Cuthbertson/The Epoch Times)

“Spirit Amerika yang sama yang menguatkan pendiri kita telah membuat kita kuat sepanjang sejarah kita. Sampai hari ini, spirit itu mengalir melalui pembuluh darah setiap patriot Amerika. Itu hidup dalam diri Anda masing-masing,” kata presiden.

Trump mengubah perayaan rutin Hari Kemerdekaan di ibukota menjadi pertunjukan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan parade, pertunjukan band militer, atraksi pesawat, dan pertunjukan kembang api yang disebut-sebut sebagai yang terbesar dalam sejarah Washington.

Pidato presiden sepenuhnya bersifat apolitis, terlepas dari tuduhan para pengkritiknya, yang mengatakan Trump akan mempolitisasi hari libur nasional tersebut. Dia memuji penemuan bersejarah dan prestasi rakyat Amerika, termasuk pendaratan di bulan. Dia juga menawarkan pandangan optimis tentang masa depan, menjanjikan bahwa bendera AS pada akhirnya akan berkibar di Mars.

“Selama kita tetap setia pada tujuan kita, selama kita mengingat sejarah besar kita, dan selama kita tidak pernah berhenti berjuang untuk masa depan yang lebih baik, maka tidak akan ada yang tidak bisa dilakukan oleh Amerika,” kata Trump.

Pidato Trump hampir seluruhnya berakar pada mengenang sejarah bangsa, terutama prestasi heroik pahlawan militer Amerika. Trump berhenti pada dua kesempatan untuk memperkenalkan pertunjukan band militer dan menonton ‘atraksi flyover dengan pesawat militer’.

“Negara yang hebat,” katanya, ketika sebuah pesawat bomber siluman B-2 dan sepasang raptor F-22 meraung terbang rendah di atas kerumunan.

Trump mengakhiri pidatonya dengan mengundang Ibu Negara dan anggota kabinetnya ke atas panggung ketika sebuah band militer membawakan lagu “Battle Hymn of the Republic,” yang diakhiri dengan sebuah atraksi penerbangan oleh skuadron penerbangan Angels Blue Navy.

Presiden Trump berpidato sekitar satu jam dari balik kaca anti peluru. Kerumunan meneriakkan yel-yel USA-USA-USA, dalam beberapa kesempatan.

Perayaan berlanjut setelah pidato kenegaraan, dengan atraksi kembang api pada pukul 9 malam waktu setempat.

Empat Juli merayakan penandatanganan Deklarasi Kemerdekaan pada 1776.

“Saya pikir apa yang dilakukan Trump dengan tank-tank, atraksi pesawat terbang, saya pikir itu hebat,” kata Brandon Lawrence, warga dengan wajah dicat dengan pola warna-warna bendera Amerika. (IVAN PENTCHOUKOV dan Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

NASA Dukung Perkembangan Badan Antariksa Australia

0

ETIndonesia – Seorang pejabat senior pada program komunikasi luar angkasa NASA, Badri Younes, meminta pemerintah dan industri Australia untuk bersatu mendukung badan antariksa Australia. Menurut badan antariksa Amerika Serikat itu, badan antariksa Australia yang masih baru membutuhkan jauh lebih banyak sumber daya untuk tumbuh dan berkembang.

Pernyataan Badri Younes disampaikan ketika mengunjungi Kepala Badan Antariksa Australia, Megan Clark di Canberra. Kedua organisasi membahas peningkatan kolaborasi, membangun hubungan lama NASA dengan badan sains Australia CSIRO.

“Kami akan melakukan beberapa pertemuan di masa depan untuk mengidentifikasi opsi yang memungkinkan di mana kami dapat berkolaborasi dalam teknologi,” kata Younes kepada wartawan pada 3 Juli 2019.

Badan antariksa yang berbasis di Adelaide itu baru berusia satu tahun. Sehingga menurut NASA, membutuhkan dukungan semua pihak untuk menjadi sukses.

“Ini akan mengambil komitmen pemerintah Australia, industri Australia, untuk membantu Dr. Clark dan agensi untuk bergerak maju dan berkembang,” sambungnya.

“Dan mereka membutuhkan banyak sumber daya tambahan.”

Younes mengatakan, sudah waktunya Australia memiliki badan antariksa sendiri.

“Australia perlu mengukir dirinya sendiri dalam bidang industri luar angkasa dan ekonomi dan ada banyak yang harus dilakukan.”

Menteri Ilmu Pengetahuan Federal Australia, Karen Andrews mengatakan dia terbuka untuk kerjasama lebih lanjut antara NASA dan Badan Antariksa Australia.

“Saya tidak akan mengesampingkan apa pun saat ini,” katanya kepada wartawan.

Dia mencatat bahwa pemerintah telah menghabiskan 300 juta dolar Australia untuk membantu menumbuhkan industri luar angkasa senilai $ 3,9 miliar menjadi satu senilai $ 12 miliar pada tahun 2030, dengan pendanaan lebih lanjut yang berpotensi.

“Kami akan melihat pertumbuhan itu selama beberapa tahun mendatang.”

Kedua eksekutif badan antariksa beda negara itu berada di Gedung Parlemen Australia untuk menandai penyerahan salah satu dari tiga salinan asli rekaman pendaratan di bulan 1969. NASA menyerahkannya kepada Badan Arsip Film dan Suara Australia.

Australia memainkan peran penting dalam menyiarkan pengalaman itu kepada dunia, dengan CSIRO Parkes Observatory di NSW bertanggung jawab untuk menerima dan berbagi rekaman pendaratan terpanjang dan paling menarik tersebut. Rekaman itu ditemukan kembali beberapa tahun di observatorium dan sejak itu telah di remaster secara digital.

Menteri Komunikasi Paul Fletcher mengatakan arsip nasional memiliki rencana untuk membuat salinan digital dari rekaman itu dapat tersedia bagi siapa saja.

“Jika Anda menunjukkan resolusi sinyal itu dan gambar-gambar hari ini untuk seorang anak berusia 14 tahun dengan iPhone, mereka tidak akan sangat terkesan, tetapi pada tahun 1969 itu adalah teknologi yang luar biasa,” katanya.

Younes mengatakan pendaratan manusia yang serupa di Mars kemungkinan akan terjadi pada dekade berikutnya. Akan tetapi, NASA pertama-tama berfokus untuk menjadikan dirinya lebih baik di Bulan.

“Masalah Mars adalah (kita) belum sampai (mendarat) ke Mars. Proyek itu bisa membawa astronot kita kembali (mendarat),” Tutup Younes. (AAP/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Puluhan Pekerja Terjebak Puluhan Jam di Tambang Bawah Tanah Kanada

0

ETIndonesia — Sebuah perusahaan pupuk mengatakan sebanyak 34 orang pekerjanya terjebak jauh di dalam tambang kalium Saskatchewan selama lebih dari satu hari. Namun, kini mereka berhasil dievakuasi menutu atas tanah.

Will Tigley, juru bicara Nutrien Ltd., mengatakan poros layanan berhenti bekerja di tambang Cory dekat Saskatoon, Selasa (2/7/2019) waktu setempat.

Pada hari Rabu malam, staf naik lift terpisah yang biasanya digunakan untuk mengangkut kalium ke permukaan.

“Kami dengan senang hati mengkonfirmasi bahwa kami memiliki 34 orang pekerja kami di atas tanah,” kata Will Tigley.

“Sebagian besar, semua karyawan kami dalam semangat yang baik dan kami mengerahkan beberapa karyawan lainnya untuk mengantarkan mereka pulang ke keluarga mereka.”

Tigley mengatakan tidak ada korban yang terluka.

“Kami menggunakan opsi terbaik yang tersedia untuk digunakan dan kami memilih yang paling aman dan paling efisien.”

Dia mengatakan para pekerja, yang terjebak pada kedalaman sekitar satu kilometer di bawah tanah selama insiden itu, aman dan memiliki banyak makanan, air, listrik, dan komunikasi dengan permukaan.

Tigley mengatakan para pekerja sedang melakukan pemeliharaan ketika mereka terjebak.

Tambang Cory saat ini tidak lagi memproduksi kalium.

Dia mengatakan penyebab mereka terjebak adalah masalah mekanis yang kini sedang diselidiki.

“Kami akan menyelidiki penyebabnya, mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk memastikan bahwa itu tidak akan terjadi lagi. Tidak ada korban cedera.”

Darrin Kruger, seorang perwakilan staf di serikat pekerja United Steelworkers, mengatakan karena tidak ada keadaan darurat, seperti keruntuhan atau kebakaran, Dia yakin para pekerja yang terperangkap tidak harus diisolasi di ruang-ruang bawah tanah tambang yang aman.

Namun dia mengatakan masih ada bahaya dengan berada di bawah tanah begitu lama. Pekerja dapat memiliki masalah darurat medis atau kehabisan obat yang diperlukan.

“Bawah tanah adalah ruang terbatas, satu jalan masuk, satu jalan keluar. Dan ketika itu dikompromikan dalam beberapa cara, ada risiko yang melekat.”

Pada bulan Mei, puluhan pekerja Nutrien juga terperangkap selama beberapa jam di tambang kalium Allan, setelah kebakaran terjadi. Mereka juga berhasil dievakuasi ke permukaan tanah dengan selamat. (THE CANADIAN PRESS/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Gunung Berapi Pulau Wisata Stromboli Italia Meletus

0

ETIndonesia – Sebuah tujuan wisata Italia yang populer di lepas pantai utara Sisilia terguncang, setelah gunung berapi meletus. Hujan batu mematikan mengakhiri hidup seorang turis pada 3 Juli 2019, waktu setempat.

Gunung berapi aktif di Pulau Stromboli meletus berkali-kali. Korban meregang nyawa tertimpa batu ketika berjalan kaki. Letusan juga melukai sejumlah wisatawan lain, dan memaksa sekitar 30 orang untuk melompat ke Laut Tyrrhenian demi menyelamatkan diri.

Korban selamat, Gianluca Giuffre mengatakan kepada kantor berita Italia ANSA bahwa ada ledakan yang sangat dahsyat. Ledakan diikuti dengan semburan batu dan lava pijar yang bersinar.

Magma yang membara dari gunung berapi menyulut serangkaian kebakaran di sisi barat pulau itu. Kebakaran juga memaksa penduduk Ginostra untuk membarikade diri di rumah mereka atau melompat ke tengah laut, ANSA melaporkan.

Kru pemadam kebakaran dikerahkan dari lokasi terdekat untuk membantu memadamkan api. Pesawat terbang juga diterbangkan untuk membantu.

Sebagian dari pulau itu diselimuti abu vulkanik, menurut saksi mata dan petugas otoritas setempat.

“Kami melihat ledakan dari hotel. Terdengar gemuruh keras. Kami ‘memasang telinga’ dan setelah itu, awan abu menyapu kami. Seluruh langit penuh abu, awan yang cukup besar,” kata pekerja perhotelan, Michela Favorito kepada Reuters.

Turis sering naik ke puncak gunung dengan ketinggian 3.000 kaki. Mereka mendaki untuk melihat ke kawah gunung, yang biasanya melepaskan kepulan kecil batu cair ke angkasa. Belum diketahui apakah ada orang di kawah ketika gunung berapi meletus.

Wisatawan asal Inggris, Fiona Carter mendengar ledakan dari Pulau Panarea, yang berjarak 27 mil di sebelah barat daya Pulau Stromboli.

“Kami berbalik untuk melihat awan jamur datang dari Stromboli,” kata Carter kepada Reuters. “Semua orang terkejut kemudian lava merah panas mulai mengalir menuruni gunung menuju ke desa kecil Ginostra. Awan menjadi lebih besar, putih dan abu-abu. Itu menyelimuti Ginostra dan sekarang awan telah menutupi sepenuhnya Stromboli. Beberapa kapal berangkat ke Stromboli.”

Institut Nasional Geofisika dan Vulkanologi (INGV) Italia mengonfirmasi telah terjadi letusan ‘paroxysmal’ di pulau itu. Letusan menyebabkan magma bertekanan tinggi meledak dari reservoir yang dangkal dan bawah tanah.

“Ini adalah peristiwa dengan intensitas luar biasa dan sangat langka,” kata pakar INGV Stefano Branca kepada Reuters.

Stromboli adalah salah satu gunung berapi paling aktif di dunia dan telah meletus hampir tanpa henti sejak tahun 1932.

Pulau ini menjadi latar film 1950 yang dibintangi Ingrid Bergman dan telah menjadi lokasi favorit dalam beberapa dekade terakhir untuk tujuan berlibur bagi orang kaya dan terkenal, tidak seperti pulau-pulau lain di kepulauan Aeolian. (RICHARD SZABO, The Associated Press, dan Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Penangkapan di Hong Kong Meningkatkan Kekhawatiran Akan Lebih Banyak Aksi Protes

Associated Press

Seorang anggota parlemen pro-demokrasi Hong Kong menyatakan kekhawatirannya pada 4 Juli lalu bahwa situasi dapat menjadi lebih memburuk. Ini setelah polisi Hong Kong mengumumkan penangkapan lebih dari belasan orang menyusul aksi protes awal pekan ini.

Anggota Dewan Legislatif Hong Kong, Claudia Mo menyerukan semua pihak untuk memahami frustrasi dan kemarahan sebagian besar demonstran muda, bahkan jika mereka secara teknis melanggar hukum.

“Saya sangat khawatir bahwa sejumlah besar pengunjuk rasa akan memicu sentimen yang sangat negatif dari pihak kaum muda,” katanya kepada wartawan.

“Segalanya bisa menjadi lebih buruk,” tambahnya.

Polisi telah mengumumkan penangkapan sebanyak 12 orang yang mencoba mengacaukan upacara pada 1 Juli yang menandai peringatan kembalinya Hong Kong dari Inggris ke Tiongkok pada tahun 1997.

Sejumlah orang juga ditangkap karena diduga terlibat dalam penyerbuan gedung legislatif malam itu.

Di Beijing, juru bicara kementerian luar negeri, Geng Shuang memperbarui kecaman terhadap Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt atas pernyataannya yang mempertanyakan penanganan penanganan protes oleh pemerintah Hong Kong, termasuk penggunaan gas air mata dan peluru karet terhadap demonstran pada 12 Juni.

Pemerintah Inggris memanggil Duta Besar China Liu Xiaoming untuk pertemuan pada 3 Juli dengan kepala layanan diplomatik Inggris Simon McDonald atas komentar “tidak dapat diterima dan tidak akurat” yang berkaitan dengan protes pro-demokrasi Hong Kong.

Liu menuduh Hunt mencampuri urusan Hong Kong dan mendukung “pelanggar hukum yang kejam.”

Inggris menegaskan bahwa perjanjian 1984 antara London dan Beijing memastikan Hong Kong akan mempertahankan lembaga-lembaga politik, ekonomi dan sosial yang terpisah sampai 2047 tetap menjadi dokumen yang mengikat.

Pejabat Komunis Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir telah menyarankan mereka tidak lagi menganggap diri mereka terikat pada pakta, meskipun mereka enggan untuk sepenuhnya merusak lembaga-lembaga yang telah membuat Hong Kong menjadi magnet bagi bisnis global dengan ribuan perusahaan dan penduduk asing.

Anggota parlemen pro-demokrasi Helena Wong mengatakan legislatif kota itu tidak akan dapat bertemu selama tiga bulan karena kerusakan luas oleh para pengunjuk rasa.

Dia mengatakan pencegahan kebakaran dan sistem pemungutan suara elektronik perlu diperbaiki dan dipulihkan.

Dia juga mengatakan bahwa hard disk komputer telah diambil dari ruang kontrol keamanan, dengan nama, foto, dan orang-orang yang memiliki akses gedung.

Polisi pada 4 Juli menuduh seorang pria yang bermarga Poon menyerang polisi, perusakan kriminal, pelanggaran di tempat-tempat umum dan memaksa masuk ke kompleks Dewan Legislatif.

Penangkapan lebih banyak mungkin terjadi, mengingat tingkat kerusakannya. Sebelas pria dan seorang wanita ditangkap atas protes pada 1 Juli.

Mereka menghadapi berbagai tuduhan termasuk kepemilikan senjata ofensif, majelis yang melanggar hukum, menyerang seorang polisi, menghalangi seorang petugas polisi dan gagal membawa dokumen identitas.

Pernyataan singkat tidak memberikan rincian lebih lanjut. Para pemrotes pro-demokrasi mendesak barikade polisi sekitar waktu upacara pengibaran bendera pagi yang menandai peringatan 22 tahun penyerahan ke Tiongkok. Polisi menggunakan perisai, pentungan dan semprotan merica untuk mengusir mereka kembali.

Sore itu, ketika ratusan ribu orang berpartisipasi dalam pawai damai yang menandai ulang tahun, beberapa ratus pemrotes mulai mencoba masuk ke gedung legislatif yang terkunci dengan menghancurkan dinding kaca tebal dan membuka tirai keamanan dari logam.

Dalam adegan mengejutkan 1 Juli dan 2 Juli, para pengunjuk rasa melampiaskan kemarahan mereka pada pemerintah yang belum menanggapi tuntutan mereka.

Mereka menyemprotkan dengan slogan-slogan yang dicat di dinding. Mereka berdiri di atas meja di ruang utama legislatif dan memanjat untuk menutupi lambang resmi kota dengan cat semprotan hitam.

Phil Chan, senior di lembaga think tank Institut Kebijakan Keamanan dan Pembangunan mengatakan pemerintah Hong Kong dan pendukungnya di Beijing dapat menjadikan dalih invasi legislatif sebagai alasan membatasi hak untuk berkumpul dan berdemonstrasi di wilayah itu.

Sementara Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mungkin pada akhirnya menyerah pada tuntutan bahwa dia akan mengundurkan diri. Akan tetapi tidak akan banyak membantu menghilangkan frustrasi yang memicu kekerasan.

“Orang-orang muda di Hong Kong, dihadapkan dengan meningkatnya kesenjangan sosial, kurangnya perumahan dan meningkatnya integrasi antara Tiongkok dan Hong Kong, menjadi semakin putus asa, dan merasa bahwa mereka semakin sedikit kehilangan,” kata Chan.

oleh Ken Moritsugu

FOTO : Kerusakan pada Dewan Legislatif setelah pembobolan oleh pengunjuk rasa terlihat selama tur media di Hong Kong pada 3 Juli 2019. Tokoh-tokoh menyerukan “No Extradition to China.” (Johnson Lai / AP)

Mata-mata Komunis Tiongkok Menyusup di Massa Penyerbu Gedung Dewan Legislatif Hong Kong

Zhang Lin

Meskipun ada ancaman dari Komunis Tiongkok dan barisan polisi Hong Kong yang diorganisir komunis Tiongkok, warga Hong Kong tetap berunjuk rasa yang digelar pada Senin (1/7/2019) lalu.

Aksi yang digelar pada 1 Juli tidak cukup terkonsentrasi. Demonstrasi digelar di sejumlah lokasi pada waktu yang berbeda. Dikarenakan adanya beberapa faktor, Federation for a democratic China –FDC – atau Front Hak Asasi Manusia Sipil Hong Kong mengubah rute pawai protes. Akibatnya sejumlah besar peserta merasa tidak nyaman. Peserta aksi juga berhenti di tengah jalan.

Meski begitu, masih ada jutaan peserta dalam aksi sepanjang hari itu. Ini adalah aksi protes ke-tiga yang diikuti jutaan massa hanya dalam tempo 22 hari. Aksi ini memecahkan the Guinness World Records.

Namun, unjuk rasa yang menarik perhatian media global pada 1 Juli lalu justru difokuskan pada aksi penyerbuan ke Gedung Dewan Legislatif Hong Kong oleh beberapa ribu massa. Sementara itu, puluhan ribu demonstran di sekitarnya menentang penyerbuan ke Gedung Dewan Legislatif.

Sejatinya, Gedung Dewan Legislatif adalah lembaga opini publik. Warga Hong Kong memiliki hak untuk masuk, meski menerobos paksa juga tidak akan menimbulkan korban. Jadi, tidak perlu berlebihan juga dalam menanggapinya.

Apalagi, mayoritas anggota Dewan Legislatif ditunjuk oleh komunis Tiongkok, bukan dipilih langsung oleh orang-orang Hong Kong.

Anggota Dewan Legislatif selalu bekerja untuk komunis Tiongkok. Mereka merugikan kepentingan dan merampas kebebasan orang-orang Hong Kong.

Rakyat Hong Kong tidak hanya memiliki hak menerobos ke Gedung Dewan Legislatif, mereka menghukum Anggota dewan yang dipilih komunis Tiongkok. Langkah ini juga sejalan dengan prinsip dasar keadilan.

Namun, para demonstran tetap berusaha menahan diri.  Mereka memilih berjuang atas dasar hukum. Jelas ini  sangat kondusif untuk kekompakan dalam protes. Bagaimanapun, Aliansi Demokrasi Hong Kong terdiri dari lebih 50 kelompok demokrasi.

Banyak yang terlihat ganjil ketika para demonstran menerobos dan menghancurkan pintu Gedung Dewan Legislatif. Pengamat yang jeli juga menemukan adanya sejumlah besar keganjilan.

Pertama, polisi Hong Kong secara tidak biasa melonggarkan penjagaan mereka di Gedung Dewan Legislatif. Bahkan polisi membiarkan ribuan demonstran menyerbu Gedung Dewan Legislatif.

Sebelumnya, polisi Hong Kong yang arogan bahkan tidak mengizinkan demonstran mendekati Gedung Dewan Legislatif. Mereka malah main pukul meski berhadapan dengan ribuan demonstran.

Di hadapan puluhan ribu demonstran, polisi Hong Kong yang selalu sombong bahkan tidak mengizinkan demonstran mendekati Dewan Legislatif dan berulang kali berjuang menindaknya.

Video langsung di lokasi menunjukkan, beberapa orang yang mengenakan masker dengan identitas tak dikenal, seakan telah diatur sebelumnya. Mereka mendorong orang-orang yang menentang menghancurkan gerbang pintu Gedung Dewan Legislatif, melabrak pintu kaca.

Para demonstran menerobos masuk ke gedung dewan pada pukul 21:00 waktu Hong Kong. Sementara itu, seorang juru bicara kepolisian mengeluarkan pernyataan kutukan di Facebook pada pukul 21:30.

Cepatnya tanggapan yang responsive itu jelas sangat ganjil. Pastinya sangat mencurigakan. Ini menunjukkan seakan memang telah diatur sebelumnya.

Netizen yang menyaksikan video itu dengan jeli menemukan bahwa jarum jam yang dipakai oleh juru bicara polisi menunjukkan sekitar pukul 5:30 sore pada hari itu! Ini berarti polisi Hong Kong telah merekam pernyataan kutukan itu empat jam sebelumnya.

Selain itu, Kepala Eksekutif Pemerintah Hong Kong, Carrie Lam, mengadakan konferensi pers pada jam 4 pagi mengutuk keras demonstran yang menyerbu Gedung Dewan Legislatif. Ia mengumumkan akan menindak para pelaku dengan tegas. Jelas semua itu telah diatur sesuai rencana!Fenomena yang ganjil di atas menunjukkan, bahwa para demonstran yang menyerbu Gedung Dewan Legislatif pada malam itu dilakoni oleh mata-mata komunis Tiongkok!

Hal ini membuat kita tidak bisa tidak membayangkan kembali kasus bakar diri di Lapangan Tiananmen yang diciptakan komunis Tiongkok 20 tahun silam untuk memfintah Falun Gong!

Namun, dari analisis dan interpretasi seorang ahli tentang kasus bakar diri itu, siapa pun bisa menyadari bahwa itu semua merupakan hasil setingan yang sempurna oleh agen komunis Tiongkok.

Lagipula, selama dua dekade terakhir, tidak pernah ada kasus bakar diri apa pun dari para praktisi Falun Dafa di dunia. Jadi hal itu bisa memberi bukti nyata bahwa kasus bakar diri Lapangan Tiananmen memang sengaja diciptakan oleh mata-mata komunis Tiongkok. Tujuannya tak lain untuk memfitnah Falun Gong ketika itu!

Jadi terkait penyerbuan demonstran ke Gedung Dewan Legislatif seperti tersebut di atas, dimana polisi telah menyiapkan rekaman itu empat jam sebelumnya.

Namun, karena itu adalah perbuatan jahat, sehingga mereka lupa bahwa video sekarang sudah bisa disaksikan dengan resolusi yang tinggi.

Tampaknya untuk memungkiri dosanya, di mana setelah celah itu terungkap. Semua polisi Hong Kong akan melepas arloji mereka ketika mereka memberikan pernyataan lagi.

Sayangnya, karena pengaruh kuat dari budaya Inggris, petugas kepolisian Hong Kong telah terbiasa memakai jam tangan. Sehingga akan tampak lebih mencolok di pergelangan tangan jika melepas arloji mereka untuk sementara waktu!

Aktivis Demokrasi Tiongkok 1989 dan Penulis Lepas

Hakim Italia Bebaskan Kapten Kapal Penyelamat Imigran Gelap

0

ETIndonesia – Kapten kapal laut LSM, Carola Rackete, yang menabrak kapal polisi ketika membawa 40 migran gelap yang diselamatkan dari tengah laut, dibebaskan oleh hakim Italia. Hakim memutuskan bahwa wanita 31 tahun itu harus dibebaskan dari tahanan rumah. Keputusan hakim pun membuat marah pemerintah Italia.

Carola ditangkap setelah berlabuh dengan kapal penyelamat milik kelompok nirlaba (LSM) Jerman Sea-Watch di pulau kecil Lampedusa Italia, Sabtu (29/6/2019) pagi. Dia berlabuh setelah berlayar di laut selama 17 hari, usai menyelamatkan para imigran gelap dari lautan Libya.

“Rackete melakukan tugasnya menyelamatkan nyawa,” Hakim Alessandra Vella menyimpulkan.

Hakim memutuskan untuk menolak permintaan jaksa penuntut untuk tetap mempertahankan status kapten kapal asal Jerman itu berada dalam tahanan rumah, lembaga penyiar publik negara Italia, RAI melaporkan.

Menteri Dalam Negeri Italia, Matteo Salvini, melarang kapal itu melakukan misi penyelamatan kemanusiaan dari perairan dan pelabuhan Italia. Dia berpendapat bahwa oeprasional kapal itu mendorong aksi perdagangan manusia.

Otoritas pelabuhan Italia telah berulang kali menolak permintaan Rackete untuk masuk ke pelabuhan. Setelah memutuskan bahwa penumpangnya tidak sanggup bertahan di laut lagi, Dia pergi berlabuh ke pelabuhan Lampedusa tanpa izin.

Salvini menyatakan kekesalannya atas keputusan pengadilan di media sosial. Berbicara di Facebook secara langsung, Dia mengatakan keputusan itu ‘bertentangan dengan asas Italia dan hukum negara’. Politisi anti imigran gelap itu menggambarkan orang-orang Italia sebagai orang baik namun tidak bodoh.

“Mengabaikan hukum dan menabrak perahu motor petugas polisi perbatasan ternyata tidak cukup sebagai alasan untuk untuk masuk penjara,” tulisnya di Twitter dengan sarkasme.

Sementara digambarkan oleh Salvini sebagai kenakalan yang berbahaya, Rackete dengan cepat memicu simpati di tanah kelahirannya, Italia, dan di tempat lain di Eropa.

Pendukungnya di Italia dan Jerman menjanjikan lebih dari 1,3 juta euro ($ 1,48 juta) setelah sepasang tokoh TV Jerman memulai penggalangan dana online untuknya dan untuk Sea-Watch.

Sebelumnya pada Selasa (2/7/2019) waktu setempat, beberapa demonstrasi jalanan dadakan diadakan untuk mendukungnya di Italia, termasuk di Palermo, Sisilia, dan Pescara, sebuah kota pelabuhan di Laut Adriatik.

Jaksa Agrigento Luigi Patronaggio mengatakan dia berargumen di pengadilan bahwa Rackete sengaja menabrakkan Sea-Watch 3 ke perahu motor polisi perbatasan yang jauh lebih kecil. Perahu itu menghalangi jalannya ketika menuju ke dermaga.

Dia juga berpendapat bahwa Rackete seharusnya menunggu izin untuk dapat merapat ke pelabuhan karena kelihatannya bagi penyelidik para migran di atas kapal tidak dalam keadaan sangat membutuhkan bantuan, seperti yang dikatakan oleh kapten kapal.

Namun, hakim menyimpulkan bahwa undang-undang Italia yang menargetkan penyelundup migran tidak berlaku untuk kasus Rackete. Karena kasusnya adalah tindakan ‘penyelamatan’, menurut kantor berita Italia, ANSA.

“Kami lega kapten kami bebas!” Sea-Watch menulis di Twitter Selasa malam. “Tidak ada alasan untuk menahannya, karena satu-satunya ‘kesalahannya’ adalah untuk menegakkan hak asasi manusia di Mediterania dan untuk mengambil tanggung jawab di mana tidak ada pemerintah negara Eropa melakukannya.”

Kapten Sea-Watch 3, Carola Rackete (tengah) dari Jerman, melambai ketika tiba di pelabuhan Sisilia Porto Empedocle, dan dikawal oleh polisi keuangan Italia, dari Lampedusa, Italia, pada 1 Juli 2019. (Foto : Pasquale Claudio Montana Lampo/ANSA via AP/The Epoch Times)

Salvini menegaskan kembali tekadnya untuk ‘mengirim’ wanita yang dijulukinya, ‘kapten kriminal Carola Rackete’ kembali ke Jerman. Sebab, dia dinilai berbahaya bagi keamanan nasional Italia, sebagaimana dikutip ANSA.

Akan tetapi, pengusiran langsung tampaknya tidak mungkin. Jaksa penuntut di Sisilia ingin menginterogasi Rackete pada 9 Juli 2019, untuk penyelidikan terkait dugaan bersekongkol dengan sindikat imigrasi ilegal.

Pengacara Rackete belum berkomentar. Gedung pengadilan Agrigento tempat hakim mengeluarkan putusan ditutup pada Selasa malam.

Jaksa Patronaggio mengatakan penolakan hakim atas permintaannya untuk menetapkan kapten berada di bawah tahanan rumah mencerminkan ‘ketegangan politik yang kuat’, kata ANSA.

Mengingat iklim pada masalah migrasi di Italia, “keputusan apa pun yang diambil seseorang, selalu ada rasa takut untuk melakukan kesalahan,” katanya.

Mengomentari pembuat undang-undang (anggota parlemen) di Roma sebelumnya, Patronaggio mengatakan para penyelidik tidak menemukan bukti bahwa kapal penyelamat organisasi nirlaba itu bersekongkol dengan penyelundup manusia.

Pada hari-hari sebelum ‘docking dramatis’ Sea-Watch 3, Italia mengizinkan 13 migran dilepas karena alasan medis. Menjelang keberangkatan, lima negara Uni Eropa, termasuk Jerman, telah setuju untuk menerima migran, membuka jalan bagi Italia untuk mengizinkan kapal berlabuh.

Sea-Watch mengatakan kapten bertindak sesuai dengan hukum internasional ketika dia memaksa masuk ke pelabuhan di Lampedusa dengan membawa para migran yang diselamatkan di atas kapal.

Di Jerman, juru bicara Sea-Watch Ruben Neugebauer mengatakan Rackete memberitahu otoritas pelabuhan Italia tentang rencananya untuk berlabuh setelah 60 jam, setelah dia mengumumkan keadaan darurat. Dia menyamakan situasi yang dialaminya, dengan kendaraan polisi yang mencegah ambulan mencapai rumah sakit. (THE ASSOCIATED PRESS dan Frank Jordans/The EPoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Dokumen Rahasia Badan Keamanan Publik Bocor, Insiden Hong Kong Membuat Beijing Gelisah

Li Yun/Li Quan -NTDTV.Com

Gelombang demi gelombang aksi pawai yang digelar warga Hong Kong bertujuan menuntut pemerintah Hong Kong membatalkan amandemen “Ordonansi Pelanggar Hukum.”

Sebuah sumber mengatakan bahwa pemerintah Beijing semakin gelisah dengan serangkaian protes besar-besaran di Hong Kong. 

Pawai akbar 1 Juli yang diselenggarakan Front Hak Asasi Manusia Sipil adalah simbol perlawanan rakyat Hong Kong terhadap arogansi komunis Tiongkok dan perjuangan kebebasan demokrasi.

Dua kali aksi protes jutaan warga Hong Kong sudah dilakukan. Pertama, warga Hong Kong turun ke jalan memprotes undang-undang ekstradisi pada Juni 2019 lalu. Kedua, lebih dari setengah juta warga Hong Kong kembali turun ke jalan pada Senin 1 Juli 2019. Hari itu  bertepatan dengan peringatan 22 tahun penyerahan kedaulatan Hong Kong. 

Massa aksi menyerukan penarikan hukum jahat, Carrie Lam harus mundur, mengaktifkan kembali reformasi politik, membebaskan semua tahanan politik. Bukan itu saja, massa menuntut  pemerintah Hong Kong menarik pernyataan atas aksi unjuk rasa sebagai bentuk kerusuhan. Massa juga menuntut penyelidikian secara menyeluruh tindakan represif polisi pada 12 Juni 2019 lalu.

Pawai akbar 1 Juli 2019 kali ini telah mencatat rekor jumlah pawai terbesar dalam 22 tahun terakhir, dan orang-orang Hong Kong kembali membuat sejarah.

Sebuah sumber mengatakan, otoritas komunis Tiongkok tampak tidak tenang dan gelisah dengan serangkaian protes di Hong Kong. Mereka sangat takut situasi Hong Kong menyebar ke daratan Tiongkok.

Radio France Internationale mengutip sumber terkait tentang sebuah dokumen yang dikeluarkan oleh internal Komunis Tiongkok. Dokumen itu  menyebutkan, melarang semua personel dari departemen dan lembaga pemerintah pergi ke Hong Kong dan Makau sejak Juli ini.

Sementara itu, media resmi Komunis Tiongkok harus melaporkan urusan Hong Kong dan mengantisipasi situasi Hong Kong jangan sampai menjalar ke Tiongkok.

 Pada saat yang sama, sebuah Laporan Khusus tentang Stabilitas di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang menyebutkan tentang dokumen pidato Zeng Xianjiang, kepala Korps Investigasi Kriminal Keamanan Publik wilayah otonom. Dokumen itu ditandai dengan kata “Rahasia” di bagian atas.

Dokumen itu juga menyebutkan masalah Hong Kong. Dikatakan bahwa pawai Hong Kong pada 9 Juni 2019 lalu telah memberi dampak yang besar karena banyaknya jumlah peserta aksi dengan skala yang luas. Aksi unjuk rasa mungkin akan semakin intens seiring dengan ulasan dan proses voting terkait undang-undang ekstradisi. 

 Zeng Xianjiang meminta masing-masing departemen keamanan publik setempat untuk berjaga-jaga terhadap pengaruh dari Hong Kong dan eksternal maupun dampak penyebaran internet ke daratan Tiongkok. 

Dia juga  menyerukan memperkuat peringatan dini dan pencegahan, secara tegas membela keamanan politik nasional dan mengawasi dengan cermat gerak gerik tokoh-tokoh elite politik dalam negeri.

Pada 29 Juni 2019, South China Morning Post Hong Kong versi bahasa Inggris juga menyebutkan soal dokumen di atas. Disebutkan bahwa Kementerian Keamanan Publik Komunis telah secara diam-diam mengatur insiden Hong Kong adalah hasil mobilisasi Amerika dan kekuatan asing lainnya. 

Komunis Tiongkok meminta “Pasukan siber” untuk meluncurkan kampanye kotor. Juga  mencoba menyalahkan aksi pawai Hong Kong pada kekuatan asing. Bukan hanya itu saja, bahkan mendiskreditkan aksi pawai damai dan rasional jutaan rakyat Hong Kong sebagai tindakan kekerasan. 

Informasi dari Bloomberg menyebutkan bahwa ketika gelombang protes massa bergejolak di pusat Hong Kong, perang lainnya juga berkecamuk di daratan Tiongkok. 

Firewall komunis Tiongkok memblokir Internet Tiongkok. Hal itu membuat publik Tiongkok tidak dapat menyaksikan foto dan informasi dari pawai protes terbesar di Hong Kong sejak 1997.

Pada saat yang sama, media resmi komunis Tiongkok menyembunyikan fakta dari publik dan mengarahkan gerakan protes itu adalah hasil dari intervensi Amerika Serikat.

Menurut laporan itu, di media sosial Weibo, dimana sejak gelombang pertama pawai akbar, postingan netizen Tiongkok yang menyatakan dukungannya kepada para pengunjuk rasa di Hong Kong telah dihapus. Jadi yang terlihat hanya editorial media komunis Tiongkok. Isinya menuduh pasukan asing mencampuri masalah dalam negeri Tiongkok.

Meskipun pengguna WeChat di luar daratan Tiongkok dapat berbagi foto aksi unjuk rasa dan berkomentar, namun, postingan mereka kerap tak terlihat di dalam kendali firewall Komunis Tiongkok. 

Pengamat situasi politik terkini di Beijing, Huang Pei mengatakan kepada the Epoch Times bahwa pawai Hong Kong memberi pengaruh yang sangat besar pada komunis Tiongkok. 

Rezim komunis Tiongkok takut hal seperti itu akan menyebar dan menyebabkan kerusuhan di Tiongkok. Akibatnya media resmi Tiongkok tak bersuara, internet disensor. Sementara video dan foto yang diambil netizen secara diam-diam dari lingkaran temannya juga langsung ditutup.

Seorang warga Beijing dua kali dipanggil oleh polisi dan petugas keamanan nasional untuk diinterogasi. Sebabnya karena warga itu menyatakan simpatinya kepada orang-orang Hong Kong. Polisi memaksanya untuk membuat surat pernyataan “menyesal.”

Sementara itu, seorang warga Taiwan yang bekerja di Tiongkok Timur juga diminta oleh polisi yang sedang melakukan sensus penduduk.

“Jangan bicara tentang Hong Kong di Internet,” ancam polisi itu. (Jon/rp/asr)

Foto : Para pemrotes memegang plakat dan meneriakkan slogan-slogan selama demonstrasi menentang proposal hukum ekstradisi di Hong Kong Cina pada 9 Juni 2019. (Anthony Kwan / Getty Images)

Perkembangan Pesat Media Komunis Tiongkok di Afrika Memicu Kekhawatiran

Laporan khusus Darren Taylor untuk The Epochtimes

Selama dasawarsa terakhir, Komunis Tiongkok telah memperkuat posisinya sebagai mitra ekonomi dan politik terbesar di banyak negara Afrika.

Kini Komunis Tiongkok sedang menindaklanjuti  perkembangan kehadiran medianya yang pesat. Ini tak lain untuk mempromosikan pengaruhnya di benua itu.

Radio China International dan layanan TV multi-saluran  StarTimes kini membawa cerita “kabar baik” Komunis Tiongkok dan Afrika kepada jutaan orang.  Siaran TV milik pemerintah Tiongkok, China Global Television Network, atau CGTN, memiliki pusat produksi di Nairobi, Kenya, untuk mendukung tujuan ini.

Namun jejak media Komunis Tiongkok yang meluas di Afrika tidak sejelas yang tampak dari luar. Pengawas kebebasan pers internasional, Reporter Without Borders memperingatkannya.

Wajah yang Ramah

Rezim Komunis Tiongkok sering membungkam kritik terhadapnya, termasuk wartawan. Apalagi media Tiongkok sangat dibatasi dalam hal apa yang dapat mereka laporkan.

Reporter Without Borders menyatakan bahwa kini Beijing berusaha mengekspor model media represifnya secara global. Tujuannya adalah menghentikan jurnalisme yang akan menyelidiki kegiatannya di luar negeri.

“Tiongkok juga menciptakan tatanan media dunia baru, di mana jurnalisme akan digantikan oleh propaganda negara tersebut,” kata peneliti Reporter Without Borders, Cedric Alviani, yang menulis laporan baru-baru ini mengenai upaya Tiongkok untuk mempengaruhi secara legal dan ilegal bagaimana hal itu digambarkan oleh media internasional.

Cedric Alviani melaporkan, produk informasi yang dikumpulkan dari sumber Reporter Without Borders di seluruh dunia. Termasuk 150 koresponden. Hasilnya, rezim Tiongkok berinvestasi dalam organisasi berita asing. Bahkan membeli banyak sekali iklan di media internasional. Tujuannya untuk mencegah liputan negatif mengenai Komunis Tiongkok.

Cedric Alviani mengatakan Afrika berada di “garis depan” strategi ini. Pasalnya, Beijing melihat potensi besar untuk pengembangan. Dengan demikian menguntungkan, di benua itu.

Menurut Reporter Without Borders, Komunis Tiongkok membutuhkan media yang “ramah” di Afrika untuk menyajikan citra yang baik mengenai Komunis Tiongkok dan proyek-proyeknya kepada publik. Pada gilirannya akan memberikan akses yang lebih mudah ke sumber daya benua Afrika.

Cedric Alviani mengatakan rezim Tiongkok tidak ingin wartawan menyelidiki sesuatu yang negatif terkait dengan pengejaran Tiongkok di Afrika, seperti polusi lingkungan lokal yang disebabkan oleh aktivitas industrinya.

Mengambilalih Media

Sejalan dengan investasi besar-besaran dalam proyek-proyek infrastruktur di Afrika, Komunis Tiongkok sedang membangun stasiun radio dan TV di seluruh benua Afrika, dan mendanai media Afrika.

Cedric Alviani berkata : “Bukan tidak mungkin bahwa dalam satu atau dua dekade, Tiongkok akan benar-benar menjadi pemilik utama media Afrika dan jaringan penyiaran Afrika.”

Banyak jurnalis Afrika pergi ke Tiongkok untuk mengikuti pelatihan media pemerintah Tiongkok. Di mana para jurnalis tersebut dipicu untuk menceritakan kisah-kisah positif mengenai orang Tiongkok di Afrika.

Cedric Alviani mengatakan pertumbuhan CGTN di benua itu, dengan kantor pusat di Nairobi dan biro di Kairo, Johannesburg, dan Lagos. Media-media ini mempekerjakan ratusan jurnalis Afrika dan banyak lagi pekerja lepas, adalah “sangat mengkhawatirkan.”

Menurut Cedric, CGTN memiliki citarasa Afrika. Sepertinya dibuat untuk kebaikan Afrika. Tetapi sebenarnya, itu adalah saluran propaganda yang menaati kepentingan rezim Tiongkok.

Lebih jauh Cederic menyampaikan : “Anda tidak akan pernah mendengar suara menentang apa pun yang dilakukan orang Tiongkok di Afrika di CGTN. Segala sesuatu yang dilihat pemirsa di jaringan membuat komunis Tiongkok mendapat perhatian yang bagus.”

Profesor Herman Wasserman, dari departemen studi media Universitas Cape Town, mengatakan model media Beijing adalah “jelas tidak cocok untuk Afrika, di mana demokrasi di banyak bagian benua Afrika adalah sangat rapuh.”

Herman Wasserman, mantan profesor tamu di Universitas Tsinghua di Beijing, telah menerbitkan secara luas mengenai  bagaimana Komunis Tiongkok dan kegiatannya dilaporkan di Afrika.

Herman Wasserman mengatakan kehadiran media Komunis Tiongkok di Afrika adalah besar, “dan semakin besar,” tetapi produknya tidak populer, setidaknya untuk saat ini.

“Di beberapa negara seperti Afrika Selatan dan Kenya serta tempat lain di mana ada industri media yang lebih bersemangat, ada juga bias yang cukup kuat dan mendarah daging terhadap media Tiongkok,” kata Herman Wasserman.

Herman Wasserman mengamati perluasan kepentingan media Beijing di Afrika secara dekat.

“Ini mungkin bukanlah contoh pertama yang diarahkan untuk memberantas kebebasan pers di Afrika, tetapi ini bertujuan untuk berusaha menciptakan gambaran yang lebih positif mengenai Tiongkok, dan, ya, berusaha membatasi kritik terhadap Tiongkok di Afrika. Ketika Tiongkok memulai pengaruh ekonomi dan politik yang lebih besar di benua Afrika, Tiongkok berusaha untuk mempromosikan citra positif dari pengaruh itu melalui kehadiran yang lebih besar di bidang media,” kata Herman Wasserman

Tetapi Reporter Without Borders menyatakan kehadiran Tiongkok yang lebih besar ini termasuk dukungan keuangan untuk media Afrika, yang jelas tidak akan menggigit tangan yang memberi mereka makan.

Pemerhati menggunakan contoh penulis Afrika Selatan bernama Azad Essa, yang kolomnya untuk Independent Online berakhir pada tahun 2018 tak lama setelah ia mengkritik perlakuan Beijing terhadap komunitas Muslim Uyghur di Tiongkok.

Sebuah kelompok Tiongkok memiliki 20 persen saham di Independen Online.

Herman Wasserman mengatakan pengaruh Tiongkok boleh jadi tidak kentara. Ia menjelaskan bahwa pemilik media Afrika yang didanai oleh Tiongkok akan melakukan sensor diri, meniadakan berita apa pun yang mereka pikir mungkin menyinggung Beijing.

Reporter Without Borders menyatakan bahwa upaya yang lebih jelas oleh otoritas Tiongkok untuk menekan wartawan Afrika termasuk melatih pejabat lokal untuk memata-matai wartawan tersebut serta menyediakan peralatan untuk pengawasan internet dan telepon seluler.

Namun, Herman Wasserman mengatakan bahwa peran media dan masyarakat sipil di Afrika tidak boleh diabaikan dalam perlawanan terhadap upaya untuk mempengaruhi media di benua itu.

“Saya pikir ada banyak perlawanan di Afrika terhadap segala upaya untuk memberantas kebebasan pers, apakah upaya itu datang dari Beijing atau dari mana pun,” kata Herman Wasserman. (Vv/asr)

Pang Xinhua (kiri), redaktur pelaksana China Central Television Africa, berbicara kepada wartawan lokal di Nairobi, Kenya, ketika ia menunjukkan kepada mereka bagaimana organisasi itu telah berkembang di berbagai bagian Afrika, pada 12 Juni 2012. (SIMON MAINA / AFP / GettyImages)

Penyebaran Hepatitis A di Pacitan dan Trenggalek, Jawa Timur, Ini Tanggapan Menkes

Epochtimes.id- Laporan yang dipublikasikan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, kini sebanyak 957 warga Pacitan, Jawa Timur terserang hepatitis A.

Atas kejadian ini, Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mengimbau masyarakat jaga kebersihan.

Menkes mengatakan kasus hepatitis A di Pacitan ditangani secara bersama-sama. Bagi warga yang tertular virus tersebut, Menkes meminta untuk istirahat.

“Istilah saya diistirahatkan livernya, liver itu lebih banyak kerja untuk karbohidrat, gula. Itu biasanya kita kurangin. Hepatitis kan tidak ada obatnya, tadi saya bilang istirahat, itu virus, imbauan untuk masyarakat jaga kebersihan, sebelum makan cuci tangan dulu,” katanya, Rabu (3/7), di Gedung DPR RI, Jakarta.

Masih dalam rilis Kemenkes RI, masa inkubasi atau perkembangan penyakit hepatitis A dalam tubuh selama 15-50 hari, sementara masa penyembuhannya sekitar 2 minggu, bahkan bisa kurang atau lebih dari 2 minggu.

Menurut Kemenkes RI, penyebab kejadian hepatitis A di Pacitan diduga dari air sungai yang tercemar.

“Secara epidemiologi kita harus lihat daerah mana yang kena. Kalau dalam satu aliran sungai ya mungkin aliran sungai itu yang harus kita perhatikan. Barusan saya dapat informasi air-air di situ sedang diperiksa di laboratorium, jadi ada beberapa lab di Surabaya, kita kirim untuk memeriksa air itu,” katanya.

Terkait penanggulangan hepatitis A, Menkes mengatakan sudah ada arahan ke pemerintah daerah dan sudah bergerak melakukan penanganan.

“Tentu yang pertama kita harus menolong korban, kemudian kita mencari dari mana asalnya ini (virus hepatitis A) dan kita harus cari hulu dari permasalahan ini apa. Apa betul dari air sungai, apa betul dari orang yang BAB dan kemudian membawa virus itu, dan sebagainya,” kata Menkes.

Karena itu, Menkes menekankan kepada warga Pacitan untuk menjaga kebersihan. “Kebersihan nomor satu,” katanya.

Masalah hepatitis A tidak hanya terjadi di Pacitan, saat ini penyakit tersebut telah menyerang warga Trenggalek.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung dr. Wiedra Waworuntu, M.Kes mengatakan kasus hepatitis A di Pacitan sudah dinyatakan KLB, sementara Trenggalek tidak.

“Pacitan sudah ditetapkan KLB, Trenggalek tidak, karena masalah hepatitis A di sana sudah bisa ditanggulangi,” katanya.

Status KLB di Pacitan tidak akan ditarik sebelum kasus penularan berhenti, kemudian telah melewati 2 kali masa inkubasi. (asr)

Ada Apa? Warga Tiongkok Mulai Borong Emas, Tarik Uang dari Bank dan Pasar Saham

0

Olivia Li – The Epochtimes

Penduduk Tiongkok mulai merasakan tekanan perlambatan ekonomi. Ketika mata uang yuan terus merosot serta beberapa bank kecil dan menengah mengajukan pailit baru-baru ini. 

Kini banyak warga Tiongkok memilih untuk membeli emas. Langkah lainnya adalah menarik uang mereka dari bank. Hal demikian dilakukan untuk melindungi aset mereka.

Selain itu, pemerintahan Komunis Tiongkok mengeluarkan pemberitahuan yang tidak biasa pada akhir Juni lalu. 

Instruksi ini bertujuan mendorong anggota Partai dan kader Komunis Tiongkok untuk berinvestasi di saham. 

Pemberitahuan ini ditafsirkan oleh banyak orang sebagai langkah putus asa untuk menyelamatkan ekonomi Tiongkok.

Devaluasi Mata Uang

Yuan atau renminbi Tiongkok turun tajam pada 2 Juli lalu, menyentuh level terlemahnya terhadap dolar AS dalam seminggu. 

Pada pukul setengah empat sore waktu Beijing, Yuan Onshore ditutup pada nilai 6,8835 terhadap dolar, turun 391 poin dari hari perdagangan sebelumnya. Sedangkan Yuan Offshore ditutup pada 6,8856, yang merupakan penurunan hampir 300 poin.

Kantor berita Reuters edisi bahasa Mandarin, pada 2 Juli lalu mengutip keterangan dari seorang pedagang mata uang yang mengatakan bahwa optimisme investor terus berkurang. Ini setelah mereka melihat pasang surut dalam putaran negosiasi perdagangan sebelumnya. 

Sumber ini mengatakan, investor tergesa-gesa memperdagangkan yuan ke dolar AS setiap kali dolar sedikit melemah. 

Oleh karena itu, saat ini, dolar sangat stabil dan mata uang Yuan masih menghadapi tekanan ke bawah lebih lanjut.

Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok telah sangat memengaruhi perekonomian Tiongkok. 

Secara khusus, setelah Presiden Trump mengumumkan untuk menaikkan tarif barang-barang Tiongkok senilai $ 200 miliar dari 10 persen menjadi 25 persen pada 5 Mei, yuan telah terdepresiasi sekitar 2,5 persen sejauh ini.

Sebelumnya, Deutsche Bank telah memperkirakan bahwa kenaikan tarif dari 10 persen menjadi 25 persen akan menyebabkan devaluasi yuan menjadi 7,1 terhadap dolar. 

Jika Amerika Serikat memutuskan untuk mengenakan tarif pada barang-barang Tiongkok senilai $ 300 miliar tambahan, yuan dapat terdepresiasi lebih lanjut menjadi 7,4 terhadap dolar.

Ming Chu-cheng, seorang profesor ilmu politik di National Taiwan University yang berspesialisasi dalam politik Tiongkok, memperkirakan di saluran Youtube-nya, bahwa jika yuan pernah turun di bawah 7 yuan per dolar, maka akan memicu krisis kepercayaan ekonomi Tiongkok. 

Devaluasi mata uang Yuan akan semakin cepat, capital outflow akan terjadi di Tiongkok dan Hong Kong. 

Jika perseteruan antara Amerika Serikat dan Tiongkok tentang hubungan perdagangan berlanjut untuk waktu yang lama, Tiongkok  akan jatuh ke dalam krisis keuangan.

Ming berkata : “Akhirnya Tiongkok akan menjadi Venezuela kedua.” 

Membeli Emas dan Mengambil Uang Dari Bank

Penduduk Tiongkok kini berusaha untuk menyelamatkan kekayaan mereka dengan membeli emas. Pasalnya, mata uang Tiongkok terus mengalami penurunan nilai.

Menurut laporan 24 Juni dari portal berita Tiongkok, Sina, seorang manajer di toko emas Hangzhou mengungkapkan bahwa penjualan emas meningkat secara signifikan sejak Mei. 

Toko ini melihat semakin banyak transaksi besar baru-baru ini. Transaksi besar mencapai lebih dari 1 kilogram emas dalam satu pembelian.

Manajer ini menuturkan : “Seorang pelanggan membeli 3,5 kilogram batangan emas hanya dua hari yang lalu. Volume penjualan untuk batangan emas dan ornamen emas melebihi ekspektasi kami dalam dua bulan ini.

Zhu, seorang pengusaha dari Hangzhou, mengatakan kepada Radio Free Asia bahwa orang-orang lokal membeli emas karena mereka khawatir mata uang Tiongkok akan terus terdepresiasi.

Menurut Zhu, pengusaha ingin menukar yuan ke mata dolar AS, tetapi kontrol valuta asing semakin ketat. Jadi, mereka harus membeli emas sebagai gantinya. Meskipun setiap warga negara Tiongkok diizinkan untuk menukar mata uang senilai 50.000 dolar AS setahun, bank menggunakan segala macam alasan untuk menolak permintaan mereka ketika akan menukar dalam jumlah besar. Kadang-kadang, pihak Bank bahkan menolak untuk menukar dolar AS senilai 5.000 dolar AS. Jika tidak ada kontrol valuta asing seperti itu, memegang dolar AS adalah cara terbaik bagi pengusaha untuk melakukan meindungi nilai terhadap inflasi. 

Zhang Li, seorang penduduk Wuhan, kepada Radio Free Asia mengatakan bahwa berita terbaru tentang bank Komersial Baotou diambil alih oleh Bank Sentral Tiongkok yang dikarenakan kebangkrutan, telah membuat banyak orang khawatir tentang uang yang mereka simpan di rekening bank.

Zhang mengungkapkan, Beberapa warga mulai memilih untuk menyimpan uang dengan cara yang paling primitif, yaitu menyimpan uang di rumah. 

Ia menuturkan, Banyak orang yang dia kenal mengambil uang dari bank, karena mereka takut kehilangan uang jika bank mengajukan kebangkrutan.

Anggota Partai Didorong untuk Membeli Saham

Komisi Inspeksi Disiplin Pusat, pengawas anti-korupsi Tiongkok, menerbitkan sebuah artikel di situs resminya pada 24 Juni, mengatakan bahwa anggota Partai dan kader Komunis Tiongkok dapat terlibat dalam kegiatan perdagangan efek yang legal. Langkah mereka dinilai mendukung perkembangan ekonomi Tiongkok.

Kembali pada Oktober 1993 silam, Dewan Negara Komunis Tiongkok pernah menetapkan dalam peraturannya bahwa pejabat pemerintah pada level atas di tingkat kabupaten tidak diizinkan untuk membeli atau menjual saham.

Baru pada bulan April 2001, Dewan Negara secara bertahap mencabut larangan perdagangan saham oleh Partai atau pejabat pemerintah.

Seorang investor saham jangka panjang, Zhou dari Provinsi Hubei, mengatakan kepada Radio Free Asia, bahwa mayoritas investor saham di Tiongkok telah menderita kerugian besar. Kini jumlah orang yang tertarik dalam perdagangan saham berkurang secara drastis.

Kini setelah pemerintah pusat meminta anggota Partai Komunis Tiongkok dan pejabat pemerintah untuk memasuki pasar saham, kembai menjadi tanda tanya. 

Investor saham, Zhou ini berkata : “Kami bertanya-tanya, apakah itu berarti tidak ada lagi uang yang masuk ke pasar saham dan pasar saham akan segera runtuh? Mungkin mereka mendorong anggota Partai dan kader untuk menaruh uang mereka, karena pasar saham sangat membutuhkan uang untuk mempertahankannya. ”

Reporter Epoch Times, Jiang Wangchao berkontribusi pada laporan ini.

FOTO : Seorang teller bank Tiongkok bersiap menghitung setumpuk dolar AS bersama dengan tumpukan uang kertas 100 yuan Tiongkok di sebuah bank di Hefei, Provinsi Anhui, Tiongkok pada tanggal 9 Maret 2010. (STR / AFP / Getty Images)

Amerika Bersiap Deportasi Massal Usai Hari Kemerdekaan

0

ETIndonesia — Amerika Serikat sepertinya tengah bersiap untuk melakukan deportasi terhadap imigran gelap secara besar-besaran. Setelah memberi Kongres waktu selama dua minggu untuk bertindak, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) akan mulai mendeportasi ‘banyak imigran’ setelah Hari Kemerdekaan.

“Setelah 4 Juli, banyak orang akan dibawa keluar. Jadi orang-orang yang datang mungkin ada di sini untuk sementara waktu, tetapi mereka akan kembali ke negara mereka,” kata Trump saat penandatanganan RUU di Kantor Oval Gedung Putih, pada 1 Juli 2019 waktu setempat.

Pada 17 Juni, Trump mengatakan ICE akan mulai mendeportasi ‘jutaan’ pendatang ilegal yang telah diperintahkan untuk meninggalkan negara itu.

Namun beberapa hari kemudian, Dia menunda deportasi selama dua minggu setelah protes dari kubu Partai Demokrat di Kongres. Dia mengatakan ingin memberikan kesempatan bagi Demokrat dan Republik untuk bekerja bersama dalam memperbaiki undang-undang imigrasi AS yang memikat orang asing datang ke AS, lalu mengizinkan mereka untuk tinggal di negara adidaya itu tanpa batas waktu, begitu mereka berhasil masuk.

“Hukum kami sangat buruk dan bisa diubah, saya selalu mengatakan hanya 15 menit; atau tambah menjadi satu jam. Ini sangat sederhana,” kata Trump.

Namun ada perbedaan mendasar antara Partai Republik dan Demokrat tentang arah pembicaraan tentang imigrasi ilegal.

Ketika ditanya tentang memperbaiki undang-undang imigrasi AS minggu lalu, Ketua DPR Nancy Pelosi (Demokrat/California) Berbicara tentang melindungi para Pemimpi, imigran ilegal yang dibawa ke Amerika Serikat sebagai anak-anak, dan mendekriminalisasi tindakan melintasi perbatasan secara ilegal.

“Anda tidak bisa mengatakan, dan ada ketidaksepakatan, bahwa siapa pun yang melintasi perbatasan melanggar hukum. Tidak sampai ada tekad, apakah mereka bisa tinggal atau tidak,” katanya dalam konferensi pers 27 Juni 2019.

Sebagian besar Partai Republik ingin membentengi perbatasan selatan, mengurangi jumlah klaim suaka palsu. Dan juga membuat otoritas perbatasan untuk lebih mudah untuk mendeportasi orang asing, begitu seorang hakim menentukan bahwa mereka tidak memenuhi syarat untuk tetap tinggal di negara itu.

Senator Lindsey Graham (Republikan) Memperkenalkan RUU pada bulan Mei yang telah disahkan oleh kepala Departemen Keamanan Dalam Negeri sebagai perbaikan pendorong utama bagi imigrasi ke Amerika Serikat. RUUnya telah dipertimbangkan dalam komite dua kali tetapi belum dibawa ke mimbar voting, dan Kongres sedang reses (istirahat) pada pekan ini.

Pada 6 Juli akan menandai dua minggu sejak Trump mengatakan bahwa Dia akan menunda upaya mendorong deportasi. (HOLLY KELLUM/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Saat di Pertemuan Pribadi, Pemimpin Hong Kong Bersikukuh Tak Akan Mengundurkan Diri dan Menolak Menyetujui Permintaan Demonstran

Iris Tao

Sejak membuat permintaan maaf publik pekan lalu, pemimpin Hong Kong Carrie Lam muncul kembali pada (28/6/2019) untuk bertemu dengan para politisi pro-Komunis Tiongkok.

Kepala eksekutif yang diprotes rakyat Hong Kong pada hari Kamis itu mengadakan pertemuan pribadi dengan belasan pemimpin masyarakat dari Friends of Hong Kong Association, sebuah kelompok pro-Beijing, setelah pertemuan sebelumnya dengan empat perwakilan dari serikat polisi, sebagaimana dilaporkan olej Hong Kong Economic Times (HKET) pada 28 Juni

Menurut media Hong Kong, Lam membuat pernyataan mendukung pasukan polisi kota itu, yang baru-baru ini dikecam karena menggunakan kekuatan berlebihan untuk membubarkan pengunjuk rasa. Aksi warga menentang RUU ekstradisi yang memungkinkan daratan Tiongkok untuk mencari ekstradisi dari setiap individu yang diinginkan oleh rezim Komunis Tiongkok.

Setelah protes publik meluas terhadap RUU itu, Lam mengumumkan pada 15 Juni bahwa RUU itu akan ditangguhkan tanpa batas waktu.

Tetapi banyak warga Hong Kong ingin RUU itu ditarik sepenuhnya dan terus melancarkan protes di seluruh penjuru kota.

Diskusi tertutup itu terjadi setelah sekitar seribu pengunjuk rasa mengepung markas polisi untuk kedua kalinya dalam seminggu pada Rabu malam.

Para pengunjuk rasa tinggal selama enam jam sebelum polisi bergerak untuk membubarkan mereka.

Mereka menuntut agar karakterisasi protes yang dilakukan polisi sebelumnya sebagai “kerusuhan” ditarik kembali; pengunjuk rasa yang ditangkap tidak diadili; dan untuk penyelidikan independen tentang penggunaan kekuatan oleh polisi akan dilakukan.

Pada sebuah demonstrasi massa di luar legislatif kota pada 12 Juni, polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet kepada para pengunjuk rasa, yang menyebabkan 81 orang terluka.

Kelompok hak asasi manusia Amnesty International telah mengeluarkan analisis rekaman dari tempat kejadian, menyebut penggunaan kekuatan “melanggar hukum,” “tidak perlu,” dan “berlebihan.”

Polisi menangkap 32 pemrotes antara 12 dan 17 Juni, dengan lima dari mereka dicurigai melakukan pelanggaran kerusuhan, yang dapat dihukum dengan hukuman maksimal 10 tahun penjara.

Delapan kasus terkait pelanggaran ringan kemudian dibatalkan karena kurangnya bukti, menurut polisi.

Orang dalam mengungkapkan kepada Hong Kong Economic Times (HKET) bahwa selama pertemuan tertutup dengan politisi pro-Beijing, Lam dua kali lipat menolak permintaan para demonstran.

Dia telah mengatakan dalam sambutan publik sebelumnya bahwa pemerintah tidak akan membentuk komite independen untuk memeriksa insiden 12 Juni, terlepas dari permintaan publik, karena penyelidikan tersebut akan menargetkan polisi dengan cara yang tidak adil.

Lam juga menekankan penolakannya untuk mundur, mengutip dukungan kuat dari Beijing, menurut HKET.

Kantor Lam mengeluarkan pernyataan pada 27 Juni tentang pertemuannya dengan para pemimpin serikat polisi sebelumnya pada Kamis lalu. Ia menekankan dukungan Lam terhadap kepolisian.

“[Lam] dan pemerintahnya akan terus memberikan dukungan penuh mereka untuk pasukan,” kata pernyataan itu.

Pernyataan itu menambahkan bahwa Lam memuji polisi karena “melakukan penegakan hukum tanpa memihak terhadap kegiatan ilegal dan terus melayani masyarakat.”

Sementara itu, popularitas Lam telah merosot ke level terendah sepanjang masa dalam dua minggu terakhir, menurut hasil jajak pendapat yang dirilis pada 25 Juni oleh University of Hong Kong (HKU).

Peringkat persetujuannya, berdasarkan tanggapan dari 1.015 penduduk Hong Kong, pada angka 23 persen — anjlok 20 persen dari hanya dua minggu lalu. Sementara itu, peringkat ketidaksetujuannya meroket hingga 67 persen.

Peringkat persetujuan Lam saat ini adalah terendah sepanjang masa sejak ia menjabat pada tahun 2017, dan terendah bersejarah di antara semua mantan kepala eksekutif Hong Kong sejak 1992, ketika pertanyaan tentang para pemimpin pertama kali diajukan.

“Demonstrasi, protes, dan kontroversi terkait sebagai hasil dari amandemen RUU ekstradisi tampaknya telah mempengaruhi opini publik secara luas,” kata HKU dalam analisis jajak pendapatnya.

Sementara itu, peringkat persetujuan pemerintah Hong Kong secara keseluruhan merosot menjadi 18 persen, rekor terendah sejak Juli 2003. Peringkat ketidaksetujuan naik menjadi 72 persen. (asr)

Pria Australia Meninggal Usai Makan Kadal

0

ETIndonesia – Seorang pria Australia, David Dowell, meninggal dunia sepuluh hari setelah makan kadal di sebuah pesta Natal yang berlangsung pada 1 Desember 2018.

Ayah dari tiga anak ini dikatakan berada dalam ‘kondisi menderita’ selama hari-hari menjelang kematiannya. Dokter mendiagnosis korban dengan infeksi salmonella, yang awalnya diyakini disebabkan oleh daging ayam yang dia makan seperti dilaporkan The Sydney Morning Herald.

Meskipun kemudian, diduga bahwa kematian David sebenarnya adalah akibat memakan daging kadal. Keterangan yang saling bertentangan dari mereka yang menghadiri pesta tersebut, ditambah dengan kurangnya informasi dari pihak berwenang, membuat keluarga Dowell masih mencari jawaban atas apa yang sebenarnya terjadi.

“Dia adalah salah satu dari jenis, pria hebat. Dan anak-anak telah kehilangan salah satu ayah terbaik yang pernah ada,” Adik David, Hannah Dowell, mengatakan kepada wartawan.

Dalam sebuah wawancara dengan 7News, pasangan David, Allira Marie Bricknell, mengatakan, “Saya tidak ingin dia diingat seperti ini, saya ingin mengingat saat-saat bahagia.”

“Saya benar-benar prihatin dengan tiga anak kami, saya ingin melindungi mereka, saya tidak ingin orang melecehkan kami karena ini,” tambahnya.

Pesta Natal berlangsung pada hari Sabtu. Keesokan harinya David dikatakan merasa tidak sehat tetapi menepisnya, mengira dia hanya mabuk.

“Kemudian pada hari Senin, dia benar-benar sakit dan saat dia mulai muntah dan berwarna hijau, saat itulah mereka menelepon ambulan,” kata Hannah.

“Ketika mereka sampai di sana, [paramedis] bahkan tidak ingin membawanya [ke rumah sakit]. Mereka mengatakan dia baru saja sakit perut dan rekannya berkata, “tidak, kamu harus membawanya; ini bukan hanya sakit biasa.”

Setelah dibawa ke rumah sakit, David didiagnosis memiliki infeksi salmonella, patogen bawaan makanan yang juga dapat ditularkan secara interpersonal.

Namun dikatakan menyebabkan reaksi parah pada orang dengan masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya, gejala biasanya hanya termasuk demam jangka pendek, sakit perut, dan diare.

Hannah kemudian menduga bahwa kondisi kesehatan David karena makan kadal. Sebab, pada hari Minggu berikutnya, Allira Marie Bricknell tiba-tiba teringat dengan percakapan dengan salah satu teman David, bahwa Dia dengan berani makan kadal dalam pesta tersebut.

Informasi itu disampaikan kepada dokter yang menyatakan bahwa itu bisa saja menjadi penyebabnya. Namun, tidak ada bukti kuat bahwa David benar-benar memakan kadal dan orang-orang yang ada di pesta tidak yakin dan David tidak pernah membicarakannya.

Mark Turner, wakil kepala bidang pertanian dan ilmu makanan di University of Queensland, mengatakan kadal adalah di antara hewan yang diketahui membawa bakteri salmonella di usus mereka.

“Mungkin saja jika kadal dimakan, karena dicerna, salmonella dilepaskan. Namun saya belum pernah mendengar hal seperti ini sebelumnya.”

Selama interval waktu itu, perut David dikatakan menyerupai wanita hamil enam bulan. Selain itu, urinnya berwarna hitam, dan muntahnya berwarna hijau.

Hannah melanjutkan, “Ketika saya pergi dan menjenguknya, dia benar-benar kesakitan.”

“Testisnya bengkak hingga seperti buah anggur dan ada cairan bocor dari keduanya, dan dokter mengatakan itu normal, itu adalah cairan dari rongga perutnya,” kata ibu David, Michelle.

Pada hari Selasa, 11 Desember, David meninggal ketika operasi. Menurut keluarganya, Dia mengalami kegagalan organ besar-besaran dan pada dasarnya membusuk dari dalam ke luar.

Autopsi tidak pernah dilakukan.

“Setelah mempertimbangkan catatan rumah sakit, petugas pendaftaran menyelesaikan penyelidikan jenasah dengan mengesahkan penyebab kematian sertifikat tanpa autopsi pada jenasah korban,” kata Pengadilan Koroner dalam sebuah pernyataan. (JUSTIN MORGAN/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M