Sejak tahun 2000, sejumlah orang dalam dari Tiongkok melarikan diri ke luar negeri untuk mengungkap praktik pengambilan organ secara hidup-hidup dalam skala besar terhadap tahanan hati nurani dan praktisi Falun Gong oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) demi keuntungan ekonomi. Namun demikian, PKT terus menutup-nutupi kejahatan ini dari dunia luar. Baru-baru ini, seorang mantan dokter asal Tiongkok, Zheng Zhi, datang ke Taiwan untuk menghadiri pemutaran film dokumenter berjudul “State Organs” dan membagikan pengalamannya, menyerukan kepada masyarakat Taiwan untuk memahami dan menyebarkan kebenaran ini.
EtIndonesia. Film dokumenter “State Organs” mengungkap praktik sistematis dan besar-besaran pengambilan organ secara hidup-hidup dari tahanan hati nurani dan praktisi Falun Gong oleh PKT demi mencari keuntungan. Salah satu narasumber dalam film ini adalah Zheng Zhi, matan dokter militer Tiongkok yang pernah terlibat dalam praktik keji ini. Dalam pemutaran film di Kaohsiung, Zheng berharap masyarakat Taiwan bisa menyadari kenyataan sebenarnya tentang PKT.
Zheng Zhi, berkata: “Kali ini saya datang ke Republik Tiongkok Taiwan yang bebas dan demokratis dengan harapan agar setiap keluarga, setiap orang tua, dan setiap anak di Taiwan tidak akan lagi menjadi korban kekejaman pengambilan organ hidup-hidup oleh PKT.”
Dr. Zheng Zhi, kini hidup dalam pengasingan di Kanada, melakukan perjalanan ke Taiwan untuk menghadiri beberapa pemutaran film dokumenter pemenang penghargaan “State Organs” pada 4 -15 Juni 2025. Film tersebut menampilkan kesaksian langsung Zheng sebagai dokter residen di rumah sakit militer Tiongkok.
Anggota Legislatif Taiwan, Hsu Chih-chieh menyampaikan: “Kami menyewa tempat bioskop sebagai bentuk dukungan terhadap film State Organs. Kami juga menyerukan lebih banyak orang untuk melakukan hal yang sama, mendorong penyebaran film ini agar seluruh rakyat Taiwan, bahkan dunia, mengetahui kebiadaban PKT.”
Anggota Legislatif Hung Chieh mengatakan: “Sebagai garda terdepan dalam menentang PKT, kita semua tahu bahwa PKT adalah rezim yang tidak menghormati hak asasi manusia, kejam, dan tidak berperikemanusiaan. Maka hari ini kami berdiri di sini untuk mengungkap kebenaran, dan sangat berterima kasih kepada Dr. Zheng yang bersedia tampil langsung dan membuka mata masyarakat Taiwan akan kenyataan ini.”
Banyak penonton merasa terkejut dan marah setelah menonton film tersebut. Anggota legislatif Hsu Chih-chieh menyampaikan bahwa saat ini sudah banyak negara di dunia yang tengah mendorong legislasi untuk menolak praktik pengambilan organ hidup-hidup, termasuk Taiwan. Ia berharap hal itu bisa menghentikan kejahatan yang dilakukan PKT.
Seorang penonton, yang juga seorang dokter, mengatakan: “Karena saya sendiri adalah seorang dokter, maka etika dalam transplantasi organ adalah hal yang sangat kami perhatikan. Saya juga sangat menghargai pentingnya demokrasi dan kebebasan di sebuah negara, karena setiap nyawa manusia itu unik, dan organ tubuh tidak boleh diperdagangkan seperti barang. Ini adalah sesuatu yang sangat mengerikan.”
Anggota Dewan Kota Kaohsiung, Chen Hui-wen, menambahkan: “Dengan mengungkap kejahatan ini, kami ingin dunia tahu bahwa ini adalah tindakan keji yang benar-benar tidak berperikemanusiaan dari PKT. Kami berharap seluruh dunia bisa bersama-sama mengutuknya.”
Hsu Chih-chieh melanjutkan: “Kejahatan PKT dalam mengambil organ tubuh manusia secara paksa harus dikutuk oleh seluruh dunia. Banyak negara juga sudah mengusulkan atau mengesahkan undang-undang yang menentang praktik ini. Di parlemen Taiwan, saya dan Hung Chieh juga sudah mengajukan rancangan undang-undang untuk menghentikan kekejaman ini di Taiwan.”
Meskipun PKT terus berupaya menutup-nutupi kejahatan pengambilan organ hidup-hidup, berbagai parlemen negara seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Australia telah mengesahkan resolusi untuk mengecam dan menghentikan kekejaman tersebut. Pada tahun 2025, anggota dari kedua partai di DPR dan Senat AS bersama-sama mengajukan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Falun Gong, yang menyerukan penerapan sanksi terhadap pelaku pengambilan organ secara paksa.
“State Organs”, film dokumenter yang disutradarai oleh Raymond Zhang—pemenang Peabody Award—berfokus pada dua keluarga yang mencari kerabat mereka yang hilang di tengah penindasan nasional terhadap keyakinan Falun Gong. Kedua orang yang hilang tersebut merupakan praktisi Falun Gong.
Pada akhir 1990-an, diperkirakan sekitar 70 hingga 100 juta warga Tiongkok mempraktikkan Falun Gong, sebuah kepercayaan yang mengajarkan hidup selaras dengan prinsip universal Sejati-Baik-Sabar. Ketika rezim mulai memberantas Falun Gong, para praktisinya menjadi sasaran dalam rantai pasokan besar-besaran dan sistematis rezim untuk pengambilan organ paksa, menurut para pelapor dan peneliti.
Para penyelenggara pemutaran dokumenter ini di Taiwan menyatakan bahwa selama setahun terakhir, mereka telah menerima lebih dari 100 ancaman kekerasan yang menuntut agar pemutaran film dibatalkan. Zhang dan lainnya menduga ancaman tersebut kemungkinan berasal dari Partai Komunis Tiongkok, dan hal ini menunjukkan sejauh mana rezim tersebut takut topik ini semakin diketahui publik. (Hui)
Laporan oleh Wang Chong-ying dan Li Juan-rong dari NTD Television Asia Pasifik, Kaohsiung, Taiwan.