EtIndonesia. Jepang dikenal secara global sebagai salah satu negara dengan tingkat usia harapan hidup tertinggi di dunia.
Kita sering mendengar pepatah: “Hidup itu bergantung pada gerak.”
Berolahraga diyakini penting untuk menjaga kesehatan tubuh.
Namun anehnya, orang Jepang justru dikenal tidak terlalu suka berolahraga atau pergi ke pusat kebugaran.
Lalu, mengapa orang Jepang bisa hidup begitu lama meski tidak rajin olahraga?
Rahasianya sebenarnya sederhana dan hanya dua kata: “Makan” dan “Berjalan”.
1. Makan: Kunci Panjang Umur Dimulai dari Meja Makan
▪️ Makanan Ringan dan Rendah Kalori
Orang Jepang cenderung menyukai makanan ringan dan rendah kalori.
Cara memasaknya sederhana: lebih sering dikukus, direbus, disajikan dingin, atau dimakan mentah. Mereka jarang menggunakan banyak minyak, garam, atau bumbu pedas.
Hasilnya? Cita rasa alami terjaga, nutrisi tetap utuh, dan tubuh tidak terbebani oleh lemak berlebih.

▪️ Bahan Makanan Beragam
Orang Jepang sangat menghargai keseimbangan dalam makanan.
Setiap kali makan, selalu ada karbohidrat (nasi), ikan atau daging putih, sayur-sayuran, bahkan buah segar.
Mereka memprioritaskan kesegaran bahan makanan, dan biasanya menghindari daging merah, makanan manis, serta makanan olahan tinggi kalori seperti biskuit dan permen.
▪️ Porsi Kecil, Makan Tidak Sampai Kenyang
Meskipun ragam makanannya banyak, porsi yang disajikan selalu kecil.
Mereka menggunakan piring dan mangkuk kecil, bahkan bumbu seperti kecap atau acar pun disajikan dalam jumlah kecil terpisah.
Orang Jepang juga menerapkan prinsip “Hara Hachi Bu” – makan hingga 80% kenyang.
Dengan mengunyah perlahan, tubuh lebih mudah mencerna makanan, tidak memberatkan sistem pencernaan, dan tetap mendapat asupan energi yang cukup.
2. Berjalan: Mobilitas Sehari-hari yang Menjadi Olahraga Alami

Orang Jepang gemar berjalan kaki atau bersepeda.
Bagi mereka, berjalan adalah cara transportasi yang praktis dan hemat biaya—meskipun harus menghabiskan waktu lebih lama.
Misalnya, untuk menempuh jarak yang bisa dilalui dengan taksi dalam 8 menit, tapi harus berjalan kaki selama 30 menit, banyak orang Jepang lebih memilih jalan kaki.
Anak-anak sekolah umumnya berjalan kaki ke sekolah, dan mahasiswa jarang membawa mobil pribadi.
Sepeda juga sangat umum digunakan—bahkan menjadi alat transportasi utama.
Bagi para pekerja di Jepang, waktu harian yang dihabiskan untuk perjalanan ke kantor bisa mencapai 1–2 jam, termasuk jalan kaki, naik kereta, dan bersepeda.
Sebuah survei bahkan menemukan bahwa prefektur dengan waktu perjalanan paling panjang memiliki tingkat kasus penyakit tulang belakang paling rendah.
Mengapa? Karena untuk menjaga keseimbangan di dalam kereta yang sering berguncang, otot tubuh ikut aktif, sehingga secara tidak langsung tubuh juga berolahraga dan membakar kalori.
Ditambah lagi, topografi Jepang yang banyak bukit dan tanjakan menjadikan aktivitas jalan kaki sebagai olahraga ringan alami, karena mobilitas sehari-hari mereka melibatkan naik-turun jalan secara rutin.
Kesimpulan: Rahasia Umur Panjang Orang Jepang Itu Sederhana
Pola hidup orang Jepang yang mendukung umur panjang antara lain:
· Makanan rendah kalori
· Bahan makanan segar dan beragam
· Porsi kecil dan makan tidak berlebihan
· Jarang makan di luar dan minim makanan olahan
· Lebih memilih berjalan kaki daripada naik kendaraan
Tanpa perlu latihan berat di gym, mereka menerapkan gaya hidup aktif dalam rutinitas harian mereka, mulai dari makan yang sehat hingga mobilitas yang alami.
Itulah sebabnya, meski tidak terlalu suka olahraga formal, orang Jepang tetap sehat dan awet muda.
Panjang umur, ternyata dimulai dari kebiasaan-kebiasaan kecil yang sederhana. (jhn/yn)