Home Blog Page 21

Anggota Parlemen AS dan Eropa Keluarkan Pernyataan Bersama: Peringatkan Upaya Tiongkok Memecah Belah Negara-negara Demokratis

EtIndonesia. Komite Terpilih DPR AS tentang PKT mengadakan pertemuan meja bundar dengan delegasi dari Aliansi Antar-Parlemen tentang Tiongkok (IPAC) minggu ini dan mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam upaya PKT untuk merusak tatanan global, menekankan bahwa negara-negara demokrasi harus bersatu untuk menghadapi otoritarianisme, dan dengan jelas menyatakan dukungan bagi Taiwan sebagai “mercusuar demokrasi” dan “mitra penting Amerika Serikat.”

Delegasi IPAC yang hadir dalam pertemuan tersebut berasal dari berbagai negara demokratis, termasuk Inggris, Slovakia, Jerman, dan Belanda. Pertemuan dipimpin oleh John Moolenaar bersama anggota senior DPR AS Raja Krishnamoorthi, yang juga merupakan anggota IPAC.

Selain itu, sejumlah anggota dari Komisi Eksekutif Kongres AS untuk Tiongkok (CECC) juga turut ambil bagian dalam diskusi meja bundar ini.

Dalam pernyataan bersama yang diumumkan pada Jumat, 23 Mei, dibahas sejumlah isu penting, termasuk strategi untuk menghadapi ekspansi otoritarianisme, masalah keamanan dan perdagangan global, serta bentuk dukungan terhadap Taiwan.

Tiongkok Dianggap Berusaha Memecah Belah Negara-Negara Demokratis, Dunia Harus Bersatu

Dalam pernyataannya, Moolenaar menegaskan:

“PKT tengah meningkatkan upayanya untuk memecah belah negara-negara demokratis dan memanfaatkan celah di antara kita. Inilah alasan mengapa pertemuan meja bundar IPAC hari ini sangat penting.”

Dia menambahkan bahwa melalui persatuan lintas Atlantik, negara-negara demokratis dapat bersama-sama melindungi institusi dan nilai-nilai bersama, serta memastikan bahwa tatanan internasional abad ke-21 dipimpin oleh negara-negara bebas—bukan oleh rezim otoriter.

Anggota parlemen Belanda sekaligus salah satu ketua IPAC, Jan Paternotte, menyampaikan hal senada:“Ketika negara-negara demokratis terpecah, agresi dari rezim otoriter akan semakin merajalela.”

Dia juga menekankan bahwa komitmen bersama ini mencerminkan tekad bulat para legislator di kedua sisi Atlantik dalam membela kebebasan dan melawan infiltrasi yang dilakukan oleh PKT.

Selain Moolenaar dan Krishnamoorthi, pernyataan ini juga ditandatangani oleh sejumlah anggota Kongres AS lainnya, termasuk Neal Dunn, Dusty Johnson, dan Dan Newhouse.

Isi Lengkap Pernyataan Bersama

  • Sebagai anggota Aliansi Antar-Parlemen untuk Kebijakan Tiongkok (IPAC), Komite Khusus DPR AS untuk Partai Komunis Tiongkok, serta Komisi Eksekutif Kongres AS untuk Tiongkok (CECC), kami kembali menegaskan komitmen bersama kami untuk terus memperkuat kerja sama antarnegara demokratis dalam menghadapi tantangan yang semakin serius dari Tiongkok di bawah kendali Partai Komunis.
  • PKT saat ini tengah melakukan serangkaian langkah sistematis yang bertujuan untuk merusak sistem demokrasi, menekan masyarakat terbuka, serta memaksakan kehendaknya kepada berbagai negara melalui campur tangan asing, investasi strategis, dan tindakan militer agresif. Tindakannya di Selat Taiwan, dukungan terhadap Rusia dalam perang di Ukraina, aktivitasnya di kawasan Indo-Pasifik, serta pengaruhnya di berbagai lembaga internasional mencerminkan niat mereka untuk merongrong tatanan global yang telah menopang stabilitas dunia selama beberapa dekade.
  • Di tengah kebangkitan otoritarianisme, tidak boleh ada perpecahan di antara negara-negara demokratis. Karena itu, kami berkomitmen untuk memperdalam kerja sama lintas Atlantik maupun lintas kawasan demi menjaga nilai-nilai bersama, memperkuat ketahanan kolektif, dan memastikan bahwa dunia bebas bersatu dalam mempertahankan perdamaian dan tatanan internasional yang berdasarkan aturan.
  • Ini adalah tantangan lintas generasi. Namun, dengan sikap yang tegas dan tekad yang bulat, kita dapat menghadapi ancaman ini bersama-sama—dan mewariskan kebebasan serta keamanan kepada generasi masa depan.(jhn/yn)

Mencuat Rumor Waktu Sidang Pleno Ke-4 Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok ke-19 Telah Ditentukan, Apakah Hitungan Mundur Pengunduran Diri Xi Jinping?

0

EtIndonesia. Beredar kabar bahwa Sidang Pleno Keempat Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (PKT) akan digelar di Beijing pada 27–30 Agustus. Spekulasi pun merebak bahwa masa jabatan Xi Jinping sebagai pemimpin tertinggi PKT akan segera berakhir. Pertarungan internal di kalangan elit partai dikabarkan semakin memanas. 

Lalu, apakah faksi-faksi dalam partai telah mencapai konsensus? Dunia internasional tengah menyorot situasi ini.

Pertarungan Internal PKT Memanas, Xi Jinping Diduga Kehilangan Kekuasaan

Pertarungan di kalangan elit PKT telah memasuki tahap paling intens. Xi Jinping diduga telah kehilangan kendali atas militer, kekuasaan partai juga semakin melemah, bahkan ada kemungkinan akan dipaksa turun dari jabatan.

Pengamat independen Cai Shenkun pada 22 Mei mengungkap bahwa Sidang Pleno Keempat dijadwalkan pada 27–30 Agustus di Beijing. Ia mempertanyakan apakah pertemuan ini akan menghasilkan perubahan besar dalam struktur kepemimpinan, dan apakah Xi Jinping akan melepaskan kekuasaan, atau bahkan sepenuhnya pensiun dari dunia politik. Semua ini akan terjawab dalam tiga bulan ke depan.

Konsensus Belum Tercapai: Siapa Pengganti Xi? Jalan Ke Depan Masih Abu-Abu

Kolumnis The Epoch Times Wang He mengatakan:  “Yang penting bukan tanggalnya, tetapi masalah internal PKT: siapa yang akan menggantikan Xi, dan ke mana arah masa depan partai. Jika mereka telah mencapai konsensus, maka sidang bisa digelar dengan lancar. Namun saat ini, berbagai faksi masih berselisih, sehingga sulit menetapkan waktu sidang.”

Jika jadwal resmi sidang diumumkan, itu berarti keseimbangan politik telah tercapai, lanjut Wang He.

Tanda-tanda Kehilangan Kekuasaan Xi Jinping Makin Jelas

Komentator politik yang tinggal di AS, Tang Jingyuan, menyatakan bahwa tanda-tanda hilangnya kekuasaan Xi semakin nyata dan mulai tampak terbuka di dalam sistem PKT.

 “Fakta bahwa Xi kehilangan kekuasaan tidak bisa disembunyikan terlalu lama dan pasti akan terbuka. Namun, jika rezim tiba-tiba mengungkapkan semuanya, dampak politiknya bisa sangat besar, bahkan bisa mengguncang stabilitas sistem PKT. Oleh karena itu, mereka memilih strategi bertahap, membangun narasi secara perlahan sebelum membuka semuanya,” ujarnya. 

Artikel di Media Partai Mengangkat Nama Hu Jintao — Sinyal Politik?

Media partai seperti People’s Daily dan Xinhua News pada 19 Mei menerbitkan artikel penting yang menekankan kebijakan “pengambilan keputusan ilmiah, demokratis, dan sesuai hukum”, yang merupakan petunjuk politik era mantan Sekjen Hu Jintao.

Banyak pihak berspekulasi bahwa ini menandakan Hu Jintao kembali tampil di panggung politik. Namun Tang Jingyuan menilai bahwa Hu tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan situasi secara penuh.

“Saya rasa ada tokoh senior lain seperti Wen Jiabao yang lebih mungkin memegang kendali. Tapi Hu memiliki kelebihan unik: sebagai mantan Sekjen, dia punya bobot besar dalam krisis kepemimpinan. Jika dia bersuara, maka itu bisa menjadi penentu,” ujar Tang. 

Pemerintahan Bayangan: Siapa Sebenarnya di Balik Layar?

Tang juga menyebutkan bahwa saat ini PKT tampaknya menciptakan masa transisi, dengan menjaga ilusi bahwa Xi masih berkuasa, meskipun kenyataannya arahan sudah datang dari pihak lain. Contohnya, Cai Qi yang kini memimpin sistem propaganda, tampaknya tidak lagi menjalankan instruksi Xi, melainkan arahan dari para senior.

Ia menjelaskan:  “Jika halaman utama People’s Daily bisa menampilkan petunjuk politik dari era Hu Jintao, itu sudah menjadi sinyal jelas bahwa kebijakan sekarang datang dari elit lama, bukan Xi Jinping.”

Perubahan Signifikan di Tubuh Militer: Zhang Youxia Kembali Berkuasa

Dalam struktur militer, terjadi perombakan luar biasa. Zhang Youxia, yang sebelumnya dikabarkan kehilangan pengaruh, kini kembali menduduki posisi tertinggi di militer. Sementara itu, sekutu-sekutu dekat Xi justru mengalami pembersihan balik.

Yao Cheng, mantan perwira menengah Angkatan Laut PKT, memposting di media sosial bahwa pada pertengahan Mei, digelar rapat diperluas Politbiro yang dihadiri para anggota, tokoh senior, dan mantan pejabat tinggi. Salah satu topik utama yang dibahas adalah:
“Haruskah Xi Jinping mundur? Mundur total atau sebagian?”

Zhang Youxia dan Opsi Reformasi Damai: Peluang Sejarah?

Wang He menyatakan bahwa Zhang Youxia, sebagai bagian dari generasi kedua elite PKT (red nobility), memiliki hubungan kuat dengan para sesepuh partai, sehingga mampu menstabilkan situasi. Namun pertanyaannya sekarang adalah langkah apa yang akan diambil selanjutnya?

Ia berkata:  “Langkah mereka berikutnya tidak hanya akan menentukan nasib pribadi mereka, tetapi juga nasib negara ini secara keseluruhan. Faksi-faksi masih dalam perdebatan sengit, tetapi hasil akhirnya mungkin akan segera terungkap.”

Menurut Wang He, jika pemimpin baru ingin mengamankan legitimasinya, maka dua langkah ini bisa langsung mendapat dukungan rakyat:

  1. Rehabilitasi  Falun Gong
  2. Rehabilitasi peristiwa Tiananmen (Tragedi 4 Juni)

Dengan demikian, mereka bisa cepat mendapatkan legitimasi politik dan dukungan rakyat, serta memperkuat pondasi kekuasaan baru.

Kesimpulan: Apakah PKT Akan Mengalami Reformasi Damai?

Wang He percaya bahwa jika penguasa baru berani mengambil langkah tegas dan membubarkan PKT secara damai, maka mereka akan menjadi pelopor era baru di Tiongkok. (Hui/asr)

Sumber : NTDTV.com

Banjir Bandang dan Longsor Melanda Tiongkok Selatan: Banyak Korban Jiwa di Guizhou dan Guangxi

EtIndonesia. Beberapa hari terakhir, hujan lebat terus-menerus mengguyur berbagai wilayah di selatan Tiongkok, menyebabkan bencana besar seperti banjir bandang, tanah longsor, dan aliran lumpur. Di Guilin, Guangxi, terjadi banjir bandang dan tanah longsor mendadak, sementara beberapa daerah di Guizhou mengalami longsor yang menelan korban jiwa dan orang hilang. Di saat yang sama, Hubei, Hunan, Zhejiang, dan Fujian juga dilanda banjir besar. Di Hunan, banjir diperparah oleh pembukaan bendungan tanpa peringatan, menyebabkan sejumlah kota kecil terendam dengan kerugian besar.

 “Guangxi benar-benar penuh bencana tahun ini!,” ujar warga Tiongkok.  

Sebagian besar wilayah Guangxi baru-baru ini mengalami hujan lebat terus-menerus, mengakibatkan sedikitnya 3 orang tewas dan 1 orang hilang. Pada  23 Mei dini hari, Desa Sanshe di Kabupaten Longsheng, Kota Guilin, diterjang banjir bandang dan tanah longsor, menyebabkan banyak rumah hancur. 

Pihak berwenang melaporkan bahwa setidaknya 10 rumah rusak, beberapa orang hilang, dan 3 orang terluka. Hingga malam hari, 3 orang dikonfirmasi meninggal.

Namun, data sebenarnya masih belum jelas.

Petugas di lokasi:  “Ini rumah yang di pinggir lokasi kejadian. Pondasinya saja sudah tidak terlihat. Semua rumah tersapu habis, orang-orang juga hilang.”

Sehari sebelumnya, di Desa Qingyang (Kecamatan Guowa) dan Kota Changshi, Kabupaten Dafang, Provinsi Guizhou, juga terjadi longsor besar. Banyak rumah tersapu longsor. Laporan resmi menyebutkan sedikitnya 21 orang terjebak. Hingga 22 Mei pukul 21.00, dua orang dikonfirmasi tewas di Changshi, namun warga menyatakan para korban belum berhasil diselamatkan dan nasib mereka masih belum diketahui.

Warga setempat berkata :  “Sekitar pukul 06.00– 07.00 pagi terjadi longsor. Sekitar 4–5 keluarga, total kira-kira 19 orang, tidak ditemukan. Orang-orang hilang, rumah juga hilang, belum ada yang diselamatkan.”

Pada hari yang sama, Kota Wuhan di Provinsi Hubei juga mengalami petir dan hujan deras sejak dini hari, membuat banyak jalan berubah menjadi sungai, rumah dan mobil terendam, warga panik menyelamatkan diri.

Warga Wuhan:  “Banjir! Banjir! Cepat lari selamatkan diri!”
“Semua ruangan tergenang air, tidak ada tempat untuk tidur malam ini. Harus bagaimana ini?”

Stasiun kereta Wuchang juga ikut terendam, menyebabkan genangan air parah di dalam stasiun dan banyak penumpang terjebak. Warga menyalahkan konstruksi proyek abal-abal dan proses verifikasi palsu yang menyebabkan bencana buatan.

 “Beberapa tahun lalu mereka habiskan belasan juta untuk proyek renovasi ini. Sekarang lihat ke mana perginya uang itu? Baru hujan sedikit sudah banjir!,” kata Warga terdampak. 

Sejak 21 Mei 2025 malam, Zhangjiajie dan Changde di Hunan juga diguyur hujan lebat. Bendungan PLTA di hulu membuka pintu air secara darurat, menyebabkan banyak kota kecil terendam banjir besar. Rumah, mobil, dan lahan pertanian tergenang; akses transportasi dan komunikasi terputus, kerugian sangat besar.

Warga Qijiaping,  Wan:  “Airnya terlalu banyak, terlalu deras. Sungai di seberang sudah meluap. Banjir ini akibat pelepasan air darurat dari bendungan di Zhangjiajie, melewati PLTA Niao’erchao, dan mengalir ke Waduk Wuqiangxi, lalu turun ke Taoyuan di Changde.”

Warga Changde,  He:  “Ini banjir akibat pelepasan air buatan, bukan alami. Kalau cuma hujan, air tidak akan naik secepat ini. Kami rakyat kecil tidak pernah diberi informasi—semua dilakukan diam-diam. Tidak pernah ada pemberitahuan. Partai Komunis itu jahat, tidak pernah peduli pada rakyat.”

Karena Partai Komunis Tiongkok (PKT) sering menutupi kebenaran, kondisi sebenarnya dari bencana ini masih perlu diverifikasi. Menurut prakiraan China Weather Network, hujan lebat akan terus berlanjut di wilayah selatan, dengan risiko tinggi terjadinya bencana geologis dan banjir bandang. (Hui)

Laporan oleh jurnalis NTD Tang Rui dan Xiong Bin

Saat Gempa Mengguncang Bengkulu, Jepang Juga Dilanda Gempa  

Pada Jumat (23 Mei) dini hari, gempa bermagnitudo 5,7 terjadi di perairan barat daya Pulau Sumatera, menyebabkan lebih dari seratus rumah rusak. Di waktu yang hampir bersamaan, wilayah selatan Hokkaido, Jepang, juga diguncang gempa bermagnitudo 5,6. Tidak ada laporan korban jiwa sejauh ini.

EtIndonesia. Menurut informasi dari USGS (Survei Geologi Amerika Serikat), pada pukul 02.52 waktu setempat, terjadi gempa berkekuatan 5,7 di lepas pantai barat daya Pulau Sumatera, dengan kedalaman 68 km, berpusat di perairan dekat Provinsi Bengkulu.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengatakan bahwa lebih dari seratus rumah di ibu kota provinsi, Kota Bengkulu, mengalami kerusakan, begitu pula dengan setidaknya enam fasilitas umum.

Karena gempa terjadi saat malam hari, banyak warga terbangun dari tidur dan langsung berhamburan ke luar rumah. Hingga Jumat pagi, belum ada laporan korban jiwa.

Beberapa jam setelahnya, pada pukul 06.28 waktu setempat, wilayah lepas pantai selatan Hokkaido, Jepang, juga diguncang gempa bermagnitudo 5,6. Menurut Badan Meteorologi Jepang, pusat gempa berada di lepas pantai Urakawa, Hokkaido, dengan kedalaman 50 km, dan getarannya dirasakan di berbagai wilayah Hokkaido.

Hingga Jumat pagi, otoritas Jepang belum mengeluarkan peringatan tsunami, dan tidak ada laporan korban jiwa atau kerusakan fasilitas. Transportasi dan infrastruktur juga tidak terdampak.

Indonesia dan Jepang sama-sama terletak di salah satu kawasan gempa paling aktif di dunia, yaitu Cincin Api Pasifik (Ring of Fire), yang mengalami ribuan gempa bumi setiap tahunnya akibat aktivitas tektonik yang tinggi.

Laporan jurnalis NTD, Liu Jiajia, dari Amerika Serikat

50% Populasi Kelebihan Berat Badan, Pemerintah Turki Cek Berat Badan Warga di Jalan—Tuai Protes

EtIndonesia. Pada 23 Mei waktu setempat, pemerintah Turki meluncurkan kampanye nasional bertajuk “Kenali Berat Badanmu, Hidup Sehat” (Know Your Weight, Live Healthy), yang langsung menuai sorotan luas dari publik. Sejak program ini dimulai, alat penimbang berat badan dan pengukur tinggi tubuh tersebar di berbagai sudut kota—dari alun-alun, pusat perbelanjaan, taman umum, hingga halte bus.

Tenaga kesehatan terlihat aktif mengukur BMI (Indeks Massa Tubuh) warga secara langsung, bahkan dalam beberapa kasus, mereka masuk ke rumah-rumah untuk melakukan pemeriksaan fisik. Program ini dijadwalkan berlangsung hingga 10 Juli, dengan target ambisius untuk mengukur berat badan 10 juta warga Turki.

Menteri Kesehatan Turki: 50% Warga Mengalami Kelebihan Berat Badan

Kemal Memişoğlu, Menteri Kesehatan Turki, yang menjadi penggagas utama kampanye ini, menyatakan secara tegas:“Negara kita memiliki 50% populasi yang kelebihan berat badan.”

Dia juga menjelaskan berbagai risiko kesehatan yang terkait:“Kelebihan berat badan berarti tubuh mudah sakit, dan ke depan, kita akan menghadapi lebih banyak penyakit. Anak-anak yang kelebihan berat badan saat ini mungkin terlihat sehat karena daya tahan tubuh mereka masih kuat, namun saat mereka tumbuh dewasa, kelebihan berat badan itu akan bertransformasi menjadi penyakit sendi dan jantung.”

Menariknya, sang menteri sendiri tidak luput dari pemeriksaan, dan hasilnya menunjukkan bahwa ia pun termasuk dalam kategori “kelebihan berat badan”. Dalam unggahan di media sosial, Memişoğlu menulis bahwa ia akan mulai berkonsultasi dengan ahli gizi dan berkomitmen untuk berjalan kaki saat berangkat kerja.

Tujuan Mulia, Namun Cara Pela+ksanaan Memicu Protes

Meskipun tujuan kampanye ini adalah untuk mendorong gaya hidup sehat, cara pelaksanaannya justru menuai kritik keras. Banyak warga yang mengeluhkan bahwa mereka merasa tidak nyaman dipaksa menimbang berat badan di tempat umum, dan menyebut hal ini sebagai pelanggaran privasi.

Salah satu suara kritis datang dari dr. Gökben Hızlı Sayar, seorang psikiater sekaligus akademisi. 

Dengan nada satir, ia menulis di media sosial: “Saya ‘tertangkap’ di pos pemeriksaan di alun-alun Üsküdar. Untungnya, saya hanya dimarahi sebentar lalu dibebaskan. Seperti pengemudi yang memberi tahu ada kamera tilang, saya memberi tahu tiga orang gemuk lainnya yang menuju arah sana. Bersatulah, teman-teman seperjuangan!”

Keluhan serupa disampaikan banyak warga lainnya. Mereka menganggap didatangi di tempat umum dan diminta menimbang berat badan tanpa bisa menolak sebagai bentuk pemaksaan. 

Salah satu warga mengatakan:“Saya dihentikan di jalan dan diminta langsung naik ke alat timbang. Situasinya sangat tidak memungkinkan untuk menolak.”

Dampak Psikologis: Dari Stres hingga Body-Shaming di Depan Umum

Selain merasa dipermalukan, banyak warga yang sebelumnya sudah mengalami kecemasan terkait bentuk tubuh (body image anxiety) mengaku bahwa dipaksa menimbang badan di tempat umum telah memperburuk kondisi psikologis mereka. Beberapa bahkan menyebut pengalaman itu meninggalkan trauma, karena berat badan mereka dipublikasikan secara tidak langsung di hadapan orang banyak.

BMI: Indikator yang Tidak Selalu Akurat

Selain masalah privasi dan pemaksaan, metode pengukuran BMI (Body Mass Index) itu sendiri bukan tanpa kritik. Sejumlah pakar kesehatan menilai bahwa BMI bukanlah alat ukur yang sepenuhnya akurat dalam menilai kondisi tubuh seseorang.

Alasannya, BMI tidak memperhitungkan massa otot dan variasi individu. Akibatnya, banyak atlet profesional yang memiliki otot padat bisa keliru dikategorikan sebagai “kelebihan berat badan” atau “obesitas”, padahal tubuh mereka sehat dan bugar.

Kesimpulan

Kampanye nasional Turki untuk memerangi obesitas melalui pemeriksaan BMI massal bertujuan baik: meningkatkan kesadaran dan mendorong perubahan gaya hidup sehat. Namun, pelaksanaannya yang terkesan memaksa dan menyinggung privasi individu, serta ketergantungan pada metode pengukuran yang tidak sempurna, justru memicu kontroversi dan kritik luas dari masyarakat dan kalangan ahli.

Program yang seharusnya membangun kesadaran malah berisiko melukai harga diri dan psikologis banyak orang—khususnya mereka yang selama ini sudah bergumul dengan persepsi negatif terhadap tubuh mereka sendiri.(jhn/yn)

Tidur Juga Ada Triknya: Pakar Tidur Ajari Cara Menghindari Insomnia

EtIndonesia. Gaya hidup modern yang serba cepat, tekanan mental tinggi, ditambah penggunaan ponsel yang berlebihan di era informasi, membuat banyak orang mengalami masalah insomnia. Terutama bagi wanita menopause, insomnia semakin disadari sebagai faktor yang menurunkan kualitas hidup.

Namun, jangan khawatir—tidur nyenyak bisa dipelajari. Pakar tidur membagikan teknik jitu untuk memahami dan mengatasi insomnia secara efektif.

Waspadai Gejala Insomnia: Sulit Tidur, Tidur Tidak Nyenyak, Bangun Terlalu Pagi

Jika Anda sudah bersiap tidur, tetapi tetap terjaga di tempat tidur selama lebih dari 30 menit, Anda mungkin sudah mengalami gejala insomnia.

Dr. Hsu Shang-Fu, dokter spesialis paru dan wakil direktur Pusat Tidur di Rumah Sakit Universitas Kedokteran Taipei, menjelaskan dalam program “Kesehatan 1+1” bahwa kesulitan untuk tertidur lebih dari 30 menit adalah salah satu jenis insomnia paling umum.

Selain itu, jika tidur Anda sering terganggu di malam hari, seperti harus bangun dua atau tiga kali untuk buang air kecil, atau tidak bisa kembali tidur setelah terbangun, atau meskipun tidur cepat namun terbangun terlalu pagi dan tidak bisa tidur lagi, maka ini juga merupakan gejala insomnia. Bila gejala tersebut terjadi tiga kali seminggu selama lebih dari tiga bulan, maka Anda bisa didiagnosis menderita insomnia.

Insomnia pada Wanita Menopause: Solusinya Terapi Hormon

Dr. Hsu juga menemukan bahwa selain kasus sleep apnea, kini semakin banyak wanita menopause yang datang ke rumah sakit dengan keluhan insomnia.

Menurutnya, penyebab utama insomnia pada wanita menopause adalah karena penurunan drastis hormon wanita, yang sangat berperan dalam menjaga kestabilan emosi dan mempermudah tidur. Gejala seperti gelisah, hot flashes (sensasi panas), keringat malam, serta peningkatan risiko sleep apnea (OSA) juga memperparah insomnia.

Karena itu, Dr. Hsu menyarankan terapi hormon lewat dokter kandungan untuk membantu mengatasi keluhan ini. Bila tubuh sudah terasa lebih nyaman, kualitas tidur pun membaik.

5 Kebiasaan Buruk yang Mengganggu Tidur

Dr. Hsu menyebutkan lima kebiasaan umum yang merusak tidur, terutama di era digital ini:

  1. Bermain ponsel atau tablet sebelum tidur
  2. Minum kopi atau teh di sore hari
  3. Minum alkohol untuk membantu tidur
  4. Tidur siang terlalu lama (lebih dari 1 jam)
  5. Pola hidup yang tidak teratur

Teknik Pernapasan Perut dengan Mindfulness: Membantu Relaksasi dan Tidur

Untuk menghadapi stres dan kecemasan, Dr. Hsu menciptakan metode “pernapasan perut penuh kesadaran (mindful breathing)”, yang membantu tubuh dan pikiran lebih rileks.

Prinsipnya adalah menghadirkan perhatian penuh pada momen sekarang selama 5–10 menit, tanpa gangguan, tanpa menyalahkan diri sendiri, tanpa mengeluh. Fokus hanya pada aliran napas dan gerakan naik-turun perut.

Langkah-langkah pernapasan perut mindfulness:

  1. Cari tempat yang tenang dan nyaman, duduk dengan tubuh rileks.
  2. Letakkan satu tangan di dada, satu tangan di perut. Tarik napas perlahan lewat hidung sambil menghitung 1, 2, 3 detik. Perut mengembang, dada tidak terlalu bergerak.
  3. Hembuskan napas lewat hidung atau mulut sambil menghitung 1, 2, 3, 4 detik.

Jika dilakukan selama 1–2 bulan secara rutin, kemampuan untuk fokus dan tenang akan meningkat, dan membantu Anda tertidur lebih cepat.

Memahami Insomnia: Terapi Kognitif-Perilaku untuk Tidur

Dr. Hsu menekankan pentingnya pemahaman yang benar soal insomnia. Misalnya, jika Anda tidak bisa tidur malam ini, itu bukan akhir dunia. Tapi bagi penderita insomnia, menyadari hal ini tidaklah mudah.

Ia menganjurkan pasiennya untuk berbicara soal insomnia dengan orang lain, serta menulis jurnal tidur. Setelah beberapa waktu, pasien menyadari bahwa tidak tidur nyenyak tidak selalu berujung pada hari yang buruk, dan matahari tetap terbit seperti biasa.

Setelah memahami insomnia dengan benar, tekanan mental berkurang. Ditambah dengan latihan pernapasan perut, gejala insomnia berangsur membaik. (Hui)

Laporan oleh Jurnalis Jin Hong |Lin Qing

Konflik Kembali Meletus di Laut Tiongkok Selatan, Filipina Kecam Kapal Penjaga Pantai PKT karena Membahayakan Nyawa

Pemerintah Filipina pada Kamis (22 Mei) mengecam tindakan kapal penjaga pantai PKT(China Coast Guard) yang menembakkan meriam air bertekanan tinggi dan sengaja menabrak kapal pemerintah Filipina di Laut Tiongkok Selatan. Filipina menuduh bahwa tindakan provokatif PKT tersebut membahayakan keselamatan awak kapal dan secara serius mengganggu operasi sah Filipina. Duta Besar Amerika Serikat juga segera mengutuk aksi PKT yang membahayakan nyawa.

EtIndonesia. Biro Perikanan dan Sumber Daya Air Filipina pada hari Kamis menyatakan bahwa kapal Filipina “Datu Sanday”, bersama kapal lainnya, sedang melakukan penelitian ilmiah dekat Terumbu Sandy  di Kepulauan Spratly pada Rabu (21 Mei), termasuk pengambilan sampel pasir laut, ketika mereka diprovokasi oleh kapal penjaga pantai PKT.

Rekaman video menunjukkan bahwa kapal penjaga pantai PKT tiba-tiba mendekati kapal Filipina “Datu Sanday”, terus-menerus menembakkan meriam air bertekanan tinggi. Setelah terjadi gesekan, kapal PKT tetap melanjutkan serangan airnya, yang menyebabkan salah satu awak kapal Filipina berada dalam kondisi berbahaya.

Dari ruang kemudi kapal Filipina terlihat jelas bahwa terdapat sejumlah personel di kapal penjaga pantai PKT yang berdiri tanpa bergerak. Sementara itu, kapal Filipina dengan tergesa-gesa berusaha melakukan komunikasi radio dengan kapal PKT tersebut.

Lokasi kejadian berada di dekat Terumbu Sandy, yang terletak dekat Pulau Thitu (Pulau Zhongye) — basis terbesar Filipina di Kepulauan Spratly yang telah lama menjadi objek sengketa kedaulatan.

Penjaga pantai PKT mengklaim bahwa kapal Filipina telah “secara ilegal memasuki” wilayah laut PKT. Namun, Filipina menegaskan bahwa operasinya pada hari Rabu tersebut sepenuhnya sesuai dengan hukum internasional.

Duta Besar AS untuk Filipina, MaryKay Carlson, mengecam tindakan PKT sebagai “provokatif dan membahayakan nyawa, serta mengancam stabilitas kawasan”. Ia menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat mendukung Filipina, menjunjung hukum internasional, dan berkomitmen pada kebebasan serta keterbukaan kawasan Indo-Pasifik. (Hui) 

Laporan oleh An Qi dan Yu Wei, New Tang Dynasty Television

Kongres AS Peringatkan Serangan PKT ke Taiwan : Waktu Terus Berjalan

Komite Khusus DPR AS untuk Masalah Partai Komunis Tiongkok baru-baru ini mengeluarkan peringatan darurat: waktu untuk mencegah perang di kawasan Indo-Pasifik semakin menipis. Kongres AS saat ini harus memanfaatkan kesempatan ini untuk secara komprehensif mencegah invasi bersenjata Partai Komunis Tiongkok (PKT) ke Taiwan

EtIndonesia. Pada 21 Mei, Komite Khusus DPR AS untuk PKT merilis siaran pers yang merangkum poin-poin penting dari sidang dengar pendapat yang digelar pada 15 Mei. Para saksi dan anggota parlemen sepakat mendesak AS segera mengambil tindakan, termasuk memperkuat kekuatan militer sekutu, memperkuat pertahanan Taiwan, memperkuat infrastruktur siber AS, serta mempercepat pengiriman senjata ke Taiwan.

Ketua Komite, John Moolenaar, dalam sidang menegaskan bahwa tahun 2027 adalah titik waktu yang sangat penting. Dikatakan bahwa Xi Jinping telah memerintahkan militer Tiongkok untuk siap melakukan invasi ke Taiwan sebelum tahun tersebut.

Moolenaar menyatakan bahwa meskipun perang di Selat Taiwan belum tentu pecah pada 2027, AS dan sekutunya harus memandang ancaman tersebut sebagai sesuatu yang “sangat mendesak” dan mengambil langkah efektif.

Peneliti dari Institut Riset Pertahanan dan Keamanan Nasional Taiwan, Shen Ming-shih, berkomentar: “Maksudnya adalah ini sangat mendesak, dan perlu menghitung secara cermat kemampuan AS saat ini dalam menanggapi agresi eksternal Tiongkok secepat mungkin. Ini menunjukkan bahwa Kongres AS semakin serius dalam menghadapi kemungkinan invasi militer Tiongkok ke Taiwan.”

Moolenaar juga mengatakan: “Kami tidak mencari perang, tapi ingin mencegahnya. Pencegahan hanya akan efektif jika Xi Jinping yakin bahwa biaya agresi terlalu tinggi untuk ditanggung. Menunda pencegahan sama saja dengan menyangkalnya.”

Mantan Panglima Angkatan Darat AS di Pasifik, Charles Flynn, menyatakan bahwa PKT tidak gentar terhadap kapal dan pesawat AS, sehingga AS harus mengembangkan kekuatan darat untuk menggagalkan tujuan militer PKT.

Mantan Wakil Menteri Luar Negeri AS, Kurt Campbell, mengatakan bahwa sekutu global sedang mengamati dengan saksama bagaimana AS merespons PKT.

Dr. Chung Chih-tung dari Institut Riset Pertahanan dan Keamanan Nasional Taiwan menyatakan bahwa pemerintahan Trump sedang mengalihkan fokus strategis global ke kawasan Indo-Pasifik.

“Pemerintahan Trump memiliki kecenderungan anti-perang karena perang merugikan perdagangan dan ekonomi. Strateginya adalah menciptakan efek gentar dengan kekuatan besar agar PKT merasa bahwa biaya perang terlalu tinggi, bahkan tidak mampu mencapai tujuan politiknya. Jika demikian, maka PKT tidak akan memulai perang dengan mudah.”

Komite tersebut merinci enam alasan mengapa melindungi Taiwan bermanfaat bagi AS, dan lima alasan mengapa rakyat AS harus peduli jika Taiwan diserang.

Sementara itu, laporan media yang mengutip dokumen strategis pemerintah AS yang bocor menyebutkan bahwa “mencegah invasi PKT ke Taiwan” kini telah menjadi prioritas utama Pentagon.

Menurut Dr. Chung, pentingnya Taiwan bagi AS dapat dibagi menjadi tiga aspek utama:

  1. Strategis-geografis: Jika PKT menguasai Taiwan, maka akan mampu menembus rantai pulau pertama dan bebas keluar-masuk Pasifik, mengancam negara-negara tetangga dan menantang posisi militer AS di kawasan.
  2. Rantai pasok global: Taiwan memiliki posisi unik dalam rantai pasok global, terutama dalam teknologi. Perang di Selat Taiwan akan mengguncang industri global.
  3. Kredibilitas global AS: Jika AS gagal mencegah agresi Tiongkok terhadap Taiwan, hal itu akan merusak kredibilitas globalnya secara signifikan.

Purnawirawan Jenderal Taiwan yang pro-Tiongkok, Lee Cheng-chieh, baru-baru ini menyatakan kepada media bahwa PKT kemungkinan akan menerapkan taktik “kepung titik, serang bala bantuan”, yaitu dengan menempatkan armada di wilayah tertentu untuk memancing pasukan AS dan Jepang, lalu menyerang mereka dengan rudal dan pesawat tempur setelah memasuki jangkauan.

Shen Ming-shih menanggapi: “Saya sudah mengatakan dua tahun lalu, bahwa PKT akan menggunakan dua metode terhadap Taiwan: satu, ‘kepung titik, serang bala bantuan’; dua, ‘blokir bantuan, serang titik’. Fokus serangan bisa ke Taiwan atau ke bantuan eksternal. Bila Taiwan sulit ditaklukkan, mereka akan lebih dulu menetralisir bantuan luar. Jadi pernyataan Lee hanya separuh kebenaran, dan sepertinya lebih bertujuan menggertak AS dan melemahkan semangat rakyat Taiwan.”

Media Jepang, Sankei Shimbun, baru-baru ini melaporkan bahwa PKT mungkin akan memulai perang terhadap Taiwan lebih awal, yakni pada tahun 2026.

Shen Ming-shih menambahkan bahwa meski ada berbagai spekulasi mengenai waktu invasi, yang jelas jika AS dan Jepang ikut campur, maka secara militer PKT tidak bisa menandingi, setidaknya belum memiliki jaminan kemenangan. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Robot Humanoid Siap Masuk Kehidupan Nyata: Era Industri Senilai Triliunan Dolar Segera Dimulai

EtIndonesia. CEO NVIDIA Jensen Huang pada 19 Mei lalu,  tampil dalam pidato utama di ajang tahunan COMPUTEX 2025 di Taipei, dan secara tegas menyatakan bahwa dalam rangka menjawab tantangan global terkait krisis kekurangan tenaga kerja, robot humanoid akan menjadi industri raksasa berikutnya—bernilai hingga beberapa triliun dolar AS.

Manajer investasi Pictet Asset Management juga mencatat bahwa seiring berkembangnya teknologi robot humanoid, peluang investasi dalam sektor robotika semakin luas dan beragam. Hal ini menciptakan ruang baru bagi investor yang sebelumnya hanya berkutat pada strategi teknologi konvensional.

Dari AI Generatif Menuju Era “AI Fisik”

Evolusi teknologi kecerdasan buatan (AI) kini telah melewati tahap AI perseptual dan AI generatif, dan saat ini mulai memasuki era AI Agen (Agentic AI) dan bersiap menapaki fase selanjutnya yang disebut sebagai AI Fisik (Physical AI)—yakni penerapan nyata dalam bentuk robot humanoid.

Jensen Huang menggarisbawahi bahwa tantangan utama dalam pengembangan industri robot selama ini adalah kurangnya data—baik data nyata maupun data sintetis—untuk melatih model AI. Selain itu, proses pelatihan manual juga dibatasi oleh waktu kerja manusia.

Namun kini, keterbatasan tersebut perlahan mulai teratasi berkat kemajuan dalam teknologi AI Fisik. NVIDIA telah meluncurkan Omniverse, sebuah lingkungan simulasi virtual yang memungkinkan para pengembang untuk melatih, menguji, dan mengoptimalkan robot secara masif dalam dunia digital. Ini secara signifikan menekan biaya dan risiko uji coba di dunia nyata.

Lebih lanjut, NVIDIA juga telah membuka akses terhadap model pelatihan robot dan alat pengembangan mereka secara open-source, sehingga menurunkan hambatan teknis untuk memasuki industri robot humanoid, yang pada gilirannya diyakini akan mempercepat pertumbuhan sektor ini secara eksponensial.

Dari Konsep ke Kenyataan: Robotika Jadi Investasi Masa Depan

Pictet Asset Management mencatat bahwa seiring AI bergerak ke tahap aplikasi fisik, permintaan pasar terhadap solusi otomatisasi dan teknologi yang dapat diterapkan secara langsung meningkat dengan pesat.

Meskipun pasar teknologi sempat mengalami tekanan akibat kebijakan tarif dan ketegangan geopolitik sejak masa pemerintahan Presiden Donald Trump, sektor robotika justru menunjukkan tren positif: bergerak dari sekadar konsep ke implementasi nyata.

Dengan masuknya industri robot humanoid ke fase ekspansi, perusahaan-perusahaan yang menguasai komponen kunci dan teknologi perangkat lunak pendukung dinilai berpotensi besar untuk menuai manfaat dari transformasi struktural jangka panjang. Hal ini juga membuka peluang investasi strategis bagi investor global.

Robotika Menjadi Tema Investasi Global

Salah satu contoh nyata adalah Pictet Robotics Fund, sebuah dana investasi bertema robotika yang telah fokus pada sektor ini sejak tahun 2015. Hingga 16 Mei 2025, dana kelolaan mereka telah mencapai hampir USD 9,8 miliar (sekitar 294,2 triliun rupiah), menjadikannya sebagai dana bertema robot terbesar di dunia.

Dengan potensi pasar yang mencapai triliunan dolar dan dukungan teknologi seperti AI fisik, robot humanoid tidak lagi sebatas imajinasi fiksi ilmiah. Mereka siap hadir di dunia nyata—bukan hanya menggantikan tenaga kerja di pabrik, tetapi juga mungkin kelak menjadi bagian dari rumah, layanan publik, hingga perawatan lansia.

Transformasi ini tidak hanya akan merevolusi industri teknologi, tetapi juga pola hidup dan struktur ekonomi global. (jhon)

Sumber : aboluowang.com

Lolos dari Upaya Pembunuhan Karena Sebuah Tindakan Baik di Masa Perang Dunia II

EtIndonesia. Dwight D. Eisenhower adalah Presiden Amerika Serikat ke-34. Sebelum Perang Dunia II, ia hampir tidak memiliki pengalaman bertempur. Namun, ia dipercaya sebagai Panglima Tertinggi Sekutu dan berhasil memimpin invasi Normandia yang legendaris hingga akhirnya menaklukkan Nazi Jerman. Tanpa latar belakang politik, ia dua kali terpilih menjadi Presiden dan dinilai oleh para sejarawan sebagai salah satu presiden terhebat dalam sejarah Amerika, sejajar dengan George Washington, Thomas Jefferson, dan Abraham Lincoln.

Di masa Perang Dunia II, sebuah tindakan baik yang sederhana justru menyelamatkan nyawanya dari rencana pembunuhan oleh Nazi Jerman.

Kisah ini terjadi saat Perang Dunia II sedang berlangsung. Suatu hari, Eisenhower sedang dalam perjalanan kembali ke markas besar dari suatu tempat di Prancis untuk menghadiri rapat militer yang sangat penting. Hari itu cuacanya buruk, salju turun deras, dan udara sangat dingin. Di tengah perjalanan yang sepi dan jauh dari pemukiman, Eisenhower tiba-tiba melihat sepasang lansia Prancis duduk gemetar kedinginan di pinggir jalan.

Eisenhower segera memerintahkan sopir untuk berhenti dan menyuruh penerjemah turun untuk menanyakan apa yang terjadi. Seorang staf militer buru-buru mengingatkan, “Kita harus tiba tepat waktu di markas. Urusan seperti ini sebaiknya diserahkan kepada polisi setempat saja.” Namun staf itu sendiri tahu, itu hanya alasan menghindar. Eisenhower tetap bersikeras turun dari mobil. Ia berkata, “Kalau kita tunggu polisi datang, pasangan lansia itu mungkin sudah mati kedinginan.”

Dwight D. Eisenhower

Setelah ditanya, diketahui bahwa pasangan tersebut hendak pergi ke Paris untuk bertemu anak mereka, tetapi mobil mereka rusak di tengah jalan dan mereka terjebak di tengah salju tanpa seorang pun yang bisa diminta tolong.

Mendengar hal itu, Eisenhower langsung mengajak mereka masuk ke mobil dan mengantar mereka sendiri ke rumah anak mereka di Paris. Karena itu, ia pun harus mengambil jalur alternatif untuk kembali ke markas. Pada saat itu, Eisenhower tidak bertindak sebagai Panglima Tertinggi dengan kuasa besar atau kesombongan, ia hanya mengikuti dorongan hati nuraninya yang penuh belas kasih.

Namun kemudian, informasi intelijen yang muncul setelahnya membuat semua orang di sekelilingnya terkejut dan bergidik. Ternyata, pada hari itu, penembak jitu Nazi sudah bersembunyi di sepanjang rute yang seharusnya dilewati oleh mobil Eisenhower. Hitler sangat yakin bahwa Eisenhower akan menjadi korban, dan operasi pembunuhan ini akan berhasil. Namun siapa sangka, tindakan mulia dan spontan Eisenhower untuk menyelamatkan dua orang asing justru menyelamatkan hidupnya. Rencana pembunuhan itu pun gagal total.

Hitler sendiri kemudian meragukan keakuratan intelijennya, tak pernah menyangka bahwa perubahan rute Eisenhower adalah karena dorongan hati untuk menolong orang tua malang di tengah salju. Jika bukan karena keputusan mendadak itu, sejarah Perang Dunia II mungkin akan berubah secara drastis.

Bagi Eisenhower, menyelamatkan dua nyawa manusia jauh lebih penting daripada menghadiri pertemuan militer sekalipun. Keputusannya yang sederhana untuk mengubah rute perjalanan demi kemanusiaan justru menggagalkan skema pembunuhan yang telah dirancang matang oleh Nazi. Menolong orang lain berarti juga menolong diri sendiri. Segala hal baik dan buruk seringkali berakar dari satu niat. Ketika seseorang memilih untuk berbuat baik, maka kebaikan akan kembali kepadanya. Itulah mungkin yang disebut hukum sebab akibat.

Sebagian orang tidak percaya pada konsep karma karena tidak melihat langsung balasannya. Namun, hukum alam bukanlah sesuatu yang mudah dipahami oleh manusia biasa. Sejak kecil, saya sering mendengar para orang tua berkata: “Jangan mengabaikan perbuatan baik hanya karena tampak kecil, dan jangan lakukan perbuatan jahat hanya karena tampak sepele.” Menyimpan niat baik dan berbuat kebaikan, bukan hanya membawa manfaat bagi orang lain, tetapi juga untuk diri sendiri.

Kisah Masa Kecil Eisenhower: Filosofi yang Terpatri Seumur Hidup

Ada satu kisah menarik lainnya dari masa kecil Eisenhower. Suatu hari, ia bermain kartu bersama keluarganya dan kebetulan mendapat kartu yang sangat buruk. Dengan wajah cemberut, ia terus mengeluh karena merasa tidak beruntung.

Melihat sikap itu, ibunya dengan tegas menasihatinya: “Entah kamu mendapat kartu yang bagus atau buruk, kamu tetap harus memainkan kartu itu sebaik mungkin. Kamu tidak boleh hanya iri pada kartu bagus milik orang lain, dan tidak boleh terus-menerus mengeluh tentang kartu yang kamu pegang. Fokuslah dan maksimalkan apa yang ada di tanganmu.”

Nasihat dari sang ibu itu membekas dalam benaknya dan menjadi filosofi hidup yang terbukti berpengaruh besar dalam hidupnya kelak, terutama ketika ia harus menghadapi banyak kesulitan dan tetap mampu keluar sebagai pemenang.

Akhir Hidup Seorang Negarawan Besar

Setelah Perang Dunia II berakhir, Eisenhower diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat dan resmi meraih pangkat Jenderal Bintang Lima. Pada tahun 1952, ia mencalonkan diri sebagai Presiden dari Partai Republik dan menang telak dalam pemilu, menjadi Presiden AS ke-34. Pada tahun 1956, ia terpilih kembali untuk masa jabatan kedua.

Pada tahun 1961, setelah menyelesaikan masa jabatannya sebagai presiden, Eisenhower menyumbangkan seluruh hartanya kepada negara, hanya menyisakan sebuah rumah sederhana di desa tempat ia menulis buku kenangannya: Crusade in Europe dan The White House Years.

Dwight D. Eisenhower wafat pada tahun 1969 dalam usia 78 tahun. Ia dikenang sebagai pemimpin besar yang tidak hanya berjasa dalam peperangan, tetapi juga menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan kebajikan dalam setiap tindakannya. (jhon)

Pemadaman Listrik Besar di Eropa Ungkap Kerentanan Energi: Komponen Buatan Tiongkok Picu Alarm Keamanan

EtIndonesia. Pada 28 April 2025, Spanyol dan Portugal mengalami pemadaman listrik besar-besaran yang menyebabkan penurunan pasokan listrik hingga 60%, menjadikannya salah satu peristiwa pemadaman terparah dalam 50 tahun terakhir. Dua negara yang dikenal memimpin transisi energi terbarukan ini justru menunjukkan kerentanannya saat krisis terjadi—pasalnya, sekitar 40% energi mereka bergantung pada tenaga surya dan angin.

Setelah insiden tersebut, masyarakat Eropa mulai mempertanyakan keamanan infrastruktur energi terbarukan, khususnya karena tingginya ketergantungan pada peralatan tenaga surya buatan Tiongkok.

Pemicu Awal dan Risiko Sistemik

Penyebab pasti dari pemadaman ini masih dalam investigasi. Informasi awal menyebut bahwa penurunan drastis output pembangkit tenaga surya memicu aktivasi sistem perlindungan otomatis. Gangguan tambahan dari jaringan listrik Prancis menciptakan efek domino yang akhirnya menjatuhkan stabilitas sistem kelistrikan di kawasan.

Namun, di tengah ketergantungan tinggi terhadap komponen buatan Tiongkok, terutama inverter (pengubah daya), muncul kekhawatiran serius seputar keamanan informasi dan risiko geopolitik.

Inverter Cerdas: Gerbang Jarak Jauh yang Rentan Disusupi

Dalam krisis ini, perhatian tertuju pada inverter tenaga surya, perangkat penting yang mengubah arus listrik searah (DC) dari panel surya menjadi arus bolak-balik (AC) untuk digunakan di jaringan listrik—sering dijuluki sebagai “otak” sistem tenaga surya.

Menurut laporan Nikkei Asia pada 17 Mei, sebagian besar inverter yang digunakan di Eropa diproduksi oleh perusahaan Tiongkok, dan Huawei adalah salah satu pemasok utama dengan pangsa pasar sekitar sepertiga.

Sebuah laporan dari SolarPower Europe, diterbitkan sehari setelah pemadaman (29 April), menyebut bahwa inverter cerdas memiliki kemampuan pemantauan dan kendali jarak jauh, yang memang mempermudah perawatan, namun juga membuka celah keamanan siber. Simulasi dalam laporan itu menunjukkan bahwa jika sistem tenaga surya dengan kapasitas 3 GW disusupi oleh peretas, hal tersebut dapat mengganggu stabilitas seluruh jaringan listrik Eropa.

Saat ini, tujuh perusahaan tercatat mengoperasikan lebih dari 10 GW kapasitas inverter. Jika satu saja dari sistem tersebut berhasil disusupi, dampaknya diperkirakan akan sangat destruktif.

Marius Bakke, Wakil Presiden Rystad Energy di Oslo, Norwegia, memperingatkan: “Akses jarak jauh ke infrastruktur listrik Eropa melalui inverter berisiko tinggi jika diretas. Serangan semacam ini bisa melumpuhkan sistem secara keseluruhan.”

Huawei Dikeluarkan, Investigasi dan Tuduhan Penyuapan Bermunculan

The Nikkei juga melaporkan bahwa Komisi Eropa pada 28 April lalu membatasi pertemuan dengan organisasi yang berafiliasi dengan Huawei, dan sejak itu Huawei dikeluarkan dari keanggotaan SolarPower Europe. Beberapa eksekutif Huawei di Brussel saat ini sedang diselidiki, bahkan ada yang resmi didakwa atas dugaan penyuapan anggota Parlemen Eropa.

Tahun lalu, Uni Eropa juga menyelidiki dugaan persaingan tidak sehat oleh produsen panel surya Tiongkok. Dua perusahaan asal Tiongkok kemudian menarik diri dari tender proyek publik di Rumania.

Perangkat “Hantu” dalam Inverter Picu Kekhawatiran Tambahan

Masalah keamanan tak hanya berhenti di kendali jarak jauh. Reuters pada 14 Mei melaporkan bahwa dalam beberapa inverter buatan Tiongkok ditemukan perangkat komunikasi tersembunyi yang tidak tercantum dalam dokumen resmi produk.

Dua sumber anonim menyebutkan bahwa pejabat Departemen Energi AS sedang mengevaluasi kembali potensi risiko keamanan dari perangkat Tiongkok. Mereka menemukan perangkat komunikasi tambahan dalam inverter dan baterai produksi beberapa perusahaan Tiongkok yang bisa mengakses jaringan tanpa izin, melewati sistem perlindungan firewall.

European Solar Manufacturing Council (ESMC) menanggapi dengan serius dan meminta Uni Eropa untuk segera menyusun “perangkat kebijakan keamanan siber” yang lebih ketat, guna memperkuat standar pengujian dan perlindungan terhadap perangkat penting seperti inverter.

Peringatan dari Pakar Keamanan Taiwan

Shen Ming-shih, peneliti dari Institut Riset Keamanan Nasional Taiwan, mengatakan kepada Epoch Times bahwa: “Setiap perangkat buatan Tiongkok—baik di bidang energi, kamera pengawas, hingga AI—berisiko memiliki backdoor atau komponen pengumpul data rahasia.”

Ia menyebut kasus sebelumnya di mana perangkat Hikvision, platform AI seperti DeepSeek, bahkan pelampung laut buatan Tiongkok diketahui memiliki mekanisme transmisi data tersembunyi.

Shen menekankan bahwa: “Perangkat-perangkat ini bukan hanya ancaman komersial, tapi juga mengancam keamanan nasional. Jika dibiarkan, ini adalah bentuk infiltrasi jangka panjang yang menggerogoti sistem dari dalam.”

Mengapa Barat Terlambat Menyadarinya?

Menurut Wang Xiuwen, peneliti dari lembaga yang sama, Barat baru menyadari ancaman Tiongkok ketika Huawei mulai menguasai sektor 5G. Kemudian, kekhawatiran merembet ke semikonduktor. Namun, dalam sektor energi terbarukan, kesadaran ini datang terlambat.

Wang menjelaskan bahwa sejak krisis utang Eropa 2009–2010, Tiongkok telah berinvestasi besar-besaran dalam proyek energi bersih Uni Eropa, dan Huawei sangat mungkin ikut dalam proyek riset tenaga surya, menyebabkan sebagian politisi Eropa bersikap lunak terhadap Tiongkok.

Kini, dengan terkuaknya krisis pemadaman di Spanyol dan Portugal, barat kembali menghadapi bukti nyata bahwa perangkat Tiongkok dapat menyimpan celah keamanan berbahaya, seperti halnya pada kontroversi 5G.

Ketergantungan Rantai Pasok Energi: Ancaman untuk Transisi Hijau Eropa

Menurut laporan International Energy Agency (IEA) tahun 2024, Tiongkok kini menguasai sekitar 80% pasar global panel surya. Karena mendapat subsidi besar dari pemerintah, harga panel Tiongkok turun 80% dalam satu dekade terakhir, sehingga menguasai pasar dunia.

Vincent Delporte dari perusahaan energi terbarukan HoloSolis, Prancis, menyatakan:

“Tanpa regulasi dan dukungan untuk manufaktur lokal, produk Eropa tidak bisa bersaing dengan harga produk Tiongkok.”

Jika pasokan dari Tiongkok terputus—entah karena geopolitik atau krisis lain—transisi energi Eropa bisa lumpuh dalam sekejap. Marius Bakke menambahkan:

“Ketergantungan pada komponen fotovoltaik dari Tiongkok adalah salah satu ancaman terbesar terhadap keamanan energi Eropa.”

AS & Eropa Bergerak: Seruan Periksa Total Perangkat Tiongkok

AS dan negara-negara Eropa kini mulai mengambil langkah nyata. Senator Doug Steinhardt dari Partai Republik AS mengatakan bahwa ditemukannya perangkat komunikasi tak dikenal telah mengungkap kerentanan infrastruktur AS.

Lithuania dan Estonia juga mengambil tindakan: pada November tahun lalu, Lithuania mengesahkan undang-undang yang melarang akses jarak jauh dari Tiongkok terhadap pembangkit tenaga surya, angin, dan baterai dengan kapasitas di atas 100 kW.

Di Inggris, pemeriksaan terhadap teknologi energi terbarukan buatan Tiongkok sedang berlangsung, termasuk evaluasi terhadap perangkat inverter.

Pejabat NATO menegaskan bahwa upaya Tiongkok untuk menguasai infrastruktur penting negara anggota meningkat, dan NATO harus mengidentifikasi serta mengurangi ketergantungan strategis tersebut.

Seruan Final: Audit Menyeluruh terhadap Risiko Perangkat Tiongkok

Wang Xiuwen berpendapat bahwa solusi paling realistis saat ini adalah melakukan audit menyeluruh terhadap infrastruktur energi yang sudah terpasang dan mengidentifikasi risiko tersembunyi dari perangkat buatan Tiongkok.

Ia menyimpulkan: “Perangkat-perangkat itu bisa saja telah ditanamkan modul komunikasi siluman atau program jahat—dan hanya menunggu saat untuk diaktifkan.”

Eropa, lanjut Wang, harus mengikuti jejak Australia dan Amerika Serikat dalam menerapkan uji teknis ketat dan kebijakan kontrol impor.

“Tiongkok seringkali menuduh negara lain tanpa bukti, tapi Barat justru menunggu hingga buktinya jelas baru bertindak. Ketimpangan ini adalah celah sistemik yang harus segera diperbaiki.”

Ia juga menyerukan transparansi penuh dalam hasil penyelidikan, agar negara-negara lain dapat secara serius menilai risiko pada infrastruktur penting mereka masing-masing. (jhon)

Konflik India–Pakistan: Mengapa AS dan Rusia Kompak Dukung India?

EtIndonesia. Konflik militer antara India dan Pakistan saat ini memang mereda untuk sementara, namun India justru berhasil memanfaatkan situasi ini untuk meraih keuntungan strategis. Negara tersebut kini memperoleh dukungan militer dan ekonomi dari dua kekuatan besar dunia: Amerika Serikat dan Rusia. Banyak pihak menyebut India sebagai “pemenang terbesar dalam percaturan geopolitik” saat ini.

Hubungan Tradisional India–Rusia: Warisan Era Perang Dingin

Sejak era Perang Dingin, India telah menjalin kerja sama militer yang erat dengan Uni Soviet. Bahkan, India tercatat sebagai pembeli senjata terbesar dari Moskow kala itu. Hingga kini, lebih dari 70% persenjataan militer India masih berasal dari Rusia, termasuk sistem pertahanan udara S-400 dan rudal jelajah “BrahMos” yang merupakan hasil pengembangan bersama kedua negara.

Setelah pecahnya perang Rusia–Ukraina, India meningkatkan pembelian minyak Rusia secara besar-besaran. Volume impor mencapai rata-rata 2 juta barel per hari. Transaksi ini dilakukan menggunakan mata uang Rupee, memungkinkan Rusia untuk menghindari sebagian dampak dari sanksi ekonomi Barat.

AS Merangkul India Lewat Aliansi Strategis Indo-Pasifik

Di sisi lain, Amerika Serikat juga aktif mendekati India, menempatkan negara tersebut sebagai mitra strategis utama dalam kebijakan Indo-Pasifik. Washington telah menandatangani perjanjian logistik dengan India, serta menjual drone tempur dan jet tempur generasi tinggi. Tak hanya di bidang militer, AS juga mendorong kerja sama teknologi tinggi dengan India, termasuk di sektor semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI), sebagai bagian dari upaya membangun rantai pasok global yang menjauhi dominasi Tiongkok.

Secara militer, India adalah negara importir senjata terbesar di dunia. Rusia menyuplai sekitar 60% dari total pembelian senjata India, sementara Amerika Serikat menyumbang sekitar 20%. Rusia bersedia mentransfer teknologi militer ke India, sementara AS memanfaatkan harga tinggi dan syarat politik tambahan untuk mengikat India dalam kerja sama jangka panjang. Dengan demikian, India menjadi medan perebutan utama antara dua raksasa penjual senjata dunia ini.

India terus mempertahankan sikap “non-blok”..

Posisi Strategis India: Kunci Kendali Samudra Hindia dan Selat Malaka

Secara geografis, India memiliki posisi strategis di kawasan Samudra Hindia dan dekat dengan Selat Malaka—dua jalur laut vital dalam perdagangan internasional. Bagi AS dan Rusia, India adalah titik tumpu penting untuk menyeimbangkan pengaruh Tiongkok serta kekuatan regional di Asia Tengah.

Menariknya, meskipun mendapatkan dukungan dari dua kutub kekuatan dunia, India tetap mempertahankan prinsip “non-blok” dalam politik luar negerinya. India ikut dalam forum “Dialog Keamanan Kuartet” bersama AS, Jepang, dan Australia (dikenal sebagai Quad), namun menolak bergabung dalam aliansi militer AUKUS (yang terdiri dari AS, Inggris, dan Australia). Di saat yang sama, India menjaga jarak dalam latihan militer bersama Tiongkok dan Rusia, menunjukkan posisi netral dan fleksibel.

Menurut analisis berbagai media internasional, strategi diplomasi fleksibel India terbukti berhasil dalam meraih manfaat besar: akses energi murah dari Rusia, kerja sama teknologi tinggi dengan AS, dan penguatan sistem persenjataan dari kedua belah pihak. Baik Washington maupun Moskow akhirnya memilih untuk “mentoleransi” dan “bekerja sama” dengan India demi kepentingan mereka masing-masing. (jhon)

7 Mata-Mata Tiongkok Ditangkap di Turkiye, The Wall Street Journal: “Mengerikan dan Bikin Merinding”

EtIndonesia. Pada awal Mei 2024, badan intelijen Turki mengumumkan bahwa mereka telah menangkap 7 warga negara Tiongkok yang diduga terlibat dalam kegiatan mata-mata.

Menurut laporan media lokal, para tersangka tertangkap tangan membawa perangkat penangkap IMSI (International Mobile Subscriber Identity), sebuah alat yang bisa meniru menara sinyal palsu untuk menyadap ponsel di sekitar dan mengumpulkan data seperti riwayat panggilan, percakapan, hingga informasi penting lainnya. Target utama mereka adalah etnis Uighur asal Tiongkok yang melarikan diri ke Turki serta sejumlah pejabat setempat.

Para pejabat menyebut, ini adalah jaringan mata-mata paling canggih yang pernah ditemukan di Turki. Tidak seperti jaringan mata-mata profesional pada umumnya, kelompok ini tidak menggunakan agen intelijen terlatih, melainkan menyamarkan identitas mereka sebagai warga biasa dan menggunakan teknologi pengawasan canggih untuk melacak targetnya.

Beberapa anggota jaringan ini diketahui masuk ke Turki sejak Maret, sementara pemimpinnya—yang hanya diidentifikasi dengan inisial ZL—diketahui sudah tinggal di Turki sejak lima tahun lalu. Ia disebut telah melakukan berbagai persiapan awal, seperti mendirikan perusahaan ekspor-impor palsu dan mempelajari bahasa Turki.

Perangkat IMSI catcher ini bekerja dengan meniru sinyal dari menara komunikasi seluler legal. Ketika sebuah ponsel berada dalam jarak sekitar 50 meter dari “menara bayangan” ini, perangkat tersebut akan secara otomatis terkoneksi karena menganggapnya sebagai menara sinyal resmi.

Dilaporkan, semua data komunikasi yang disadap, termasuk detail percakapan dan koordinat lokasi, dikirim langsung ke seorang kontak di Tiongkok yang disebut sebagai “Bos Besar”.

Perangkat tersebut diselundupkan ke Turki secara terpisah: satu orang membawa antena, orang lain membawa baterai melalui penerbangan berbeda, sementara komponen lainnya dikirimkan secara terpisah oleh anggota lain.

Informasi intelijen menunjukkan bahwa kelompok ini juga menyasar pejabat pemerintah Turki, berusaha mengidentifikasi siapa saja yang berhubungan dengan komunitas Uighur atau organisasi terkait, serta mengumpulkan informasi sensitif lainnya.

ZL diyakini telah menjalani pelatihan spionase profesional, namun tidak demikian dengan anggotanya. Misalnya, seorang warga Tiongkok lainnya, ZYB, yang hanya lulusan sekolah dasar, bertugas mengemudikan mobil yang membawa perangkat dan sekadar menyalakan atau mematikan alat sesuai instruksi.

Ketujuh tersangka membantah terlibat dalam kelompok kriminal dan mengklaim tidak saling mengenal. Namun penyidik memiliki bukti bahwa mereka secara rutin mengadakan pertemuan dan tetap saling berkomunikasi.

Turki sendiri menjadi tempat tinggal bagi banyak pengungsi Uighur yang melarikan diri dari Tiongkok. Organisasi HAM sebelumnya telah menuduh pemerintah Tiongkok melakukan genosida terhadap etnis Uighur, termasuk menahan ratusan ribu orang di kamp-kamp re-edukasi di Xinjiang—klaim yang dibantah keras oleh Beijing.

Pada 2024 ini, Turki telah menangkap tujuh warga Tiongkok berlatar belakang Uighur dan menuduh mereka memata-matai komunitas Uighur lainnya. Para terdakwa mengaku terpaksa melakukan kegiatan itu karena keluarganya di Tiongkok diancam oleh intelijen Tiongkok.

Dugaan Spionase Tiongkok di Filipina Semakin Sulit Dipercaya

Pada 25 Januari, Biro Investigasi Nasional (NBI) Filipina menangkap lima warga Tiongkok di Puerto Princesa, ibu kota Provinsi Palawan. Dari ponsel dan perangkat mereka, penyidik menemukan banyak foto pelabuhan, kapal, bandara, serta pangkalan militer—mereka diduga kuat tengah mengumpulkan data intelijen secara ilegal.

Kelima orang ini tercatat sebagai anggota dari “Korps Relawan Tionghoa Filipina untuk Perdamaian dan Pembangunan” dan “Asosiasi Promosi Pembangunan Damai Tionghoa Filipina”—dua organisasi komunitas Tiongkok yang baru berkembang dalam dekade terakhir dan sebagian besar beranggotakan imigran Tiongkok baru.

Sejak 2020, senator sekaligus mantan perwira polisi Filipina, Panfilo Lacson, telah memperingatkan bahwa sekitar 2.000–3.000 tentara Tiongkok masuk ke Filipina dengan menyamar sebagai turis atau pekerja di industri kasino daring, menjalankan misi infiltrasi terselubung.

Kelima orang yang ditangkap sempat mengaku sebagai warga Taiwan, yang menimbulkan kekhawatiran besar di antara komunitas Taiwan di Filipina. Seorang warga Taiwan di Palawan mengungkapkan bahwa saat ini hanya ada belasan warga Taiwan di daerah tersebut, namun warga Tiongkok jumlahnya diperkirakan mencapai ribuan, dan mengaku sebagai warga Taiwan sudah menjadi hal biasa di sana.

Pada 17 Januari, aparat Filipina juga menangkap seorang warga Tiongkok lain bernama Deng Yuanqing, lulusan Universitas Teknik Angkatan Darat Tiongkok. Deng dituduh terlibat spionase dan kedapatan membawa perangkat canggih yang diduga digunakan untuk memetakan fasilitas militer secara diam-diam.

Menurut Jeremy Lotoc dari Divisi Kejahatan Siber NBI, Deng adalah ahli teknik kontrol dan telah tinggal di Filipina selama lima tahun. Ia disebut telah “menyatu dengan masyarakat lokal”, sehingga dikategorikan sebagai agen tidur (sleeper agent).

Perangkat yang ditemukan pada kendaraan Deng mampu membuat peta 3D tanpa harus masuk ke dalam bangunan. Teknologinya menggunakan sistem GNSS RTK, biasa dipakai untuk pemetaan akurat, navigasi, penargetan artileri, hingga logistik militer. Melalui alat pelacak GPS tersembunyi di kendaraan para tersangka, otoritas Filipina berhasil memantau bahwa mereka sering berada di sekitar lokasi sensitif dan mengirim data secara real-time ke Tiongkok.

Menurut Panglima Angkatan Bersenjata Filipina, Jenderal Romero Brawner Jr., target pengintaian Deng termasuk markas militer dan pangkalan Amerika Serikat di Filipina—data topografi lokasi itu bisa sangat berguna untuk tujuan militer Tiongkok.

The Wall Street Journal: Aktivitas Spionase Beijing Kini Mengerikan

Menurut laporan Chosun Ilbo (Korea Selatan), mantan Panglima Angkatan Darat AS untuk Komando Pasifik, Jenderal Charles Flynn, dalam forum tertutup di Korea menyatakan bahwa dari 325.000 mahasiswa pascasarjana asal Tiongkok di AS, lebih dari 10% dicurigai sebagai agen intelijen. Flynn menegaskan, kegiatan spionase semacam itu tidak hanya terjadi di AS, tetapi juga menjalar ke Korea Selatan, Jepang, dan kawasan Asia Timur lainnya, menjadi ancaman serius bagi keamanan regional.

Pada 7 Juni 2023, polisi Seoul mengajukan seorang peneliti asal Tiongkok ke kejaksaan atas tuduhan mencuri teknologi robotik inti. Ia juga diketahui sebagai peserta dalam “Program Seribu Talenta” Tiongkok—program yang dikritik karena kerap digunakan untuk merekrut agen spionase industri atas nama penghargaan akademik.

Pada Oktober 2024, The Wall Street Journal menggambarkan operasi spionase Tiongkok sebagai sesuatu yang “tidak masuk akal” dan “menyeramkan”. Dalam satu bulan saja, FBI mengungkap jaringan spionase besar terkait Beijing yang menyerang hingga 260.000 perangkat jaringan, termasuk kamera pengawas dan router di AS, Inggris, Prancis, dan Rumania. Penyelidikan Kongres juga menemukan bahwa crane buatan Tiongkok di pelabuhan AS telah dipasangi teknologi backdoor untuk kontrol jarak jauh.

Gubernur Negara Bagian New York, Kathy Hochul, bahkan dikaitkan dengan kasus mantan staf keturunan Tiongkok yang diduga sebagai agen Beijing.

Pada bulan September, lima mahasiswa asal Tiongkok di Universitas Michigan tertangkap menyusup ke lokasi latihan militer Garda Nasional AS sambil memotret. Latihan itu kebetulan sedang melibatkan pasukan Taiwan.

FBI juga telah memperingatkan bahwa ratusan router di AS telah dibajak oleh Tiongkok untuk menyusup ke sistem suplai air dan energi. Banyak pihak khawatir bahwa jika AS sampai campur tangan atas Taiwan, serangan sabotase infrastruktur dari dalam negeri bisa terjadi lebih dahulu.

Agen Tiongkok: Nekat dan Tak Terduga

Pejabat intelijen Barat mengungkapkan bahwa agen Tiongkok sering kali bertindak di luar nalar, bahkan tidak takut tertangkap basah. Tidak seperti Rusia yang biasanya mengganti agen mereka jika tertangkap, Tiongkok justru membiarkannya. Hal lain yang membuat Tiongkok sulit ditangkal adalah fakta bahwa operasi intelijennya melibatkan banyak lembaga pemerintah dan perusahaan swasta, serta bersifat desentralisasi—menjadikannya hampir mustahil untuk disusupi. Selain itu, operasi mereka kerap tidak terkoordinasi secara rapi dan tidak sepenuhnya mengikuti strategi dari pejabat tinggi pusat. (jhon)

Sumber: secretchina.com