Home Blog Page 22

Hujan Deras di Zhangjiajie, Tiongkok  Membuat Banyak Rumah Terendam Banjir, Air Banjir Menembus Lantai Satu 

EtIndonesia. Hujan deras mengguyur Kabupaten Cili, Zhangjiajie, Provinsi Hunan, Tiongkok, pada 22 Mei 2025. Hujan tersebut mengakibatkan banjir besar secara tiba-tiba di sejumlah kota dan desa. Air banjir yang deras menerobos lantai satu rumah-rumah warga, menyebabkan banyak rumah terendam.

Video yang beredar di internet menunjukkan bahwa Desa Matouxi di Kota Wangjiaping, Zhangjiajie, dikepung banjir besar. Air banjir yang mengalir deras melintasi Jembatan Fengyu (jembatan beratap), hampir menyentuh permukaan jembatan.

Sekretaris Partai desa tersebut mengatakan kepada media Xiaoxiang Morning News bahwa hujan lebat yang berlangsung selama beberapa jam menyebabkan kenaikan drastis permukaan air Sungai Matouxi. Air telah meluap melewati Jembatan Fengyu, sebagian jalan terendam banjir, dan kedalaman genangan air di beberapa jalan raya mendekati satu meter, sehingga sejumlah warga harus dievakuasi darurat.

Dalam video lain terlihat bahwa banjir besar melanda beberapa kota kecil di Kabupaten Cili. Sebagian jalan terendam banjir. Di Kota Xikou, permukaan air sungai naik dengan cepat, dan air banjir yang keruh menerobos lantai satu rumah-rumah warga yang berada di sepanjang sungai.

Seorang warga dengan panik berkata, “Air sudah masuk ke dalam rumah.”

Desa Jinyan milik etnis Tujia di Zhangjiajie juga dikepung banjir. Seorang warga mengatakan hujan deras mulai turun sejak malam, dan air sungai hampir meluap melewati tanggul.

Ada pula warga yang rumahnya terendam banjir, dan dalam video yang direkamnya ia berkata, “Cuma tidur semalam, rumah langsung kebanjiran. Air dari gunung semua mengalir ke dalam rumah.”

Pada 22 Mei pagi, Badan Meteorologi Kota Zhangjiajie telah mengeluarkan peringatan merah untuk hujan lebat, sementara Kabupaten Cili mengaktifkan respons darurat tingkat III untuk pengendalian banjir.

Banjir besar yang terjadi secara tiba-tiba di Zhangjiajie mengganggu perjalanan banyak warga. Seorang netizen menulis, “Hari ini kami naik kereta cepat dari Changsha ke Zhangjiajie, semuanya dibatalkan. Dalam keputusasaan kami akhirnya memesan tiket bus, untungnya bisa tiba dengan selamat.” (Hui)

Laporan gabungan oleh wartawan Luo Tingting

Kim Jong-un Marah Karena Kapal Perangnya Terbalik, Analisis : Terjadi di Depan Semua Orang, yang Membuatnya Merasa Lebih Dipermalukan

Pada 21 Mei 2025, sebuah kapal perang Korea Utara mengalami kecelakaan serius saat upacara peluncuran, menyebabkan lambung kapal bocor dan kehilangan keseimbangan. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, memberikan kritik keras dan memerintahkan agar masalah ini diselesaikan sebelum rapat pleno Komite Sentral Partai Buruh Korea Juni. Para ahli memperkirakan pemulihan keseimbangan kapal membutuhkan waktu 2 hingga 3 hari, dan perbaikan sisi kapal sekitar 10 hari.

EtIndonesia. Kapal perang korea utara kehilangan keseimbangan saat peluncuran pada 21 Mei, menyebabkan kerusakan pada bagian bawah lambung dan kapal terbalik di air. Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) tidak menyebutkan adanya korban dalam laporan mereka. Laporan mengutip evaluasi para ahli, menyatakan bahwa butuh waktu 2 hingga 3 hari untuk memompa keluar air laut dari ruang kedap air guna mengembalikan keseimbangan kapal, dan perbaikan sisi kapal memerlukan waktu sekitar 10 hari.

Pada 22 Mei 2025, stasiun televisi di Seoul menayangkan citra satelit dari Maxar Technologies yang menunjukkan pemandangan pelabuhan di mana kapal perang baru Korea Utara berlabuh di pelabuhan Chongjin sebelum peluncuran.

Menurut laporan Yonhap News, sebuah tim investigasi yang terdiri dari jaksa dan para ahli telah memulai penyelidikan menyeluruh atas insiden peluncuran kapal perusak di galangan kapal Chongjin pada 21 Mei. Setelah pemeriksaan, kerusakan pada lambung tidak separah yang dilaporkan sebelumnya.

Laporan menyatakan bahwa tidak ditemukan lubang pada bagian bawah kapal, tetapi sisi kanan lambung kapal mengalami goresan, dan air laut masuk melalui jalur penyelamatan di bagian buritan. 

Para ahli Korea Utara memperkirakan bahwa memompa air dari ruang yang terendam dan melepaskan bagian haluan dari landasan akan memulihkan stabilitas kapal dalam dua hingga tiga hari, dan perbaikan sisi lambung memakan waktu sekitar sepuluh hari. Dengan demikian, perbaikan kapal perusak bisa selesai sebelum rapat pleno Komite Sentral Partai Buruh pada bulan Juni, sesuai dengan perintah Kim Jong-un.

Komite Militer Sentral Partai menyatakan bahwa meskipun kondisi kapal masih baik, insiden ini tetap dianggap sebagai tindak kejahatan yang tidak bisa ditoleransi, dan mereka yang bertanggung jawab tidak akan luput dari hukuman.

Laporan juga menyebutkan bahwa pemerintah Korea Utara memandang insiden ini sebagai peristiwa besar, bukan karena kerusakan atau kerugian ekonomi, tetapi sebagai cerminan dari sikap sembrono, tidak bertanggung jawab, dan tidak ilmiah yang menyebar di berbagai sektor. Insiden ini dianggap sebagai peringatan serius.

Dikatakan pula bahwa berdasarkan hasil penyelidikan, lembaga yudisial akan menahan dan menyelidiki mereka yang secara jelas bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut. Direktur galangan kapal Chongjin, Hong Kil Ho (nama dalam lafal fonetik), telah dipanggil oleh pihak berwenang pada 22 Mei.

Menurut laporan KCNA sebelumnya, Kim Jong-un menghadiri upacara peluncuran kapal perusak seberat 5000 ton di galangan kapal Chongjin, namun terjadi kecelakaan serius saat peluncuran. 

Kim mengkritik keras insiden ini, menyatakan bahwa insiden tersebut sepenuhnya akibat kelalaian, ketidaktanggungjawaban, dan ketidakhormatan terhadap ilmu pengetahuan, serta menyebutnya sebagai kecelakaan besar dan tindakan kriminal yang tidak dapat diterima. Ia menegaskan bahwa perbaikan harus selesai sebelum rapat pleno Komite Sentral Partai pada Juni.

Seorang analis militer menyatakan bahwa kecelakaan ini kemungkinan terjadi di hadapan banyak orang, yang membuat Kim Jong-un merasa semakin terhina. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Muncul Kabar Xi Jinping Kehilangan Kekuasaan, Rumor yang Berkembang Menyebutkan Pertemuan Tingkat Tinggi Sedang Membahas “Menyingkirkan Xi”

Saat ini, Partai Komunis Tiongkok (PKT) tengah terjerat dalam krisis politik, ekonomi, dan sosial yang mendalam. Dalam beberapa bulan terakhir, muncul berbagai kabar bahwa pemimpin PKT Xi Jinping telah kehilangan kekuasaan dan akan lengser, yang memicu perhatian luas. Berbagai tanda juga menunjukkan bahwa posisi Xi semakin terdesak.

EtIndonesia. Pada 22 Mei 2025, akun luar negeri di platform X bernama “Global Breaking News” mengungkapkan bahwa seorang penyiar di Douyin (TikTok versi Tiongkok) saat siaran langsung meramalkan bahwa masa pemerintahan Xi tidak akan bertahan lima tahun lagi,  bahkan membahas siapa penerusnya. Tak lama kemudian, akun siaran langsung itu diblokir.

Seorang netizen berkomentar, “Xi Jinping semakin tak berdaya, sampai ada yang berani terang-terangan menantangnya di Douyin.”

Baru-baru ini, sejumlah bocoran internal dari berbagai jalur menyebutkan bahwa pada 14 Mei, PKT menggelar rapat perluasan Politbiro Pusat, dengan satu agenda utama: membahas apakah Xi Jinping perlu disingkirkan.

Disebutkan bahwa dalam rapat tersebut telah dicapai konsensus awal: Sidang Pleno Keempat (Pleno IV) tahun ini akan diubah menjadi pertemuan khusus untuk membahas isu personalia. Selain menentukan bahwa satu pertiga anggota Komite Sentral mendatang berasal dari faksi Tuanpai (faksi afiliasi mantan Presiden Hu Jintao), sidang juga akan membahas restrukturisasi tujuh anggota tetap Politbiro. Kekuasaan Xi kabarnya akan secara jelas dibatasi. Wakil Ketua Komisi Militer Zhang Youxia disebut menyampaikan laporan selama 30 menit.

Pada 20 Mei, mantan perwira Angkatan Laut PKT berpangkat Letnan Kolonel, Yao Cheng, juga mengunggah informasi di platform X, menyatakan bahwa ia mendapat kabar dari temannya bahwa pada 14 Mei diadakan rapat Politbiro diperluas di Beijing, dihadiri anggota Politbiro, para sesepuh partai, dan banyak pejabat senior yang masih hidup. Rapat tersebut membahas apakah Xi harus mundur sepenuhnya atau hanya sebagian. Namun, belum ada keputusan akhir dan harus ditentukan lewat pemungutan suara di Sidang Pleno IV.

Beberapa netizen menyebut bahwa dalam rapat tersebut, banyak tokoh penting menyuarakan kritik terhadap Xi Jinping secara terbuka.

Yao Cheng menyebutkan bahwa Sidang Pleno IV hampir pasti akan digelar pada  Agustus. Pada 22 Mei, komentator independen Cai Shenkun juga menyebut dalam program medianya bahwa ia memperoleh informasi bahwa Sidang Pleno IV akan diadakan di Beijing pada 27–30 Agustus. Namun, belum diketahui kapan pemerintah resmi akan mengumumkan jadwal tersebut.

Pengamat politik terkenal Tang Jingyuan dalam siaran medianya menyatakan bahwa sebuah media luar negeri membocorkan bahwa PKT baru-baru ini menggelar rapat Politbiro diperluas, di mana hampir seluruh elite partai hadir, bahkan mantan Presiden Hu Jintao yang dikabarkan sakit berat pun hadir dan memberikan pidato. Fokus utama rapat itu adalah apakah akan secara resmi memutuskan untuk menurunkan Xi Jinping, baik secara penuh maupun sebagian.

Tang menyebut bahwa karena Sidang Pleno Ketiga tahun lalu ditunda, maka Sidang Pleno Keempat pun ikut tertunda hingga sekarang. Jika Sidang Pleno IV benar digelar pada Juli atau Agustus tahun ini, maka keputusan final pasti sudah dibuat dua bulan sebelumnya dalam rapat Politbiro. Jika Xi benar-benar diturunkan, kekosongan kekuasaan yang besar akan memicu perebutan kekuasaan di antara berbagai faksi.

Ia juga mengatakan, meskipun belum disebutkan apakah Xi akan mundur penuh atau sebagian, namun kekuasaan Xi sudah tidak nyata, dan dirinya kini hanya menjadi boneka. Hilangnya kekuasaan Xi kini mulai terlihat dan makin terbuka. Namun banyak pihak enggan mengambil alih posisinya, karena kekacauan yang ditinggalkan Xi terlalu parah, dan tak ada yang mau “membersihkan kotorannya”. Siapa pun yang naik ke posisi itu, seperti duduk di atas gunung berapi.

Menurut Tang, munculnya Hu Jintao untuk memberikan pidato adalah simbol tekanan dari pemimpin lama, namun “aktor sebenarnya di balik layar adalah Wen Jiabao,” tokoh kunci dari faksi Tuanpai.

Secara kebetulan, pada 19 Mei, dua media corong PKT — People’s Daily dan Xinhua — memuat artikel penting yang menyoroti kembali instruksi penting dari era Hu Jintao, yaitu: “Harus berpegang pada keputusan ilmiah, demokratis, dan berdasarkan hukum.”

Pada 22 Oktober 2022, saat penutupan Kongres Nasional PKT ke-20, Xi Jinping memerintahkan petugas untuk secara paksa menggiring Hu Jintao keluar dari ruang sidang, yang mengejutkan dunia. Kini, ketika kabar mengenai turunnya Xi beredar luas, media pemerintah tiba-tiba mengangkat kembali instruksi penting dari Hu Jintao di masa lalu, yang memicu berbagai spekulasi.

Pada 6 Mei, Cai Shenkun juga membocorkan bahwa Sidang Pleno IV kemungkinan akan membawa perubahan besar. Menghadapi situasi internasional dan domestik saat ini, ditambah dengan kondisi kesehatan Xi yang dikabarkan memburuk, para sesepuh partai sudah tidak tahan lagi dan kini bersatu memaksa Xi turun dari tampuk kekuasaan. Mereka mungkin akan memberi Xi jalan mundur yang terhormat agar ia bisa meninggalkan panggung politik PKT secara utuh. Jika pemimpin baru naik, diperkirakan akan membawa pendekatan yang berbeda.

Saat ini, PKT telah terjerat dalam krisis ekonomi, sosial, dan politik yang menyeluruh. Di bidang ekonomi, pasar saham, properti, valuta asing, dan obligasi terus melemah meski berbagai upaya stimulus dilakukan. 

Secara sosial, fenomena kebencian terhadap pejabat dan orang kaya, pembunuhan pejabat, serta bunuh diri dan saling mencelakai kian marak. Di ranah politik, kasus kematian pejabat tinggi secara tidak wajar sering terjadi, dan banyak pejabat partai, pemerintahan, serta militer yang “menghilang.”

Berbagai tanda menunjukkan bahwa Xi sedang menghadapi krisis pemerintahan, dan kekuatan-kekuatan dalam partai tengah berjuang keras. Situasi politik PKT kini berada dalam kondisi yang sangat tidak stabil. Menjelang Sidang Pleno IV, diperkirakan masih akan muncul banyak bocoran informasi.

Pada 14 Juni 2002, di Desa Zhangbu, Kabupaten Pingtang, Provinsi Guizhou, ditemukan sebuah batu dengan tulisan alami. Di permukaannya tampak deretan huruf berbentuk fosil kuno berusia 270 juta tahun yang bisa dibaca jelas sebagai: “Partai Komunis Tiongkok Musnah.”

Kolumnis politik Yuan Bin pernah menulis bahwa Xi adalah pemimpin generasi kelima PKT, dan tidak ada penerus setelahnya. Jika Xi meninggal dunia saat masih menjabat, maka nasib Xi akan identik dengan runtuhnya PKT. Baik batu bertulisan gaib tersebut maupun ramalan dalam “Tu Bei Tu” (naskah ramalan kuno), semuanya menyampaikan pesan yang sama kepada dunia: PKT akan runtuh. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Rusia Tuduh Serangan Drone Laut Ukraina, Putin Bersumpah Bangun Zona Penyangga di Perbatasan

Pada Kamis (22 Mei), Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa dalam dua hari berturut-turut, militer Rusia telah menembak jatuh lebih dari 400 drone Ukraina. Sementara itu, serangan drone Rusia terhadap Ukraina juga tidak pernah berhenti. Menanggapi hal ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia tidak siap untuk menghentikan perang, sedangkan Presiden Rusia Vladimir Putin bertekad membangun zona penyangga keamanan di perbatasan.

EtIndonesia. Kementerian Pertahanan Rusia pada  Kamis menyebutkan bahwa dari tengah malam hingga pagi hari, militer Rusia menembak jatuh 105 drone Ukraina di seluruh wilayah Rusia, termasuk 35 unit yang dicegat di wilayah Moskow.

Serangan ini menyebabkan penundaan atau pembatalan penerbangan di tiga bandara di Moskow.

Sehari sebelumnya, Rusia juga mengklaim telah menembak jatuh hingga 300 drone Ukraina, tanpa ada laporan korban jiwa. Dalam video yang beredar di internet, terlihat pecahan drone jatuh di halaman sebuah taman kanak-kanak di Domodedovo, dekat Moskow, menciptakan lubang besar di tanah.

Pabrik peralatan semikonduktor Bolkhovsky di wilayah Oryol, yang memasok produk bagi pembuat jet tempur dan rudal Rusia, menjadi salah satu target serangan militer Ukraina.

Selain melancarkan serangan drone ke Ukraina, Kementerian Pertahanan Rusia juga menyatakan bahwa pasukan Rusia tengah maju di titik-titik strategis di garis depan. Presiden Ukraina Zelensky membenarkan situasi yang semakin tegang di medan tempur.

“Situasi di wilayah Donetsk, khususnya di arah Pokrovsk, tetap paling tegang. Kami juga terus aktif di wilayah Kursk dan Belgorod, sebagai bagian dari pertahanan kami yang aktif dan efektif di wilayah Sumy dan Kharkiv,” katanya. 

Zelenskyy juga menegaskan bahwa Rusia belum menunjukkan tanda-tanda ingin gencatan senjata, yang berarti Moskow belum siap untuk mengakhiri perang.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan video dengan para pejabat pemerintah pada  Kamis menyatakan bahwa pasukan Rusia sedang membangun zona penyangga keamanan di sepanjang perbatasan dengan Ukraina, guna mencegah serangan artileri dari militer Ukraina ke wilayah perbatasan Rusia.

“Keputusan untuk membangun zona penyangga yang diperlukan di perbatasan (dengan Ukraina) telah dibuat. Angkatan bersenjata kita sedang melaksanakan tugas ini. Titik-titik tembak musuh sedang ditindas,” ujar Putin. 

Beberapa waktu lalu, saat berkunjung ke wilayah barat Kursk, Putin juga menyinggung soal pembangunan zona penyangga ini. Ini merupakan kunjungan pertamanya sejak Rusia mengumumkan telah mengusir militer Ukraina dari wilayah tersebut bulan lalu. Namun, Putin tidak mengungkapkan secara spesifik lokasi dan cakupan zona penyangga yang sedang dibangun. (Hui)

Laporan oleh Yi Jing, New Tang Dynasty Television

Wanita yang Tinggal di Atas Pohon Setinggi 55 Meter Selama 738 Hari Mengungkapkan Alasan Tak Terduga Mengapa Dia Melakukannya

EtIndonesia. Seorang wanita tinggal di atas pohon selama hampir dua tahun meskipun ada ‘taktik intimidasi’ yang digunakan untuk mencoba menakut-nakutinya.

Jika Anda pernah membayangkan untuk meninggalkan pekerjaan, membalik meja kantor, dan kabur ke pulau tropis di Australia, ini ada alternatif yang lebih murah—meskipun jelas lebih ekstrem.

Kita sudah sering mendengar kisah orang yang pindah ke kapal pesiar demi menghindari biaya hidup yang tinggi—bahkan ada pria yang tinggal di dalam kontainer sampah—tapi bagaimana jika seseorang memilih naik dan tinggal di atas pohon?

Julia ‘Butterfly’ Hill memiliki alasan yang jauh lebih heroik untuk pindah ke atas pohon selama dua tahun daripada sekadar menghemat uang.

Mengapa Julia Hill tinggal di atas pohon California selama hampir dua tahun

Berakhir di Eureka, California setelah selamat dari kecelakaan mobil, aktivis lingkungan Julia Hill ‘terhubung’ dengan pohon redwood di daerah tersebut.

Dan ketika mendengar Pacific Lumber Company berencana menebang pohon berusia 1.000 tahun bernama ‘Luna,’ dia memutuskan untuk ikut serta dalam aksi protes dengan duduk di pohon bersama dua orang lainnya untuk mencegah penebangan pohon, tetapi juga memperlambat penebangan di daerah sekitarnya dan meningkatkan kesadaran lingkungan.

Jadi, sejak 10 Desember 1997 dia naik ke atas pohon.

Kecuali perjalanan singkat kembali turun setelah jatuh sakit, Hill kembali naik ke atas pohon lagi, bahkan ketika dua relawan lainnya turun.

Tetapi bagaimana mungkin dia bisa bertahan hampir dua tahun di atas pohon?

Bagaimana Julia Hill bertahan hidup hampir dua tahun di atas pohon

Nah, Hill mengandalkan teman-temannya untuk membantu mengangkut makanan dan minuman naik turun pohon sehingga dia dapat melanjutkan aksi protesnya.

Dua platform berukuran enam kali enam kaki telah dibangun di atas pohon dengan terpal yang direntangkan untuk melindungi Hill sebisa mungkin dari angin dan hujan.

Meskipun, San Francisco Chronicle melaporkan pada saat itu: “Hill tidak pernah benar-benar kering selama dua tahun di Luna.”

Dan meskipun ada ‘taktik intimidasi’ perusahaan, termasuk penjaga keamanan yang ditempatkan di bawah, pohon-pohon di dekatnya ditebang dan helikopter diterbangkan di dekatnya, Hill tetap berada di Luna hingga 23 Desember 1999, beberapa hari setelah dia mencapai kesepakatan dengan Pacific Lumber Company.

Kesepakatan yang menyebabkan Julia Hill turun dari pohon setelah 738 hari

Hill dan Pacific Lumber Company menandatangani ‘Perjanjian Pelestarian Luna’.

Perjanjian tersebut menyatakan Luna akan tetap berdiri di samping semua pohon lain dalam radius 200 kaki di sekitarnya.

Namun, pohon-pohon yang telah ditebang akan tetap menjadi milik Pacific Lumber.

Pacific Lumber Company akhirnya mengajukan kebangkrutan pada tahun 2007.
(yn)

Sumber: unilad

Bank Picu Kemarahan Karena Meminta Menghadirkan Wanita 96 Tahun yang Terbaring di Tempat Tidur untuk Memverifikasi Identitasnya

EtIndonesia. Sebuah bank Meksiko dituduh kurang peka setelah bersikeras agar seorang wanita berusia 96 tahun yang terbaring di tempat tidur dibawa ke kantor cabang bank untuk mengonfirmasi identitasnya guna mencairkan dana pensiunnya.

Foto dan klip video seorang wanita tua yang diangkut ke cabang bank BBVA (Banco Bilbao Vizcaya Argentaria) di Oaxaca, Meksiko, dengan tandu ambulans telah menjadi viral di media sosial Meksiko dan memicu kemarahan di kalangan masyarakat umum.

Fidelia Vásquez Nuño yang berusia 96 tahun tidak dapat bergerak karena usianya yang lanjut dan berbagai penyakit, tetapi meskipun putranya telah berupaya untuk mengajukan dokumen yang diperlukan ke bank untuk memverifikasi identitasnya, dia harus dibawa ke cabang setempat untuk memperbaiki kesalahan dalam registrasi biometriknya yang membuatnya tidak bisa mencairkan dana pensiunnya selama enam bulan.

“Ini keterlaluan. Kami sudah menyerahkan semuanya: dokumen resmi, surat kuasa, dan perwakilan hukumnya. Namun, mereka tetap meminta dia datang sendiri, meskipun dia jelas tidak cukup sehat,” kata Gilberto Ayala, putra wanita itu. “Manajer cabang BBVA memberi tahu kami bahwa pembayaran pensiun ditangguhkan dan kami harus mematuhi lebih banyak persyaratan untuk dapat mengaktifkan kembali pembayaran tersebut. Ini cobaan berat.”

“Mereka telah mengarak kami dari satu kantor ke kantor lain,” putri wanita itu, Ernestia, menambahkan. “Mereka memberi tahu kami bahwa fitur wajahnya tidak sesuai dengan catatan sebelumnya, tanpa mempertimbangkan bahwa ibu saya berusia 96 tahun. Tentu saja dia berubah secara fisik; siapa yang tidak berubah dalam beberapa dekade?”

Keluarga wanita tua itu memberi tahu wartawan setempat bahwa bank tidak menawarkan alternatif apa pun untuk menghindari relokasi, meskipun kondisi wanita itu sangat lemah.

Foto dan video dirinya yang menunggu untuk diperiksa detail biometriknya oleh bank telah beredar daring selama berhari-hari dan telah menuai kritik luas. Banyak yang menuduh bank tersebut kurang berempati dan melanggar hak-hak lansia.

Setelah mendapat perawatan dari BBVA, keluarga wanita berusia 96 tahun tersebut mengajukan pengaduan ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Kantor Ombudsman Rakyat Oaxaca, dan Komisi Nasional dan Pembelaan Pengguna Layanan Keuangan.(yn)

Sumber: odditycentral

Parfum Anda Bisa Merusak Perisai Kekuatan Kimia Anda

EtIndonesia. Menurut penelitian baru, semprotan parfum atau losion dapat merusak zat kimia yang sangat reaktif yang mengaburkan tubuh Anda, yang menyebabkan efek kesehatan yang tidak diketahui.

Perisai kimia ini dikenal sebagai medan oksidasi manusia, dan para ilmuwan berpikir dia bereaksi cepat dengan molekul di sekitar kita, menetralkan beberapa senyawa volatil.

Namun, sebuah penelitian baru menemukan bahwa ketika parfum atau losion dioleskan ke kulit, dia dapat mengubah kimia udara di sekitarnya, yang berpotensi mengirimkan produk sampingan kimia beracun yang tercium ke hidung kita atau meresap ke dalam kulit kita.

“Mengingat bahwa medan oksidasi manusia memengaruhi komposisi kimia udara di zona pernapasan dan dekat dengan kulit, dia memengaruhi asupan zat kimia kita, yang pada gilirannya, memengaruhi kesehatan manusia,” kata ilmuwan atmosfer Institut Max Planck Nora Zannoni dan rekan-rekannya.

Masih banyak yang belum diketahui tentang medan oksidasi manusia dan bagaimana dia memengaruhi kesehatan kita. Hal ini baru ditemukan pada tahun 2022, ketika sebuah tim yang dipimpin oleh beberapa ilmuwan yang sama menemukan bahwa minyak dari kulit bereaksi dengan polutan ozon di udara untuk membentuk medan radikal hidroksil (OH) di sekitar tubuh manusia.

Radikal OH terkadang digambarkan sebagai ‘deterjen’ atmosfer, karena dapat bereaksi dengan dan menetralkan berbagai polutan di udara.

Pada saat yang sama, ada kemungkinan bahwa beberapa reaksi kimia ini dapat menghasilkan produk sampingan yang berpotensi berbahaya tepat di sebelah kulit dan saluran pernapasan kita.

Mencari tahu bagaimana medan oksidasi manusia berinteraksi dengan bahan kimia di lingkungan dalam dan luar ruangan kita adalah bidang baru dalam penelitian kesehatan.

Dalam penelitian saat ini, empat orang dewasa muda duduk di lingkungan dalam ruangan yang suhunya terkontrol, dan para ilmuwan mengukur bahan kimia di sekitar tubuh mereka dan di udara saat mereka menggunakan dan tidak menggunakan produk perawatan pribadi.

Ketika beberapa peserta mengoleskan losion sebelum masuk, para peneliti melihat bahwa dua bahan kimia – fenoksietanol dan etanol – melayang ke atas dari kulit pada ‘arus termal’, menyebar ke udara sekitar bersama panas tubuh.

Konsentrasi bahan kimia losion ini di sekitar setiap peserta terus meningkat, bahkan 10 menit setelah dioleskan. Konsentrasi di dekat hidung, misalnya, 2,8 kali lebih tinggi daripada di udara sekitar.

Kemudian, para peneliti melepaskan ozon dari saluran masuk di lantai di bawah peserta. Ozon terbentuk ketika sinar matahari berinteraksi dengan senyawa organik yang mudah menguap, dan meskipun berada dalam konsentrasi yang lebih tinggi di luar ruangan, ozon dapat meresap ke dalam bangunan, bereaksi dengan minyak kulit kita untuk menciptakan medan oksidasi manusia.

Tim menemukan bahwa losion tubuh bereaksi dengan medan oksidasi manusia dari kepala hingga kaki, menghambat pembentukan prekursor OH utama oleh ozon, dan mengurangi konsentrasinya di sekitar peserta hingga 34 persen.

Hasil serupa terjadi ketika peserta mengoleskan wewangian ke punggung tangan mereka sebelum memasuki lingkungan yang terkontrol.

Baik etanol maupun monoterpena meningkat di sekitar peserta, dengan kadar 10 kali lebih tinggi di atas kepala peserta daripada di udara sekitar.

Bahan kimia ini juga bereaksi dengan radikal OH yang mengelilingi tubuh manusia, sehingga mengurangi konsentrasinya di medan oksidasi.

“Studi ini telah menentukan bahwa medan oksidasi manusia yang dihasilkan oleh orang-orang yang terpapar ozon di dalam ruangan terganggu secara substansial saat produk perawatan pribadi dikenakan,” tulis para penulis.

Tim tersebut tidak menyelidiki dampak kesehatan, hanya perubahan kimia di sekitar tubuh manusia, tetapi mereka khawatir dengan reaksi volatil yang terjadi di sekitar kita.

“Kita perlu memikirkan kembali kimia dalam ruangan di ruang yang ditempati karena medan oksidasi yang kita ciptakan akan mengubah banyak bahan kimia di sekitar kita,” kata ahli kimia atmosfer Jonathan Williams, pemimpin proyek studi tahun 2022 yang menemukan medan oksidasi manusia.

“OH dapat mengoksidasi lebih banyak spesies daripada ozon, sehingga menciptakan banyak produk langsung di zona pernapasan kita dengan dampak kesehatan yang belum diketahui.”

Studi tersebut dipublikasikan di Science Advances.(yn)

Sumber: sciencealert

Mengapa Yunani Mengalami Begitu Banyak Gempa Bumi Saat Ini dan Haruskah Kita Khawatir?

EtIndonesia. Musim panas sudah di depan mata dan kita sudah dapat membayangkan ke mana liburan kita, tetapi wisatawan yang berencana untuk pergi ke Yunani dapat melihat perjalanan mereka dalam bahaya – karena ada begitu banyak gempa bumi yang terjadi.

Dari akhir Januari hingga pertengahan April, Santorini berada dalam keadaan darurat ketika ratusan gempa bumi terus menghantam pulau itu tanpa penjelasan, yang menyebabkan kekhawatiran akan aktivitas vulkanik.

Baru-baru ini, pulau Yunani lainnya, Kreta, dilanda gempa berkekuatan Magnitudo 6,1 pada tanggal 22 Mei, yang membingungkan para ilmuwan tentang mengapa getaran terus terjadi di bagian dunia itu – dan apakah orang-orang harus khawatir.

Meskipun tidak ada cedera atau kerusakan besar yang dilaporkan, gempa bumi, yang terjadi pada pukul 6:19 pagi waktu setempat, membuat penduduk setempat dan wisatawan diperintahkan untuk menjauh dari pantai setelah menimbulkan kekhawatiran akan adanya tsunami setelahnya.

Postingan media sosial mendokumentasikan seberapa dahsyatnya guncangan di area tersebut.

Meskipun para ahli dibuat bingung oleh gelombang gempa yang tiba-tiba terjadi di Mediterania, mungkin ada beberapa alasan logis yang berperan.

Pertama, Yunani tidak asing dengan gempa bumi, dan mengalami sekitar 25.000 gempa setiap tahun – beberapa di antaranya bahkan tidak terasa di daratan.

Lokasinya berarti berada di tepi lempeng tektonik Afrika dan Eurasia, yang juga dikenal sebagai zona subduksi Hellenic. Lempeng Afrika terus bergerak ke utara di bawah lempeng Eurasia, yang memicu getaran.

Terlebih lagi, krisis iklim hanya mengintensifkan hal ini, dengan badai yang lebih kuat dan perubahan tekanan kecil yang memicu pergeseran seismik.

Kabar baiknya adalah untuk saat ini, wisatawan tidak diperingatkan untuk tidak pergi ke bagian dunia tersebut, jadi Anda masih dapat menikmati liburan Anda – tetapi sayangnya, fenomena ini niscaya akan terus menjadi lebih umum.(yn)

Sumber: indy100

Tiongkok Menghadapi Gelombang Baru COVID-19 dengan Gejala Sakit Tenggorokan Tajam dan Terasa Seperti Terbakar yang Dijuluki “Tenggorokan Silet”

 “Tenggorokan silet” adalah istilah yang digunakan di Tiongkok untuk menggambarkan sakit tenggorokan parah, bak  menelan pecahan kaca atau bilah silet

EtIndonesia. Para ahli mengatakan Tiongkok sedang mengalami gelombang baru COVID-19, dengan pasien melaporkan gejala sakit tenggorokan yang parah dan terasa seperti terbakar.

 Zhong Nanshan, salah satu pulmonolog dan ahli epidemiologi terkemuka di Tiongkok, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media lokal pada 19 Mei bahwa gejala “tenggorokan silet” lebih menonjol dalam gelombang ini, disertai batuk yang lebih sering.

Istilah “Tenggorokan silet” adalah istilah yang digunakan di Tiongkok untuk menggambarkan sakit tenggorokan yang parah, seperti menelan pecahan kaca atau bilah silet.

Dr. Li Tongzeng, direktur Departemen Penyakit Menular di Rumah Sakit You’an Beijing, mengatakan kepada media Tiongkok bahwa gelombang baru COVID-19 yang dimulai pada Maret ini diperkirakan akan mencapai puncaknya pada akhir Mei.

Menurut Zhong, varian dominan dalam gelombang ini adalah varian Omicron XDV, yang sangat menular namun relatif kurang mematikan. Gejala awal termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, tenggorokan terasa terbakar, dan batuk parah.

Ia meyakini bahwa epidemi ini masih berada dalam “fase mendaki” dan diperkirakan akan berlangsung selama enam hingga delapan minggu serta mereda pada akhir Juni.

Warganet Tiongkok menggambarkan pengalaman menyakitkan mereka dengan varian baru ini di Weibo, platform media sosial Tiongkok yang diawasi ketat oleh rezim.

Beberapa komentar yang dibagikan termasuk:

 “Beberapa hari lalu saat makan siang, seorang rekan kerja batuk hebat sampai saya kira dia tersedak makanan. Dia bilang karena efek berkepanjangan dari COVID kali ini. Ketika saya tanya gejala utamanya, dia bilang ‘tenggorokan silet.’”

Komentar lain berbunyi, “Saya kena tenggorokan silet dan merasa benar-benar lemas.”

“Pasca-COVID tenggorokan silet ini benar-benar brutal—bengkak, sakit, dan saya hampir tidak bisa bicara. Ada obat cepatnya nggak?”

Seorang warga Beijing yang terinfeksi selama hampir 10 hari mengatakan kepada The Epoch Times edisi bahasa Tionghoa : “Saya demam, sakit tenggorokan, dahak kuning bercampur darah, mimisan, batuk, bersin, pilek, pusing, dan tidak punya energi. Menakutkan sekali—saya bersin sekali dan hidung saya langsung berdarah, sampai saya ketakutan. Gelombang COVID kali ini parah sekali.”

Data COVID-19 Lenyap

Rezim Tiongkok telah lama menghadapi tuduhan menutupi data epidemi, terutama terkait angka kematian.

Meskipun tagar “peningkatan infeksi COVID-19” menjadi trending di Weibo, media di daratan Tiongkok meremehkan epidemi ini.  Para ahli mencatat adanya data penting yang hilang atau tidak informatif dari pihak berwenang.

Dr. Jonathan Liu, profesor di Canadian College of Traditional Chinese Medicine dan direktur Klinik Kang Mei Pengobatan Tradisional Tiongkok, serta skeptis terhadap data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (CCDC), mengatakan bahwa data resmi untuk  Maret hanya melaporkan tujuh kematian akibat COVID-19.

“Dengan tingkat epidemi normal, angka serendah itu tidak masuk akal. Kanada, dengan populasi jarang dan sanitasi baik, melaporkan 1.915 kematian akibat COVID dari Agustus tahun lalu hingga Mei tahun ini—lebih dari 200 per bulan. Bagaimana mungkin Tiongkok, dengan populasi padat, hanya memiliki tujuh kematian per bulan?” ujar Liu kepada The Epoch Times.

Menurut CCDC, kasus rawat jalan dan gawat darurat meningkat dari 7,5 persen menjadi 16,2 persen, sementara kasus infeksi saluran pernapasan parah yang dirawat inap meningkat dari 3,3 persen menjadi 6,3 persen.

Xiaoxu Sean Lin, asisten profesor di Departemen Ilmu Biomedis di Feitian College, New York, dan kontributor The Epoch Times, mengatakan bahwa CCDC gagal melaporkan data yang paling penting.

Ia mengatakan kepada The Epoch Times bahwa data dari CCDC hanya mencerminkan peningkatan tingkat positif virus corona baru, namun menghilangkan empat faktor penting: jumlah kasus terkonfirmasi, tingkat rawat inap, tingkat keparahan kasus, dan tingkat kematian. Keempat data ini penting untuk memahami sejauh mana penyebaran wabah. Ia juga mengatakan bahwa rezim Tiongkok di masa lalu terlalu banyak menyembunyikan informasi.

Lonjakan Kasus COVID-19 di Asia

Kasus COVID-19 juga meningkat di Singapura, Thailand, Malaysia, Taiwan, dan Hong Kong.

Pada 8 Mei, Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong melaporkan bahwa selama empat minggu terakhir, indikator pemantauan utama COVID mencapai titik tertinggi dalam setahun, dengan 31 kematian orang dewasa.

Otoritas kesehatan Singapura mencatat pada 13 Mei bahwa kasus dari 27 April hingga 3 Mei melonjak sekitar 28 persen menjadi lebih dari 14.000, dengan peningkatan 30 persen pada rawat inap harian.

CDC Taiwan melaporkan bahwa kasus telah meningkat signifikan sejak Mei, dengan puncak diperkirakan terjadi pada Juni.

Zhong mengatakan bahwa dari perspektif patogenik, virus COVID-19 mungkin akan mengurangi virulensinya demi kelangsungan hidup, namun terlalu dini untuk menyimpulkan apakah virus ini akan menjadi seperti flu di masa depan. Namun, satu hal yang pasti, katanya: Virus COVID-19 tidak akan lenyap. (asr)

Laporan ini turut disumbangkan oleh Luo Ya, Xiaohua Gu, dan Grace Song

Setelah AS, Uni Eropa Cabut Sanksi Ekonomi terhadap Suriah

EtIndonesia. Uni Eropa pada Selasa (20 Mei) mengikuti langkah Amerika Serikat dengan mengumumkan pencabutan sanksi ekonomi terhadap Suriah. Dewan Uni Eropa menyatakan, “Kini saatnya rakyat Suriah bersatu membangun kembali Suriah yang bebas dari campur tangan asing.”

“Terkait Suriah, para menteri sepakat untuk mencabut semua sanksi ekonomi, namun tetap mempertahankan sanksi yang ditujukan pada rezim Assad,” kata Kaja Kallas, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa. 

Pada hari Selasa, Uni Eropa mengikuti keputusan AS dengan mencabut sanksi ekonomi terhadap Suriah, namun sanksi atas pelanggaran HAM oleh rezim Assad sebelumnya tetap diberlakukan.

Kaja Kallas menegaskan bahwa tanpa jalan menuju pemulihan ekonomi, maka perdamaian pun tidak mungkin terwujud. Ia mengatakan bahwa semua pihak membutuhkan Suriah yang stabil.

Dalam pernyataan resminya, Dewan Uni Eropa menyampaikan bahwa meskipun masih menghadapi berbagai tantangan:

“Kini saatnya rakyat Suriah bersatu membangun sebuah Suriah yang baru, inklusif, beragam, damai, dan bebas dari intervensi asing.”

Kaja Kallas menambahkan: “Apakah semuanya di sana sudah ideal? Tentu tidak, itu sangat jelas. Tapi saya percaya, kita harus memberi rakyat Suriah sebuah kesempatan.”

Latar Belakang: Perubahan Politik di Suriah

Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump melakukan kunjungan ke Timur Tengah. Sebelum bertemu dengan Presiden sementara Suriah, Shara, Trump terlebih dahulu mengumumkan pencabutan sanksi terhadap Suriah.

Pada tahun 2011, rezim diktator Bashar al-Assad menanggapi protes demokratis dengan penindasan brutal, memicu perang saudara yang menyebabkan ratusan ribu kematian dan membawa sanksi internasional selama bertahun-tahun.

Kini, enam bulan setelah kejatuhan Assad, para pemimpin baru Suriah tengah berusaha mengambil tindakan cepat untuk membangkitkan kembali perekonomian yang hancur akibat lebih dari satu dekade perang saudara. (Hui)

Disusun oleh: Reporter NTD Angel dan Li Qingyuan

Penembakan di Jalan Sibuk, Dua Staf Wali Kota Meksiko Tewas di Tempat

EtIndonesia. Dua orang staf Wali Kota Meksiko tewas ditembak pada Selasa (20 Mei) di salah satu jalan tersibuk saat jam sibuk pagi hari. Kejaksaan Meksiko pada  21 Mei menyatakan bahwa setidaknya empat orang terlibat dalam kasus ini dan pelaku utama diyakini memiliki pengalaman melakukan kejahatan sebelumnya. Penyidik saat ini sedang menyelidiki motif serangan tersebut.

Serangan terjadi pada pukul 07.00 pagi waktu setempat (sekitar pukul 14.00 GMT) di Avenida Tlalpan, sebuah jalan utama yang menghubungkan pusat Kota Meksiko dengan wilayah selatan. Jalan ini merupakan salah satu jalur tersibuk di ibu kota pada pagi hari.

Korban: Sekretaris Pribadi dan Penasihat Wali Kota

Dua korban tewas adalah Ximena Guzman, sekretaris pribadi dari Wali Kota Clara Brugada, dan Jose “Pepe” Muñoz, penasihat sang wali kota.

Menurut informasi awal, Guzman sedang mengemudi di jalan raya yang padat untuk menjemput rekan kerjanya saat sejumlah pria pengendara sepeda motor melepaskan tembakan dan menewaskan keduanya di tempat.

Serangan Terencana, Tersangka Sudah Mengintai Korban

Mengutip laporan CNA (Central News Agency), Jaksa Bertha Alcalde Lujan menyatakan dalam konferensi pers bahwa seorang tersangka sempat terlihat beberapa hari sebelumnya tengah mengawasi korban di lokasi kejadian.

“Ini adalah serangan langsung yang direncanakan dengan matang, dan pelaku utama diyakini berpengalaman melakukan kejahatan sebelumnya,” katanya.

Penyelidik meyakini bahwa pelaku utama dibantu oleh tiga orang lain, dan mereka menggunakan beberapa kendaraan, termasuk sepeda motor, untuk melancarkan dan melarikan diri dari aksi tersebut.

Dugaan Keterlibatan Geng, Tapi Belum Ada Kepastian

Meski kasus ini menunjukkan ciri khas serangan geng, Jaksa Lujan mengatakan: “Kami belum bisa memastikan bahwa kasus ini terkait langsung dengan kejahatan terorganisir.”

Sementara itu, Kepala Keamanan Publik Kota Meksiko, Pablo Vazquez, menyatakan bahwa dalam beberapa pekan terakhir, pihak berwenang telah melakukan penangkapan besar-besaran terhadap sejumlah pimpinan kelompok kriminal di ibu kota. (Hui)

Disusun oleh Valentina Alpide /Diterjemahkan oleh: Cheng Yiren

Burung Paling Bau di Dunia Berbau Seperti Kotoran Sapi

EtIndonesia. Hoatzin yang mirip burung pegar adalah satu-satunya spesies burung yang memfermentasi makanannya, sistem pencernaan yang tidak biasa yang juga menjadikannya burung paling bau di dunia.

Hoatzin adalah burung yang sangat aneh. Berasal dari daerah terpencil di Amazon, anak-anaknya lahir dengan sayap bercakar, dia adalah anggota terakhir yang masih hidup dari garis keturunan burung purba yang diyakini telah bercabang sendiri sekitar 64 juta tahun yang lalu, dan makanannya hanya terdiri dari tumbuhan, yang sangat aneh bagi burung. Namun, keanehan yang masih hidup ini paling dikenal karena baunya yang kuat seperti kotoran, yang membuatnya mendapat julukan ‘burung bau’.

Hoatzin adalah satu-satunya spesies burung yang diketahui dengan sistem fermentasi usus depan yang mirip dengan yang ditemukan pada sapi, yang melepaskan sejumlah besar metana melalui sendawa yang konstan. Sendawa yang bau dan kotoran yang sangat bau memberikan bau khas pada hoatzin.

Pada sebagian besar burung, tembolok adalah kantung penyimpanan makanan di dekat tenggorokan yang digunakan untuk memuntahkan sejumlah kecil makanan untuk anaknya, tetapi pada burung hoatzin, temboloknya jauh lebih besar dan berfungsi sebagai ruang fermentasi untuk daun yang ditelannya. Di dalamnya terdapat bakteri spesialis yang memecah dedaunan yang ditelan, yang membutuhkan waktu total 45 jam untuk dicerna sepenuhnya. Selama proses pencernaan yang luar biasa lama ini, burung melepaskan gas melalui sendawa yang menghasilkan bau khas seperti kotoran sapi.

Tembolok burung hoatzin sangat besar sehingga hampir tidak menyisakan ruang untuk otot terbang, yang menjelaskan mengapa burung dewasa hanya dapat terbang dalam waktu singkat, sebagian besar untuk berpindah dari satu pohon ke pohon lain, dan mengapa mereka lebih suka melompat dan memanjat dengan canggung di antara cabang-cabang, di mana cakar sayap mereka berguna.

Tetapi seberapa bau burung paling bau di dunia ini? Nah, rupanya, bau kotoran mereka cukup untuk mengusir pemburu, serta predator lainnya, meskipun beberapa, seperti Elang Hitam Besar, dan Tayra yang mirip musang, lebih dari bersedia menghadapi bau busuk itu untuk mendapatkan makanan.

Yang menarik, pada tahun 2024, para ilmuwan menganalisis dan memetakan genom lebih dari 360 spesies burung untuk membuat cabang keluarga kelompok burung utama, tetapi hoatzin, bersama dengan burung pantai dan burung bangau, tidak cocok dengan kelompok lain mana pun.

Untuk keanehan burung lainnya, lihatlah suara kawin seperti gergaji mesin dari burung kapusin atau suara burung paling keras di dunia.(yn)

Sumber: odditycentral

Kapal Riset PKT Kembali Terpantau “Berkeliaran” di Sekitar Kabel Bawah Laut

Kapal survei sumber daya perikanan laut dalam milik Partai Komunis Tiongkok (PKT), “Song Hang”, kembali menimbulkan kecurigaan setelah melakukan manuver tidak biasa pada  April lalu. Para ahli menduga kapal ini sedang mengumpulkan data kabel bawah laut yang sangat penting untuk komunikasi global.

EtIndonesia. Menurut laporan dari Newsweek, perusahaan analisis maritim Windward dalam laporan yang dirilis Senin (19 Mei) menyatakan bahwa perilaku kapal “Song Hang” menunjukkan pola pergerakan yang disengaja tepat di atas infrastruktur penting, seperti kabel bawah laut. Windward menilai aktivitas ini lebih terkait dengan pemetaan atau pengintaian, bukan penangkapan ikan.

Pergerakan Mencurigakan, Beda Jauh dari Kapal Nelayan

Windward, yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk melacak aktivitas kapal secara global, menunjukkan bahwa data pelacakan kapal “Song Hang” secara jelas berbeda dari pola pergerakan alami kapal nelayan pada umumnya yang bersifat acak dan tidak teratur.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa pada bulan lalu, jalur gerak “Song Hang” membentuk pola grid (kotak-kotak) yang bertepatan dengan lokasi kabel bawah laut. Aktivitas ini terutama terdeteksi di timur Jepang dan timur Filipina, tepat di atas dan sekitar kabel komunikasi bawah laut di Samudra Pasifik.

Kabel Bawah Laut: Tulang Punggung Internet Global

Kapal-kapal Tiongkok sebelumnya sudah sering dituduh melanggar hukum internasional, karena melakukan pengumpulan intelijen dan riset maritim di perairan negara lain tanpa izin.

Fokus jelas kapal “Song Hang” terhadap kabel bawah laut kali ini menimbulkan kekhawatiran besar, karena kabel-kabel ini mengangkut sekitar 99% dari lalu lintas data antar benua di seluruh dunia.

Dugaan Sabotase: Kapal Tiongkok Pernah Potong Kabel

Dalam dua tahun terakhir, beberapa insiden pemutusan kabel bawah laut diduga melibatkan kapal Tiongkok. Pada Februari lalu, pihak berwenang Taiwan menahan sebuah kapal PKT dan para awaknya atas dugaan perusakan kabel komunikasi. (Hui)

Disusun oleh Tim Produksi “News Insight”, Editor: Liu Mingxiang

Ukraina Ajukan Sanksi Besar Terhadap Rusia ke Uni Eropa, Kamp Pelatihan Militer Ukraina Dibom

Media melaporkan bahwa Ukraina akan meminta Uni Eropa pekan depan untuk mengambil langkah besar baru guna mengisolasi Rusia, termasuk penyitaan aset Rusia serta penerapan sanksi sekunder terhadap beberapa pembeli minyak Rusia. Banyak pihak menilai ini adalah langkah terpaksa dari Ukraina, karena kebijakan selanjutnya dari Amerika Serikat masih belum jelas, sehingga Ukraina berharap Uni Eropa dapat mengambil tanggung jawab lebih besar.

EtIndonesia. Pada Rabu (21 Mei), Reuters secara eksklusif mengungkapkan draf buku putih yang akan diajukan Kiev kepada Uni Eropa. Dokumen ini menyerukan 27 negara anggota Uni Eropa untuk mengambil sikap yang lebih aktif dan independen dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.

Dokumen setebal 40 halaman itu menyarankan agar Uni Eropa mengesahkan undang-undang untuk mempercepat penyitaan aset individu yang dikenai sanksi dan menyerahkannya kepada Ukraina. 

Buku putih itu juga menyarankan agar Uni Eropa mempertimbangkan langkah-langkah tambahan agar sanksi dapat diberlakukan lebih efektif di luar wilayah UE, termasuk menyasar perusahaan asing yang menyediakan teknologi kepada Rusia, serta penerapan sanksi sekunder terhadap pembeli minyak Rusia.

Jenis sanksi sekunder ini kemungkinan akan menarget negara-negara besar seperti India dan Tiongkok, langkah besar yang hingga kini enggan diambil oleh Uni Eropa.

Pada Senin (19 Mei), setelah berbicara melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa tidak akan ada sanksi baru terhadap Rusia untuk saat ini. Keputusan ini dinilai mengecewakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, meskipun Ukraina tetap menekankan bahwa peran AS sangat penting.

“Yang ditakuti Rusia adalah Amerika Serikat. Jika pengaruh AS dapat mendorong Putin untuk mengakhiri perang, maka banyak nyawa bisa diselamatkan,” ujar Zelenskyy.

Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak menambahkan: “Langkah selanjutnya adalah berkoordinasi dengan mitra-mitra Eropa, meyakinkan mereka, dan membuktikan kepada AS bahwa sanksi keras terhadap Rusia penting untuk membawa Moskow ke meja diplomasi.”

Sementara itu, Garda Nasional Ukraina pada Rabu mengkonfirmasi bahwa rudal Rusia menyerang kamp pelatihan militer di wilayah Sumy, timur laut Ukraina, dekat perbatasan Rusia. Serangan ini menyebabkan enam tentara tewas dan setidaknya sepuluh orang terluka.

Drone berhasil merekam dengan jelas momen para prajurit berlarian serta kehancuran saat ledakan terjadi. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim jumlah tentara Ukraina yang tewas mencapai 70 orang, termasuk 20 instruktur pelatihan. Komandan brigade yang bertanggung jawab atas misi tersebut telah diskors.

Pada hari yang sama, Parlemen Iran menyetujui perjanjian kemitraan strategis 20 tahun dengan Rusia, yang menandai pendalaman lebih lanjut hubungan bilateral antara Teheran dan Moskow. Negara-negara Barat menuduh Iran memasok rudal dan drone kepada Rusia untuk digunakan di medan perang Ukraina, namun Iran membantah tuduhan tersebut.

Sekjen NATO, Mark Rutte, saat berbicara mengenai KTT NATO di Den Haag bulan depan, menekankan pentingnya aliansi pertahanan NATO dan menyebut dukungan dari rezim-rezim yang ia sebut sebagai “poros kejahatan” terhadap perang Rusia di Ukraina.

“Kita tahu bahwa Korea Utara, Partai Komunis Tiongkok, Iran, dan Rusia semakin erat bekerja sama — lihat saja apa yang terjadi di Ukraina, Korea Utara, Tiongkok, dan Iran semuanya secara aktif mendukung upaya perang Rusia di Ukraina,” katanya. 

Selain itu, Kementerian Dalam Negeri Spanyol pada Rabu melaporkan bahwa seorang pria bersenjata tak dikenal menembak mati Andriy Portnov, mantan penasihat senior Presiden Ukraina pro-Rusia, Viktor Yanukovych, di luar sebuah sekolah di kawasan elit pinggiran kota Madrid.

Polisi mengungkapkan bahwa Portnov terkena sedikitnya tiga tembakan dan meninggal di tempat sebelum bantuan medis tiba. (hui)

Laporan oleh reporter Yi Jing untuk NTD

PKT Menikam ‘Saudara Sendiri’: Ada Apa di Balik Kecaman Mendadak Terhadap Hamas?

EtIndonesia. Pada pekan kedua Mei 2025, dunia diplomasi dikejutkan oleh manuver yang tidak terduga: Partai Komunis Tiongkok (PKT) secara terbuka mengecam aksi Hamas dalam serangan 7 Oktober ke Israel. Hal ini tidak hanya mengagetkan publik internasional, tetapi juga mengubah peta politik Timur Tengah dan menandai potensi perubahan besar di pusat kekuasaan Beijing.

Simbol pita kuning—biasanya digunakan sebagai tanda solidaritas terhadap korban kekerasan—terlihat disematkan di dada Duta Besar Tiongkok untuk Israel, Xiao Junzheng. Dalam wawancara resmi yang penuh kehangatan, dia mengutuk Hamas dengan istilah “tidak manusiawi, tak terampuni, dan sangat mengundang kemarahan”. Sikap ini sangat kontras dengan posisi Tiongkok selama puluhan tahun terakhir, yang selalu menolak mengecam Hamas secara eksplisit dan memilih narasi “netralitas”, “menahan diri”, atau “seruan perdamaian”.

Sejak berdirinya pada 1949, belum pernah sekalipun PKT mengambil posisi yang sedemikian terang-terangan membela Israel dan mengecam kelompok bersenjata anti-Amerika secara terbuka. Publik Tiongkok, Israel, bahkan Hamas, sama-sama terperangah. Media milik partai pun dilanda kebingungan, mempertanyakan kapan dan mengapa kebijakan luar negeri berubah drastis. Namun, di balik perubahan sikap ini, tersembunyi strategi politik dan kepanikan internal yang jauh lebih rumit daripada sekadar masalah moral.

Dari Solidaritas Revolusioner Menuju “Tanda Setia” untuk Trump

Jika Anda mengira PKT tiba-tiba “berhati nurani”, itu keliru. Ini bukan soal penyesalan moral, melainkan transaksi politik yang sangat dingin. Pergeseran sikap ini bukanlah pembalikan ideologi, melainkan sebuah “tanda setia”—diperuntukkan bukan untuk rakyat Palestina, melainkan untuk Donald Trump.

Kenapa harus Trump? Karena kekuasaan Xi Jinping sendiri kini kian rapuh di dalam negeri, dan ancaman dari Amerika Serikat di bawah Trump jauh lebih besar ketimbang di era Joe Biden. Tiongkok sedang berusaha keras mengamankan posisinya sebelum Trump benar-benar mengambil kebijakan garis keras terhadap jaringan “sekutu” anti-Amerika di Timur Tengah, termasuk Iran, Houthi, Hizbullah, dan—tentu saja—Hamas.

Rekam Jejak PKT—Dari Senjata, Dana, hingga Slogan Revolusi

Untuk memahami signifikansi pergeseran ini, perlu melihat sejarah panjang PKT dalam mendukung kelompok bersenjata di seluruh dunia. Dalam tujuh dekade terakhir, PKT dikenal sebagai sponsor utama gerakan revolusi dan milisi bersenjata, dari Afrika hingga Asia Tenggara. Mulai dari pemberontak di Angola, rezim Mugabe di Zimbabwe, Kabila di Kongo, hingga pelatihan milisi di Vietnam, Palestina, dan organisasi-organisasi “anti-imperialis” lain, semua pernah merasakan sentuhan “bantuan merah” dari Beijing—baik berupa dana, senjata, maupun doktrin.

Bahkan, slogan revolusioner Mao Zedong: “Kekuasaan tumbuh dari laras senapan” menjadi “kitab suci” kelompok-kelompok bersenjata di dunia, termasuk Hamas, Taliban, dan Hizbullah. Dalam forum-forum internasional, PKT konsisten menolak menyebut kelompok ini sebagai teroris, dan memilih retorika “keadilan internasional”, “perlawanan bangsa tertindas”, dan “solusi damai”.

Ketika serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan lebih dari 1.200 warga Israel, Kementerian Luar Negeri Tiongkok hanya mengeluarkan pernyataan klise: menyerukan “semua pihak menahan diri”. Sementara di forum Mahkamah Internasional, perwakilan Tiongkok malah membela Hamas secara terbuka, tanpa menyentuh isu pembantaian warga sipil.

Tiba-tiba Mengecam—Kenapa Sekarang?

Perubahan sikap yang mendadak—duta besar PKT di Israel mengenakan pita kuning dan mengecam Hamas di hadapan publik dunia—bukanlah kebetulan. Ini adalah strategi yang sangat terukur, dipilih pada waktu yang spesifik: tiga hari sebelum Donald Trump melakukan lawatan penting ke Timur Tengah.

Trump datang dengan misi mengonsolidasikan aliansi Amerika, Israel, dan Arab Saudi, mengucilkan Iran, serta “menghapus” Hamas, Houthi, dan Hizbullah dari peta geopolitik kawasan, setidaknya secara diplomasi dan narasi publik global. Di balik “poros anti-Amerika” di Timur Tengah, Beijing telah lama berperan sebagai pendukung utama—mulai dari dana, pengelakan sanksi, hingga pasokan teknologi militer ke Iran yang diteruskan ke kelompok-kelompok seperti Hamas.

Jika Trump benar-benar menuntut “pilih pihak”, semua “teman” Beijing di kawasan akan jadi beban politik besar. Maka PKT buru-buru mencari jalan keluar: mengecam Hamas sebagai “tanda setia” demi mengamankan posisi tawar dengan Washington.

Strategi Tiga Langkah—Menyelamatkan Diri di Tengah Badai

Laporan khusus ini menemukan setidaknya tiga langkah besar yang ditempuh Beijing dalam menghadapi tekanan global:

  1. Mengecam Hamas secara terbuka—pita kuning dan pernyataan “tidak terampuni” adalah isyarat bahwa PKT siap “menghajar” mantan sekutu di depan umum, layaknya seorang anak buah mafia yang hendak beralih bos.
  2. Merayu Israel—Xiao Junzheng, duta besar baru, secara terbuka menawarkan peningkatan hubungan strategis, investasi, hingga narasi politik baru jika Israel mau tetap menjaga jarak dari Amerika Serikat.
  3. Menjauh dari Iran dan Rusia secara diplomatik—Pernyataan resmi menegaskan Tiongkok tidak menjual senjata ke Iran, berupaya tampil “bersih”, dan mengikuti jargon “penjaga perdamaian dunia”.

Semua langkah ini ditujukan untuk satu hal: menunjukkan pada Trump bahwa Tiongkok siap beradaptasi dengan “aturan main” baru, asalkan tidak jadi sasaran utama kebijakan isolasi Amerika.

Xi Jinping—Masihkah Berkuasa di Beijing?

Salah satu aspek paling penting dari laporan ini adalah temuan bahwa perubahan besar dalam kebijakan luar negeri Tiongkok ini tampaknya bukan keputusan langsung Xi Jinping. Beberapa indikatornya:

  • Xi Jinping tidak tampil di panggung diplomasi saat pengumuman ini dilakukan.
  • Kemenlu Tiongkok, lewat jubir Mao Ning, menghindari jawaban langsung ketika ditanya apakah benar-benar mendukung sikap duta besar yang mengecam Hamas.
  • Sumber-sumber internal di Beijing menyebutkan adanya tekanan dari “kelompok kolektif” di dalam PKT yang mulai menyingkirkan pengaruh Xi dan menulis ulang “naskah” diplomasi baru.

Sepuluh tahun terakhir, kendali PKT ada di tangan Xi, namun sejak 2023, banyak institusi penting mulai kehilangan “loyalis Xi”—dari militer, lembaga intelijen, hingga korps diplomat. Keputusan besar kini lebih banyak diambil secara kolektif, dan Xi hanya “duduk” di kursi kekuasaan, tanpa kendali penuh atas jalannya kapal negara.

Arti Penting Simbol Pita Kuning—Bendera Putih untuk Trump

Simbol pita kuning di dada duta besar PKT kini harus dibaca sebagai “bendera putih”—tanda menyerah secara diplomatik, bukan tanda empati. PKT sadar kali ini lawan mereka bukan lagi Washington yang “lunak”, tapi Trump yang sangat tegas, penuh dendam politik, dan tidak ragu “menghukum” secara ekonomi maupun militer.

Pergeseran ini pun diyakini akan merembet ke isu lain, terutama soal Taiwan. Jika tiba-tiba PKT menurunkan tensi militer dan mulai mengusung “penyatuan damai”, itu bukanlah tanda Beijing menjadi rasional atau lembut, melainkan karena tekanan besar dari Amerika Serikat di bawah Trump semakin nyata dan tak terhindarkan.

Akhir Sebuah Era—Pergeseran Poros Kekuasaan PKT

Sejak berdirinya, belum pernah PKT secara eksplisit mengecam “rekan seperjuangan” anti-Amerika seperti Hamas. Peristiwa ini bukan sekadar isu diplomatik, melainkan sinyal titik balik dalam sistem kekuasaan PKT: dari kekuasaan personal Xi Jinping, bergeser ke kepemimpinan kolektif yang pragmatis dan sangat “pragmatis”—bahkan rela “mengorbankan” sekutu lama demi bertahan di pentas dunia.

Kepanikan ini bukan tanda kebangkitan moral, melainkan rasa takut. PKT kini sangat sadar: satu langkah keliru bisa membuat mereka dibuang dari tatanan baru yang tengah “diacak ulang” oleh kekuatan global. Jalan satu-satunya adalah merendah, tersenyum, dan mengharap belas kasihan dari pihak yang lebih kuat.

Penutup: Permintaan Maaf yang Tersembunyi

Langkah mengecam Hamas adalah sinyal permintaan maaf Beijing kepada Amerika, khususnya kepada Trump yang akan kembali menjadi pemain utama. Apakah strategi “menunduk” ini akan berhasil atau justru membuat Tiongkok semakin tersudut? Dunia kini menanti babak baru—bukan hanya di Timur Tengah, tapi juga di seluruh kawasan yang selama ini jadi medan pertarungan pengaruh PKT.

Bagaimana kelanjutan perubahan ini, apakah Trump akan menerima “kartu loyalitas” PKT, atau justru mempercepat kejatuhan Xi dan perubahan rezim di Beijing—hanya waktu yang bisa menjawab.