Home Blog Page 23

Jokowi Jelang Turun Jabatan, Gelar Makan Siang Bersama Hingga Pamit ke Kabinet Indonesia Maju

0

JAKARTA- Presiden Jokowi akan turun dari jabatannya pada Minggu (20/10/2024). Ia menggelar makan siang bersama dengan jajaran para Menteri Kabinet Indonesia Maju, para wakil menteri, para anggota Dewan Pertimbangan Presiden, dan sejumlah kepala badan. Sekaligus pamit kepada seluruh yang hadir. 

Kegiatan ini digelar di Istana Negara Jakarta pada Jumat siang, 18 Oktober 2024.

“Kita telah lalui bersama-sama, banyak tantangan-tantangan yang kita diskusikan, kita debatkan, kita ramaikan di dalam rapat-rapat kabinet, rapat terbatas, dan rapat internal,” ujar Presiden dikutip dari BPMI Setpres . 

Foto: BPMI Setpres/Vico

Presiden Jokowi juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dan kerja keras seluruh kabinetnya selama satu dekade terakhir. Ia berharap apa yang telah dikerjakan bersama dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara.

“Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan, atas support, atas kerja keras untuk negara ini. Dan saya berharap apa yang sudah kita lakukan dalam 10 tahun ini bermanfaat bagi rakyat, bermanfaat bagi negara, bermanfaat bagi bangsa kita yang kita cintai,” ungkap Presiden.

Presiden Jokowi dan Wapres Maruf Amin bersama presiden terpilih Prabowo Subianto

Jokowi juga menyampaikan selamat bekerja kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto dan kabinet barunya. 

Jokowi menyampaikan akan langsung pulang ke Solo usai turun dari jabatan Presiden RI. Ia juga mempersilakan para jajaran kabinetnya untuk datang ke rumahnya di Solo.

“Hari Minggu siang saya akan pulang ke Solo. Kalau ada yang pas ke Jogja 30 menit nanti lewat tol bisa silakan kalau ada yang ingin ke Solo. Kalau pakai jalan tol ada yang ke Surabaya lewatnya pasti harus lewat Solo, silakan juga kalau ingin mampir ke rumah. Sekali lagi mohon maaf,” ucap Presiden. (asr)

Tiongkok  Kembali  Memangkas Rasio Cadangan Bank di Tengah Perlambatan Ekonomi

0

Bank sentral Tiongkok berencana untuk memotong rasio cadangan wajib (RRR) untuk ketiga kalinya tahun ini, karena data terbaru pertumbuhan ekonomi menunjukkan kinerja di bawah target

Terri Wu – The Epoch Times

Gubernur People’s Bank of China (PBOC), Pan Gongsheng, mengatakan pada 18 Oktober bahwa bank sentral berencana menurunkan rasio cadangan wajib bank antara 25 hingga 50 basis poin pada kuartal keempat, tergantung pada kondisi likuiditas pasar.

Pengumuman ini disampaikan dalam sebuah forum keuangan di Beijing, bersamaan dengan laporan Tiongkok  yang menunjukkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal ketiga sebesar 4,6 persen, tingkat pertumbuhan terendah tahun ini, menurut rilis dari Biro Statistik Nasional Tiongkok  pada 18 Oktober. Tingkat pertumbuhan tahunan resmi untuk periode Januari hingga September adalah 4,8 persen, lebih rendah dari target pertumbuhan 5 persen.

Pada 24 September, PBOC mengumumkan pemotongan 50 basis poin dalam RRR, yang berlaku pada 27 September, yang membebaskan sekitar 1 triliun yuan (sekitar $142 miliar) untuk pinjaman baru. Bank sentral telah menurunkan RRR sebanyak 18 kali sejak 2018, melepaskan 14,4 triliun yuan ($2 triliun) ke pasar.

RRR menentukan jumlah minimum uang tunai yang harus disimpan oleh bank dibandingkan dengan total simpanannya.

Bank-bank komersial besar Tiongkok  juga mengumumkan pada 18 Oktober bahwa mereka akan menurunkan suku bunga deposito berjangka satu tahun sebesar 25 basis poin.

Pada 24 September, rezim Tiongkok mengumumkan sejumlah kebijakan moneter untuk menangani likuiditas, pasar properti, dan pasar saham. Rezim kemudian mengadakan tiga konferensi pers profil tinggi tetapi belum meluncurkan paket fiskal yang sesuai untuk merangsang pengeluaran publik.

Ni Hong, kepala Kementerian Pembangunan Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan (MOHURD), mengatakan pada 17 Oktober bahwa Beijing akan meningkatkan pinjaman untuk proyek perumahan yang masuk dalam daftar putih menjadi 4 triliun yuan (sekitar $562 miliar) pada akhir tahun. Tiongkok memulai program ini pada Maret, yang menyediakan pinjaman khusus oleh bank milik negara untuk proyek pengembangan yang gagal.

Menurut Xiao Yuanqi, wakil kepala Administrasi Regulasi Keuangan Nasional, pinjaman yang disetujui untuk proyek-proyek dalam daftar putih mencapai 2,23 triliun yuan (sekitar $313 miliar) hingga 16 Oktober.

Laporan dari bank Prancis Natixis pada 7 Oktober memperkirakan bahwa rezim Tiongkok  akan membutuhkan 3,4 triliun yuan untuk membeli kembali lahan yang menganggur dan rumah baru yang belum terjual, dengan asumsi bahwa rumah tersebut dapat dibeli dengan harga 70 persen dari nilai pasar.

Pada 12 Oktober, Lan Fo’an, Menteri Keuangan, mengatakan bahwa Beijing memiliki ruang untuk peningkatan defisit tetapi tidak mengungkapkan rincian dukungan fiskal tambahan.

Pada 8 Oktober, Zheng Shanjie, ketua Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, mengumumkan pendahuluan 100 miliar yuan ($14,1 miliar) dari anggaran investasi pusat 2025 untuk digunakan tahun ini. Rezim juga akan mengizinkan proyek konstruksi senilai 100 miliar yuan dalam anggaran tahun depan untuk dimulai sebelum akhir tahun. Zheng menegaskan kembali target pertumbuhan 5 persen untuk tahun 2024.

Ding Xuexiang, anggota komite tetap Politbiro dan wakil perdana menteri Tiongkok, mengatakan kepada media milik negara pada 17 Oktober bahwa pemerintah daerah harus fokus pada pelaksanaan kebijakan dukungan ekonomi yang telah diumumkan dan mencapai target pertumbuhan.

Mike Sun, seorang pengusaha yang berbasis di AS dengan pengalaman puluhan tahun memberikan saran kepada investor dan pedagang asing di Tiongkok, mengatakan kepada The Epoch Times bahwa dana daftar putih senilai 4 triliun yuan tampaknya menjadi stimulus fiskal yang banyak dinanti-nantikan. Dia menggunakan nama samaran untuk melindungi dirinya dari pembalasan dari Partai Komunis Tiongkok.

Dia berpendapat bahwa rezim Tiongkok akan fokus menyelamatkan pasar perumahan dan memenuhi target pertumbuhan PDB pada akhir tahun. Berdasarkan pernyataan Ding, Sun memperkirakan tidak akan ada “langkah besar” tambahan dalam stimulus fiskal pada 2024.

Dalam konferensi pers pada 17 Oktober, Ni dari MOHURD berulang kali mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk “menghentikan penurunan pasar [perumahan] dan mengembalikannya ke stabilitas.” Dia juga menyebutkan bahwa setelah tiga tahun penyesuaian, pasar real estate Tiongkok mulai “mencapai titik terendah.” (asr)

AS Mendeportasi Imigran Ilegal Tiongkok dengan Penerbangan Carter

0

“Para warga negara Tiongkok yang tidak memiliki dasar hukum untuk tinggal di Amerika Serikat akan segera dideportasi,” kata Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Alejandro Mayorkas

Aldgra Fredly

Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS) mengatakan pada Kamis bahwa mereka telah mendeportasi sekelompok imigran ilegal Tiongkok pada 15 Oktober, yang merupakan penerbangan deportasi kedua ke Tiongkok tahun ini.

DHS mengonfirmasi kepada The Epoch Times bahwa 131 migran Tiongkok dipulangkan dengan penerbangan carter pada tanggal tersebut. DHS menyebut penerbangan pertama pada  Juni sebagai penerbangan deportasi terbesar sejak 2018. Departemen tersebut tidak menyebutkan jumlah orang yang dideportasi dalam penerbangan.

Dalam pernyataan pada 17 Oktober, DHS mengatakan bahwa penerbangan deportasi terbaru menunjukkan komitmen mereka untuk “mengejar kerja sama berkelanjutan” dengan Tiongkok dan negara-negara lain terkait imigran ilegal.

DHS tidak menyebutkan berapa lama para imigran ilegal itu tinggal di Amerika Serikat sebelum dideportasi.

“Migran yang berniat masuk tidak boleh mempercayai kebohongan para penyelundup—warga negara Tiongkok yang tidak memiliki dasar hukum untuk tinggal di Amerika Serikat akan segera dideportasi,” kata Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas. 

“Departemen Keamanan Dalam Negeri akan terus memperkuat konsekuensi bagi individu yang masuk ke negara kami secara ilegal dan menegakkan hukum negara kami.”

Imigrasi ilegal telah menjadi isu utama dalam pemilihan presiden 2024.

Menurut data Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS, telah terjadi lebih dari 73.700 penangkapan warga negara Tiongkok secara nasional sejak Oktober 2023, dengan setengahnya terjadi di perbatasan selatan.

Amerika Serikat dan Tiongkok melanjutkan kerja sama dalam deportasi warga negara Tiongkok pada  Mei, hampir dua tahun setelah Tiongkok  menangguhkan perjanjian tersebut setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan, pulau yang mengatur sendiri dan diklaim oleh rezim komunis Tiongkok sebagai bagian dari wilayahnya.

Dalam pernyataan tertanggal 13 Mei kepada media, Kedutaan Besar Tiongkok di Washington mengklaim bahwa rezim tersebut terbuka untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam pemulangan imigran ilegal, asalkan Washington memberikan “perhatian timbal balik terhadap kekhawatiran Tiongkok” dan menciptakan “suasana yang tepat untuk kerja sama.”

Anggota Partai Republik di Subkomite Keamanan Dalam Negeri DPR AS tentang Pengawasan, Investigasi, dan Akuntabilitas mengadakan sidang pada 16 Mei untuk mengangkat kekhawatiran mengenai “aliran warga negara Tiongkok yang belum pernah terjadi sebelumnya” yang melintasi perbatasan selatan AS secara ilegal.

Pemerintah federal melonggarkan proses pemeriksaan tahun lalu, dengan agen Patroli Perbatasan mengurangi jumlah pertanyaan pemeriksaan untuk warga negara Tiongkok dari 40 menjadi hanya lima pertanyaan, kata subkomite tersebut dalam sebuah pernyataan pada bulan Mei.

Ketua subkomite, Dan Bishop (R-N.C.), mengatakan bahwa proses pemeriksaan mungkin tidak memadai untuk melindungi keamanan nasional.

“Ketika Partai Komunis Tiongkok (PKT) terus mengejar dominasi geopolitik dan mengancam kedaulatan kita, kita harus memeriksa risiko yang ditimbulkan oleh semakin banyaknya warga negara Tiongkok yang diperiksa secara minimal ke dalam komunitas kita,” kata Bishop dalam pernyataan tersebut.

“Perbatasan yang terbuka lebar memberikan peluang bagi PKT untuk merusak keamanan nasional kita. Kita harus jelas melihat ancaman yang dihadirkan oleh perkembangan bersejarah ini.”

Demokrat di subkomite Keamanan Dalam Negeri DPR AS menolak kekhawatiran tersebut, menggambarkannya di situs web mereka sebagai “dengar pendapat perbatasan ‘Republik’ lainnya dengan retorika invasi dan penebaran ketakutan.”

Para ahli yang diundang untuk bersaksi menunjukkan bahwa proses pemeriksaan kemungkinan tidak akan menemukan informasi latar belakang kriminal pada warga negara Tiongkok yang belum pernah berada di Amerika Serikat karena Tiongkok  tidak dengan mudah berbagi informasi tersebut dengan otoritas AS.

Simon Hankinson, peneliti senior di Pusat Keamanan Perbatasan dan Imigrasi The Heritage Foundation, mengatakan kepada komite bahwa “secara statistik kemungkinan DHS telah membebaskan orang-orang dengan catatan kriminal.”

Darlene McCormick Sanchez dan The Associated Press berkontribusi pada laporan ini.

Tiongkok dan Myanmar Menduduki Daftar Teratas Kebebasan Internet Terburuk di Dunia

0

Tiongkok dan Myanmar bersama-sama menduduki peringkat terburuk dalam kebebasan internet di dunia, menurut laporan terbaru  kelompok hak asasi Freedom House 

Alex Wu

Kelompok penelitian pro-demokrasi yang berbasis di Washington ini menyatakan dalam laporan tahunan “Freedom on the Net,” yang diterbitkan pada 16 Oktober, bahwa kebebasan internet global telah menurun selama 14 tahun berturut-turut.

Dalam siaran persnya, kelompok tersebut menyatakan bahwa warga di setidaknya 43 negara telah diserang atau dibunuh karena ucapan dan aktivitas mereka di dunia maya, yang merupakan rekor tertinggi.

Laporan tahun 2024 menilai kebebasan digital di 72 negara dan wilayah, yang mencakup 87 persen pengguna internet dunia, antara Juni 2023 dan Mei 2024. 

Penilaian ini menggunakan metodologi standar untuk menentukan skor kebebasan internet setiap negara pada skala 100 poin, dengan 21 indikator terpisah yang mencakup hambatan akses, pembatasan konten, dan pelanggaran hak pengguna. 

Islandia menduduki peringkat tertinggi untuk kebebasan internet selama enam tahun berturut-turut, dengan skor 94 poin.

Tiongkok

Tiongkok di bawah pemerintahan Partai Komunis Tiongkok  (PKT), terus menempati peringkat negara dengan skor kebebasan internet terendah selama 10 tahun berturut-turut, dengan skor sembilan poin.

“Pengguna internet di Tiongkok menghadapi kondisi kebebasan internet terburuk di dunia selama satu dekade. Orang-orang menghadapi konsekuensi hukum dan di luar hukum yang parah untuk aktivitas online mereka seperti berbagi berita, membicarakan keyakinan agama mereka, dan berkomunikasi dengan anggota keluarga serta orang lain di luar negeri,” demikian bunyi laporan tersebut.

Freedom House mengatakan bahwa Beijing menggunakan  “Great Firewall” untuk mengisolasi negara tersebut dari dunia luar dan memblokir konten yang dianggap sebagai ancaman bagi PKT. PKT terus menghukum rakyat Tiongkok karena menggunakan VPN untuk melewati sensor mereka. Laporan ini menyebutkan contoh praktisi Falun Gong, yang “secara rutin dipenjara karena memposting pesan tentang kelompok spiritual atau pelanggaran hak asasi manusia di media sosial, mengakses situs web yang dilarang, dan memiliki atau berbagi teknologi VPN yang dilarang,” demikian laporan tersebut.

“Otoritas memiliki kekuasaan besar atas industri teknologi, menerapkan penyelidikan regulasi dan perintah penghapusan untuk menegakkan narasi pemerintah,” lanjut laporan itu. 

Ketika ditanya tentang laporan tersebut pada konferensi pers reguler di Beijing pada 16 Oktober, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning, mengklaim bahwa rakyat Tiongkok “menikmati berbagai hak dan kebebasan sesuai hukum.”

Namun, kebebasan internet di Tiongkok terus memburuk, karena “rezim otoriter semakin represif dalam beberapa tahun terakhir,” kata laporan tersebut, seraya menambahkan bahwa PKT “terus memperketat kontrol atas semua aspek kehidupan dan pemerintahan, termasuk birokrasi negara, media, kebebasan berbicara secara online, praktik keagamaan, universitas, bisnis, dan asosiasi masyarakat sipil.”

“Setelah tindakan keras bertahun-tahun terhadap perbedaan pendapat politik, organisasi non-pemerintah independen (LSM), dan pembela hak asasi manusia, masyarakat sipil di China sebagian besar telah dihancurkan,” kata laporan itu.

Myanmar

Myanmar, telah melihat skornya turun tahun ini menjadi 9 dari 100, menandai “pertama kalinya dalam satu dekade ada negara yang mendapat skor serendah Tiongkok.”

Sejak kudeta 2021, rezim militer Myanmar “menindak keras dengan brutal terhadap perbedaan pendapat dan memenjarakan ribuan orang sebagai balasan atas percakapan mereka secara daring, sementara membangun rezim sensor dan pengawasan besar-besaran untuk menekan aktivitas aktivis pro-demokrasi sipil dan kelompok perlawanan bersenjata,” kata laporan itu.

Rezim militer juga “menerapkan sistem sensor baru yang memperketat pembatasan pada jaringan pribadi virtual (VPN),” tambah laporan tersebut.

Taiwan Masuk 10 Teratas Kebebasan Internet

Taiwan menduduki peringkat pertama di Asia dan ketujuh di dunia dengan skor 79 poin. Masyarakat sipil di negara pulau ini “telah menetapkan pendekatan yang transparan, terdesentralisasi, dan kolaboratif terhadap pemeriksaan fakta dan penelitian disinformasi yang menjadi model global,” menurut laporan tersebut.

Transparansi di Taiwan “mendorong kepercayaan dan legitimasi dengan publik, memungkinkan debat terbuka tentang cara mengatasi konten yang salah dan menyesatkan, serta memfasilitasi penerapan beragam keahlian yang mengarah pada tindakan yang lebih terinformasi dan efektif,” demikian menurut laporan tersebut,  menyebut upaya Taiwan  melawan kampanye misinformasi daring yang diluncurkan oleh PKT untuk mengganggu pemilu negara itu pada  Januari sebagai contoh.

Lai Rongwei, peneliti Taiwan dan CEO Taiwan Inspirational Association, mengatakan bahwa laporan Freedom House menyoroti bagaimana Beijing mengontrol ujaran di dunia maya dan memanipulasi opini publik melalui media sosial. 

“Strategi PKT bertujuan merusak kepercayaan global, terutama di negara-negara demokratis, dengan menggunakan deepfake yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan untuk mengikis kepercayaan orang terhadap efisiensi pemerintahan mereka. Tindakan semacam ini mengancam untuk mengurangi kepercayaan terhadap nilai-nilai demokrasi secara keseluruhan,” katanya kepada edisi bahasa mandarin The Epoch Times pada 17 Oktober. “[Campur tangan PKT dengan] Taiwan adalah salah satu contohnya.”

Tzeng Yisuo, seorang peneliti asosiasi di divisi keamanan siber dan pengambilan keputusan di Institut Penelitian Pertahanan Nasional dan Keamanan Taiwan, mengatakan kepada The Epoch Times bahwa cara efektif untuk melawan indoktrinasi dan campur tangan PKT di media sosial adalah “dengan memperkuat literasi media setiap orang.”

“Pada dasarnya, Anda hanya bisa mengurangi efektivitas taktik daring PKT, yang akan membuatnya secara bertahap kurang efektif seiring waktu. Ini adalah satu-satunya cara untuk mencapai tujuan melawan taktik PKT,” kata Tzeng. (asr)

Pengemudi di Tiongkok Tutupi Mobil Mewah Barunya yang Bocor dengan Terpal, untuk Menarik Perhatian

Etindonesia. Pemilik mobil mewah Maybach telah memicu tren “mode” baru yang tak terduga setelah dia menutupi kendaraannya yang bocor dengan terpal murah tiga warna.

Pria berusia 31 tahun dari Provinsi Jiangsu di Tiongkok timur, bermarga Zhou, membeli Mercedes-Maybach GLS 480 baru seharga 2,15 juta yuan (sekitar Rp 4,6 miliar) di dealer merek tersebut di Kota Suzhou pada tanggal 1 Juli.

Dua hari kemudian Zhou menemukan suara tidak normal yang berasal dari dasbor mobil dan kebocoran air saat hujan.

Zhou membawa mobil itu kembali untuk diperiksa, tetapi teknisi di sana tidak dapat menemukan sumber masalahnya.

Staf di dealer menyarankan untuk membongkar mobil untuk mencari tahu masalahnya, tetapi Zhou menolak karena yakin perusahaan tidak boleh bereksperimen dengan mobil barunya.

Namun, setelah Zhou menitipkan kendaraannya di bengkel, staf tetap membongkar mobil itu tanpa izinnya.

Zhou menelepon polisi, dan menolak tawaran bengkel dealer untuk memperbaiki barang-barang.

Dia bertanya tentang opsi tukar tambah, dan menerima penawaran sekitar 1,5 juta yuan, yang berarti dia akan kehilangan 650.000 yuan.

Zhou mengatakan sikap bengkel dealer itu membuatnya kesal, karena dia bisa mendapatkan penawaran yang lebih tinggi di pasar barang bekas.

Meskipun ada ungkapan siber Tiongkok yang terkenal yang mengatakan “Seseorang tidak dapat memiliki Maybach dan harga diri yang rendah pada saat yang sama”, yang menyiratkan bahwa uang membuat seseorang percaya diri, Zhou mengatakan dia menjadi “orang pertama yang memiliki keduanya”.

Dia mengatakan kepada Daxiang News pada 10 Oktober bahwa dia telah menghubungi saluran pengaduan resmi selama tiga bulan terakhir tetapi tidak menerima solusi yang tepat maupun permintaan maaf.

Dia mengatakan dia mengharapkan pengembalian uang penuh dan permintaan maaf dari merek tersebut, dan “kompensasi atas kerusakan moral” sebesar 80 yuan.

Dia telah menutupi mobilnya dengan terpal bergaris merah, biru, dan putih khas Tiongkok, yang harganya kurang dari 1 yuan (sekitar Rp 2100) per meter persegi di platform e-commerce Tiongkok, yang ditutup dengan pita hitam dan kuning.

Dia berkendara di jalan dengan mobil dan bahkan merekam video tingkat komersial untuk perjalanannya dengan mobil itu guna meningkatkan lalu lintas dan menarik perhatian merek tersebut.

Akun Douyin milik Zhou memiliki 300.000 pengikut saat artikel ini ditulis.

Pemilik kendaraan di seluruh Tiongkok, termasuk Maybach dan jenis mobil lainnya, menghiasi mobil mereka dengan terpal tiga warna sebagai bentuk dukungan.

Zhou mengatakan dia tersentuh oleh sikap tersebut, dan berjanji untuk menyumbangkan uang tersebut kepada “mahasiswa berbakat tetapi miskin untuk mendukung penelitian mereka”, jika dia bisa mendapatkan pengembalian uang secara penuh.

Seorang anggota staf yang tidak disebutkan namanya di dealer tersebut mengatakan mereka akan memenuhi tanggung jawab mereka untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan meminta izin dari Zhou untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap mobil tersebut.

Beberapa pengamat daring mengatakan desain Zhou mengingatkan mereka pada tas belanja Balenciaga berwarna biru, merah, dan putih, yang harganya lebih dari 2.000 dolar AS.

Beberapa orang bahkan berbondong-bondong ke akun media sosial Mercedes-Benz daratan untuk bertanya tentang “Maybach edisi terbatas” untuk menggoda merek tersebut. (yn)

Sumber: scmp

ARTOTEL TS Suites Surabaya Hadirkan Acara “Onedeck Fusion Vibes Vol 3” Sekaligus Menyambut Hari Sumpah Pemuda

0

Surabaya —  Dalam rangka menyambut hari sumpah pemuda yang akan jatuh pada 28 Oktober, ARTOTEL TS Suites Surabaya hadirkan kelanjutan dari serangkaian program acara musik, seni, dan f&b mulai dari Onedeck Fusion Vibes Vol 1, Onedeck Fusion Vibes Vol 2 hingga kini Onedeck Fusion Vibes Vol 3 yang diadakan di Onedeck Gastropub.

Berawal  dari  program  Suara  Nusantara,  Onedeck  Fusion  Vibes  Vol  1  diadakan  pada    Agustus lalu, kemudian Onedeck Fusion Vibes Vol 2 yang diadakan pada September dan saat ini Onedeck Fusion Vibes Vol 3 yang berbeda dibandingkan dengan Vol 1 dan Vol 2 bertemakan “Fusion Ethnicity is Unity”. Serangkaian kegiatan menarik yang dihadirkan berupa penampilan musisi lokal mulai dari; Fusion Jazz Comunity, Jazz in Gresik, SaxUnity IHSG, D’tetabuhan Percusion Community. Tidak hanya itu saja, ada juga  penampilan  dari  beberapa  seniman  lokal  yang  akan  menunjukkan  fine  art  painter  dan  painting exhibition yang dilakukan oleh seniman Mukhsin yang juga mengajak 5 GM dari ARTOTEL Group; ARTOTEL TS Suites Surabaya; Maxone Tidar Surabaya; Dafam Pacific Caesar; Nite & Day Gunungsari; dan Nite & Day Kedungdoro beserta seluruh tamu yang hadir untuk ikut serta memberikan goresan pada media kanvas yang telah disediakan. Kemudian ada fashion show dengan total 11 model dari AR Men Management yang ikut serta  dengan  menggunakan busana karya dari Aryawasesa & Aryowira fashion designer.

Teddy Patrick, General Manager ARTOTEL TS Suites Surabaya mengatakan “Onedeck Fusion Vibes merupakan acara rutin yang rencananya akan kita adakan setiap tahun dengan periode di bulan tertentu. Dengan  adanya  acara  ini kami  berharap  dapat  memperkenalkan  seniman- seniman lokal dari beberapa bidang serta dapat memperkenalkan Onedeck Gastropub yang merupakan salah satu outlet yang ada di hotel kami kepada para tamu.” Acara yang dilaksanakan pada 18 Oktober 2024 dan dimulai pukul 19.00 dibuka untuk umum, baik tamu dari hotel maupun tamu dari luar hotel dengan free HTM. Seluruh tamu yang hadir sangat menikmati acara dari awal sampai akhir karena tidak hanya musik dan seni saja yang ditawarkan tetapi juga beragam penawaran promo f&b menarik yang dapat dinikmati selama acara berlangsung.

Kim Jong-un Meninggalkan Penyatuan Korea, Menetapkan Korea Selatan sebagai “Negara Musuh”

0

Korea Utara pada Selasa (15/10/2024) meledakkan sebagian jalur rel kereta dan jalan raya yang menghubungkan dengan Korea Selatan, sepenuhnya memutuskan hubungan transportasi kereta dan jalan antara Korea Utara dan Korea Selatan. Media pemerintah Korea Utara melaporkan pada 17 Oktober bahwa Korea Utara menetapkan Korea Selatan sebagai “negara musuh,” mengonfirmasi bahwa Majelis Rakyat Tertinggi Korea Utara telah merevisi konstitusi negara sesuai dengan sumpah pemimpin Kim Jong-un untuk meninggalkan penyatuan korea sebagai tujuan nasional

New Tang Dynasty TV

Mengutip Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), berita tersebut melaporkan bahwa jalur kereta api dan jalan raya sepanjang 60 meter di sisi perbatasan Korea Utara yang sebelumnya digunakan untuk melintas sekarang telah sepenuhnya diputuskan sebagai bagian dari tindakan “pemutusan total secara bertahap” wilayah dengan Korea Selatan.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa ini sejalan dengan ketentuan dalam konstitusi Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK), yang dengan jelas mendefinisikan Republik Korea (ROK) sebagai negara musuh.

Korea Selatan, di sisi lain, menyatakan bahwa kebijakannya adalah terus mencari penyatuan dengan Korea Utara, tetapi jika Korea Utara melakukan tindakan agresi, Korea Selatan akan menanggapinya dengan kekuatan militer. Korea Selatan telah mulai mengerahkan kekuatan militer di dekat Garis Paralel 38. 

Pada 15 Oktober, Korea Utara meledakkan bagian utara jalan raya Gyeongui dan Donghae yang terhubung dengan Korea Selatan. Jalur ini awalnya dibangun oleh Korea Selatan dengan biaya sekitar 1,3 miliar dolar AS. 

Menurut laporan dari Yonhap News Agency, meskipun pinjaman tersebut bersifat nominal, Korea Utara tidak pernah mengembalikan uang tersebut dan tindakan tersebut dikutuk sebagai “menghancurkan infrastruktur yang didanai oleh anggaran negara kami.”

Beberapa analis menilai bahwa jalan raya dan jalur kereta Gyeongui dan Donghae dibangun dengan investasi dari anggaran Korea Selatan, dan menghancurkan infrastruktur ini dianggap sebagai tindakan yang merusak dasar saling menghormati dan kepercayaan antara Korea Utara dan Korea Selatan. Pemerintah Korea Selatan kemungkinan akan mengambil tindakan hukum terkait hal ini. (Hui)

Pengisian Daya Nirkabel, Motor dalam Roda, Konsep Baru Menarik di Pameran Otomotif Paris

0

Paris Auto Show 2024  yang merupakan pameran otomotif terbesar di Eropa, berlangsung dengan meriah, menampilkan mobil konsep baru dengan desain seperti pengisian daya nirkabel dan motor dalam roda, menarik perhatian konsumen

oleh Ren Hao – New Tang Dynasty Television

Paris Auto Show 2024  yang diadakan dua tahun sekali, telah resmi dibuka! Ajang ini digelar pada 14 hingga 20 Oktober 2024.

Sebagai acara otomotif terbesar di Eropa, pameran tahun ini menarik 55 produsen untuk berpartisipasi. 

Meskipun permintaan lesu dan ada persaingan dari mobil murah buatan Tiongkok, berbagai merek tetap meluncurkan model yang mereka yakini paling dibutuhkan oleh konsumen.

Renault meluncurkan SUV kecil listrik penuh, R4, dengan desain yang mempertahankan gaya Renault 4 yang laris di tahun 1960-an.

Audi membawa mobil listrik penuh yang berwarna mencolok, Q5.

Konsep mobil dari BMW ini memiliki garis tegas dan tampil besar serta berani.

Saat ini, prospek pasar mobil listrik di Eropa tidak jelas, karena Prancis dan Jerman mengurangi subsidi untuk mobil baru, ditambah lagi dengan ketidaknyamanan dalam pengisian daya, yang membuat konsumen ragu-ragu.

Namun, konsep mobil baru LSR-05 dari produsen Jepang THK mencuri perhatian.

Shinobu Kaneda, insinyur pengembangan mobil THK, mengatakan, “Mobil kami memiliki empat inovasi.”

THK, yang dikenal dengan komponen presisi seperti ball screw di pasar internasional, membawa mobil listrik penuh ini dengan mesin yang dipasang di roda untuk mencapai torsi tinggi; menggunakan sistem suspensi aktif untuk meningkatkan kenyamanan; memiliki slot tersembunyi yang memungkinkan kursi diatur menjadi kursi malas, agar pengemudi dapat beristirahat saat menggunakan mode mengemudi otomatis; serta fungsi pengisian daya nirkabel yang memungkinkan pengisian daya selama berkendara di jalur pengisian daya atau saat berhenti di atas modul pengisian.

Meski teknologi baru ini belum menjadi fitur pada produk yang sudah diluncurkan, perkembangan industri otomotif memberi konsumen harapan untuk bisa mengendarai kendaraan yang lebih nyaman di masa depan. (Hui)

Pengacara HAM David Matas: Laporan Wajib Wisata Transplantasi untuk Menghentikan Pengambilan Organ Paksa oleh Partai Komunis Tiongkok

New Tang Dynasty TV (NTD) Kanada

Menghadapi penolakan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap tuduhan pengambilan organ secara paksa dari praktisi Falun Gong, pengacara hak asasi manusia internasional David Matas baru-baru ini mengatakan dalam wawancara dengan New Tang Dynasty TV (NTD) yang disiarkan Kamis (17/10/2024) bahwa ia akan terus mendorong upaya untuk menghentikan pengambilan organ oleh PKT.

Pada  Agustus 2024 lalu, praktisi Falun Gong, Cheng Peiming, mengungkapkan kejahatan pengambilan organ oleh PKT di Amerika Serikat. Ia menjadi penyintas pertama yang memberikan kesaksian. Peristiwa ini dilaporkan oleh 36 media global dan mengungkapkan genosida PKT terhadap Falun Gong.

“Partai Komunis Tiongkok adalah organisasi kriminal yang membunuh warganya sendiri secara massal demi tujuan politik dan uang. Pengambilan organ secara paksa adalah kenyataan,” kata pengacara HAM Internasional, David Matas.

“Seluruh partai terlibat  menutupi, menyangkal, mengaburkan kebenaran, dan menentang narasi tentang pengambilan organ. Oleh karena itu, seluruh partai menjadi kaki tangan dalam kejahatan tersebut,” tambahnya.

Kanada pada akhir 2022 mengesahkan undang-undang (S-223) yang mengubah Undang-Undang Pidana dan Undang-Undang Perlindungan Imigrasi dan Pengungsi untuk memerangi pengambilan organ paksa, dengan menetapkan secara jelas kejahatan terkait “wisata transplantasi.” Matas menyerukan tindakan lebih lanjut agar segera diambil.

“Bahkan di negara-negara yang memiliki hukum, tidak ada kewajiban bagi tenaga medis untuk melaporkan wisata transplantasi kepada sistem penegak hukum, pemerintah, kementerian kehakiman, atau departemen kesehatan. Kita benar-benar perlu membuat sistem hukum ini berjalan dengan baik, dengan menetapkan kewajiban pelaporan wajib untuk wisata transplantasi,” jelasnya.

Matas mengajak masyarakat internasional untuk meningkatkan penegakan hukum dan tegas dalam menghentikan penindasan brutal oleh PKT.

“Ada dua kemungkinan terkait PKT. Yang pertama adalah mereka masih membunuh warga secara massal, atau yang kedua adalah partainya langsung runtuh. Mari kita ciptakan masa depan! Selama kita berusaha keras, kita akan melihat akhir dari ini,” tegasnya.

David Matas adalah pengacara hak asasi manusia internasional dari Kanada yang menulis  buku berjudul “Bloody Harvest: The killing of Falun Gong for their organs,” sebuah buku tahun 2009 yang merinci bukti bahwa puluhan ribu praktisi Falun Gong telah dibunuh oleh rezim Tiongkok melalui proses pengambilan organ tubuh mereka untuk operasi transplantasi yang menguntungkan.

Matas, bersama dengan David Kilgour (Mantan Anggota Parlemen Kanada) dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2010 untuk pekerjaan mereka yang berkaitan dengan investigasi kejahatan pengambilan organ tubuh terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok.

Selain menulis buku, ia mempublikasi dua laporan investigasi mereka pada tahun 2006 dan 2007 tentang pengambilan organ tubuh secara paksa terhadap praktisi Falun Gong.  

Falun Gong, yang juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan spiritual tradisional Tiongkok dengan ajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar  dan juga melibatkan latihan dengan gerakan yang lembut dan meditasi. Rezim Tiongkok mulai menganiaya kelompok ini pada tahun 1999 setelah keputusan mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok, Jiang Zemin, yang takut akan popularitas dan pertumbuhan yang cepat dari latihan ini. (Hui)

Rumor Putin Terjangkit Penyakit Aneh? “Wajah dan Leher Terasa Gatal” Kesehatannya Dipertanyakan?

0

EtIndonesia. Kesehatan Presiden Rusia Vladimir Putin telah menjadi perhatian selama bertahun-tahun. Ada yang memperhatikan bahwa dia sering batuk, atau mengalami kejang tak terkendali pada tangan dan kaki. 

Pada Kamis malam (17/10) lalu, saat Putin mengunjungi pusat anggar baru di Ufa, Rusia, dan bertemu dengan pejabat olahraga, gambar menunjukkan Putin terus-menerus menggaruk pipi dan lehernya, memicu dugaan bahwa ia mungkin menderita penyakit aneh.

Kesehatan Presiden Rusia Vladimir Putin telah menjadi perhatian selama bertahun-tahun. Ada yang memperhatikan bahwa dia sering batuk, atau mengalami kejang tak terkendali pada tangan dan kaki. Saat Putin mengunjungi pusat anggar baru di Ufa, Rusia, Kamis (17/10), dan bertemu dengan pejabat olahraga, gambar menunjukkan Putin terus-menerus menggaruk pipi dan lehernya, memicu dugaan bahwa ia mungkin menderita penyakit aneh.

Menurut laporan dari Daily Mail, dalam sebuah perjalanan di Moskow baru-baru ini, Putin terlihat menggaruk wajahnya, yang memicu spekulasi tentang kesehatannya. Ketika Putin muncul di Ufa untuk mengunjungi pusat anggar baru dan tampil di depan umum, tindakan ini dianggap sebagai upaya untuk menunjukkan bahwa dirinya sehat, dengan tujuan membantah rumor yang beredar.

Namun, ketika Putin bertemu dengan pejabat olahraga, gambar menunjukkan dia terus-menerus menggaruk pipi dan lehernya, yang menimbulkan spekulasi bahwa dia mungkin menderita penyakit aneh. Penyebab dari gejala gatal ini masih belum diketahui. Faktanya, rumor mengatakan bahwa Putin telah beberapa kali menerima perawatan Botox untuk menyembunyikan tanda-tanda penuaan.

Baru-baru ini, Putin mengungkapkan bahwa dia secara rutin menjalani pemeriksaan di sebuah rumah sakit terkemuka di Moskow. Kremlin tetap bersikeras bahwa kondisi kesehatan Putin tidak memiliki masalah apapun. Juru bicara Putin juga menyatakan bahwa kunjungannya ke rumah sakit adalah bagian dari pemeriksaan rutin. 

Selama bertahun-tahun, kesehatan Putin telah menjadi fokus perhatian publik, dengan banyak orang mengamati bahwa ia sering mengalami batuk dan kejang pada tangan dan kakinya.(jhn/yn)

Laporan: Ketidakseimbangan Sirklus Air Global Pertama Kali dalam Sejarah Manusia

0

EtIndonesia. Dunia saat ini menghadapi kekeringan yang semakin parah dan banjir. Sebuah laporan baru mengungkapkan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, terjadi ketidakseimbangan sirklus air global. Laporan terbaru Komisi Global Ekonomi Air (Global Commission on the Economics of Water atau GCEW) mengatakan dunia sedang menghadapi krisis air yang semakin memburuk.

Dalam laporan tersebut, GCEW mengatakan lebih dari separuh produksi pangan dunia berasal dari wilayah yang ketersediaan airnya tidak stabil.

GCEW dibentuk oleh Pemerintah Belanda dengan dukungan dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). OECD adalah organisasi yang terdiri dari 38 negara terkaya di dunia dan berkantor pusat di Paris, Prancis.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa bertahun-tahun pengelolaan yang buruk telah merusak ekosistem air tawar dan lahan kita, serta menyebabkan sumber daya air terus menerus tercemar.

“Kita tidak bisa lagi berharap pasokan air tawar mampu menopang masa depan bersama kita,” demikian dinyatakan dalam laporan tersebut. “Sumber air yang tidak aman dan fasilitas sanitasi menyebabkan lebih dari 1.000 anak di bawah usia 5 tahun meninggal setiap hari. Wanita dan anak perempuan menghabiskan 200 juta jam setiap harinya untuk mengumpulkan dan membawa air. Sistem pangan menguras air tawar, sementara kota-kota semakin tenggelam akibat habisnya air tanah.”

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui proses kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

Laporan tersebut menjelaskan bahwa air tawar di daratan dapat dibagi menjadi “air biru” dan “air hijau.” Air di sungai, danau, dan lapisan air tanah disebut sebagai “air biru,” sedangkan air yang terkandung dalam tanah dan vegetasi disebut sebagai “air hijau.”

Air hijau kembali ke atmosfer melalui transpirasi tumbuhan dan akhirnya turun sebagai hujan atau salju, meresap ke dalam tanah, mengalir ke sungai, danau, dan lapisan air tanah, membentuk siklus air. Curah hujan yang berasal dari air hijau mencakup sekitar setengah dari total curah hujan di daratan.

Pergerakan air hijau, yang dikenal sebagai aliran uap air terestrial (terrestrial moisture flows), terkadang melintasi jarak ribuan kilometer. Ini berarti deforestasi di satu wilayah dapat memengaruhi curah hujan di wilayah lain.

Curah hujan yang stabil dan level air tanah bukan hanya penting bagi produksi pertanian, tetapi juga menjadi fondasi penting bagi industri dan kegiatan ekonomi lainnya. Gangguan dalam sirklus air dapat meningkatkan frekuensi kekeringan dan banjir di seluruh dunia.

Laporan tersebut juga menyatakan bahwa sekitar dua pertiga populasi dunia tinggal di wilayah dengan cadangan air yang menurun, dan lebih dari sepertiga (38%) tinggal di wilayah di mana cadangan air menurun drastis. Wilayah yang padat penduduk, termasuk bagian barat laut India, timur laut China, serta Eropa selatan dan timur, sangat rentan terkena dampak.

Laporan ini juga memprediksi bahwa jika pendekatan saat ini tidak diubah, dampaknya terhadap ekonomi bisa “parah,” dengan perkiraan penurunan produk domestik bruto (PDB) rata-rata sebesar 8% di negara-negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2050, sementara negara-negara berpenghasilan rendah dapat mengalami penurunan PDB antara 10% hingga 15%. (jhn/yn)

Korea Utara Kirim Pasukan? Korea Selatan: Kim Jong-un Akan Mengirim 12.000 Tentara untuk Membantu Rusia

0


EtIndonesia. Pada Kamis (17/10), Presiden Ukraina, Zelenskyy, menuduh Korea Utara mengirim pasukan untuk membantu Rusia dalam perang, tetapi Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, menyatakan bahwa saat ini belum ada bukti. Namun, Badan Intelijen Nasional Korea Selatan telah mengetahui bahwa Korea Utara telah memutuskan untuk mengirim pasukan khusus elit mereka untuk membantu Rusia, dengan total 12.000 tentara dari empat brigade, dan lebih dari 1500 tentara telah dikirim ke Rusia bulan ini, dengan pengiriman gelombang kedua yang akan segera dilakukan. 

Menurut laporan dari Yonhap News Agency dan Newsis, pada tanggal 18, Badan Intelijen Nasional Korea Selatan menyebutkan bahwa setelah memantau secara ketat gerakan Tentara Rakyat Korea Utara, ditemukan bahwa pada tanggal 8 hingga 13 bulan ini, Korea Utara telah mengirim pasukan khusus pertama ke Rusia menggunakan kapal angkut Angkatan Laut Rusia, yang mengkonfirmasi keterlibatan militer Korea Utara. 

Badan tersebut menyatakan bahwa empat kapal pendarat dan tiga fregat milik Armada Pasifik Rusia selama periode ini, dari Kota Chongjin, Hamhung, dan daerah Wonsan di Korea Utara, telah membawa lebih dari 1500 tentara pasukan khusus ke Vladivostok, dengan perkiraan bahwa gelombang kedua akan segera dikirim. 

Menurut Badan Intelijen, ini adalah pertama kalinya sejak tahun 1990 angkatan laut Rusia memasuki perairan Korea Utara, sementara pesawat transportasi besar milik Angkatan Udara Rusia, seperti AN-124, terus-menerus bolak-balik antara Vladivostok dan Pyongyang.

Korps ke-11 Korea Utara memiliki pasukan di bawahnya yang mencakup brigade infanteri ringan, batalyon pendaratan udara, serta brigade penembak jitu dan 10 brigade lainnya, dengan kekuatan total diperkirakan mencapai 40.000 hingga 80.000 tentara. Di masa lalu, Korea Utara pernah mengirim pasukan untuk membantu dalam Perang Vietnam, tetapi ini adalah pertama kalinya mereka mengirim pasukan darat dalam skala besar. 

Menurut Badan Intelijen Korea, berdasarkan ukuran kontainer di kapal kargo yang berlayar antara Korea Utara dan Rusia, Korea Utara telah menyediakan lebih dari 8 juta peluru artileri kaliber 122mm dan 152mm kepada Rusia sampai saat ini.

Rusia Menggunakan Misil Korea Utara untuk Menyerang Ukraina

Pada 30 Mei lalu, Badan Intelijen Pertahanan AS (DIA) merilis laporan investigasi yang mengkonfirmasi bahwa Rusia menggunakan “misil balistik jarak pendek” yang diproduksi oleh Korea Utara untuk menyerang Ukraina, menyebabkan puing-puing misil tersebar di seluruh Ukraina. Laporan tersebut menunjukkan bahwa puing-puing misil Korea Utara dibandingkan dengan foto-foto publik misil Korea Utara yang diketahui, dan puing yang ditemukan pada tanggal 2 Januari di Kharkov adalah dari misil balistik jarak pendek Korea Utara. 

Dari kronologi, mantan Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengunjungi Korea Utara pada Juli 2023, dan bulan berikutnya, ratusan kontainer tanker dikirim ke Korea Utara dan dibawa kembali dengan sejumlah besar perlengkapan militer, serta dikirim melalui kereta api ke garis depan; Kim Jong-un juga mengunjungi Rusia pada September tahun yang sama, dan puing-puing misil yang mencurigakan pertama kali ditemukan pada bulan Desember, menunjukkan hubungan yang terus berkembang dan diperkuat antara Korea Utara dan Rusia.

Pada tanggal 30 April, pengamat sanksi PBB juga mengonfirmasi bahwa misil yang jatuh di Kharkov pada tanggal 2 Januari berasal dari seri Hwasong-11 Korea Utara, sebuah jenis misil balistik Korea Utara, yang telah melanggar embargo senjata yang diberlakukan terhadap Korea Utara sejak tahun 2006.

Pada tanggal 17 Februari, media militer Defence Blog melaporkan bahwa Jaksa Agung Ukraina, Andriy Kostin, menyatakan bahwa angkatan bersenjata Rusia telah menggunakan setidaknya 24 misil balistik buatan Korea Utara dalam serangan misil ke wilayah Ukraina, namun hanya dua yang mengenai sasaran dengan cukup akurat. 

Andriy dalam wawancara dengan Ukrinform – Ukrainian National News Agency menyatakan bahwa misil-misil itu diduga diproduksi di Korea Utara, dari tanggal 30 Desember 2023 hingga 7 Februari 2024, Rusia melancarkan serangan misil ke tujuh wilayah di Ukraina. Wilayah yang terpengaruh termasuk Kiev (tiga serangan), Kharkov (dua serangan), Zaporizhzhia, dan beberapa kota serta desa di wilayah Donetsk. Dalam serangan ini, 14 warga sipil tewas dan lebih dari 70 orang terluka.

Andriy menyebutkan, bahwa berdasarkan analisis awal, misil-misil ini membawa hulu ledak 500 hingga 1000 kilogram, dengan jangkauan maksimal hingga 650 kilometer. Menurut laporan, serangan ini diluncurkan dari wilayah Voronezh di Rusia. Adapun tentang keakuratan misil-misil ini, Andriy merasa skeptis, karena dari 24 misil yang diluncurkan, hanya dua yang cukup akurat, masing-masing menargetkan pabrik pemurnian minyak Kremenchuk dan area teknis bandara Kanatove, Ukraina, sedangkan misil-misil lain jatuh beberapa kilometer jauhnya atau meledak di udara, juga menyebabkan kerusakan di daerah pemukiman Kharkov.

Pada tanggal 27 Februari, media Korea mengutip pernyataan dari Menteri Pertahanan Korea Selatan, Shin Won-sik, bahwa sejak Juli tahun lalu, Korea Utara telah mengirimkan sekitar 6.700 kontainer yang berisi jutaan peluru ke Rusia untuk mendukung perang Moskow melawan Ukraina, menunjukkan bahwa Korea Utara sedang melakukan transfer senjata. 

Menurut laporan Yonhap News Agency, dalam briefing yang diadakan untuk media lokal pada tanggal 26 Februari, Shin Won-sik menyatakan bahwa kontainer-kontainer ini mungkin memuat lebih dari tiga juta peluru artileri 152mm, atau setengah juta peluru roket 122mm, atau mungkin kombinasi dari keduanya, sehingga dapat dikata Korea Utara setidaknya telah mengirimkan jutaan peluru ke Rusia.(jhn/yn)

Pemenang Hadiah Nobel 10 Tahun Lalu dengan Tepat Memprediksi Kesulitan Ekonomi Tiongkok

0

oleh Shang Yan, Luo Ya, Zhong Yuan

 Saat ini, ekonomi Tiongkok sedang mengalami penurunan dan situasi politik yang suram. Apakah ini disebabkan oleh pemimpin saat ini yang menyimpang dari kebijakan reformasi dan keterbukaan, ataukah merupakan hasil yang tak terhindarkan dari sistem otoriter Partai Komunis Tiongkok (PKT)? 

Faktanya, pemenang Hadiah Nobel Ekonomi tahun ini telah dengan tepat memprediksi perkembangan ekonomi Tiongkok lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Negara-negara tanpa sistem inklusif mungkin akan mengalami kemajuan sejenak, tetapi pada akhirnya laju pertumbuhan mereka akan terhenti.

Pada 14 Oktober, Hadiah Nobel Ekonomi 2024 dianugerahkan kepada tiga profesor ekonomi yaitu Daron Acemoglu, Simon Johnson, dan James A. Robinson. Acemoglu dan Johnson bekerja di Institut Teknologi Massachusetts dan James Robinson di Universitas Chicago.

Para cendekiawan ini mengungkapkan melalui studi tentang berbagai sistem politik dan ekonomi yang diperkenalkan di koloni Eropa, bahwa salah satu penyebab utama perbedaan besar dalam kemakmuran negara adalah perbedaan fundamental dalam sistem sosial.

Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia menyatakan bahwa para cendekiawan tersebut menemukan hubungan sebab akibat yang jelas. Sistem yang dirancang untuk mengeksploitasi rakyat tidak mendukung pertumbuhan jangka panjang, sementara sistem yang mendirikan kebebasan ekonomi dasar dan supremasi hukum justru menguntungkan pertumbuhan jangka panjang.

Pada 2012, Acemoglu dan Robinson bersama-sama menulis buku berjudul Why Nations Fail: The Origins of Power, Prosperity, and Poverty, yang juga membahas hal serupa. Mereka membedakan antara sistem inklusif (inclusive institutions) dan sistem eksploitatif (extractive institutions). Kombinasi sistem politik dan ekonomi inklusif menciptakan siklus yang baik dan membawa kemakmuran, sementara kombinasi sistem politik dan ekonomi eksploitatif membentuk siklus yang buruk dan menyebabkan kemiskinan.

Di Tiongkok, Partai Komunis Tiongkok (PKT) menerapkan kombinasi sistem politik dan ekonomi eksploitatif. Istilah seperti “memotong rumput gandum” dan “penambangan manusia” adalah bukti paling jelas dari kenyataan ini. 

Para cendekiawan dalam buku mereka memprediksi bahwa, “Dalam hal Tiongkok, proses pertumbuhan yang didasarkan pada mengejar ketertinggalan, pengadopsian teknologi asing, dan ekspor produk manufaktur berbiaya rendah mungkin akan berlanjut untuk beberapa waktu. Namun, pertumbuhan Tiongkok juga bisa mencapai batasnya, terutama begitu standar hidup mencapai tingkat negara berpendapatan menengah.” Mereka menambahkan bahwa, “pertumbuhan berbasis inovasi sejati dan destruksi kreatif tidak akan terjadi, dan laju pertumbuhan Tiongkok yang menakjubkan akan perlahan-lahan menghilang.” Para cendekiawan ini juga menunjukkan bahwa kemungkinan besar PKT dan elit ekonomi akan berusaha mempertahankan kekuasaan dalam beberapa dekade mendatang, “tanpa alasan yang jelas untuk mengharapkan Tiongkok beralih ke sistem politik yang lebih inklusif.”

Prediksi sepuluh tahun lalu ini terbukti benar di Tiongkok saat ini. Hal ini menimbulkan pertanyaan lain: apakah kesulitan ekonomi Tiongkok saat ini disebabkan oleh masalah kepemimpinan saat ini ataukah karena karakteristik bawaan dari sistem PKT?

Sun Kuo-hsiang, profesor tetap di Departemen Hubungan Internasional dan Bisnis Universitas Nanhua, Taiwan, berkomentar, “Banyak orang menyalahkan Xi Jinping karena menyimpang dari jalur reformasi Deng Xiaoping, menganggap ini sebagai masalah kepemimpinan pribadi. Namun, penelitian pemenang Hadiah Nobel Ekonomi menunjukkan bahwa kesulitan ini sebenarnya berasal dari keterbatasan sistem otoriter itu sendiri. Dengan kata lain, sistem otoriter tidak dapat mendukung inovasi dan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan, yang mana pada akhirnya menyebabkan stagnasi ekonomi. Jadi, kita dapat menyimpulkan bahwa ini bukan hanya masalah kepemimpinan, melainkan hasil dari struktur sistem itu sendiri.”

Penulis kolom Epoch Times, Wang He, mengatakan, “Hubungan antara kedua hal ini bukanlah pertentangan, tetapi keduanya sebenarnya saling terkait. Xi Jinping sendiri mewakili keseluruhan sistem PKT. Demi melindungi partai, ia beralih ke arah kiri, yang telah membunuh fleksibilitas dan ruang lingkup sistem sebelumnya yang sebagian berbasis pada reformasi pasar, sehingga membuat ekonomi Tiongkok semakin memburuk.”

Para cendekiawan menyatakan bahwa “sistem eksploitatif” tidak akan bertahan lama. Namun, mengapa Tiongkok masih mengalami perkembangan ekonomi selama 30 tahun di bawah sistem tersebut? Sun Kuo-hsiang menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh adanya sebagian perubahan dalam sistem ekonomi pada saat itu.

Sun Kuo-hsiang menambahkan, “Perubahan sebagian ini adalah transisi dari ekonomi eksploitatif yang sangat terkendali ke sistem ekonomi yang lebih inklusif, yang biasa kita sebut sebagai reformasi dan keterbukaan Tiongkok. Dengan kata lain, reformasi dan keterbukaan memanfaatkan kekuatan ekonomi pasar, dan transformasi ini mendorong investasi, inovasi, dan dinamisme pasar Tiongkok. Namun, karena sistem politik Tiongkok tetap otoriter dan eksploitatif, maka perluasan lebih lanjut dari sistem ekonomi yang inklusif menjadi sangat sulit.”

Wang He berkata, “Jika mereka tidak melakukan transisi tersebut, maka ekonomi Tiongkok akan mati sejak lama. Jadi, ledakan ekonomi Tiongkok selama 30 tahun reformasi dan keterbukaan bukanlah hasil dari sistem politik eksploitatif, melainkan karena mereka terpaksa membuat beberapa konsesi dan penyesuaian di bawah tekanan situasi.”

Dalam bukunya, Acemoglu dan Robinson juga menunjukkan bahwa jika Tiongkok beralih ke sistem politik yang inklusif sebelum pertumbuhan di bawah sistem eksploitatif mencapai batasnya, maka stagnasi dapat dihindari. Namun, “hampir tidak ada alasan untuk berharap bahwa Tiongkok akan beralih ke sistem politik yang lebih inklusif.” Kemungkinan besar, PKT dan elit ekonomi akan berusaha untuk tetap mengendalikan kekuasaan dengan kuat, dan prediksi ini sedang terwujud di Tiongkok saat ini. (Hui)

Ekspor Ilegal Peralatan Manufaktur Semikonduktor, Warga Tiongkok Mengaku Bersalah di AS

0

EtIndonesia. Pada Kamis (17/10), seorang warga negara Tiongkok mengaku bersalah karena secara ilegal mengekspor teknologi Amerika Serikat ke pengguna dari Tiongkok yang masuk dalam daftar entitas Departemen Perdagangan AS, yang melanggar Undang-Undang Kewenangan Ekonomi Darurat Internasional (IEEPA) dan Peraturan Administrasi Ekspor (EAR). Hakim Pengadilan Distrik Federal, William Alsup, menerima pengakuan bersalahnya.

Menurut siaran pers dari Kantor Kejaksaan Distrik Utara California pada Kamis, Chen Lin (Transliterasi, 65 tahun), seorang warga negara Tiongkok, mengaku bahwa dia, atas nama Jiangsu Hantang International Trade Group Co., Ltd. (JHI) yang berbasis di Nanjing, membeli mesin pemotong wafer untuk Chengdu GaStone Technology Co., Ltd. (GaStone). Dia juga mengakui bahwa dirinya tahu bahwa GaStone telah dimasukkan dalam Daftar Entitas oleh Departemen Perdagangan AS sejak 1 Agustus 2014.

Menurut peraturan federal, perusahaan, lembaga penelitian, dan entitas lain yang terdaftar dalam Daftar Entitas tidak boleh menerima ekspor barang-barang tertentu yang dibatasi. Mesin pemotong wafer, yang digunakan untuk memotong semikonduktor tipis (wafer silikon), memerlukan izin dari Departemen Perdagangan untuk diekspor kepada pengguna akhir seperti GaStone.

Berdasarkan perjanjian pengakuan bersalah, pada sekitar 10 Desember 2015, Chen bekerja sama dengan seorang terdakwa lain untuk mengirimkan mesin DTX-150 ke Tiongkok atas nama JHI tanpa izin ekspor dari Departemen Perdagangan, dan mengatur penjualannya kepada GaStone.

Sebelumnya, Chen sudah mengetahui bahwa tanpa izin, ekspor teknologi terkait, termasuk mesin DTX-150 yang digunakan untuk memproses mikrochip wafer silikon, ke GaStone dilarang. Namun, Chen menggunakan JHI sebagai perantara untuk menyembunyikan bahwa GaStone adalah pengguna akhir sebenarnya dari teknologi tersebut.

Sebuah dewan juri federal mendakwa Chen pada 1 Desember 2020 dengan tuduhan berkonspirasi melanggar IEEPA, mengajukan dokumen ekspor elektronik palsu, penyelundupan, dan melanggar IEEPA. Berdasarkan perjanjian pengakuan bersalah, Chen mengaku bersalah atas tuduhan keempat, yaitu pelanggaran IEEPA yang mengakibatkan ekspor ilegal. Saat ini, terdakwa telah dibebaskan dengan jaminan.

Menurut siaran pers, sidang vonis Chen dijadwalkan pada 28 Januari 2025, dan akan dipimpin oleh Hakim Alsup. Pelanggaran terhadap IEEPA dapat dihukum maksimal 20 tahun penjara dan denda sebesar 1 juta dolar AS.Penuntutan terhadap Chen merupakan hasil investigasi gabungan oleh FBI, Biro Investigasi Keamanan Dalam Negeri (HSI), dan Biro Keamanan Industri (BIS) Departemen Perdagangan AS. (jhn/yn)