Home Blog Page 23

Perang Makin Gila! Rusia Luncurkan Serangan Udara Paling Brutal, Ukraina Bongkar Bantuan Rahasia Tiongkok

EtIndonesia. Situasi perang Rusia-Ukraina kembali memanas setelah Rusia meluncurkan serangan udara terbesar sejak awal invasi pada 2022. Dalam peristiwa yang terjadi pada malam 25 Mei 2025, Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa hampir 300 drone dan puluhan rudal ditembakkan ke sejumlah kota besar di Ukraina. Serangan dahsyat ini menewaskan sedikitnya 13 orang di ibu kota Kiev dan melukai puluhan warga sipil lainnya.

Rincian Serangan: Skala Terbesar Sejak Invasi

Menurut pernyataan resmi Angkatan Udara Ukraina, Rusia melepaskan 298 drone penyerang dan 69 rudal dalam serangan yang berlangsung sepanjang malam. Pasukan pertahanan udara Ukraina mengklaim keberhasilan menembak jatuh 45 rudal dan 266 drone, namun jumlah serangan yang masif tetap menimbulkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur sipil di beberapa kota besar, termasuk Kiev, Dnipro, dan Kharkiv.

“Ini adalah serangan udara terbesar yang pernah kami alami sejak invasi penuh skala pada Februari 2022,” ujar seorang pejabat Angkatan Udara Ukraina. “Skala dan koordinasi serangan ini benar-benar di luar perkiraan kami.”

Laporan dari Reuters juga menegaskan bahwa serangan kali ini merupakan operasi militer terbesar dari pihak Rusia sejak awal perang, baik dari segi jumlah amunisi maupun target yang disasar.

Tuduhan Peran Tiongkok dalam Industri Militer Rusia

Di tengah meningkatnya eskalasi, muncul laporan bahwa Tiongkok diduga secara diam-diam memasok berbagai komponen penting bagi industri militer Rusia. Kepala Dinas Intelijen Luar Negeri Ukraina, Ivashchenko, secara terbuka menuduh bahwa Tiongkok telah mengirimkan mesin industri, bahan kimia khusus, bubuk mesiu, serta komponen-komponen penting lainnya ke sedikitnya 20 pabrik militer Rusia.

“Selain mesin dan bahan peledak, Tiongkok juga terlibat dalam setidaknya lima proyek kedirgantaraan bersama Rusia sepanjang 2024-2025,” ungkap Ivashchenko dalam konferensi pers.

Pemerintah Tiongkok sendiri membantah tuduhan ini. Dalam pernyataan resminya, Beijing menegaskan tidak pernah mengekspor senjata mematikan atau membantu salah satu pihak dalam konflik Rusia-Ukraina. Namun, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyoroti adanya warga negara Tiongkok yang bekerja di fasilitas drone militer Rusia, sehingga semakin memperkuat dugaan keterlibatan Tiongkok dalam industri perang Rusia.

Serangan terhadap Putin dan Peringatan dari Moskow

Di sisi lain, otoritas Rusia mengklaim bahwa Presiden Vladimir Putin berhasil selamat dari serangan drone Ukraina saat melakukan kunjungan kerja ke wilayah Kursk. Menurut laporan resmi Rusia, helikopter yang membawa Putin menjadi target serangan besar-besaran, namun berhasil menghindari bahaya setelah pasukan Rusia menembak jatuh 46 drone.

Peristiwa ini menambah ketegangan antara kedua negara. Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia, Dmitry Medvedev, dalam pernyataannya mengancam akan memperluas zona penyangga hingga hampir mencakup seluruh wilayah Ukraina jika negara-negara Barat tak menghentikan bantuan militernya ke Kiev.

“Selama Barat terus mengirim senjata dan bantuan ke Ukraina, kami tidak akan ragu memperluas zona keamanan kami. Jika perlu, kami akan menjadikan seluruh Ukraina sebagai zona penyangga,” tegas Medvedev.

Perang Drone dan Macetnya Jalur Diplomasi

Baik Kiev maupun Moskow saling menuding pihak lawan terus memperbesar intensitas serangan drone. Rusia menuduh Ukraina memperbanyak serangan ke wilayah perbatasan dan fasilitas militer, sementara Ukraina menegaskan bahwa serangan drone dan rudal Rusia sudah melampaui batas-batas kemanusiaan.

Sementara itu, upaya diplomasi untuk mengakhiri konflik masih menemui jalan buntu. Perundingan damai yang sempat diinisiasi di Istanbul beberapa waktu lalu belum membuahkan hasil konkret. Di sisi lain, pertukaran tawanan perang dalam skala besar yang diharapkan menjadi langkah awal menuju perdamaian juga gagal menurunkan eskalasi di lapangan.

Desakan Zelenskyy dan Kekhawatiran Dunia

Presiden Zelenskyy secara terbuka meminta Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya untuk mengambil sikap tegas terhadap agresi Rusia. Ia menilai bahwa sikap diam dunia internasional hanya akan membuat Putin semakin percaya diri melanjutkan serangan brutalnya.

“Jika dunia tetap diam dan hanya menonton, Putin akan semakin berani. Kami membutuhkan dukungan nyata, bukan hanya retorika,” tegas Zelenskyy.

Serangan besar-besaran kali ini memunculkan kekhawatiran baru akan kemungkinan eskalasi perang yang lebih luas, serta menambah beban kemanusiaan di Ukraina yang hingga kini masih terus bertahan di bawah bayang-bayang konflik.

Trump Tekan Uni Eropa dengan Ancaman Tarif 50% — Pemicu Utamanya Terungkap

EtIndonesia. Presiden AS Donald Trump pada 23 Mei mengumumkan bahwa mulai 1 Juni, pemerintahannya akan memberlakukan tarif sebesar 50% terhadap produk impor dari Uni Eropa. Hal ini menyusul kekecewaannya atas mandeknya pembicaraan perdagangan antara kedua pihak. Menurut sumber yang mengetahui situasi, pemicu utama ancaman Trump ini adalah karena lambannya proses negosiasi, tidak adanya solusi konkret atas isu-isu yang menjadi perhatian AS, serta kegagalan Uni Eropa untuk berkomitmen menerapkan tarif baru terhadap industri Tiongkok.

Trump Ancam Tarif Tinggi karena Uni Eropa Tak Terapkan Pajak terhadap Produk Tiongkok

Menurut laporan The Wall Street Journal, Trump berusaha menggunakan pendekatan tarif yang setara untuk memaksa mitra dagang duduk di meja perundingan. Dia ingin mendorong terbentuknya kesepakatan bilateral serupa dengan Inggris, yang sebelumnya menyetujui penerapan tarif terhadap baja asal Tiongkok dalam kesepakatan perdagangan baru-baru ini. Hasilnya, tarif Inggris terhadap produk terkait dapat dipertahankan di angka 10%.

Namun, hingga kini, AS belum mendapat komitmen resmi dari para pemimpin Uni Eropa untuk menerapkan tarif baru terhadap industri asal Tiongkok, meskipun pejabat UE telah menyatakan kesediaannya menangani masalah Tiongkok sebagai “ekonomi non-pasar”.

Tim penasihat ekonomi Trump secara konsisten mengeluhkan perbedaan prioritas di antara negara-negara anggota Uni Eropa, yang dinilai menghambat kemajuan negosiasi. Selain itu, Uni Eropa dinilai enggan menanggapi isu-isu utama yang menjadi perhatian AS, seperti biaya layanan streaming, pajak pertambahan nilai (PPN), regulasi otomotif, dan denda antimonopoli.

Uni Eropa Tolak Tuntutan Kunci AS, Balas Menyebut Ancaman Tak Kredibel

Pihak Uni Eropa menolak beberapa tuntutan utama Trump, dan menyatakan tidak berencana mengubah sistem PPN maupun regulasi kesehatan dan digital. 

Seorang diplomat UE pada 23 Mei menyatakan skeptis terhadap kredibilitas ancaman Trump, dengan mengatakan: “Sulit untuk menganggap serius maksudnya hanya dari satu unggahan di Truth Social. Kami tidak bisa membuat kebijakan berdasarkan postingan media sosial.”

Beberapa jam setelah ancaman tarif diumumkan, Komisaris Perdagangan Uni Eropa, Maroš Šefčovič melakukan panggilan telepon dengan Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer dan Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick. Šefčovič kemudian menyatakan bahwa UE tetap berkomitmen pada negosiasi, namun juga siap membela kepentingannya, dan menegaskan bahwa hubungan dagang seharusnya dilandasi saling menghormati, bukan ancaman.

Seorang pejabat Uni Eropa menambahkan bahwa Tiongkok bukan inti masalah utama dalam pembicaraan saat ini.

Gaya Negosiasi Berbeda Jadi Penghambat

Laporan dari berbagai media asing menyebutkan bahwa gaya negosiasi Uni Eropa yang hati-hati dan birokratis sangat kontras dengan pendekatan Trump yang agresif dan langsung. Komisi Eropa perlu berkonsultasi dengan 27 negara anggotanya, yang menurut penasihat Trump justru memperlambat proses negosiasi.

Menurut sejumlah analis, UE kini tengah mencari posisi tengah dalam bernegosiasi dengan AS—tidak sekeras Tiongkok, tapi juga tidak seagresif Inggris. Namun, mekanisme pengambilan keputusan kolektif di antara 27 negara UE dinilai menjadi hambatan dalam memenuhi keinginan pemerintahan Trump yang ingin mencapai kesepakatan secara cepat.

Pemicu Utama Akhirnya Terungkap

Ketegangan dagang antara AS dan UE mencapai puncaknya pada 23 Mei, saat Trump secara blak-blakan menyatakan di Kantor Oval Gedung Putih: “Saya tidak sedang mencari kesepakatan dengan Uni Eropa,”

Pernyataan ini merupakan sinyal jelas bahwa Trump siap melaksanakan ancamannya memberlakukan tarif tinggi.

Trump selama masa jabatan pertamanya telah berulang kali mengkritik Uni Eropa, termasuk soal pengeluaran pertahanan yang dianggap terlalu rendah, serta menyebut denda antimonopoli UE terhadap perusahaan AS sebagai “pajak terselubung”.

Trump Ingin “Menyulut” Uni Eropa agar Negosiasi Lebih Serius

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dalam wawancara terbaru mengatakan bahwa ancaman tarif 50% ini diharapkan mampu menjadi “pemicu” agar Uni Eropa lebih serius dalam bernegosiasi. Dia juga mengungkapkan keprihatinan atas lambatnya perkembangan pembicaraan.

Meski demikian, Uni Eropa tetap mempertahankan posisi awalnya dalam berbagai isu sensitif, termasuk menolak perubahan sistem PPN dan regulasi digital, yang dianggap oleh Washington sebagai hambatan perdagangan utama.

Perang Dagang Bisa Pecah Kembali

Uni Eropa sebelumnya telah menyetujui tarif balasan senilai 21 miliar euro terhadap produk AS, namun kebijakan itu sempat dibekukan setelah AS juga menangguhkan tarifnya. Kini, jika negosiasi benar-benar gagal, UE telah menyiapkan gelombang kedua tarif balasan terhadap produk AS senilai hingga 95 miliar euro. Situasi ini berpotensi memicu perang dagang besar antara kedua kekuatan ekonomi tersebut.

Pada bulan Februari tahun ini, Trump bahkan pernah mengatakan bahwa: “Uni Eropa dibentuk untuk menghancurkan ekonomi Amerika.”

Dia juga menyamakan denda antimonopoli Uni Eropa terhadap perusahaan-perusahaan teknologi AS sebagai bentuk pajak terselubung terhadap bisnis Amerika.(jhn/yn)

Segera Hentikan! Terlalu Bersih di Bagian Tubuh Ini Justru Berbahaya bagi Kesehatan

EtIndonesia. Sejak kecil kita diajarkan pentingnya menjaga kebersihan. Namun, terlalu bersih justru bisa menjadi bumerang bagi kesehatan. Beberapa bagian tubuh memang perlu dibersihkan secara rutin, tapi membersihkannya secara berlebihan bisa merusak perlindungan alami tubuh dan bahkan memicu infeksi.

Berikut ini adalah 5 bagian tubuh yang tidak boleh dibersihkan secara berlebihan, serta cara pembersihan yang benar:

1. Lubang Hidung

Kotoran hidung terbentuk dari campuran lendir, debu, bakteri, dan sel imun. Dalam jumlah wajar, kotoran hidung justru membantu menyaring zat asing dari udara yang kita hirup. Namun, terlalu sering mengorek hidung bisa merusak selaput lendir dan rambut halus di hidung, mengurangi fungsi perlindungan, bahkan menyebabkan mimisan dan infeksi. Jika infeksi menyebar melalui pembuluh darah wajah ke otak, bisa memicu kondisi serius seperti trombosis sinus kavernosus.

Cara membersihkan yang benar:

Cukup bersihkan 1–2 kali sehari dengan tisu basah atau sapu tangan lembut. Penderita rinitis bisa menggunakan alat pencuci hidung. Pastikan tangan bersih dan kuku tidak tajam. Bersihkan secara perlahan dan hati-hati.

2. Telinga

Kotoran telinga (serumen) berasal dari sekresi kelenjar di saluran telinga luar, mengandung minyak, debu, dan serpihan kulit mati. Kotoran ini berfungsi melindungi telinga dari air dan kotoran, serta mengurangi kebisingan. Biasanya, kotoran akan keluar sendiri saat kita berbicara atau mengunyah. Membersihkan terlalu sering bisa menyebabkan iritasi saluran telinga, infeksi, atau bahkan mendorong kotoran masuk lebih dalam hingga menumpuk (impaksi).

Cara membersihkan yang benar:

Hindari membersihkan terlalu sering. Jika terasa gatal, gunakan kapas steril atau alat khusus berbahan silikon untuk mengusap daun telinga secara lembut, arahkan ke bawah agar kotoran bisa keluar. Jika kotoran telinga menyumbat pendengaran, sebaiknya periksa ke dokter THT.

3. Pusar (Pangkal Tali Pusat)

Pusar merupakan bekas luka dari tali pusat yang menyatu setelah lahir. Karena bentuknya yang cekung, mudah menumpuk kotoran, namun biasanya tidak berbahaya. Terlalu sering atau terlalu kuat membersihkan pusar bisa melukai kulit dan menyebabkan infeksi (omphalitis).

Cara membersihkan yang benar:

Jika tercium bau tidak sedap, gunakan kapas yang dibasahi air hangat atau larutan boraks, lalu bersihkan perlahan. Setelah itu jaga agar tetap kering dan hindari mengorek terlalu dalam atau terlalu keras.

4. Kulit

Kulit memiliki lapisan pelindung alami berupa lapisan minyak (sebum) dan sel-sel tanduk (keratin) yang menjaga kelembapan dan melindungi dari bakteri. Membersihkan kulit secara berlebihan, seperti terlalu sering mencuci wajah atau mandi dengan sabun kuat, bisa merusak penghalang ini, menyebabkan kulit kering, kemerahan, keriput dini, hingga kendur lebih cepat.

Cara membersihkan yang benar:

Cuci muka dua kali sehari. Untuk kulit berminyak, gunakan sabun wajah saat malam; untuk kulit kering, cukup air hangat. Gosok wajah dengan gerakan lembut. Saat mandi, gunakan air hangat 38–40°C, maksimal 15 menit, dan hindari sabun yang terlalu keras atau scrub berlebih.

5. Organ Intim

Bagian intim wanita memiliki flora bakteri alami yang dijaga keseimbangannya oleh hormon estrogen dan pH asam. Membersihkan terlalu dalam, apalagi menggunakan cairan antiseptik atau menyemprotkan air ke dalam vagina, bisa mengganggu keseimbangan bakteri, meningkatkan risiko vaginosis bakterialis, alergi, infeksi panggul, bahkan kanker serviks.

Cara membersihkan yang benar:

Cukup bersihkan bagian luar (vulva) dengan air hangat dari arah depan ke belakang, hindari menyemprotkan air atau cairan pembersih ke dalam vagina. Jika muncul keputihan tidak normal, bau menyengat, atau gatal, segera konsultasikan ke dokter.

Bonus: Dua Bagian Tubuh Lain yang Sering Diabaikan

1. Kulit Kepala

Kulit kepala mudah berminyak dan menumpuk sel mati. Jika tidak dibersihkan dengan benar, bisa menyumbat folikel rambut dan memicu kerontokan.

Tips: Saat keramas, pijat kulit kepala dengan ujung jari (bukan kuku) dan bilas bersih sampai ke akar rambut.

2. Lidah

Lidah mudah menumpuk plak dan bakteri penyebab bau mulut. Membersihkan lidah bisa mengurangi 75% senyawa sulfur penyebab bau tidak sedap dan mendukung kesehatan mulut secara keseluruhan.

Tips: Gunakan sikat gigi berbulu halus atau pembersih lidah, gosok dengan lembut dari belakang ke depan.

Kesimpulan

Kebersihan memang penting, tapi terlalu bersih bisa menjadi bumerang. Dengan mengetahui bagian-bagian tubuh yang tidak perlu dibersihkan secara berlebihan, serta memahami cara membersihkan yang benar, kita bisa menjaga kesehatan secara optimal—tanpa membahayakan tubuh sendiri.(jhn/yn)

Minum 3 Liter Coca-Cola Setiap Hari! Pria Brasil Harus Operasi Setelah 35 Batu Ginjal Ditemukan di Kandung Kemihnya

EtIndonesia. Seorang pria di Brasil mengalami dampak kesehatan yang sangat serius akibat kebiasaan minum Coca-Cola sebanyak 3 liter setiap hari. Setelah bertahun-tahun melakukannya, dia akhirnya harus menjalani operasi besar untuk mengangkat 35 batu ginjal berukuran besar dari kandung kemihnya.

Dokter spesialis urologi asal Brasil, dr. Thales Andrade, membagikan video kasus mengejutkan ini melalui akun Instagram-nya. Dalam video tersebut, dia menunjukkan sebuah wadah penuh batu ginjal berwarna kekuningan dengan ukuran yang bervariasi. Video ini pun telah ditonton lebih dari 8,5 juta kali.

Kebiasaan Minum Soda Bisa Memicu Pembentukan Batu Ginjal

Dr. Andrade menjelaskan bahwa Coca-Cola yang mengandung gula dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan kadar kalsium dalam tubuh, yang merupakan salah satu faktor risiko utama terbentuknya batu ginjal. Selain itu, minuman bersoda mengandung fosfat dan bahan kimia lainnya yang menciptakan lingkungan asam dalam ginjal, sehingga mempercepat proses pengendapan batu.

“Menjaga tubuh tetap terhidrasi dan menghindari konsumsi berlebihan minuman bersoda adalah langkah penting untuk mencegah batu ginjal. Kesehatan ginjal dimulai dari apa yang kita pilih untuk diminum setiap hari,” ujar Andrade.

Apa Itu Batu Ginjal dan Mengapa Berbahaya?

Menurut laporan Daily Mail, batu ginjal adalah endapan keras dari kalsium dan mineral lainnya yang terbentuk dalam saluran kemih. Umumnya, batu ini dapat berpindah dari ginjal ke kandung kemih dan keluar bersama urin. Namun, jika ukurannya membesar, batu ginjal tersebut tidak bisa keluar secara alami dan harus diangkat melalui operasi.

Informasi dari National Kidney Foundation Amerika Serikat menyebutkan bahwa semakin besar ukuran batu, semakin parah pula gejala yang dirasakan. Gejala umum yang dikeluhkan oleh pasien antara lain:

·        Nyeri hebat di bagian bawah punggung (terutama di salah satu sisi)

·        Darah dalam urin

·        Infeksi saluran kemih

·        Mual dan muntah

Jika tidak ditangani dengan segera, batu ginjal bisa memicu komplikasi yang membahayakan nyawa, seperti gagal ginjal atau sepsis (infeksi menyebar ke seluruh tubuh).

Kesimpulan

Kisah pria Brasil ini menjadi peringatan keras bagi siapa pun yang terlalu sering mengonsumsi minuman bersoda, terutama dalam jumlah besar setiap hari. Minuman tinggi gula dan fosfat bukan hanya merusak metabolisme, tapi juga dapat menimbulkan endapan keras di ginjal yang berbahaya.

Bijaklah dalam memilih minuman. Air putih tetap menjadi pilihan terbaik untuk menjaga kesehatan ginjal dan tubuh secara keseluruhan.(jhn/yn)

Duta Besar Ukraina untuk Inggris: Kyiv Tidak Bisa Berharap “Keajaiban” Akan Mengembalikan Perbatasan Tahun 1991

EtIndonesia. Mengutip laporan dari Reuters dan berbagai media lainnya, dalam sebuah forum bertajuk “Ekspor Keamanan: Senjata Ukraina di Dunia” yang digelar di ibu kota Kyiv baru-baru ini, Zaluzhnyi menyampaikan bahwa tidak realistis bagi Ukraina untuk berharap dapat merebut kembali semua wilayah yang telah hilang akibat perang Rusia-Ukraina.

“Pemerintah Kyiv tidak boleh bermimpi akan muncul sebuah keajaiban, atau suatu keberuntungan yang akan membawa perdamaian serta mengembalikan perbatasan seperti tahun 1991 atau bahkan 2022,” ujar Zaluzhnyi.

Menurutnya, Moskow masih memiliki sumber daya, kekuatan militer, dan kemampuan yang cukup untuk melanjutkan agresi militer terhadap wilayah Ukraina, dan bahkan berpotensi melancarkan serangan besar-besaran. Sejak akhir 2023, strategi militer Kremlin telah berubah menjadi perang attrisi atau perang kelelahan.

“Kita hanya bisa menang jika kita menghancurkan sepenuhnya kemampuan tempur Rusia. Yang saya maksud adalah menghancurkan potensi militer dan ekonomi Rusia,” tegas Zaluzhnyi.

Dia juga menambahkan bahwa Ukraina kini berada dalam kondisi kekurangan sumber daya manusia secara kritis serta menghadapi situasi ekonomi yang sangat buruk.

“Dari segi populasi dan ekonomi, Ukraina tidak lagi mampu melanjutkan perang besar-besaran. Kita bahkan tidak seharusnya mempertimbangkan hal itu,” ujarnya.

Harapan Ukraina Hanya pada Teknologi dan Bantuan Internasional

Zaluzhnyi menyebut bahwa satu-satunya harapan Ukraina saat ini adalah bertahan lewat keunggulan teknologi tinggi.

“Yang bisa kita bicarakan sekarang hanyalah perang bertahan hidup berbasis teknologi tinggi—memaksimalkan hasil dengan seminimal mungkin penggunaan tenaga manusia dan sumber daya ekonomi,” katanya.

Dia menekankan bahwa Kyiv harus menyadari keterbatasan finansial dan ekonominya, serta semakin bergantung pada bantuan dari mitra internasional, sebuah realitas yang perlu diakui dan dihargai.

Zelenskyy Ingin Kembalikan Perbatasan 1991, Tapi Realistis

Kantor Presiden Volodymyr Zelenskyy belum memberikan komentar resmi terkait pernyataan Zaluzhnyi ini. Namun sebelumnya, Zelenskyy tetap menekankan bahwa Ukraina menginginkan pengembalian wilayah berdasarkan perbatasan 1991, termasuk Krimea. Meskipun demikian, dia mengakui bahwa tidak semua wilayah dapat direbut kembali hanya dengan kekuatan militer, dan bahwa proses diplomatik serta waktu juga sangat penting.

Sejak tahun 2014, Rusia telah mencaplok Semenanjung Krimea, dan hingga saat ini menguasai sekitar 20% wilayah Ukraina, termasuk sebagian besar dari empat provinsi di Ukraina timur.

BBC melaporkan bahwa selama ini, Zelenskyy dan sejumlah pemimpin dunia tetap menyerukan agar Rusia menarik pasukannya dari semua wilayah Ukraina, termasuk Krimea. Namun, dengan meningkatnya fokus pada pembicaraan gencatan senjata, sikap Kyiv terhadap wilayah pendudukan menjadi lebih moderat dan realistis.

Bahkan, pada April lalu, Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, dalam wawancara dengan BBC, menyatakan bahwa Ukraina mungkin harus bersedia mengorbankan sebagian wilayah untuk mencapai kesepakatan damai. Meskipun rakyat Ukraina tidak akan pernah menerima pendudukan Rusia, pihak berwenang di Kyiv kemungkinan akan terpaksa menerima solusi yang menyakitkan demi menghentikan perang.

Zaluzhnyi: “Perang Dunia Ketiga Telah Dimulai pada Tahun Ini”

Dalam wawancara dengan Ukrainska Pravda, Newsweek, dan Reuters, Zaluzhnyi juga mengangkat topik lain yang sangat serius: eskalasi teknologi militer, khususnya penggunaan robot tempur dan drone di medan perang.

Dia memperingatkan bahwa penggunaan robot dalam skala besar di medan perang menimbulkan risiko yang sangat besar.

“Ketika robot mulai mendominasi medan perang, pasukan tidak bisa bergerak. Kacau balau. Kita tidak bisa mendekati pasukan Rusia, dan mereka juga tidak bisa mendekati kita,” katanya.

Dia memperkirakan bahwa kebuntuan di garis depan bisa berlangsung bertahun-tahun, dan terobosan besar baru bisa terjadi setelah teknologi robotik berkembang sepenuhnya—mungkin baru terjadi setelah tahun 2027.

Dalam acara penghargaan “Ukrainska Pravda 100” pada 20 November 2024 malam di Kyiv, Zaluzhnyi juga membuat pernyataan mengejutkan.

Zaluzhnyi  mengatakan : “Saya percaya bahwa Perang Dunia Ketiga sudah dimulai pada tahun 2024.”

Menurutnya, Ukraina kini tidak hanya melawan Rusia, tapi juga menghadapi keterlibatan tidak langsung dari negara-negara lain seperti Korea Utara dan Iran.

“Kami melihat tentara Korea Utara muncul di medan perang. Drone kamikaze buatan Iran secara terbuka membunuh warga sipil Ukraina. Rudal buatan Korea Utara ditembakkan ke Ukraina, dan bahkan komponen buatan Tiongkok digunakan dalam rudal Rusia,” ujarnya.

Dia menegaskan bahwa banyak ahli militer percaya perkembangan ini adalah tanda dimulainya perang dunia, dan mendesak para pemimpin global untuk menyadari kenyataan ini dan bertindak tegas.

“Apa yang selama ini kita takutkan—kini benar-benar terjadi. Namun saya percaya, Tuhan memberikan kita—dan dunia—kesempatan untuk membuat pilihan yang tepat sekarang,” katanya.

Zaluzhnyi juga menyampaikan kekecewaannya karena sebagian mitra Ukraina masih belum memahami bahaya nyata ini.

“Masih ada kesempatan untuk menghentikan semua ini di wilayah Ukraina. Tapi, sayangnya, beberapa mitra kita tidak ingin memahami kenyataan itu. Terlalu banyak musuh yang kini dimiliki Ukraina,” katanya.

Menurutnya, Ukraina bisa bertahan dengan kekuatan teknologi, namun belum jelas apakah Ukraina mampu menang melawan Rusia secara mandiri. (jhn/yn)

Gelombang Pertama Pertukaran Tahanan, 1.000 Warga Ukraina dan Rusia Masing-masing Memeluk Keluarga Mereka dengan Rasa Syukur

Pada  Jumat (23 Mei), Rusia dan Ukraina menggelar pertukaran tawanan terbesar sejak pecahnya perang. Sesuai perjanjian, masing-masing pihak akan membebaskan 1.000 orang dalam tiga hari. Di hari pertama, sebanyak 390 tawanan perang Ukraina telah kembali ke tanah air mereka, para prajurit terlihat sangat emosional karena akhirnya bisa pulang. Rusia, di sisi lain, menerima 270 tentara dan 120 warga sipil.

EtIndonesia. Perjanjian pertukaran tahanan perang merupakan hasil nyata dari pertemuan tatap muka pertama antara Rusia dan Ukraina sejak perang skala penuh dimulai. Pertemuan berlangsung pada 16 Mei di Istanbul, Turki, dan juga melibatkan diplomat dari negara-negara Nordik dan Baltik dalam persiapan pertukaran ini.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Dalam unggahannya di platform X, ia menulis, “Kami sedang membawa rakyat kami pulang.” Ia berterima kasih atas segala upaya yang memungkinkan pertukaran ini terjadi, dan menyebutnya sebagai “satu-satunya hasil konkret dari pertemuan di Istanbul.” Zelenskyy juga menyatakan bahwa Ukraina tidak hanya menukar tawanan militer Rusia, tetapi juga beberapa kolaborator pro-Rusia.

Menurut laporan dari Central News Agency, proses pertukaran tawanan berlangsung pada  23 Mei sore waktu setempat, di wilayah utara Ukraina dekat perbatasan Belarus. Pemerintah mengerahkan lima bus besar untuk membawa para tawanan yang dibebaskan ke rumah sakit guna pemeriksaan dan perawatan awal.

Sekitar seratus anggota keluarga dan awak media berkumpul di lokasi. Beberapa warga membawa foto dan spanduk bertuliskan nama tentara yang hilang, menyambut para tahanan yang kembali. Ketika bus tiba, orang-orang berseru, “Terima kasih!” dan “Selamat datang pulang!” Suasana penuh haru. Banyak tahanan yang turun dari bus mengenakan bendera Ukraina di tubuh mereka.

Seorang tentara yang dibebaskan bernama Anatoliy mengatakan, “Aku melupakan semua rasa sakit, ini seperti ulang tahunku yang kedua.”

Warga lain bernama Elia menceritakan bahwa suaminya ditangkap dalam serangan penyergapan 17 hari setelah perang dimulai. Kini suaminya akhirnya dibebaskan. “Aku telah menunggu hari ini selama 3 tahun, 2 bulan, dan 11 hari. Mimpiku akhirnya menjadi kenyataan.” Ketika melihat suaminya di tengah kerumunan, ia berteriak histeris dan memeluknya erat. Ia menggambarkan suaminya sebagai sosok yang kurus dan bermata kosong. “Dia menunduk dan menghindari tatapan saat berbicara, tapi aku tahu Rusia tidak berhasil mematahkan semangatnya. Dia hanya berusaha keras menahan tangis.”

Di lokasi rumah sakit lainnya, terjadi momen haru lain. Olena akhirnya bertemu dengan suaminya, Oleksandr Nyhir, yang telah ditawan selama 22 bulan. Mereka saling menatap penuh cinta dan berpelukan lama. Olena berkata, “Aku sudah membayangkan momen ini berkali-kali, tapi baru hari ini aku benar-benar percaya bahwa itu nyata.”

Oleksandr mengatakan bahwa selama di penjara, ia terus merindukan keluarganya. Kini, yang paling ia harapkan adalah bisa menebus waktu yang hilang, meski ia mengakui masih memerlukan perawatan untuk trauma sistem sarafnya.

Namun, sebagian keluarga belum bisa bersatu kembali. Seorang ibu bernama Inna, membawa putrinya yang berusia 7 tahun, Alina, sambil memegang foto anak lelakinya dan mencari-cari di kerumunan. Anaknya diculik tiga tahun lalu setelah pertempuran di Mariupol. Ia mengatakan, “Kami berharap dia masuk daftar besok (24 Mei). Kami tak punya pilihan lain selain terus menunggu.”

Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, dalam wawancara di lokasi menyatakan bahwa pihak Ukraina siap untuk mendorong proses perdamaian, dan dalam pertemuan Istanbul telah menyampaikan niat untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Rusia. Namun, kemajuan masih terbatas. Ia berkata, “Langkah pertama adalah pertukaran tawanan perang dan warga sipil. Jika ini berjalan lancar, langkah kedua adalah gencatan senjata. Langkah ketiga adalah pertemuan pemimpin negara.”

Meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tidak hadir dalam pertemuan di Istanbul, perwakilan dari kedua belah pihak tetap berhasil mencapai kesepakatan terkait pertukaran tawanan, meskipun masih ada perbedaan pendapat soal isu-isu inti seperti wilayah. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Trump Dorong Reindustrialisasi AS, Usulkan Tarif 50% untuk UE

EtIndonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump, pada  Jumat (23/5/2025), menyatakan bahwa ia mengusulkan pengenaan tarif sebesar 50% untuk semua barang impor dari Uni Eropa. Ia juga menyampaikan bahwa jika perusahaan Apple tidak memindahkan produksi kembali ke Amerika Serikat, maka produk-produk mereka akan dikenakan tarif sebesar 25%. 

Reporter NTD Tao Ming melaporkan :  “Presiden AS Donald Trump pada  Jumat menyatakan bahwa karena negosiasi dagang dengan Uni Eropa tidak menunjukkan kemajuan, ia mengusulkan mulai 1 Juni tahun ini, semua barang impor dari Uni Eropa akan dikenakan tarif sebesar 50%. Namun, jika barang tersebut diproduksi atau dirakit di Amerika Serikat, maka tidak akan dikenakan tarif.”

Presiden AS Donald Trump:  “Saya tidak sedang mencoba membuat kesepakatan. Maksud saya, kami sudah memutuskan, tarifnya 50%. Tapi jika mereka membangun pabrik di sini, mereka tidak perlu membayar tarif apa pun.”

Saat membahas kebijakan tarif terhadap ponsel impor, terjadi kejadian lucu – ponsel Trump tiba-tiba berdering.

Trump:  “Maaf, ada telepon masuk. Boleh saya angkat? (berpura-pura menjawab) Oh, ini dari seorang anggota Kongres.”
(Wartawan bertanya: Siapa?)
“Nanti saya beri tahu…”

Ponselnya kembali berdering saat wartawan mengajukan pertanyaan.

Trump:  “Ini dari anggota Kongres lain. Mereka semua sedang mengucapkan selamat pada kita.”

Hingga saat ini, pihak Uni Eropa belum memberikan tanggapan. Detail lebih lanjut mengenai kebijakan tarif terhadap UE juga belum diumumkan.

Pada hari yang sama, Trump menandatangani lima perintah eksekutif, empat di antaranya berkaitan dengan pengembangan energi nuklir, termasuk penggunaan Undang-Undang Produksi Pertahanan (Defense Production Act) untuk mengurangi ketergantungan energi terhadap Tiongkok dan Rusia.

Salah satu perintah tersebut fokus pada penelitian ilmiah, yang menginstruksikan agar standar penelitian federal kembali ke “standar emas”. Langkah ini dinilai sebagai respons Trump terhadap persaingan teknologi dan energi antara AS dan Tiongkok.

Trump:  “Perintah hari ini semua tentang energi nuklir. Ini adalah industri yang sedang naik daun. Ini adalah industri yang luar biasa. Kita harus melakukannya dengan benar. Ya, (nuklir) sekarang sangat aman dan ramah lingkungan. Ya, 100%.”

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri AS Doug Burgum:  “Hari ini, Presiden Trump menyatakan bahwa Amerika akan berkomitmen untuk mencapai dominasi energi, dan salah satu kunci utamanya adalah memastikan kita memiliki cukup listrik untuk memenangkan perlombaan persenjataan kecerdasan buatan melawan Partai Komunis Tiongkok.”

Reporter NTD melaporkan :  “Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba melakukan pembicaraan via telepon dengan Trump pada hari Jumat terkait isu tarif. Keduanya sepakat untuk mengadakan diskusi yang ‘produktif’ pada KTT G7 di Kanada  Juni mendatang.”

Laporan dari Jurnalis NTD Tao Ming dan Yixin di Amerika Serikat

Intelijen PKT Diduga Menyusup Bersama Imigran Ilegal Lewat Kanada Masuk AS

Lembaga think tank Amerika Serikat, Center for Immigration Studies (CIS), mengeluarkan peringatan bahwa imigran ilegal asal Tiongkok kini menyusup ke Amerika Serikat melalui perbatasan utara dari Kanada, dan rezim Tiongkok (Partai Komunis Tiongkok / PKT) kemungkinan memanfaatkan kesempatan ini untuk menyelundupkan agen intelijen atau elemen berbahaya lainnya ke dalam negeri.

EtIndonesia. Direktur Eksekutif CIS Mark Krikorian pada 22 Mei, dalam sebuah wawancara menyatakan bahwa, seiring makin ketatnya penjagaan di perbatasan selatan AS, arus imigrasi ilegal dari Tiongkok kini semakin menonjol di perbatasan utara.

Imigran ilegal asal Tiongkok umumnya memasuki Kanada dengan visa pelajar atau visa turis, lalu memanfaatkan jaringan komunitas Tionghoa lokal dan jalur penyelundupan untuk mendekati perbatasan Amerika Serikat.

Mantan pengacara Beijing, Lai Jianping mengatakan :  “PKT mengirim orang untuk menyusup ke AS sebagai agen rahasia atau untuk melakukan sabotase—ini adalah strategi atau kebijakan jangka panjang mereka. Sekarang perbatasan selatan AS makin diperketat dan sulit ditembus, maka mereka mengalihkan operasi ke perbatasan utara.”

Amerika Serikat dan Kanada memiliki garis perbatasan sepanjang hampir 9.000 kilometer yang sebagian besar tidak dijaga, dan Presiden Trump telah menuduh bahwa sejumlah besar imigran ilegal dan narkoba mengalir masuk AS melalui Kanada.

Lai Jianping melanjutkan: “Kota Vancouver dan Toronto memiliki komunitas Tionghoa yang besar, ini memberikan kondisi yang sangat menguntungkan dan nyaman bagi PKT untuk mengirim agen-agen mereka masuk ke Amerika Serikat dengan menjadikan Kanada sebagai batu loncatan.”

Menurut data dari Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP), dari Oktober 2024 hingga saat ini, jumlah warga negara Tiongkok yang masuk secara ilegal melalui perbatasan utara mencapai 4.042 orang. Selama tahun fiskal 2024, total jumlahnya adalah 12.414 orang.

 “Imigran ilegal ini, baik yang hanya menyelundup masuk atau merupakan agen intelijen yang dikirim dari Tiongkok, sangat sulit untuk dideteksi oleh pihak Amerika. Mereka bisa melakukan berbagai tindakan, seperti pembunuhan, infiltrasi, sabotase terhadap tatanan sosial, atau merusak sistem keuangan AS,” ujar Peneliti di Institut Riset Pertahanan dan Keamanan Nasional Taiwan, Shen Mingshi.

“Dalam jangka panjang, setelah mereka mendapatkan status hukum di AS, mereka bisa menjadi agen tidur atau ‘kolom kelima’ di dalam negeri. Oleh karena itu, AS harus melihat masalah penyusupan ilegal ini dari sudut pandang keamanan nasional,” lanjutnya. (Hui)

Laporan oleh jurnalis NTD Li Yun dan Qiu Yue

Anggota Parlemen AS dan Eropa Keluarkan Pernyataan Bersama: Peringatkan Upaya Tiongkok Memecah Belah Negara-negara Demokratis

EtIndonesia. Komite Terpilih DPR AS tentang PKT mengadakan pertemuan meja bundar dengan delegasi dari Aliansi Antar-Parlemen tentang Tiongkok (IPAC) minggu ini dan mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam upaya PKT untuk merusak tatanan global, menekankan bahwa negara-negara demokrasi harus bersatu untuk menghadapi otoritarianisme, dan dengan jelas menyatakan dukungan bagi Taiwan sebagai “mercusuar demokrasi” dan “mitra penting Amerika Serikat.”

Delegasi IPAC yang hadir dalam pertemuan tersebut berasal dari berbagai negara demokratis, termasuk Inggris, Slovakia, Jerman, dan Belanda. Pertemuan dipimpin oleh John Moolenaar bersama anggota senior DPR AS Raja Krishnamoorthi, yang juga merupakan anggota IPAC.

Selain itu, sejumlah anggota dari Komisi Eksekutif Kongres AS untuk Tiongkok (CECC) juga turut ambil bagian dalam diskusi meja bundar ini.

Dalam pernyataan bersama yang diumumkan pada Jumat, 23 Mei, dibahas sejumlah isu penting, termasuk strategi untuk menghadapi ekspansi otoritarianisme, masalah keamanan dan perdagangan global, serta bentuk dukungan terhadap Taiwan.

Tiongkok Dianggap Berusaha Memecah Belah Negara-Negara Demokratis, Dunia Harus Bersatu

Dalam pernyataannya, Moolenaar menegaskan:

“PKT tengah meningkatkan upayanya untuk memecah belah negara-negara demokratis dan memanfaatkan celah di antara kita. Inilah alasan mengapa pertemuan meja bundar IPAC hari ini sangat penting.”

Dia menambahkan bahwa melalui persatuan lintas Atlantik, negara-negara demokratis dapat bersama-sama melindungi institusi dan nilai-nilai bersama, serta memastikan bahwa tatanan internasional abad ke-21 dipimpin oleh negara-negara bebas—bukan oleh rezim otoriter.

Anggota parlemen Belanda sekaligus salah satu ketua IPAC, Jan Paternotte, menyampaikan hal senada:“Ketika negara-negara demokratis terpecah, agresi dari rezim otoriter akan semakin merajalela.”

Dia juga menekankan bahwa komitmen bersama ini mencerminkan tekad bulat para legislator di kedua sisi Atlantik dalam membela kebebasan dan melawan infiltrasi yang dilakukan oleh PKT.

Selain Moolenaar dan Krishnamoorthi, pernyataan ini juga ditandatangani oleh sejumlah anggota Kongres AS lainnya, termasuk Neal Dunn, Dusty Johnson, dan Dan Newhouse.

Isi Lengkap Pernyataan Bersama

  • Sebagai anggota Aliansi Antar-Parlemen untuk Kebijakan Tiongkok (IPAC), Komite Khusus DPR AS untuk Partai Komunis Tiongkok, serta Komisi Eksekutif Kongres AS untuk Tiongkok (CECC), kami kembali menegaskan komitmen bersama kami untuk terus memperkuat kerja sama antarnegara demokratis dalam menghadapi tantangan yang semakin serius dari Tiongkok di bawah kendali Partai Komunis.
  • PKT saat ini tengah melakukan serangkaian langkah sistematis yang bertujuan untuk merusak sistem demokrasi, menekan masyarakat terbuka, serta memaksakan kehendaknya kepada berbagai negara melalui campur tangan asing, investasi strategis, dan tindakan militer agresif. Tindakannya di Selat Taiwan, dukungan terhadap Rusia dalam perang di Ukraina, aktivitasnya di kawasan Indo-Pasifik, serta pengaruhnya di berbagai lembaga internasional mencerminkan niat mereka untuk merongrong tatanan global yang telah menopang stabilitas dunia selama beberapa dekade.
  • Di tengah kebangkitan otoritarianisme, tidak boleh ada perpecahan di antara negara-negara demokratis. Karena itu, kami berkomitmen untuk memperdalam kerja sama lintas Atlantik maupun lintas kawasan demi menjaga nilai-nilai bersama, memperkuat ketahanan kolektif, dan memastikan bahwa dunia bebas bersatu dalam mempertahankan perdamaian dan tatanan internasional yang berdasarkan aturan.
  • Ini adalah tantangan lintas generasi. Namun, dengan sikap yang tegas dan tekad yang bulat, kita dapat menghadapi ancaman ini bersama-sama—dan mewariskan kebebasan serta keamanan kepada generasi masa depan.(jhn/yn)

Mencuat Rumor Waktu Sidang Pleno Ke-4 Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok ke-19 Telah Ditentukan, Apakah Hitungan Mundur Pengunduran Diri Xi Jinping?

0

EtIndonesia. Beredar kabar bahwa Sidang Pleno Keempat Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (PKT) akan digelar di Beijing pada 27–30 Agustus. Spekulasi pun merebak bahwa masa jabatan Xi Jinping sebagai pemimpin tertinggi PKT akan segera berakhir. Pertarungan internal di kalangan elit partai dikabarkan semakin memanas. 

Lalu, apakah faksi-faksi dalam partai telah mencapai konsensus? Dunia internasional tengah menyorot situasi ini.

Pertarungan Internal PKT Memanas, Xi Jinping Diduga Kehilangan Kekuasaan

Pertarungan di kalangan elit PKT telah memasuki tahap paling intens. Xi Jinping diduga telah kehilangan kendali atas militer, kekuasaan partai juga semakin melemah, bahkan ada kemungkinan akan dipaksa turun dari jabatan.

Pengamat independen Cai Shenkun pada 22 Mei mengungkap bahwa Sidang Pleno Keempat dijadwalkan pada 27–30 Agustus di Beijing. Ia mempertanyakan apakah pertemuan ini akan menghasilkan perubahan besar dalam struktur kepemimpinan, dan apakah Xi Jinping akan melepaskan kekuasaan, atau bahkan sepenuhnya pensiun dari dunia politik. Semua ini akan terjawab dalam tiga bulan ke depan.

Konsensus Belum Tercapai: Siapa Pengganti Xi? Jalan Ke Depan Masih Abu-Abu

Kolumnis The Epoch Times Wang He mengatakan:  “Yang penting bukan tanggalnya, tetapi masalah internal PKT: siapa yang akan menggantikan Xi, dan ke mana arah masa depan partai. Jika mereka telah mencapai konsensus, maka sidang bisa digelar dengan lancar. Namun saat ini, berbagai faksi masih berselisih, sehingga sulit menetapkan waktu sidang.”

Jika jadwal resmi sidang diumumkan, itu berarti keseimbangan politik telah tercapai, lanjut Wang He.

Tanda-tanda Kehilangan Kekuasaan Xi Jinping Makin Jelas

Komentator politik yang tinggal di AS, Tang Jingyuan, menyatakan bahwa tanda-tanda hilangnya kekuasaan Xi semakin nyata dan mulai tampak terbuka di dalam sistem PKT.

 “Fakta bahwa Xi kehilangan kekuasaan tidak bisa disembunyikan terlalu lama dan pasti akan terbuka. Namun, jika rezim tiba-tiba mengungkapkan semuanya, dampak politiknya bisa sangat besar, bahkan bisa mengguncang stabilitas sistem PKT. Oleh karena itu, mereka memilih strategi bertahap, membangun narasi secara perlahan sebelum membuka semuanya,” ujarnya. 

Artikel di Media Partai Mengangkat Nama Hu Jintao — Sinyal Politik?

Media partai seperti People’s Daily dan Xinhua News pada 19 Mei menerbitkan artikel penting yang menekankan kebijakan “pengambilan keputusan ilmiah, demokratis, dan sesuai hukum”, yang merupakan petunjuk politik era mantan Sekjen Hu Jintao.

Banyak pihak berspekulasi bahwa ini menandakan Hu Jintao kembali tampil di panggung politik. Namun Tang Jingyuan menilai bahwa Hu tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan situasi secara penuh.

“Saya rasa ada tokoh senior lain seperti Wen Jiabao yang lebih mungkin memegang kendali. Tapi Hu memiliki kelebihan unik: sebagai mantan Sekjen, dia punya bobot besar dalam krisis kepemimpinan. Jika dia bersuara, maka itu bisa menjadi penentu,” ujar Tang. 

Pemerintahan Bayangan: Siapa Sebenarnya di Balik Layar?

Tang juga menyebutkan bahwa saat ini PKT tampaknya menciptakan masa transisi, dengan menjaga ilusi bahwa Xi masih berkuasa, meskipun kenyataannya arahan sudah datang dari pihak lain. Contohnya, Cai Qi yang kini memimpin sistem propaganda, tampaknya tidak lagi menjalankan instruksi Xi, melainkan arahan dari para senior.

Ia menjelaskan:  “Jika halaman utama People’s Daily bisa menampilkan petunjuk politik dari era Hu Jintao, itu sudah menjadi sinyal jelas bahwa kebijakan sekarang datang dari elit lama, bukan Xi Jinping.”

Perubahan Signifikan di Tubuh Militer: Zhang Youxia Kembali Berkuasa

Dalam struktur militer, terjadi perombakan luar biasa. Zhang Youxia, yang sebelumnya dikabarkan kehilangan pengaruh, kini kembali menduduki posisi tertinggi di militer. Sementara itu, sekutu-sekutu dekat Xi justru mengalami pembersihan balik.

Yao Cheng, mantan perwira menengah Angkatan Laut PKT, memposting di media sosial bahwa pada pertengahan Mei, digelar rapat diperluas Politbiro yang dihadiri para anggota, tokoh senior, dan mantan pejabat tinggi. Salah satu topik utama yang dibahas adalah:
“Haruskah Xi Jinping mundur? Mundur total atau sebagian?”

Zhang Youxia dan Opsi Reformasi Damai: Peluang Sejarah?

Wang He menyatakan bahwa Zhang Youxia, sebagai bagian dari generasi kedua elite PKT (red nobility), memiliki hubungan kuat dengan para sesepuh partai, sehingga mampu menstabilkan situasi. Namun pertanyaannya sekarang adalah langkah apa yang akan diambil selanjutnya?

Ia berkata:  “Langkah mereka berikutnya tidak hanya akan menentukan nasib pribadi mereka, tetapi juga nasib negara ini secara keseluruhan. Faksi-faksi masih dalam perdebatan sengit, tetapi hasil akhirnya mungkin akan segera terungkap.”

Menurut Wang He, jika pemimpin baru ingin mengamankan legitimasinya, maka dua langkah ini bisa langsung mendapat dukungan rakyat:

  1. Rehabilitasi  Falun Gong
  2. Rehabilitasi peristiwa Tiananmen (Tragedi 4 Juni)

Dengan demikian, mereka bisa cepat mendapatkan legitimasi politik dan dukungan rakyat, serta memperkuat pondasi kekuasaan baru.

Kesimpulan: Apakah PKT Akan Mengalami Reformasi Damai?

Wang He percaya bahwa jika penguasa baru berani mengambil langkah tegas dan membubarkan PKT secara damai, maka mereka akan menjadi pelopor era baru di Tiongkok. (Hui/asr)

Sumber : NTDTV.com

Banjir Bandang dan Longsor Melanda Tiongkok Selatan: Banyak Korban Jiwa di Guizhou dan Guangxi

EtIndonesia. Beberapa hari terakhir, hujan lebat terus-menerus mengguyur berbagai wilayah di selatan Tiongkok, menyebabkan bencana besar seperti banjir bandang, tanah longsor, dan aliran lumpur. Di Guilin, Guangxi, terjadi banjir bandang dan tanah longsor mendadak, sementara beberapa daerah di Guizhou mengalami longsor yang menelan korban jiwa dan orang hilang. Di saat yang sama, Hubei, Hunan, Zhejiang, dan Fujian juga dilanda banjir besar. Di Hunan, banjir diperparah oleh pembukaan bendungan tanpa peringatan, menyebabkan sejumlah kota kecil terendam dengan kerugian besar.

 “Guangxi benar-benar penuh bencana tahun ini!,” ujar warga Tiongkok.  

Sebagian besar wilayah Guangxi baru-baru ini mengalami hujan lebat terus-menerus, mengakibatkan sedikitnya 3 orang tewas dan 1 orang hilang. Pada  23 Mei dini hari, Desa Sanshe di Kabupaten Longsheng, Kota Guilin, diterjang banjir bandang dan tanah longsor, menyebabkan banyak rumah hancur. 

Pihak berwenang melaporkan bahwa setidaknya 10 rumah rusak, beberapa orang hilang, dan 3 orang terluka. Hingga malam hari, 3 orang dikonfirmasi meninggal.

Namun, data sebenarnya masih belum jelas.

Petugas di lokasi:  “Ini rumah yang di pinggir lokasi kejadian. Pondasinya saja sudah tidak terlihat. Semua rumah tersapu habis, orang-orang juga hilang.”

Sehari sebelumnya, di Desa Qingyang (Kecamatan Guowa) dan Kota Changshi, Kabupaten Dafang, Provinsi Guizhou, juga terjadi longsor besar. Banyak rumah tersapu longsor. Laporan resmi menyebutkan sedikitnya 21 orang terjebak. Hingga 22 Mei pukul 21.00, dua orang dikonfirmasi tewas di Changshi, namun warga menyatakan para korban belum berhasil diselamatkan dan nasib mereka masih belum diketahui.

Warga setempat berkata :  “Sekitar pukul 06.00– 07.00 pagi terjadi longsor. Sekitar 4–5 keluarga, total kira-kira 19 orang, tidak ditemukan. Orang-orang hilang, rumah juga hilang, belum ada yang diselamatkan.”

Pada hari yang sama, Kota Wuhan di Provinsi Hubei juga mengalami petir dan hujan deras sejak dini hari, membuat banyak jalan berubah menjadi sungai, rumah dan mobil terendam, warga panik menyelamatkan diri.

Warga Wuhan:  “Banjir! Banjir! Cepat lari selamatkan diri!”
“Semua ruangan tergenang air, tidak ada tempat untuk tidur malam ini. Harus bagaimana ini?”

Stasiun kereta Wuchang juga ikut terendam, menyebabkan genangan air parah di dalam stasiun dan banyak penumpang terjebak. Warga menyalahkan konstruksi proyek abal-abal dan proses verifikasi palsu yang menyebabkan bencana buatan.

 “Beberapa tahun lalu mereka habiskan belasan juta untuk proyek renovasi ini. Sekarang lihat ke mana perginya uang itu? Baru hujan sedikit sudah banjir!,” kata Warga terdampak. 

Sejak 21 Mei 2025 malam, Zhangjiajie dan Changde di Hunan juga diguyur hujan lebat. Bendungan PLTA di hulu membuka pintu air secara darurat, menyebabkan banyak kota kecil terendam banjir besar. Rumah, mobil, dan lahan pertanian tergenang; akses transportasi dan komunikasi terputus, kerugian sangat besar.

Warga Qijiaping,  Wan:  “Airnya terlalu banyak, terlalu deras. Sungai di seberang sudah meluap. Banjir ini akibat pelepasan air darurat dari bendungan di Zhangjiajie, melewati PLTA Niao’erchao, dan mengalir ke Waduk Wuqiangxi, lalu turun ke Taoyuan di Changde.”

Warga Changde,  He:  “Ini banjir akibat pelepasan air buatan, bukan alami. Kalau cuma hujan, air tidak akan naik secepat ini. Kami rakyat kecil tidak pernah diberi informasi—semua dilakukan diam-diam. Tidak pernah ada pemberitahuan. Partai Komunis itu jahat, tidak pernah peduli pada rakyat.”

Karena Partai Komunis Tiongkok (PKT) sering menutupi kebenaran, kondisi sebenarnya dari bencana ini masih perlu diverifikasi. Menurut prakiraan China Weather Network, hujan lebat akan terus berlanjut di wilayah selatan, dengan risiko tinggi terjadinya bencana geologis dan banjir bandang. (Hui)

Laporan oleh jurnalis NTD Tang Rui dan Xiong Bin

Saat Gempa Mengguncang Bengkulu, Jepang Juga Dilanda Gempa  

Pada Jumat (23 Mei) dini hari, gempa bermagnitudo 5,7 terjadi di perairan barat daya Pulau Sumatera, menyebabkan lebih dari seratus rumah rusak. Di waktu yang hampir bersamaan, wilayah selatan Hokkaido, Jepang, juga diguncang gempa bermagnitudo 5,6. Tidak ada laporan korban jiwa sejauh ini.

EtIndonesia. Menurut informasi dari USGS (Survei Geologi Amerika Serikat), pada pukul 02.52 waktu setempat, terjadi gempa berkekuatan 5,7 di lepas pantai barat daya Pulau Sumatera, dengan kedalaman 68 km, berpusat di perairan dekat Provinsi Bengkulu.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengatakan bahwa lebih dari seratus rumah di ibu kota provinsi, Kota Bengkulu, mengalami kerusakan, begitu pula dengan setidaknya enam fasilitas umum.

Karena gempa terjadi saat malam hari, banyak warga terbangun dari tidur dan langsung berhamburan ke luar rumah. Hingga Jumat pagi, belum ada laporan korban jiwa.

Beberapa jam setelahnya, pada pukul 06.28 waktu setempat, wilayah lepas pantai selatan Hokkaido, Jepang, juga diguncang gempa bermagnitudo 5,6. Menurut Badan Meteorologi Jepang, pusat gempa berada di lepas pantai Urakawa, Hokkaido, dengan kedalaman 50 km, dan getarannya dirasakan di berbagai wilayah Hokkaido.

Hingga Jumat pagi, otoritas Jepang belum mengeluarkan peringatan tsunami, dan tidak ada laporan korban jiwa atau kerusakan fasilitas. Transportasi dan infrastruktur juga tidak terdampak.

Indonesia dan Jepang sama-sama terletak di salah satu kawasan gempa paling aktif di dunia, yaitu Cincin Api Pasifik (Ring of Fire), yang mengalami ribuan gempa bumi setiap tahunnya akibat aktivitas tektonik yang tinggi.

Laporan jurnalis NTD, Liu Jiajia, dari Amerika Serikat

50% Populasi Kelebihan Berat Badan, Pemerintah Turki Cek Berat Badan Warga di Jalan—Tuai Protes

EtIndonesia. Pada 23 Mei waktu setempat, pemerintah Turki meluncurkan kampanye nasional bertajuk “Kenali Berat Badanmu, Hidup Sehat” (Know Your Weight, Live Healthy), yang langsung menuai sorotan luas dari publik. Sejak program ini dimulai, alat penimbang berat badan dan pengukur tinggi tubuh tersebar di berbagai sudut kota—dari alun-alun, pusat perbelanjaan, taman umum, hingga halte bus.

Tenaga kesehatan terlihat aktif mengukur BMI (Indeks Massa Tubuh) warga secara langsung, bahkan dalam beberapa kasus, mereka masuk ke rumah-rumah untuk melakukan pemeriksaan fisik. Program ini dijadwalkan berlangsung hingga 10 Juli, dengan target ambisius untuk mengukur berat badan 10 juta warga Turki.

Menteri Kesehatan Turki: 50% Warga Mengalami Kelebihan Berat Badan

Kemal Memişoğlu, Menteri Kesehatan Turki, yang menjadi penggagas utama kampanye ini, menyatakan secara tegas:“Negara kita memiliki 50% populasi yang kelebihan berat badan.”

Dia juga menjelaskan berbagai risiko kesehatan yang terkait:“Kelebihan berat badan berarti tubuh mudah sakit, dan ke depan, kita akan menghadapi lebih banyak penyakit. Anak-anak yang kelebihan berat badan saat ini mungkin terlihat sehat karena daya tahan tubuh mereka masih kuat, namun saat mereka tumbuh dewasa, kelebihan berat badan itu akan bertransformasi menjadi penyakit sendi dan jantung.”

Menariknya, sang menteri sendiri tidak luput dari pemeriksaan, dan hasilnya menunjukkan bahwa ia pun termasuk dalam kategori “kelebihan berat badan”. Dalam unggahan di media sosial, Memişoğlu menulis bahwa ia akan mulai berkonsultasi dengan ahli gizi dan berkomitmen untuk berjalan kaki saat berangkat kerja.

Tujuan Mulia, Namun Cara Pela+ksanaan Memicu Protes

Meskipun tujuan kampanye ini adalah untuk mendorong gaya hidup sehat, cara pelaksanaannya justru menuai kritik keras. Banyak warga yang mengeluhkan bahwa mereka merasa tidak nyaman dipaksa menimbang berat badan di tempat umum, dan menyebut hal ini sebagai pelanggaran privasi.

Salah satu suara kritis datang dari dr. Gökben Hızlı Sayar, seorang psikiater sekaligus akademisi. 

Dengan nada satir, ia menulis di media sosial: “Saya ‘tertangkap’ di pos pemeriksaan di alun-alun Üsküdar. Untungnya, saya hanya dimarahi sebentar lalu dibebaskan. Seperti pengemudi yang memberi tahu ada kamera tilang, saya memberi tahu tiga orang gemuk lainnya yang menuju arah sana. Bersatulah, teman-teman seperjuangan!”

Keluhan serupa disampaikan banyak warga lainnya. Mereka menganggap didatangi di tempat umum dan diminta menimbang berat badan tanpa bisa menolak sebagai bentuk pemaksaan. 

Salah satu warga mengatakan:“Saya dihentikan di jalan dan diminta langsung naik ke alat timbang. Situasinya sangat tidak memungkinkan untuk menolak.”

Dampak Psikologis: Dari Stres hingga Body-Shaming di Depan Umum

Selain merasa dipermalukan, banyak warga yang sebelumnya sudah mengalami kecemasan terkait bentuk tubuh (body image anxiety) mengaku bahwa dipaksa menimbang badan di tempat umum telah memperburuk kondisi psikologis mereka. Beberapa bahkan menyebut pengalaman itu meninggalkan trauma, karena berat badan mereka dipublikasikan secara tidak langsung di hadapan orang banyak.

BMI: Indikator yang Tidak Selalu Akurat

Selain masalah privasi dan pemaksaan, metode pengukuran BMI (Body Mass Index) itu sendiri bukan tanpa kritik. Sejumlah pakar kesehatan menilai bahwa BMI bukanlah alat ukur yang sepenuhnya akurat dalam menilai kondisi tubuh seseorang.

Alasannya, BMI tidak memperhitungkan massa otot dan variasi individu. Akibatnya, banyak atlet profesional yang memiliki otot padat bisa keliru dikategorikan sebagai “kelebihan berat badan” atau “obesitas”, padahal tubuh mereka sehat dan bugar.

Kesimpulan

Kampanye nasional Turki untuk memerangi obesitas melalui pemeriksaan BMI massal bertujuan baik: meningkatkan kesadaran dan mendorong perubahan gaya hidup sehat. Namun, pelaksanaannya yang terkesan memaksa dan menyinggung privasi individu, serta ketergantungan pada metode pengukuran yang tidak sempurna, justru memicu kontroversi dan kritik luas dari masyarakat dan kalangan ahli.

Program yang seharusnya membangun kesadaran malah berisiko melukai harga diri dan psikologis banyak orang—khususnya mereka yang selama ini sudah bergumul dengan persepsi negatif terhadap tubuh mereka sendiri.(jhn/yn)

Tidur Juga Ada Triknya: Pakar Tidur Ajari Cara Menghindari Insomnia

EtIndonesia. Gaya hidup modern yang serba cepat, tekanan mental tinggi, ditambah penggunaan ponsel yang berlebihan di era informasi, membuat banyak orang mengalami masalah insomnia. Terutama bagi wanita menopause, insomnia semakin disadari sebagai faktor yang menurunkan kualitas hidup.

Namun, jangan khawatir—tidur nyenyak bisa dipelajari. Pakar tidur membagikan teknik jitu untuk memahami dan mengatasi insomnia secara efektif.

Waspadai Gejala Insomnia: Sulit Tidur, Tidur Tidak Nyenyak, Bangun Terlalu Pagi

Jika Anda sudah bersiap tidur, tetapi tetap terjaga di tempat tidur selama lebih dari 30 menit, Anda mungkin sudah mengalami gejala insomnia.

Dr. Hsu Shang-Fu, dokter spesialis paru dan wakil direktur Pusat Tidur di Rumah Sakit Universitas Kedokteran Taipei, menjelaskan dalam program “Kesehatan 1+1” bahwa kesulitan untuk tertidur lebih dari 30 menit adalah salah satu jenis insomnia paling umum.

Selain itu, jika tidur Anda sering terganggu di malam hari, seperti harus bangun dua atau tiga kali untuk buang air kecil, atau tidak bisa kembali tidur setelah terbangun, atau meskipun tidur cepat namun terbangun terlalu pagi dan tidak bisa tidur lagi, maka ini juga merupakan gejala insomnia. Bila gejala tersebut terjadi tiga kali seminggu selama lebih dari tiga bulan, maka Anda bisa didiagnosis menderita insomnia.

Insomnia pada Wanita Menopause: Solusinya Terapi Hormon

Dr. Hsu juga menemukan bahwa selain kasus sleep apnea, kini semakin banyak wanita menopause yang datang ke rumah sakit dengan keluhan insomnia.

Menurutnya, penyebab utama insomnia pada wanita menopause adalah karena penurunan drastis hormon wanita, yang sangat berperan dalam menjaga kestabilan emosi dan mempermudah tidur. Gejala seperti gelisah, hot flashes (sensasi panas), keringat malam, serta peningkatan risiko sleep apnea (OSA) juga memperparah insomnia.

Karena itu, Dr. Hsu menyarankan terapi hormon lewat dokter kandungan untuk membantu mengatasi keluhan ini. Bila tubuh sudah terasa lebih nyaman, kualitas tidur pun membaik.

5 Kebiasaan Buruk yang Mengganggu Tidur

Dr. Hsu menyebutkan lima kebiasaan umum yang merusak tidur, terutama di era digital ini:

  1. Bermain ponsel atau tablet sebelum tidur
  2. Minum kopi atau teh di sore hari
  3. Minum alkohol untuk membantu tidur
  4. Tidur siang terlalu lama (lebih dari 1 jam)
  5. Pola hidup yang tidak teratur

Teknik Pernapasan Perut dengan Mindfulness: Membantu Relaksasi dan Tidur

Untuk menghadapi stres dan kecemasan, Dr. Hsu menciptakan metode “pernapasan perut penuh kesadaran (mindful breathing)”, yang membantu tubuh dan pikiran lebih rileks.

Prinsipnya adalah menghadirkan perhatian penuh pada momen sekarang selama 5–10 menit, tanpa gangguan, tanpa menyalahkan diri sendiri, tanpa mengeluh. Fokus hanya pada aliran napas dan gerakan naik-turun perut.

Langkah-langkah pernapasan perut mindfulness:

  1. Cari tempat yang tenang dan nyaman, duduk dengan tubuh rileks.
  2. Letakkan satu tangan di dada, satu tangan di perut. Tarik napas perlahan lewat hidung sambil menghitung 1, 2, 3 detik. Perut mengembang, dada tidak terlalu bergerak.
  3. Hembuskan napas lewat hidung atau mulut sambil menghitung 1, 2, 3, 4 detik.

Jika dilakukan selama 1–2 bulan secara rutin, kemampuan untuk fokus dan tenang akan meningkat, dan membantu Anda tertidur lebih cepat.

Memahami Insomnia: Terapi Kognitif-Perilaku untuk Tidur

Dr. Hsu menekankan pentingnya pemahaman yang benar soal insomnia. Misalnya, jika Anda tidak bisa tidur malam ini, itu bukan akhir dunia. Tapi bagi penderita insomnia, menyadari hal ini tidaklah mudah.

Ia menganjurkan pasiennya untuk berbicara soal insomnia dengan orang lain, serta menulis jurnal tidur. Setelah beberapa waktu, pasien menyadari bahwa tidak tidur nyenyak tidak selalu berujung pada hari yang buruk, dan matahari tetap terbit seperti biasa.

Setelah memahami insomnia dengan benar, tekanan mental berkurang. Ditambah dengan latihan pernapasan perut, gejala insomnia berangsur membaik. (Hui)

Laporan oleh Jurnalis Jin Hong |Lin Qing