Pemerintahan Partai Komunis Tiongkok (PKT) mendorong pengembangan mobil listrik dalam negeri melalui subsidi besar-besaran dan gencar menyerbu pasar internasional. Namun, kabar buruk terkait kendaraan listrik dalam negeri terus bermunculan. Otoritas dan produsen mobil pun menekan keras segala kritik. Seorang pemilik mobil bahkan diisolasi selama tujuh hari hanya karena satu kalimat sindiran terhadap BYD.
EtIndonesia. Baru-baru ini, beredar sebuah video selfie dari seorang pemilik mobil BYD di Tiongkok yang menceritakan pengalamannya.
Dalam video tersebut, seorang pria terlihat terjebak di tengah jalan dan menceritakan bahwa saat dirinya dalam perjalanan pulang dari Shanghai, mobilnya tiba-tiba mogok setelah kehabisan bahan bakar. Ia pun menyindir: “Beli mobil Denza (seri kendaraan listrik dari BYD), memalukan banget!”
Ia mengatakan, “Sekarang saya hanya berjarak kurang dari 500 meter dari rumah, masih ada 17% daya baterai. Tapi mobilnya sama sekali tidak merespons, meninggalkan saya di perempatan jalan.” Ia kemudian melontarkan kalimat penutup: “Sialan! Mobil lokal!”
Tak disangka, beberapa kalimat keluhan itu membuatnya menghadapi masalah besar. Dalam video lanjutan yang diunggahnya, ia mengatakan video mogoknya Denza itu sudah ditonton 3,5 juta kali. Ia sendiri mengaku tidak tahu apa kesalahannya, dan baru saja dibebaskan setelah dikurung di “ruang hitam” selama seminggu.
Pria itu menjelaskan bahwa banyak orang menuduhnya mencemarkan nama baik BYD dan merusak citra mobil buatan dalam negeri. Ia kemudian menjelaskan bahwa dirinya justru adalah penggemar mobil listrik BYD—ia memiliki tiga mobil BYD: Han EV, Yangwang, dan Denza.
Ketiga model itu semuanya merupakan produk mobil listrik dari BYD. Ia mencoba menunjukkan bahwa dirinya adalah pendukung BYD.
Terkait insiden mogoknya Denza, ia menjelaskan bahwa saat itu masih ada 17% baterai tersisa, namun mobil tiba-tiba mati di tengah jalan. Ia menganggap ini sebagai cacat desain.
“Mobil BYD saya yang lain, Yangwang, masih bisa dipaksa menyala hingga sisa baterai 10% dalam kondisi tanpa bahan bakar. Tapi Denza malah mogok saat masih 17%,” ujarnya.
Ia pun menambahkan, dirinya sebenarnya mendukung produk lokal dan menyukai barang buatan dalam negeri. Ia mengaku marah saat itu karena ingin mobil buatan lokal bisa menjadi lebih baik. Ia juga meminta maaf karena mungkin ada kalimatnya yang kurang tepat.
Dalam beberapa tahun terakhir, industri mobil listrik Tiongkok berkembang pesat berkat subsidi besar dari negara, dan mampu bersaing secara harga di pasar global. Namun, berbagai insiden terus terjadi—seperti ledakan, pintu mobil yang terkunci otomatis, dan kematian akibat kebakaran. Pemerintah terus menekan kritik, sementara perusahaan mobil pun berupaya membungkam semua pihak—baik media, konten kreator, bahkan konsumen. Bahkan akun sains populer pemerintah pun tidak luput.
Sebuah akun resmi badan pemadam kebakaran sempat mengunggah video edukasi tentang kebakaran mobil listrik, namun video itu langsung dihapus dalam waktu kurang dari satu hari.

“Montir Paling Sial” Dituntut Tiga Perusahaan Mobil, Tuntutan Capai RMB.7 Juta
Baru-baru ini, konten kreator otomotif ternama di Tiongkok, “Bro Long Bicara Mobil Listrik,” menjadi trending karena kembali dituntut oleh perusahaan mobil. Kali ini ia digugat senilai RMB.1 juta , lengkap dengan klausul tambahan: tidak boleh minta maaf secara publik.
Ini bukan pertama kalinya ia digugat. Sebelumnya, dua perusahaan mobil lainnya juga menggugatnya masing-masing sebesar RMB.1 juta dan RMB.5 juta . Total tuntutan yang ia hadapi mencapai RMB.7 juta .
Dengan pengalaman lebih dari 10 tahun dalam perbaikan mobil, “Bro Long” mengatakan: “Saya buat video perbaikan mobil untuk bantu pemilik mobil menghemat uang dan menghindari jebakan. Tapi malah seperti bantu tim hukum perusahaan mobil memenuhi target dan menyumbang pendapatan mereka.”

Ia juga menyatakan: “Saya harap orang lain bisa belajar dari saya sebagai contoh buruk. Jangan lagi mengungkap sisi negatif perusahaan mobil, meski itu adalah fakta.”
Setelah digugat oleh perusahaan ketiga, topik tentang dirinya beberapa kali jadi trending. Banyak warganet menyemangatinya dengan komentar seperti, “Bro Long, tetap semangat!” Salah satu komentar yang disukai lebih dari 8.000 orang berbunyi: “Kalau kamu tumbang, siapa lagi yang akan bongkar aib mobil listrik?”
Komentar lain dengan lebih dari 16.000 likes menyindir industri mobil listrik Tiongkok:
“Bukan menyelesaikan masalah, tapi justru memberangus orang yang menemukan masalah.”
Bro Long menyebut dirinya sebagai “montir paling menyedihkan tahun 2025.” Tapi warganet menghiburnya: “Kamu belum yang paling parah, ada dua montir lain yang sudah dipenjara.”
Terkait keanehan “tidak boleh minta maaf secara publik,” rupanya perusahaan-perusahaan mobil kini takut akan efek viral dari permintaan maaf terbuka. Salah satu perusahaan sebelumnya memaksa seorang konten kreator minta maaf selama 15 hari, dan justru menarik perhatian publik terhadap masalah mereka. Akhirnya, pada hari ke-5, perusahaan itu sendiri yang menghentikan permintaan maaf tersebut. (Hui)
Laporan oleh: Xue Fei | Editor Penanggung Jawab: Lin Qing