Home Blog Page 4

Kesehatan Global Melampaui Batas Negara: Jaringan Keamanan Kesehatan Global Utuh Dapat Dicapai dengan Keterlibatan Taiwan

Seruan Dukungan Penuh Berbagai Kalangan di Indonesia bagi Partisipasi Taiwan dalam Majelis Kesehatan Dunia (WHA) dan Seluruh Pertemuan, Kegiatan, dan Mekanisme Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

oleh Bruce Hung

Seiring meningkatnya perubahan global, tantangan dan ancaman kesehatan publik yang tidak mengenal batas negara, kerja sama global semakin menjadi kunci dalam menghadapi berbagai krisis kesehatan.

Taiwan terus berpartisipasi aktif dalam isu-isu kesehatan global dan berkomitmen untuk mendukung sistem kesehatan global. Maka dengan berpartisipasinya Taiwan dalam Majelis Kesehatan Dunia (WHA) dan pertemuan, kegiatan, serta mekanisme yang diselenggarakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diharapkan agar lebih banyak negara dapat mencapai tujuan cakupan kesehatan universal yang dicanangkan oleh WHO.

Khususnya dalam berbagi praktik sukses dengan negara-negara lain di berbagai bidang seperti jaminan kesehatan universal, manajemen keuangan, dan kesehatan digital.

WHO masih memimpin pembangunan kesehatan masyarakat global dan merupakan organisasi internasional penting yang menjunjung tinggi hak kesehatan semua orang.

Representative of Taipei Economic and Trade Office (TETO), Bruce Hung

Kendati demikian, Tiongkok terus memutarbalikkan dua resolusi, yaitu Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2758 dan Resolusi WHA25.1. Kenyataannya, kedua resolusi tersebut tidak menyebutkan Taiwan atau Taiwan sebagai bagian dari Tiongkok, dan tidak memberikan hak kepada Republik Rakyat Tiongkok untuk mewakili Taiwan di WHO. 

Sehingga, jika terus mengecualikan Taiwan, WHO tidak hanya mengabaikan hak kesehatan 23 juta rakyat Taiwan, tetapi juga menghambat upaya pencegahan, kesiapan, dan penanganan global terhadap darurat kesehatan masyarakat internasional.

Taiwan dan Indonesia adalah mitra di kawasan Indo-Pasifik yang berbagi nilai-nilai kebebasan dan demokrasi. Hubungan kedua belah pihak sangat erat, yang dibuktikan dengan pertukaran intens dan konstan antarmasyarakat.

Saat ini, terdapat 400.000 pelajar dan pekerja migran Indonesia yang tinggal di Taiwan, dan lebih dari 20.000 warga negara Taiwan yang tinggal untuk bekerja dan berbisnis di Indonesia. Jumlah kunjungan wisatawan antara Taiwan dan Indonesia pun setiap tahunnya mencapai 500.000 orang. Ketidakikutsertaan Taiwan dalam WHO dan partisipasinya dalam pertemuan dan mekanisme terkait tidak hanya merugikan rakyat Taiwan, tetapi juga kesejahteraan kesehatan Warga Negara Indonesia (WNI) di Taiwan.

Kerugian tersebut dikarenakan tidak adanya akses sewaktu-waktu sumber daya dan informasi terkait penyakit menular, serta tidak dapat bergabung dengan rantai pasokan dan jaringan logistik kesehatan masyarakat global. Sehingga hal ini dapat menimbulkan risiko dan celah dalam jaringan keamanan kesehatan masyarakat global.

Taiwan telah mencapai kemajuan dan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kesehatan universal, sehingga siap untuk berbagi pengalaman dan keahlian ini dengan dunia.

Saat ini, Rumah Sakit National Taiwan University dan Rumah Sakit Far Eastern Memorial telah melakukan berbagai program kerja sama dengan institusi medis di Indonesia, meliputi pelatihan tenaga medis, pertukaran akademisi, dan penelitian klinis.

Sejak pemerintah Indonesia mulai mendorong rekam medis elektronik (Electronic Medical Record/EMR) pada tahun 2022, lebih dari 80% rumah sakit telah menyelesaikan pembangunan dan pengembangan kebutuhan perangkat lunak serta aplikasi terkait, seperti perawatan medis pintar (smart medical care), biomedis, dan aplikasi kecerdasan buatan generatif (generative AI). Bidang ini, khususnya perangkat medis pintar (smart medical equipment), merupakan area yang secara umum diunggulkan oleh startup di Taiwan.

Pemerintah Taiwan juga bersedia berbagi pengalaman dengan Indonesia, seperti layanan medis pintar (smart medical) dan pengalaman kesehatan masyarakat yang berkualitas, serta menyediakan berbagai kursus profesional mencakup sistem jaminan kesehatan, manajemen medis, dan perawatan klinis. Dengan harapan dapat memperkuat kerja sama medis bilateral Indonesia-Taiwan dan membantu pengembangan industri medis demi mewujudkan visi kesehatan universal di Indonesia.

Dalam mengantisipasi pandemi di masa depan sejak dini, WHO merevisi Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) pada tahun 2024, dan diharapkan dapat mengadopsi Perjanjian Pandemi (Pandemic Agreement) pada sesi ke-78 ini, guna mempercepat pembentukan kerangka tata kelola penyakit global yang lebih komprehensif.

Taiwan saat ini memang belum dapat bergabung dengan WHO dan berpartisipasi dalam pertemuan dan mekanisme terkait, sehingga tidak dapat berpartisipasi secara langsung. Namun, kami tetap ingin aktif bertukar ilmu dan pengalaman kami dalam menangani pandemi serta belajar dari negara lain.

Selama COVID-19, Taiwan banyak mengadopsi langkah-langkah penanganan dan pencegahan dengan memanfaatkan kecerdasan buatan, mahadata (big data), dan jaringan pengawasan.

Selain itu, kami turut menyumbangkan peralatan dan kebutuhan medis seperti tabung oksigen, ventilator, masker, pakaian isolasi, termometer, dan peralatan pandemi lainnya kepada negara-negara sahabat seperti Indonesia.

Dalam beberapa dekade terakhir, Taiwan pun telah meningkatkan sistem perawatan kesehatan dan kesehatan masyarakatnya sesuai dengan rekomendasi WHO. Hal itu dicapai dengan memperkuat Pelayanan Kesehatan Primer (primary health care) dan kesehatan gigi, mencegah dan mengendalikan penyakit menular ataupun tidak menular, meningkatkan cakupan kesehatan universal, dan memberikan kontribusi pada keamanan kesehatan global.

WHO adalah organisasi kesehatan masyarakat internasional terpenting. Namun, hak kesehatan 23 juta rakyat Taiwan masih diabaikan oleh WHO karena faktor politik.

Dengan ini, kami mengimbau WHO untuk mengakui kontribusi jangka panjang Taiwan terhadap keamanan kesehatan global dan hak asasi manusia di bidang kesehatan.

Kami juga mendesak WHO dan semua pihak di Indonesia untuk bersikap lebih terbuka dan fleksibel, berpegang pada prinsip profesionalisme dan inklusivitas, serta secara proaktif dan pragmatis mengundang Taiwan untuk berpartisipasi dalam WHA. Termasuk ikut serta dalam pertemuan, kegiatan, serta mekanisme yang diselenggarakan oleh WHO, seperti Perjanjian Pandemi WHO yang masih dalam tahap negosiasi.

Melalui ini pula, Taiwan menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama dengan semua negara di dunia untuk bersama-sama mewujudkan visi “Kesehatan adalah Hak Asasi Manusia Mendasar” yang tertuang dalam Konstitusi WHO dan “Tidak meninggalkan siapa pun” dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB. (***)

*Representative Taipei Economic and Trade Office (TETO)

Strategi Rahasia Terbongkar: Israel dan Iran Siap Perang, Tiongkok dan Rusia Mainkan Kartu Pamungkas!

EtIndonesia. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali mencapai titik didih. Sumber-sumber intelijen Amerika Serikat mengungkapkan bahwa Israel kini benar-benar mempersiapkan opsi militer untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. Di saat bersamaan, dunia juga dikejutkan dengan perubahan drastis sikap Tiongkok terhadap Hamas serta semakin eratnya hubungan strategis antara Iran dan Rusia. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran global akan potensi pecahnya konflik kawasan yang lebih luas, yang bisa berdampak langsung pada stabilitas dan keamanan dunia.

Israel Bersiap Menyerang Fasilitas Nuklir Iran: Sinyal Perang atau Hanya Gertakan?

Berdasarkan laporan terbaru dari intelijen Amerika Serikat, Pemerintah Israel kini tengah berada dalam fase paling serius dalam persiapan militer untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. Langkah ini secara nyata berseberangan dengan pendekatan diplomasi yang saat ini diupayakan pemerintahan Presiden AS, Donald Trump terhadap Iran.

Beberapa pejabat senior di Washington mengaku khawatir, jika Israel benar-benar melancarkan serangan ke Iran, tindakan tersebut akan menjadi tantangan langsung bagi Amerika Serikat dan dapat memicu eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah. Hingga kini, Pemerintah AS sendiri belum dapat memastikan apakah Israel akan benar-benar melancarkan serangan, namun kemungkinan tersebut dinilai semakin meningkat dalam beberapa bulan terakhir, terutama menyusul stagnasi dalam negosiasi kesepakatan nuklir antara AS dan Iran.

Salah satu sumber di lingkungan pemerintahan AS menuturkan: “Jika kesepakatan nuklir gagal menghentikan upaya pengayaan uranium Iran, kemungkinan Israel untuk mengambil tindakan militer sangatlah besar. Militer Israel telah meningkatkan kesiapan, mengatur ulang logistik amunisi udara, dan melaksanakan latihan tempur secara intensif.”

Namun demikian, sejumlah analis juga meyakini bahwa langkah Israel ini bisa jadi merupakan bagian dari strategi tekanan psikologis atau upaya ‘gertakan’ terhadap Iran dan sekutunya, serta untuk memperingatkan Amerika agar tidak membuat kesepakatan nuklir yang dianggap merugikan kepentingan Israel.

Lebih jauh, beredar informasi bahwa jika AS akhirnya menyetujui perjanjian nuklir yang dinilai “buruk” atau merugikan Israel, maka pemerintahan Netanyahu telah siap mengambil langkah sendiri tanpa menunggu lampu hijau Washington. 

“Netanyahu kini berada di posisi serba sulit,” ujar mantan pejabat intelijen Israel, Panikov. “Dia harus mencegah lahirnya perjanjian yang bisa membahayakan keamanan Israel, namun di saat yang sama dia tidak ingin merusak hubungan dengan Trump. Jika tanpa dukungan Amerika—khususnya terkait pengisian bahan bakar di udara dan bom penghancur bunker—Israel akan sangat kesulitan untuk menghancurkan seluruh infrastruktur program nuklir Iran secara mandiri.”

Tiongkok Tiba-Tiba Mengubah Sikap Terhadap Hamas: Dari Mendukung jadi Mengecam Keras

Situasi Timur Tengah semakin kompleks dengan perubahan sikap dramatis dari Tiongkok terhadap kelompok Hamas. Dalam wawancara eksklusif dengan media Israel ILTV, Duta Besar Tiongkok untuk Israel, Xiao Junzheng, menyatakan dengan tegas bahwa aksi kekejaman Hamas adalah “tidak manusiawi, tidak dapat dimaafkan, dan pantas dikecam.” Dia menegaskan bahwa Pemerintah Tiongkok secara resmi mengutuk keras aksi kekerasan yang dilakukan Hamas terhadap warga sipil Israel.

Pernyataan mengejutkan ini segera menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial dan kalangan pengamat politik. Banyak warganet menilai, perubahan sikap Tiongkok ini terjadi karena Hamas sudah dianggap “tidak lagi memiliki nilai guna strategis” bagi Beijing. Para pengamat juga menuding Partai Komunis Tiongkok (PKT) sebagai aktor oportunis yang tidak memiliki prinsip, tidak peduli pada hukum internasional maupun norma kepercayaan, dan lebih mengandalkan tipu daya serta kekerasan dalam menjalankan agenda globalnya.

Tak lama setelah pernyataan tersebut, pada tanggal 18 Mei, Kedutaan Besar Tiongkok di Israel secara tiba-tiba mengumumkan status darurat bagi warganya. Israel dinyatakan sebagai “zona risiko tinggi,” dan warga negara Tiongkok dianjurkan segera meninggalkan Israel. Langkah ini secara luas ditafsirkan sebagai perintah evakuasi terselubung dari Pemerintah Tiongkok, menandakan adanya kekhawatiran serius atas potensi konflik yang lebih besar di wilayah tersebut.

Iran dan Rusia Perkuat Aliansi: Teken Pakta Strategis 20 Tahun & Perjanjian Perdagangan Bebas

Di tengah ketegangan militer di kawasan, Iran dan Rusia justru menunjukkan langkah konsolidasi strategis yang semakin erat. Pada 21 Mei, media pemerintah Iran melaporkan bahwa Parlemen Iran resmi menyetujui perjanjian kemitraan strategis selama 20 tahun dengan Rusia. Perjanjian ini sendiri telah diteken pada 17 Januari lalu dan sebelumnya telah diratifikasi oleh Parlemen Rusia pada bulan April.

Meski tidak mencakup pasal aliansi militer ataupun komitmen bantuan pasca-serangan, pakta strategis ini tetap dipandang sangat penting dalam memperkuat hubungan kedua negara di bidang ekonomi, politik, dan pertahanan. Selain itu, pada waktu yang hampir bersamaan, perjanjian perdagangan bebas antara Iran dan Uni Ekonomi Eurasia—yang dipimpin Rusia—juga efektif berlaku mulai 15 Mei. Perjanjian ini memberikan preferensi bea masuk hingga 94% untuk ekspor produk-produk Rusia ke Iran, menandai babak baru dalam integrasi ekonomi kawasan Eurasia dan Timur Tengah.

Dampak Global: Krisis Berlapis, Potensi Konflik Regional, dan Peta Diplomasi Baru

Kondisi geopolitik saat ini menunjukkan betapa rentannya perdamaian di kawasan Timur Tengah. Persiapan militer Israel untuk menyerang fasilitas nuklir Iran menjadi alarm bagi dunia akan risiko pecahnya perang besar-besaran, yang tidak hanya melibatkan negara-negara di kawasan, namun juga bisa menyeret kekuatan-kekuatan global seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok.

Perubahan sikap Tiongkok terhadap Hamas pun dinilai sebagai sinyal bahwa Beijing mulai berhitung ulang atas kepentingannya di Timur Tengah, sekaligus menandakan kemungkinan adanya rekonsolidasi strategi diplomasi regional. Sementara penguatan hubungan Iran-Rusia semakin mempertegas terbentuknya blok-blok kekuatan baru, yang siap menantang dominasi AS di berbagai lini.

Di tengah arus perubahan besar ini, dunia kini menanti langkah selanjutnya dari masing-masing aktor. Apakah Israel benar-benar akan menyerang Iran? Bagaimana respons AS, Rusia, dan Tiongkok jika konflik meletus? Dan apakah upaya diplomasi masih bisa meredam potensi bencana yang mengancam perdamaian dunia?

Tak Menunggu Amerika, Inggris dan Uni Eropa Lebih Dulu Bertindak! Menlu AS Beri Peringatan Keras: Jika Tak Ada Kemajuan Damai, Sanksi Baru Akan Dijatuhkan ke Rusia

EtIndonesia. Pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio menyampaikan pernyataan tegas di hadapan Senat: jika negosiasi damai antara Ukraina dan Rusia tidak menunjukkan kemajuan, maka AS akan mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia. Rubio juga membantah anggapan bahwa AS sedang melemahkan dukungan militernya terhadap Ukraina.

Menurut laporan Jin10 News Media pada hari Rabu  (21/5), pernyataan tersebut disampaikan saat Rubio memberikan kesaksian di hadapan Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS. Dia ditanya apakah mendukung rancangan undang-undang baru yang tengah digagas oleh Senator Partai Republik,  Lindsey Graham, yang bertujuan menjatuhkan sanksi lebih keras kepada Rusia.

RUU tersebut mencakup ketentuan untuk mengenakan tarif hingga 500% pada produk yang diimpor dari negara-negara yang masih membeli minyak dan gas dari Rusia—upaya untuk secara langsung menekan pembiayaan perang Rusia.

Rubio menjawab, jika memang sudah jelas bahwa Rusia sama sekali tidak berminat pada perjanjian damai dan hanya ingin melanjutkan perang, maka kemungkinan besar AS akan mengambil langkah sanksi tersebut. Namun dia menambahkan bahwa Presiden Trump percaya, jika AS mulai mengancam dengan sanksi, Rusia justru akan menolak berdialog. Rubio menilai bahwa tetap menjalin komunikasi dengan Moskow dan mendorong mereka kembali ke meja perundingan tetaplah langkah yang bernilai.

Senator Demokrat Kecam Trump: “Putin Sedang Mempermainkan Anda”

Di sisi lain, anggota Komite dari Partai Demokrat melontarkan kritik tajam terhadap Presiden Trump. Mereka menyayangkan bahwa dalam percakapannya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, Trump tidak menggunakan kesempatan itu untuk menekan Moskow.

Senator Jeanne Shaheen mengatakan dengan tegas bahwa Putin tidak menunjukkan itikad untuk berunding secara serius demi mengakhiri konflik. Dia bahkan menuding bahwa Putin sedang mempermainkan Trump.

Rubio Membantah Trump Lemah terhadap Putin

Menanggapi tuduhan tersebut, Rubio membantah bahwa Trump bersikap lunak terhadap Putin, dan menegaskan bahwa AS masih memiliki posisi tawar yang kuat seperti pada masa pemerintahan sebelumnya. Dia menegaskan bahwa senjata-senjata AS masih mengalir ke Ukraina tanpa henti, bahwa Putin belum mendapatkan satu pun konsesi, dan tidak ada sanksi yang dicabut untuk Rusia.

Namun Rubio juga menekankan bahwa satu-satunya jalan keluar dari konflik ini adalah melalui perundingan damai, dan bahwa AS harus berupaya keras membawa kedua pihak kembali ke meja dialog.

Uni Eropa dan Inggris Bergerak Lebih Dulu

Sementara itu, Uni Eropa dan Inggris telah bergerak lebih awal dari AS. Pada hari Selasa (20/5) waktu setempat, kedua pihak mengumumkan rangkaian sanksi baru terhadap Rusia.

Kementerian Luar Negeri Inggris melansir paket sanksi baru yang menyasar sektor militer, energi, dan keuangan Rusia. Kapal-kapal bayangan (shadow fleet)—yaitu armada laut yang digunakan Rusia untuk menyelundupkan minyak secara ilegal—juga masuk dalam daftar target sanksi Inggris.

Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Kaja Kallas, menyatakan bahwa target sanksi kali ini mencakup hampir 200 kapal shadow fleet, serta berbagai perusahaan keuangan yang diduga membantu Rusia menghindari sanksi internasional.

Kallas juga menekankan bahwa AS perlu mengambil tindakan nyata. Jika Rusia terus menolak gencatan senjata, maka tindakan keras dari komunitas internasional sangat diperlukan. Ia menyerukan agar semua negara yang menyatakan ingin bertindak, benar-benar menepati ucapannya.(jhn/yn)

Indosat Ooredoo Hutchison Luncurkan Pusat Kecerdasan Buatan Pertama di Papua, Percepat Transformasi Digital Inklusif

Jayapura, 22 Mei 2025 – Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) meresmikan AI Experience Center (AIEC) pertama di Jayapura, Papua, sebagai bentuk nyata komitmen perusahaan dalam mendorong pemerataan teknologi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia Timur. Peresmian yang bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini dihadiri oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Nezar Patria, dan Vikram Sinha, President Director & CEO Indosat Ooredoo Hutchison, serta para pemangku kepentingan lokal.

Fokus pada Pendidikan dan Kesehatan

AIEC Jayapura dirancang untuk memberikan solusi nyata di dua sektor utama:

  1. Pendidikan:
    • Menyediakan pembelajaran berbasis AI yang dipersonalisasi untuk pelajar Papua.
    • Platform digital dengan konten lokal untuk mendukung kesetaraan pendidikan nasional.
  2. Kesehatan:
    • Teknologi AI untuk diagnosis dini penyakit seperti TBC, membantu tenaga medis di daerah terpencil.
    • Kolaborasi dengan Wadhwani Foundation dalam pengembangan solusi kesehatan berbasis data.

Nezar Patria menyatakan, “AIEC Jayapura adalah langkah nyata untuk memastikan transformasi digital menjangkau seluruh wilayah Indonesia, termasuk Papua. Kami apresiasi inisiatif Indosat yang membawa teknologi mutakhir ke daerah prioritas.”

Vikram Sinha menambahkan, “AI bukan sekadar teknologi, tapi alat untuk memberdayakan masyarakat. Dengan AIEC, kami ingin memastikan setiap anak bangsa, dari Sabang hingga Merauke, memiliki kesempatan yang sama untuk maju.”

Fasilitas dan Kolaborasi Unggulan

AIEC dilengkapi dengan:

  • Jaringan 5G Indosat tercepat di Papua.
  • Ruang pelatihan, lab inovasi, dan area kolaborasi terbuka untuk pelajar, profesional, dan UMKM.
  • Kemitraan dengan Huawei dan Wadhwani Foundation untuk pengembangan teknologi AI terkini.

Chandra Pradyot Singh, EVP Head of Circle Jakarta Raya IOH, menekankan, “Inisiatif ini mencerminkan komitmen kami untuk membangun ekosistem digital yang inklusif, tidak hanya di kota besar tapi juga di pelosok negeri.”

Dampak Jangka Panjang

Kehadiran AIEC diharapkan dapat:

  • Meningkatkan keterampilan digital masyarakat Papua melalui pelatihan bersertifikat.
  • Mempercepat adopsi teknologi AI di sektor pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan.
  • Mengurangi kesenjangan digital antara Indonesia Barat dan Timur.


Pusat inovasi AI pertama di Indonesia Timur yang bertujuan memberdayakan masyarakat melalui teknologi dan kolaborasi.

Serius? Uni Eropa Mulai Ambil Tindakan terhadap Israel

EtIndonesia.Uni Eropa dikabarkan akan menggunakan klausul kedua dalam Perjanjian Asosiasi UE–Israel yang berkaitan dengan hak asasi manusia, sebagai dasar untuk memulai peninjauan terhadap perjanjian tersebut.

Dalam konferensi pers usai pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa pada Selasa (20/5), Kaja Kallas, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, mengungkapkan bahwa para menteri telah melakukan pembahasan mendalam terkait situasi di Timur Tengah. Dia menyatakan bahwa kondisi saat ini di Jalur Gaza dapat digambarkan sebagai bencana kemanusiaan.

Menurut Kallas, sebagian besar menteri luar negeri Uni Eropa mendukung peninjauan terhadap Perjanjian Asosiasi UE-Israel. Langkah ini dinilai penting untuk menyesuaikan hubungan politik dan ekonomi antara Uni Eropa dan Israel dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia yang dijunjung tinggi dalam perjanjian tersebut.

Uni Eropa Desak Israel Buka Akses Bantuan Kemanusiaan

Kallas menekankan bahwa bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk oleh Israel ke Gaza selama ini “terlalu sedikit dan tak memadai”. Dia menuntut agar Israel segera mengizinkan masuknya bantuan dalam jumlah besar tanpa hambatan, karena prioritas utama saat ini adalah menyelamatkan nyawa manusia.

Rencana Sanksi terhadap Pemukim Ekstremis Terhambat

Terkait dengan isu sanksi terhadap pemukim Israel di Tepi Barat yang dianggap ekstremis, Kallas mengungkapkan bahwa Uni Eropa telah membahas sejumlah langkah konkret. Namun, salah satu negara anggota Uni Eropa disebut menghalangi keputusan tersebut, meski dia tidak menyebutkan negara mana yang dimaksud.

Tentang Perjanjian Asosiasi UE–Israel

Perjanjian Asosiasi UE–Israel ditandatangani pada tahun 2000. Perjanjian ini memberikan kerangka hukum dan kelembagaan bagi kerja sama politik dan ekonomi antara Uni Eropa dan Israel. Salah satu klausul utama dalam perjanjian tersebut menyebutkan bahwa hubungan bilateral didasarkan pada penghormatan terhadap hak asasi manusia dan prinsip-prinsip demokrasi.

Serangan Israel ke Gaza Terus Meluas

Dalam beberapa waktu terakhir, Israel meningkatkan intensitas operasi militer di Gaza. Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh otoritas kesehatan Palestina di Jalur Gaza pada 19 Mei, sejak 18 Maret, Israel telah melancarkan berbagai serangan ke banyak wilayah di Gaza, yang mengakibatkan sedikitnya 3.340 orang tewas dan 9.357 lainnya terluka.

Kesimpulan

Langkah Uni Eropa untuk mulai meninjau ulang perjanjian asosiasi dengan Israel merupakan sinyal diplomatik yang kuat bahwa kebijakan Israel di Gaza tidak lagi dapat dibiarkan tanpa konsekuensi. Jika peninjauan ini berlanjut dan diikuti oleh sanksi atau pembatasan kerja sama, maka hubungan Uni Eropa dan Israel berpotensi mengalami perubahan signifikan.(jhn/yn)

Wabah COVID Meningkat di Shanghai dan Shenzhen, Warga: Ada yang Meninggal Dunia, Tapi Rumah Sakit Tidak Menuliskan COVID

EtIndonesia. Baru-baru ini, wabah COVID-19 kembali meningkat di berbagai tempat seperti Shanghai dan Shenzhen. Banyak rumah sakit kembali dipadati oleh pasien. Seorang netizen di Shanghai mengungkapkan bahwa dalam gelombang wabah ini ada pasien yang meninggal dunia, namun rumah sakit tidak mencatat penyebabnya sebagai infeksi COVID.

Wabah di Shenzhen Meningkat Selama 8–9 Minggu Berturut-turut

Pada 20 Mei, Wakil Direktur Komisi Kesehatan Shenzhen sekaligus Kepala Pusat Pengendalian Penyakit Shenzhen, Yan Jixiang, mengkonfirmasi kepada “Shenshi News” bahwa “pemantauan terhadap COVID terus dilakukan, dan saat ini (di Kota Shenzhen) sudah meningkat selama 8–9 minggu berturut-turut.”

Pusat Pengendalian Penyakit Provinsi Guangdong baru-baru ini merilis data penyakit menular pada April. Jumlah kasus infeksi COVID tercatat sebanyak 23.188 kasus. Dibandingkan dengan Maret yang hanya 3.548 kasus, terjadi peningkatan hampir 20.000 kasus.

Di Hong Kong, indikator utama pemantauan COVID mencapai titik tertinggi dalam setahun terakhir. Tingkat positif dari tes meningkat dari 6,21% empat minggu lalu menjadi 13,66%. Dalam satu bulan tercatat 81 kasus serius pada orang dewasa, di antaranya 31 orang meninggal dunia.

Para ahli memperkirakan puncak infeksi COVID akan terjadi sekitar akhir Mei.

Pada 19 Mei, netizen “Xiao Tao Jie di Shenzhen” mengunggah video di media sosial, mengatakan bahwa dirinya terinfeksi, “Di Shenzhen yang sangat panas ini, saya sampai kedinginan dan harus menyelimuti diri dengan tiga lapis selimut. Walau banyak berkeringat, tapi tetap merasa menggigil.”

Netizen “Shoufu Dashi Xiong” pada 20 Mei mengatakan dalam videonya: “COVID sekarang ganas sekali. Hari ini saya ingin belajar main drum, tapi guru drum saya juga positif.”

Netizen Shanghai: Ada yang Meninggal Dunia Karena COVID

Tak hanya di Shenzhen, peningkatan kasus COVID juga terjadi di Shanghai. Di berbagai rumah sakit di Shanghai, proporsi pasien COVID di unit gawat darurat dan poliklinik demam juga meningkat.

Seorang staf di poliklinik demam Rumah Sakit Pusat Distrik Putuo, Shanghai, mengonfirmasi bahwa proporsi kasus positif COVID memang mengalami peningkatan yang jelas. Perawat akan langsung memberikan surat pengantar untuk pemeriksaan darah, COVID, dan influenza di meja pendaftaran awal guna meningkatkan efisiensi diagnosis.

Netizen Shanghai bernama “Kole Kecheng Zhang Riji” mengunggah video dan mengatakan bahwa pada 10 Mei ia pergi ke Kuil Longhua dan setelah itu merasa tidak enak badan. Kakaknya juga mengalami demam tinggi sepulang dari bepergian pada malam harinya. Ia sendiri mulai mengalami demam tinggi pada malam 11 Mei, merasakan panas dingin yang bergantian. “Saya sudah terkena COVID untuk ketiga kalinya, rasanya kalau terus seperti ini saya tidak akan hidup sampai usia 60.”

Banyak netizen di Shanghai berdiskusi soal COVID di kolom komentar:

  • “Di pabrikku, dari sepuluh orang delapan sedang flu. Aku tanya, kenapa bisa flu di cuaca panas begini? Mereka jawab itu COVID, bikin gemetar.”
  • “Anakku yang usia 15 bulan demam, dan hasilnya positif.”
  • “Sepupuku pulang dari liburan, satu keluarga demam tinggi sampai 40 derajat.”

Ada juga netizen yang mengungkapkan bahwa dalam gelombang COVID ini ada yang meninggal, namun pihak berwenang menyembunyikannya:  “Kalau bukan orang yang kamu kenal, kamu nggak akan tahu. Rumah sakit tidak menuliskan penyebabnya sebagai COVID, tapi pneumonia atau yang lainnya.”

  • “Ada! Di kampung saya pada Maret sudah ada. Teman adik ipar saya meninggal dunia karena COVID.” (Hui/asr)

Laporan oleh Luo Tingting / Editor: Fan Ming – NTD

Pasukan Khusus Israel Menyamar Jadi Perempuan, Masuk ke Wilayah Musuh dan Membunuh Komandan Palestina

EtIndonesia. Pada dini hari tanggal 19 Mei, pasukan khusus militer Israel (IDF) melancarkan operasi rahasia di Kota Khan Younis, wilayah selatan Jalur Gaza. Para anggota pasukan ini mengenakan pakaian sipil untuk menyusup ke pusat kota, bahkan beberapa di antara mereka menyamar sebagai perempuan.

Misi utama mereka adalah menangkap salah satu komandan senior Komite Perlawanan Rakyat Palestina. Namun ketika upaya penangkapan tidak berhasil, mereka justru membunuh target tersebut.

Pada 20 Mei, media Sky News mengutip pernyataan sumber Palestina bahwa dalam operasi tersebut, pasukan khusus Israel membunuh Sarhan—komandan senior divisi militer Komite Perlawanan Rakyat Palestina—secara langsung di tempat. Mereka juga dilaporkan menangkap istri dan anak-anak Sarhan sebelum segera mundur dari lokasi.

Untuk memperkuat penyamaran sebagai warga sipil, pasukan tersebut meninggalkan sebuah tas berisi barang-barang pribadi yang tampak seperti milik pengungsi.

Sumber dari otoritas medis setempat menyatakan bahwa jenazah Sarhan telah dibawa ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.

Pihak militer Israel kemudian mengonfirmasi bahwa memang ada operasi khusus yang dilakukan di Khan Younis pada dini hari tanggal 19 Mei, dan bahwa tidak ada korban jiwa dari pihak mereka. Namun, juru bicara militer tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait target operasi ini.

Komite Perlawanan Rakyat Palestina kemudian mengeluarkan pernyataan resmi bahwa Sarhan tewas dalam operasi penyergapan oleh pasukan khusus Israel. Mereka menjelaskan bahwa Sarhan selama ini bertanggung jawab atas “operasi-operasi khusus” dalam organisasi, dan bahwa dia tewas setelah pasukan Israel gagal menangkapnya hidup-hidup.

Komite Perlawanan Rakyat Palestina dikenal sebagai kekuatan militer terbesar ketiga di Jalur Gaza, berada di bawah Hamas dan Jihad Islam.

Israel Tengah Menjalankan Strategi yang Lebih Luas

Menurut laporan media Tiongkok “NetEase”, operasi pembunuhan Sarhan ini dinilai sebagai salah satu misi pemenggalan kepala (decapitation strike) yang sangat berhasil bagi Israel. Keberhasilan operasi ini tampaknya menunjukkan bahwa Israel tengah melaksanakan strategi militer yang jauh lebih besar.

Operasi militer bersandi “Gideon Chariot” yang saat ini sedang dijalankan oleh pasukan Israel di Gaza bukanlah sekadar serangan sporadis, tetapi bagian dari rencana besar yang tengah digodok secara sistematis.

Selama ini, Israel terus berupaya melemahkan kekuatan Hamas melalui cara-cara militer. Kali ini, mereka menerapkan strategi “divide and conquer” (pecah-belah dan kuasai), yaitu dengan membagi Jalur Gaza menjadi dua wilayah melalui serangan darat berskala besar. Tujuannya adalah memutus kesinambungan teritorial Hamas dan mengurangi pengaruh mereka terhadap warga sipil.

Di saat yang sama, Israel juga membatasi masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza. Tindakan ini dilihat sebagai upaya untuk menekan warga sipil agar hengkang dari daerah konflik, meski dari sudut pandang strategi militer, pendekatan ini juga memiliki implikasi yang sangat kompleks.

Israel saat ini tidak hanya menghadapi perlawanan bersenjata dari Hamas, tetapi juga tekanan internasional yang kian meningkat. PBB dan Uni Eropa secara terbuka menyerukan agar Israel segera menghentikan aksi militernya.

Hamas dan Houthi Bermain Strategi Ganda

Masih menurut laporan dari “NetEase”, Hamas saat ini menghadapi tekanan militer yang masif dari Israel dan merespons dengan taktik perang penundaan. Mereka tidak meladeni pertempuran besar-besaran, melainkan memilih untuk bermain waktu, antara lain dengan melepaskan sebagian sandera guna mendapatkan ruang manuver lebih luas.

Strategi ini tidak berarti bahwa Hamas sedang berada di ujung kehancuran atau hendak menyerah. Justru sebaliknya—dalam konteks geopolitik global saat ini, Hamas tampaknya berhasil memanfaatkan kondisi internasional untuk menciptakan semacam “zona penyangga strategis”. Dengan menampilkan sikap “melunak”, Hamas sesungguhnya sedang mengumpulkan amunisi diplomatik untuk mendorong tekanan internasional terhadap Israel.

Peran kelompok Houthi dari Yaman juga menjadi faktor penting. Setelah menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan Amerika Serikat, Houthi justru berkali-kali meluncurkan serangan terhadap Israel. Ini bisa diibaratkan sebagai tikaman dari belakang yang membuat Israel semakin tertekan, baik secara internal maupun eksternal.

Dilema Israel: Maju Kena, Mundur Pun Kena

Israel kini berada dalam dilema besar: jika melanjutkan operasi militer, mereka berisiko menghadapi gelombang kecaman dan isolasi dari komunitas internasional. Namun jika mundur sekarang, hal itu akan dianggap sebagai kegagalan strategi militer dan bisa memberikan ruang bagi Hamas untuk bangkit kembali—sebuah ancaman baru bagi keamanan Israel di masa depan.(jhn/ny)

“Jika Ada Keanehan, Pasti Ada Udang di Balik Batu”: Tiga Sikap Orang Sekitarmu Ini Bisa Jadi Tanda Bahaya

EtIndonesia. Hidup ini ibarat sebuah drama tanpa naskah, setiap hari mempersembahkan cerita yang berbeda. Dalam berinteraksi dengan orang-orang di sekitar, kita biasanya terbiasa dengan pola dan ritme tertentu. Namun, ketika seseorang tiba-tiba menunjukkan perilaku yang lain dari biasanya, kita harus meningkatkan kewaspadaan.

Seperti pepatah kuno yang mengatakan: “Jika ada keanehan, pasti ada yang mencurigakan.” 

Tiga perilaku berikut ini, meskipun tampak biasa di permukaan, bisa jadi menyimpan niat yang merugikan dirimu. Jangan abaikan—mungkin itu pertanda bahwa seseorang sedang mencoba menyakitimu secara diam-diam.

1. Tiba-tiba Terlalu Ramah: “Tanpa Sebab, Menggugurkan Hati”

Jika seseorang yang biasanya cuek atau bahkan agak dingin, mendadak berubah jadi sangat perhatian, hati-hatilah. Keramahan yang datang secara tiba-tiba dan tanpa alasan, seringkali seperti kabut yang menutupi maksud sebenarnya.

Mungkin beberapa hari sebelumnya mereka masih bersikap setengah hati, tetapi kini tiba-tiba sering menyapamu, menanyakan keseharianmu secara detail, bahkan menawarkan bantuan dengan antusiasme yang mencurigakan.

Hal ini mengingatkan pada kisah dalam Hong Lou Meng (Impian di Balik Tirai Merah), ketika Wang Xifeng mendadak bersikap ramah kepada You Erjie, mengundangnya masuk ke rumah keluarga Jia. Di balik sikap manis dan perhatian itu ternyata tersembunyi jebakan yang mematikan.

Dalam kehidupan nyata pun demikian—keramahan yang mendadak bisa menjadi topeng. Mungkin mereka ingin memanfaatkan jaringan relasimu, mencuri ide atau sumber daya, atau menjebakmu dalam kerjasama yang merugikan. Setelah kamu menurunkan kewaspadaan, barulah mereka mengungkap niat sebenarnya.

Saran: Jika menghadapi orang yang mendadak terlalu ramah, jangan langsung terbuai. Lihat dengan kepala dingin, dan analisis: apakah keramahan ini murni, atau sedang menyimpan sesuatu?

2. Sering Menanyakan Hal Pribadi: Ada Udang di Balik Batu

Setiap orang memiliki batas privasi. Dalam hubungan yang sehat, masing-masing pihak akan menghormati ruang pribadi satu sama lain. Tetapi jika ada seseorang yang terus-menerus ingin tahu tentang kehidupan pribadimu, itu pertanda bahaya.

Mereka mungkin bertanya seolah-olah tidak sengaja, seperti:

·        “Katanya kamu pindah kerja, gajinya naik ya?”

·        “Kamu dan pasanganmu gimana? Sudah ada rencana nikah belum?”

Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin terdengar biasa, tapi bila ditanya terus menerus dan pada momen yang tidak tepat, bisa jadi itu strategi untuk menggali informasi penting tentangmu.

Yang lebih berbahaya, informasi yang mereka kumpulkan bisa saja disebarkan, dipelintir jadi gosip, atau bahkan digunakan untuk menekan dan mengendalikanmu. Dalam dunia kerja misalnya, rekan yang pura-pura peduli bisa saja diam-diam mencuri informasi proyekmu untuk kepentingannya sendiri.

Saran: Jangan mudah tergoda oleh kata-kata manis. Jagalah privasimu, dan jangan membuka terlalu banyak celah kepada orang yang belum bisa dipercaya sepenuhnya.

3. Menebar Fitnah dan Memecah Hubungan: Niatnya Tidak Baik

Ada juga tipe orang yang gemar menabur fitnah—mereka hidup dari mengadu domba, memanfaatkan konflik demi keuntungan pribadi. Mereka bisa saja datang kepadamu dengan kabar buruk tentang orang lain:

·        “Eh, kamu tahu nggak? Si A sering ngomongin kamu di belakang. Katanya kamu itu nggak kompeten.”

·        Atau sebaliknya, di depan orang lain mereka menjelekkanmu: “Si B itu kayaknya nggak suka kamu deh, kemarin aja ngomongin kamu terus.”

Tujuan mereka jelas—memisahkan hubungan yang harmonis, membuatmu merasa dicurigai, atau menjauh dari rekan dan sahabat. Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan posisi lebih tinggi, keuntungan materi, atau sekadar kepuasan pribadi dari melihat kerusakan.

Ini seperti strategi dalam drama istana atau palace drama, di mana selir-selir saling menjatuhkan satu sama lain lewat tipu daya dan adu domba. Dalam dunia nyata, efeknya bisa sama merusaknya: kamu bisa kehilangan teman, reputasi, bahkan peluang penting karena fitnah mereka.

Saran: Jika kamu mendapati seseorang yang berperilaku seperti ini, segera waspadalah. Jangan langsung percaya pada ucapan satu pihak. Telusuri kebenaran dari berbagai sisi sebelum mengambil sikap.

Penutup: Intuisi + Logika = Perlindungan Diri

Orang bijak selalu mengatakan: “Hati manusia itu dalam, tak bisa dilihat hanya dari permukaan.” 

Di tengah dunia yang kompleks ini, kita tidak bisa sepenuhnya menghindari niat buruk orang lain. Tapi dengan tetap waspada, menjaga jarak yang sehat, dan tidak mudah terbawa perasaan, kita bisa melindungi diri sendiri dari bahaya yang tersembunyi.

Karena seringkali, ketika seseorang bertindak di luar kebiasaan, bisa jadi ada maksud yang lebih besar di baliknya. Maka ingatlah: “Jika ada keanehan, pasti ada yang tak beres.” Dan ketika tanda-tanda itu muncul, jangan abaikan—karena yang mengabaikan firasat, bisa jadi sedang membuka pintu pada bahaya. (jhn/yn)

Intelijen AS: Israel Bersiap Serang Fasilitas Nuklir Iran

EtIndonesia. Saat Amerika Serikat dan Iran kembali terlibat dalam negosiasi terkait kesepakatan nuklir, sejumlah laporan yang dikutip oleh media AS pada 20 Mei menyebutkan bahwa intelijen terbaru menunjukkan Israel tengah bersiap melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.

CNN, mengutip sejumlah pejabat AS yang mengetahui situasi tersebut, melaporkan bahwa Israel mulai memobilisasi peralatan militer sebagai persiapan untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. Langkah ini dipertimbangkan jika kesepakatan nuklir yang dicapai oleh AS dan Iran tidak dapat diterima oleh pihak Israel, maka Tel Aviv disebut akan mengambil tindakan militer sepihak.

Komunikasi Israel Disadap, Aktivitas Militer Meningkat

Beberapa sumber menyatakan bahwa belum jelas apakah para pemimpin Israel telah mengambil keputusan akhir. Namun, di dalam pemerintahan AS sendiri terdapat perbedaan tajam mengenai apakah Israel benar-benar akan melancarkan serangan.

Intelijen ini berasal dari sejumlah informasi terbuka maupun rahasia, termasuk komunikasi internal Israel yang berhasil disadap. Dua sumber mengungkap bahwa selama beberapa bulan terakhir, AS telah menangkap sinyal komunikasi dari Israel serta mengamati mobilisasi senjata udara dan latihan militer oleh angkatan udara Israel—semua mengindikasikan peningkatan kemungkinan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.

Meski demikian, pejabat AS menegaskan bahwa kecuali Iran melakukan provokasi besar, AS kemungkinan tidak akan terlibat langsung dalam serangan tersebut. Namun, Washington tetap meningkatkan pengumpulan intelijen demi menentukan apakah bantuan perlu diberikan.

Sasaran Utama: Fordow dan Natanz

Laporan dari berbagai media menyebutkan bahwa badan intelijen AS telah memperingatkan kemungkinan serangan Israel dalam beberapa bulan ke depan terhadap fasilitas nuklir utama Iran, termasuk kompleks Fordow dan Natanz. Kedua lokasi ini diketahui berada di bawah tanah dan memiliki sistem pertahanan yang sangat ketat.

Jika diserang, program nuklir Iran bisa tertunda selama beberapa minggu hingga bulan. Namun, serangan tersebut juga diperkirakan akan memperburuk ketegangan di kawasan Timur Tengah.

Ditegaskan pula, tanpa dukungan AS dalam bentuk pengisian bahan bakar udara dan bom penembus bunker, kecil kemungkinan Israel dapat sepenuhnya menghancurkan fasilitas nuklir bawah tanah Iran.

Namun sejumlah analis memperingatkan bahwa sinyal-sinyal ini mungkin saja merupakan upaya Israel untuk menekan Iran agar menghentikan program nuklirnya—lebih sebagai strategi diplomatik daripada ancaman militer yang nyata.

Pihak media AS telah menghubungi Dewan Keamanan Nasional AS dan kantor Perdana Menteri Israel untuk dimintai komentar, tetapi hingga kini belum ada tanggapan resmi. Kedutaan Israel di Washington juga belum memberikan pernyataan.

Netanyahu: Diplomasi Harus Hancurkan Total Program Nuklir Iran

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa satu-satunya hasil yang dapat diterima dari diplomasi adalah pembongkaran total program nuklir Iran. Awalnya, Israel mengusulkan serangan besar-besaran yang membutuhkan dukungan penuh dari AS. Namun kini, Tel Aviv juga mempertimbangkan opsi serangan terbatas, seperti operasi udara atau misi pasukan khusus yang bisa dilaksanakan dengan bantuan AS yang minim, demi menunda kemajuan nuklir Iran.

Sementara itu, Iran telah meningkatkan kesiagaan di seluruh fasilitas nuklirnya dan memperkuat sistem pertahanan udara sebagai respons terhadap ancaman yang dirasakan. Menurut laporan, otoritas Iran mengantisipasi kemungkinan serangan kapan saja dan terus memperkuat perlindungan di sekitar target-target strategis.

Trump Pilih Jalur Diplomasi, tapi Israel Tetap Bersiap Tempur

Presiden AS, Donald Trump untuk saat ini masih memilih jalur diplomasi dalam menangani isu nuklir Iran, dan belum menunjukkan dukungan langsung untuk intervensi militer. Namun di sisi lain, Israel telah menerima pasokan senjata canggih dari AS, termasuk bom penembus dan sistem pemandu presisi tinggi, sebagai bentuk persiapan menghadapi skenario militer.

Pada Maret lalu, Trump bahkan mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan bahwa batas waktu negosiasi kesepakatan nuklir adalah 60 hari—batas waktu yang kini telah terlewati.

Iran: Jika Ditekan, Krisis Nuklir Bisa Terjadi

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi pada 30 April menyatakan bahwa putaran keempat negosiasi tidak langsung antara AS dan Iran akan berlangsung pada 3 Mei di Roma, dengan Oman bertindak sebagai mediator. Dia menekankan bahwa meskipun tidak ada tenggat waktu yang ditetapkan, Iran tidak berniat memperpanjang negosiasi tanpa batas.

Sehari sebelum pertemuan di Roma, Iran juga dijadwalkan bertemu dengan tiga negara Eropa penandatangan kesepakatan nuklir 2015—Inggris, Prancis, dan Jerman—untuk membahas kelanjutan perjanjian.

Araqchi menegaskan bahwa pembekuan aset Iran di luar negeri tetap menjadi isu utama dalam negosiasi. Ia juga mengkritik keras penerapan sanksi baru oleh AS selama proses perundingan, menyebut tindakan tersebut mencerminkan kurangnya itikad baik Washington.

Iran Siap Kompromi, tapi Tak Mau Diancam

Dalam sebuah wawancara dengan NBC pada 14 Mei, penasihat Khamenei, Ali Shamkhani, menyatakan bahwa Iran bersedia menerima pembatasan besar terhadap program nuklirnya asalkan semua sanksi ekonomi segera dicabut.

Iran, kata Shamkhani, bersedia menandatangani kesepakatan dengan pemerintahan Trump dan menyatakan siap menghancurkan semua cadangan uranium yang dapat digunakan untuk senjata, serta mengizinkan pengawasan penuh oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dengan syarat Iran tidak dipaksa menyerah melalui ancaman ekonomi.

Namun ia juga menyesalkan sikap Trump yang di satu sisi menyatakan ingin berdamai, tetapi di sisi lain mengancam akan membuat ekspor minyak Iran menjadi nol jika perjanjian tidak tercapai.

Trump sendiri sebelumnya menyebut Iran sebagai “kekuatan paling destruktif di Timur Tengah,” dan menegaskan bahwa AS tidak akan pernah membiarkan Iran memiliki senjata nuklir.

AS Kembali Jatuhkan Sanksi

Pada 14 Mei, Pemerintah AS mengumumkan putaran baru sanksi terhadap enam individu dan 12 perusahaan yang dituduh mendukung program rudal balistik Iran. Beberapa perusahaan yang dikenai sanksi berbasis di Tiongkok daratan dan Hong Kong.(jhn/yn)

Apakah Roh Pelindung Itu Nyata? Kesaksian Seorang Ilmuwan Inggris


EtIndonesia. Dari praktik spiritualisme di Barat hingga kepercayaan akan arwah leluhur dalam budaya masyarakat adat, banyak tradisi di dunia mempercayai bahwa di balik kehidupan duniawi, terdapat kekuatan pelindung dari alam roh yang senantiasa mendampingi manusia dalam menjalani perjalanan hidupnya.

Pada awal abad ke-20, Perang Dunia Pertama dan pandemi flu Spanyol merenggut jutaan nyawa. Rasa kehilangan yang begitu mendalam terhadap orang-orang tercinta mendorong masyarakat Barat pada masa itu untuk mencari penghiburan lewat praktik spiritualisme—mereka berharap dapat berkomunikasi kembali dengan para almarhum melalui perantara (medium) spiritual.

Sir Arthur Conan Doyle: Dari Detektif Fiksi ke Spiritisme

Sir Arthur Conan Doyle, penulis terkenal yang menciptakan tokoh detektif legendaris Sherlock Holmes dalam novel A Study in Scarlet (1887), hidup pada masa tersebut. Namun kehidupan nyata yang dia jalani jauh lebih menyakitkan dibandingkan kisah fiksi yang dia tulis. Kedua putranya meninggal—satu dalam perang dan satu lagi akibat penyakit paru-paru.

Pada tahun 1919, Doyle menghadiri sebuah sesi pemanggilan arwah. Dalam pengalaman tersebut, dia mengaku mendengar suara putranya yang telah meninggal, bahkan merasakan kecupan lembut sang anak di dahinya. Momen itu menjadi titik balik—Doyle percaya bahwa itu adalah bukti nyata bahwa jiwa tetap hidup setelah kematian. Sejak saat itu, dia mendedikasikan hidupnya untuk menyebarkan keyakinan akan keberadaan roh dan mempromosikan spiritisme kepada masyarakat luas.

Kesaksian Ilmuwan Inggris: Roh yang Tertangkap Kamera

Sebelum Doyle, seorang ilmuwan terkemuka Inggris bernama William Crookes juga terlibat dalam penelitian fenomena spiritual. Dia bekerja sama dengan seorang medium wanita bernama Florence Cook, yang mengaku bisa memanggil roh pelindung bernama Katie King.

Untuk mencegah kemungkinan penipuan, Crookes memutuskan untuk menyelenggarakan sesi pemanggilan arwah di rumahnya sendiri. Semua peserta yang hadir adalah teman dan kerabat terpercaya. Peralatan fotografi pun dipersiapkan langsung olehnya.

Di hadapan para saksi, muncul sesosok perempuan muda yang diyakini sebagai roh Katie King. Roh tersebut tak hanya dapat berbicara dan berjalan, tapi juga bisa diukur denyut nadinya, ditimbang berat badannya, bahkan difoto. Yang paling mencengangkan—saat Katie King bergerak di dalam ruangan, sang medium Florence Cook ditemukan tak sadarkan diri di balik tirai. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya bukanlah orang yang sama.

Crookes berhasil mengambil 44 foto penampakan roh. Meskipun semasa hidup dia berjanji pada “Katie King” untuk tidak mempublikasikan foto-foto itu, setelah kematiannya, foto-foto tersebut akhirnya dipublikasikan dan menimbulkan kehebohan besar. Bukti-bukti tersebut sulit dijelaskan sebagai halusinasi atau rekayasa semata.

Selaksa Makhluk Memiliki Roh: Pandangan Masyarakat Adat

Namun, kepercayaan akan keberadaan roh tidak hanya ada di dunia Barat. Dalam pandangan dunia banyak masyarakat adat, roh bukanlah entitas yang jauh atau asing, melainkan bagian dari keseharian hidup. Mereka percaya bahwa segala sesuatu memiliki roh—baik hewan yang hidup di hutan maupun roh leluhur suku—yang bertugas menjaga keseimbangan, keamanan, dan keteraturan komunitas.

Dalam banyak budaya tersebut, medium spiritual (biasanya perempuan) dianggap sebagai sosok yang bisa berkomunikasi langsung dengan dunia roh. Mereka dipercaya bisa menyampaikan pesan, restu, dan peringatan dari para leluhur. Peran mereka sangat penting, bahkan menjadi penjaga warisan budaya dan spiritual komunitas.

Keyakinan yang Melampaui Zaman dan Budaya

Baik itu melalui kesaksian William Crookes yang melihat roh dengan mata kepala sendiri, maupun kepercayaan tulus masyarakat adat terhadap leluhur mereka, keduanya mencerminkan kerinduan dan keyakinan mendalam umat manusia akan keberadaan roh pelindung.

Konsep “roh pelindung” atau “dewa penjaga” tak mengenal batas waktu dan budaya. Dia bukan sekadar penghibur batin, tetapi merupakan jembatan spiritual antara manusia dan dimensi yang tak terlihat.

Barangkali, pertanyaan tentang keberadaan roh tidak semestinya hanya berkisar pada “apakah kita bisa melihatnya?”, melainkan “apakah kita memilih untuk percaya?”. Mungkin saja, di sudut-sudut kehidupan yang tak mampu kita tangkap secara inderawi, ada kekuatan yang terus menjaga, membimbing, dan menguatkan langkah kita—tanpa suara, tanpa bentuk, namun selalu hadir. (jhn/yn)

Kisah Memilukan Tentang Seorang Wanita yang Meninggal di Apartemennya dan Tidak Ditemukan Selama Puluhan Tahun

EtIndonesia. Seorang wanita yang sudah meninggal ditinggalkan di rumahnya selama lebih dari tiga dekade sebelum akhirnya ditemukan.

Pada tahun 2008, polisi diberitahu tentang jasad seorang wanita yang ditemukan di tempat tidur sebuah apartemen di Zagreb, Kroasia.

Diyakini bahwa penduduk telah lama mempertanyakan apakah ada orang yang tinggal di rumah tersebut dan akhirnya, rasa ingin tahu menguasai mereka dan mereka membobol apartemen tersebut.

Saat itulah mereka menemukan Hedviga Golik, seorang mantan perawat, meninggl di tempat tidurnya.

Saat itu, tetangga Sime Ugar mengatakan, seperti yang dilaporkan News24: “Ketika saya masuk, saya melihat sesuatu di tempat tidur apartemen kecil yang gelap ini. Saya berlari keluar dan kami menelepon polisi.”

Kabarnya, tetangganya terakhir kali berbicara tentang melihatnya pada tahun 1973, yang menurut dugaan polisi adalah sekitar waktu dia meninggal.

Mengenai mengapa mereka tidak pernah mempertanyakan keberadaannya, mereka yang tinggal di dekatnya mengatakan bahwa rupanya Hedviga telah lama berbicara tentang kepindahannya ke luar negeri sehingga menduga bahwa dia telah melakukannya, demikian dilaporkan Fox News.

Ada pula spekulasi bahwa dia sebenarnya meninggal pada tahun 1966. Kronologi pasti kematiannya belum pernah dikonfirmasi karena para penyelidik mengakui bahwa “hampir mustahil untuk mengatakan dengan pasti”.

Mengenai penyebab kematiannya, dia diyakini meninggal secara alami. Dia masih muda dan dilaporkan meninggal pada usia 49 tahun, kata kantor berita Kroasia Jutarnji.

Tidak ada yang melaporkan kehilangannya dan tidak ada kerabat yang masih hidup yang melapor pada tahun 2008 ketika berita tentang jasadnya yang telah berada di apartemennya selama beberapa dekade tersebar.

Ada spekulasi tentang bagaimana tidak ada yang memperhatikan bau dari jasad Hedviga yang telah menjadi mumi, sesuatu yang tampaknya menjadi pertimbangan The Institute of Forensic Medicine.

Menurut Jutarnji, jika Hedviga meninggal di bulan-bulan musim dingin dan mengenakan selimut atau banyak pakaian, maka hal ini konon dapat membantu menutupi baunya.

Juga, mayat yang membusuk hanya akan berbau selama beberapa minggu atau bulan hingga berubah menjadi mumi, jadi pada akhirnya bau yang berasal dari apartemen Hedviga (jika ada yang memperhatikan) akan mereda.

Wakil perwakilan Institut, Davor Strinović, tetap merasa aneh karena tidak ada yang mencium bau apa pun yang berasal dari rumah tersebut.

Kejadian serupa terjadi beberapa tahun terakhir di Inggris setelah jasad Laura Winham tidak ditemukan di apartemennya hingga tiga tahun setelah kematiannya.

Jenazahnya ditemukan pada tahun 2021 setelah keluarganya khawatir akan keselamatannya. Kakak dan ibu Laura hadir saat polisi tiba untuk menemukan jasadnya yang telah menjadi mumi.(yn)

Sumber: unilad

Pemancing Pahlawan Menggunakan Drone untuk Menyelamatkan Remaja dari Arus Rip

EtIndonesia. Apa yang dimulai sebagai kegiatan memancing di sore hari berubah menjadi misi penyelamatan bagi seorang pria Florida.

Pada hari Kamis, pemancing hiu Pantai Pensacola, Andrew Smith menggunakan drone penangkap ikannya untuk menyelamatkan seorang gadis remaja yang terjebak dalam arus rip (arus kuat yang mengalir menjauh dari pantai menuju laut lepas) yang berbahaya—tindakan yang digambarkan oleh seorang saksi sebagai “tindakan kemanusiaan yang sesungguhnya.”

Smith baru saja selesai bekerja dan bahkan tidak berencana untuk pergi ke pantai hari itu.

“Saya bahkan tidak akan pergi keluar, tetapi kemudian teman saya meyakinkan saya untuk pergi,” katanya. Hanya sepuluh menit setelah tiba, kekacauan terjadi.

Seorang gadis yang panik bergegas menghampiri Smith, dengan putus asa bertanya apakah ada yang bisa berenang—temannya ditarik lebih jauh oleh arus. Smith, yang secara medis tidak bisa berenang karena gangguan kejang, dengan cepat beralih ke satu-satunya alat yang dimilikinya: drone-nya.

“Saya melihat ke bawah ke arah pesawat nirawak itu dan berpikir, ‘Pesawat nirawak itu bisa berenang, tetapi saya tidak bisa,’” kenang Smith.

Dia meraih alat pengapung dan mencoba menjatuhkannya menggunakan pesawat nirawak itu, tetapi angin membuatnya melepaskannya terlalu cepat. Dengan gadis itu berjuang selama beberapa menit di arus yang kuat, keadaan menjadi kritis.

“Saya gemetar hebat,” kata Smith. “Itu sangat menegangkan, saya hampir menangis.”

Tetapi Smith tidak menyerah. Seorang penonton memberinya alat pengapung lain, dan dengan penerbangan kedua yang lebih tepat, Smith berhasil menurunkannya langsung ke tangan remaja itu.

“Dia naik dan mulai mengapung,” katanya. “Itu adalah kesempatan terakhir yang akan kami miliki.”

Butuh waktu lima menit lagi bagi petugas pertolongan pertama untuk tiba, tetapi berkat pemikiran cepat Smith, gadis itu selamat. Petugas darurat mengonfirmasi bahwa tanpa jatuhnya pesawat nirawak kedua itu, dia kemungkinan tidak akan selamat.

“Jika bukan karena jatuhnya pesawat nirawak kedua itu, dia tidak akan selamat,” kata Smith. “Petugas medis, polisi, dan penjaga pantai mengatakan dia tidak akan selamat.”

Gadis itu diperiksa oleh petugas medis dan dipulangkan dalam keadaan sehat.

Penonton Robert Nay, yang memfilmkan penyelamatan itu, menyebut Smith sebagai “pahlawan sejati.”

Ayah remaja itu bahkan melontarkan kata-kata yang lebih keras, menyebut Smith sebagai “malaikat pelindung” putrinya.(yn)

Sumber: sunnyskyz

Lapangan Kriket Terindah di India Tersembunyi di Tengah Perkebunan yang Luas

EtIndonesia. Perkebunan Harrisons Malayalam di Varandarappilly, Kerala, adalah rumah bagi lapangan kriket terindah di India, sebuah oasis tersembunyi di tengah hamparan pepohonan hijau.

Sebuah lapangan kriket terpencil di Kerala, India, telah menarik banyak perhatian daring karena lokasinya yang unik, tersembunyi di tengah perkebunan pohon yang rimbun. Dilihat dari udara, lokasi yang menakjubkan ini tampak seperti lahan terbuka di hutan hujan Amazon di Amerika Selatan, tetapi sebenarnya merupakan salah satu permata tersembunyi di Kerala, alias ‘Negeri Tuhan’.

Awalnya didirikan oleh perusahaan Harrison Malayalam beberapa dekade lalu, sebagai tempat para pekerja perkebunan dapat bersantai, lapangan kriket terpencil ini, yang dapat diakses melalui jalan sempit yang dipenuhi pepohonan yang tidak terlihat dari atas dan di sebagian besar peta, telah menjadi tempat perlindungan bagi karyawan perkebunan dan penduduk setempat.

Lapangan kriket Harrisons Malayalam Plantation baru-baru ini menarik perhatian di India berkat klip yang diambil menggunakan drone yang diunggah di Instagram oleh Sreejith S, seorang vlogger yang dikenal karena menjelajahi permata tersembunyi di negara asalnya.

Video Sreejith ditonton lebih dari 38 juta kali, disukai 4,5 juta kali, dan dikomentari ribuan kali dalam hitungan hari, menjadikannya unggahan terpopulernya sejauh ini.

“Benar-benar menakjubkan. Beberapa orang bahkan mungkin mengira itu AI,” komentar seseorang pada klip Sreejith.

“Betapa beruntungnya orang-orang itu. Ingin bermain di sini sekali dan pensiun,” tulis orang lain.

Salah satu risiko bermain di lokasi yang indah ini adalah kehilangan bola di hutan di sekitarnya, tetapi itu adalah risiko yang sepadan untuk pengalaman itu sendiri.(yn)

Sumber: odditycenral